Kementrian Lembaga: BMKG

  • Cuaca Hari Ini Selasa 25 Maret 2025: Pagi dan Malam Jabodetabek Diperkirakan Berawan – Page 3

    Cuaca Hari Ini Selasa 25 Maret 2025: Pagi dan Malam Jabodetabek Diperkirakan Berawan – Page 3

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya peringatan dini cuaca ekstrem dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. BMKG mencatat bahwa sejak 1 Januari hingga 17 Maret 2025, telah terjadi 1.891 kejadian cuaca ekstrem di berbagai wilayah Tanah Air.

    Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa BMKG bekerja 24 jam nonstop dalam memantau kondisi atmosfer, laut, dan daratan menggunakan peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan.

    “BMKG secara terus menerus memantau kondisi atmosfer laut dan daratan menggunakan berbagai peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan,” ujar Dwikorita dalam peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-75 di Jakarta, Sabtu 22 Maret 2025.

    Dalam HMD tahun ini yang bertema Closing The Early Warning Gap Together, Dwikorita menekankan bahwa peringatan dini harus direspons cepat oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah, BNPB, Badan SAR, media, TNI-Polri, dan masyarakat. Keterlambatan dalam merespons dapat meningkatkan risiko bencana yang lebih besar.

    “Jika alur komunikasi ini berjalan, kami meyakini informasi peringatan dini cuaca ekstrem maupun bencana lainnya akan dapat kita mitigasi bersama. Harapannya hanya satu yaitu keselematan masyarakat Indonesia. Jangan sampai ada lagi masyarakat yang terdampak dan harus kehilangan hal yang berharga,” katanya.

    Cuaca Ekstrem dan Dampaknya

    BMKG mencatat bahwa selama periode tersebut, Indonesia mengalami 1.182 kejadian hujan lebat, 400 kejadian angin kencang, 55 kejadian petir, 43 kejadian puting beliung, dan 11 kejadian hujan es. Dampaknya meliputi banjir (721 kejadian).

    Selain itu, tanah longsor (374 kejadian), pohon tumbang (371 kejadian), bangunan rusak (553 kejadian), serta gangguan transportasi (567 kejadian). Sebanyak 115 orang menjadi korban jiwa atau mengalami luka-luka, sementara ribuan lainnya terdampak.

    Pada awal Maret 2025, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Banten (Jabodetabek) dilanda banjir akibat curah hujan tinggi. Data BNPB mencatat lebih dari 37 ribu kepala keluarga terdampak akibat bencana ini.

    Menurut BMKG, dinamika atmosfer dan kemunculan bibit siklon di dekat Indonesia menjadi penyebab utama meningkatnya potensi cuaca ekstrem. Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

  • Pemudik Kapal Laut Lebaran 2025 di Surabaya Diprediksi Naik 10 Persen, Apa Langkah Taktisnya?

    Pemudik Kapal Laut Lebaran 2025 di Surabaya Diprediksi Naik 10 Persen, Apa Langkah Taktisnya?

    Liputan6.com, Surabaya – Senior Manager Hukum dan Humas Pelindo Regional 3, Karlinda Sari mengaku telah menyiapkan berbagai langkah strategis guna menghadapi lonjakan arus mudik Lebaran 2025.

    Lonjakan tersebut, menurut Karlinda karena adanya cuti bersama yang cukup panjang dari 28 Maret hingga 7 April 2025 serta penerapan Work From Anywhere (WFA) bagi ASN dan pegawai BUMN.

    “Jumlah pemudik diprediksi meningkat sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penumpang tahun ini diperkirakan mencapai 725.631 orang,” ujarnya, Sabtu (22/3/2025).

    Sebagai bagian dari persiapan, Pelindo Regional 3 telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan penumpang di terminal-terminal utama, termasuk Perbaikan dan peningkatan fasilitas terminal, seperti ruang tunggu, toilet, ruang laktasi, dan mushola.

    “Penambahan petugas operasional untuk memberikan pelayanan optimal.  Pemberian prioritas bagi kelompok rentan, termasuk lansia, ibu hamil, anak-anak, dan penyandang disabilitas,” ucap Karlinda.

    Karlinda menyampaikan bahwa persiapan di seluruh terminal telah dilakukan secara optimal untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. “Kami telah menyiapkan berbagai strategi guna menghadapi lonjakan arus mudik tahun ini,” ujarnya.

    Dengan proyeksi peningkatan 10% dibandingkan tahun lalu, seluruh terminal di bawah Pelindo Regional 3 telah meningkatkan fasilitas, menambah petugas, serta memperketat koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kelancaran arus penumpang.

    “Kami ingin memastikan perjalanan pemudik berjalan aman dan nyaman,” ujar Karlinda Sari.

    Dalam upaya peningkatan layanan dan hal hal lainnya Pelindo juga telah melakukan Koordinasi dengan BMKG, KSOP, dan otoritas pelayaran guna mengantisipasi kondisi cuaca selama arus mudik.

    Peningkatan pengamanan terpadu, termasuk alokasi 25% tenaga keamanan tambahan dan patroli rutin di titik-titik rawan. Penyediaan posko kesehatan dan petugas medis untuk menangani keadaan darurat.

    Selain kesiapan dari sisi pelayanan, arus kendaraan yang menggunakan layanan Roro juga diperkirakan meningkat sebesar 10% dari tahun lalu, mencapai lebih dari 97.189 unit. Untuk itu, pengaturan jalur lalu lintas serta area parkir di pelabuhan telah disiapkan guna menghindari kepadatan.

    “Dengan berbagai upaya ini, Pelindo Regional 3 berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pemudik agar perjalanan mereka nyaman, aman, dan lancar,” pungkas Karlinda.

    Pelindo Regional 3 saat ini mengelola 20 terminal penumpang di 7 provinsi, sejumlah pelabuhan dan terminal penumpang diprediksi mengalami kepadatan sejak 7 hari sebelum dan sesudah lebaran diantaranya  Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Pelabuhan Kumai hingga Pelabuhan Tenau Kupang.

     

    Kapal Pengayoman IV Terbalik di Perairan Nusakambangan Cilacap, 2 Tewas

  • Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Jatim, BPBD Siaga 24 Jam sampai Lebaran 2025

    Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Jatim, BPBD Siaga 24 Jam sampai Lebaran 2025

    Liputan6.com, Surabaya – Berdasar informasi dari BMKG, cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung selama 4-5 hari ke depan, termasuk di Jawa Timur.

    Untuk itu, BPBD Jatim memastikan pihaknya akan siaga 24 jam sepanjang musim tersebut serta guna mendukung kelancaran dan keselamatan masyarakat dalam melakukan mudik dan balik saat libur lebaran tahun ini.

    “Sesuai arahan Ibu Gubernur, BPBD menjadi salah satu dari lima OPD yang tidak mendapatkan libur guna memastikan kesiapan penanganan bencana dan keadaan darurat saat musim lebaran tahun ini,” ujar Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Sabtu (22/3/2025).

    Gatot mengungkapkan, tahun ini posko khusus di beberapa wilayah tidak didirikan karena kebijakan efisiensi. Namun, posko pusat di kantor BPBD Jatim tetap melakukan pemantauan dan koordinasi 24 jam.

    “Seluruh BPBD di kabupaten/kota juga telah diarahkan untuk siaga di daerah masing-masing, terutama dalam menghadapi potensi bencana seperti, longsor dan banjir,” ungkapnya.

    Beberapa wilayah yang menjadi perhatian utama dalam pemantauan bencana, di antaranya, meliputi kawasan Mataraman, seperti, Trenggalek, Magetan, dan Pacitan.

    “Selanjutnya wilayah Sidoarjo, Malang Raya dan Pantai Selatan, serta wilayah Tapal Kuda, seperti, Bondowoso dan Situbondo. Sementara, wilayah Madura dan sisi utara Jatim diprediksi dalam kondisi relatif aman,” ujar Gatot.

    Kabid KL Satriyo Nurseno menambahkan, kesiapan BPBD Jatim ini juga didukung para personel Tim Reaksi Cepat (TRC) yang akan melakukan pemantauan 24 jam.

    “Kami tetap siaga 24 jam dengan sistem shift, dari yang biasanya tiga shift menjadi dua shift. Setiap shift terdiri dari 15-20 personel untuk memastikan kesiapan penanganan di seluruh wilayah,” tambahnya.

    Selain kesiapan personel, BPBD Jatim juga telah memastikan ketersediaan logistik untuk mendukung penanganan bencana serta berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Perhubungan untuk membantu kelancaran arus mudik dan balik.

    Satriyo juga mengajak masyarakat dan awak media untuk berperan aktif dalam memberikan informasi terkait bencana yang terjadi.

    “Jika ada kejadian bencana yang belum terpantau oleh kami, mohon segera melaporkan melalui call center 117 atau melalui nomor WhatsApp posko BPBD 0813-3200-9050,” pintanya.

    Dengan kesiapsiagaan ini, BPBD Jatim berharap dapat memberikan respon cepat dan efektif dalam menghadapi segala kemungkinan selama masa mudik dan balik lebaran.

     

    Balita di Cilacap Positif Covid, Ini Riwayat Perjalanannya

  • AHY Tekankan Pentingnya Data Iklim dalam Pembangunan Infrastruktur
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Maret 2025

    AHY Tekankan Pentingnya Data Iklim dalam Pembangunan Infrastruktur Megapolitan 24 Maret 2025

    AHY Tekankan Pentingnya Data Iklim dalam Pembangunan Infrastruktur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan,
    Agus Harimurti Yudhoyono
    (AHY) menegaskan,
    pembangunan infrastruktur
    nasional harus didasarkan
    data risiko iklim
    dan kebencanaan, bukan sekadar pertimbangan fisik dan ekonomi.

    Pembangunan infrastruktur
    nasional ke depan harus berbasis pada pemahaman risiko. Kita harus mulai dari data yang akurat dan penegakan yang ilmiah, termasuk data meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang selama ini dikelola oleh BMKG,” ujar AHY dalam peringatan
    Hari Meteorologi Dunia
    2025 yang digelar secara daring, Senin (24/3/2025).
    Tantangan pembangunan saat ini dinilai semakin kompleks akibat perubahan iklim.
    Begitu pula dengan bencana alam yang makin sering terjadi, serta kerentanan ruang hidup masyarakat yang masih tinggi.
    Oleh karena itu, kata AHY, strategi pembangunan ke depan harus tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
    Setiap proses pembangunan, mulai dari desain hingga implementasi, wajib mengedepankan prinsip ketahanan terhadap bencana.
    “Ketahanan iklim dan kebencanaan tidak boleh hanya menjadi wacana dalam dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur tetapi harus menjadi praktik utama dalam setiap proses pembangunan,” jelas dia.
    AHY juga meminta adanya penyesuaian data ilmiah ke dalam sistem rencana pembangunan dan tata ruang nasional.
    Menurutnya, hal itu perlu dilakukan agar kebijakan yang diambil dapat tepat sasaran.
    “Mulai dari desain teknis infrastruktur, penentuan lokasi, hingga strategi operasionalnya, semua harus mempertimbangkan risiko bencana dan perubahan iklim,” kata dia.
    Salah satunya, seperti banjir di Bekasi, Jawa Barat beberapa minggu lalu.
    Untuk permasalahan tersebut, kata AHY, perlu diatasi dengan solusi yang permanen dan berbasis ilmiah.
    “Kita harus identifikasi permasalahan yang sebetulnya klasik, tapi permasalahan klasik ini tidak boleh dicarikan solusi yang klasik juga, harus ada trobosan-trobosan keberanian,” jelas dia.
    AHY meminta BMKG, Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian ATR/BPN, pemerintah daerah, hingga komunitas lokal, untuk bisa bekerja sama dalam membangun sistem pembangunan yang adaptif terhadap risiko.
    “Dengan sinergi, kita bisa memastikan bahwa pembangunan infrastruktur bukan menjadi sumber kerentanan, tetapi justru menjadi benteng pertahanan kita ke depan,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Idulfitri 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama Tanggal 31 Maret 2025? Ini Penjelasan Kemenag

    Idulfitri 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama Tanggal 31 Maret 2025? Ini Penjelasan Kemenag

    TRIBUNJATENG.COM – Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 diprediksi akan berlangsung serentak di Indonesia.

    Artinya, tak ada perbedaan antara pemerintah dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

    Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Abu Rokhmad di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (21/3/2025). 

    Ia menyampaikan, perkiraan Lebaran pemerintah dan Muhammadiyah jatuh pada tanggal yang sama didasarkan pada perhitungan hisab.

    Hisab adalah perhitungan secara astronomis dan sistematis untuk menentukan posisi Bulan sebagai cara menentukan dimulainya awal bulan dalam kalender Hijriah.

    “Kalau menurut hitung-hitungannya hisab, kemungkinan Insya Allah (Idul Fitri 2025) akan sama (dengan Muhammadiyah),” ujar Abu Rokhmad dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/3/2025).

    Lalu, Lebaran 2025 jatuh pada hari apa?

    Lebaran 2025 jatuh pada hari apa?

    Abu Rokhmad mengatakan, umat Islam di Indonesia akan merayakan Lebaran pada Senin (31/3/2025).

    Ia menjelaskan, puasa Ramadhan 2025 bakal dilakukan selama 30 hari sejak Sabtu (1/3/2025) karena hilal tidak dapat dilihat.

    “Maka umur Ramadhan itu kan ada dua, 29 atau 30 hari. Kalau tidak bisa melihat hilal di tanggal 29 maka Ramadhan digenapkan 30 hari,” jelas Abu Rokhmad.

    “Jadi, Insya Allah, awal Syawal Idul Fitri kita kompak bareng-bareng,” tambahnya.

    Meski prediksi Lebaran 2025 sudah keluar, Kemenag tetap menggelar Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah.

    Sidang Isbat bakal dihelat di kantor pusat Kemenag di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada 29 Ramadhan yang bertepatan dengan Sabtu (29/3/2025).

    “Kami akan menggelar Sidang Isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, Sidang Isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadhan, 29 Ramadhan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” kata Abu Rokhmad dikutip dari laman resmi Kemenag, Selasa (18/3/2025).

    Tahapan Sidang Isbat Lebaran 2025

    Kemenag akan mengundang beberapa pihak untuk hadir dalam Sidang Isbat, yakni duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam. Pihak lain yang diundang adalah LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.

     Jalannya Sidang Isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah sebelum umat Islam merayakan Lebaran 2025 akan dimulai dengan seminar posisi hilal pukul 16.30 WIB sampai menjelang maghrib.

    Setelah itu, Kemenag akan menggelar Sidang Isbat secara tertutup pukul 18.45 WIB.

    Hasil Sidang Isbat bakal diumumkan kepada masyarakat melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Posisi hilal

    Abu Rokhmad menjelaskan, ijtimak atau konjungsi secara hisab terjadi pada Sabtu (29/3/2025) pukul 17.57.58 WIB.

    Posisi hilal berada di antara -3 di Papua dan -1 di Aceh berdasarkan data astronomi ketika Matahari terbenam.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” jelas Abu Rokhmad.

    Ia menambahkan, penentuan awal Syawal 1446 Hijriah dilakukan dengan metode hisab dan rukyat.

    Hal tersebut sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Fatwa MUI mengatur bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyat oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional. (Kompas.com)

  • BMKG Ungkap Mengapa Jakarta Rawan Alami Banjir Rob

    BMKG Ungkap Mengapa Jakarta Rawan Alami Banjir Rob

    BMKG Ungkap Mengapa Jakarta Rawan Alami Banjir Rob
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ), Guswanto mengungkapkan bahwa
    Jakarta
    memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana
    tsunami
    dan
    banjir rob
    , terutama karena kondisi geografisnya yang rendah.
    “Secara ketinggian wilayah, hampir 80-90 persen Jakarta berada di bawah 15 meter di atas permukaan laut (MDPL),” kata Guswanto dalam diskusi secara virtual, Senin (24/3/2025).
    “Jika terjadi banjir rob atau bahkan tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter, maka Jakarta menjadi daerah yang paling rawan terdampak pertama kali,” ujarnya lagi.
    Selain itu, BMKG juga mencatat bahwa meskipun luas wilayah Jakarta tidak begitu besar, namun mengalami frekuensi banjir dan genangan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
    BMKG menjelaskan bahwa terdapat delapan faktor utama yang memengaruhi kondisi cuaca ekstrem di Indonesia, termasuk yang berkontribusi terhadap risiko tsunami dan banjir rob di Jakarta.
    Faktor-faktor tersebut meliputi, El Nino dan La Nina, yang mempengaruhi suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah.
    Kemudian, suhu muka laut yang berperan dalam pembentukan awan dan pola curah hujan. Lalu, Indian Ocean Dipole (IOD) yang berdampak pada pola cuaca di Samudra Hindia.
    Selanjutnya, ada siklon tropis, yang bisa memicu hujan ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah pesisir. Kemudian, kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global, yang memperburuk dampak banjir rob.
    Ada juga perubahan pola angin Monsun atau Monsun Asia/ Australia, yang berpengaruh pada curah hujan di wilayah Indonesia.
    Sementara itu, Direktur Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab mengungkapkan bahwa perubahan iklim di Indonesia semakin mengkhawatirkan.
    Berdasarkan laporan terbaru World Meteorological Organization (WMO)–State of Global Climate 2025, suhu global terus meningkat dengan tren yang semakin ekstrem.
    “Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pengamatan suhu dunia selama 175 tahun terakhir. Laju kenaikan suhu global telah mencapai 1,55 derajat Celcius, melampaui ambang batas yang disepakati dalam
    Paris Agreement
    ,” ungkap Fachri.
    Tidak hanya secara global, Indonesia juga disebut mengalami peningkatan suhu yang sangat drastis. Fachri menunjukkan data
    warming stripe
     yang mengindikasikan tren kenaikan suhu di Indonesia sejak tahun 1981 hingga 2024.
    “Dulu, hingga awal tahun 2000-an, kita masih melihat warna biru, artinya suhu masih di bawah rata-rata,” kata Fachri.
    “Namun, sejak 2000 ke atas, semuanya berubah menjadi merah, dan pada 2024, warnanya bahkan merah tua. Ini menunjukkan bahwa suhu di Indonesia meningkat dengan signifikan,” ujarnya lagi.
    BMKG mencatat bahwa tahun 2024 bukan hanya tahun terpanas di dunia, tetapi juga di Indonesia. BMKG memperkirakan, suhu rata-rata Indonesia akan terus meningkat hingga tahun 2100.
    “Peningkatan suhu sampai (tahun) 2100 hampir merata di seluruh wilayah Indonesia,” kata Fachri.
    “Proyeksi perubahan curah hujan, di periode musim hujan, hari-hari dengan hujan ekstrem akan bertambah dan meningkat. Di musim kemarau, hari-hari tanpa hujan panjang akan meningkat,” ujarnya lagi menjelaskan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Sebut Gas Rumah Kaca Tingkatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi

    BMKG Sebut Gas Rumah Kaca Tingkatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi

    BMKG Sebut Gas Rumah Kaca Tingkatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) mengungkapkan, peningkatan suhu permukaan dan konsentrasi
    gas rumah kaca
    berpengaruh terhadap bertambahnya kejadian
    bencana hidrometeorologi
    seperti banjir dan tanah longsor.
    “Yang meningkat adalah intensitas, frekuensi, dan durasinya,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam acara Refleksi
    Banjir Jabodetabek
    : “Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem,” Senin (24/3/2025).
    “Ini korelatif dengan kenaikan suhu permukaan. Dan nanti data menunjukkan semuanya korelatif dengan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca,” kata dia.
    BMKG mencatat tren curah hujan ekstrem di berbagai wilayah Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir.
    Grafik menunjukkan bahwa jumlah kejadian hujan ekstrem yang melampaui 150 mm dalam 24 jam terus bertambah seiring waktu.
    “Jadi ada benang merah yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara peningkatan emisi gas rumah kaca, kenaikan suhu udara, dan peningkatan kejadian ekstrem,” kata Dwikorita.
    BMKG juga menyoroti bahwa kenaikan suhu udara dapat mempercepat siklus hidrologi, yang pada akhirnya memperburuk kondisi ekstrem, baik dalam bentuk banjir (ekstrem basah) maupun kekeringan (ekstrem kering).
    Contohnya, pada banjir yang terjadi di Jabodetabek, citra satelit menunjukkan bahwa awan kumulonimbus yang memicu hujan ekstrem di wilayah tersebut justru lebih kecil dibandingkan dengan awan kumulonimbus yang terbentuk di Palembang, Lampung, dan Kalimantan Barat.
    “Kita lihat dampak dari banjir yang paling parah di Jabodetabek, padahal kumpulan awannya itu paling kecil,” kata Dwikorita.
    “Di waktu yang sama, ada dua kumulonimbus yang lebih besar, hampir dua kali lipat, di Palembang dan Lampung serta di Kalimantan Barat. Tetapi, banjirnya tidak sedahsyat yang terjadi di Jabodetabek,” ujar dia.
    BMKG menekankan pentingnya kesadaran terhadap perubahan lingkungan dan tata ruang untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi di masa depan.
    Dia menegaskan penting untuk memperhatikan kondisi tata ruang dan lingkungan untuk mencegah kondisi-kondisi yang memicu banjir yang lebih parah.
    “Mohon jangan diabaikan pentingnya tata ruang yang memperhatikan perubahan lingkungan. Ini harus segera dibahas bersama,” kata Dwikorita.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Jawa Barat pada 23-26 Maret 2025

    BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Jawa Barat pada 23-26 Maret 2025

    Sebelumnya, BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem saat puncak arus mudik Lebaran yang diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengungkap sejumlah faktor seperti anomali suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar perairan Indonesia, mengakibatkan adanya penambahan kandungan uap air di atmosfer. Hal tersebut kemudian semakin memperbesar potensi pertumbuhan awan hujan.

    “Kami mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, pemudik yang menggunakan transportasi darat, laut, dan udara perlu terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan pihak terkait,” ujar Andri.

    Bagi pemudik yang menggunakan transportasi udara dan laut, Guswanto mengingatkan agar memperhatikan prakiraan cuaca di bandara dan pelabuhan tujuan. Sebab, cuaca buruk seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi dapat menyebabkan keterlambatan atau pembatalan penerbangan dan perjalanan laut.

    “Khusus bagi pemudik yang akan menyeberang menggunakan kapal laut, perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dan angin kencang, terutama di perairan Selat Sunda, Selat Lombok, Laut Jawa, dan perairan sekitar Nusa Tenggara. Masyarakat yang bepergian dengan pesawat juga perlu memperhatikan kemungkinan keterlambatan akibat cuaca buruk di beberapa bandara. Oleh karena itu, kami mengimbau pemudik untuk terus berkoordinasi dengan pihak maskapai, operator pelabuhan, dan BMKG guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi cuaca di rute perjalanan mereka,” katanya.

     

    Penulis: Arby Salim

  • BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jateng, Pemudik Diminta Waspada – Page 3

    BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jateng, Pemudik Diminta Waspada – Page 3

    BMKG memberikan beberapa rekomendasi bagi pemudik untuk menghadapi cuaca ekstrem. Pertama, selalu pantau informasi cuaca terkini dari BMKG. Kedua, siapkan rencana perjalanan alternatif jika terjadi cuaca buruk. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima dan siap menghadapi kondisi jalan yang mungkin terdampak cuaca. Waspadai potensi banjir, longsor, dan pohon tumbang yang bisa mengancam keselamatan perjalanan.

    Selain itu, pemudik juga disarankan untuk berhati-hati saat berkendara di jalur rawan kecelakaan. Siapkan perlengkapan darurat seperti jas hujan, obat-obatan, dan makanan ringan.

    Dalam situasi cuaca buruk, jika hujan lebat terjadi, sebaiknya menunda perjalanan dan mencari tempat berlindung yang aman. “Sebelum berangkat, cek prakiraan cuaca untuk memastikan perjalanan tetap aman dan nyaman,” kata seorang ahli meteorologi.

  • Warga Bali Wajib Baca! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Melanda 22-25 Maret 2025

    Warga Bali Wajib Baca! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Melanda 22-25 Maret 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Saat ini Indonesia memang tengah menghadapi musim hujan, yang diharapkan agar masyarakat lebih dapat berhati-hati, salah satunya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Bali.

    Bahkan dalam hal ini, pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) juga telah memberikan peringatan adanya kemungkinan cuaca ekstrem hingga Selasa, 25 Maret 2025 mendatang.

    Dikutip dari laman Antara, pihak BBMKG yang bertugas di wilayah III Denpasar telah mengungkapkan bahwa kemungkinan bibit siklon 92S bakal memengaruhi kondisi cuaca di Bali.

    Hal ini juga disampaikan oleh Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho yang mengungkapkan bahwa adanya bibit siklon 92S yang berada di Samudra Hindia Selatan Bali.

    Sehingga bibit siklon 92S ini, akan mendukung pertumbuhan awan konvektif yang berada di wilayah Bali.

    Sehingga untuk cuaca saat ini hingga Selasa, 25 Maret 2025 mendatang bakal berpotensi alami hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang juga bakal disertai dengan petir dan angin kencang.

    Bahkan untuk di perairan selatan Bali, kemungkinan tinggi gelombang bisa mencapai tiga meter.

    Selain itu, cuaca ekstrem yang diprediksi bakal terjadi di Bali hingga Selasa mendatang ini, juga bisa saja disebabkan oleh faktor Madden Julian Oscillation (MJO) atau gelombang osilasi nonseasonal yang berada pada kuadran 5.

    Sehingga faktor meteorologis ini, bisa meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Bali yang bakal terjadi dalam intensitas ringan hingga lebat.

    Selain itu, untuk suhu muka laut yang berada di sekitaran wilayah Bali bakal berada di kisaran 29 hingga 30 derajat Celsius, dengan massa udara basah mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan sekira 12.000 meter.

    Peringatan cuaca ekstrem ini tentunya tidak bisa disepelekan begitu saja oleh masyarakat, namun seharusnya menjadi salah satu upaya untuk antisipasi hal buruk terjadi.

    Intensitas hujan yang tinggi, tentunya bisa menimbulkan berbagai permasalahan terjadi seperti banjir, hingga genangan air yang bisa menimbulkan penyakit.

    Selain itu, angin kencang dan petir juga tidak kalah harus diwaspadai yang sebelumnya tidak sedikit masyarakat yang turut menjadi korban.

    Menjaga imunitas tubuh juga menjadi salah satu tindakan yang tepat untuk menghindari berbagai virus yang bisa masuk ke dalam tubuh, apalagi jika tengah berpuasa.

    Cukupilah kebutuhan nutrisi di dalam tubuh, agar kesehatan tetap terjaga dan tetap bisa menjalankan aktivitas harian meskipun di tengah cuaca yang tidak bagus sekalipun.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News