Kementrian Lembaga: BMKG

  • Peringatan Dini Cuaca BMKG Besok, Minggu 2 Maret 2025: Potensi Hujan Lebat di Sumbar dan Jateng – Halaman all

    Peringatan Dini Cuaca BMKG Besok, Minggu 2 Maret 2025: Potensi Hujan Lebat di Sumbar dan Jateng – Halaman all

    Berikut ini potensi hujan BMKG pada Minggu, 2 Maret 2025, beberapa lokasi di Indonesia berpotensi hujan sangat lebat.

    Tayang: Sabtu, 1 Maret 2025 23:11 WIB

    dok.

    BASAH KUYUP – Hujan deras mewarnai perjalanan touring PCX160 Media Exploration. Kegiatan ini diikuti 30 peserta menempuh rute Sunset Road Kuta menuju Pantai Lovina di Singaraja dan dari Singaraja menuju Ubud, Bali, 22-23 Februari 2025. Berikut ini potensi hujan BMKG pada Minggu, 2 Maret 2025, beberapa lokasi di Indonesia berpotensi hujan sangat lebat. 

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah daerah berpotensi diguyur hujan besok, Minggu, 2 Maret 2025, menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    Dikutip dari meteo.bmkg.go.id, berikut daerah-daerah yang perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem.

    Prakiraan Cuaca Minggu, 2 Maret 2025

    Hujan dengan intensitas ringan berpotensi terjadi di wilayah:

    DKI Jakarta

    Bali

    Nusa Tenggara Timur

    Kalimantan Selatan

    Sulawesi Utara

    Hujan dengan intensitas sedang berpotensi terjadi di wilayah:

    Riau

    Jambi

    Kepulauan Riau

    Hujan dengan intensitas lebat berpotensi terjadi di wilayah:

    Sumatera Utara

    Sumatera Barat

    Bengkulu

    Jawa Tengah

    Sulawesi Barat

    Maluku Utara

    Hujan dengan intensitas sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah:

    Hujan dengan Intensitas Ekstrem Berpotensi Terjadi di Wilayah:

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Mengenal Metode Hisab dan Rukiyatul Hisab dalam Menentukan 1 Ramadan

    Mengenal Metode Hisab dan Rukiyatul Hisab dalam Menentukan 1 Ramadan

    JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memutuskan puasa Ramadan 1446 Hijriah di Indonesia dimulai pada Sabtu (1/3/2025), meski hilal tidak terlihat di mayoritas wilayah Indonesia pada Sidang Isbat, Jumat (28/2) petang.

    “Diputuskan malam ini dalam sidang bahwa 1 Ramadan ditetapkan besok, insya Allah, tanggal 1 Maret 2025,” ujar Nasaruddin Umar dalam konferensi pers usai sidang isbat.

    “Mohon maaf kami terlambat. Harus menunggu bagian paling barat dari Indonesia, Aceh.”

    Umat Muslim di Indonesia memang harus menunggu lebih lama untuk mengetahui hari pertama Ramdan tahun ini. Cuaca mendung di beberapa wilayah di Indonesia menjadi kendala utama yang menyebabkan hilal tidak bisa terpantau secara langsung.

    Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi`i, Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang, Ketua MUI Abdullah Jaidi, dan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad menyampaikan hasil sidang isbat di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (28/2/2025). (ANTARA/Asprilla Dwi Adha/tom)

    Sementara itu Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, sejak 11 Februari 2025 telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025. Hal ini dipaparkan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti.

    Muhammadiyah juga mengumumkan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah pada 31 Maret 2025.

    Dilakukan Sejak 1950-an

    Sidang Isbat memiliki sejarah yang signifikan dalam kehidupan keagamaan dan sosial di Indonesia. Sidang ini diselenggarakan untuk menetapkan awal bulan dalem kalender Hijriah, terutama yang berkaitan dengan ibadah penting umat Islam seperti Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha.

    Sidang Isbat bertujuan memberikan kepastian hukum dan keagamaan kepada masyarakat serta mengurangi perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan. Perlu ada kerja sama antara pemerintah dan ulama untuk menciptakan kesatuan dan integrase di tengah masyarakat.

    Seperti sidang Isbat tahun ini yang dilakukan secara tertutup, dihadiri pewakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), DPR, dan Mahkamah Agung (MA).

    Agenda sidang mencakup pemaparan posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi dan verifikasi hasil pengamatan hilal dari berbagai lokasi pantauan di seluruh Indonesia.

    Sidang Isbat sendiri sudah dilakukan sejak era 1950-an, meski di beberapa sumber menyebut pertama kali pelaksanaannya pada 1962. Untuk menentukan awal Ramadan, sidang Isbat biasanya dilakukan pada 29 Syaban.

    Umat Islam melaksanakan shalat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (28/2/2025). (ANTARA/Sulthony Hasanuddin/tom)

    Mengutip laman Kementerian Agama, sidang isbat penting dilakukan karena Indonesia bukan negara agama, juga bukan negara sekuler. Indonesia tidak bisa menyerahkan urusan agama sepenuhnya kepada orang per orang atau golongan.

    Sidang isbat penting dilakukan karena ada banyak organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam di Indonesia yang juga memiliki metode dan standar masing-masing dalam penetapan awal bulan Hijriyah. Tidak jarang pandangan satu dengan lainnya berbeda, seiring dengan adanya perbedaan mazhab serta metode yang digunakan. Sidang isbat menjadi forum, wadah, sekaligus mekanisme pengambilan keputusan.

    “Inilah yang menjadi nilai lebih bahwa keputusan diambil bersama, nilai-nilai demokrasi sangat tampak dengan kehadiran seluruh ormas yang hadir pada saat sidang isbat,” tegas Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Ditjen Bimas Islam, Adib.

    Perbedaan Metode Dua Ormas 

    Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, sering berbeda dalam menetapkan awal bulan Hijriyah, terutama Ramadan, Syawal, Zulhijah.

    Peneliti dari Kementerian Agama RI, Suhanah, menjelaskan penyebab perbedaan penetapan awal Ramadhan dapat ditinjau dari aspek metodenya. Muhammadiyah menggunakan metode hisab (perhitungan) dalam penentuan 1 Ramadan, sementara NU menggunakan metode rukyat (mengamati hilal secara langsung).

    “Kedua kelompok ini sulit disatukan karena mempunyai alasan fikih masing-masing yang berbeda satu sama lainnya. Bagi masyarakat yang ada di wilayah Kota Semarang, perbedaan tersebut banyak menimbulkan keresahan bagi kalangan masyarakat awam,” katanya dikutip dari Jurnal Harmoni.

    Mengutip laman MUI, hisab secara bahasa berarti menghitung. Seperti namanya, penentuan awal bulan menggunakan metode hisab mengandalkan hitungan falak atau ilmu astronomi.

    Hasil dari perhitungan ini nantinya akan digunakan untuk memastikan wujud dari hilal. Dengan kata lain, penetapan awal bulan dengan metode hisab tidak perlu dilakukan dengan melihat hilal secara langsung, melainkan cukup menggunakan perhitungan sistematis.

    Alasan Muhammadiyah menggunakan metode ini karena salah satunya mengacu pada Surah Ar-Rahman ayat 5 yang artinya “matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan”.

    Sementara itu, hilal untuk menentukan awal bulan baru meliputi lengkungan bulan sabit paling tipis yang ada pada ketinggian rendah. Posisi hilal berada di atas ufuk barat setelah matahari terbenam dan harus bisa diamati.

    Dalam mengamati hilal menggunakan metode rukyat, ada tiga cara yang dapat dilakukan yaitu mengamati dengan mata telanjang, bantuan alat optik atau teleskop, hingga alat optik termutakhir yang terhubung dengan sensor atau kamera.

    Metode rukyat untuk menetapkan awal bulan tercermin dalam sabda Rasululllah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

    Meski seringkali terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan melalui metode hisab dan rukyat, MUI menegaskan tidak ada yang salah dari dua metode tersebut karena keduanya berasal dari ijtihad para ulama.

    Selain itu, MUI juga telah mengeluarkan Fatwa Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Fatwa tersebut mewajibkan warga negara Indonesia menaati ketetapan pemerintah ketika terjadi perbedaan pendapat soal awal Ramadan.

    Ramadan 1446 H Berbeda dengan Negara Tetangga

    Dalam konferensi pers setelah sidang isbat, Menag Nasaruddin Umar mengatakan hilal akhirnya ditemukan di provinsi paling barat di Aceh. Itu setelah kondisi objektif hilal dari Indonesia bagian timur, tengah, sampai bagian barat, di ekor pulau Jawa tidak dimungkinkan untuk menyaksikan hilal.

    “Ternyata ditemukan hilal di provinsi paling barat di Aceh, sudah disumpah juga oleh hakim, dengan demikian 2 orang yang menyaksikan hilal itu, ditambah dengan pengukuhan, oleh hakim agama setempat,” jelas Nassaruddin.

    Untuk Ramadan 1446 H, baik Indonesia maupun Arab Saudi memulai puasa di tanggal yang sama, yaitu 1 Maret 2025. Namun demikian, sebelumnya dalam penentuan awal Ramadan atau Idulfitri di Indonesia seringkali berbeda dengan di Arab Saudi. Contohnya pada Ramadan tahun lalu, ketika pemerintah Arab Saudi menetapkan puasa pertama jatuh pada Senin, 11 Maret 2024, sedangkan pemerintah Indonesia melalui menetapkan 1 Ramadan jatuh pada Selasa, 12 Maret.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menuturkan, perbedaan penentuan tersebut bukan disebabkan oleh kriteria yang berbeda, tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan keputusan antara pemerintah kedua negara.

    “Prinsipnya semakin ke barat, negara-negara yang lebih barat itu lebih bisa melihat posisi bulan yang lebih tinggi dan jarak bulan yang lebih jauh dari posisi matahari,” kata Thomas dikutip dari Antara, Selasa (25/2/2025).

    Siswa TK menjadi peserta Pawai Tarhib menyambut Ramadhan di Kota Palangka Raya, Selasa (21/3/2023). (ANTARA/Rendhik Andika)

    Secara teori, kata Thomas, wilayah barat berpotensi melihat hilal lebih besar dibandingkan dengan wilayah timur.

    “Jadi sebenarnya wajar ketika di Arab Saudi itu sudah terlihat hilal, padahal di Indonesia belum (terlihat), itu wajar,” ujarnya.

    Untuk tahun ini, baik Indonesia maupun Arab Saudi menetapkan 1 Maret 2025 sebagai 1 Ramadan 1446 Hijriah. Tetapi, awal puasa Ramadan di Indonesia berbeda dengan negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam yang jatuh pada Minggu, 2 Maret.

    Perbedaan tanggal awal puasa antara Indonesia dan negara-negara tetangga karena di tiga negara tersebut tidak terlihat hilal, serta tidak terpenuhinya kriteria rukyat (pengamatan hilal) yang berpedoman pada Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Dalam MABIMS, dijelaskan kriteria hilal minimum ialah berada di ketinggian tiga derajat dan elongasi 6,4 derajat.

  • Gempa Terkini Sore ini 2 Menit yang Lalu, Sabtu 1 Maret 2025, Info BMKG

    Gempa Terkini Sore ini 2 Menit yang Lalu, Sabtu 1 Maret 2025, Info BMKG

    Gempa Terkini Sore ini 2 Menit yang Lalu, Sabtu 1 Maret 2025, Info BMKG

    TRIBUNJATENG.COM – Terjadi gempa bumi di sejumlah wilayah Indonesia pada Sabtu sore (1/3/2025).

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi sebanyak 4 kali dibeberapa wilayah Indonesia dengan magnitude berbeda-beda. 

    Berikut informasi titik lokasi gempa bumi yang terjadi di wilayah Indonesia pada Sabtu 1 Maret 2025:

    1. Gempa Bumi Sumbar

    Gempa Mag:3.2, 01-Mar-2025 14:52:13WIB, Lok:0.76LS, 99.89BT (31 km BaratDaya PARIAMAN-SUMBAR), Kedlmn:51 Km

    Pukul 14.52.13 WIB, sebuah gempa dengan magnitudo 3.2 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 0.76 Lintang Selatan (LS) dan 99.89 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 31 km Barat Daya Pariaman Sumbar. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 51 kilometer.

    2. Gempa Bumi NTT

    Gempa Mag:3.7, 01-Mar-2025 15:53:09WIB, Lok:9.34LS, 124.75BT (21 km TimurLaut TIMORTENGAHUT-NTT), Kedlmn:10 Km

    Pukul 15.53.09 WIB, sebuah gempa dengan magnitudo 3.7 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 9.34 Lintang Selatan (LS) dan 124.75 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 21 km Timur Laut Timor Tengah Utara NTT. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 10 kilometer.

    3. Gempa Bumi Aceh

    Gempa Mag:3.8, 01-Mar-2025 16:47:45WIB, Lok:4.89LU, 96.04BT (29 km BaratDaya KAB-PIDIEJAYA-ACEH), Kedlmn:10 Km

    Pukul 16.47.45 WIB, sebuah gempa dengan magnitudo 3.8 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 4.89 Lintang Utara (LU) dan 96.04 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 29 km Barat Daya Kab PidieJaya Aceh. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 10 kilometer.

    4. Gempa Bumi Sulut

    Gempa Mag:4.1, 01-Mar-2025 17:22:59WIB, Lok:1.63LU, 124.28BT (58 km BaratLaut AMURANG-MINSEL-SULUT), Kedlmn:287 Km

    Pukul 17.22.59 WIB, sebuah gempa dengan magnitudo 4.1 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 1.63 Lintang Utara (LU) dan 124.28 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 58 km Barat Laut Amurang Minsel Sulut. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 287 kilometer.

    Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

    Sama seperti gempa sebelumnya, informasi ini disampaikan oleh BMKG dengan peringatan bahwa hasil pengolahan data masih bisa mengalami perubahan seiring dengan kelengkapan data yang lebih lanjut.

    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan atau dampak lebih lanjut akibat gempa ini.

    BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap informasi resmi yang akan diumumkan secara lebih detail.

     

  • Orang Berjatuhan-Tanah Bergerak Bak Air Saat Gempa M7,9 Hantam Ambon

    Orang Berjatuhan-Tanah Bergerak Bak Air Saat Gempa M7,9 Hantam Ambon

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada 17 Februari 1674, gempa berkekuatan M7,9 mengguncang Ambon, Maluku, diikuti tsunami setinggi 100 meter yang menyapu daratan dan menewaskan 2.322 orang. Salah satu saksi mata yang selamat dari bencana dahsyat ini adalah George Eberhard Rumphius, seorang naturalis asal Jerman yang mencatat peristiwa mengerikan tersebut dalam kesaksian tertulisnya.

    Rumphius tiba di Ambon pada 1653 sebagai tentara VOC. Namun, ketertarikannya lebih besar terhadap alam daripada mengokang senjata. Karena dianggap tidak cocok sebagai prajurit, VOC memindahkannya ke dinas sipil.

    Pemindahan ini disambut baik dan membuat Rumphius mempelajari alam dan kebudayaan. Sampai akhirnya, upaya ini membuat Rumphius tercatat dalam sejarah sains sebagai naturalis ternama. Dia kemudian menuliskan pengamatannya soal alam dalam buku tebal berjudul Herbarium Amboinense.

    Buku itu tak hanya berisi makhluk hidup, tetapi juga ihwal kesaksiannya soal bencana alam dahsyat di Ambon pada Sabtu, 17 Februari 1674. Hari itu, Rumphius bekerja seperti biasa dari matahari terbit hingga tenggelam. Tak ada keanehan apapun sampai akhirnya jam menunjukkan pukul 19.30 waktu setempat.

    Tak ada angin dan hujan, lonceng-lonceng di Kastil Victoria, Ambon, bergerak dan berdentang sendiri. Banyak orang, termasuk Rumphius, bertanya-tanya atas apa yang terjadi. Namun, itu semua teralihkan oleh tanah yang bergerak bak air.

    “Orang berjatuhan ketika tanah bergerak naik turun seperti lautan. Begitu gempa mulai menggoyang, seluruh garnisun, kecuali beberapa orang yang terperangkap di atas benteng, mundur ke lapangan di bawah benteng,” ungkap Rumphius.

    Mereka pergi ke lapangan besar harapan bisa selamat. Sayang, itu salah. Selang beberapa detik, air laut tiba-tiba naik ke daratan. Praktis, semua orang lari tunggang-langgang ke tempat lebih tinggi untuk menyelamatkan diri.

    “Air itu sedemikian tinggi hingga melampaui atas rumah dan menyapu bersih desa. Batuan koral terdampar jauh dari pantai,” kenang Rumphius.

    Pria kelahiran 1 November 1627 itu adalah sedikit orang yang bisa berlari kencang ke tempat lebih tinggi. Sementara ada 2.322 orang lain di Ambon dan Pulau Seram tertimbun reruntuhan dan tergulung air laut. Dua dari ribuan korban meninggal ada istri dan anak perempuan Rumphius.

    Gempa dan Tsunami Dahsyat Sepanjang Sejarah

    Ratusan tahun setelah gempa, kesaksian Rumphius membuka tabir sejarah bencana alam di Indonesia. BMKG menyebut cerita tersebut menjadi yang pertama dalam sejarah dan catatan tsunami tertua di Nusantara.

    “Gempa Ambon 1674 merupakan gempa dan tsunami dahsyat yang pertama dalam catatan Nusantara,” ungkap Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam webinar “Peringatan Tsunami Ambon 1674”, Selasa (18/2/2025).

    Dalam penelitian kontemporer, diketahui gempa tersebut diperkirakan memiliki kekuatan sebesar M7,9 dan sangat merusak. Bukan hanya diakibatkan getaran gempa, tetapi juga soal dampak lanjutannya.

    Gempa membuat tanah Ambon mengalami likuifaksi atau hilangnya kekuatan tanah akibat getaran gempa bumi. Tanah pun menghisap segala sesuatu di atasnya. Ini dibuktikan oleh cerita Rumphius soal “tanah bergerak naik turun seperti lautan”.

    Soal tsunami diperkirakan memiliki ketinggian 100 meter yang menggulung Ambon. Daryono menyebut tsunami ekstrem di Ambon tak hanya disebabkan oleh getaran semata, tapi juga faktor lain, yakni tanah longsor pantai yang dipicu gempa.

    “Kalau kita melihat kasus-kasus tsunami di Indonesia. (Misalkan) kita lihat tsunami Flores 1992, kalau hanya murni melihat magnitud sebesar 7,8 Skala Magnitudo, itu tidak sedahsyat itu tsunaminya sampai 30 meter dan melompati pulau babi. Bahkan Tsunami Aceh kalau melihat magnitud tak sebesar itu. Artinya sumbangan signifikan terbentuknya tsunami adalah longsoran pantai,” tutur Daryono.

    Dengan demikian, Tsunami Ambon 1674 menjadi bukti bahwa longsor merupakan sumber bahaya tsunami penting di Indonesia. Sebab, tsunami-tsunami setelahnya di era modern, banyak disebabkan oleh gempa yang diikuti longsoran pantai. Berarti, Tsunami Ambon 1674 yang menghasilkan gelombang setinggi 100 meter jadi gelombang terbesar sepanjang sejarah Nusantara.

    Kesaksian Rumphius tentang gempa Ambon 1674 menjadi catatan penting dalam sejarah bencana Indonesia. Ia tidak hanya menjadi saksi mata tsunami terdahsyat Nusantara, tetapi juga memberikan pemahaman tentang bagaimana gempa dapat memicu longsor bawah laut yang memperparah dampak tsunami.

    (mfa/dce)

  • Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Kabupaten Cilacap Ramadan Hari Kedua Besok Minggu 2 Maret 2025

    Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Kabupaten Cilacap Ramadan Hari Kedua Besok Minggu 2 Maret 2025

    TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Berikut jadwal imsak dan buka puasa besok di Kabupaten Cilacap, ramadan hari pertama besok, Minggu 2 Maret 2025.

    Jadwal ini meliputi waktu imsak, salat, dan buka puasa di Kabupaten Cilacap, Minggu (2/3/2025).

    Imsakiyah ramadan, menjadi acuan bagi seluruh umat muslim melaksanakan ibadah.

    Pastikan anda mengetahui jadwal imsakiyah hari ini, agar aktivitas maupun ibadah berjalan lancar hari ini.

    Jadwal imsakiyah juga menjadi acuan bagi para takmir masjid atau musala untuk melaksanakan tugasnya menandai waktu salat.

    Selain penanda waktu salat, imsakiyah juga sebagai penanda waktu dimulainya maupun berakhirnya puasa hari ini.

    Berikut jadwal imsakiyah hari ini, ramadan 2025/1446 Hijriyah di Kabupaten Cilacap dan sekitarnya.

    IMSAK: 04.24 WIB

    SUBUH: 04.34 WIB

    TERBIT: 05.45 WIB

    DHUHA: 06.14 WIB

    DHUHUR: 12.01 WIB

    ASHAR: 15.02 WIB

    MAGHRIB: 18.08 WIB

    ISYA: 19.16 WIB

    Itulah jadwal imsakiyah untuk wilayah Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, Minggu (2/3/2025).

    Sementara untuk akurasi jam akses Web, berdasarkan jam BMKG (yang dipakai dengan WIB).

    Demikian jadwal imsakiyah dan buka puasa di wilayah Kabupaten Cilacap yang dikeluarkan oleh Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. 

    Semoga bermanfaat bagi Anda dan selamat menunaikan ibadah puasa. (pnk)

  • Ini Panduan Menghadapi Aquaplaning Saat Berkendara

    Ini Panduan Menghadapi Aquaplaning Saat Berkendara

    JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa musim hujan tahun ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret atau April 2025 akibat fenomena La Niña lemah, yang berpotensi meningkatkan curah hujan di berbagai wilayah.

    Hujan deras dan petir dapat menyebabkan genangan di jalan raya, yang meningkatkan risiko aquaplaning—kondisi saat ban kehilangan traksi karena lapisan air di permukaan jalan, mengakibatkan kendaraan meluncur tanpa kendali. Risiko ini lebih tinggi pada pengendara yang melaju dengan kecepatan tinggi atau menggunakan ban yang sudah aus.

    BACA JUGA; Hal Penting yang Harus Diperhatikan Ketika Berkendara Motor untuk Pemula

    Ketidaktahuan tentang cara mengatasi aquaplaning bisa berakibat fatal. Banyak pengendara cenderung secara refleks menekan rem atau membanting setir, yang justru dapat memperburuk situasi. Oleh karena itu, penting bagi pengemudi untuk memahami langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi kondisi ini untuk mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan keselamatan di jalan.

    Hankook Tire, produsen ban global asal Korea Selatan, berbagi tips penting yang bisa dilakukan pengemudi saat menghadapi aquaplaning, serta menekankan pentingnya memilih ban yang tepat untuk meningkatkan keselamatan berkendara.

    1. Lepaskan pedal gas secara perlahan
    Saat mobil mulai mengalami aquaplaning, segera lepaskan pedal gas secara perlahan. Hindari menaikkan kaki secara mendadak, karena hal ini dapat memperparah hilangnya traksi dan semakin sulit mengendalikan kendaraan. Mengurangi kecepatan secara bertahap memberikan waktu bagi ban untuk kembali mendapatkan cengkeraman di permukaan jalan.

    2. Hindari menginjak rem secara mendadak
    Menekan rem secara tiba-tiba dapat menyebabkan ban terkunci, yang membuat kendaraan semakin sulit dikendalikan. Tekan rem secara perlahan untuk menjaga kontrol. Pada kendaraan yang dilengkapi dengan Anti-lock Braking System (ABS), sistem ini akan mencegah roda terkunci. Untuk kendaraan tanpa ABS, gunakan teknik pengereman bertahap hingga kendaraan melambat dengan aman.

    3. Kendalikan stir dengan perlahan
    Hindari gerakan setir yang tiba-tiba karena dapat menyebabkan kendaraan tergelincir lebih jauh. Sebaiknya arahkan mobil ke jalur yang lebih stabil secara perlahan, dan koreksi arah dengan hati-hati setelah roda kembali mendapatkan cengkeraman.

  • Jakarta cerah berawan di hari pertama Ramadan 1446 H

    Jakarta cerah berawan di hari pertama Ramadan 1446 H

    BMKG memprakirakan sebagian wilayah Jakarta cerah berawan pada Sabtu. (ANTARA/ISMAR PATRIZKI)

    Jakarta cerah berawan di hari pertama Ramadan 1446 H
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 01 Maret 2025 – 06:15 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah Jakarta cerah berawan pada Sabtu, bertepatan dengan hari pertama Ramadan 1446 Hijriah.

    Informasi BMKG yang dikutip ANTARA dari laman media sosialnya di Jakarta, Sabtu, menyebutkan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat berpotensi cerah berawan pada pagi hari dan mulai berawan tebal pada siang hingga malam hari.

    Suhu di kedua wilayah Daerah Khusus Jakarta itu diprakirakan mencapai 27 derajat Celcius.

    Berbeda dari kedua wilayah itu, BMKG memprakirakan Jakarta Selatan cerah berawan pada pagi hari, dan mulai berawan tebal pada siang hari.

    Pada sorenya, wilayah itu diprakirakan dilanda hujan dengan intensitas ringan dan kembali berawan tebal pada malam hari. Suhu di Jakarta Selatan diprakirakan mencapai 26 derajat Celcius.

    Adapun Jakarta Timur berawan pada Sabtu pagi dan berawan tebal pada siang hari. Pada sore hari, wilayah itu diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas ringan sebelum kemudian berawan tebal pada malam hari. Suhu Jakarta Timur diprakirakan mencapai 26 derajat Celcius.

    Sementara itu, wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu berawan pagi ini, lalu berawan tebal pada siang hari hingga malam hari dengan suhu berada pada 27 dan 28 27 derajat Celcius.

    Sumber : Antara

  • Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Maluku Tenggara, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

    Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Maluku Tenggara, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

    Jakarta, Beritasatu.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,0 mengguncang Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, pada Sabtu (1/3/2025) pukul 04.58 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 158 kilometer.

    “Gempa Mag:6,0 (228 km barat daya Maluku Tenggara), kedalaman: 158 km, tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG dalam akun resminya di platform X.

    BMKG mencatat gempa terjadi di koordinat 5,81 Lintang Selatan dan 130,68 Bujur Timur, tepatnya 228 km barat daya Maluku Tenggara. Selain itu, gempa juga dirasakan di beberapa wilayah di sekitar episentrum, termasuk wilayah Tenggara Banda.

    Meski memiliki magnitudo yang cukup besar, BMKG menyebut gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

    Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai dampak gempa, baik kerusakan infrastruktur maupun korban jiwa. BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

    Pihak berwenang masih melakukan pemantauan lebih lanjut untuk memastikan kondisi di wilayah terdampak. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari BMKG guna menghindari berita hoaks terkait gempa ini.

  • Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Maluku Tenggara, Tak Berpotensi Tsunami
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Maret 2025

    Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Maluku Tenggara, Tak Berpotensi Tsunami Regional 1 Maret 2025

    Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Maluku Tenggara, Tak Berpotensi Tsunami
    Editor
    KOMPAS.com
    – Gempa magnitudo 6,0 mengguncang
    Maluku
    Tenggara, Sabtu (1/3/2025) pukul 04.58 WIB.
    Lokasi gempa berada di 228 km Barat Daya Maluku Tenggarra.
    “Lok:5.81 LS,130.68 BT (228 km BaratDaya MALUKUTENGGARA), Kedlmn:158 Km, tdk berpotensi,” tulis BMKG.
    Sejauh ini belum diketahui dampak atau kerusakan dari gempa di
    Maluku Tenggara
    tersebut.

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Laporan Gempa 1 Maret 2025 Berdasarkan BMKG pukul 04:58:41 WIB
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Maret 2025

    Laporan Gempa 1 Maret 2025 Berdasarkan BMKG pukul 04:58:41 WIB Regional 1 Maret 2025

    Laporan Gempa 1 Maret 2025 Berdasarkan BMKG pukul 04:58:41 WIB
    Penulis
    Gempa bumi
    berkekuatan 6.00 Skala Richter mengguncang Banda, Sabtu 1 Maret 2025 pukul 04:58:41 WIB.
    Berdasarkan laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berlokasi di 5.81 derajat Lintang Selatan – 130.68 derajat Bujur Timur pada kedalaman 158 kilometer.
    Adapun Pusat gempa berada di laut 167 km Tenggara Banda. “Tidak berpotensi tsunami” kata BMKG dalam keterangannya.
    Berikut daerah yang merasakan gempa:
    II MMI (dirasakan sebagian orang):
    Banda Naira
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.