Kementrian Lembaga: BMKG

  • Awas Banjir! BMKG Peringatkan Hujan Lebat Hantam Wilayah RI Sepekan

    Awas Banjir! BMKG Peringatkan Hujan Lebat Hantam Wilayah RI Sepekan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hujan lebat dan angin kencang diprediksi masih akan menghantam wilayah Indonesia sepekan ke depan, dalam periode 11-17 Juli 2025. Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30% zona musim (ZOM) di Indonesia yang sudah masuk musim kemarau.

    Hal ini berarti sebagian besar ZOM di Indonesia masih berada dalam fase peralihan dengan curah hujan tinggi. Lebih spesifik, wilayah-wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih menunjukkan potensi hujan tinggi.

    “Cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor atmosfer dan laut yang saling mendukung. Kombinasi dinamika atmosfer inilah yang menyebabkan masih terdapat potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan,” tertera dalam keterangan resmi BMKG, dikutip Sabtu (12/7/2025).

    Lebih spesifik, berikut fenomena yang memengaruhi cuaca di Indonesia sepekan ke depan, menurut BMKG:

    •⁠ ⁠Gelombang Equatorial Rossby aktif di: Sumatera, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT

    •⁠ ⁠Gelombang Kelvin memengaruhi: Sulawesi Utara, NTB, NTT, dan Papua Selatan

    •⁠ ⁠Sirkulasi Siklonik diperkirakan terbentuk di: Samudra Pasifik timur Filipina dan Samudra Hindia barat Bengkulu,.yang membentuk zona konvergensi dan konfluensi angin di wilayah sekitarnya.

    •⁠ ⁠Labilitas atmosfer lokal yang cukup kuat di berbagai wilayah turut mendorong pembentukan awan konvektif dan hujan lebat secara sporadis.

    Prospek Cuaca Sampai 17 Juli 2025 di RI

    13 Juli 2025

    Waspada (Hujan Sedang-Lebat):

    Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumsel, Kep. Babel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulsel, Sultra, Malut, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua.

    Siaga (Hujan Lebat-Sangat Lebat):

    Aceh, Papua Selatan

    Angin Kencang Berpotensi Terjadi di:

    Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Sulsel, Sultra, Sulbar, Sulut, Papua Selatan

    14-17 Juli 2025

    Waspada (Hujan Sedang-Lebat):

    Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Malut, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Selatan

    Siaga (Hujan Lebat-Sangat Lebat):

    Sumsel, Kep. Babel, Maluku, Papua Pegunungan

    Angin Kencang Berpotensi Terjadi di:

    Aceh, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Malut, Sulut, Sulsel, Papua Barat, Papua Selatan

    BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

    •⁠ ⁠Perhatikan perubahan cuaca harian yang dapat berlangsung cepat dan tiba-tiba.

    •⁠ ⁠Hindari aktivitas luar ruangan saat terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

    •⁠ ⁠Jauhi pohon besar, baliho, tiang listrik, serta bangunan yang rapuh saat cuaca buruk.

    •⁠ ⁠Tetap waspada terhadap kemungkinan banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, khususnya di wilayah rawan.

    •⁠ ⁠Saat cuaca cerah dan panas, lindungi diri dengan tabir surya dan cukupkan asupan cairan tubuh.

    •⁠ ⁠Pantau akun resmi BMKG di berbagai platform untuk memantau kondisi cuaca terkini.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 12 Wilayah Perairan Ini Akan Dihantam Gelombang Tinggi hingga 4 Meter

    12 Wilayah Perairan Ini Akan Dihantam Gelombang Tinggi hingga 4 Meter

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi gelombang tinggi yang akan melanda 12 wilayah perairan Indonesia pada Sabtu (12/7/2025) mulai pukul 07.00 WIB. Gelombang tinggi ini diperkirakan dapat mencapai ketinggian hingga 4 meter.

    BMKG menjelaskan, kondisi ini dipengaruhi oleh pola angin di wilayah utara yang bergerak dari Timur hingga Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 9-29 knot. Sementara itu, di wilayah selatan, angin bertiup dari tenggara dengan kecepatan 18-40 knot.

    Wilayah dengan kecepatan angin tertinggi tercatat di perairan Aceh Utara dan Laut Arafuru.

    Berikut 12 wilayah perairan yang berpotensi mengalami gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter:

      Perairan Aceh Utara-Aceh Timur  Samudra Hindia barat Lampung  Samudra Hindia selatan Jawa Barat  Samudra Hindia selatan NTT  Samudra Hindia selatan Jawa Tengah  Samudra Hindia selatan Jawa Timur  Samudra Hindia barat Aceh  Samudra Hindia barat Bengkulu  Samudra Hindia selatan Banten  Samudra Hindia selatan NTB  Samudra Hindia DI Yogyakarta  Samudra Hindia selatan Bali

    BMKG mengimbau para nelayan dan yang beraktivitas di laut untuk meningkatkan kewaspadaan. Potensi gelombang tinggi ini dapat membahayakan aktivitas di laut dan keselamatan pelayaran.

  • Prakiraan Cuaca BMKG di Provinsi Bali Hari Ini Sabtu 12 Juli 2025

    Prakiraan Cuaca BMKG di Provinsi Bali Hari Ini Sabtu 12 Juli 2025

    Liputan6.com, Bandung – Prakiraan cuaca di Provinsi Bali pada hari ini, Sabtu, 12 Juli 2025 diprediksi mengalami kondisi yang bervariasi di sejumlah wilayahnya. Berdasarkan prakiraan dari BMKG, beberapa daerah akan mengalami cuaca cerah, berawan, hingga potensi turun hujan ringan.

    Contohnya di kota Denpasar diprediksi cerah berawan dengan intensitas suhu 23 hingga 31 derajat celcius. Sedangkan, di Jembrana dan Tabanan diprediksi turun hujan ringan dengan intensitas suhu 23 hingga 30 derajat celcius.

    Perbedaan kondisi ini tentu penting untuk diketahui oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang sedang berkunjung agar bisa menyesuaikan agenda aktivitas harian mereka yang sebagian besar dilakukan di luar ruangan.

    Oleh karena itu, informasi prakiraan cuaca sangat berperan dalam menentukan kenyamanan dan keamanan selama berwisata. Meskipun prakiraan cuaca tidak selalu akurat namun bisa menjadi pertimbangan dalam memilih destinasi maupun waktu kunjungan.

    Para pelaku wisata seperti pemandu perjalanan, pemilik akomodasi, dan penyedia transportasi juga bisa memanfaatkan informasi prakiraan cuaca ini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawannya.

    Mereka dapat menyesuaikan jadwal tur, memberikan saran kepada wisatawan, atau menyediakan perlengkapan cuaca tertentu. Dengan demikian, pengalaman wisata tetap menyenangkan meski cuaca berubah-ubah.

    Selain untuk kegiatan wisata, informasi cuaca juga penting bagi para petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil yang menggantungkan aktivitasnya pada kondisi alam.

  • Wapres cek daerah banjir di Ciledug, minta area rawan diinventarisir

    Wapres cek daerah banjir di Ciledug, minta area rawan diinventarisir

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Wapres cek daerah banjir di Ciledug, minta area rawan diinventarisir
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 11 Juli 2025 – 23:56 WIB

    Elshinta.com – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengecek penanganan daerah banjir di Ciledug, Kota Tangerang, Jumat, lalu memerintahkan jajaran pemerintah pusat dan daerah menginventarisasi daerah/area rawan banjir, terutama yang berada di sepanjang aliran sungai.

    Gibran, pada sela-sela kunjungannya di Ciledug Indah 1, Pedurenan, Karang Tengah, itu juga menekankan penanggulangan terhadap bencana banjir dengan memprioritaskan perlindungan terhadap masyarakat, dan mengedepankan aksi tanggap serta kolaborasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

    “Pak Wapres menyampaikan agar dilakukan inventarisir daerah-daerah yang rawan sepanjang aliran sungai,” kata Wali Kota Tangerang Sachrudin selepas mendampingi Wapres Gibran di Ciledug Indah 1, Kota Tangerang, Jumat.

    Wapres juga menyampaikan pemerintah akan membahas langkah-langkah konkret untuk penanggulangan banjir dalam waktu dekat. Pemerintah pusat dan daerah, lanjutnya, direncanakan menggelar rapat teknis untuk mengevaluasi dan mempercepat penanganan banjir, khususnya di sepanjang aliran Kali Angke.

    “Dan [dalam] waktu dekat, tadi disampaikan (oleh Wapres), Senin juga mungkin akan ada pembahasan,” kata Sachrudin.

    “Mudah-mudahan ada percepatan-percepatan penanganan banjir di sepanjang Kali Angke ini,” sambung dia.

    Dalam kesempatan yang sama, Sachrudin menyampaikan Pemerintah Kota Tangerang telah bergerak untuk mengurangi dampak banjir, seperti dengan meninggikan sejumlah titik-titik yang rawan banjir, dan memperkuat sistem penyerapan air.

    “Namun demikian, di tempat-tempat yang sifatnya kedaruratan, Pemerintah Kota Tangerang sudah melakukan langkah-langkah peninggian dan penyerapan,” kata dia.

    Dalam kunjungan untuk bertemu warga yang terdampak banjir di Ciledug Indah 1, Wapres sempat membagikan 300 paket sembako dan 150 paket alat tulis kepada warga setempat.

    Sejumlah daerah di Jabodetabek kena banjir akibat intensitas hujan tinggi selama beberapa hari terakhir minggu ini. Di Ciledug pada Selasa (8/7), sejumlah warga sempat harus dievakuasi karena tinggi air hampir mencapai atap-atap rumah warga.

    Oleh karena itu, demi mencegah kembali terjadinya banjir di beberapa daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dibantu oleh Badan Meteorologi, Kalimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan TNI Angkatan Udara menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC).

    “Sejak 4 hari dilaksanakannya OMC, Satgas gabungan OMC Jabodetabek mencatat penurunan intensitas hujan yang signifikan antara 30-60 persen di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Bahkan, dalam 2 hari ini cuaca Jakarta dalam kondisi terik tanpa hujan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Jumat.

    Sumber : Antara

  • BMKG Laporkan Gempa Bumi M 5,2 Guncang Aceh, tidak Berpotensi Tsunami

    BMKG Laporkan Gempa Bumi M 5,2 Guncang Aceh, tidak Berpotensi Tsunami

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi di Provinsi Aceh, malam ini.

    Berdasarkan laporan BMKG, gempa bumi tersebut berkekuatan M 5,2 dan terjadi pada Jumat (11/7/2025) pukul 19:45:13 WIB.

    Lokasi gempa berada pada 3.15 lintang utara dan 97.26 bujur timur atau 15 km tenggara Kabupaten Aceh Selatan. Titik kedalaman gempa bumi berada sedalam 11 kilometer.

    “Tidak berpotensi tsunami,” tulis akun X resmi BMKG.

    [Gambas:Twitter]

    (miq/miq)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Ungkap 8 Wilayah RI dengan Suhu Paling Dingin di Awal Juli 2025, Ini Daftarnya

    BMKG Ungkap 8 Wilayah RI dengan Suhu Paling Dingin di Awal Juli 2025, Ini Daftarnya

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap sederet wilayah dengan fenomena ‘bediding’ imbas suhu terdingin awal Juli 2025. Melalui akun Instagram resmi BMKG, sedikitnya ada delapan wilayah dengan catatan suhu tertinggi di Indonesia.

    Tidak termasuk Jabodetabek, berikut laporan suhu minimum Indonesia periode Selasa (1/7/2025) hingga Selasa (8/7/2025):

    Selasa (1/7/2025): Silangit, Sumatera Utara (15 derajat Celsius)Rabu (2/7/2025): Silangit, Sumatera Utara (15 derajat Celsius)Kamis (3/7/2025): Enarotali, Papua Tengah (13 derajat Celsius)Jumat (4/7/2025): Silangit, Sumatera Utara (15 derajat Celsius)Sabtu (5/7/2025): Silangit, Sumatera Utara (15 derajat Celsius)Minggu (6/7/2025): Frans Sales Lega, NTT (13 derajat Celsius)Senin (7/7/2025): Frans Sales Lega, NTT (11 derajat Celsius)Selasa (8/7/2025): Frans Sales Lega, NTT (12 derajat Celsius).

    Penyebab suhu dingin Indonesia tampak anomali di masyarakat awam mengingat seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Meski begitu, menurut Kepala BMKG Dwikorita, hal ini dikarenakan adanya dinamika atmosfer tak lazim yang membuat musim kemarau mundur.

    Hampir merata terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Walhasil, cuaca ekstrem terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Tren ini menurutnya masih terus berlanjut hingga akhir Juni 2025. lantaran baru sekitar 30 persen wilayah zona musim yang dinyatakan masuk ke peralihan musim kemarau.

    “Padahal secara klimatologis, pada waktu yang sama, biasanya sekitar 64 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau,” beber Dwikorita dalam konferensi pers awal pekan ini.

    Mundurnya musim kemarau dipicu lemahnya monsun australia dan suhu muka laut di selatan Indonesia yang meningkat. Keduanya menyebabkan kelembapan udara menjadi tinggi hingga terbentuk awan hujan, meski seharusnya sudah masuk periode kering.

    Keadaan ini semakin diperburuk dengan kemunculan fenomena atmosfer seperti aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang ekuator (Kelvin dan Rossby Equator). Keduanya mendukung pembentukan awan konvektif dan memperbesar potensi hujan lebat.

    “Kendati ENSO dan IOD berada dalam fase netral dan diperkirakan akan tetap netral hingga akhir tahun, curah hujan di atas normal masih terus terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia sejak Mei dan diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2025,” pungkas dia.

    (naf/kna)

  • Bediding Melanda Jawa Tengah, Ini Penjelasan BMKG soal Suhu Turun hingga 17 Derajat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Juli 2025

    Bediding Melanda Jawa Tengah, Ini Penjelasan BMKG soal Suhu Turun hingga 17 Derajat Regional 11 Juli 2025

    Bediding Melanda Jawa Tengah, Ini Penjelasan BMKG soal Suhu Turun hingga 17 Derajat
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) menyebut suhu udara dingin yang belakangan dialami masyarakat Jawa Tengah tidak terjadi tanpa alasan.
    Misalnya, Kota Salatiga yang biasanya bersuhu sekitar 20 derajat di pagi hari kini dapat mencapai 17 derajat.
    Kota Semarang yang dikenal panas pun dapat mengalami suhu 22 derajat di saat pagi.
    Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto, mengatakan fenomena yang kerap disebut ‘
    bediding
    ‘ ini menjadi salah satu tanda puncak musim kemarau yang dipicu oleh menguatnya
    monsun Australia
    .
    “Kalau di Jawa Tengah biasa disebut bediding, hawa dingin ini terjadi karena masa udara kering dari monsun Australia mulai menguat,” kata Giyarto saat dikonfirmasi, Jumat (11/7/2025).
    Dia mengatakan, massa udara yang dibawa monsun Australia cenderung kering dan dingin.
    Kondisi itu membuat cuaca cerah di siang hari, tetapi suhu udara terasa dingin karena tidak ada uap air yang cukup untuk menahan panas di atmosfer.
    “Dibuktikan dengan titik embun yang cukup rendah, berkisar 15 sampai 17 derajat. Artinya, kelembapan sangat rendah sehingga udara terasa kering dan dingin,” tuturnya.
    Menurut Giyarto, fenomena bediding normal terjadi saat puncak musim kemarau.
    Selain
    suhu dingin
    tersebut, fenomena kabut pagi seperti embun upas juga kerap muncul di dataran tinggi Dieng.
    “Kondisi ini akan berlangsung setidaknya dari dasarian awal Juli hingga Agustus. Di sejumlah wilayah seperti Solo Raya, puncak kemarau biasanya terjadi pada Agustus,” lanjutnya.
    Lebih lanjut, Giyarto menyampaikan potensi hujan tetap ada di beberapa wilayah, terutama karena dinamika cuaca lokal.
    “Hujan masih bisa terjadi, walaupun ringan dan sebentar. Biasanya dipengaruhi kondisi lokal harian. Contohnya di kawasan Pegunungan tengah bagian utara seperti Pekalongan dan Batang, itu masih berpotensi hujan meskipun tidak setiap hari,” katanya.
    Di samping itu, dia mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi kekeringan yang rawan mengalami kebakaran saat kemarau.
    Terlebih, kemarau tahun ini disertai peningkatan radiasi matahari. “Tingkat kemudahan terjadinya kebakaran lahan dan hutan cukup tinggi. Kami mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat melakukan aktivitas pembakaran, harus dalam pengawasan,” ujar Giyarto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Suhu Dingin di Musim Kemarau Juli Efek Fenomena Aphelion? Ini Faktanya

    Suhu Dingin di Musim Kemarau Juli Efek Fenomena Aphelion? Ini Faktanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab suhu dingin yang terjadi di bulan Juli 2025 ini.

    Benarkah penyebabnya adalah fenomena Aphelion?

    BMKG menjelaskan, Aphelion adalah fenomena astronomi tahunan ketika posisi bumi berada pada titik terjauhnya dari matahari.

    Biasanya, menurut BMKG, fenomena ini terjadi sekitar bulan Juli.

    “Cuaca dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa, seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Dan, terjadi setiap musim kemarau. Yakni sekitar bulan Juli hingga September,” tulis BMKG dalam unggahan di akun Intagram resmi, dikutip Jumat (11/7/2025).

    BMKG lalu memaparkan cuaca dingin yang tercatat pada awal bulan Juli 2025 di berbagai wilayah Indonesia. Khususnya di dataran tinggi dan wilayah selatan khatulistiwa, mengacu data stasiun meteorologi di seluruh Indonesia.

    Berikut datanya:

    1 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

    2 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

    3 Juli 2025 – Enarotali (Papua Tengah): 13 derajat Celcius

    4 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

    5 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

    6 Juli 2025 – Frans Sales Lega (NTT): 13 derajat Celcius

    7 Juli – Frans Sales Lega (NTT): 11 derajat Celcius

    8 Juli – Frans Sales Lega (NTT): 12 derajat Celcius.

    “Cuaca dingin belakangan bukan karena Aphelion. Tapi karena ada beberapa faktor cuaca,” jelas BMKG.

    Faktor-faktor tersebut adalah:

    1. mulai memasuki musim kemarau, yang ditandai dengan dominasi angin timuran (Monsoon Australia) yang bersifat kering dan dingin

    2. langit cerah yang mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer saat malam hari

    3. hujan yang masih terjadi di beberapa wilayah turut menambah rasa dingin karena membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan dan menghalangi pemanasan sinar matahari.

    “Menghadapi banyaknya informasi cuaca yang simpang siur, BMKG mengimbau masyarakat jangan langsung percaya pada informasi yang viral di media sosial, terutama yang tidak mencantumkan sumber resmi,” tegas BMKG.

    BMKG juga mengingatkan masyarakat agar membagikan informasi yang sudah terverifikasi agar tidak ikut menyebarkan kepanikan. Dan selalu memastikan kebenaran informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, seperti situs BMKG, media sosial, atau aplikasi infoBMKG.

    “Tetap tenang dan siaga menghadapi potensi cuaca ekstrem, seperti suhu dingin, hujan lebat, angin kenang, atau gelombang tinggi. Serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan,” tegas BMKG.

    Peringatan Dini Cuaca Periode 11-13 Juli 2025

    Secara cuaca di Indonesia didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan.

    Namun, BMKG mengingatkan waspada adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatra Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.

    Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

    Aceh, Papua Selatan.

    Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, dan Papua Selatan.

    [Gambas:Instagram]

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BNPB Tabur 16 Ton Bahan Semai ke Angkasa Cegah Hujan Deras Jabodetabek

    BNPB Tabur 16 Ton Bahan Semai ke Angkasa Cegah Hujan Deras Jabodetabek

    BNPB Tabur 16 Ton Bahan Semai ke Angkasa Cegah Hujan Deras Jabodetabek
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
    BNPB
    ) telah menaburkan 16 ton
    bahan semai
    ke angkasa untuk mencegah potensi hujan deras di wilayah
    Jabodetabek
    .
    “BNPB telah menaburkan bahan semai ke angkasa sebanyak total 16 ton melalui 18 sorti penerbangan.
    Bahan semai
    tersebut meliputi 12,4 ton Natrium Klorida (NaCl) dan 3,6 ton Kalsium Oksida (CaO),” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Jumat (11/7/2025).
    Natrium Klorida adalah garam dan Kalsium Oksida adalah kapur tohor.
    Dua unit pesawat Caravan PK-DPI dan PK-SNL menerbangkan bahan semai di atas langit Pesisir Utara dan Pesisir Selatan Jawa Barat dalam 24 jam di Lanud Halim Perdanakusuma.
    “Wilayah penaburan bahan semai diprioritaskan di wilayah perairan utara Karawang, Bekasi, Indramayu, dan sekitarnya, termasuk wilayah yang menjadi hulu sungai yang berhilir di daerah rawan bencana banjir Jabodetabek,” tuturnya.
    Penyemaian ini dilakukan untuk mencegat awan-awan hujan yang akan masuk ke darat sehingga hujan bisa diturunkan ke wilayah laut.
    Sebagaimana diketahui, operasi
    modifikasi cuaca
    ini merupakan upaya pemerintah dalam penanganan darurat cuaca ekstrem di musim kemarau basah yang melanda wilayah Jawa Barat dan Jakarta.
    Operasi Modifikasi Cuaca
    (OMC) dilaksanakan oleh BNPB dengan dukungan dari BMKG dan TNI Angkatan Udara.
    Modifikasi cuaca
    rencananya telah dilaksanakan sejak Senin (7/7/2025) hingga hari ini, Jumat (11/7/2025).
    OMC bertujuan untuk mengurangi hujan dengan intensitas tinggi yang diperkirakan masih akan turun pada pekan pertama Juli 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Hari Ini Jumat 11 Juli 2025: Jakarta dan Sekitarnya Berawan Tebal – Page 3

    Cuaca Hari Ini Jumat 11 Juli 2025: Jakarta dan Sekitarnya Berawan Tebal – Page 3

    Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), melaporkan cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung dalam sepekan ke depan, terutama di Pulau Jawa dan Jabodetabek.

    “Pada sepekan ke depan, BMKG mewaspadai cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam temu media secara daring, Senin (7/7/2025).

    Cuaca ekstrem sepekan ke depan juga berpotensi terjadi di Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan wilayah sekitarnya, Nusa Tenggara Barat termasuk Mataram, Maluku bagian Tengah, Papua bagian tengah dan utara.

    “Kemudian periode 10-12 Juli 2025, potensi hujan signifikan diperkirakan akan bergeser ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembapan tropis,” lanjutnya.

    Dwikorita juga menjelaskan soal banjir di Bogor. Menurutnya, banjir di Kabupaten Bogor adalah akibat dari hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada 5 Juli 2025.

    “Pada 5 Juli 2025, hujan intensitas lebih dari 100 mm per hari (lebat hingga sangat lebat) di wilayah Bogor, Mataram, dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan. Hujan ekstrem tersebut berdampak kepada banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang,” jelas Dwikorita.