Kementrian Lembaga: BMKG

  • Operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya Diperpanjang Lagi 7 Hari, Begini Fokus Pelaksanaannya

    Operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya Diperpanjang Lagi 7 Hari, Begini Fokus Pelaksanaannya

    Liputan6.com, Banyuwangi Operasi Pencarian dan Pertolongan (SAR) korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di wilayah Selat Bali kembali diperpanjang selama tujuh hari ke depan dengan menggunakan kekuatan kewilayahaan.

    Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas Ribut Eko Suyatno mengatakan, Operasi SAR lanjutan akan disesuaikan dengan kebutuhan dengan menggunakan kekuatan kewilayahan, yaitu Kantor SAR Surabaya Jawa Timur, Pos SAR Banyuwangi, jajaran TNI dan Polri.

    “Mulai Diploairud Polda Jatim, dan jajaran yang ada di Banyuwangi, Polresta Banyuwangi, termasuk di Denpasar Bali dan jajaranya, selanjutnya TNI AL yakni Lanal Banyuwangi, kemudian pemerintah daerah, BMKG Banyuwangi, sementara tim DVI Polda Jatim masih tetap melaksanakan tugas identifikasi tiga korban,” ujar Eko, saat menggelar Konfrensi Pers di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Senin malam (14/7/2025).

    Eko juga mengatakan, selama perpanjangan tujuh hari ke depan dengan pertimbangan lainya, pihaknya akan terus bersinergi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mengingat masih ada korban yang belum ditemukan, menurutnya penyesuaian operasi SAR dengan unsur yang terlibat sesuai yang dibutuhkan.

    Untuk kepentingan investigasi dan keselamatan pelayaran, kegiatan dapat dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait sesuai perundang-undangan yang berlaku.

    “Semoga ini dapat memberikan ketenangan kepada keluarga korban yang anggota keluarganya masih belum ditemukan serta memberikan ketenagan kepada masyarakat bahwa pemerintah hadir dalam kurun waktu ke depan,” tuturnya.

    Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan tengah mempersiapkan tim teknis untuk melaksanakan pengangkatan KMP Tunu Pratama Jaya setelah berhasil mememvisualisasi bangkai kapal dalam posisi terbalik di dasar laut Selat Bali.

  • Analisa Badan Geologi soal Gempa Magnitudo 6,9 yang Guncang Maluku Tenggara

    Analisa Badan Geologi soal Gempa Magnitudo 6,9 yang Guncang Maluku Tenggara

    Wafid menerangkan lokasi pusat gempa bumi berada di laut, dengan morfologi wilayah terdekat didominasi oleh dataran, berombak, bergelombang dan pegunungan.

    Kondisi bebatuan (litologi) penyusun wilayah ini terdiri atas Batuan Bancuh berumur Pra Tersier, Batuan Sedimen berupa batugamping dan batupasir berumur Tersier, Batugamping koral berumur Kuarter, serta Endapan Aluvium.

    “Batuan yang telah mengalami pelapukan dan atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi,” jelas Wafid.

    Wafid menuturkan kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.

    Wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi pada daerah pegunungan dan perbukitan termasuk kelas tanah C (tanah sangat padat dan batuan lunak), pada daerah bergelombang – berombak termasuk kelas D (tanah sedang), dan pada daerah dataran dan pantai termasuk dalam kelas E (tanah lunak).

    Gempa bumi sangat besar ini selain terdeteksi oleh BMKG, juga terdetek oleh dua stasiun geologi luar negeri. Menurut The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, pusat gempa bumi berada pada koordinat 6,146 LS – 131,213 BT, dengan magnitudo M6,7 pada kedalaman 65,7km.

    Berdasarkan GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 6,14 LS – 131,18 BT, dengan magnitudo M6,7 pada kedalaman 10 km.

    Antisipasi Gempa Bumi

    Dilansir Liputan6, Jika Anda berada dalam situasi guncangan akibat gempa, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi:

    Sebelum Terjadi Gempa:

    •⁠⁠Untuk memastikan keamanan tempat tinggal Anda, pastikan bahwa struktur dan letak rumahdapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Lakukan evaluasi dan renovasi ulang terhadap struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

    •⁠Penting untuk mengenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

    •⁠Mempelajari manfaat P3K dan alat pemadam kebakaran.

    •⁠Pastikan selalu menyiapkan nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

    •Atur perabotan di rumah Anda agar menempel kuat pada dinding. Hal itu disarankan agar benda tersebut tak mudah jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

    •⁠ ⁠⁠Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa terjadi

    •Untuk barang yang mudah terbakar, baiknya disimpan pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

    •⁠⁠Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

    •Pastikan Anda selalu siap dengan alat-alat penting seperti Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

     

  • Gempa M 2,6 Guncang Bekasi Malam Ini, Terasa di Cikarang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Juli 2025

    Gempa M 2,6 Guncang Bekasi Malam Ini, Terasa di Cikarang Megapolitan 14 Juli 2025

    Gempa M 2,6 Guncang Bekasi Malam Ini, Terasa di Cikarang
    Penulis

    BEKASI, KOMPAS.com —

    Gempa
    tektonik berkekuatan magnitudo (M) 2,6 mengguncang wilayah Kabupaten
    Bekasi
    , Jawa Barat pada Senin (14/7/2025) pukul 18.39 WIB.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) Wilayah II melaporkan bahwa episenter
    gempa
    berada di darat, 5 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi dengan kedalaman dangkal, yakni 5 kilometer. Titik koordinat gempa berada di 6.41 LS dan 107.18 BT.
    “Gempabumi ini merupakan jenis gempa dangkal yang terjadi akibat aktivitas sesar aktif,” ujar Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Dr. Hartanto, ST, MM, dalam keterangan resmi, Senin malam, dikutip dari Instagram resmi @
    bmkgwilayah2
    .
    Berdasarkan laporan masyarakat yang dihimpun BMKG, getaran dirasakan ringan di wilayah
    Cikarang
    dengan Skala Intensitas II MMI, yakni getaran yang dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda ringan yang digantung bergoyang.
    Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan bangunan atau dampak lain yang signifikan akibat gempa.
    BMKG memastikan, hingga pukul 19.07 WIB, belum terdeteksi adanya aktivitas gempa susulan.
    BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
    “Pastikan memperoleh informasi hanya dari kanal resmi BMKG,” tegas Dr. Hartanto.
    Informasi resmi dari BMKG dapat diakses melalui
    website
    www.
    bmkg
    .go.id, bbmkg2.bmkg.go.id, Instagram/Twitter @
    bmkgwilayah2
    atau @
    infoBMKG
    , serta aplikasi
    mobile
    : Infobmkg dan WRS-BMKG (Android & iOS).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Poso, Terasa hingga Palopo
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Juli 2025

    Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Poso, Terasa hingga Palopo Regional 14 Juli 2025

    Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Poso, Terasa hingga Palopo
    Tim Redaksi
    PALOPO, KOMPAS.com –
    Gempa bumi
    dengan magnitudo 5,3 mengguncang wilayah Kabupaten
    Poso
    , Sulawesi Tengah, pada Senin (14/7/2025) pukul 19.52 WIB.
    Berdasarkan laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ), gempa berpusat di darat, tepatnya 67 kilometer barat daya Poso, dengan koordinat 2,00 Lintang Selatan dan 120,71 Bujur Timur. Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer.
    Guncangan gempa dirasakan cukup kuat di sejumlah wilayah.
    Berdasarkan laporan BMKG, intensitas gempa berada pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity) III hingga IV di Poso, Morowali Utara, dan Luwu Timur, yang artinya getaran dirasakan jelas oleh orang banyak di dalam rumah dan menyebabkan benda-benda ringan bergoyang.
    Sementara di Palopo, gempa dirasakan pada skala MMI III, yang berarti getaran dirasakan di dalam rumah dan terasa seakan-akan ada truk yang melintas.
    Menurut salah seorang warga, Wahyu, getaran gempa terasa beberapa detik selama dua kali hingga membuatnya berlari ke luar rumah.
    “Kursi terasa digoyang dua kali, ada bunyi getaran sehingga kami langsung lari keluar rumah, untuk menghindari bahaya,” katanya.
    Lanjut Wahyu, dirinya hanya mengira jika getaran tersebut akibat faktor cuaca hujan, namun setelah diamati dan dirasakan ternyata adalah gempa.
    “Kami hanya mengira ada guntur atau faktor lain karena memang kondisi bertepatan dengan hujan deras,” ucapnya.
    Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi terkait kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut.
    BMKG juga memastikan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa M 2,6 Terjadi di Bekasi

    Gempa M 2,6 Terjadi di Bekasi

    Jakarta

    Gempa dengan kekuatan M 2,6 terjadi di Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Gempa ini dirasakan.

    “Gempa Mag 2,6 guncang Kelurahan Sukamukti, Kec. Bojongmangu, Bekasi,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada wartawan, Senin (14/7/2025).

    Daryono menyebut gempa ini dirasakan dalam skala II MMI. Di mana gempa terasa getaran ringan oleh beberapa orang terutama di dalam ruangan.

    “Dirasakan dalam skala intensitas II MMI. Belum merusak,” ujarnya.

    Gempa ini, katanya dipicu oleh West Java back-arc thrust. Belum diketahui apa gempa ini memberi dampak kerusakan ataupun korban.

    “Gempa ini diduga kuat dipicu West Java back-arc thrust,” ujarnya.

    (azh/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gempa Magnitudo 6,7 Guncang Maluku, Ini Penyebabnya

    Gempa Magnitudo 6,7 Guncang Maluku, Ini Penyebabnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Senin 14 Juli 2025 pukul 12.49.58 WIB wilayah Pantai Barat Laut Maluku Tenggara Barat, Maluku diguncang gempa tektonik.

    Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo Magnitudo 6,7.

    Kepala mitigasi gempa bumi dan tsunami BMKG Daryono mengatakan Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,27° LS ; 131,33° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 169 Km arah Barat Daya, Maluku Tenggara, Maluku pada kedalaman 98 km.
     
    Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi dalam lempeng Laut Banda (intraplate). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser ( strike-slip ).
     
    Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas IV-V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Dobo dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah) dan daerah Banda dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI.
     
    Hingga pukul 13.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock)

  • BMKG peringatkan ada potensi hujan di sejumlah kota pada awal pekan

    BMKG peringatkan ada potensi hujan di sejumlah kota pada awal pekan

    logo BMKG

    BMKG peringatkan ada potensi hujan di sejumlah kota pada awal pekan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 14 Juli 2025 – 08:37 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi hujan beragam intensitas dalam beberapa periode di awal pekan ini di sejumlah kota di Indonesia, termasuk yang ada di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

    Prakirawan BMKG Azhari Putri dalam prakiraan cuaca daring diikuti dari Jakarta Senin menyampaikan, terdapat potensi hujan ringan di Banda Aceh, Pekanbaru, Padang, Tanjung Pinang, Jambi, Bengkulu dan Bandarlampung, serta hujan intensitas sedang di Medan dan hujan disertai petir. 

    Sementara itu, jelasnya, BMKG memprakirakan cuaca di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yaitu cerah berawan di Denpasar, berawan di Kupang dan terdapat potensi hujan intensitas ringan di Mataram.

    Potensi hujan juga terdapat di wilayah Kalimantan, dengan kemungkinan hujan ringan di wilayah Pontianak dan Samarinda serta hujan disertai petir di Tanjung Selor, Palangka Raya, dan Banjarmasin.

    Dia juga menjelaskan BMKG memprakirakan potensi hujan ringan di Gorontalo dan Makassar di Pulau Sulawesi. Di periode yang sama terdapat juga potensi hujan intensitas sedang di Manado, Palu, Mamuju dan Kendari.

    Selanjutnya di Indonesia bagian timur, BMKG memperingatkan terdapat potensi hujan ringan di Ternate, Sorong, Manokwari, Jayapura, Jayawijaya dan Merauke. Serta potensi curah hujan sedang di wilayah Ambon dan Nabire.

    Sumber : Antara

  • BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Terjadi hingga 18 Juli 2025

    BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Terjadi hingga 18 Juli 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa dinamika atmosfer yang kompleks masih memicu terbentuknya awan-awan konvektif penyebab hujan deras. Fenomena seperti gelombang ekuatorial Rossby dan Kelvin, zona konvergensi dan pertemuan angin, serta potensi sirkulasi siklonik di sekitar Samudra Hindia dan Pasifik, terus mendorong pembentukan awan hujan dalam skala luas.

    “Meskipun kita sudah memasuki pertengahan musim kemarau, berbagai faktor atmosfer global dan regional masih mendukung terjadinya hujan lebat dan cuaca ekstrem di banyak wilayah,” ujarnya dilansir dari laman resmi BMKG.

    Dikemukakan Dwikorita, dalam beberapa hari terakhir, intensitas hujan yang signifikan telah tercatat di sejumlah wilayah. Pada 9 Juli, hujan harian di atas 50 mm terjadi di Nabire dan Kalimantan Barat, sementara pada 8 Juli, hujan sangat lebat tercatat di Papua Barat, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Maluku, dan Papua. Kondisi ini telah menyebabkan bencana hidrometeorologis seperti banjir, tanah longsor, genangan air, pohon tumbang, hingga kerusakan infrastruktur.

    BMKG, kata dia, memprakirakan bahwa potensi cuaca ekstrem masih tinggi dalam periode 12–18 Juli 2025. Hujan lebat berisiko terjadi di berbagai wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan, dengan status siaga yang telah dikeluarkan.

    Selain itu, angin kencang berpotensi melanda wilayah barat hingga timur Indonesia, termasuk Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Di lautan, kecepatan angin lebih dari 25 knot diprediksi akan memicu gelombang tinggi di beberapa perairan seperti Perairan Utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur, Laut Flores, Laut Arafuru, Laut Timor, Laut Banda, Laut Seram, Samudera Pasifik sebelah utara Maluku Utara, dan serta Samudera Hindia sebelah barat daya Banten, sebelah selatan Jawa, dan sebelah selatan NTT.

    Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap enteng potensi cuaca ekstrem yang bisa datang tiba-tiba. Ia juga meminta masyarakat menjauhi area terbuka saat terjadi petir, menghindari pohon atau bangunan tua saat angin kencang, serta tetap menjaga kesehatan karena cuaca terik masih mungkin terjadi di tengah pola hujan yang aktif.

    “Masyarakat harus tetap waspada, meskipun secara kalender kita berada di musim kemarau. Jangan lengah. Cuaca bisa berubah cepat dan membawa dampak besar,” tegasnya.

    Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30 persen zona musim di Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau. Sebaliknya, sebagian besar wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih berisiko tinggi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.

  • Geger Fenomena Hawa Dingin “Bediding” di Pulau Jawa, Ada Apa?

    Geger Fenomena Hawa Dingin “Bediding” di Pulau Jawa, Ada Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Tengah ramai fenomena hawa dingin yang disebut dengan “Bediding” di Pulau Jawa.

    “Bediding” sendiri merupakan bahasa Jawa yang menggambarkan kondisi cuaca cukup dingin atau sangat dingin dari biasanya.

    Dilansir dari Antaranews, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena suhu dingin atau bediding masih akan terjadi hingga September 2025.

    Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi (Staklim) Jawa Timur Linda Firotul di Malang, Jawa Timur, mengatakan fenomena bediding bisa terjadi karena dipicu oleh kemunculan angin timuran.

    “Bediding ini diakibatkan karena saat ini berada di musim kemarau dengan ditandai adanya dominasi angin timuran yang bersifat kering dan dingin. Fenomena ini biasa terjadi pada bulan Juli sampai September 2025,” kata Linda.

    Kemunculan angin timuran kemudian ditunjang dengan kondisi langit yang cerah, sehingga mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer saat malam hari.

    “Prakiraannya awal kemarau pada April, Mei dan Juni, tapi ada beberapa wilayah terkena dampak hujan akibat gangguan atmosfer, seperti (gelombang) rossby, kelvin, madeen-julian (MJO) yang berakibat mundurnya musim kemarau. Kalau di Malang Raya, kemarau sekitar Mei dasarian III sampai Juni dasarian I,” ujar dia.

    Cuaca hujan di beberapa daerah pada akhirnya membuat suhu udara yang dirasakan menjadi lebih dingin.

    “Karena membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan dan menghalangi pemanasan sinar matahari. Kalau rata-rata 30 tahun dari 1991 sampai 2020 itu sekitar 17-20 derajat Celsius,” ucapnya.

    Khusus di wilayah Malang Raya, suhu udara paling minim berkisar antara 16 derajat Celsius sampai 20 derajat Celsius.

    Bedinding mampu menyebabkan terjadinya embun beku atau embun upas di wilayah dataran tinggi, khususnya pegunungan.

    Kondisi itu, salah satunya terjadi di Ranupane yang menjadi bagian dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

  • sebagian besar wilayah RI hujan ringan pada Minggu

    sebagian besar wilayah RI hujan ringan pada Minggu

    Logo BMKG

    BMKG: sebagian besar wilayah RI hujan ringan pada Minggu
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 13 Juli 2025 – 10:05 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan ringan akan mengguyur sebagian besar wilayah ibu kota provinsi di Indonesia pada Minggu.

    Prakirawan BMKG Zen Putri pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta menyampaikan, diawali dari Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan hujan ringan di wilayah Banda Aceh, Medan, dan Pekanbaru.

    “Waspadai hujan yang dapat disertai dengan petir di Kota Padang dan Tanjung Pinang,” katanya.

    Masih di Pulau Sumatera, cuaca diprakirakan hujan ringan untuk wilayah Jambi, Palembang, dan Bandar Lampung, sedangkan masyarakat di Kota Bengkulu dan Pangkal Pinang diminta waspada hujan petir.

    Beralih ke Pulau Jawa, cuaca diprakirakan berawan tebal di Kota Surabaya, sementara hujan ringan berpotensi terjadi wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta.

    Beranjak ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca diprediksi berawan di Kota Denpasar, berawan tebal di Kota Mataram, dan hujan ringan di wilayah Kota Kupang.

     

    Selanjutnya bergeser ke Pulau Kalimantan, cuaca diprakirakan berawan di Banjarmasin, berawan tebal di Samarinda, serta hujan ringan di wilayah Samarinda.

    “Waspadai hujan petir yang dapat terjadi di Tanjung Selor dan Pontianak,” ucap Putri.

    Kemudian untuk Pulau Sulawesi, cuaca diprakirakan berawan tebal di Makassar dan Gorontalo, serta hujan ringan di wilayah Manado, Palu, Mamuju, dan Kendari.

    Bergerak ke wilayah Indonesia bagian timur, cuaca diprediksi hujan ringan di wilayah Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, dan Jayawijaya.

    “Sementara Kota Nabire, Jayapura, dan Merauke diprakirakan hujan dengan intensitas sedang,” tuturnya.

    Putri juga menyampaikan potensi peningkatan kecepatan angin hingga mencapai lebih dari 25 knot diprediksi terdapat di perairan utara Aceh, Samudra Hindia barat Sumatera, Samudra Hindia barat daya Banten, dan Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat.

    Kemudian, di Laut Timor dan Laut Arafura juga mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah-wilayah tersebut.

    Selain itu, BMKG juga memperingatkan potensi banjir rob yang dapat terjadi di pesisir Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua Selatan.

    Sumber : Antara