Kementrian Lembaga: BMKG

  • Musim Kemarau Tiba, BMKG Beri Peringatan Ancaman Kebakaran Hutan

    Musim Kemarau Tiba, BMKG Beri Peringatan Ancaman Kebakaran Hutan

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh elemen masyarakat, pemerintah daerah, dan stakeholder terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diprediksi meningkat selama musim kemarau 2025.

    Seperti dikutip dari situs BMKG, dengan risiko karhutla yang mulai muncul di berbagai wilayah, pencegahan sejak dini menjadi langkah paling efektif untuk menghindari kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi, hingga dampak kesehatan masyarakat.

    “Saat ini Indonesia tengah memasuki musim kemarau dan karhutla berpotensi terjadi. Seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas perlu melakukan aksi mitigasi untuk mengurangi risiko dan dampak dari karhutla,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat apel Kesiapsiagaan Nasional Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Selasa (29/4).

    Dwikorita memaparkan, BMKG memprediksi awal musim kemarau 2025 akan terjadi secara bertahap mulai akhir April hingga Juni di sebagian besar wilayah, dengan puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada periode Juni-Agustus.

    Sifat kemarau diprediksi didominasi kondisi normal (sekitar 60%), namun 26% wilayah berpotensi mengalami kemarau atas normal (lebih basah) dan 14% bawah normal (lebih kering).

    Sementara itu, lanjut dia, pada periode April-Mei 2025, risiko karhutla umumnya rendah, namun beberapa area di Riau, Sumatera Utara, dan NTT mulai menunjukkan risiko menengah hingga tinggi. Adapun Bulan Juni 2025, peningkatan signifikan risiko karhutla terjadi di wilayah Riau (41,5% wilayah berisiko tinggi), Sumatra Utara, Jambi, dan sekitarnya.

    Sedangkan, Bulan Juli-September 2025, risiko karhutla meluas ke Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. NTT, NTB, Papua Selatan, Kalimantan Selatan, serta Bangka Belitung menjadi wilayah dengan potensi risiko tertinggi, dan Oktober 2025, risiko karhutla diprediksi tetap tinggi di NTT, Papua Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

    “Khusus Wilayah Riau, secara alamiah berpotensi mengalami dua kali musim kemarau, yakni pada Februari-Maret dan kembali pada Mei hingga Agustus, yang diprediksi menjadi puncak kemarau. Kondisi ini menyebabkan provinsi ini lebih sering mengalami hotspot dibanding wilayah lain. Bahkan meski tanpa pembakaran, potensi kebakaran tetap ada karena faktor angin dan gesekan ranting. Maka prediksi berbasis data sangat penting untuk mitigasi,” ujar Dwikorita.

    Sebagai bentuk antisipasi, BMKG bersama BNPB dan pemerintah daerah mendorong upaya-upaya pembasahan lahan, upaya-upaya mempertahankan tinggi muka air di lahan, dan pengisian embung-embung serta kanal dengan memanfaatkan hujan yang masih ada saat periode transisi menjelang musim kemarau.

    Upaya penguatan lainnya juga dilakukan dalam bentuk penyiagaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), patroli udara, serta pengawasan lapangan secara berkala, khususnya di wilayah Riau yang saat ini telah berstatus siaga darurat karhutla.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan yang memimpin apel menyebutkan bahwa berdasarkan data BMKG, sudah terdeteksi 144 titik api dan sekitar 81 hektare lahan terbakar di Riau hingga akhir April 2025.

    “Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan agar semua pihak menjaga agar karhutla tidak meluas. Ini menyangkut nama baik Indonesia, kesehatan masyarakat, dan kestabilan kawasan,” ujarnya.

    Apel ini, tambah Budi, merupakan bentuk mitigasi bencana karhutla sejak awal agar mudah ditanggulangi. Menurutnya, pencegahan adalah cara paling efektif dibandingkan upaya-upaya untuk memadamkan api setelah membesar. Sebagai langkah konkret, OMC juga dilakukan di Provinsi Riau mulai 1 Mei 2025, water bombing, pengisian embung, kanal, parit, dan melakukan patroli helikopter secara berkala.

    Lebih lanjut, Dwikorita mengajak seluruh pihak untuk memanfaatkan informasi prediksi iklim dan potensi karhutla yang tersedia melalui situs resmi BMKG, termasuk data kualitas udara dan titik panas yang diperbarui setiap jam.

    “BMKG berkomitmen untuk terus memantau perkembangan iklim dan potensi karhutla serta menyampaikan informasi terkini kepada masyarakat dan pihak terkait demi mencegah dampak buruk yang mungkin terjadi. Dengan data yang akurat dan tindakan yang cepat, kita bisa mencegah bencana besar,” pungkasnya.

    (rns/rns)

  • Musim Kemarau Tiba, BMKG Beri Peringatan Ancaman Kebakaran Hutan

    Musim Kemarau Tiba, BMKG Beri Peringatan Ancaman Kebakaran Hutan

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh elemen masyarakat, pemerintah daerah, dan stakeholder terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diprediksi meningkat selama musim kemarau 2025.

    Seperti dikutip dari situs BMKG, dengan risiko karhutla yang mulai muncul di berbagai wilayah, pencegahan sejak dini menjadi langkah paling efektif untuk menghindari kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi, hingga dampak kesehatan masyarakat.

    “Saat ini Indonesia tengah memasuki musim kemarau dan karhutla berpotensi terjadi. Seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas perlu melakukan aksi mitigasi untuk mengurangi risiko dan dampak dari karhutla,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat apel Kesiapsiagaan Nasional Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Selasa (29/4).

    Dwikorita memaparkan, BMKG memprediksi awal musim kemarau 2025 akan terjadi secara bertahap mulai akhir April hingga Juni di sebagian besar wilayah, dengan puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada periode Juni-Agustus.

    Sifat kemarau diprediksi didominasi kondisi normal (sekitar 60%), namun 26% wilayah berpotensi mengalami kemarau atas normal (lebih basah) dan 14% bawah normal (lebih kering).

    Sementara itu, lanjut dia, pada periode April-Mei 2025, risiko karhutla umumnya rendah, namun beberapa area di Riau, Sumatera Utara, dan NTT mulai menunjukkan risiko menengah hingga tinggi. Adapun Bulan Juni 2025, peningkatan signifikan risiko karhutla terjadi di wilayah Riau (41,5% wilayah berisiko tinggi), Sumatra Utara, Jambi, dan sekitarnya.

    Sedangkan, Bulan Juli-September 2025, risiko karhutla meluas ke Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. NTT, NTB, Papua Selatan, Kalimantan Selatan, serta Bangka Belitung menjadi wilayah dengan potensi risiko tertinggi, dan Oktober 2025, risiko karhutla diprediksi tetap tinggi di NTT, Papua Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

    “Khusus Wilayah Riau, secara alamiah berpotensi mengalami dua kali musim kemarau, yakni pada Februari-Maret dan kembali pada Mei hingga Agustus, yang diprediksi menjadi puncak kemarau. Kondisi ini menyebabkan provinsi ini lebih sering mengalami hotspot dibanding wilayah lain. Bahkan meski tanpa pembakaran, potensi kebakaran tetap ada karena faktor angin dan gesekan ranting. Maka prediksi berbasis data sangat penting untuk mitigasi,” ujar Dwikorita.

    Sebagai bentuk antisipasi, BMKG bersama BNPB dan pemerintah daerah mendorong upaya-upaya pembasahan lahan, upaya-upaya mempertahankan tinggi muka air di lahan, dan pengisian embung-embung serta kanal dengan memanfaatkan hujan yang masih ada saat periode transisi menjelang musim kemarau.

    Upaya penguatan lainnya juga dilakukan dalam bentuk penyiagaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), patroli udara, serta pengawasan lapangan secara berkala, khususnya di wilayah Riau yang saat ini telah berstatus siaga darurat karhutla.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan yang memimpin apel menyebutkan bahwa berdasarkan data BMKG, sudah terdeteksi 144 titik api dan sekitar 81 hektare lahan terbakar di Riau hingga akhir April 2025.

    “Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan agar semua pihak menjaga agar karhutla tidak meluas. Ini menyangkut nama baik Indonesia, kesehatan masyarakat, dan kestabilan kawasan,” ujarnya.

    Apel ini, tambah Budi, merupakan bentuk mitigasi bencana karhutla sejak awal agar mudah ditanggulangi. Menurutnya, pencegahan adalah cara paling efektif dibandingkan upaya-upaya untuk memadamkan api setelah membesar. Sebagai langkah konkret, OMC juga dilakukan di Provinsi Riau mulai 1 Mei 2025, water bombing, pengisian embung, kanal, parit, dan melakukan patroli helikopter secara berkala.

    Lebih lanjut, Dwikorita mengajak seluruh pihak untuk memanfaatkan informasi prediksi iklim dan potensi karhutla yang tersedia melalui situs resmi BMKG, termasuk data kualitas udara dan titik panas yang diperbarui setiap jam.

    “BMKG berkomitmen untuk terus memantau perkembangan iklim dan potensi karhutla serta menyampaikan informasi terkini kepada masyarakat dan pihak terkait demi mencegah dampak buruk yang mungkin terjadi. Dengan data yang akurat dan tindakan yang cepat, kita bisa mencegah bencana besar,” pungkasnya.

    (rns/rns)

  • Awas Risiko Heatstroke! BMKG Beri Tips Hadapi Cuaca Panas Ekstrem

    Awas Risiko Heatstroke! BMKG Beri Tips Hadapi Cuaca Panas Ekstrem

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca panas ekstrem yang belakangan kembali dikeluhkan masyarakat berkaitan dengan masuknya Indonesia ke musim kemarau. Puncaknya diprediksi terjadi pada Juni, Juli, hingga Agustus 2025.

    Suhu panas ekstrem disebut lebih banyak terjadi pada wilayah sekitar Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, dengan suhu maksimum di atas 37 derajat Celcius.

    Masyarakat yang berada di wilayah selatan ekuator, khususnya Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan sebagian wilayah Sumatera, diimbau Guswanto perlu meningkatkan kewaspadaan. Wilayah-wilayah ini disebut memiliki karakteristik permukaan lebih cepat menyerap panas dan relatif lebih kering.

    “Kondisi panas ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pertengahan Mei 2025, dan masyarakat juga perlu mewaspadai potensi suhu panas yang dapat kembali meningkat pada periode September hingga Oktober,” tutur Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, kepada detikcom, ditulis Sabtu (3/5/2025).

    “Ketika posisi semu matahari kembali bergerak dari utara menuju selatan dan kembali melintasi wilayah ekuator. Wilayah selatan ekuator seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara berpotensi kembali mengalami kondisi serupa,” tandas dia.

    Guswanto berpesan sedikitnya ada empat hal yang perlu diperhatikan demi menghindari risiko heatstroke atau sengatan panas.

    1. Pastikan Tetap Terhidrasi

    Masyarakat dianjurkan untuk minum air putih cukup secara berkala, meskipun tidak merasa haus, guna mencegah dehidrasi.

    2. Batasi Aktivitas

    Membatasi aktivitas luar ruangan utamanya pada rentang waktu 11:00 hingga 15:00 WIB. Bila tetap perlu ke luar rumah, disarankan menggunakan topi, payung, maupun pakaian ringan.

    “Menghindari paparan sinar matahari langsung pada siang hari dapat mengurangi risiko heatstroke,” beber Guswanto.

    3. Pendingin Udara

    Bila memungkinkan, sebaiknya menggunakan kipas atau pendingin udara di dalam ruangan untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Memilih tempat-tempat publik yang memiliki AC, untuk bisa membantu meredakan suhu ekstrem.

    4. Kelompok Rentan

    Kelompok anak-anak, lansia, dan mereka dengan kondisi kesehatan kronis rentan pada serangan panas. Artinya, perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga terhindar dari kemungkinan heatstroke maupun komplikasi kesehatan lainnya.

    5. Pantau Cuaca

    Memantau laporan dan prediksi cuaca harian sebelum bepergian ke luar rumah juga tak kalah penting. Akses informasi bisa didapat melalui kanal media sosial @infoBMKG maupun website resmi mereka https://www.bmkg.go.id, juga call center BMKG (196).

    (naf/kna)

  • BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami awan tebal hingga hujan ringan

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami awan tebal hingga hujan ringan

    logo BMKG

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami awan tebal hingga hujan ringan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 03 Mei 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang, hingga lebat, yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Sabtu. Dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, Prakirawan Yohanes menerangkan secara umum daerah konvergensi memanjang dari perairan utara Jawa Tengah hingga Jawa Barat, dari Laut Seram hingga Maluku bagian utara.

    Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi. Oleh karena itu pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, diantaranya Tanjung Selor, Palu, Mamuju, Kendari, Nabire, Merauke.

    Sementara itu beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan hingga sedang yaitu Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi, Pangkal Pinang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Denpasar, Mataram, Pontianak, Palangkaraya, Samarinda, Manado, Makassar, Jayapura, Jayawijaya, Manokwari, Sorong, Ternate, Ambon.

    Adapun beberapa kota besar yang lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan pada hari ini, meliputi Banda Aceh, Padang, Bengkulu, Palembang, Bandar Lampung, Serang, Jakarta, Kupang, Banjarmasin, Gorontalo. Untuk prakiraan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia, BMKG memprakirakan umumnya berada di kisaran 0,5 hingga 2,5 meter, sementara gelombang tinggi hingga 4 meter berpotensi terjadi di sekitar perairan Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Barat.

    Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi banjir rob di pesisir Jakarta, pesisir Kalimantan Barat, pesisir Maluku.

    Sumber : Antara

  • BMKG Ungkap Wilayah Terpanas di Indonesia saat Masuk Musim Kemarau

    BMKG Ungkap Wilayah Terpanas di Indonesia saat Masuk Musim Kemarau

    Jakarta

    Panas ekstrem yang belakangan kembali terjadi dilatarbelakangi peralihan musim hujan ke kemarau. Pada masa pancaroba, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan cuaca cenderung cerah di pagi hingga siang hari, sehingga radiasi matahari yang masuk lebih maksimal dan menyebabkan suhu permukaan naik tajam.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan Indonesia secara geografis berada di sekitar garis ekuator.

    “Saat ini sedang menerima penyinaran matahari yang sangat intens karena posisi semu matahari sedang melintasi wilayah ekuatorial dan secara bertahap bergerak ke utara,” katanya saat dihubungi detikcom, Sabtu (3/5/2025).

    “Pada awal Mei 2025, deklinasi matahari tercatat di sekitar 11,2° Lintang Utara, yang artinya sebagian wilayah Indonesia masih berada dalam jalur lintasan penyinaran matahari yang cukup optimum. Kondisi ini memperkuat pemanasan permukaan, terutama saat langit cerah, kelembapan udara rendah, dan pergerakan angin lemah,” jelas Guswanto.

    Karenanya, sejak April hingga Mei, dilanjut September sampai Oktober, menjadi periode suhu tinggi.

    Wilayah yang Terdampak

    Beberapa wilayah di Indonesia mencatat suhu maksimum yang cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

    “Di Tanah Merah, Papua Selatan, suhu udara mencapai 38,4°C pada 29 Maret 2025 dan kembali mencatat 37,0°C pada 21 April 2025. Sementara itu, Stasiun Meteorologi Juanda di Jawa Timur mencatat suhu maksimum 37,9°C pada 23 April 2025. Selain itu, suhu di atas 35°C juga tercatat di wilayah lain seperti Lampung dan Jawa Timur pada akhir April,” tutur dia.

    Masyarakat yang berada di wilayah selatan ekuator, khususnya Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan sebagian wilayah Sumatera, diimbau Guswanto perlu meningkatkan kewaspadaan. Wilayah-wilayah ini disebut memiliki karakteristik permukaan lebih cepat menyerap panas dan relatif lebih kering.

    “Sehingga lebih rentan mengalami akumulasi panas ekstrem pada siang hari,” tandas dia.

    Ia juga meminta masyarakat mewaspadai dampak berkepanjangan dari cuaca panas ekstrem.

    “Dehidrasi dan heat stroke menjadi risiko utama, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, serta pekerja yang beraktivitas di luar ruangan dalam waktu lama. Selain itu, suhu tinggi yang berlangsung terus-menerus dapat memicu kekeringan lokal dan menyebabkan berkurangnya ketersediaan air bersih di sejumlah wilayah, yang berdampak pada aktivitas harian dan kesehatan masyarakat,” jelas Guswanto.

    “Dalam jangka yang lebih luas, kondisi cuaca yang panas dan kering juga meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di daerah-daerah yang rawan dan minim curah hujan dalam beberapa waktu ke depan,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Kualitas udara Jakarta pagi ini kembali tak sehat

    Kualitas udara Jakarta pagi ini kembali tak sehat

    Pemandangan Tugu Monumen Nasional dan gedung-gedung di sekitarnya terlihat dari ketinggian di Jakarta, Rabu (9/4/2025). Setelah mengalami perbaikan signifikan selama masa libur Lebaran, kualitas udara Jakarta kembali berada dalam kondisi tidak sehat atau memiliki indeks kualitas udara (Air Quality Index/ AQI) di angka 153 pada Rabu (9/4) dan termasuk dalam peringkat kedelapan terburuk sedunia versi situs pemantau kualitas udara IQAir. ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa/app/tom.

    Kualitas udara Jakarta pagi ini kembali tak sehat
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 03 Mei 2025 – 08:05 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu pagi ini berdasarkan data IQAir masih masuk kategori tidak sehat dan berada di posisi ke-10 dalam peringkat kota dengan kualitas udara dan polusi kota terburuk di dunia.

    Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.35 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-10 dengan angka 117 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 41,9 mikrogram per meter kubik.

    Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. Masyarakat juga diimbau tetap menjaga kesehatan dan memakai masker jika harus beraktivitas di luar rumah.

    Sedangkan kategori baik, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50. Kemudian, kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

    Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

    Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama, yaitu Baghdad (Irak) di angka 265, urutan kedua Delhi (India) di angka 189 dan urutan ketiga Kota Kuwait (Kuwait) di angka 170. Urutan keempat Lahore (Pakistan) di angka 163, urutan kelima Dhaka (Bangladesh) di angka 144.

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meluncurkan platform perantau kualitas udara terintegrasi yang didukung 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di wilayah kota metropolitan tersebut. Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara. Hal ini dibuat sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

    Laman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategies.

    Sumber : Antara

  • Simak, Prakiraan Cuaca Hari Ini 3 Mei 2025 di Kota Batam

    Simak, Prakiraan Cuaca Hari Ini 3 Mei 2025 di Kota Batam

    Liputan6.com, Bandung – Kota Batam merupakan salah satu kota di Indonesia yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau. Posisinya yang strategis di jalur pelayaran internasional dan dekat dengan Singapura membuat Kota Batam berkembang pesat sebagai pusat industri, perdagangan, serta kawasan manufaktur.

    Aktivitas ekonomi di kota ini sangat padat baik dari segi pergerakan barang, aktivitas pelabuhan, maupun kegiatan pabrik yang melibatkan ribuan tenaga kerja setiap harinya. Karena itu, kondisi cuaca menjadi faktor penting yang tak bisa diabaikan.

    Cuaca di Batam bisa berubah dengan cepat terutama karena letaknya yang dikelilingi laut dan memiliki iklim tropis. Angin kencang, hujan lebat, bahkan kabut asap dari wilayah sekitar bisa terjadi sewaktu-waktu.

    Selain itu, bagi masyarakat Batam termasuk para pekerja industri dan pelaku logistik mengetahui prakiraan cuaca membantu dalam merencanakan kegiatan harian terutama aktivitas yang melibatkan transportasi laut atau pekerjaan di luar ruangan.

    Prakiraan cuaca juga sangat krusial bagi sektor transportasi hingga pelabuhan di Batam. Mengingat kota ini menjadi penghubung antar pulau dan negara maka kondisi cuaca akan berdampak langsung pada kelancaran kapal feri, pengiriman logistik, serta operasional bandara.

    Mengutip dari situs resmi BMKG pada hari ini, Sabtu, 3 Mei 2025 kota Batam diprediksi mengalami hujan ringan. Contohnya saja di Batam Kota diprediksi hujan ringan dengan intensitas suhu 25 hingga 29 derajat celcius.

  • Prakiraan Cuaca di Provinsi Bali Hari Ini 3 Mei 2025

    Prakiraan Cuaca di Provinsi Bali Hari Ini 3 Mei 2025

    Liputan6.com, Bandung – Mengetahui prakiraan cuaca sebelum bepergian terutama ke wilayah wisata seperti Bali sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan aktivitas. Selain itu, Bali dikenal sebagai destinasi populer memiliki banyak kegiatan luar ruangan.

    Adapun kegiatan tersebut sangat bergantung pada kondisi cuaca seperti berjemur di pantai, berselancar, atau menjelajah alam. Oleh karena itu, informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dapat membantu wisatawan mengatur waktu.

    Sementara itu, cuaca di Bali cukup beragam terutama memasuki masa transisi antara musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan-bulan tertentu, khususnya di bulan Mei hujan bisa turun secara tiba-tiba sehingga mempengaruhi rencana wisata.

    Namun, masyarakat bisa terbantu dengan memperhatikan prakiraan cuaca yang biasanya dibagikan oleh BMKG. Sebagai informasi, masyarakat dan wisatawan bisa mengecek kondisi cuaca Bali melalui aplikasi cuaca, situs web BMKG, atau media sosial resmi instansi pemerintah.

    Melansir dari situs resmi BMKG, pada hari ini, Sabtu 3 Mei 2025 cuaca di Provinsi Bali cukup tidak menentu karena sebagian wilayah diprediksi hujan ringan hingga cerah. Misalnya saja di Kota Denpasar diprediksi cerah.

    Intensitas suhunya juga sekitar 24 hingga 32 derajat celcius sedangkan kelembabannya 67 hingga 89 persen. Sedangkan di wilayah lain seperti Buleleng diprediksi hujan ringan dengan suhu 24 hingga 31 derajat celcius dan kelembaban 76 hingga 93 persen.

  • Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Sabtu 3 Mei 2025 : Tengah Malam ini Berawan
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        3 Mei 2025

    Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Sabtu 3 Mei 2025 : Tengah Malam ini Berawan Bandung 3 Mei 2025

    Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Sabtu 3 Mei 2025 : Tengah Malam ini Berawan
    Penulis
    Bandung, KOMPAS.com
    – Halaman ini memuat informasi
    prakiraan cuaca
    Bandung, Jawa Barat, untuk hari ini Sabtu 3 Mei 2025.
    Silakan simpan halaman ini untuk mengetahui prakiraan cuaca Bandung. Jangan ke luar rumah sebelum Anda baca artikel ini. Data prakiraan cuaca diambil dari BMKG.go.id.
    Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini
    Per Jam
    Sabtu 3 Mei 2025
    Di Indonesia, informasi prakiraan cuaca setiap daerah dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
    Setiap pagi, kita bisa melihat informasi perkiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG.
    Prakiraan cuaca
    dilakukan oleh seorang
    forecaster
    (prakirawan cuaca)
    Pembuatan prakiraan cuaca juga dibantu dengan teknologi pemodelan prediksi cuaca berbasis komputer yakni model
    Numerical Weather Prediction
    (NWP).
    Catatan Redaksi:
    Data prakiraan cuaca harian bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung update dari BMKG. Prakiraan cuaca di Jakarta bisa berbeda di masing-masing wilayah administrasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Sabtu 3 Mei 2025 : Tengah Malam ini Berawan
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        3 Mei 2025

    Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 3 Mei 2025 : Tengah Malam ini Berawan Bandung 3 Mei 2025

    Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 3 Mei 2025 : Tengah Malam ini Berawan
    Penulis
    Bogor, KOMPAS.com
    – Halaman ini memuat informasi
    prakiraan cuaca
    Bogor, Jawa Barat, untuk hari ini Sabtu 3 Mei 2025.
    Silakan simpan halaman ini untuk mengetahui prakiraan cuaca Bogor. Jangan ke luar rumah sebelum Anda baca artikel ini. Data prakiraan cuaca diambil dari BMKG.go.id.
    Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini
    Per Jam
    Sabtu 3 Mei 2025
    Di Indonesia, informasi prakiraan cuaca setiap daerah dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
    Setiap pagi, kita bisa melihat informasi perkiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG.
    Prakiraan cuaca
    dilakukan oleh seorang
    forecaster
    (prakirawan cuaca)
    Pembuatan prakiraan cuaca juga dibantu dengan teknologi pemodelan prediksi cuaca berbasis komputer yakni model
    Numerical Weather Prediction
    (NWP).
    Catatan Redaksi:
    Data prakiraan cuaca harian bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung update dari BMKG. Prakiraan cuaca di Jakarta bisa berbeda di masing-masing wilayah administrasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.