Kementrian Lembaga: BMKG

  • Jabodetabek Dikepung Banjir, DPR Desak Pemda Bekasi Cs Gerak Cepat

    Jabodetabek Dikepung Banjir, DPR Desak Pemda Bekasi Cs Gerak Cepat

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi alias Jabodetabek dilanda banjir akibat air kiriman dari kawasan Puncak, Jawa Barat. 

    Menanggapi itu, Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal berpesan pada pemerintah, terkhusus pemerintah daerah (pemda) untuk sigap membantu masyarakat yang terkena dampak banjir.

    “Utamakan operasi penyelamatan masyarakat. Pemda harus tanggap dan sigap membantu warganya yang terdampak banjir,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (4/3/2025).

    Selain itu, dia juga meminta agar para petugas gabungan memastikan evakuasi terus dilakukan secara menyeluruh. Menurutnya, keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas.

    Tak hanya itu, legislator PKB ini mengungkapkan pihaknya meminta BPBD dan Pemprov setempat agar segera memastikan jalur-jalur yang tergenang bisa cepat dikeringkan, supaya mobilitas masyarakat tak terganggu.

    “Pemda dan BNPB perlu juga memastikan agar warga yang masih bertahan di rumahnya untuk tetap mendapatkan bantuan dan jaminan keamanan serta kenyamanan, apalagi mayoritas warga kini tengah menjalani ibadah puasa,” ujarnya.

    Pimpinan DPR koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) ini turut meminta pemerintah dengan BNBP, BPBD, BMKG, Basarnas, TNI/Polri dan Pemda di Jabodetabek untuk bersinergi dan bergerak cepat guna mengatasi bencana banjir.

    “Semua stakeholder harus bergerak cepat. Baik mitigasi dan penanganan bencana harus dilakukan dengan maksimal, analisis semakin diefektifkan untuk mengantisipasi banjir semakin besar di Jakarta dan sekitarnya,” pesannya.

    Lebih jauh, dia pun mengingatkan pemerintah pusat untuk segera memberikan bantuan kepada daerah yang wilayahnya terdampak banjir parah.

    “Segera salurkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang terdampak banjir di kawasan Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang dan sekitarnya,” tutup Cucun.

  • BMKG prakirakan mayoritas kota besar diguyur hujan ringan-berpetir

    BMKG prakirakan mayoritas kota besar diguyur hujan ringan-berpetir

    logo BMKG

    BMKG prakirakan mayoritas kota besar diguyur hujan ringan-berpetir
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 05 Maret 2025 – 07:35 WIB

    Elshinta.com – Hujan ringan hingga hujan disertai petir diprakirakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan mengguyur mayoritas kota besar di Indonesia pada hari ini, Rabu, sehingga semua pihak diminta mewaspadai potensi yang menyertainya.  

    Prakirawan BMKG April Akbar dalam siaran daring yang diikuti di Kupang Nusa Tenggara Timur, Rabu, menjabarkan bahwa potensi hujan berintensitas ringan atau dengan curah hujan kurang dari 2,5 mm per jam diprakirakan mengguyur Kota Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Pontianak, Tanjung Selor, Banjarmasin, Makassar, Mamuju, Palu, Gorontalo, Kendari, Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, dan Jayapura.

    Sementara di Kota Padang, Jambi, Bengkulu, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Palangka Raya, Samarinda, Manado, Nabire, Jayawijaya, dan Merauke diperkirakan diguyur hujan yang disertai dengan petir. Kemudian untuk Kota Banda Aceh, Surabaya, Denpasar, Mataram, dan Kupang diprakirakan berawan dan atau berkabut sepanjang hari dengan suhu berkisar 24-31 derajat Celcius.

    Prakirawan BMKG memaparkan bahwa potensi hujan yang hampir merata itu dipengaruhi oleh sejumlah dinamika atmosfer. BMKG mendeteksi keberadaan sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat daya Bengkulu, perlambatan kecepatan angin dari Aceh – Laut Sulawesi dan daerah pertemuan angin di laut Andaman, Perairan Barat Sumatera, laut Sulawesi, Laut Cina Selatan, Perairan utara Papua – Halmahera Selatan. 

    Kondisi dinamika atmosfer tersebut dinilai mampu meningkatkan pertumbuhan awan penghujan dan gelombang laut tinggi di sepanjang kawasan sirkulasi siklonik itu. BMKG juga memprediksi adanya potensi banjir rob di kawasan pesisir Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, Papua, dan Papua Selatan.

    Selain itu masyarakat khususnya pelaku pelayaran kapal dan nelayan diminta untuk mewaspadai gelombang laut tinggi karena adanya peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knots di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina dan Samudera Hindia barat Sumatera.

    Sumber : Antara

  • 8 Banjir Terbesar di Indonesia yang Merenggut Korban Jiwa

    8 Banjir Terbesar di Indonesia yang Merenggut Korban Jiwa

    Jakarta, Beritasatu.com – Curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah Indonesia kerap menimbulkan bencana banjir di Indonesia dan tak sedikit pula yang menimbulkan korban jiwa. Salah satu kejadian terbaru adalah banjir di Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (4/2/2025).

    Peristiwa ini berdampak pada sekitar 16.000 jiwa, dengan ratusan warga terpaksa mengungsi akibat derasnya aliran air yang merendam permukiman. Pemerintah Kota Bekasi segera bertindak dengan mendirikan posko pengungsian, layanan kesehatan, dan dapur umum di berbagai titik.

    Banjir di Bekasi menjadi pengingat bahwa Indonesia telah berulang kali mengalami bencana serupa dalam skala lebih besar. Sepanjang sejarah, berbagai daerah telah dilanda banjir besar yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, serta kerugian ekonomi yang signifikan.

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa banjir terbesar yang pernah terjadi di Indonesia.

    Rentetan Banjir Besar dalam Sejarah Indonesia

    1. Banjir Jambi (1955)

    Pada awal tahun 1955, Jambi dilanda banjir besar akibat hujan deras selama sepuluh hari sejak 28 Januari 1955. Sungai Muara Tembesi meluap hingga mencapai ketinggian empat meter, menyebabkan 80% rumah terendam.

    Ribuan warga terpaksa mengungsi, sementara sekitar 42.000 hektare sawah terdampak, termasuk 6.000 hektare lahan padi yang masih muda.

    2. Banjir Bohorok (2003)

    Pada 2 November 2003, kawasan ekowisata Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengalami banjir bandang akibat luapan Sungai Bohorok. Bencana ini menewaskan 157 orang, termasuk enam wisatawan asing, sementara 82 orang lainnya hilang.

    Selain curah hujan tinggi, banjir ini juga diperparah oleh deforestasi akibat aktivitas penebangan liar yang merusak ekosistem hutan di daerah hulu.

    3. Banjir Jakarta (2007)

    Banjir besar yang melanda Jakarta pada Februari 2007 menjadi salah satu yang terparah dalam sejarah ibu kota. Hujan deras sejak awal bulan menyebabkan 60% wilayah Jakarta terendam, dengan ketinggian air mencapai lima meter di beberapa titik. Sistem drainase yang buruk serta curah hujan ekstrem menjadi faktor utama penyebabnya.

    Sebanyak 80 orang meninggal dunia akibat berbagai insiden, termasuk terseret arus dan tersengat listrik, sementara sekitar 320.000 warga harus mengungsi. Kerugian ekonomi akibat bencana ini diperkirakan mencapai Rp 4,3 triliun.

    4. Banjir Wasior (2010)

    Pada 4 Oktober 2010, banjir besar melanda Wasior, Papua Barat, setelah hujan deras mengguyur sejak 2 Oktober. Luapan Sungai Batang Salai menyebabkan rumah, jembatan, serta fasilitas kesehatan mengalami kerusakan parah.

    Jalur komunikasi dan jaringan listrik terputus, memperburuk kondisi korban. Akibatnya, 158 orang meninggal dunia, 145 orang dinyatakan hilang, dan ratusan lainnya harus mengungsi.

    5. Banjir Tangse (2011)

    Hujan deras selama empat hari berturut-turut menyebabkan banjir bandang di Tangse, Pidie, Aceh, pada 10 Maret 2011. Bencana ini diperparah oleh aktivitas pembalakan liar, yang membuat arus air membawa gelondongan kayu dan menghancurkan rumah serta jembatan. Akibatnya, 24 orang tewas dan 102 rumah mengalami kerusakan berat maupun ringan.

    6. Banjir Mandailing Natal (2018)

    Pada 12 Oktober 2018, banjir bandang dan tanah longsor menerjang Mandailing Natal, Sumatera Utara. Peristiwa ini mengakibatkan 20 orang tewas, 15 orang hilang, serta puluhan rumah mengalami kerusakan berat.

    Sebanyak 12 murid madrasah menjadi korban akibat tersapu banjir. Bencana ini menunjukkan dampak dari curah hujan tinggi serta kondisi lingkungan yang semakin rentan terhadap perubahan iklim.

    7. Banjir Flores Timur (2021)

    Pada 4 April 2021, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dilanda banjir bandang dan tanah longsor. Akibatnya, 68 orang meninggal dunia, 70 orang hilang, serta lebih dari 900 keluarga mengungsi.

    Infrastruktur mengalami kerusakan besar, dengan lebih dari 100 rumah hancur, jembatan putus, dan akses jalan tertutup pohon tumbang. Cuaca buruk memperparah situasi, sehingga bantuan sulit disalurkan.

    8. Banjir Manado (2022)

    Banjir besar kembali melanda Manado pada 3 Maret 2022 setelah sebelumnya mengalami banjir bandang pada 2014. Hujan deras selama dua hari menyebabkan beberapa sungai besar di kota ini meluap, merendam ribuan rumah.

    Meskipun BMKG telah memberikan peringatan dini, tingginya curah hujan membuat upaya mitigasi sulit dilakukan. Akibatnya, 319 rumah terendam dan lebih dari 2.400 warga mengungsi.

    Banjir merupakan bencana yang kerap melanda berbagai wilayah di Indonesia, dengan dampak yang tidak hanya merugikan secara materi tetapi juga mengancam keselamatan jiwa. Sejarah mencatat berbagai banjir besar yang telah menyebabkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, serta gangguan sosial dan ekonomi yang serius.

  • Presiden Instruksikan Aparat hingga Relawan Sinergi Tangani Banjir

    Presiden Instruksikan Aparat hingga Relawan Sinergi Tangani Banjir

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan seluruh pihak, mulai dari aparat penegak hukum hingga relawan saling bersinergi untuk menangani bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan arahan tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam pemberian taklimat atau arahan kepada para menteri, kepala badan/lembaga, wakil menteri, dan anggota Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

    “Presiden menginstruksikan agar seluruh pihak, termasuk TNI, Polri, dan relawan, bersinergi dalam penanganan bencana. Seperti yang selalu terjadi, setiap kali ada bencana, seluruh elemen bangsa bersatu padu untuk memberikan bantuan, mulai dari evakuasi, pengungsian, hingga tahap rehabilitasi,” kata Gus Ipul dilansir ANTARA, Selasa, 4 Maret.

    Gus Ipul menjelaskan Presiden Prabowo mengharapkan seluruh elemen bangsa untuk bersatu memberikan bantuan korban terdampak banjir.

    Menanggapi instruksi Presiden itu, Gus Ipul juga menegaskan seluruh sumber daya pemerintah, baik dari Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, hingga relawan dari berbagai organisasi terus bekerja.

    “BNPB tetap menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana, sementara Kementerian Sosial berperan dalam penyediaan logistik dan shelter,” kata Gus Ipul.

    Hingga kini, dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk Kabupaten dan Kota Bekasi, serta Kabupaten dan Kota Bogor terus mengalir ke daerah-daerah terdampak banjir.

    Bantuan yang diberikan meliputi kasur, bantal, obat-obatan, pakaian untuk dewasa dan anak, serta tenda untuk memastikan para pengungsi mendapatkan tempat yang layak.

    Selain logistik, bantuan makanan siap saji, hingga tenda dapur umum juga telah didirikan, salah satunya di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, yang merupakan hasil kerja sama Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi dengan Kementerian Sosial.

    Adapun banjir yang pagi ini merendam sejumlah kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan ketinggian 1-4 meter merupakan banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat, berdasarkan pernyataan BMKG.

    BMKG menilai curah hujan ekstrem yang mengguyur kota Bogor sejak Ahad (2/3) malam memungkinkan air DAS Ciliwung meluap menjadi banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, hingga terbawa ke hilir sungai di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

  • Potensi Bencana Hidrometeorologi di Sulut, Ruas Jalan Tomohon-Manado Terancam Longsor

    Potensi Bencana Hidrometeorologi di Sulut, Ruas Jalan Tomohon-Manado Terancam Longsor

    Liputan6.com, Manado – Cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang yang menerjang Sulut dalam beberapa hari terakhir ini berpotensi menyebabkan bencana Hidrometeorologi. Salah satu wilayah yang berpotensi longsor adalah ruas jalan Manado–Tomohon.

    Hujan deras yang terjadi pada, Minggu (2/3/2025), membuat sejumlah pohon tumbang di jalur Kota Manado–Kota Tomohon. Ini membuat arus lalu-lintas sempat terganggu.

    “Yang kami khawatirkan terjadinya longsor di area ini, seperti di tahun 2014 silam yang menyebabkan sejumlah warga tewas,” ujar Ronald, warga Kota Tomohon kepada Liputan6.com.

    Hujan deras yang mengguyur itu membuat ratusan kendaraan merayap perlahan menuruni bukit dari arah Tomohon menuju Manado.  

    Sementara itu, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV di Makassar, Sulawesi Selatan, mengingatkan potensi bahaya hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca dan iklim Provinsi Sulut Dasarian pertama Maret 2025,” kata Kepala BBMKG Wilayah IV Irwan Slamet dalam laporan peringatan dini cuaca dan iklim pada, Minggu (2/3/2025).

    Dia mengatakan kategori waspada peringatan dini curah hujan tinggi dasarian pertama Maret 2025 mulai tanggal 1-10 Maret 2025, mencakup wilayah Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, dan Kabupaten Kepulauan Sangihe.

    Dia berharap informasi tersebut bisa dijadikan kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kondisi potensi curah hujan tinggi.

    “Apabila memerlukan informasi lebih rinci terkait dengan informasi iklim, prakiraan cuaca, dan peringatan dini, dapat menghubungi kantor unit pelaksana teknis BMKG terdekat,” ujarnya.

    Irwan menjelaskan prakiraan cuaca tanggal 2 Maret 2025 potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

    Sementara, di tanggal 3 Maret 2025 potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang diprakirakan terjadi di Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

    Prakiraan cuaca tanggal 4 Maret 2025, potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpeluang terjadi di Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Sedangkan pada tanggal 5 Maret 2025 potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang terjadi di seluruh wilayah Sulut.

  • Banjir Jabodetabek Belum Surut, Sejumlah Wilayah Masih Tergenang

    Banjir Jabodetabek Belum Surut, Sejumlah Wilayah Masih Tergenang

    Bisnis.com, JAKARTA – Bencana banjir yang mengepung sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Selasa (4/3/2025) belum seluruhnya surut.

    Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) mencatat hingga Selasa malam, sejumlah titik di Jabodetabek terpantau masih belum surut. 

    Untuk wilayah Kabupaten Bekasi hingga Selasa (4/3/2025), pukul 19.00 WIB, banjir di beberapa titik belum surut. Tercatat sebanyak 18 desa di 10 kecamatan yang terdampak banjir. 

    Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Bojongmangu, Cikarang Utara, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Cibitung, Cibarusah, Serang Baru, Setu, Tambun Utara dan Tambun Selatan. 

    Sebanyak 13.704 KK atau 51.320 jiwa di sejumlah kecamatan tersebut terdampak banjir. BPBD masih terus melakukan pendataan di lapangan. 

    Sementara itu, di wilayah Kota Bekasi, banjir menggenangi 25 kelurahan di 12 kecamatan. Masyarakat terdampak sebanyak 18.738 KK (61.233 jiwa). Bencana ini mengakibatkan 47 KK atau 360 jiwa dari Kecamatan Bekasi Utara mengungsi sementara waktu ke musola Jumiatur Khair.  

    Pemerintah daerah setempat telah menetapkan status kedaruratan menyikapi bencana hidrometeorologi di wilayahnya. 

    Sementara itu, banjir di wilayah Jakarta genangan masih terjadi di beberapa kelurahan, seperti di Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Total warga terdampak sebanyak 770 KK atau 2.098 jiwa, sedangkan data warga mengungsi sejumlah 313 KK atau sebanyak 1.236 jiwa. 

    BNPB juga memonitor banjir yang terjadi di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Banjir melanda 7 desa pada 7 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Sebanyak 1.373 KK atau 4.157 jiwa terdampak bencana ini.

    Petugas BPBD setempat masih melakukan pendataan dampak di lapangan, sedangkan di Tangerang Selatan, 1.870 KK terdampak di 5 kecamatan. Hingga Selasa (4/3/2025), sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan genangan belum surut. 

    Di wilayah Kota Depok, banjir menyasar pada 15 kelurahan di 8 kecamatan. Kondisi terakhir terpantau genangan air di sebagian besar wilayah sudah surut. Genangan masih terlihat di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Pancoran Mas, dengan tinggi muka air 30 – 40 cm.

    Bencana banjir di wilayah itu berdampak pada 603 KK atau 398 jiwa.  Di samping itu, tercatat kerugian material dengan kategori terdampak pada rumah 86 unit, fasilitas pendidikan 1, fasilitas ibadah 1 dan jaringan pipa gas 1 titik. 

    Pemerintah Gelar Modifikasi Cuaca

    Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memastikan pemerintah terus berupaya mengatasi banjir yang melanda wilayah Jabodetabek dengan berbagai langkah darurat.

    Dia menyatakan bahwa selain upaya evakuasi dan penyelamatan warga terdampak, pemerintah juga memperluas operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan di kawasan tersebut.  

    “Iya tadi pagi saya bersama Kepala BNPB sudah menggelar rapat koordinasi, yang hadir ada perwakilan dari Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Basarnas, dan BMKG. Saat ini fokus utama kita adalah penyelamatan masyarakat. Oleh karena itu, evakuasi sudah dikerahkan, kita sudah koordinasi soal lokasi mana yang butuh bantuan dan pengungsian,” ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (4/3/2025).  

    Selain menangani dampak langsung banjir, kata Pratikno pemerintah juga meningkatkan operasi modifikasi cuaca guna mengurangi intensitas hujan, terutama yang berasal dari wilayah hulu.

    “Karena ini banjir ini masalahnya juga ada dikiriman dari hulu dari hulu, juga di hilirnya sendiri juga hujan terus ya di daerah kawasan Jabodetabek. makanya ini harus dikurangi curah hujan, curah hujannya dikurangi,” imbuhnya.  

    Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan, operasi modifikasi cuaca (OMC) akan berlangsung menyesuaikan dengan prediksi cuaca yang telah ditetapkan.

    BNPB bersama dengan instansi terkait yang melakukan OMC ini berharap dapat mengalihkan potensi hujan di wilayah Jabodetabek yang terdampak banjir ke area yang lebih aman. Di samping itu, OMC ini diharapkan dapat untuk menurunkan intensitas hujan dan dampak bencana yang lebih besar. 

    “Saat ini kita mulai dari tanggal 4 sampai 8 Maret mengingat prediksi curah hujan masih cukup tinggi,” ujar Suharyanto.

  • BMKG : Hasil Pantauan Citra Satelit, Wilayah Jawa Barat Tertutup Awan – Halaman all

    BMKG : Hasil Pantauan Citra Satelit, Wilayah Jawa Barat Tertutup Awan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.CON, JAKARTA – Sejumlah wilayah Jawa Barat diguyur hujan lebat dalam beberapa hari ini dan menyebabkan banjir di wilayah Bogor dan Bekasi serta Jakarta.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa saat hujan deras tersebut terjadi, kumpulan awan hujan hampir menutupi wilayah Jawa Barat.

    “Kumpulan awan hujannya kalau kita lihat dari satelit luasnya itu, awan itu hampir seluas wilayah Provinsi Jawa Barat, terlihat dari citra satelit sudah tertutup awan,” katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, (4/3/2025).

    Pemerintah akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Jawa Barat untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah rawan banjir.

    OMC dilakukan dengan mencegah awan yang bertiup ke daerah rawan banjir, kemudian diarahkan ke laut. Sehingga hujan turun tidak di daerah rawan.

    “Jadi jangan sampai awan tumbuh sebanyak itu, sehingga masih datang sedikit turunkan di laut, datang sedikit turunkan di waduk atau apa jadi konsepnya seperti itu. Jadi dijatuhkan di waduk atau di laut konsepnya seperti itu karena kalau di darat nanti banjir di tempat lain,” katanya.

    Pihaknya terus memberikan peringatan dini adanya potensi hujan lebat. Tujuannya agar masyarakat dan pemerintah daerah atau yang tinggal di daerah rawan banjir atau longsor dapat melakukan antisipasi.

    “Nah ini terus kami lakukan, dan tidak hanya itu juga koordinasi. Kemarin itu kami setelah memberikan peringatan dini diberikan sejak tanggal 27, karena itu sudah bisa diprediksi, bisa dideteksi, yang dideteksi adalah cuacanya, bukan banjirnya,” pungkasnya.

  • Wamendagri Minta Kepala Daerah Pastikan Warga Tidak Tinggal di Lintasan Banjir

    Wamendagri Minta Kepala Daerah Pastikan Warga Tidak Tinggal di Lintasan Banjir

    Wamendagri Minta Kepala Daerah Pastikan Warga Tidak Tinggal di Lintasan Banjir
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto memerintahkan kepada kepala daerah yang wilayahnya terdampak banjir untuk waspada.
    Sebab, saat ini curah hujan sedang tinggi. Banjir parah bahkan terjadi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
    “Curah hujan di atas rata-rata, kepada daerah-daerah di lintasan sungai untuk waspada,” ujar Bima Arya di Istana, Jakarta, Selasa (4/3/2025) malam.
    Bima Arya menyebut para kepala daerah harus menyiagakan komunikasi dan memastikan warganya tidak tinggal di titik rawan banjir.
    Menurutnya, mereka yang menjadi korban biasanya warga yang tinggal di daerah sekitar lintasan banjir.
    “Untuk menyiagakan komunikasi, dan untuk memastikan bahwa warga tidak berada di titik-titik yang rawan. Itu yang paling penting,” tuturnya.
    “Karena korban biasanya timbul, karena mereka berada di titik-titik rawan lintasan banjir, dan sebagainya,” imbuh Bima Arya.
    Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memprediksi hujan masih perlu diwaspadai sampai tanggal 11 Maret 2025 mendatang.
    Dwikorita meminta masyarakat dalam kondisi waspada, bahkan siaga atas dampak dari curah hujan yang tinggi ini.
    Adapun kawasan Jabodetabek dilanda banjir parah, di mana intensitas hujan disebut-sebut sebagai penyebabnya.
    “Kemarin yang tertinggi itu sampai 232 mm dalam 24 jam. Kami prediksi dalam durasi sampai tanggal 11 itu kita masih perlu waspada, bahkan siaga,” ujar Dwikorita dalam jumpa pers di Istana, Jakarta, Selasa (4/3/2025) malam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Mengancam, Simak Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jabodetabek

    Banjir Mengancam, Simak Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jabodetabek

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca hari ini untuk seluruh kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Rabu (5/3/2025).

    Seperti diketahui, belakangan ini intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek cukup tinggi sehingga menyebabkan banjir dan menghambat segala aktivitas masyarakat.

    Dikutip dari laman resmi BMKG, cuaca terkini di wilayah Kepulauan Seribu dilaporkan hanya berawan, dengan suhu antara 26 hingga 28 derajat celsius dan kelembapan udara mencapai 76% hingga 87%.

    Di Jakarta Pusat, diperkirakan akan turun hujan ringan dengan suhu berkisar antara 24 hingga 29 derajat celsius. Sementara itu, Jakarta Utara diprediksi akan mengalami hujan ringan dengan suhu udara sekitar 24 hingga 28 derajat celsius.

    Menurut BMKG, Jakarta Barat juga diperkirakan akan diguyur hujan ringan hari ini, sementara cuaca di Jakarta Selatan pun diprediksi akan hujan ringan.

    Begitu pula di Jakarta Timur, BMKG memprediksi akan terjadi hujan ringan. Sedangkan di Kota Tangerang, cuaca hari ini diprediksi serupa pada Selasa (4/3/2025), yakni hujan dengan intensitas ringan.

    Prakiraan cuaca hari ini di Kota Bogor diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas sedang, yakni dengan suhu udara berkisar antara 22 hingga 28 derajat celsius.

    Sementara itu, cuaca di Kota Depok juga menunjukkan kemungkinan hujan ringan dengan suhu udara berada antara 23 hingga 30 derajat celsius.

    Selanjutnya bagi masyarakat di Kota Bekasi bersiap lah, BMKG memperkirakan hujan ringan akan turun dengan udara yang terasa sedikit sejuk.

    Informasi prakiraan cuaca hari ini Jabodetabek dapat digunakan oleh masyarakat untuk menyesuaikan aktivitas mereka. Sebagai contoh, sebaiknya membawa perlengkapan, seperti payung, jas hujan, atau barang lainnya yang diperlukan apabila hujan turun.

    Khususnya bagi masyarakat yang terdampak banjir, prakiraan cuaca hari ini di Jabodetabek sangat berguna, terutama bagi mereka yang akan bepergian atau menggunakan transportasi umum, agar dapat lebih siap menghadapi perubahan cuaca yang mungkin terjadi sepanjang hari.

  • BMKG Siapkan Modifikasi Cuaca, Hujan Bakal Dipindahkan ke Laut

    BMKG Siapkan Modifikasi Cuaca, Hujan Bakal Dipindahkan ke Laut

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) bakal melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, konsep operasi tersebut akan memindahkan awan hujan dari daerah rawan sebagai upaya memitigasi banjir di sejumlah lokasi.

    Dwikorita mencontohkan, modifikasi cuaca bisa ditujukan untuk memindahkan awan hujan ke lokasi lain seperti waduk dan laut, sehingga mencegah sebelum hujan masuk ke daerah rawan.

    “Jadi dijatuhkan di waduk atau di laut konsepnya seperti itu, karena kalau di darat nanti banjir di tempat lain,” ujar Dwikorita di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/3/2025).

    Dwikorita menjelaskan, jika modifikasi cuaca tidak dilakukan, maka awan-awan hujan dapat kembali bergerombol sehingga menyebabkan curah hujan yang tinggi di titik-titik tertentu. Hal ini, katanya, menjadi penyebab utama curah hujan tinggi hingga terjadi banjir, khususnya di daerah Jawa Barat dan Jakarta.

    “Jadi jangan sampai awan tumbuh sebanyak itu sehingga masih datang sedikit turunkan di laut, datang sedikit turunkan di waduk atau apa,” imbuhnya tentang upaya modifikasi cuaca oleh BMKG.

    Dalam operasi modifikasi cuaca ini, BMKG bekerja sama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingat status banjir sudah dalam fase tanggap darurat. BMKG, katanya, akan mendukung pengadaan teknologi modifikasi cuaca dan menentukan titik-titik untuk operasi tersebut.

    Rencananya, modifikasi cuaca akan dilakukan lebih dulu hingga pada 8 Maret 2025 dengan Jabar, Jakarta, Banten sebagai beberapa titik prioritas. Harapannya, modifikasi cuaca dapat mengurangi curah hujan dan mencegah banjir hebat kembali terjadi di sejumlah daerah, terutama di Jawa Barat atau Jabodetabek.

    “Semoga (curah hujan) dapat dikurangi. Upaya itu bukan mencegah hujan karena tidak mungkin, tetapi insyaallah mengurangi intensitas hujan,” pungkasnya terkait modifikasi cuaca.