Kementrian Lembaga: BMKG

  • Korban Selamat Cerita Pengalaman Lari Dikejar Tsunami 100 Meter Ambon

    Korban Selamat Cerita Pengalaman Lari Dikejar Tsunami 100 Meter Ambon

    Jakarta, CNBC Indonesia — Seorang tentara VOC George Berhard Rumphius menjadi saksi bencana alam dahsyat di Indonesia pada 17 Februari 1674. Kisahnya tertuang dalam buku tebal berjudul Herbarium Amboinense.

    Buku itu dibuat sebagai jurnal Rumphius tentang pengamatannya mengenai alam di Ambon. Akan tetapi di dalam buku tersebut juga tertulis kisah Rumphius dan segelintir orang di Ambon selamat dari gempa bumi dan tsunami dahsyat. 

    Pada hari kejadian, Rumphius bekerja seperti biasa dari matahari terbit hingga tenggelam. Tak ada keanehan apapun sampai akhirnya jam menunjukkan pukul 19.30 waktu setempat. Tak ada angin dan hujan, lonceng-lonceng di Kastil Victoria, Ambon, bergerak dan berdentang sendiri.

    Banyak orang, termasukRumphius, bertanya-tanya atas apa yang terjadi. Namun, itu semua teralihkan oleh tanah yang bergerak bak air di laut. 

    “Orang berjatuhan ketika tanah bergerak naik turun seperti lautan. Begitu gempa mulai menggoyang, seluruh garnisun, kecuali beberapa orang yang terperangkap di atas benteng, mundur ke lapangan di bawah benteng,” ungkap Rumphius.

    Mereka pergi ke lapangan besar harapan bisa selamat. Sayang, itu salah. Selang beberapa detik, air laut tiba-tiba naik ke daratan. Praktis, semua orang lari tunggang-langgang ke tempat lebih tinggi untuk menyelamatkan diri.

    “Air itu sedemikian tinggi hingga melampaui atas rumah dan menyapu bersih desa. Batuan koral terdampar jauh dari pantai,” kenang Rumphius.

    Pria kelahiran 1 November 1627 itu jadi sedikit orang yang bisa berlari kencang ke tempat lebih tinggi. Sementara ada 2.322 orang lain di Ambon dan Pulau Seram tertimbun reruntuhan dan tergulung air laut. Dua dari ribuan korban meninggal ada istri dan anak perempuan Rumphius.

    Keterangan BMKG

    Ratusan tahun setelah gempa, kesaksian Rumphius membuka tabir sejarah bencana alam di Indonesia. BMKG menyebut cerita tersebut menjadi yang pertama dalam sejarah dan catatan tsunami tertua di Nusantara.

    “Gempa Ambon 1674 merupakan gempa dan tsunami dahsyat yang pertama dalam catatan Nusantara,” ungkap Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam webinar “Peringatan Tsunami Ambon 1674”, Selasa (18/2/2025).

    Dalam penelitian kontemporer diketahui gempa tersebut diperkirakan memiliki kekuatan sebesar M7,9 dan sangat merusak. Bukan hanya diakibatkan getaran gempa, tetapi juga soal dampak lanjutannya.

    Gempa membuat tanah Ambon mengalami likuifaksi atau hilangnya kekuatan tanah akibat getaran gempa bumi. Tanah pun menghisap segala sesuatu di atasnya. Ini dibuktikan oleh cerita Rumphius soal “tanah bergerak naik turun seperti lautan”.

    Soal tsunami diperkirakan memiliki ketinggian 100 meter yang menggulung Ambon. Daryono menyebut tsunami ekstrem di Ambon tak hanya disebabkan oleh getaran semata, tapi juga faktor lain, yakni tanah longsor pantai yang dipicu gempa.

    “Kalau kita melihat kasus-kasus tsunami di Indonesia. (Misalkan) kita lihat tsunami Flores 1992, kalau hanya murni melihat magnitud sebesar 7,8 Skala Magnitudo, itu tidak sedahsyat itu tsunaminya sampai 30 meter dan melompati pulau babi. Bahkan Tsunami Aceh kalau melihat magnitud tak sebesar itu. Artinya sumbangan signifikan terbentuknya tsunami adalah longsoran pantai,” tutur Daryono.

    Dengan demikian, Tsunami Ambon 1674 menjadi bukti bahwa longsor merupakan sumber bahaya tsunami penting di Indonesia. Sebab, tsunami-tsunami setelahnya di era modern, banyak disebabkan oleh gempa yang diikuti longsoran pantai. Berarti, Tsunami Ambon 1674 yang menghasilkan gelombang setinggi 100 meter jadi gelombang terbesar sepanjang sejarah Nusantara.

    (mkh/mkh)

  • Hari Lahir Pancasila! Berikut Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 1 Juni 2025

    Hari Lahir Pancasila! Berikut Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 1 Juni 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada Hari Kelahiran Pancasila, tepatnya Minggu, 1 Juni 2025.

    “Cuaca di Surabaya diprediksi berawan sepanjang hari ini. Begitu juga dengan Sidoarjo dan Gresik, tidak ada tanda akan turun hujan,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., Sabtu (31/5/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG memprediksi hari ini cuaca Kota Pahlawan diprediksi berawan sepanjang hari ini. Adapun beberapa daerah saja yang tampak hujan ringan sekitar pukul 9.00 WIB, seperti Kecamatan Bulak, Mulyorejo, dan Sukolilo.

    Suhu udara: 24°C – 30°C
    Kelembapan: 66% – 96%
    Kecepatan angin: 13,3 km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Hampir sama seperti Surabaya, cuaca di Sidoarjo cenderung berawan pada Hari Kelahiran Pancasila ini. Adapun Kecamatan Sukodono dan Taman diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan sekitar pukul 9.00-11.00 WIB.

    Suhu udara: 24°C – 31°C
    Kelembapan: 63% – 97%
    Kecepatan angin: 14,7 km/jam dari arah Barat.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Pada pagi hari, Kecamatan Sangkapura dan Tambak terjadi hujan petir. Kemudian sekitar pukul 12.00—14.00 WIB kembali hujan, tapi dengan intensitas ringan. Selebihnya, cuaca tampak berawan.

    Suhu udara: 25°C – 28°C
    Kelembapan: 78% – 93%
    Kecepatan angin: 15,3 km/jam dari arah Barat.

    Meski cuaca berawan mendominasi, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari ini dengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/aje]

  • Cuaca Hari Ini Minggu 1 Juni 2025: Jakarta dan Sekitarnya Berawan Tebal – Page 3

    Cuaca Hari Ini Minggu 1 Juni 2025: Jakarta dan Sekitarnya Berawan Tebal – Page 3

    BMKG memprediksi kemarau basah akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025. Persentase wilayah yang terdampak diperkirakan akan terus meningkat.

    Pada Juni 2025, wilayah terdampak mencapai 56,54%, kemudian meningkat menjadi 75,38% pada Juli, dan mencapai puncaknya 84,94% pada Agustus. Setelah Agustus, Indonesia diperkirakan memasuki musim pancaroba (peralihan) hingga November, sebelum memasuki musim hujan pada Desember 2025 hingga Februari 2026.

    Fenomena kemarau basah disebabkan oleh beberapa faktor utama. Suhu permukaan laut di sekitar Indonesia yang tetap hangat menjadi salah satu pemicu utama. Kondisi ini mendorong pembentukan awan dan hujan meskipun sedang musim kemarau. Selain itu, fenomena iklim global seperti La Niña dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif juga turut meningkatkan kelembapan udara di atmosfer.

    Aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby juga berperan dalam meningkatkan intensitas pembentukan awan hujan. Kombinasi dari faktor-faktor ini menyebabkan curah hujan tetap tinggi selama periode kemarau.

  • Terungkap! Ini Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Timor Tengah Utara

    Terungkap! Ini Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Timor Tengah Utara

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab gempa dengan magnitudo 5,1 yang mengguncang Kabupaten Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (31/5/2025) pukul 22.21 WIB.

    “Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa skala menengah akibat adanya deformasi dalam lempeng Laut Banda,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono ​​​​​dalam keterangan dikutip dari Antara.

    Daryono mengatakan pusat gempa berada di laut pada kedalaman 97 kilometer atau berjarak sekitar 65 kilometer tenggara arah barat laut Timor Tengah Utara.

    Gempa dideteksi mengguncang sejumlah daerah di Kupang, seperti Amfoang Timur dan Mutis dengan skala intensitas III-IV MMI selama beberapa saat pada pukul 23.21 WIT.

    Namun, berdasarkan analisa sementara seismologis BMKG, gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.

    Kendati demikian, BMKG mengimbau masyarakat agar selalu waspada, seraya tetap mengikuti pedoman dari pemerintah setempat dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.

    Hasil analisa tersebut bisa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat, katanya.

    Gempa bumi kerap terjadi di Indonesia karena negara kepulauan terbesar di dunia ini terletak di jalur Cincin Api Pasifik.

  • Gempa M 5,1 di Kupang Akibat Deformasi Lempeng Laut Banda – Page 3

    Gempa M 5,1 di Kupang Akibat Deformasi Lempeng Laut Banda – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa bumi mengguncang wilayah Pantai Utara Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu 31 Mei 2025 pukul 22.21.18 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1.

    “Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,33° LS ; 124,02° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 Km arah Barat Laut Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 97 km,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada wartawan, Sabtu (31/5/2025).

    Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Kupang ini merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi dalam Lempeng Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik ( oblique thrust-fault).

  • Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Timor Tengah Utara NTT

    Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Timor Tengah Utara NTT

    Jakarta, Beritasatu.com – Gempa dengan magnitudo 5,1 melanda Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (31/5/2025) sekitar pukul 22.21 WIB.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa tersebut berlokasi di titik koodinat 9,13 derajat lintang selatan dan 124,04 derajat bujur timur.

    Pusat gempa berada di sekitar 71 kilometer arah barat laut Timor Tengah Utara pada kedalaman 60 kilometer.

    BMKG menyatakan gempa bumi tersebut tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. 

    Namun, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap gempa susulan yang mungkin terjadi.

    Hingga saat ini belum diketahui dampak kerusakan maupun ada tidaknya korban akibat gempa di Timor Tengah Utara tersebut.

  • Ormas Kuasai Lahan BMKG, Dede Yusuf Desak Penindakan Tegas

    Ormas Kuasai Lahan BMKG, Dede Yusuf Desak Penindakan Tegas

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Ketua Komisi II DPR Dede Yusuf mendesak pemerintah agar bersikap tegas terhadap organisasi masyarakat (ormas) yang menguasai lahan milik negara, termasuk dalam kasus pendudukan lahan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Tangerang Selatan.

    “Siapa pun juga, kalau menempati lahan milik orang lain tanpa izin atau tanpa surat-surat, tetap harus ditindak tegas,” ujar Dede Yusuf, dikutip dari akun Instagram resmi Partai Demokrat @pdemokrat, Sabtu (31/5/2025).

    Dede Yusuf menegaskan, pemerintah tidak boleh kalah menghadapi aksi-aksi premanisme, terutama dalam kasus-kasus pertanahan yang semakin marak melibatkan ormas.

    “Jangan sampai dibiarkan berulang. Bagi pemilik lahan yang mungkin kosong atau tidak ditempati, sebaiknya jangan dibiarkan. Harus diisi atau dibuat sesuatu,” tegasnya.

    Ia juga mendorong agar setiap instansi negara lebih aktif menjaga dan mengelola aset tanah negara agar tidak menjadi sasaran pendudukan ilegal.

    Belasan Orang Diamankan Terkait Pendudukan Lahan BMKG

    Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah mengamankan belasan orang yang terlibat dalam penguasaan lahan milik BMKG di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan.

    Lahan tersebut selama ini dikuasai oleh ormas GRIB Jaya, yang mengeklaim mewakili ahli waris atas lahan tersebut.

    Pengamanan dilakukan setelah ormas tersebut menguasai dan menghambat proses pembangunan gedung arsip di atas lahan BMKG.

  • Cuaca Malang Raya Sabtu 31 Mei 2025: Waspadai Hujan Petir dan Udara Kabut di Sejumlah Wilayah

    Cuaca Malang Raya Sabtu 31 Mei 2025: Waspadai Hujan Petir dan Udara Kabut di Sejumlah Wilayah

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Malang Raya pada Sabtu, 31 Mei 2025. Prakiraan ini mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, dengan informasi detail mengenai kondisi cuaca sejak pagi hingga dini hari Minggu, 1 Juni 2025.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa cuaca di Kota Malang pada pagi hari pukul 07.00 hingga 09.00 WIB diperkirakan berawan dan sebagian kecil wilayah mengalami hujan ringan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca berawan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB, Kota Malang diprediksi mengalami hujan petir. Sementara pada sore harinya, udara di kota ini tertutup kabut. Malam hari diperkirakan cuaca akan kembali membaik menjadi cerah berawan.

    Memasuki dini hari Minggu, 1 Juni 2025, cuaca tetap berawan dengan suhu harian berkisar antara 21 hingga 29 derajat celcius. Pagi hari pada Minggu juga diperkirakan masih akan terjadi hujan ringan.

    Sementara itu, di wilayah Kabupaten Malang, pada Sabtu pagi sebagian besar kecamatan akan mengalami cuaca berawan disertai hujan ringan. Udara kabut dilaporkan terjadi di wilayah Ampelgading, sedangkan Kasembon diprediksi mengalami hujan dengan intensitas sedang.

    Mulai pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, cuaca di sebagian besar kecamatan diperkirakan berawan. Udara kabut juga terjadi di wilayah Jabung, Wagir, Ngajum, dan Ngantang. “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berawan. Sebagian lainnya cuaca udara kabut terjadi di Gondanglegi, Bantur, Gedangan. Lawang,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Pada malam hari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB, cuaca sebagian besar wilayah Kabupaten Malang cerah berawan, namun udara kabut tetap bertahan di beberapa kecamatan seperti Pagelaran dan Pagak. Dini hari Minggu, 1 Juni 2025, diperkirakan wilayah kabupaten Malang cerah berawan, dengan hujan ringan terjadi di Poncokusumo. Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 20 hingga 30 derajat celcius.

    Di Kota Batu, pada Sabtu pagi cuaca diperkirakan hujan ringan. Pada pukul 10.00 WIB hingga sore hari, cuaca cenderung berawan. Wilayah Batu, Bumiaji, dan Junrejo akan diliputi udara kabut dan berawan pada pukul 19.00 WIB. Malam harinya diperkirakan udara kabut tetap menyelimuti wilayah tersebut, sebelum akhirnya cuaca cerah berawan menjelang dini hari Minggu. Suhu harian di Kota Batu berada pada kisaran 17 hingga 26 derajat celcius.

    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan hujan petir dan kabut yang berpotensi mengganggu aktivitas, terutama di wilayah dataran tinggi dan jalan-jalan utama yang rawan terganggunya jarak pandang. [dan/suf]

  • Cuaca Hari Ini Sabtu 31 Mei: Hujan Diprakirakan Guyur Jabodetabek Jelang Sore Nanti – Page 3

    Cuaca Hari Ini Sabtu 31 Mei: Hujan Diprakirakan Guyur Jabodetabek Jelang Sore Nanti – Page 3

    BMKG juga mengingatkan adanya potensi hujan yang disertai kilat atau petir serta angin kencang di wilayah Jakarta Utara, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi pada sore hingga menjelang malam hari.

    Suhu udara di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor diperkirakan berkisar antara 20–33°C, sementara di wilayah lainnya berkisar 24–32°C. Kelembapan udara berada pada rentang 62–98%, dengan angin bertiup dari arah tenggara hingga selatan dengan kecepatan 2–19 km/jam.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah antisipatif terhadap kemungkinan cuaca ekstrem, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan atau berada di wilayah yang rawan banjir dan pohon tumbang.

  • Kemarau Basah Ancam Lumbung Padi, PUPR-BMKG Siaga Banjir

    Kemarau Basah Ancam Lumbung Padi, PUPR-BMKG Siaga Banjir

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menjalin kerja sama aktif dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi potensi banjir di daerah lumbung padi nasional akibat fenomena kemarau basah yang diprediksi berlangsung hingga Agustus 2025.

    “Jadi kita kerjasama dengan BMKG apa saja yang kami harus lakukan,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Lilik Retno Cahyadiningsih kepada Beritasatu.com, Jumat (30/5/2025).

    Melalui koordinasi tersebut, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) telah memasang sistem peringatan dini di berbagai daerah lumbung padi. Tujuannya adalah untuk memantau perkembangan curah hujan dan mengambil langkah mitigasi cepat jika diperlukan.

    “Teman-teman di BBWS dan BWS sudah memasang peringatan dini, lalu kita siapkan mitigasi, terutama di wilayah-wilayah lumbung padi,” jelas Lilik.

    Lilik menyebutkan, saat ini terdapat 14 provinsi yang menjadi fokus utama Kementerian PUPR dalam menghadapi potensi banjir selama musim kemarau basah.

    Sebelumnya, BMKG menyatakan tahun 2025 tergolong sebagai musim kemarau basah, yakni musim kemarau yang tetap disertai hujan dengan intensitas bervariasi di sejumlah wilayah Indonesia.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, curah hujan pada April umumnya tergolong menengah hingga tinggi.

    Beberapa wilayah bahkan mencatat curah hujan sangat tinggi, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua.

    Memasuki bulan Mei, curah hujan mulai menurun menjadi kategori rendah-menengah, tetapi masih tinggi di sejumlah daerah, termasuk sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

    Pada bulan Juni dan Juli, sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami hujan kategori rendah-menengah, tetapi potensi hujan tinggi tetap ada di kawasan timur Indonesia, seperti Sulawesi dan Papua.

    Dwikorita juga mengingatkan, mulai akhir Juli hingga Agustus, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera bagian selatan dan Kalimantan bagian selatan diperkirakan meningkat.

    “Juli sudah memasuki musim kemarau monsunal di beberapa wilayah dengan peningkatan intensitas serta perluasan wilayah terdampak dibanding bulan sebelumnya,” ujar Dwikorita.

    Dengan kolaborasi antara Kementerian PU dan BMKG ini, pemerintah berharap dampak negatif dari perubahan pola cuaca ekstrem dapat ditekan, terutama terhadap ketahanan pangan nasional.