Kementrian Lembaga: BMKG

  • Sibuk Pencitraan Sampai Lupa Membela Rakyat

    Sibuk Pencitraan Sampai Lupa Membela Rakyat

    GELORA.CO – Organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang dipimpin oleh Hercules Rozario Marshall kembali menjadi sorotan publik.

    Hal ini dipicu oleh keterlibatan GRIB Jaya dalam sengketa lahan yang melibatkan kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Tangerang Selatan.

    Perseteruan tersebut menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Ketua DPR RI Puan Maharani.

    Dalam pernyataannya, Puan meminta pemerintah untuk bertindak tegas terhadap ormas-ormas yang dinilai mengganggu ketertiban umum dan melakukan praktik premanisme.

    Ia menekankan pentingnya ketegasan negara dalam menjaga ketertiban dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.

    “Terkait ormas, kami minta pemerintah menindak tegas ormas-ormas yang mengganggu ketertiban, apalagi kemudian meresahkan masyarakat,” ujar Puan Maharani dalam keterangannya.

    Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari pihak GRIB Jaya.

    Melalui akun resmi TikTok mereka, GRIB Jaya menyampaikan klarifikasi panjang lebar terkait sengketa lahan tersebut.

    Mereka menilai tudingan premanisme yang diarahkan kepada GRIB Jaya dan ahli waris pemilik tanah adalah bentuk pengalihan isu yang tidak adil.

    Dalam klarifikasi tersebut, GRIB Jaya menegaskan bahwa masalah ini berakar pada konflik agraria yang sudah berlangsung lama antara warga ahli waris dan BMKG.

    Mereka menyebut bahwa klaim BMKG atas lahan seluas 12 hektar itu penuh kejanggalan, bahkan sudah berkali-kali digugat di pengadilan.

    “Dulu BMKG pernah menggugat ahli waris di pengadilan tapi kalah telak 3 kali, dari pengadilan negeri, tinggi, sampai Mahkamah Agung,” tulis GRIB Jaya.

    Disebutkan pula bahwa meski BMKG sempat menang di tingkat Peninjauan Kembali (PK) pada 2007, namun putusan tersebut tidak memuat perintah eksekusi atau penyerahan surat tanah asli.

    Artinya, secara hukum status lahan tersebut masih abu-abu.

    BMKG telah berupaya meminta pengadilan mengeluarkan perintah eksekusi pengosongan lahan, tetapi selalu ditolak pada tahun 2016, 2018, dan 2020.

    Karena gagal lewat jalur hukum, BMKG disebut nekat mengambil langkah sepihak dengan membangun pagar di sekitar lahan dan menyertakan surat dari ketua pengadilan.

    Namun menurut GRIB Jaya, surat itu hanyalah penjelasan biasa, bukan putusan hukum yang sah sebagai dasar eksekusi pengosongan.

    Di sisi lain, situasi memanas saat pihak BMKG melaporkan GRIB Jaya dan ahli waris ke polisi.

    Beberapa anggota GRIB Jaya bahkan telah ditangkap. Pemberitaan tentang temuan uang puluhan juta dalam bangunan yang dibongkar juga dibantah keras oleh GRIB Jaya.

    Yang membuat GRIB Jaya semakin geram adalah keterlibatan sejumlah pejabat tinggi dalam penggiringan opini publik.

    Mereka menyebut bahwa para pejabat terlalu cepat mengambil kesimpulan dan terkesan hanya mengejar pencitraan politik semata.

    “Ironisnya, beberapa pejabat penting seperti menteri dan anggota DPR RI ikut-ikutan cepat bersuara. Alih-alih mendalami akar masalah, mereka malah ‘gelar karpet merah’ untuk isu premanisme,” sindir GRIB Jaya dalam unggahan TikTok mereka.

    Pernyataan itu diduga mengarah pada pernyataan Puan Maharani yang sebelumnya secara spesifik mendesak pembubaran ormas yang dianggap melakukan premanisme, termasuk GRIB Jaya.

    Dalam unggahan yang sama, GRIB Jaya mempertanyakan kapasitas para pejabat yang bersuara tanpa memahami kerumitan kasus ini.

    “Apa karena lagi sibuk pencitraan sampai lupa tugasnya untuk membela keadilan rakyat?” ujar akun resmi GRIB Jaya menyentil keras.

    Lebih lanjut, GRIB Jaya juga mengangkat informasi dari masyarakat soal sejarah kelam tanah tersebut.

    Mereka menyinggung adanya dugaan permainan mantan lurah dalam penerbitan surat tanah BMKG.

    Dua Sertifikat Hak Pakai (SHP) yang dimiliki BMKG, yaitu SHP No.1 dan SHP No.5, kini dipertanyakan keabsahannya oleh pihak ahli waris.

    Dengan berbagai kejanggalan itu, GRIB Jaya menolak keras cap ormas preman yang diarahkan pada mereka.

    Mereka mengklaim hanya berupaya membela hak-hak rakyat kecil yang dizalimi oleh kekuasaan dan sistem yang tidak adil. 

  • Hasan Nasbi: Pemerintah Mau Sikat Premanisme, Bukan Ormas

    Hasan Nasbi: Pemerintah Mau Sikat Premanisme, Bukan Ormas

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi memberikan penegasan terkait maraknya pemberitaan dan kekhawatiran publik terhadap organisasi masyarakat (ormas) yang dinilai kerap meresahkan, termasuk kasus penyitaan lahan milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    Dalam keterangannya, Hasan meminta agar istilah “ormas” tidak digunakan secara sembarangan karena dapat menimbulkan generalisasi yang merugikan banyak organisasi sah.

    “Mari samakan istilahnya. Jangan mudah menggunakan istilah Ormas. Karena Ormas itu banyak, teman-teman. Jadi Ormas itu, kalau kalian bergabung di PWI, PWI itu Ormas. Kalau kalian bergabung di AJI, itu juga Ormas. Nahdlatul Ulama, Ormas. Muhammadiyah, Ormas. Apa lagi, sebut saja. Jadi, banyak,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Komunikasi Kepresidenan, Senin (26/5/2025). 

    Menurut Hasan, yang menjadi perhatian dan target penindakan dari pemerintah bukanlah ormas secara umum, melainkan tindakan-tindakan yang berbau kekerasan, intimidasi, dan pemaksaan, atau yang disebutnya sebagai premanisme. 

    “Yang mau diatasi oleh pemerintah itu adalah premanisme. Tindakan-tindakan premanisme. Baik premanismenya individual, berkelompok, maupun organisasi.”

    Hasan menegaskan bahwa Presiden telah memberikan arahan langsung agar segala bentuk premanisme diberantas sesegera mungkin. Salah satu alasan utama dari sikap tegas ini adalah demi menciptakan iklim investasi dan usaha yang sehat dan kondusif. 

    “Arahan Presiden adalah premanisme ini harus diatasi sesegera mungkin karena mengganggu iklim usaha. Banyak sekali investor-investor yang mau masuk ke Indonesia, kemudian berpikir ulang, atau kemudian merasa kesulitan karena ada tindakan-tindakan premanisme seperti ini. Sehingga investor, pengusaha itu harus mengeluarkan biaya tambahan yang tidak diperlukan,” tuturnya.

    Pemerintah, kata Hasan, memiliki tujuan jangka panjang untuk menyederhanakan proses bisnis di Indonesia agar pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan daya saing investasi meningkat. Dalam konteks ini, premanisme dipandang sebagai penghambat serius yang tidak bisa ditoleransi.

    Menindaklanjuti arahan Kepala Negara, aparat penegak hukum telah diminta untuk melakukan langkah-langkah konkret dan terukur.

    “Dan Presiden sudah memerintahkan aparat penegak hukum untuk melakukan kajian, tindakan sesegera mungkin supaya aksi premanisme ini bisa dihilangkan.”

    Hasan pun mengingatkan agar publik dan media tidak serta-merta menyematkan label “ormas” pada setiap kelompok yang berbuat onar. Menurutnya, penggunaan istilah yang tidak tepat bisa merusak reputasi organisasi-organisasi sah yang justru memberi kontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

    “Lagi-lagi saya ingin mengatakan kepada teman-teman, jangan terlalu mudah menggunakan istilah ormas. Karena ormas ini ada undang-undangnya, mereka dibolehkan untuk berdiri, dan banyak sekali ormas. Kalau kita menggunakan istilah ormas, maka kita akan memukul rata semua organisasi. Organisasi yang sebagian besar itu tidak melakukan premanisme,” pungkas Hasan.

  • Polisi tetapkan dua tersangka kasus pendudukan lahan milik BMKG

    Polisi tetapkan dua tersangka kasus pendudukan lahan milik BMKG

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya telah menetapkan dua orang sebagai tersangka dalam kasus pendudukan lahan milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.

    “Saudara Y dan MYT telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya atas dugaan peristiwa pidana menempati pekarangan tertutup tanpa hak,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Senin.

    Ade Ary menjelaskan, keduanya memiliki peran masing-masing. Tersangka Y yang mengaku ahli waris tanah tersebut berperan memberikan kuasa kepada kuasa hukum ormas GJ untuk menduduki lahan tersebut.

    “Kemudian tersangka Y mengaku atau klaim tanah tersebut dengan hak girik, tapi tidak tahu nomor giriknya. Luas giriknya juga tidak diketahui dan tidak bisa memperlihatkan kepada penyidik yang dimaksud,” katanya.

    Polisi dari Polda Metro Jaya mengamankan belasan preman dari sebuah ormas yang diduga menguasai lahan milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (24/5/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

    Selanjutnya, tersangka berinisial MYT berperan memerintah dan ikut menduduki lahan milik BMKG tersebut.

    Selain menduduki, MYT juga menyewakan kepada pemilik warung dengan menarik pungutan total Rp11,9 juta. “Kemudian menyewakan atau menarik pungutan lahan kepada pedagang hewan kurban sebesar Rp22 juta,” kata Ade Ary.

    Kemudian saat dilakukan tes urine, MYT yang juga sebagai Ketua DPC Ormas GJ Tangerang Selatan (Tangsel) positif mengandung amfetamin dan metamfetamina.

    “MYT ini juga tahun 2021 pernah divonis untuk kasus yang sama terkait penggunaan narkoba yang waktu itu ditangkap jajaran Polresta Bandara Soetta dan telah menjalani hukuman 4 tahun 5 bulan,” kata Ade Ary.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi didampingi oleh Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Daniel Henry Inkiriwang (kiri) saat pembongkaran terhadap bangunan diduga milik organisasi masyarakat (ormas) GRIB Jaya di lahan milik BMKG di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Sabtu (24/5/2025). (ANTARA/HO-Humas Polda Metro Jaya)

    Polda Metro Jaya menangkap 17 orang terkait kasus pendudukan lahan tanpa hak milik BMKG di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.

    “Kami mengamankan 17 orang, 11 diantaranya adalah oknum dari ormas GJ, kemudian 6 diantaranya adalah oknum yang mengaku sebagai ahli waris di tanah ini,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (25/5).

    Ade Ary menambahkan sejumlah barang bukti telah diamankan mulai rekap karcis parkir dari ormas GJ, atribut-atribut ormas dan beberapa senjata tajam.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cuaca Ekstrem di Magetan: 30 Kejadian Bencana, Masyarakat Diimbau Waspada

    Cuaca Ekstrem di Magetan: 30 Kejadian Bencana, Masyarakat Diimbau Waspada

    Magetan (beritajatim.com) — Peningkatan drastis kejadian bencana akibat cuaca ekstrem tercatat di wilayah Magetan selama dua pekan terakhir, sejak 12 hingga 26 Mei 2025. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menyatakan bahwa lonjakan kejadian ini sangat signifikan dibandingkan pekan-pekan sebelumnya.

    “Selama 2 pekan terakhir (12 s.d 26 mei 2025) dampak dari cuaca ekstrem di wilayah Magetan memang tercatat ada peningkatan tajam terkait dengan kejadian kebencanaan dibandingkan dari pekan-pekan sebelumnya. Sedikitnya ada 30 kejadian yang terdiri dari 26 kejadian longsor, 4 kejadian rumah roboh akibat hujan deras disertai angin kencang,” ujarnya.

    Kerusakan yang ditimbulkan meliputi 10 rumah, satu fasilitas pendidikan berupa pagar sekolah yang ambrol, irigasi pertanian yang rusak, serta talud penahan bahu dan badan jalan yang runtuh. Beberapa ruas jalan sempat mengalami gangguan lalu lintas akibat material longsor yang terbawa hujan deras. Seluruh dampak tersebut telah ditangani dengan melibatkan semua unsur terkait, termasuk masyarakat setempat.

    “Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain pembersihan material longsor serta menutup bekas longsoran dengan terpal untuk mencegah terjadinya longsor susulan, pemberian bantuan darurat bagi rumah yang rusak serta pemasangan rambu peringatan di daerah rawan longsor serta edukasi kepada masyarakat di wilayah yang rawan bencana,” tambah Eka.

    Mengutip rilis BMKG tanggal 17 Mei 2025, secara klimatologis Magetan seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun dinamika atmosfer menunjukkan adanya pola belokan angin dan pertemuan angin di Laut Jawa, disertai beberapa gangguan atmosfer yang memicu pertumbuhan awan hujan. Akibatnya, potensi hujan deras disertai angin kencang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 27 Mei 2025.

    “Kami juga masih menunggu rilis BMKG terkait peringatan dini setelah tanggal 27 Mei, mudah-mudahan cuaca ke depan lebih cerah,” ujarnya.

    Menjelang libur akhir pekan ini, masyarakat dan wisatawan diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

    “Terkait kewaspadaan menjelang liburan pekan ini, potensi longsor, angin kencang/badai dan pohon tumbang di beberapa lokasi wisata di Magetan cukup tinggi. Harapannya kepada wisatawan yang ingin berliburan di Magetan untuk mengikuti perkembangan peringatan dini cuaca melalui website atau media sosial lainnya sebelum bepergian,” jelasnya.

    Ditambahkan apabila saat berlibur dan cuaca ekstrem sedang berlangsung sementara bisa mengalihkan tujuan wisata ke tempat yang benar-benar aman atau minimal berlindung di tempat-tempat yang representatif yang aman dari ancaman longsor serta ancaman pohon tumbang. Selain itu juga patuhi himbauan dari petugas/pengelola wisata demi keamanan dan keselamatan bersama [fiq/aje]

  • Durasi Waktu, Penyebab, Tanda, hingga Dampak Terjadinya

    Durasi Waktu, Penyebab, Tanda, hingga Dampak Terjadinya

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau yang terjadi saat ini di Indonesia masih akan dibarengi dengan intensitas hujan yang tinggi.

    Secara keseluruhan, musim kemarau tahun ini diprediksi datang bersamaan atau lebih lambat dari normalnya di 409 ZOM (59%).

    Meski demikian, akumulasi curah hujan selama musim kemarau diperkirakan berada pada kategori normal, tanpa kecenderungan lebih basah atau lebih kering. Puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada bulan Agustus dan akan berlangsung lebih singkat dari biasanya pada 298 ZOM (43%).

    Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat merasakan cuaca panas terik pada siang hari, namun masih disertai hujan pada sore atau malam.

    Fenomena ini dinamakan kemarau basah, di mana curah hujan masih tinggi saat musim kemarau tiba. Diprediksi, kemarau basah kan terjadi dalam rentang waktu Juni-Agustus 2025.

    BMKG memperkirakan sebanyak 56,54% wilayah Indonesia akan mengalami kondisi lebih basah daripada normalnya. Kondisi akan berlanjut pada Juli 2025 di mana kemarau basah diperkirakan meluas ke 75,3% wilayah dan Agustus sebanyak 84,% wilayah.

    Penyebab Kemarau Basah

    Kemarau basah bisa terjadi karena pengaruh dari dinamika atmosfer regional dan global, seperti suhu muka laut yang lebih hangat, angin monsun yang tetap aktif, atau keberadaan La Nina yang turut disertai Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.

    Tanda Kemarau Basah

    Beberapa tanda terjadinya kemarau basah yakni hujan turun secara sporadis atau tidak rutin. Kemudian intensitas hujan biasanya ringan sampai sedang.

    Suhu udara yang seharunya panas, kini cenderung lebih sejuk dengan angin yang bergerak sedang. Sayangnya hal ini membuat cuaca tidak menentu dan berubah dengan cepat.

    Pada beberapa kasus, kemarau basah membuat cuaca panas tiba-tiba turun hujan. Kemudian hujan bisa turun dan pergi dengan cepat.

    Hujan juga akan turun dengan karakteristik tidak merata, berdurasi singkat, berintensitas sedang hingga lebat, serta disertai kejadian kilat/petir dan angin kencang di sejumlah wilayah.

    Dampak Kemarau Basah

    Kemarau basah bisa berpengaruh terhadap pertanian dan keadaan sosial di masyarakat. Hujan dapat membantu petani mendapatkan air dan menghindarkan dari kekeringan.

    Hujan juga mencegah dari munculnya kebakaran hutan maupun lahan yang biasa terjadi di musim kemarau.

    Sayangnya, intensitas hujan yang tidak menentu bisa membuat petani gagal panen karena banjir. Kemudian untuk tanaman dan panen musiman bisa tidak tumbuh secara optimal.

    Dampak kemarau basah lainnya adalah munculnya serangan hama dan penyakit tanaman karena kelembaban yang cenderung tinggi.

    Bagi masyarakat, intensitas hujan yang tidak menentu kemudian langsung muncul cuaca panas membuat penyakit muncul seperti masuk angin dan demam.

    Sebagian masyarakat juga rentan terkena diare dan demam berdarah karena suhu udara yang lembab.

  • BMKG Juanda: Cuaca di Malang Raya Hari Ini 26 Mei 2025 Dominan Berawan

    BMKG Juanda: Cuaca di Malang Raya Hari Ini 26 Mei 2025 Dominan Berawan

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Senin 26 Mei 2025 di wilayah kabupaten dan kota Malang.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang pagi hari mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB cuaca hujan ringan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca berawan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Cuaca berawan terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB. Sore hari cuaca di kota Malang cuaca masih berawan. Malam hari cuaca di kota Malang cuaca masih berawan.

    Hari Selasa (27/5/2025) dini hari cuaca di Malang cuaca cerah hujan ringan. Suhu di kota Malang selama satu hari penuh berada pada rentan 21 sampai 30 derajat celcius. Pagi hari cuaca hujam ringan.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Senin (26/5/2025) pagi hari sebagian besar kecamatan cuaca hujan ringan. Donomulyo, Sumberpucung, dan Kalipare cuaca hujan sedang.

    Kemudian, pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB cuaca cuaca berawan dan sebagian cuaca udara kabut dan hujan ringan. Cuaca udara kabut terjadi di Bantur, Gedangan, Pagak, dan Pagelaran.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berawan. Udara kabut terjadi di Bantur, Gedangan, Kasembon, Donomulyo, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Malam hari pukul 19.00 WIB sampai pukul 22.000 cuaca berawan. Cuaca udara kabut terjadi di Bantur, , Pagelaran, Gedangan.

    Dini hari Selasa (27/5/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca berawan sebagian lainnya cerah berawan dan berawan. Cuaca cerah terjadi di Pakis, Singosari, Karangploso, Lawang. Suhu dengan kondisi tersebut selama sehari berada pada rentan angka 21 sampai 31 derajat celcius.

    Kota Batu pada Senin 26 Mei 2025 pagi hari diperkirakan cuaca hujan ringan. Pukul 10.00 WIB cuaca berawan. Cuaca udara kabut terjadi pada siang hari. Sore hari cuaca udara kabut.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo cuaca berawan terjadi pada pukul 19.00. Kemudian malam hari cuaca berawan. Dini hari Selasa, 27 Mei 2025 cuaca hujan ringan. Pagi hari pukul 07.00 WIB cuaca cerah. Suhu berada pada rentan 17 – 25 derajat celcius. [dan/aje]

  • Beragam Event Digelar Pekan Ini, Cek Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 25 Mei 2025

    Beragam Event Digelar Pekan Ini, Cek Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 25 Mei 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah event akan digelar pada pekan ini, salah satunya yakni acara tahunan untuk memperingati Hari Jadi Kota Pahlawan (HJKS), yakni Surabaya Vaganza 2025 dan Water Laser Show. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda pun merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya Raya, Minggu, 25 Mei 2025.

    “Cuaca di Surabaya diprediksi berawan dan tidak ada tanda akan turun hujan sepanjang hari ini. Begitu juga dengan Sidoarjo dan Gresik yang cenderung berawan, meski pada pagi harinya ada beberapa titik yang diprediksi hujan,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., Sabtu (24/5/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG memprediksi hari ini cuaca Kota Pahlawan cenderung berawan dan tidak ada tanda-tanda akan diguyur hujan. Termasuk Kecamatan Dukuhpakis, Gayungan, Gunung Anyar, Jambangan, dan Lakarsantri.

    Suhu udara: 25°C – 30°C
    Kelembapan: 75% – 96%
    Kecepatan angin: 5,7 km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Sekitar pukul 6.00 WIB cuaca tampak terik, kemudian siang hingga malamnya cenderung berawan, termasuk Kecamatan Jabon dan Waru. Adapun Kecamatan Porong dan Krembung diprediksi hujan ringan sekitar pukul 9.00 WIB.

    Suhu udara: 24°C – 30°C
    Kelembapan: 74% – 95%
    Kecepatan angin: 8,8 km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Untuk wilayah Gresik, cuaca juga cenderung berawan, termasuk Kecamatan Manyar, Panceng, Ujungpangkah, hingga Bungah. Adapun sekitar pukul 6.00 WIB, Kecamatan Balongpanggang diprediksi menjadi satu-satunya daerah yang akan turun hujan hari ini.

    Suhu udara: 26°C – 29°C
    Kelembapan: 77% – 93%
    Kecepatan angin: 11,9 km/jam dari arah Timur.

    Meski cuaca berawan mendominasi, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari ini dengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/suf]

  • BMKG perkirakan tiga wilayah Jakarta diguyur hujan pada Minggu pagi

    BMKG perkirakan tiga wilayah Jakarta diguyur hujan pada Minggu pagi

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan dengan intensitas ringan berpotensi terjadi di tiga wilayah DKI Jakarta pada Minggu pagi.

    Laman resmi dari BMKG pada Minggu dini hari memprakirakan bahwa tiga daerah yang bakal diguyur hujan dengan intensitas ringan adalah Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, dan juga Jakarta Barat.

    Dalam hal ini BMKG menyebutkan hujan di tiga wilayah itu bakal terjadi mulai pukul 04.00 hingga 07.00 WIB.

    Sementara itu, untuk wilayah lainnya seperti Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan juga Jakarta Timur diprediksi bakal memiliki cuaca yang cerah pada Minggu pagi.

    Sedangkan untuk siang hingga malam hari, rata-rata seluruh wilayah DKI Jakarta diprediksi memiliki cuaca yang cerah dengan suhu rata-rata 28 sampai 30 derajat Celcius.

    Pewarta: Chairul Rohman
    Editor: Riza Mulyadi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banyuwangi Siaga Angin Kencang hingga Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem

    Banyuwangi Siaga Angin Kencang hingga Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem

    Banyuwangi (beritajatim.com) – masyarakat Banyuwangi diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang tengah melanda, seperti angin kencang dan bencana Hidrometeorologi. Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan dan berpotensi menimbulkan dampak signifikan di sejumlah titik.

    Dijelaskan oleh Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Rahmayani, peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur diprediksi terjadi mulai tanggal 18 hingga 27 Mei 2025.

    Secara klimatologi, wilayah Banyuwangi saat ini sudah memasuki musim kemarau, meskipun sebagian daerah masih berada dalam fase peralihan.

    “Di masa peralihan atau pancaroba itulah sehingga masih berpotensi terjadinya cuaca ekstrem,” katanya.

    Rahmayani menyebut bahwa dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Laut Jawa. Fenomena tersebut diperparah dengan gangguan atmosfer berupa gelombang Madden-Julian Oscillation (MGO) dan gelombang low yang diperkirakan akan melintasi wilayah Jawa Timur dalam waktu sepuluh hari ke depan.

    “Adanya fenomena itu masyarakat harap waspada adanya angin kencang dan angin puting beliung sehingga banyak pohon tumbang, termasuk bencana Hidrometeorologi seperti banjir, hingga tanah longsor,” tuturnya.

    “Untuk kecepatan 17 hingga 24 knots yang masuk kedalam kategori tinggi,” imbuh Rahmayani.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Danang Hartanto, juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Menurutnya, potensi angin kencang, hujan dengan intensitas tinggi disertai petir, serta banjir masih mengancam wilayah Banyuwangi.

    “Jika tidak ada kepentingan, sebaiknya tetap berdiam diri saat kondisi cuaca tidak mendukung untuk keluar rumah,” ucapnya.

    Sebagai catatan, sebelumnya pada Kamis (22/5/2025) lalu, banjir telah terjadi di wilayah Desa Jelun, Kecamatan Licin. Kejadian ini menyebabkan terputusnya arus lalu lintas antara Kecamatan Licin dan Kecamatan Glagah karena banjir dari sebuah sungai.

    “Dari banjir tersebut mengakibatkan jalan rusak. Banjir itu diakibatkan oleh sampah ranting pohon yang menyumbat gorong-gorong,” terang Danang.

    Kasus lain di hari yang sama juga terjadi di Desa Setail, Kecamatan Genteng, di mana pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang mengganggu arus lalu lintas.

    “Masyarakat terus waspada dan mempersiapkan segala sesuatu seperti mantel saat keluar hingga menjaga kondisi fisik tubuh. Dalam 3 hari ini masyarakat juga dianjurkan untuk memantau kondisi cuaca melalui website, dan media sosial BMKG Banyuwangi,” imbuhnya.

    Dengan adanya peringatan dini ini, diharapkan masyarakat Banyuwangi dapat lebih waspada, mengurangi aktivitas di luar ruangan saat cuaca buruk, serta memantau informasi terkini dari instansi resmi untuk menghindari risiko bencana. [tar/ian]

  • Warga Banyuwangi Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Angin Kencang dan Banjir Melanda

    Warga Banyuwangi Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Angin Kencang dan Banjir Melanda

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Masyarakat Banyuwangi diimbau meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang melanda wilayahnya sejak beberapa hari terakhir. Fenomena ini diprediksi berlangsung hingga 27 Mei 2025 dan berpotensi menimbulkan dampak signifikan, termasuk angin kencang, puting beliung, hingga bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

    Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, Rahmayani, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini dipicu oleh pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Laut Jawa, ditambah gangguan atmosfer berupa gelombang Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang low yang akan melintasi Jawa Timur dalam sepuluh hari ke depan.

    “Di masa peralihan musim kemarau ini masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem, dengan kecepatan angin antara 17 hingga 24 knots yang masuk kategori tinggi,” kata Rahmayani.

    Kepala BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terutama saat beraktivitas di luar ruangan. “Potensi angin kencang, hujan lebat disertai petir, serta banjir masih mengancam. Jika tidak mendesak, sebaiknya hindari keluar rumah saat cuaca buruk,” ujarnya.

    Peristiwa banjir yang terjadi pada 22 Mei 2025 di Desa Jelun, Kecamatan Licin, sempat memutus akses jalan antara Kecamatan Licin dan Glagah akibat sungai meluap yang dipicu oleh sampah dan ranting pohon menyumbat gorong-gorong. Pohon tumbang juga dilaporkan mengganggu arus lalu lintas di Desa Setail, Kecamatan Genteng akibat hujan deras dan angin kencang.

    Danang mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca melalui media resmi BMKG Banyuwangi dan mempersiapkan diri dengan perlengkapan seperti mantel hujan serta menjaga kondisi kesehatan.

    Dengan peringatan dini ini, diharapkan warga Banyuwangi dapat lebih waspada dan mengurangi aktivitas di luar ruangan demi menghindari risiko bencana akibat cuaca ekstrem. [alr/beq]