Kementrian Lembaga: BMKG

  • Awal Pekan di Madiun dan Pacitan: Cuaca Dinamis, Warga Diimbau Siaga Hujan Pagi

    Awal Pekan di Madiun dan Pacitan: Cuaca Dinamis, Warga Diimbau Siaga Hujan Pagi

    Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki awal pekan, Senin 14 April 2025, wilayah Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan diprediksi akan mengalami variasi cuaca yang cukup beragam. Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG Juanda, ketiga wilayah ini akan mengalami kombinasi antara hujan ringan, langit berawan, hingga kondisi cerah terang di beberapa waktu.

    Di Kota Madiun, cuaca diperkirakan akan diawali dengan hujan ringan pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Kondisi ini kemudian berubah menjadi berawan menjelang siang, yakni pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

    Sore harinya, warga akan disambut oleh langit yang cerah terang, sebelum akhirnya kembali berawan menjelang malam pukul 18.00 WIB. Meski begitu, malam hari di Kota Madiun diprediksi tetap cukup bersahabat dengan langit cerah berawan.

    “Suhu udara berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celcius, dengan kelembaban cukup tinggi yaitu 74 hingga 96 persen,” ujar Oky Sukma Hakim, S.Tr., prakirawan BMKG Juanda. Angin diperkirakan bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 4,8 km/jam.

    Sementara itu, Kabupaten Madiun akan mengalami pola cuaca yang hampir serupa dengan wilayah kota. Hujan ringan kemungkinan besar akan turun pada pagi hari, diikuti langit berawan menjelang siang, dan cerah terang saat sore hari.

    Namun yang menjadi pembeda, malam hari di Kabupaten Madiun justru diprediksi akan cerah terang pada pukul 21.00 WIB.

    “Kelembapan udara di Kabupaten Madiun sedikit lebih tinggi dibanding kota, yakni antara 79 sampai 97 persen, dengan suhu berkisar antara 23 hingga 28 derajat Celcius,” jelas Oky. Arah angin akan datang dari Barat Daya dengan kecepatan sekitar 4,6 km/jam.

    Berbeda dengan Madiun, wilayah Pacitan justru menunjukkan kestabilan cuaca yang cukup baik sepanjang hari. Sejak pagi hingga siang hari, langit diperkirakan berawan. Namun, kondisi cerah terang akan mulai terlihat sejak pukul 15.00 WIB hingga malam hari sekitar pukul 21.00 WIB. Setelah itu, langit kembali berawan. “

    Meski cuaca relatif stabil, masyarakat tetap disarankan waspada terhadap perubahan mendadak, terutama yang memiliki aktivitas di luar ruangan,” tambah Oky Sukma Hakim.

    Suhu di Pacitan berkisar antara 21 hingga 28 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban 75 hingga 96 persen. Angin bertiup dari arah Utara dengan kecepatan sekitar 6,8 km/jam.

    Dengan kondisi cuaca yang bervariasi ini, masyarakat diimbau untuk tetap mempersiapkan diri, terutama saat pagi dan malam hari. Membawa perlengkapan seperti payung atau jas hujan tetap disarankan agar aktivitas harian tidak terganggu.

    BMKG juga terus mengingatkan masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terbaru agar bisa lebih waspada dan tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitar. [mnd/aje]

  • Waspadai Banjir Rob di NTT Hingga Dua Hari Mendatang

    Waspadai Banjir Rob di NTT Hingga Dua Hari Mendatang

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir rob di sejumlah wilayah pesisir di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 13-15 April 2025.

    “Masyarakat pesisir pantai diimbau waspada akan potensi fenomena banjir rob yang diprediksi terjadi pada 13-15 April 2025,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang Yandri Anderudson Tungga dalam keterangan di Kupang, Minggu, seperti dikutip ANTARA.

    Ia mengatakan potensi rob tersebut disebabkan oleh adanya bibit Siklon Tropis 96S yang terpantau di sebelah tenggara Pulau Timor.

    Selain itu, disebabkan pula oleh fenomena bulan purnama pada 13 April 2025 yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.

    “Berdasarkan pantauan prediksi pasang surut, kecepatan angin, tinggi gelombang, dan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, maka dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah NTT berupa potensi banjir rob,” jelasnya.

    Hal ini, lanjut dia, berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

    Adapun wilayah NTT yang berpotensi terdampak banjir rob pada Minggu (13/4) hingga Selasa (15/4) antara lain pesisir Pulau Flores-Alor, pesisir Pulau Sumba, pesisir Pulau Sabu Raijua, dan pesisir Pulau Timor-Rote.

    Untuk itu, pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir (rob) agar masyarakat khususnya di wilayah pesisir bisa selalu waspada.

    “Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak banjir rob, serta terus memantau informasi terkini terkait cuaca maritim dari BMKG,” kata dia.

  • Waspada potensi banjir rob di pesisir NTT pada 13-15 April 2025

    Waspada potensi banjir rob di pesisir NTT pada 13-15 April 2025

    Ilustrasi – Gelombang laut di salah satu wilayah pesisir Nusa Tenggara Timur (NTT). ANTARA/Yoseph Boli Bataona

    BMKG: Waspada potensi banjir rob di pesisir NTT pada 13-15 April 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 13 April 2025 – 13:35 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir pesisir (rob) di sejumlah wilayah pesisir di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 13-15 April 2025.

    “Masyarakat pesisir pantai diimbau waspada akan potensi fenomena banjir rob yang diprediksi terjadi pada 13-15 April 2025,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang Yandri Anderudson Tungga dalam keterangan di Kupang, Minggu.

    Ia mengatakan potensi rob tersebut disebabkan oleh adanya bibit Siklon Tropis 96S yang terpantau di sebelah tenggara Pulau Timor. Selain itu, disebabkan pula oleh fenomena bulan purnama pada 13 April 2025 yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.

    “Berdasarkan pantauan prediksi pasang surut, kecepatan angin, tinggi gelombang, dan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, maka dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah NTT berupa potensi banjir rob,” jelasnya.

    Hal ini, lanjut dia, berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat. Adapun wilayah NTT yang berpotensi terdampak banjir rob pada Minggu (13/4) hingga Selasa (15/4) antara lain pesisir Pulau Flores-Alor, pesisir Pulau Sumba, pesisir Pulau Sabu Raijua, dan pesisir Pulau Timor-Rote.

    Untuk itu, pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir (rob) agar masyarakat khususnya di wilayah pesisir bisa selalu waspada.

    “Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak banjir rob, serta terus memantau informasi terkini terkait cuaca maritim dari BMKG,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Gempa Terkini Minggu 13 April 2025 Malam Hari, Barusan Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik Sini

    Gempa Terkini Minggu 13 April 2025 Malam Hari, Barusan Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik Sini

    Gempa Terkini Minggu 13 April 2025 Malam Hari, Barusan Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik Sini

    TRIBUNJATENG.COM – Terjadi gempa bumi di sejumlah wilayah Indonesia pada Minggu malam (13/4/2025).

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi sebanyak 2 kali dibeberapa wilayah Indonesia dengan magnitude berbeda-beda. 

    Berikut informasi titik lokasi gempa bumi yang terjadi di wilayah Indonesia pada Minggu 13 April 2025:

    1. Gempa Bumi NTT

    Gempa Mag:2.0, 13-Apr-2025 19:26:23WIB, Lok:9.11LS, 118.65BT (65 km BaratLaut KODI-SUMBABARATDAYA-NTT), Kedlmn:26 Km 

    Pukul 19.26.23 WIB, sebuah gempa dengan magnitude 2.0 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 9.11 Lintang Selatan (LS) dan 118.65 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 65 km Barat Laut Kodi Sumba Barat Daya NTT. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 26 kilometer.

    2. Gempa Bumi Sulteng

    Gempa Mag:2.5, 13-Apr-2025 21:41:56WIB, Lok:0.96LS, 122.20BT (75 km TimurLaut TOJOUNA-UNA-SULTENG), Kedlmn:10 Km

    Pukul 21.41.56 WIB, sebuah gempa dengan magnitude 2.5 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 0.96 Lintang Selatan (LS) dan 122.20 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 75 km Timur Laut Tojouna Una Sulteng. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 10 kilometer.

    Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

    Sama seperti gempa sebelumnya, informasi ini disampaikan oleh BMKG dengan peringatan bahwa hasil pengolahan data masih bisa mengalami perubahan seiring dengan kelengkapan data yang lebih lanjut.

    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan atau dampak lebih lanjut akibat gempa ini.

    BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap informasi resmi yang akan diumumkan secara lebih detail.

     

  • BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Lebih Singkat di Beberapa Wilayah Indonesia – Halaman all

    BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Lebih Singkat di Beberapa Wilayah Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, musim kemarau tahun 2025 di Indonesia akan berlangsung lebih singkat dibandingkan biasanya di sebagian besar wilayah.

    Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam pernyataannya pada Sabtu (12/4/2025).

    Menurut Dwikorita, awal musim kemarau tahun ini telah dimulai secara bertahap sejak April 2025.

    Hanya beberapa wilayah yang mengalami musim kemarau di bulan April.

    Meski begitu, beberapa wilayah Indonesia yang belum mengalami musim kemarau, baru akan mengalami musim kemarau pada bulan Mei dan Juni.

    “Awal musim kemarau di Indonesia diprediksi tidak terjadi secara serempak. Pada bulan April 2025, sebanyak 115 Zona Musim (ZOM) akan memasuki musim kemarau.”

    “Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua,” jelasnya, dikutip dari laman resmi BMKG.

    BMKG menyatakan, prediksi ini didasarkan pada pemantauan dan analisis terhadap dinamika iklim global dan regional hingga pertengahan April. 

    Salah satu faktor utama adalah kondisi netral dari fenomena iklim global seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD).

    Meski tidak ada gangguan besar dari Samudra Pasifik dan Hindia, suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia tercatat lebih hangat dari biasanya dan diperkirakan akan bertahan hingga September.

    Kondisi ini diyakini turut memengaruhi pola cuaca lokal.

    Puncak Musim Kemarau Diprediksi Terjadi pada Agustus

    Dwikorita menyebutkan, puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi antara Juni hingga Agustus 2025, dengan intensitas kekeringan tertinggi pada bulan Agustus. 

    Wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami puncak kekeringan meliputi Jawa bagian tengah dan timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.

    Secara keseluruhan, sekitar 60 persen wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau dengan karakteristik normal, 26 persen wilayah akan mengalami kemarau lebih basah dari biasanya, sementara 14 persen lainnya akan menghadapi musim kemarau yang lebih kering.

    Durasi musim kemarau di sebagian besar wilayah diperkirakan lebih pendek, meskipun ada 26 persen wilayah yang justru akan mengalami musim kemarau lebih panjang, terutama di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan.

    Mitigasi dan Rekomendasi BMKG untuk Hadapi Musim Kemarau

    Sebagai langkah antisipasi terhadap dampak musim kemarau, BMKG mengeluarkan sejumlah rekomendasi strategis, terutama untuk sektor-sektor vital seperti pertanian, kebencanaan, kesehatan, dan energi.

    Untuk sektor pertanian, BMKG menyarankan penyesuaian jadwal tanam berdasarkan awal musim kemarau di masing-masing wilayah.

    Selain itu, pemilihan varietas tanaman tahan kekeringan dan optimalisasi pengelolaan air dinilai penting untuk menjaga produktivitas di tengah minimnya curah hujan.

    “Wilayah yang mengalami musim kemarau lebih basah bisa menjadi peluang untuk memperluas lahan tanam dan meningkatkan hasil produksi, dengan tetap memperhatikan pengendalian potensi hama,” ujar Dwikorita.

    Sementara itu, di sektor kebencanaan, kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi sangat penting, terutama di wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau dengan sifat normal hingga kering. 

    BMKG menganjurkan, agar pada masa-masa saat hujan masih terjadi, dilakukan pembasahan lahan gambut dan pengisian embung-embung air untuk mencegah risiko kebakaran.

    Di bidang lingkungan dan kesehatan, Dwikorita mengingatkan pentingnya menjaga kualitas udara, terutama di daerah perkotaan dan kawasan rawan karhutla.

    Suhu panas dan kelembapan tinggi selama musim kemarau juga dapat berdampak pada kesehatan masyarakat, sehingga perlu diantisipasi dengan baik.

    BMKG juga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya air secara bijak, terutama untuk menjamin operasional pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sistem irigasi, dan kebutuhan air baku masyarakat selama musim kemarau berlangsung.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait BMKG dan Musim Kemarau 

  • Mudik Lebaran 2025 Lancar, GP Ansor Puji Sinergi Polri dan Kemenhub

    Mudik Lebaran 2025 Lancar, GP Ansor Puji Sinergi Polri dan Kemenhub

    Jakarta, Beritasatu.com – Kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2025 mendapat apresiasi dari Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor). Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, menyebut keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi yang kuat antara Polri, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan para pemangku kepentingan.

    “Penanganannya bagus. Tahun ini lebih bagus karena terlihat koordinasinya sangat baik sehingga lalu lintas mudik berjalan lancar,” ujar Addin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/4/2025).

    Addin juga menyoroti peran kebijakan sistem satu arah atau one way yang diterapkan oleh pihak kepolisian sebagai salah satu kunci kelancaran lalu lintas selama arus balik. “Dengan adanya kebijakan one way jalur arah balik, luar biasa bisa membantu kelancaran lalu lintas,” tambahnya.

    Tak hanya itu, GP Ansor melalui Barisan Ansor Serbaguna (Banser) juga aktif turun ke lapangan dengan mendirikan posko-posko bantuan bagi pemudik di berbagai lokasi jalur mudik Lebaran 2025.

    Operasi Ketupat 2025 yang digelar Polri bersama TNI, Basarnas, BMKG, dan Kementerian Perhubungan sejak 26 Maret hingga 8 April juga dinilai sukses. Sebanyak 164.298 personel dikerahkan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama mudik.

    Menurut data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas Polri, kecelakaan lalu lintas selama masa Lebaran 2025 tercatat sebanyak 4.640 kasus. Angka ini mengalami penurunan sebesar 34,31% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024.

    Selain itu, Kementerian Perhubungan melaporkan adanya kenaikan pergerakan kendaraan pribadi di jalan tol. Total sebanyak 7.095.675 penumpang tercatat keluar masuk Jakarta selama periode 21 Maret hingga 11 April 2025, meningkat 8,48% dibanding tahun sebelumnya.

    Sinergi apik antara Polri, Kemenhub, dan organisasi masyarakat seperti GP Ansor dinilai menjadi kunci sukses kelancaran mudik Lebaran 2025.

  • BMKG prakirakan hujan lebat disertai kilat landa sejumlah kota besar

    BMKG prakirakan hujan lebat disertai kilat landa sejumlah kota besar

    logo BMKG

    BMKG prakirakan hujan lebat disertai kilat landa sejumlah kota besar
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 13 April 2025 – 08:21 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sejumlah kota besar di Indonesia pada Minggu, berpotensi diguyur hujan lebat yang dapat disertai kilat.

    “Di wilayah Jawa pada umumnya diguyur hujan ringan hingga sedang, seperti di Serang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Bandung berpotensi hujan lebat disertai kilat,” kata Prakirawan BMKG, Satriana Roguna dalam siaran prakiraan cuaca di Jakarta, Minggu.

    Di wilayah Sumatera, hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi di Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi, dan Palembang. Sementara Bengkulu, Pangkal Pinang dan Bandar Lampung berpotensi hujan lebat disertai kilat. Adapun Banda Aceh dan Padang diprakirakan udara kabur.

    “Di wilayah Denpasar dan Mataram hujan ringan hingga sedang, sementara Kupang berpotensi hujan lebat disertai kilat,” kata dia.

    Selanjutnya, kata dia, di wilayah Kalimantan yang berpotensi diguyur hujan lebat disertai kilat, yakni Tanjung Selor, Samarinda, Banjarmasin, dan Palangka Paya, sedangkan Pontianak diprakirakan hujan sedang. Berpindah ke wilayah Sulawesi, lanjutnya, kota-kota besar berpotensi diguyur hujan lebat disertai kilat, seperti Mamuju, Gorontalo, Manado, dan Kendari. Sementara Makassar dan Palu diprakirakan diguyur hujan ringan hingga sedang.

    Di wilayah Indonesia Timur, kata dia, pada umumnya berpotensi hujan ringan hingga sedang, seperti di Ambon, Ternate, Manokwari, Sorong, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya. Sedangkan Merauke diprakirakan hujan lebat disertai kilat.

    “Bagi yang ingin mengetahui cuaca secara khusus yang diperbaharui setiap tiga jam dapat memantau di aplikasi BMKG,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • BMKG: Ada Potensi Cuaca Ekstrem di NTT

    BMKG: Ada Potensi Cuaca Ekstrem di NTT

    Kupang, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dipicu oleh keberadaan bibit siklon tropis 96S di wilayah NTT.

    Berdasarkan pantauan dinamika atmosfer terkini, sejak 9 April 2025, bibit siklon tersebut mulai terbentuk di sekitar Laut Arafura sebelah barat Papua Selatan dan bergerak ke arah barat daya.

    Saat ini, bibit siklon tropis 96S terpantau berada di tenggara Pulau Timor dengan koordinat pusat sirkulasi sekitar 11.1°LS dan 127.6°BT.

    Kecepatan angin maksimum sistem ini diperkirakan mencapai 35 knot atau sekitar 65 km/jam dengan tekanan minimum sekitar 1.000 hPa.

    BMKG Kupang memprediksi bahwa bibit ini akan menguat dan berkembang menjadi siklon tropis dengan kecepatan angin maksimum 50 knot atau 93 km/jam.

    Dampak dari sistem ini berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, disertai petir dan angin kencang di berbagai wilayah di NTT.

    Beberapa wilayah yang berisiko mengalami hujan lebat hingga sangat lebat antara lain Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS), Belu, Malaka, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.

    Sementara itu, wilayah lain seperti Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Alor, dan Lembata berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

    BMKG Kupang juga mencatat adanya potensi angin kencang di wilayah Pulau Timor, Pulau Sabu Raijua, Pulau Rote Ndao, dan Pulau Sumba.

    Selain itu, gelombang laut tinggi juga berpotensi terjadi di perairan NTT. Masyarakat pesisir dan nelayan diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan dapat mengakses informasi lebih lanjut melalui Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang.

    BMKG Kupang menyebutkan bahwa kondisi cuaca ekstrem ini turut dipengaruhi oleh aktivitas Gelombang Kelvin dan Gelombang Equatorial Rossby di wilayah NTT, yang memperkuat potensi hujan lebat disertai angin kencang di kawasan tersebut.

  • BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Lebih Singkat, Kapan Puncaknya?

    BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Lebih Singkat, Kapan Puncaknya?

    Jakarta

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyampaikan awal musim kemarau tahun 2025 telah dimulai sejak April dan akan berlangsung secara bertahap di berbagai wilayah Indonesia.

    Namun, musim kemarau tahun 2025 diprediksi akan berlangsung lebih singkat dibandingkan biasanya di sebagian besar wilayah Indonesia. Prediksi ini didasarkan pada pemantauan dan analisis dinamika iklim global dan regional yang dilakukan BMKG hingga pertengahan April 2025.

    Dwikorita menyampaikan bahwa awal musim kemarau di Indonesia diprediksi tidak terjadi serempak. “Pada bulan April 2025, sebanyak 115 Zona Musim (ZOM) akan memasuki musim kemarau. Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua,” katanya, dikutip dari laman BMKG, Minggu (13/4/2025).

    Fenomena iklim global seperti El Niño-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada dalam fase netral, yang menandakan tidak adanya gangguan iklim besar dari Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia hingga semester II tahun 2025.

    Meski begitu, lanjut Dwikorita, suhu muka laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dari normal dan diperkirakan akan bertahan hingga September, yang dapat memengaruhi cuaca lokal di Indonesia.

    Dwikorita juga mengungkapkan puncak musim kemarau akan terjadi pada Juni hingga Agustus 2025, dengan wilayah-wilayah seperti Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku diperkirakan mengalami puncak kekeringan pada Agustus.

    Terkait sifat musim kemarau 2025, sekitar 60 persen wilayah diprediksi mengalami kemarau dengan sifat normal, 26 persen wilayah mengalami kemarau lebih basah dari normal, dan 14 persen wilayah lainnya lebih kering dari biasanya.

    “Durasi kemarau diprediksi lebih pendek dari biasanya di sebagian besar wilayah, meskipun terdapat 26 persen wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih panjang, terutama di sebagian Sumatera dan Kalimantan,” tambahnya.

    (suc/suc)

  • BMKG: Waspada Potensi Banjir Rob di Wilayah Pesisir NTT pada 13-15 April 2025 – Page 3

    BMKG: Waspada Potensi Banjir Rob di Wilayah Pesisir NTT pada 13-15 April 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat secara tiba-tiba di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat, dalam sepekan ke depan pada 11-17 April 2025.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramadhani menjelaskan, sejumlah wilayah di Indonesia masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan, terutama di bagian selatan dan timur.

    “Kondisi ini didukung oleh aktifnya fenomena MJO secara spasial, serta pengaruh dari gelombang atmosfer seperti Gelombang Rossby Ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low Frequency,” katanya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 11 April 2025.

    Kombinasi faktor-faktor tersebut, kata Andri, meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif yang signifikan di sebagian besar wilayah Indonesia.

    “Di sisi lain, beberapa wilayah di Indonesia juga sudah mulai memasuki periode musim peralihan (pancaroba) dari musim hujan menuju musim kemarau,” ucapnya.

    Andri menjelaskan, dalam periode ini, cuaca umumnya bersifat variatif dan dinamis dengan potensi hujan yang masih dapat terjadi secara tiba-tiba disertai angin kencang dan kilat atau petir pada siang atau sore hari.

    “Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang umumnya relatif lebih cepat, serta variasi kondisi cuaca secara spasial yang signifikan, sehingga dapat memengaruhi kelancaran aktivitas di masyarakat,” tandasnya.

    Terhadap potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjauhi wilayah terbuka saat terjadi hujan disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan, dan infrastruktur yang sudah rapuh saat terjadi hujan disertai angin kencang.

    “Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan. Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja,” kata Andri.