Kementrian Lembaga: BMKG

  • Mojokerto dan 27 Daerah Lain di Jatim Masuk Zona Risiko, Begini Penjelasan BMKG Juanda

    Mojokerto dan 27 Daerah Lain di Jatim Masuk Zona Risiko, Begini Penjelasan BMKG Juanda

    Mojokerto (beritajatim.com) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Juanda mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur sampai 9 Desember 2025 mendatang. Kabupaten dan Kota Mojokerto termasuk dalam 28 wilayah yang berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi.

    Seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es. BMKG Juanda menyebut, cuaca ekstrem dapat terjadi secara mendadak dan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat di wilayah Jawa Timur, termasuk Mojokerto.

    BMKG Juanda merinci wilayah Jawa Timur yang masuk kategori waspada, yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kota Batu, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lumajang.

    Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sumenep, Kota Surabaya, dan Kabupaten Tuban.

    Dalam rilis resmi yang ditandatangani Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan menyebut, dari daftar tersebut, Mojokerto menjadi salah satu wilayah yang perlu meningkatkan kesiapsiagaan, terutama di kawasan rawan seperti lereng, tebing, bantaran sungai, dan daerah padat penduduk yang berdekatan dengan aliran air.

    “Peningkatan cuaca ekstrem didorong oleh beberapa faktor atmosfer dan lautan. Antara lain fenomena gelombang atmosfer Low, Kelvin, dan Rossby yang melintas di Jawa Timur. Suhu muka laut di perairan Selat Madura yang masih hangat dan kondisi atmosfer yang labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas,” ungkapnya, Jumat (5/12/2025).

    Kondisi tersebut memicu pertumbuhan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah Jawa Timur. BMKG Juanda mengingatkan potensi bencana hidrometeorologi perlu mendapat perhatian, mengingat wilayah ini memiliki kombinasi area rawan banjir dan daerah perbukitan yang rentan longsor.

    “Sehingga masyarakat, khususnya Mojokerto dan 27 daerah lainnya tersebut agar menghindari aktivitas di ruang terbuka saat hujan lebat, tidak berteduh di bawah pohon besar, baliho, atau bangunan yang rapuh, mengawasi kondisi tebing dan lereng di kawasan pegunungan, berhati-hati terhadap jalan licin dan jarak pandang pendek,” pesannya.

    Selain itu, pihaknya juga mengimbau untuk mengamankan barang-barang di rumah yang berpotensi terbawa angin kencang. Untuk memantau perkembangan cuaca harian dan peringatan dini 2–3 jam ke depan, masyarakat dapat mengakses radar cuaca: stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/, informasi cuaca resmi stametjuanda.bmkg.go.id.

    “Juga bisa melalui media sosial @infobmkgjuanda, telepon 24 jam di (031) 8668989 dan WhatsApp di nomor 0895-8003-00011. Kewaspadaan masyarakat dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk meminimalkan dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 9 Desember 2025,” tegasnya. [tin/aje]

  • Jakarta diprakirakan hujan Jumat sore

    Jakarta diprakirakan hujan Jumat sore

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan dilanda hujan dengan intensitas sedang pada Jumat sore.

    Sementara Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu dilanda hujan dengan intensitas ringan.

    Pada pagi hari, wilayah Jakarta diprediksi berawan tebal, kecuali Kepulauan Seribu yang diguyur hujan ringan.

    Beranjak pada malam hari, wilayah Jakarta akan kembali diguyur hujan ringan, kecuali Jakarta Pusat yang diselimuti awan tebal.

    BMKG juga memperkirakan suhu udara di Jakarta pada Jumat berkisar antara 24 sampai dengan 29 derajat Celcius, dengan kecepatan angin 1 sampai dengan 15 kilometer per jam.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gempa Darat M 3,3 Terjadi di Depok Jabar

    Gempa Darat M 3,3 Terjadi di Depok Jabar

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 3,3 terjadi di Depok, Jawa Barat. Gempa berpusat di darat.

    BMKG melaporkan gempa terjadi, Jumat (5/12/2025), pukul 03.56 wIB. Gempa terjadi pada kedalaman 258 kilometer.

    “6 km Timur Laut Kota Depok-Jabar,” tulis @infoBMKG.

    Adapun titik koordinat gempa tercatat du 6,34 lintang selatan (LS) da 106,85 bujur timur (BT). Belum ada informasi terkait dampak dan kekuatan gempa.

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” lanjut BMKG.

    (maa/maa)

  • Kawasan Ancol terdampak banjir rob

    Kawasan Ancol terdampak banjir rob

    Jakarta (ANTARA) – Kawasan Ancol yang dikelola PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk terdampak banjir akibat kenaikan air laut (rob) dan air meluap hingga ke bagian daratan di dalam kawasan destinasi wisata keluarga di Jakarta Utara tersebut.

    “Kawasan Ancol yang terdampak tinggi banjir rob adalah kawasan Dermaga Marina,” kata Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Daniel Windriatmoko di Jakarta, Kamis.

    Ia mengatakan, tingginya pasang air laut sehingga meluap ke area daratan, khususnya jalur lalu lintas untuk kendaraan.

    Manajemen Ancol Taman Impian telah melakukan rekayasa lalu lintas, khususnya kendaraan yang keluar dan masuk dari Pintu Gerbang Marina.

    Manajemen Ancol Taman Impian juga telah bertindak sigap dan taktis dalam menangani luapan pasang air laut ini dengan memaksimalkan pompa di titik lokasi.

    “Pada pukul 15.30 WIB pasang surut air laut telah kembali normal dan luapan air dapat ditangani,” kata dia.

    Sebelumnya, beredar video air laut meluap dari Dermaga Marina Ancol ke jalan jalur dua yang berada di kawasan Ancol akibat pasang air laut atau banjir pesisir pada Kamis.

    Kondisi jalur dua di kawasan Dermaga Marina Ancol yang sudah kering dari banjir rob pada Kamis (4/12/2025) sore. (ANTARA/HO-Ancol)

    Air mengalir deras dan memenuhi seluruh jalur tersebut dan pihak Ancol sudah melakukan penanganan terhadap kondisi tersebut.

    Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau rob yang diprediksi terjadi pada 1-10 Desember 2025.

    Kondisi ini menyebabkan fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fenomena fase Bulan Purnama dan Perigee (Supermoon) yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kepulauan Seribu antisipasi banjir rob di kawasan wisata

    Kepulauan Seribu antisipasi banjir rob di kawasan wisata

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sumber Daya Air Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, melakukan mitigasi di sepuluh pulau yang berpenduduk untuk mengantisipasi banjir rob, terutama di kawasan wisata.

    “Memasuki libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Sudin SDA juga telah menyiapkan beberapa langkah mitigasi banjir rob,” kata Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kepulauan Seribu, Mustajab di Jakarta, Kamis.

    Pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah rawan rob, menyiapkan pompa alkon dan pompa apung di seluruh pulau berpenduduk. Selain itu serta menyiapkan petugas untuk mencegah terjadinya genangan, khususnya saat libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    Suku Dinas (Sudin) SDA Kepulauan Seribu juga terus berkoordinasi dengan kecamatan dan kelurahan sebagai langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem.

    “Kendaraan operasional seperti gerobak motor dan pompa sudah dalam kondisi siap seluruhnya,” kata dia.

    Sudin SDA Kepulauan Seribu juga melakukan pemantauan secara rutin serta menyiapkan 166 Satgas SDA yang akan dikerahkan dan disebar di sepuluh pulau berpenduduk untuk memperkuat kesiapsiagaan.

    “Kami memastikan seluruh pompa, alat berat dan kendaraan operasional dalam kondisi siap siaga untuk menghadapi kemungkinan banjir rob,” ujar Mustajab.

    Pada awal 2025, banjir rob terjadi hampir di seluruh pulau berpenduduk dari Pulau Sabira hingga Pulau Untung Jawa.

    Namun yang terbaru hanya enam pulau yang terdampak dan sudah siap diantisipasi, dengan penanganan dan penguatan infrastruktur penahan rob untuk meminimalkan dampak terhadap aktivitas warga.

    “Hari ini kami melakukan peninjauan langsung ke sejumlah titik banjir rob yang terjadi di Pulau Panggang dan Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, dengan ketinggian rob mencapai sekitar 20 hingga 25 centimeter,” katanya.

    Peninjauan ini menjadi langkah awal untuk memastikan kondisi di lapangan sekaligus menentukan penanganan cepat.

    Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sejumlah lokasi di Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan Seribu masih terendam banjir rob atau banjir pesisir pada Kamis malam.

    “Data genangan terkini hingga pukul 19.00 WIB terdapat enam RT dan satu ruas jalan yang masih terendam banjir rob,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan di Jakarta, Kamis.

    Ada tiga RT di Jakarta Utara yang masih terendam banjir rob hingga malam ini. Satu RT di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, masih terendam banjir rob setinggi 10 cm.

    Kemudian dua RT di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing dengan ketinggian 10 centimeter (cm).

    Selain itu, ada tiga RT di Kelurahan Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, yang masih terendam banjir rob setinggi 10-20 cm.

    BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau rob pada 1-10 Desember 2025 yang menyebabkan fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fenomena fase Bulan Purnama dan Perigee (Supermoon).

    Hal itu berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sejumlah lokasi di Jakut masih terendam banjir rob pada Kamis malam

    Sejumlah lokasi di Jakut masih terendam banjir rob pada Kamis malam

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah lokasi di Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan Seribu masih terendam banjir rob atau banjir pesisir pada Kamis malam.

    “Data genangan terkini hingga pukul 19.00 WIB terdapat enam RT dan satu ruas jalan yang masih terendam banjir rob,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan di Jakarta, Kamis.

    Ia mengatakan, ada tiga RT di Jakarta Utara yang masih terendam banjir rob hingga malam ini. Satu RT di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, masih terendam banjir rob setinggi 10 centimeter (cm).

    Kemudian dua RT di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, dengan ketinggian 10 sentimeter.

    Selain itu, ada tiga RT di Kelurahan Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, yang masih terendam banjir rob setinggi 10 cm hingga 20 cm.

    Sementara itu, sejumlah lokasinya terdampak banjir rob pada Kamis siang sudah surut pada malam ini mulai dari di Kelurahan Marunda, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, dan Kelurahan Pulau Harapan, yang tadinya terdampak 10 RT.

    Petugas memantau banjir rob yang merendam ruas jalan pada Kamis (4/12/2025) (ANTARA/HO-BPBD)

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan.

    Selain itu untuk memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas. “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata dia.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” kata dia.

    Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau rob pada 1-10 Desember 2025 yang menyebabkan fenomena pasang maksimum air laut.

    Hal itu bersamaan dengan fenomena fase Bulan Purnama dan Perigee (Supermoon) yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BMKG Gelar Rapat Teknis Persiapan Jelang Natal Tahun Baru

    BMKG Gelar Rapat Teknis Persiapan Jelang Natal Tahun Baru

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meningkatkan koordinasi dan kesiapan layanan cuaca menghadapi masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

    Penguatan dilakukan melalui Rapat Koordinasi Teknis (rakornis) Meteorologi dan Persiapan Posko Nataru 2025/2026 yang dibuka oleh Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani pada Rabu (3/12/2025). Rakornis tersebut dihadiri Plt. Sekretaris Utama BMKG Guswanto, Deputi Infrastruktur MKG Michael Andreas Purwoadi, pejabat tinggi pratama, Kepala Balai Besar MKG Wilayah I–V, hingga Kepala UPT Koordinator National Digital Forecast (NDF). 

    Kepala BMKG menegaskan bahwa penguatan layanan meteorologi menjadi bagian dari dukungan BMKG terhadap kelancaran transportasi, logistik, dan mobilitas masyarakat selama periode libur akhir tahun. Ia memastikan sistem layanan BMKG disiapkan secara berlapis agar informasi yang disampaikan tetap akurat, konsisten, dan mudah dipahami.

    “Prioritas kami adalah menghadirkan layanan meteorologi yang pasti, tenang, dan dapat dipercaya. Informasi harus membantu masyarakat beraktivitas dengan nyaman dan aman, bukan menimbulkan kekhawatiran,” ujar Faisal dalam keterangan resmi, Kamis (3/12/2025). 

    Teuku Faisal Fathani juga menekankan pentingnya komunikasi publik yang terverifikasi dan proporsional. Seluruh unit diminta menjaga keseragaman standar informasi agar BMKG tetap menjadi rujukan utama masyarakat.

    “Kami ingin informasi yang keluar dari BMKG menjadi referensi yang menenangkan dan memberi kepastian. Untuk itu, seluruh jajaran diminta menjaga satu suara dalam menyampaikan informasi,” katanya.

    Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa Rakornis mengusung tema “Meteorologi Siap Menguatkan Konektivitas dan Keselamatan Transportasi.” Tema ini menggambarkan komitmen BMKG dalam memperkuat layanan meteorologi lintas moda transportasi selama Nataru.

    Rakornis tersebut juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi kesiapan sumber daya manusia, keandalan perangkat observasi, serta memperkuat sistem informasi meteorologi. Optimalisasi peran National Digital Forecast ikut menjadi fokus karena menjadi tulang punggung layanan prakiraan cuaca Indonesia.

    Kepala BMKG meminta seluruh jajaran menjaga profesionalisme, integritas, dan dedikasi dalam memberikan pelayanan publik.

    “Kekuatan BMKG terletak pada soliditas internal, kompetensi, dan semangat pelayanan seluruh insan BMKG,” tegasnya. (Stefanus Bintang Agni)

  • Soal Banjir Besar Pulau Sumatera, Guru Besar Mitigasi Bencana: Indikasi Penebangan Hutan

    Soal Banjir Besar Pulau Sumatera, Guru Besar Mitigasi Bencana: Indikasi Penebangan Hutan

    Bisnis.com, MALANG — Banyaknya batang kayu yang terbawa arus banjir menunjukkan indikasi kuat dugaan adanya penebangan hutan yang perlu segera dievaluasi.

    “Banyak kayu-kayu yang terhanyut banjir. Itu indikasinya ada penebangan hutan di situ,” ujar Guru Besar Bidang Mitigasi Bencana Universitas Brawijaya (UB), Prof. Sukir Maryanto di Malang, Kamis (4/12/2025).

    Dia menjelaskan, deforestasi masih menjadi persoalan krusial, terutama karena Indonesia berada “di bawah rata-rata dunia” dalam standar pengelolaan hutan berkelanjutan.

    Menurutnya, beberapa program pemerintah di masa lalu, seperti ekspansi lahan transmigrasi, perkebunan karet, dan sawit, tidak sedikit yang mengorbankan tutupan hutan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.

    Prof. Sukir mengingat masa ketika ia menjadi transmigran di Sumatera, melihat langsung pohon-pohon besar ditebang untuk pembukaan lahan. Ia menyebut kondisi serupa terjadi di berbagai hutan di Sumatera dan Kalimantan.

    “Banyak kasus pemanfaatan hutan tidak sesuai desain lingkungan, sehingga banjir kerap muncul,” katanya.

    Selain faktor deforestasi, cuaca ekstrem juga disebut menjadi pemicu utama terjadinya banjir.

    Dia menjelaskan, periode September hingga Februari merupakan fase cuaca ekstrem tahunan di Indonesia. Saat ini kondisi cuaca ekstrem. Siklus ini terjadi tiap tahun.

    Meski demikian, dia menilai, mitigasi bencana dapat dilakukan dengan lebih baik apabila sistem informasi cuaca di Indonesia bekerja secara optimal.

    Dia membandingkan kemampuan peringatan dini Indonesia dengan Jepang yang dinilai jauh lebih presisi dan terstruktur.

    “Di Jepang, ramalan cuaca tersedia per jam dan per wilayah kecil seperti kecamatan. Informasinya ada di TV publik, transportasi umum, hingga situs pemerintah,” jelasnya. Menurutnya, sistem ini memungkinkan masyarakat mengantisipasi hujan, angin kencang, atau bencana lainnya lebih cepat dan akurat.

    Dia mengatakan, BMKG perlu meningkatkan fungsi informasi dan sosialisasi, termasuk memperkuat kolaborasi dengan BRIN, badan geologi, serta perguruan tinggi. Menurutnya, koordinasi antarlembaga masih lemah sehingga data dan peralatan pemantauan bencana belum terintegrasi dengan baik.

    Dia mengungkap pula, temuan anomali sinyal MAGDAS (Magnetic Data Acquisition System) di Stasiun Cangar yang dikelola UB. Anomali tersebut muncul berdekatan dengan aktivitas erupsi Gunung Semeru.

    “Ada sinyal besar di Cangar, sementara stasiun lain di Malaysia atau Australia tidak merekamnya,” ujarnya.

    Meskipun demikian, dia menegaskan, akademisi tidak memiliki wewenang memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Kewenangan tersebut berada pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

    “Kami hanya melakukan analisis. Peringatan resmi adalah kewenangan PVMBG,” tegasnya.

    Ia menambahkan bahwa setiap gunung api memiliki karakteristik berbeda, sehingga penelitian khusus diperlukan untuk menentukan pola aktivitas dan ambang batas masing-masing gunung. “Gunung api punya napas berbeda-beda. Tidak bisa digeneralisasi,” katanya.

    Prof. Sukir berharap pemerintah memperkuat pengawasan lingkungan, meningkatkan akurasi informasi cuaca, serta menstandardisasi peralatan pemantauan bencana di seluruh lembaga.

    Menurutnya, langkah-langkah tersebut penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan mengurangi risiko bencana di masa depan. 

  • Cuaca Ekstrem Mengintai, Warga Jabar Diimbau Siaga Banjir dan Longsor

    Cuaca Ekstrem Mengintai, Warga Jabar Diimbau Siaga Banjir dan Longsor

    Liputan6.com, Bandung – Pemda Jabar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menjelang puncak musim hujan, yang diprediksi berlangsung dua kali, yaitu Desember 2025 dan Februari hingga Maret 2026. Prediksi dari BMKG ini menjadi dasar bagi Pemprov Jabar untuk mendorong langkah mitigasi sejak awal.

    Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Teten Ali Mulku Engkun, mengatakan curah hujan tinggi berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, hingga pergerakan tanah. Ia meminta masyarakat memperhatikan kondisi lingkungan dan mengambil langkah pencegahan sebelum cuaca ekstrem terjadi.

    “Puncak musim hujan berada di depan mata. Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah yang rawan banjir dan longsor,” ujar Teten di Bandung, Kamis (4/12/2025).

    Menurut Teten, upaya sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan memiliki dampak besar dalam mengurangi risiko banjir. Sampah yang menumpuk dapat menyumbat aliran air dan memperburuk kondisi saat hujan lebat. Ia menekankan pentingnya memastikan saluran air, selokan, dan drainase tetap bersih dan berfungsi.

    Khusus bagi masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan, Teten mengingatkan agar waspada terhadap tanda-tanda awal pergerakan tanah seperti munculnya retakan, perubahan kemiringan bangunan, atau suara pergeseran tanah.

    “Jika ada tanda-tanda pergerakan tanah, segera menjauh dan menuju area aman. Pastikan seluruh anggota keluarga memahami jalur evakuasi terdekat,” katanya.

    Teten juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap potensi angin puting beliung. Warga diminta tidak berlindung di bawah pohon, menjauhi papan reklame atau bangunan rapuh, serta menepi ketika berkendara jika cuaca semakin buruk.

    Lebih jauh, ia menegaskan bahwa mitigasi bencana tidak hanya soal kesiapan teknis, tetapi juga perilaku dalam menjaga kelestarian lingkungan. Aktivitas seperti penebangan pohon dan alih fungsi lahan dapat memperbesar risiko bencana.

    “Kalau kita menjaga alam, alam akan menjaga kita. Mengembalikan fungsi alam adalah kunci untuk mengurangi risiko bencana,” tegasnya.

    Pemprov Jawa Barat telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana sejak 15 September 2025 hingga 30 April 2026. Selama periode cuaca ekstrem ini, Pemprov Jabar dan BPBD terus memperkuat koordinasi dengan 27 kabupaten/kota untuk memastikan kesiapsiagaan di seluruh daerah tetap optimal.

     

  • Pramono ingatkan warga puncak banjir rob terjadi pada Jumat pagi

    Pramono ingatkan warga puncak banjir rob terjadi pada Jumat pagi

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengingatkan kepada masyarakat akan potensi terjadinya puncak banjir rob di Jakarta pada Jumat (5/12) pagi.

    Peringatan itu berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    “Seperti sekarang ini, hari ini tanggal 4, dari kemarin saya sudah mendapatkan data, dan saya sudah menyampaikan ke publik bahwa banjir rob akan terjadi, dan terjadi hari ini. Puncak banjir rob itu besok tanggal 5 Desember, jam 09.00 pagi,” kata Pramono di Jakarta Pusat, Kamis.

    Menurut dia, ancaman banjir tidak berhenti sampai 5 atau 6 Desember 2025 saja. Gelombang rob berikutnya juga berpotensi muncul pada pekan ke-3 Desember 2025, sementara puncak curah hujan tinggi diperkirakan terjadi pada Januari 2026.

    Sebagai langkah mitigasi, Pramono telah meminta agar dilakukan modifikasi cuaca. Dia juga meminta jajaran terkait, khususnya Dinas Sumber Daya Air dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI untuk segera mempersiapkan langkah-langkah mitigasi, salah satunya dengan menyiagakan sekitar 600 pompa air yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    “Terutama tempat-tempat yang kita sudah prediksi banjir rob itu akan terjadi, salah satunya adalah, misalnya Muara Angke, Marunda, dan sebagainya. Sehingga dengan demikian, mitigasi bencana ini menjadi penting,” ujar Pramono.

    Dia menegaskan risiko banjir rob dan curah hujan ekstrem harus dihadapi dengan kesiapan maksimal dari pemerintah maupun masyarakat.

    Dia pun berharap langkah mitigasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat mengurangi dampak yang dirasakan warga pesisir.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.