Kementrian Lembaga: BMKG

  • KKP ingatkan nelayan waspadai siklon tropis FINA demi keselamatan

    KKP ingatkan nelayan waspadai siklon tropis FINA demi keselamatan

    untuk mencegah kecelakaan para nelayan diimbau untuk tidak melaut beberapa saat demi keselamatan bersama

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan seluruh nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memprioritaskan keselamatan saat melaut di tengah cuaca ekstrem siklon tropis FINA yang diprediksi masih terus berlangsung di kawasan Indonesia Timur.

    Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Lotharia Latif meminta para nelayan dan pemilik kapal perikanan agar mematuhi standar operasional kapal perikanan atau tidak melaut dalam beberapa waktu hingga cuaca kembali normal.

    “Seperti kita tahu, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tentang potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang yang mengakibatkan gelombang tinggi di kawasan Laut Arafuru,” kata Latif dalam keterangan di Jakarta, Senin.

    Latif juga meminta jajarannya, para syahbandar di pelabuhan perikanan untuk tidak mengeluarkan persetujuan berlayar apabila cuaca masih belum kembali normal.

    “Risiko melaut sangat tinggi, sehingga untuk mencegah kecelakaan para nelayan diimbau untuk tidak melaut beberapa saat demi keselamatan bersama,” imbuhnya.

    Dia mengajak seluruh pelaku usaha dan nelayan untuk meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, tidak hanya petugas di pelabuhan perikanan, namun juga BMKG untuk terus memantau kondisi cuaca.

    Selain itu, Latif juga terus mengingatkan pemilik kapal agar menjamin perlindungan sosial untuk awak kapal perikanan melalui asuransi ketenagakerjaan yang sifatnya wajib dimiliki seluruh pekerja di atas kapal perikanan.

    Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan berbagai jaminan sosial harus diberikan kepada masyarakat kelautan dan perikanan.

    Hal itu merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan.

    Menurut penjelasan di laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), siklon tropis adalah badai kuat yang memiliki jangkauan cukup luas, dengan radius rata-rata sekitar 150–200 km.

    Fenomena ini terbentuk di lautan lepas yang memiliki suhu permukaan air hangat, biasanya di atas 26,5 °C. Di bagian pusatnya, angin berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam.

    Secara ilmiah, siklon tropis merupakan sistem tekanan rendah berskala sinoptik yang muncul di perairan hangat, disertai kumpulan awan konvektif.

    Kecepatan angin maksimumnya harus mencapai minimal 34 knot di lebih dari setengah area yang mengelilingi pusat badai dan bertahan setidaknya enam jam.

    Pada beberapa siklon tropis, terbentuk bagian tenang di tengah yang dikenal sebagai mata siklon. Area ini memiliki angin yang relatif lemah dan hampir tanpa awan. Ukuran mata siklon bervariasi, mulai dari 10 hingga 100 km.

    Mata ini dikelilingi oleh dinding mata zona berbentuk cincin dengan ketebalan mencapai sekitar 16 km yang menjadi lokasi angin terkuat dan hujan paling intens.

    Siklon tropis umumnya bertahan antara 3 hingga 18 hari. Karena sumber energi-nya berasal dari perairan hangat, fenomena ini akan perlahan melemah saat memasuki perairan yang lebih dingin atau saat bergerak ke daratan.

    Istilah untuk siklon tropis berbeda-beda tergantung wilayah pembentukannya. Jika terjadi di Samudra Pasifik Barat, dikenal sebagai typhoon atau topan. Di sekitar wilayah India dan Australia disebut cyclone, sedangkan di Samudra Atlantik lebih dikenal dengan nama hurricane.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Salah Prediksi Langit, Kala Laut Menggulung Nyawa Nelayan Tua di Ketapang Kalbar

    Salah Prediksi Langit, Kala Laut Menggulung Nyawa Nelayan Tua di Ketapang Kalbar

    Berita itu menyambar Desa Sukabangun seperti petir yang jatuh dekat rumah. Tangis pecah di rumah kayu itu. Tetangga berdatangan membawa doa, bacaan pendek, dan pelukan. Anak-anak dulu sering menerima ikan pemberian Asmi kini hanya diam menunduk.

    Mereka mungkin tak sepenuhnya mengerti arti kematian, namun mereka merasakan kehilangan dalam laut biasa memberi kehidupan, kini telah merenggut seseorang yang mereka cintai selamanya.

    Asmi pulang, tapi tidak dengan cara yang diharapkan. Jenazahnya dibaringkan di ruang tengah, dikelilingi warga datang mengucap belasungkawa. 

    Peristiwa ini bukan kasus tunggal. Dalam lima bulan terakhir, SAR Pontianak menangani 14 insiden kedaruratan laut yang sebagian besar dipicu cuaca ekstrem.

    Data BMKG menunjukkan peningkatan 29–33 persen intensitas hujan ekstrem di Kalbar dalam dua tahun terakhir.

    Gelombang dapat mencapai 2–2,5 meter di perairan Ketapang bagian selatan. Kecepatan angin melonjak dari 10 knot menjadi 30 knot dalam beberapa jam saja.

    Pola angin baratan menuju Selat Karimata menyebabkan pembentukan badai lokal berbahaya.

    Laut Kalbar kini bukan lagi laut yang jinak. Ia berubah menjadi lautan memerlukan kewaspadaan setingkat lebih tinggi, khususnya bagi nelayan kecil menggantungkan hidup pada perahu sederhana.

    Usai operasi pencarian, Junetra kembali memberi imbauan keras. “Melihat intensitas cuaca ekstrem mungkin masih berlangsung selama beberapa hari, kami mengimbau masyarakat pesisir untuk menunda aktivitas di lapangan.”

    Ia menambahkan, “Utamakan keselamatan dan terus memantau prakiraan cuaca guna menghindari kejadian tidak diinginkan.”

    Namun bagi keluarga Asmi, imbauan ini tiba seperti bayangan yang datang setelah pintu tertutup. Terlambat. Pahit. Menyesakkan.

    Laut berubah. Hidup yang harus beradaptasi. Kisah Asmi menyisakan pertanyaan besar, bagaimana nelayan kecil menghadapi cuaca ekstrem semakin tak menentu?

    Banyak dari mereka masih mengandalkan “tanda alam” sebagai pegangan. Namun alam kini telah berubah wajah.

    Di tengah perubahan iklim, langit tak lagi bisa dibaca. Angin berubah tak terduga, gelombang menghantam tanpa pola, dan badai datang tiba-tiba.

    Nelayan pun berlayar dalam kebingungan, bagai menebak-nebak amarah alam yang kian tak bersahabat.

    Karena itulah, mereka butuh informasi cuaca cepat, peringatan dini sampai ke pelosok pesisir, serta teknologi navigasi yang murah dan mudah. Sebab, nyawa mereka tak boleh lagi jadi taruhan hanya karena ketiadaan akses dan pengetahuan.

    Tanpa itu, tragedi seperti yang menimpa Asmi hanya menunggu giliran untuk terulang. 

    Asmi mungkin hanya seorang nelayan kecil. Namun kisahnya adalah potret generasi hidup dari laut tanpa banyak perlindungan.

    Generasi yang mengajarkan ketangguhan, namun kini terdesak oleh alam yang tidak lagi ramah.

    Ia pergi dengan cara yang sunyi, namun meninggalkan pesan yang nyaring. Bahwa laut tidak lagi sama. Bahwa cuaca tidak lagi bisa ditebak. Bahwa keselamatan harus menjadi hal pertama, bukan terakhir.

    Kehidupan pesisir membutuhkan perhatian dunia lebih dari sebelumnya. Malam tiba di Ketapang. Laut tampak tenang, seolah tidak pernah mengamuk.

    Tapi bagi keluarga Asmi, bagi Desa Sukabangun, dan bagi para petugas SAR menyaksikan langsung ganasnya badai, ketenangan itu kini hanya ilusi.

    Di baliknya, ada nama yang hilang. Ada perahu yang tak pulang. Ada nelayan tua yang tidak sempat berkata, “Saya balik cepat.” Laut menyimpan banyak cerita. Cerita Asmi kini menjadi salah satunya.

     

  • Kemenhub Siapkan Tiga Pelabuhan Penyeberangan di Merak, Antisipasi Lonjakan Nataru

    Kemenhub Siapkan Tiga Pelabuhan Penyeberangan di Merak, Antisipasi Lonjakan Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan sejumlah strategi menghadapi lonjakan penumpang saat masa liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) di Pelabuhan Merak dan Bakauheni. 

    Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Aan Suhanan menekankan bahwa simpul transportasi tersebut menjadi titik krusial dalam arus penyeberangan, setidaknya dalam dua tahun terakhir. 

    Mengingat, kerap terjadi macet parah atau ‘horor’ di Pelabuhan Merak akibat penumpukan kendaraan. 

    “Kami sudah menyiapkan beberapa strategi yang akan dilaksanakan saat operasi nanti karena selama dua tahun terakhir Merak jadi salah satu titik krusial saat masa Nataru,” ujar Aan dalam keterangan resmi, dikutip pada Senin (24/11/2025). 

    Aan menjelaskan, strategi dilakukan dengan menerapkan skema pembagian tiga pelabuhan penyeberangan di Pelabuhan Merak untuk mengurai kepadatan. Termasuk menyiapkan satu pelabuhan pendukung sebagai contingency plan.

    Pertama, BBJ Bojonegara, Pelabuhan Merak sendiri, dan Ciwandan. Sementara satu dermaga untuk contingency planapabila tiga pelabuhan tadi sudah tidak bisa menampung, Aan akan membuka Pelabuhan KBS (Krakatau Bandar Samudera). 

    Sementara di sisi Bakauheni, volume kendaraan juga dibagi di tiga pelabuhan. Di antaranya BBJ Muara Pilu untuk arus dari dan ke BBJ Bojonegara, lintasan utama Pelabuhan Bakauheni dengan Pelabuhan Merak, serta Pelabuhan PT Wijaya Karya Beton untuk arus dari dan ke Ciwandan.

    Strategi lainnya, yakni akan diterapkan delaying system menuju Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni. Pelaksanaan delaying system ini melalui penerapan buffer zone (zona penyangga) di rest area jalan tol serta jalan arteri. 

    “Berarti harus ada untuk parkir kendaraan ketika terjadi situasi yang tidak bisa dilangsungkan penyeberangan. Ini semua sudah disiapkan baik di Merak maupun di Bakauheni,” lanjut Aan. 

    Adapun, buffer zone di Merak yakni rest area KM 13, KM 43, KM 68, jalan arteri Cikuasa Atas yang bisa menampung total 1.050 kendaraan kecil dan 200 kendaraan roda dua. Sedangkan penerapan delaying system di Lampung tersebar di delapan titik buffer zone dengan total kapasitas parkir 1.190 kendaraan kecil. 

    Lebih lanjut, Aan juga meminta semua stakeholder untuk mewaspadai cuaca ekstrem di bulan Desember. Aan mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan terjadi pada Desember hingga Januari.

    Aan meyakini penyelenggaraan Nataru kali ini dapat berjalan lancar dan sukses berkat persiapan strategi yang matang dan koordinasi semua stakeholder. 

    Sebelumnya, Kemenhub juga mengantisipasi lonjakan dan kepadatan di Pelabuhan Ketapang pada Nataru mendatang. 

    Salah satunya, melalui pengaturan pergerakan kendaraan di Pelabuhan Penyebrangan Ketapang, penambahan kapal, pemberlakuan buffer zone, hingga pembatasan kuota tike

  • Cuaca Madiun–Pacitan 24 November: Hujan Ringan dan Awan Tebal Mendominasi

    Cuaca Madiun–Pacitan 24 November: Hujan Ringan dan Awan Tebal Mendominasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di wilayah Madiun dan Pacitan pada Senin, 24 November 2025 diprediksi berlangsung relatif stabil, meski masih dibayangi kondisi berawan dan hujan ringan pada beberapa titik.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa ketiga wilayah ini memiliki pola cuaca yang cukup serupa, terutama dalam dominasi awan serta kelembapan udara yang tinggi.

    “Kondisi awan cukup tebal sejak pagi sehingga potensi hujan ringan tetap ada, terutama di area perkotaan,” ujarnya.

    Di Kota Madiun, cuaca berawan akan menyelimuti wilayah tersebut sejak pukul 06.00 WIB. Menjelang siang, tepatnya pada pukul 10.00 WIB, hujan ringan diperkirakan mengguyur beberapa bagian kota. Meski begitu, hujan ini tidak berlangsung lama karena pada pukul 13.00 WIB cuaca kembali berubah menjadi berawan dan bertahan hingga malam hari.

    “Pola hujannya tidak terlalu intens, hanya berlangsung singkat sebelum kembali mendung,” jelas Oky.

     

    Suhu udara di Kota Madiun bergerak di rentang 23–30 derajat Celcius, dengan hembusan angin dari Selatan sekitar 16,1 km/jam. Tingkat kelembapan yang tinggi, yaitu 70–93 persen, membuat udara terasa cukup lembab sejak pagi hingga malam.

    Kabupaten Madiun juga diprediksi mengalami kondisi cuaca serupa dengan Kota Madiun. Awan tebal mendominasi dari pagi hingga malam hari. Suhu di wilayah kabupaten berada pada kisaran 22–29 derajat Celcius, sedikit lebih rendah dibandingkan wilayah kota.

    Angin bertiup dari arah Timur Laut dengan kecepatan 9,3 km/jam, sementara kelembapan udara berada pada 73–94 persen. Menurut Oky, wilayah kabupaten umumnya mengikuti pola cuaca kota karena faktor geografis dan kedekatan wilayah, sehingga perbedaan suhunya tidak terlalu signifikan.

    Sementara itu, Pacitan diprediksi tidak mengalami hujan sepanjang hari, namun tetap diselimuti awan dari pagi hingga malam. Mulai pukul 06.00 hingga 22.00 WIB, kondisi berawan terjadi tanpa perubahan berarti.

    Suhu udara di daerah pesisir ini tercatat berada pada 20–24 derajat Celcius, lebih sejuk dibandingkan dua wilayah Madiun. Angin berhembus dari Barat Daya dengan kecepatan 10,7 km/jam, sedangkan kelembapan udara di Pacitan termasuk tinggi, mencapai 77–99 persen.

    “Pacitan cenderung berawan karena pengaruh kelembapan dari laut, sehingga awan lebih mudah bertahan,” tambah Oky.

    Dengan cuaca yang relatif mendung dan kelembapan tinggi, masyarakat diimbau tetap memperhatikan perkembangan cuaca harian. Warga juga disarankan membawa perlengkapan seperti payung atau jas hujan, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan.

    Kondisi atmosfer yang dinamis membuat antisipasi menjadi langkah penting agar kegiatan tetap berjalan lancar sepanjang hari.[mnd/aje]

     

  • Waspada Hujan Petir! Ini Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 24 November 2025

    Waspada Hujan Petir! Ini Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 24 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Senin 24 November 2025.

    “Beberapa wilayah di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo diprakirakan akan diguyur hujan sekitar pukul 10.00—15.00 WIB. Mulai daei intensitas ringan, sedang, hingga disertai petir. Untuk suhu, yakni antara 24°C hingga 31°C. Sedangkan kelembabannya antara 66%-98%,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Minggu (23/11/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut sejumlah wilayah di Surabaya diprediksi turun hujan ringan pada sore hari ini, sekitar pukul 13.00—15.00 WIB. Termasuk di antaranya Kecamatan Krembangan, Lakarsantri, Pabean Cantian, Pakal, Sambikerep, Sawahan, dan Simokerto. Adapun pada malam harinya cenderung berawan.

    Suhu udara: 25°C – 31°C
    Kelembapan: 68% – 95%
    Kecepatan angin: 9,7 Km/jam dari arah Utara.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Hampir sama seperti Kota Pahlawan, cuaca di beberapa wilayah Sidoarjo cenderung diguyur hujan sekitar pukul 13.00—15.00 WIB. Mulai dari intensitas ringan, sedang, hingga disertai petir. Termasuk di antaranya Kecamatan Krian, Prambon, Sukodono, Krembung, Balongbendo, Taman, Tarik, dan Wonoayu.

    Suhu udara: 24°C – 31°C
    Kelembapan: 66%-98%
    Kecepatan angin: 16,1 km/jam dari arah Timur.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, di Gresik cuaca cenderung hujan ringan pada pukul 13.00—16.00 WIB. Bahkan, beberapa di antaranya disertai petir, termasuk di Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Driyorejo, Kedamean, Sangkapura, Tambak, dan Wringinanom.

    Suhu udara: 26°C – 29°C
    Kelembapan: 73%-88%
    Kecepatan angin: 13,5 km/jam dari arah Utara.

    Masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/aje]

  • Ketenangan Subuh Pecah, Gempa Magnitudo 5,2 Hentakkan Blitar Selatan

    Ketenangan Subuh Pecah, Gempa Magnitudo 5,2 Hentakkan Blitar Selatan

    Blitar (beritajatim.com) – Ketenangan waktu subuh di Kabupaten Blitar mendadak pecah pada Senin (24/11/2025). Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang wilayah Selatan Blitar tepat pukul 03.40 WIB, memaksa warga yang tengah terlelap maupun yang bersiap menunaikan salat subuh terjaga seketika.

    Berdasarkan data resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa (episentrum) terletak pada koordinat yang berlokasi di laut pada jarak 141 kilometer arah Barat Daya Kabupaten Blitar.

    Meskipun pusat gempa berada cukup jauh di lepas pantai, guncangan terasa cukup kuat karena tergolong gempa dangkal dengan kedalaman (hiposentrum) hanya 10 kilometer.

    “Cukup kencang pintu hingga atap rumah semua bergetar,” ungkap Dwi, warga Wates Kabupaten Blitar.

    Guncangan yang terjadi di jam istirahat ini kontan membuat warga terkejut. Di beberapa permukiman, warga sempat keluar rumah untuk memastikan kondisi aman, meski tidak terjadi kepanikan massal. Getaran dirasakan nyata berupa ayunan benda-benda gantung dan getaran pada kaca jendela.

    “Tak kira kalau saya mengigau, ternyata beneran gempa keras banget,” ucap Winda, warga Blitar.

    Hingga berita ini diturunkan, BMKG memastikan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Meski begitu warga tetap diimbau untuk waspada jika terjadi gempa susulan. [owi/aje]

  • Banjir rob landa Kepulauan Seribu

    Banjir rob landa Kepulauan Seribu

    Jakarta (ANTARA) – Lima wilayah Rukun Tetangga (RT) di Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, terendam banjir rob hingga Ahad siang.

    “Lima RT tersebut ada di dua kecamatan yang ada di daerah setempat,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan di Jakarta.

    Ia mengatakan,satu RT terendam banjir rob setinggi 15 sentimeter di Kelurahan Pulau Harapan dan saat ini masih dalam status penanganan petugas.

    Kemudian tiga RT di Kelurahan Pulau Pari dan satu RT di Kelurahan Pulau Tidung yang terletak di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.

    “Adapun ketinggian air mencapai 10 sentimeter dan saat ini masih dalam penanganan petugas,” kata dia.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah.

    Pihaknya juga telah mengoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga serta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi baik.

    Koordinasi penanganan juga dilakukan bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas. “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata dia.

    BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” katanya.

    Sebelumnya, BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok telah menyampaikan peringatan dini banjir pesisir (rob) yang diprediksi terjadi pada 18 November hingga 26 November 2025.

    Kondisi ini terjadi karena adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fenomena fase bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta.

    “Hal tersebut menyebabkan kenaikan Pintu Air Pasar Ikan Siaga/Siaga 1 pada Hari Minggu (23/11) pukul 10.00 WIB dan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Halmahera Timur, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

    Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Halmahera Timur, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,2 mengguncang wilayah Halmahera Timur, Maluku Utara, Minggu (23/11/2025), pukul 10:19:57 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa Halmahera ini berada pada 1,21 LU-128,48 BT, dengan episenter gempa 11 km Barat Daya Halmahera Malut.

    “Kedalaman gempa 10 km,” tulis BMKG.

    BMKG menyebutkan, gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

    “Hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi,” tulisnya.

  • Prakiraan Cuaca Jatim 23 November 2025: Ngawi hingga Ponorogo Berawan dan Berpotensi Hujan

    Prakiraan Cuaca Jatim 23 November 2025: Ngawi hingga Ponorogo Berawan dan Berpotensi Hujan

    Surabaya (beritajatim.com) – Minggu (23/11/2025), sejumlah wilayah di Jawa Timur diprediksi mengalami cuaca yang cenderung berawan disertai potensi hujan ringan di beberapa titik. Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa kondisi atmosfer pada hari ini relatif dinamis dan masyarakat diminta tetap mewaspadai perubahan cuaca mendadak.

    “Hujan ringan masih berpotensi muncul di beberapa wilayah, terutama pada siang hingga malam hari. Masyarakat sebaiknya tetap menyiapkan perlindungan saat beraktivitas di luar ruangan,” ujar Oky dalam keterangannya.

    Sejak pagi hingga malam, Ngawi diprediksi berada dalam kondisi berawan. Mulai pukul 06.00 hingga 22.00 WIB, langit diperkirakan tidak banyak berubah. Hujan ringan sempat muncul pada pukul 16.00 WIB, meski berlangsung singkat.

    Suhu udara berkisar 24–31°C dengan kelembapan tinggi mencapai 64–98%. Angin bertiup dari arah selatan dengan kecepatan sekitar 8,3 km/jam. “Cuacanya relatif stabil, namun hujan sore cukup mungkin terjadi karena akumulasi awan sejak pagi,” kata Oky.

    Sedangkan wilayah Magetan diprediksi mengalami cuaca yang lebih basah dibanding daerah lain. Setelah berawan pada pukul 06.00 WIB, hujan ringan akan turun mulai 07.00 hingga 16.00 WIB. Kondisi kembali berawan pada malam hari, tepatnya pukul 19.00–22.00 WIB.

    Suhu udara berada di kisaran 22–27°C dengan kelembapan 73–96%. Angin bergerak dari arah barat daya dengan kecepatan 8,2 km/jam.

    Ponorogo sendiri memulai pagi dengan kondisi berawan pada 06.00–07.00 WIB, sebelum berubah cerah pada pukul 10.00 WIB. Cuaca kembali berawan pada 13.00–16.00 WIB, lalu hujan ringan turun pada 19.00 WIB. Menjelang malam, tepat pukul 22.00 WIB, wilayah ini kembali berawan.

    Suhu udara berkisar 23–31°C, kelembapan 60–97%, dan angin bertiup dari tenggara dengan kecepatan 7,6 km/jam. “Ponorogo masih berpotensi diguyur hujan pada malam hari meski siangnya cenderung cerah,” tambah Oky.

    Dengan adanya potensi hujan di beberapa wilayah, warga diharap tetap membawa perlengkapan seperti jas hujan atau payung jika beraktivitas di luar rumah. BMKG juga mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca agar dapat mengantisipasi perubahan kondisi atmosfer sepanjang hari. [mnd/suf]

  • Cuaca 23 November 2025: Hujan Ringan Siap Guyur Madiun dan Pacitan

    Cuaca 23 November 2025: Hujan Ringan Siap Guyur Madiun dan Pacitan

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis prakiraan cuaca terbaru untuk wilayah Kabupaten Madiun, Kota Madiun, dan Pacitan. Prakirawan BMKG, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa kondisi cuaca di tiga daerah ini didominasi mendung dengan potensi hujan ringan pada waktu-waktu tertentu.

    Menurut Oky, masyarakat perlu lebih waspada terhadap perubahan cuaca. “Situasinya cukup dinamis, terutama menjelang sore hari. Kami imbau warga tetap memperhatikan kondisi langit dan mengantisipasi jika hujan turun lebih cepat,” ujarnya.

    Di Kota Madiun, cuaca pada pagi hari akan dimulai dengan cerah berawan pada pukul 06.00 WIB.
    “Pagi masih relatif tenang, tapi awan mulai masuk sejak pukul tujuh,” kata Oky.

    Kondisi berawan ini berlangsung hingga pukul 13.00 WIB. Memasuki sore hari pukul 16.00 WIB, hujan ringan diperkirakan turun dan baru mereda pada malam hari ketika cuaca kembali berawan pukul 19.00–22.00 WIB.

    Suhu udara di kota tersebut berada di kisaran 24–31°C, dengan kelembapan 60–96 persen dan angin bertiup dari Barat Laut sekitar 7,9 km/jam.

    Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Madiun. Langit diprediksi tetap mendung sepanjang hari dengan suhu 23–30°C. Arah angin berasal dari Timur Laut dengan kecepatan 7,2 km/jam serta kelembapan mencapai 63–97 persen.

    Meski tidak seintens wilayah pesisir, potensi hujan di Kabupaten Madiun tetap ada. Oky memperingatkan warga yang bepergian untuk berjaga-jaga membawa payung.

    Sementara itu, di Pacitan, cuaca cenderung berawan sejak pagi hingga malam hari, mulai pukul 06.00 WIB hingga 22.00 WIB. Hanya satu waktu ketika cuaca sedikit lebih cerah, yaitu pada pukul 10.00 WIB.

    Suhu udara di Pacitan berkisar antara 21–29°C, dengan angin dari Barat Daya sekitar 9,7 km/jam. Tingkat kelembapan cukup tinggi, mencapai 61–98 persen. “Wilayah pesisir umumnya lebih lembab, jadi kondisi mendung seperti ini memang wajar,” jelas Oky.

    Dengan cuaca yang cukup bervariasi, BMKG mengimbau masyarakat di tiga wilayah tersebut tetap memperhatikan informasi cuaca harian.

    “Pantau terus update cuaca agar aktivitas tidak terganggu, terutama bagi yang bepergian jauh atau beraktivitas di luar ruangan,” tutup Oky. [mnd/suf]