Kementrian Lembaga: BMKG

  • Breaking News: Gempa Guncang Pangandaran, Magnitudo 5,1

    Breaking News: Gempa Guncang Pangandaran, Magnitudo 5,1

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa bumi mengguncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (Jabar). Gempa terjadi sekitar pukul 12.00 WIB dengan magnitudo 5,1.

    Merujuk situs BMKG, gempa tidak berpotensi tsunami. Kedalaman gempa sekitar 10 kilometer (km) dengan titik koordinat lokasi 10,14 lintang selatan-108,57 bujur timur.

    “Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi,” warning BMKG lagi.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Modifikasi Cuaca Hari Ini, Cegah Curah Hujan Deras di Jabodetabek – Page 3

    BMKG Modifikasi Cuaca Hari Ini, Cegah Curah Hujan Deras di Jabodetabek – Page 3

    Dwi menjelaskan, peringatan dini yang disampaikan di BMKG dua hari terakhir yakni 5 dan 6 Juli terkonfirmasi dengan terjadinya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dalam beberapa hari terakhir.

    Pada 5 Juli 2025 hujan dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari, kategori lebat dan sangat lebat tercatat di wilayah Bogor, di Mataram pulau Lombok dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan seperti Bantaeng, Bulukumba dan Sinjai.

    “Artinya, tidak hanya di Jawa saja sebagai wilayah di Indonesia yang mengalami hujan ekstrem tersebut dan berdampak pada banjir, banjir bandang, tanah longsor dan pohon tumbang. Hujan lebat juga terjadi di wilayah Tangerang dan Jakarta Timur yang mengakibatkan genangan, kerusakan infrastruktur dan gangguan aktivitas masyarakat,” tutur Dwi.

    “Selanjutnya, pada 6 Juli 2025 hujan kembali terjadi secara luas di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari. Bahkan ada yang mencapai lebih dari 150 mm, terutama yang dari area puncak. Artinya, mencapai ekstrem itu di tanggal 5 Juli yang berwarna merah, sementara Jakarta berwarna hijau kuning cokelat. Artinya hujan, tapi tidak setinggi yang ada di puncak. Itu sangat meluas,” jelas Dwi.

    Diketahui, sejak 5 Juli pukul 16.20 WIB, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah Jabodetabek yakni potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat petir dan angin kencang.

    Peringatan dini tersebut diperbarui secara berkala pukul 19.20 WIB, 21.55 WIB dan 23.20 WIB serta hingga pukul 03.00 WIB.

    Sejak 6 Juli 2025, hal senada juga dilakukan pada jam 14.28 WIB. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah Jabotabek yakni potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan petir angin kencang.

    Peringatan dini tersebut diperbarui kembali pukul 16.20 WIB serta berlaku hingga 18.30 WIB.

  • Arah Kiblat Berubah Juli 2025, Warga RI Bisa Cek Ulang Pakai Cara Ini

    Arah Kiblat Berubah Juli 2025, Warga RI Bisa Cek Ulang Pakai Cara Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena Matahari melintas di atas Ka’bah bakal terjadi lagi di bulan ini. Tepatnya pada 14 hingga 18 Juli 2025.

    Hal ini disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lewat akun Instagram @tandawaktubmkg. Tepatnya fenomena tersebut bakal terjadi pada 16:27 WIB dan puncaknya tanggal 16 Juli 2025 mendatang.

    Sebelumnya fenomena yang sama juga terjadi pada 26-30 Mei lalu pukul 16:18 WIB lalu.

    Bagi umat Muslim, fenomena ini bisa dimanfaatkan untuk mengecek arah kiblat. BMKG mengatakan peristiwa hanya terjadi untuk Indonesia bagian barat dan tengah, namun untuk bagian timur bisa menentukan arah kiblat saat Matahari sebalik arah Ka’bah pada 14 Januari 2026 mendatang.

    “Sementara itu, untuk Indonesia bagian Timur (juga sebagian Indonesia Tengah bagian Timur) penentuan arah kiblatnya dapat dilakukan saat Matahari di atas di antipoda Kabah (sebalik arah Kabah) yang terjadi setiap 14 Januari pukul 06.30 WIT dan 29 November pukul 06.09 WIT,” tulis akun tersebut.

    Ada beberapa cara untuk mengecek ulang arah kiblat. Salah satunya dengan perangkat penunjuk arah.

    Namun terlebih dulu Anda perlu menentukan tempat untuk mengatur arah kiblat. Penting diingat untuk mencari lokasi yang rata dan terkena sinar Matahari.

    Selain itu, sesuaikan juga jam yang digunakan dengan jam atom milik BMKG. Anda bisa mengaksesnya di sini: https://jam.bmkg.go.id atau https://ntp.bmkg.go.id.

    Berikut cara menentukan arah kiblat:

    1. Tentukan tempat untuk mengatur arah kiblat

    2. Cari alat untuk dijadikan tegak lurus dengan permukaan. Alat tersebut bisa berbentuk tongkat atau beda tegak tidak berongga, misalnya bandul, spidol, botol hingga tiang.

    3. Letakkan alat tersebut pada permukaan tanah

    4. Pastikan alat berdiri lurus 90 derajat dengan permukaan

    5. Saat bayangan muncul, tarik garis lurus dari bayangan

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prakiraan Cuaca di Jawa Barat 7-13 Juli 2025: Hujan Deras Berpotensi Guyur Wilayah Ini

    Prakiraan Cuaca di Jawa Barat 7-13 Juli 2025: Hujan Deras Berpotensi Guyur Wilayah Ini

    Potensi hujan sedang hingga lebat atau sangat lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada skala lokal dan durasi singkat terdapat di sebagian wilayah berikut: 

    Senin, 7 Juli 2025: Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar

    Selasa, 8 Juli 2025: Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bandung

    Rabu, 9 Juli 2025: Nihil

    Kamis, 10 Juli 2025: Nihil

    Jumat, 11 Juli 2025: Nihil

    Sabtu, 12 Juli 2025: Nihil

    Minggu, 13 Juli 2025: Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bogor 

    BMKG mengimbau untuk waspada dan antisipasi dini terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem.

    “Tetap tenang namun tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometerologi yang sewaktu-waktu dapat terjadi,” tulis BMKG.

    Penulis: Arby Salim

  • Warga dan Pengunjung Diingatkan Patuhi Radius Bahaya Gunung Awu, Segawat Apa?

    Warga dan Pengunjung Diingatkan Patuhi Radius Bahaya Gunung Awu, Segawat Apa?

    Liputan6.com, Sangihe – Warga sekitar dan pengunjung serta wisatawan diminta untuk mematuhi radius bahawa Gunung Awu yang terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut. Hal ini disampaikan pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) berharap warga mematuhi radius bahaya Gunung Awu.

    Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN memaparkan, berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahayanya, tingkat aktivitas Gunung Awu hingga tanggal 15 Juni 2025 masih ditetapkan pada Level II atau waspada.

    “Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi magmatik eksplosif yang menghasilkan lontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik,” tuturnya.

    Selain itu, erupsi magmatik efusif yang menghasilkan aliran lava, maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunung api maupun material erupsi sebelumnya.

    Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan.

    Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunung api yang dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman.

    “Kami ingatkan warga untuk mematuhi beberapa rekomendasi yang diberikan yaitu agar tidak memasuki dan tidak beraktivitas di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat kawah Gunung Awu,” ujarnya.

    Masyarakat juga diharapkan mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Awu.

    “Masyarakat diharapkan mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah serta instansi terkait lainnya,” ujarnya.

    Dia juga mengatakan, BPBD Kabupaten Kepulauan Sangihe diharapkan berkoordinasi dengan Pos PGA Gunung Awu dalam memantau perkembangan aktivitas gunung tersebut.

     

    Trabas Kamtibmas untuk Antisipasi Karhutla ala Polres Pemalang

  • BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami hujan ringan-sedang pada Senin

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami hujan ringan-sedang pada Senin

    logo BMKG

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami hujan ringan-sedang pada Senin
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 07 Juli 2025 – 09:23 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Senin. Dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, prakirawan Rira Damanik menerangkan secara umum daerah konvergensi memanjang di Selat Makassar, Samudra Hindia barat daya Banten, Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah, Papua bagian tengah hingga Papua Barat. 

    Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi. 

    Oleh karena itu, pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, di antaranya Medan, Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Tanjung Selor, Palu, Gorontalo, Manado, Mamuju, Sorong dan Merauke. 

    Sementara itu, beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan hingga sedang, yaitu Jambi, Bengkulu, Serang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, Samarinda, Palangka Raya, Banjarmasin, Kendari, Ternate, Ambon, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya.

    Adapun beberapa kota besar yang lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan pada hari ini, meliputi Padang, Aceh, Pekanbaru, Palembang, Bandar Lampung, Surabaya, Kupang, Mataram, Pontianak, Makassar, dan Manokwari. Untuk prakiraan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia, BMKG memprakirakan umumnya berada di kisaran 0.5 hingga 2.5 m, sementara gelombang tinggi hingga 4 m berpotensi terjadi di sekitar perairan Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Tengah.

    Pihaknya juga menghimbau agar masyarakat mewaspadai potensi banjir rob di pesisir Sumatera Barat, utara Tangerang, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

     

    Sumber : Antara

  • BMKG Ungkap Pemicu Hujan Deras yang Sebabkan Banjir di Kota Mataram NTB

    BMKG Ungkap Pemicu Hujan Deras yang Sebabkan Banjir di Kota Mataram NTB

    Selain hujan, gelombang laut tinggi juga berpotensi terjadi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat dengan ketinggian berkisar antara 1,25 meter sampai 4 meter. Kawasan perairan yang mengalami gelombang tinggi terletak di Selat Lombok bagian selatan yang berhadapan langsung dengan laut.

    “Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana diimbau agar terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat, untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang,” pungkas Satria.

    Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal memerintahkan organisasi perangkat daerah untuk segera mendistribusikan selimut, makanan, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan oleh para korban banjir.

    Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyebut banjir yang merendam Mataram terjadi di Lingkungan Sweta Timur, Kelurahan Mayura belakang Transmart, BTN River Side depan Vihara Avalokotesvara, Lingkungan Gedur, Kelurahan Abian Tubuh, BTN Sweta.

    Selain Kelurahan Mandalika, Bertais, Lingkungan Pengempel Indah, Bertais, Lingkungan Kebon Duren, Kelurahan Sayang Sayang, Sekarbela, dan Kekalik.

     

  • Cuaca Dinamis-Ekstrem, BMKG Minta Transportasi Darat, Laut, dan Udara Waspada

    Cuaca Dinamis-Ekstrem, BMKG Minta Transportasi Darat, Laut, dan Udara Waspada

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca yang masih dinamis dan berpotensi ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.

    Imbauan ini menjadi semakin penting mengingat saat ini merupakan masa libur sekolah atau high season, di mana aktivitas masyarakat untuk berwisata dan bepergian ke luar kota mengalami peningkatan signifikan.

  • Hari ini cuaca di beberapa kota besar umumnya diguyur hujan

    Hari ini cuaca di beberapa kota besar umumnya diguyur hujan

    Tugu MTQ berlatarkan awan hitam di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (5/7/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara mendeteksi sejumlah faktor penyebab peningkatan potensi pembentukan awan hujan yang akan menyebabkan hujan di 17 kabupaten/kota di daerah itu dalam kurun waktu 5 hingga 10 Juli 2025 mendatang. ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.

    Hari ini cuaca di beberapa kota besar umumnya diguyur hujan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 06 Juli 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cuaca di kota-kota besar di Indonesia pada umumnya diguyur hujan pada Ahad.

    “Di pulau Jawa, hujan ringan berpotensi terjadi di seluruh kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya,” kata Prakirawan BMKG Apdillah Akbar dalam siaran prakiraan cuaca di Jakarta.

    Di wilayah Sumatera, wilayah yang berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang yakni di Medan, Pekanbaru, dan Pangkal Pinang. Sementara Tanjung Pinang, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung berpotensi hujan lebat disertai petir. Adapun Banda Aceh, Padang, dan Jambi berpotensi diselimuti awan.

    “Untuk Kota Kupang, dan Mataram diprediksi berawan. Bali berpotensi diguyur hujan ringan” kata dia.

    Selanjutnya, kata dia, di Pulau Kalimantan, wilayah yang berpotensi diguyur hujan lebat disertai kilat yakni Banjarmasin. Adapun Pontianak berpotensi berawan dan Samarinda, Tanjung Selor, serta Palangkaraya diprakirakan hujan ringan. Berpindah ke wilayah Sulawesi, pada umumnya seluruh kota seperti Mamuju, Palu, Gorontalo, Kendari, Manado, dan Makassar berpotensi hujan ringan hingga sedang.

    Di wilayah Indonesia Timur hanya Jayapura yang berpotensi diselimuti awan tebal, sementara kota-kota lain seperti Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, dan Jayawijaya berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang.

    “Bagi yang ingin mengetahui cuaca secara khusus yang diperbaharui setiap tiga jam dapat memantau di aplikasi BMKG,” kata dia.*

    Sumber : Elshinta.Com

  • Jawa Barat Diguncang 92 Gempa Selama Juni 2025, Magnitudo Terbesar di Pangandaran

    Jawa Barat Diguncang 92 Gempa Selama Juni 2025, Magnitudo Terbesar di Pangandaran

    Liputan6.com, Bandung – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mencatat wilayah Jawa Barat dan sekitarnya guncang gempa bumi sebanyak 92 kali sepanjang Juni 2025.

    Berdasarkan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi dengan kedalaman dangkal (D

    Sementara itu, Teguh mengatakan gempa bumi menengah (60 km≤D≤300 km) sebanyak 10 kejadian, dan gempa bumi dalam (>300 km) sebanyak 0 kejadian dengan rentang 4 km hingga 173 km.

    “Untuk magnitudo, gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 5.0 dan magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1.7,” kata Teguh.

    Adapun berdasarkan letak hiposenternya, terjadi 53 gempa bumi yang berpusat di laut. Sedangkan 39 kejadian gempa bumi lainnya berpusat di darat.

    Teguh menuturkan, selama periode tersebut, terdapat 7 gempa bumi yang dirasakan. Salah satunya gempa bumi berkekuatan 5.0 magnitudo yang terjadi pada 9 Juni 2025 pukul 23:55:96 WIB.

    “Salah satu kejadian gempabumi dirasakan tersebut terjadi pada tanggal 9 Juni 2025 pukul 23:55:06 WIB, yang berpusat 8.08 LS dan 108.72 BT pada kedalaman 47 km,” tutur dia.

    Gempa bumi tersebut, ungkap Teguh, berlokasi di 48 km Tenggara Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dan dirasakan di Pangandaran III MMI, Cilacap, Banyumas, Kebumen, Tasikmalaya dan Garut II – III MMI.

    “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif,” ujarnya. 

    BMKG pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    “Serta menghindari bangunan-bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa bumi,” pungkas Teguh.

     

    Penulis: Arby Salim