Kementrian Lembaga: BMKG

  • Antisipasi Tsunami pasca Gempa Rusia, Warga Pesisir Gorontalo Mulai Mengungsi

    Antisipasi Tsunami pasca Gempa Rusia, Warga Pesisir Gorontalo Mulai Mengungsi

    GELORA.CO – Sejumlah warga di pesisir pantai Kota Gorontalo memulai evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi, menyusul peringatan dini tsunami dari BMKG pascagempa magnitudo 8,7 di Rusia.

    Warga memilih mengungsi ke area pegunungan di sekitar tempat tinggal mereka sebagai langkah antisipasi.

    Haidar Masai (48), warga Kelurahan Leato Utara, mengaku terkejut setelah menerima informasi tentang potensi tsunami. Ia dan keluarganya langsung bergegas ke area pegunungan.

    ”Yang di pantai ke atas (gunung). (Ada) Rumah di gunung, (ini lagi) ada tunggu ibu, tidak boleh jalan, (jadi) dievakuasi di rumah di atas gunung,” ujar Haidar dikutip dari Detiksulsel.com, Rabu (30/7/2025).

    Haidar juga menyebutkan, keluarganya yang berada di Kabupaten Bone Bolango juga telah mulai mengungsi.

    ”Sudah ditelepon (keluarga) yang di (Kecamatan) Bone Pantai, Kabupaten Bone Bolango, sementara menyimpang (evakuasi barang),” sambungnya.

    Warga lain, Fatma Paneo (30), juga mengungkapkan rasa kagetnya saat menerima informasi potensi tsunami. Menurutnya, kabar tersebut telah diinformasikan melalui masjid.

    ”Dapat informasi di grup sekolah, keluarga sudah dapat tahu semua, sempat panik karena sudah diinformasikan di masjid (soal tsunami), ya panik dan takut,” ujar Fatma.

    Ia menambahkan, beberapa tetangga dan keluarga juga sudah mulai mengungsi ke area pegunungan.

    ”Semuanya ini ada tetangga (keluarga) baru naik dorang (mereka ke gunung). Masih ada yang lain mau datang lima keluarga,” tambahnya.

  • Warga Leato Utara Gorontalo Evakuasi Mandiri ke Tempat Tinggi Usai Ada Peringatan Tsunami

    Warga Leato Utara Gorontalo Evakuasi Mandiri ke Tempat Tinggi Usai Ada Peringatan Tsunami

    Liputan6.com, Gorontalo – Sejumlah warga Kelurahan Leato Utara, Kota Gorontalo, mengungsi ke wilayah dataran tinggi pada Rabu pagi (30/7/2025) setelah menerima informasi potensi tsunami menyusul gempa bumi Magnitudo 8,7 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia Timur.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah Indonesia bagian timur, termasuk Provinsi Gorontalo.

    Gempa terjadi pukul 06.24 WIB dengan episentrum di koordinat 52,54 Lintang Utara dan 160,07 Bujur Timur pada kedalaman 43 kilometer.

    Wilayah yang diprediksi terdampak antara lain Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Gorontalo. Informasi tersebut segera menyebar luas melalui media sosial, memicu kepanikan di kalangan warga pesisir Kota Gorontalo.

    Di Kelurahan Leato Utara, Kota Gorontalo warga yang bermukim di kawasan pantai langsung melakukan evakuasi mandiri menuju rumah-rumah kerabat di dataran tinggi. Salah satu lokasi pengungsian sementara berada di rumah milik Fatma Paneo, warga RT 02 RW 02.

    “Begitu mendengar pengumuman soal potensi tsunami, warga langsung panik dan mencari tempat yang lebih aman. Rumah saya berada di dataran tinggi, jadi mereka datang mengungsi ke sini,” ujar Fatma kepada Liputan6.com, Rabu (30/07/2025).

    Fatma menyebut sudah ada enam kepala keluarga yang berada di rumahnya, dan lima keluarga lainnya dikabarkan akan menyusul. Sejumlah ibu-ibu dan anak-anak juga mulai berkumpul di lokasi tersebut dengan suasana cemas masih menyelimuti.

    Susan, warga lain yang mengungsi, mengaku menerima informasi dari kerabat dan pihak sekolah yang memulangkan siswa lebih awal.

    “Saya kaget waktu lihat anak-anak pulang sekolah lebih cepat. Katanya ada peringatan tsunami. Saya langsung ajak anak-anak ke rumah kerabat yang lebih aman,” tutur Susan.

    Hingga pukul 10.00 Wita tadi, beberapa titik di wilayah ketinggian mulai dipadati warga yang menjauh dari kawasan pesisir. Aparat kelurahan dan relawan mulai memantau pergerakan warga dan menenangkan masyarakat agar tetap waspada namun tidak panik.

    Gempa bermagnitudo besar di perairan Pasifik kerap memicu peringatan tsunami di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Kamchatka, wilayah yang berada dalam lingkaran api Pasifik, termasuk zona rawan gempa dan letusan vulkanik.

    BMKG meminta masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan otoritas, dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Hingga berita ini disusun, belum ada laporan resmi mengenai dampak langsung di wilayah Gorontalo.

    Tsunami setinggi hingga 3 meter diperkirakan dapat mencapai pesisir Pasifik Jepang dalam waktu kurang dari 30 menit setelah peringatan dikeluarkan, terutama di wilayah utara seperti Hokkaido. Peringatan serupa juga diterbitkan untuk negara bagian Haw…

  • BMKG Imbau Masyarakat Tidak Anggap Enteng Dampak Tsunami Setinggi 50 Cm

    BMKG Imbau Masyarakat Tidak Anggap Enteng Dampak Tsunami Setinggi 50 Cm

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati meminta agar seluruh pihak agar tidak menganggap enteng prediksi gelombang tsunami dengan ketinggian 50 cm.

    Hal tersebut sebagai respons atas gempa 8,6 magnitudo yang terjadi di Rusia pada Rabu (30/7/2025). Gempa itu diprediksi bakal berimbas pada 10 wilayah tengah dan timur Indonesia.

    “Meskipun peringatan dini dari BMKG memprediksi ketinggian tsunami di wilayah Papua Maluku Utara dan Sulawesi Utara hanya sekitar 50 cm [jangan dianggap enteng],” ujar Dwikorita dalam konferensi pers BMKG, Rabu (30/7/2025).

    Dia menekankan, prediksi gelombang tsunami itu bisa meleset tergantung keadaan topografi di wilayah setempat. Misalnya, apabila pantai itu berjenis teluk atau corong maka gelombang tsunami bisa lebih tinggi dari prediksi.

    “Kondisi lahan wilayah, artinya 50 cm ini apabila masuk ke pantai teluk atau atau pantai yang morfologinya seperti corong ini dapat teramplifikasi bisa mencapai lebih dari 50 cm,” imbuhnya.

    Dia juga menceritakan kilas balik tsunami yang terjadi di Jepang pada 2011. Pada bencana alam itu prediksi gelombang bisa lebih tinggi dari peringatan dini sebelumnya.

    “Tahun 2011, dampak dari tsunami Jepang mengakibatkan ketinggian tsunami di Papua saat itu mencapai 1,5 meter bahkan ada yang 3 meter,” pungkasnya.

  • Gempa M8,7 Guncang Rusia, Pemerintah Antisipasi Tsunami di Pesisir RI

    Gempa M8,7 Guncang Rusia, Pemerintah Antisipasi Tsunami di Pesisir RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan memastikan pemerintah telah mempersiapkan langkah evakuasi untuk mengantisipasi terjadinya tsunami pascagempa di semenanjung Rusia dengan kekuatan 8,7 magnitudo (M8,8).

    “Pemerintah daerah, BNPB dan BPBD, TNI/Polri Basarnas dan BMKG menyiapkan Posko Tanggap Darurat, menyiapkan personel di lapangan untuk siap dalam mendukung dan melaksanakan evakuasi termasuk dengan pengamanan jalur evakuasi, pengendalian massa, menjaga fasilitas vital di pesisir,” kata Budi Gunawan dikutip dari Antara, Rabu (30/7/2025). 

    Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah pesisir Indonesia berpotensi mengalami kenaikan air laut hingga 0,5 meter akibat gempa tersebut.

    Wilayah yang kemungkinan terdampak yakni Papua, Maluku Utara, Gorontalo, dan sebagian Sulawesi Utara. BMKG pun telah mengaktifkan peringatan dini tsunami dengan level Waspada atau Siaga untuk beberapa wilayah tersebut.

    Karenanya, lanjut BG, pemerintah daerah harus berupaya mengurangi aktivitas masyarakat di pantai, pelabuhan, dan memutakhirkan peringatan setiap 30 menit hingga ada pernyataan berakhirnya ancaman tsunami.

    “Seluruh komponen pemerintah baik pusat maupun daerah sudah siap untuk antisipasi dengan bergerak cepat dan tepat,” kata BG.

    “Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama pemerintah. Saya juga mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak panik, dan mengikuti instruksi resmi di lapangan,” tambah mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu.

    Sebelumnya diberitakan, BMKG meminta pantai di Indonesia segera dikosongkan lantaran bakal terdampak tsunami akibat gempa Rusia M8,7 yang terjadi hari ini, Rabu (30/7/2025). 

    Dalam catatan BMKG, setidaknya ada 10 wilayah yang bakal terimbas gempa ini Talaud, Gorontalo, Halmahera, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, hingga Jayapura.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta agar seluruh pantai di lokasi tersebut agar dikosongkan menjelang datangnya tsunami yang diprediksi tiba di wilayah tengah 02.00 WITA dan timur 04.00 WIT.

    “Itu mohon sebelum waktunya datang itu pantai sudah dikosongkan,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers di BMKG, Rabu (30/7/2025).

    Dia juga meminta agar masyarakat segera menjauh dari pantai menuju tempat lebih tinggi. Menurutnya, saat ini masih ada cukup waktu untuk melakukan evakuasi.

  • 4 Imbauan BMKG Terhadap Potensi Tsunami di Indonesia Setelah Gempa Rusia Bermagnitudo 8,7 – Page 3

    4 Imbauan BMKG Terhadap Potensi Tsunami di Indonesia Setelah Gempa Rusia Bermagnitudo 8,7 – Page 3

    Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hasil analisis menunjukkan gempa tersebut berpotensi memicu tsunami di sejumlah wilayah Indonesia dengan status waspada atau ketinggian gelombang kurang dari 0,5 meter.

    BMKG mengkonfirmasi wilayah yang berstatus waspada antara lain Kepulauan Talaud dengan estimasi waktu tiba gelombang pukul 14.52.24 WITA, Kota Gorontalo (16.39.54 WITA), Halmahera Utara (16.04.24 WIT), Manokwari (16.08.54 WIT).

    Kemudian Raja Ampat (16.18.54 WIT), Biak Numfor (16.21.54 WIT), Supiori (16.21.54 WIT), Sorong Bagian Utara (16.24.54 WIT), Jayapura (16.30.24 WIT), dan Sarmi (16.30.24 WIT).

    “Masyarakat di wilayah pesisir yang terdampak agar tetap tenang dan menjauhi pantai sampai ada pernyataan resmi lebih lanjut,” kata Daryono. Dikutip dari Antara.

    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut di wilayah Indonesia.

    Hasil pemutakhiran parameter gempa yang dilakukan BMKG menunjukkan pusat gempa terletak pada koordinat 52,51 derajat Lintang Utara dan 160,26 derajat Bujur Timur pada kedalaman 18 kilometer akibat aktivitas subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench) dengan mekanisme patahan naik.

    Daryono mengatakan, hingga pukul 08.30 WIB, hasil pemantauan BMKG mendeteksi tujuh aktivitas gempa susulan dengan magnitudo terbesar 6,9 dan terkecil 5,4 di wilayah negara setempat.

    Berdasarkan laporan Pacific Tsunami Warning Center (PTWC), gempa tersebut juga berpotensi tsunami di wilayah Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii dan Guam.

    BMKG meminta masyarakat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari kanal komunikasi BMKG yang telah terverifikasi, dan tidak terpancing informasi yang tidak jelas sumbernya.

     

  • Ancaman Tsunami Gempa Rusia Sampai ke Maluku Utara, Warga Diimbau Jangan Melaut Dulu

    Ancaman Tsunami Gempa Rusia Sampai ke Maluku Utara, Warga Diimbau Jangan Melaut Dulu

    Liputan6.com, Maluku – Gempa Magnitudo 8,7 mengguncang pesisir timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025), pukul 06.24.50 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, episenter gempa Rusia ini terletak pada koordinat 52,51° LU; 160,26° BT pada kedalaman 18 km.

    Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench).

    “Gempa ini memiliki mekanisme naik (thrust fault),” kata Daryono.

    Daryono juga mengatakan, berdasarkan laporan PTWC gempabumi ini berpotensi tsunami di wilayah Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam.

    Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa Rusia berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan status Waspada (ketinggian Tsunami kurang dari 0.5m), antara lain di wilayah:

    1. Talaud (ETA 14:52:24 Wita)

    2. Kota Gorontalo (ETA 16:39:54 Wita)

    3. Halmahera Utara (ETA 16:04:24 WIT)

    4. Manokwari (ETA 16:08:54 WIT)

    5. Rajaampat (ETA 16:18:54 WIT)

    6. Biaknumfor (ETA 16:21:54 WIT)

    7. Supiori (ETA 16:21:54 WIT)

    8. Sorong bagian Utara (ETA 16:24:54 WIT)

    9. Jayapura (ETA 16:30:24 WIT)

    10. Sarmi (ETA 16:30:24 WIT)

    Masyarakat pesisir di wilayah tersebut diimbau untuk tetap tenang dan menjauhi pantai. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut.

    Terkait hal itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara Fehby Alting mengimbau Pemda untuk meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam mengantisipasi kemungkinan adanya potensi tsunami.

    “Terus melakukan update melalui BMKG,” katanya.

    Pemda juga diimbau memantau kondisi terkini di lapnagan dan menyebarkan informasi peringatan dini dan potensi wilayah terdampak.

    “Pastikan ketersedeiaan rambu dan jalur evakuasi,” katanya.

    Khusus untuk Kepala BPBD Kabupaten Halmahera Utara, Morotai, Halmahera Timur, dan Halmahera Barat diimbau untuk segera mengarahkan masyarakat menjauhi tepian pantai dan sungai.

    “Masyarakat jangan dulu melakukan aktivitas melaut,” katanya.

     

     

     

  • Ada Ancaman Tsunami di RI! Pentingnya Siapkan Tas Siaga Bencana, Ini Isinya

    Ada Ancaman Tsunami di RI! Pentingnya Siapkan Tas Siaga Bencana, Ini Isinya

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan status waspada tsunami di sejumlah wilayah di Indonesia imbas gempa bumi magnitudo 8.7 di pesisir Timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7). Ada sekitar 10 wilayah di Indonesia yang berpotensi terdampak tsunami yakni:

    1. Talaud (ETA 14:52:24 WITA)
    2. Kota Gorontalo (ETA 16:39:54 WITA)
    3. Halmahera Utara (ETA 16:04:24 WIT)
    4. Manokwari (ETA 16:08:54 WIT)
    5. Rajaampat (ETA 16:18:54 WIT)
    6. Biaknumfor (ETA 16:21:54 WIT)
    7. Supiori (ETA 16:21:54 WIT)
    8. Sorong bagian Utara (ETA 16:24:54 WIT)
    9. Jayapura (ETA 16:30:24 WIT)
    10. Sarmi (ETA 16:30:24 WIT).

    Terlepas dari status peringatan tsunami tersebut, Indonesia termasuk wilayah yang rawan bencana sehingga tak ada salahnya mempersiapkan tas siaga sebagai bekal untuk bertahan hidup.

    Menurut BNPB, Tas Siaga Bencana adalah tas yang berisi paket perlengkapan kebutuhan dasar yang dipersiapkan sebelum terjadi bencana pada keadaan darurat selama 3×24 jam (3 hari pertama). Perlengkapan ini berguna untuk memenuhi kebutuhan dasar individu/keluarga pada kondisi tidak adanya bantuan sama sekali/bantuan belum tiba.

    Adapun kebutuhan dasar yang dapat dipersiapakan dan dimasukkan dalam Tas Siaga Bencana yakni:

    Surat- surat penting (Ijazah, Surat tanah, surat kendaraan atau surat yang bersifat penting)Kotak Obat-obatan / P3K (Obat-obatan Pribadi dan obat-obatan umum lainnya)Makanan Rigan Tahan Lama (Mie instan, biskuit, abon)Alat Bantu Penerangan (Senter, lampu kepala (headlamp) korek api, lilin)Peluit (alat bantu untuk meminta pertolongan saat darurat)Perlengkapan Mandi (sabun mandi, sikat gigi + pasta gigi, dan lain-lain)Alat komunikasi (Ponsel/powerbank guna memantau informasi bencana)Pakaian Ganti (Baju, celana atau jaket)

    Hal-hal lain yang perlu diperhatikan yaitu:

    Jika ada bayi: siapkan bubur bayi dan susu bubuk sesuai usianya; bedak bayi/minyak telon/pampers/perlak.Jika ada orang tua dan dengan sakit yang lama: siapkan obat-obatan cadangan.Jika ada hewan peliharaan: siapkan makanan dan tempat makan

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video BMKG: Potensi Tsunami Terjadi di Pesisir Indonesia Timur”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Usai Gempa Dahsyat Rusia, Basarnas Gerak Cepat Hadapi Potensi Tsunami di Wilayah RI – Page 3

    Usai Gempa Dahsyat Rusia, Basarnas Gerak Cepat Hadapi Potensi Tsunami di Wilayah RI – Page 3

    Gempa berkekuatan 8,7 magnitudo mengguncang wilayah Pesisir Timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025) pagi. Getaran dahsyat tersebut memicu peringatan potensi tsunami di sejumlah wilayah Indonesia.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengungkapkan bahwa ada 10 wilayah yang berpotensi terdampak.

    “Kepada masyarakat pesisir, kami himbau untuk tetap tenang dan menjauhi pantai. Arahan ini dilakukan, karena kita belajar dari Tsunami di 2011, ini sama-sama ancamannya waspada,” ujarnya dalam konferensi pers daring bersama BNPB, Rabu (30/7/2025).

    Hingga kini, BMKG memastikan belum ada laporan kerusakan bangunan akibat guncangan gempa tersebut di wilayah Indonesia.

  • Menko BG pastikan pemerintah antisipasi tsunami pascagempa Rusia

    Menko BG pastikan pemerintah antisipasi tsunami pascagempa Rusia

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan memastikan seluruh jajaran pemerintah daerah telah mempersiapkan langkah evakuasi untuk mengantisipasi terjadinya tsunami pascagempa di semenanjung Rusia.

    “Pemerintah daerah, BNPB dan BPBD, TNI/Polri Basarnas dan BMKG menyiapkan Posko Tanggap Darurat, menyiapkan personel di lapangan untuk siap dalam mendukung dan melaksanakan evakuasi termasuk dengan pengamanan jalur evakuasi, pengendalian massa, menjaga fasilitas vital di pesisir,” kata Budi Gunawan dalam siaran pers resmi yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

    Pria yang akrab disapa BG ini mengatakan, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah pesisir Indonesia berpotensi mengalami kenaikan air laut hingga 0,5 meter akibat gempa tersebut.

    Wilayah yang kemungkinan terdampak yakni Papua, Maluku Utara, Gorontalo, dan sebagian Sulawesi Utara. BMKG pun telah mengaktifkan peringatan dini tsunami dengan level Waspada atau Siaga untuk beberapa wilayah tersebut.

    Karenanya, lanjut BG, pemerintah daerah harus berupaya mengurangi aktivitas masyarakat di pantai, pelabuhan, dan memutakhirkan peringatan setiap 30 menit hingga ada pernyataan berakhirnya ancaman tsunami.

    “Seluruh komponen pemerintah baik pusat maupun daerah sudah siap untuk antisipasi dengan bergerak cepat dan tepat,” kata BG.

    “Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama pemerintah. Saya juga mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak panik, dan mengikuti instruksi resmi di lapangan,” tambah mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemerintah minta masyarakat jauhi pantai guna antisipasi tsunami

    Pemerintah minta masyarakat jauhi pantai guna antisipasi tsunami

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) meminta masyarakat melakukan beberapa hal untuk mengantisipasi terjadinya tsunami yang terjadi karena gempa di semenanjung Rusia, salah satunya menjauhi pantai

    “Masyarakat diharapkan menjauhi pantai, muara sungai, dan aktivitas perairan di wilayah yang masuk peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” kata Budi Gunawan dalam siaran pers resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

    Pria yang akrab disapa BG itu menjelaskan masyarakat harus menjauhi pantai agar proses evakuasi dapat berjalan cepat jika tsunami benar-benar terjadi.

    Selain itu, BG meminta masyarakat untuk tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi hoaks yang berkaitan dengan gempa di Rusia dan tsunami di Indonesia.

    “Diharapkan masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Seluruh informasi resmi hanya bersumber dari BMKG, BNPB, BPBD, dan aparat TNI/Polri,” jelas BG.

    Terakhir, BG meminta masyarakat untuk menyiapkan kebutuhan darurat secukupnya jika berada di wilayah pesisir serta mengikuti langkah-langkah evakuasi yang telah ditentukan bila terjadi ancaman tsunami.

    Menurut BG, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah pesisir Indonesia berpotensi mengalami kenaikan air laut hingga 0,5 meter.

    Wilayah yang kemungkinan terdampak yakni Papua, Maluku Utara, Gorontalo, dan sebagian Sulawesi Utara. BMKG pun telah mengaktifkan peringatan dini tsunami dengan level Waspada atau Siaga untuk beberapa wilayah tersebut.

    Karenanya, lanjut BG, pemerintah daerah harus berupaya mengurangi aktivitas masyarakat di pantai, pelabuhan, dan memutakhirkan peringatan setiap 30 menit hingga ada pernyataan berakhirnya ancaman tsunami.

    “Seluruh komponen pemerintah baik pusat maupun daerah sudah siap untuk antisipasi dengan bergerak cepat dan tepat,” kata BG.

    Dia juga telah meminta TNI, Polri, Basarnas dan BMKG untuk menyiapkan posko darurat dan langkah-langkah evaluasi yang tepat untuk menyelamatkan masyarakat dari tsunami.

    “Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama pemerintah. Saya juga mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak panik, dan mengikuti instruksi resmi di lapangan,” tutup BG.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.