Kementrian Lembaga: BMKG

  • Jawa Barat Berpotensi Diguyur Hujan Deras pada 1-6 Juli 2025, Ini Penyebabnya

    Jawa Barat Berpotensi Diguyur Hujan Deras pada 1-6 Juli 2025, Ini Penyebabnya

    Potensi hujan sedang hingga lebat/sangat lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada skala lokal dan durasi singkat terdapat di sebagiaan wilayah berikut:

    Selasa, 1 Juli 2025: Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sukabumi

    Rabu, 2 Juli 2025: Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang

    Kamis, 3 Juli 2025: Kabupaten Bogor dan Kabupaten Majalengka

    Jumat, 4 Juli 2025: Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Majalengka

    Sabtu, 5 Juli 2025: Kabupaten Garut

    Minggu, 6 Juli 2025: Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Garut

    BMKG mengimbau untuk waspada dan antisipasi dini terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem. 

    “Tetap tenang namun tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometerologi yang sewaktu-waktu dapat terjadi,” tulis BMKG.

     

    Penulis: Arby Salim 

  • BMKG prakirakan sebagian Jakarta hujan pada Rabu sore

    BMKG prakirakan sebagian Jakarta hujan pada Rabu sore

    logo BMKG

    BMKG prakirakan sebagian Jakarta hujan pada Rabu sore
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 02 Juli 2025 – 07:35 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah Jakarta hujan pada Rabu sore. Pada pagi hari seluruh Jakarta berawan hingga siang hari. Sore harinya, sebagian wilayah Jakarta mengalami hujan ringan. Hanya Jakarta Pusat dan Kepulauan Seribu yang masih berawan.

    Pada malam hari, seluruh Jakarta diguyur hujan ringan. Dini hari, sebagian Jakarta berawan. Hanya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang berawan. Suhu di DKI Jakarta diperkirakan berkisar antara 23 hingga 31 derajat celcius. BMKG juga menyatakan bahwa kecepatan angin berkisar 2-17 kilometer (km) per jam.

    Sumber : Antara

  • Cuaca Hari Ini Rabu 2 Juli 2025, BMKG: Jakarta Diprediksi Hujan Sore – Malam – Page 3

    Cuaca Hari Ini Rabu 2 Juli 2025, BMKG: Jakarta Diprediksi Hujan Sore – Malam – Page 3

    Aktivitas MJO yang saat ini berada di wilayah Indonesia, terutama meliputi Jawa bagian tengah dan timur, Bali, Nusa Tenggara, serta sebagian Kalimantan, menjadi pemicu utama kondisi ini.

    Selain itu, kelembapan atmosfer yang masih tinggi serta angin timuran yang belum stabil menciptakan lingkungan yang mendukung terjadinya hujan, bahkan di kawasan yang biasanya sudah kering di musim kemarau.

    Di wilayah pegunungan, hujan berpotensi memicu longsor atau tumbangnya pohon, sementara di wilayah laut, angin kencang dan gelombang tinggi dapat mengancam keselamatan aktivitas wisata air.

    Dwikorita menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam merencanakan perjalanan liburan, terutama menuju destinasi seperti kawasan Puncak, Bandung Utara, Yogyakarta, Malang, dan Batu, yang berpotensi mengalami hujan pada siang hingga malam hari.

    Sementara itu, kawasan wisata pesisir seperti Bali dan Lombok juga perlu diwaspadai karena potensi gelombang tinggi dan angin kencang dari arah timur yang dapat membahayakan aktivitas di laut.

  • Langit RI Bakal Tertutup Awan, BMKG Ingatkan Siaga Sepekan ke depan

    Langit RI Bakal Tertutup Awan, BMKG Ingatkan Siaga Sepekan ke depan

    Daftar Isi

    Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, dalam sepekan ke depan, kondisi hujan signifikan akan melanda wilayah Indonesia, khususnya di Selatan dan Timur. Demikian peringatan yang dirilis dalam Prospek Cuaca Mingguan periode tanggal 1-7 Juli 2025.

    BMKG mencatat, saat ini sudah 25% wilayah Indonesia memasuki musim kemarau. Namun, potensi hujan dengan intensitas tinggi masih harus diwaspadai di sejumlah wilayah di Indonesia.

    “Dalam sepekan ke depan, wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan dan Timur, diperkirakan mengalami pertumbuhan awan yang cukup signifikan. Terlihat dari prediksi anomali radiasi gelombang panjang atau Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang menunjukkan nilai negatif, mencerminkan langit akan lebih banyak tertutup awan, khususnya di wilayah Indonesia bagian Selatan dan Timur,” tulis BMKG dalam keterangan di situs resmi, dikutip Selasa (1/7/2025).

    BMKG menjelaskan, kondisi ini dipicu oleh fenomena cuaca global, yakni Madden-Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif di wilayah Indonesia, khususnya di bagian Timur. Gelombang atmosfer lain, Rossby Ekuator, juga terpantau aktif di Pulau Jawa dan Sulawesi bagian Selatan.

    Sementara Gelombang Kelvin diprediksi akan aktif di Aceh, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi bagian utara, Maluku Utara, dan Papua Selatan.

    “Kombinasi dari semua faktor ini membuat potensi hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang masih tinggi di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan,” warning BMKG.

    Ditambahkan, BMKG juga memantau adanya sirkulasi siklonik yang diperkirakan di wilayah perairan barat daya Lampung dan Selat Karimata yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi), yang memanjang dari Selat Sunda hingga perairan barat daya Lampung, di Laut Jawa, dan di Selat Karimata.

    “Keberadaan sirkulasi ini turut membentuk daerah belokan dan pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang di wilayah Laut China Selatan, dan Perairan utara Maluku Utara hingga Kepulauan Papua,” jelas BMKG.

    Selain itu, peningkatan kecepatan angin permukaan (>25 knot) terdeteksi di sejumlah wilayah perairan seperti Laut Cina Selatan, di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, di Sulawesi Utara, di Laut Maluku, di Laut Banda, dan di Laut Arafuru.
    “Kondisi ini perlu diwaspadai karena berpotensi memicu gelombang tinggi di laut, khususnya di perairan terbuka atau laut lepas, yang langsung terpapar angin kencang,” sambung BMKG.

    Dorongan udara kering dari belahan bumi selatan juga memperkuat ketidakstabilan atmosfer yang mendukung cuaca signifikan di beberapa wilayah Indonesia. Intrusi udara kering tersebut bergerak dari wilayah selatan, dan diprediksi akan melintasi wilayah perairan selatan Jawa.

    “Kondisi ini mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab, sehingga memicu hujan lebat di bagian Jawa bag barat dan tengah pada pekan ini,” ungkap BMKG.

    “Dengan atmosfer yang masih aktif dan dinamis, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, meskipun sebagian wilayah telah memasuki musim kemarau,” tegas BMKG.

    Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

    Periode 1-3 Juli 2025

    Menurut BMKG, cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi cerah berawan hingga hujan ringan.

    Namun, perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Kep. Riau, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara,Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.

    Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi.

    Peringatan Dini BMKG:

    Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Papua Selatan.

    Sulawesi Selatan, Maluku, NTT, dan Papua Selatan.

    Periode 4-7 Juli 2025

    Pada periode ini, BMKG memprakirakan, cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan.

    Meski, perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.

    “Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi,” tulis BMKG.

    Peringatan Dini BMKG:

    Jawa Tengah dan Papua Pegunungan

    Bali, NTB, NTT, Maluku, dan Papua Selatan.

    “Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media,” tulis BMKG.

    Imbauan BMKG Saat Cuaca Ekstrem

    BMKG mengimbau masyarakat untuk:

    – Waspada terhadap perubahan cuaca yang sangat cepat dan signifikan, khususnya pada skala harian
    – Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir
    – Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang
    – Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada periode musim kemarau
    – Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • PetaBencana Bikin Peta Gotong Royong untuk Salurkan Bantuan Bencana

    PetaBencana Bikin Peta Gotong Royong untuk Salurkan Bantuan Bencana

    Jakarta

    PetaBencana.id meluncurkan Peta Gotong Royong, platform baru yang dirancang untuk mendukung penyaluran bantuan bencana antar-warga, memberdayakan aksi di tingkat lokal, dan memenuhi kebutuhan di saat kritis dalam respons kemanusiaan.

    Platform baru ini dibuat karena semakin banyak bencana alam yang terjadi belakangan ini. Misalnya saat musim kemarau tahun ini yang tetap basah, alias tetap banyak hujan — sering disebut sebagai musim kemarau basah.

    Peristiwa ini merupakan bagian dari pola yang lebih luas dari meningkatnya bencana terkait iklim di seluruh Asia Tenggara. Menurut BNPB, ada lebih dari 600 bencana pada kuartal pertama tahun 2025. BMKG menyebutkan Indonesia sedang menghadapi anomali cuaca yang diakibatkan meningkatnya suhu air laut dan pola musim hujan yang tidak menentu.

    Peta Gotong Royong dibuat di atas fondasi PetaBencana.id, yang merupakan platform pemetaan bencana real time yang sudah aktif sejak 2017.

    “Masyarakat harus diperlengkapi sumberdaya yang tepat untuk bertindak ketika bencana terjadi,” kata Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    Selama bencana, platform media sosial sering kali menjadi pusat penting untuk koordinasi dan berbagi informasi – tetapi banyaknya unggahan dapat dengan cepat menjadi sangat banyak, sehingga sulit untuk memverifikasi kebutuhan, memprioritaskan tanggapan, dan memastikan bahwa bantuan menjangkau mereka yang paling membutuhkannya.

    Peta Gotong Royong menanggapi tantangan ini dengan menyediakan platform gratis dan terbuka tempat siapapun dapat melaporkan kebutuhan mendesak, menawarkan bantuan, dan mendapatkan bantuan secara langsung – semuanya menggunakan alat yang sudah dikenal seperti WhatsApp dan media sosial lain seperti Telegram dan Facebook Messenger.

    Fitur Utama Peta Kerja Gotong Royong:

    Pelaporan Kebutuhan SecaraReal-Time: Individu yang terdampak dapat melaporkan kebutuhan mereka melalui platform Peta Gotong Royong, yang memungkinkan siapapun untuk menanggapi dengan bantuan yang tepat dan tepat waktu.Sistem Pencocokan Terdesentralisasi: Anggota masyarakat, organisasi lokal, dan relawan dapat berkoordinasi secara langsung, sehingga mengurangi keterlambatan dalam penyaluran bantuan. Data Terbuka untuk Transparansi: Platform ini menyimpan catatan permintaan bantuan dan pemenuhannya yang dapat diakses publik untuk meningkatkan akuntabilitas dan menghindari duplikasi.Integrasi yang Sempurna dengan Media Sosial: Dirancang untuk bekerja dengan aplikasi pengiriman pesan yang umum digunakan di Indonesia, menjadikan partisipasi masyarakat lebih mudah dan dapat diakses oleh khalayak luas.

    (asj/asj)

  • Kabut Tipis Diprediksi Masih Selimuti Jabodetabek, BMKG Bilang Gini

    Kabut Tipis Diprediksi Masih Selimuti Jabodetabek, BMKG Bilang Gini

    Jakarta

    Fenomena kabut tipis tak hanya terlihat di Bekasi, tapi juga menyelimuti sejumlah wilayah lain di Jabodetabek seperti Jakarta, Depok, dan Tangerang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.

    Menurut Ketua Tim Prediksi Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, kabut muncul akibat dinamika atmosfer yang cukup aktif, khususnya di wilayah barat Pulau Jawa. Kelembapan udara yang tinggi serta tutupan awan tebal menyebabkan suhu udara tetap rendah dan menghambat sinar matahari mencapai permukaan.

    “Situasi ini umumnya terjadi menjelang malam hingga pagi hari. Karena aktivitas awan dan kelembapan masih tinggi, suhu udara tidak cepat menghangat,” jelas Ida, ditulis Selasa (1/7/2025).

    BMKG juga mencatat adanya peningkatan pembentukan awan hujan yang dipicu oleh beberapa faktor atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta masuknya udara kering dari selatan Jawa. Meskipun kabut tampak cukup tebal di pagi hari, BMKG menegaskan bahwa hal ini tidak secara langsung menandakan kualitas udara yang buruk.

    “Kabut di wilayah padat aktivitas manusia tidak selalu menandakan kualitas udara sedang tidak sehat,” tambahnya.

    BMKG juga memastikan bahwa fenomena ini tidak membahayakan aktivitas harian. Jarak pandang masih berada dalam batas aman bagi kendaraan dan penerbangan. Meski begitu, masyarakat tetap diminta berhati-hati saat berkendara pada malam dan pagi hari, mengingat jarak pandang bisa sedikit terganggu.

    Dalam sepekan ke depan, cuaca di Jabodetabek diprediksi masih akan didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Beberapa wilayah seperti Jakarta Selatan, Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang Selatan bahkan berpotensi diguyur hujan sedang hingga lebat.

    (naf/naf)

  • BPS Proyeksi Produksi Beras Tembus 24,97 Juta Ton pada Januari-Agustus 2025

    BPS Proyeksi Produksi Beras Tembus 24,97 Juta Ton pada Januari-Agustus 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras dalam negeri bisa mencapai 24,97 juta ton sepanjang Januari—Agustus 2025. Produksi beras diperkirakan naik 14,09% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 21,88 juta ton beras.

    Adapun, melimpahnya produksi beras dari dalam negeri mengacu pada angka potensi tiga bulan produksi beras, yakni Juni—Agustus 2025 yang diperkirakan naik dua digit.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan potensi produksi beras pada Juni—Agustus 2025 diperkirakan mencapai 8,09 juta ton. Angkanya naik 13,88% dibandingkan periode yang sama 2024 sebanyak 7,1 juta ton produksi beras.

    Alhasil, produksi beras diperkirakan akan mencapai 24,97 juta ton sepanjang Januari—Agustus 2025.

    “Produksi beras sepanjang Januari—Agustus 2025 diperkirakan akan mencapai 24,97 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 3,08 juta ton, atau 14,09% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024,” kata Pudji dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS pada Selasa (1/7/2025).

    Namun, BPS menjelaskan bahwa produksi beras pada Juni—Agustus 2025 merupakan angka potensi dengan menggunakan angka potensi luas panen Juni—Agustus 2025, serta rata-rata produktivitas subround II 2023–2024.

    Adapun, potensi luas panen padi sepanjang Juni—Agustus 2025 diperkirakan mencapai 2,77 juta hektare. Angkanya mengalami peningkatan seluas 0,32 juta hektare atau 13,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Dengan demikian, BPS mengungkap luas panen padi sepanjang Januari—Agustus 2025 diperkirakan akan mencapai 8,24 juta hektare, atau naik 13,22% dibandingkan dengan periode yang sama 2024.

    “Angka realisasi bisa lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan angka potensi, bergantung pada kondisi pertanaman padi sepanjang Juni—Agustus tahun ini,” terangnya.

    Sejalan dengan gambaran luas panen, Pudji menyampaikan produksi padi pada Mei 2025 diperkirakan sebesar 4,98 juta ton gabah kering giling (GKG). Angkanya mengalami penurunan sebesar 22,74% dibandingkan dengan Mei 2024 yang sebesar 6,44 juta ton GKG.

    Sementara itu, lanjut Pudji, potensi produksi padi sepanjang Juni—Agustus 2025 diperkirakan sebesar 14,03 juta ton GKG atau mengalami peningkatan sebesar 1,72 juta ton GKG atau 13,94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    “Dengan demikian, produksi padi sepanjang Januari—Agustus tahun 2025 ini diperkirakan akan mencapai 43,34 juta ton GKG atau mengalami peningkatan sebesar 5,36 juta ton GKG atau 14,11% dibandingkan dengan periode yang sama 2025,” tuturnya.

    Di sisi lain, berdasarkan analisis dan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), secara umum, curah hujan di seluruh wilayah Indonesia berada pada kriteria rendah hingga menengah sepanjang Mei—Agustus 2025. Pudji menyebut kondisi ini mendukung kegiatan budidaya tanaman padi sepanjang Mei—Agustus 2025.

    “Namun demikian, juga perlu diwaspadai perkiraan curah hujan untuk kriteria tinggi sangat tinggi pada sejumlah wilayah yang terjadi di sepanjang Mei—Agustus tahun ini yang tentunya dapat mengganggu budidaya tanaman padi,” pungkasnya.

  • Selasa, BMKG prediksi sebagian besar Indonesia berpotensi hujan ringan Selasa, 01 Juli 2025 – 10:09 WIB

    Selasa, BMKG prediksi sebagian besar Indonesia berpotensi hujan ringan
    Selasa, 01 Juli 2025 – 10:09 WIB

  • BMKG Ungkap Alasan Jakarta-Depok-Bekasi Mendadak Dingin

    BMKG Ungkap Alasan Jakarta-Depok-Bekasi Mendadak Dingin

    Jakarta, CNBC Indonesia – Belakangan suhu di Jakarta, Depok dan Bekasi terasa dingin pada pagi dan malam hari. Anehnya hal ini terjadi justru ketika memasuki musim kemarau.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena udara dingin yang akhir-akhir ini terasa, terjadi karena beberapa faktor.

    Angin Monsun Australia

    Salah satu penyebab fenomena suhu dingin menjelang puncak musim kemarau ini adalah Angin Monsun Australia yang bertiup menuju Asia dan melewati wilayah Indonesia serta Samudera Hindia yang memiliki suhu permukaan laut relatif lebih rendah (dingin).

    Angin Monsun Australia ini bersifat kering dan sedikit membawa uap air, apalagi pada malam hari di saat suhu mencapai titik minimumnya.

    Selanjutnya mengakibatkan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia terutama wilayah Selatan khatulistiwa, seperti pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, terasa lebih dingin. Orang Jawa biasa menyebutnya Mbedhidhing.

    Wilayah di pulau Jawa yg terasa lebih dingin adalah Pegunungan Bromo, Pegunungan Sindoro-Sumbing dan Wilayah Lembang Bandung. Bahkan pada 7 Juli 2024 suhu minimum terjadi di dataran tinggi Dieng mencapai 1 derajat Celcius pada jam 2 dini hari.

    Posisi Geografis

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan bahwa disamping Monsun Australia, fenomena suhu dingin juga disebabkan oleh faktor posisi geografis, kondisi topografis, ketinggian wilayah, dan kelembaban udara yg relatif kering.

    Selain itu pada bulan Juni hingga Agustus posisi sudut datang dari sinar matahari sedang berada di posisi terjauh dari Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia bagian Selatan Khatulistiwa.

    “Beberapa hari terakhir ini, cuaca cerah mendominasi hampir di seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan,” ujar Guswanto dalam keterangan tertulis, dikutip dari website BMKG, Selasa (1/7/2025).

    Ia menjelaskan bahwa angin dominan berhembus dari arah timur hingga tenggara yang membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia, sehingga kurang mendukung proses pertumbuhan awan. Sehingga membuat langit menjadi cerah sepanjang hari.

    Kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan, yang mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan.

    Selain itu, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi.

    “Daerah dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembaban yang lebih rendah,” imbuhnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Selasa 1 Juli 2025, BMKG Prediksi Mayoritas Berpotensi Hujan – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Selasa 1 Juli 2025, BMKG Prediksi Mayoritas Berpotensi Hujan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi hujan dengan intensitas ringan pada hari ini, Selasa (1/7/2025).

    “Untuk cuaca di Banda Aceh diperkirakan berawan,” kata Prakirawan BMKG Efa Septiani, dikutip Liputan6.com dari Antara, Selasa (1/7/2025).

    Sementara, lanjut dia, cuaca Indonesia di Pekanbaru dan Padang diprakirakan berawan tebal. Menurut Efa, BMKG memprakirakan potensi hujan dengan intensitas ringan di Medan dan Tanjung Pinang. Sedangkan Jambi dan Bandar Lampung diprakirakan berawan tebal.

    “Kemudian, untuk Palembang dan Bengkulu terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan. Perlu diwaspadai bagi masyarakat di Kota Pangkalpinang, karena diprakirakan terdapat potensi hujan yang disertai dengan petir,” kata dia.

    Sementara, lanjut dia, secara umum cuaca kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas ringan. Selanjutnya, Kota Denpasar diprakirakan berawan.

    “Cuaca di Kupang diprakirakan berawan tebal. Sedangkan di Mataram diprakirakan berpotensi hujan dengan intensitas ringan,” ucap Efa.

    “Kita beranjak menuju ke Pulau Kalimantan. Untuk Pontianak dan Banjarmasin diprakirakan berawan,” sambung dia.

    Kemudian, lanjut Eva, di Samarinda dan Palangka Raya diprakirakan berawan tebal. BMKG, kata dia, memprediksi terdapat potensi hujan yang disertai petir di Kota Tanjung Selor.

    “Dari Kalimantan bergeser menuju ke Sulawesi. Manado, Gorontalo, Palu, dan Makassar diprakirakan berawan tebal,” terang Efa.

    Kemudian, Kendari diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas ringan. Sedangkan Mamuju berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang.

    “Yang terakhir kita menuju ke wilayah timur Indonesia, Ternate, Ambon, Manokwari, Jayawijaya, dan Merauke akan diguyur hujan dengan intensitas ringan,” ucap Efa.

    “Kemudian, Jayapura dan Sorong akan diguyur hujan dengan intensitas sedang. Sementara cuaca di Nabire diprediksi hujan disertai petir,” tutup dia.

     

    Badai kuat Beryl di Karibia, hujan deras di Tiongkok, India, hingga Serbia, membuat ahli cuaca mengingatkan kembali dampak perubahan iklim. Sementara di AS, Presiden Joe Biden mengumumkan langkah baru untuk meningkatkan resiliensi iklim Amerika. Sele…