Kementrian Lembaga: BKSDA

  • Tiga Osetan Tanduk Rusa Berhasil Diamankan BKSDA Maluku di Pelabuhan Yos Sudarso

    Tiga Osetan Tanduk Rusa Berhasil Diamankan BKSDA Maluku di Pelabuhan Yos Sudarso

    AMBON – Tiga opsetan tanduk rusa yang ditemukan di sebuah karton di area pelabuhan berhasil diamankan Petugas Polisi Kehutanan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku.

    “Penemuan tersebut bermula saat petugas melakukan pemeriksaan rutin menggunakan mesin X-ray di pintu masuk Pelabuhan Yos Sudarso,” kata Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Maluku Seto di Ambon, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 22 Februari.

    Pada pemeriksaan X-ray, terlihat ada benda mencurigakan yang terbungkus dalam karton berwarna coklat. Setelah karton tersebut dibuka oleh petugas, ternyata isi karton tersebut sesuai dengan yang terdeteksi di gambar X-ray, yaitu tiga opsetan tanduk rusa.

    Barang bukti ini diamankan oleh petugas BKSDA Maluku yang bekerja sama dengan Anggota Polsek kawasan pelabuhan Yos Sudarso (KPYS), petugas X-ray dari Pelindo, serta pemilik barang.

    Pemilik barang yang tidak ingin disebutkan namanya menjelaskan bahwa opsetan tanduk rusa tersebut diberikan oleh temannya sebagai cinderamata. Ia berencana untuk membawa barang tersebut ke Surabaya menggunakan kapal KM Labobar.

    Setelah diberikan pemahaman tentang Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 terkait perlindungan tumbuhan dan satwa liar (TSL), pemilik barang secara sukarela menyerahkan opsetan tanduk rusa tersebut kepada petugas BKSDA Maluku.

    Petugas kemudian mengamankan barang bukti tersebut di Pos Pelabuhan Yos Sudarso sebelum akhirnya dibawa ke Kantor Balai KSDA. Selanjutnya, opsetan tanduk rusa itu diserahkan kepada petugas perlindungan BKSDA di Kebun Cengkeh Ambon untuk diamankan lebih lanjut.

    BKSDA Maluku menegaskan bahwa perdagangan atau pemilikan satwa liar yang dilindungi tanpa izin merupakan pelanggaran hukum yang bisa dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    “Dengan adanya penangkapan ini, BKSDA Maluku kembali mengingatkan masyarakat untuk selalu mematuhi regulasi yang ada demi menjaga kelestarian flora dan fauna, serta mencegah perdagangan ilegal yang dapat merusak ekosistem,” katanya.

    Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya bahwa, Barangsiapa dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi (Pasal 21 ayat (2) huruf a), diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp100 juta (Pasal 40 ayat (2)).

  • Tak Sekadar Mencegah Viral, Fokus Pengelolaan Kawasan untuk Mitigasi Konflik Orang Utan

    Tak Sekadar Mencegah Viral, Fokus Pengelolaan Kawasan untuk Mitigasi Konflik Orang Utan

    Liputan6.com, Samarinda – Kemunculan video orang utan di lahan tambang batu bara, perkebunan, maupun pemukiman masyarakat seperti langganan rutin viralitas media sosial. Kabupaten Kutai Timur menjadi langganan video viral orang utan yang muncul di sekitar aktivitas manusia.

    Paling sering viral tentu saja orang utan berjalan di lahan pertambangan batu bara. Kabupaten Kutai Timur memang menjadi metapopulasi orang utan. Secara populasi, keberadaan orang utan cukup padat terutama di kawasan yang disebut sebagai Lanskap Karaitan.

    “Di Lanskap Karaitan, metapopulasi orang utan cukup padat. Bagaimana kita mendesain lanskap itu, bagaimana pembangunan ekonomi tetap jalan, tapi isu lingkunggan tetap diperhatikan sesuai Inpres Nomor 1 tahun 2023, tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati. Bagaimana itu bisa berjalan lestari dan optimal dari semua sisi,” papar Kepala BKSDA Kaltim Ari Wibawanto, Rabu (19/2/2024).

    Lanskap ini terbentang dari utara Sungai Sangatta hingga Kecamatan Sangkulirang. Tercatat ada 13 perusahaan yang aktif di kawasan metapopulasi orang utan itu. Tak heran jika konflik manusia dengan orang utan kian meruncing.

    Sejak awal 2025, upaya translokasi menjadi salah satu pilihan menyelamatkan orang utan dari konflik ini. Orang utan dengan persyaratan tertentu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 17 tahun 2024 tentang Penyelamatan Jenis Satwa akan dipindah atau direhabilitasi.

    “Beberapa hal yang harus kita cermati terkait dengan proses pembangunan ekonomi itu dapat selaras dengan lingkungan hidup. Bagaimana kita bisa hidup bermasyarakat itu dapat memperhatikan isu-isu lingkungan,” papar Ari.

    Untuk itu, sambungnya, BKSDA Kaltim mengajak semua pihak, khususnya di lanskap yang merupakan metapopulasi orang utan untuk bersama terlibat memecahkan persoalan konflik ini. Salah satu caranya adalah dengan membentuk forum bersama semua pihak terutama perusahaan.

    “Sekarang kita lagi mencoba untuk membentuk forum bersama, mendesain bagaimana habitat orang utan itu tetap terjaga, tetapi pembangunan juga bisa berjalan. Itu kita lakukan di Lanskap Karaitan,” ujar Ari.

    Liputan6.com mencoba menggali perusahaan-perusahaan yang aktif di Lanskap Karaitan. Ada tiga jenis usaha skala besar yang aktif yakni pertambangan batu bara, perkebunan, dan hutan tanaman industri.

    Perusahaan pertambangan batu bara meliputi PT Ganda Alam Makmur, PT Kaltim Prima Coal, PT Indexim Coalindo, dan PT Kaltim Nusantara Coal. Ada juga perusahaan perkebunan kelapa sawit yaitu PT Bima Palma Nugraha, PT Bima Agri Sawit, PT Anugerah Lahan Kaltim, PT Anugerah Energitama, PT Telen, dan PT Sawit Prima Nusantara.

    Kemudian perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yaitu PT Santan Borneo Abadi, perusahaan perkebunan karet PT Multi Kusuma Cemerlang, dan perusahaan hutan produksi PT Panambangan. Harus disadari, ke-13 perusahaan itu beraktifitas dengan membuka hutan yang tentu saja bisa memicu konflik dengan orang utan.

    Ari menjelaskan, forum ini melibatkan semua pihak termasuk pemangku kawasan dan pemangku usaha di Lanskap Karaitan itu sendiri. Diharapkan ada satu pola bersama yang sejalan dengan visi besar menyelamatkan keanekaragaman hayati.

    “Kami indikasi ada 13 pelaku usaha yang ada di sana (Lanskap Karaitan) yang sudah kita coba desain. Sudah kita ajak untuk bersama-sama mendesain bagaimana habitat orang utan bisa tetap terjaga di sana,” katanya.

  • Jejak Kaki Hewan Misterius Gemparkan Warga Gunungkidul

    Jejak Kaki Hewan Misterius Gemparkan Warga Gunungkidul

    Gunungkidul, Beritasatu.com – Jejak kaki hewan misterius kembali meneror warga Gunungkidul, DI Yogyakarta, setelah beberapa bulan lalu ada di area ladang penduduk.

    Jejak kaki yang diduga jejak macan ditemukan di pekarangan rumah warga bernama Sutadi, warga Padukuhan Tahunan, Karangduwet, Paliyan, Gunungkidul.

    Sutadi menemukan jejak kaki misterius yang diduga macan saat dirinya hendak membersihkan pekarangan rumahnya. Saat itu, Sutadi tidak begitu memperhatikan jejak tersebut, tetapi saat diamati, jejak tersebut juga berada di area bengkel miliknya, sehingga Sutadi melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

    “Pas saya mau bersih-bersih, lihat jejak ini ke arah barat, di tempat saya ada dua titik, di tempat tetangga juga ada,” kata Sutadi, warga Tahunan kepada Beritasatu.com, Jumat (21/2/2025).

    Jejak hewan misterius juga ditemukan di area rumah warga lain, bahkan ada yang masuk hingga garasi dan pekarangan belakang rumah. Terdapat banyak sekali jejak dengan ciri-ciri yang sama melintasi kawasan tersebut hingga menuju ke arah utara.

    “Jejak ditemukan pagi setelah subuh, ada banyak dengan jarak beberapa meter hingga kilometer,” ungkap Haryo Seno Gunawan, warga Tahunan.

    Polisi kemudian memberikan garis polisi supaya jejak tersebut dapat diamati dan diteliti oleh BKSDA yang langsung mengukur dan mencermati ciri-ciri jejak misterius dicocokkan dengan tanda-tanda macan.

    BKSDA menyampaikan jejak misterius belum dapat dipastikan jenis hewannya, tetapi jika dilihat dari kasat mata, terdapat bekas kuku di ujung lengkungan kaki yang menandakan hewan tersebut bukan dari spesies kucing, melainkan anjing.

    “Kalau spesies kucing kukunya disembunyikan jika berjalan, kalo anjing tidak, sehingga itu mencirikan jejak jenis anjing. Namun, belum bisa disimpulkan ini hewan jenis apa,” jelas Agus Sunarto, petugas polisi hutan BKSDA.

    BKSDA akan memasang kamera trap guna mengetahui pergerakan dari jejak kaki misterius di Gunungkidul tersebut. Dimungkinkan, hewan misterius itu dapat melintasi kawasan tersebut lagi karena merupakan jalur migrasi hewan liar sesuai dengan peta pergerakan hewan.
     

  • Cuaca Indonesia Kamis 20 Februari 2025: Pagi Cerah Berawan dan Malam Berawan – Page 3

    Cuaca Indonesia Kamis 20 Februari 2025: Pagi Cerah Berawan dan Malam Berawan – Page 3

    Warga Kota Makassar dihebohkan dengan sejumlah warga yang mengaku memiliki hubungan keluarga dengan buaya raksasa yang ditangkap saat banjir melanda Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. 

    Untuk diketahui, usai ditangkap oleh Pihak Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, buaya tersebut diserahkan ke BKSDA. Setelah itu buaya itu lalu dititipkan ke lokasi wisata Cimory Dairy Land Gowa. 

    Dari sejumlah video yang diterima Liputan6.com, dua emak-emak sempat mengalami kesurupan dan meminta buaya tersebut untuk dilepaskan. Pihak keluarga dari emak-emak itu lalu secara rutin menjenguk buaya berukuran 5 meter itu di Cimory Dairy Land Gowa.

    Ironisnya warga yang meyakini bahwa buaya itu adalah keluarganya dengan berani mengelus buaya tersebut di dalam kandang. Tak hanya itu, mereka bahkan berani masuk ke dalam kandang dan mengelus buaya itu seraya kasihan dan meminta buaya itu dilepaskan. 

    Puncaknya terjadi pada Senin (17/2/2025) malam. Baco Daeng Rani, pria yang mengaku cucu buaya itu diterkam. Ia pun harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka fatal. 

    “Korban mengalami patah tulang lengan kanan sebanyak tiga bagian dan robek pada lengan kanan,” kata Kapolsek Parangloe, AKP Muh Azhar, Selasa (18/2/2025). 

    Saat kejadian, Baco tengah mengelus-elus kepala buaya tersebut. Buaya itu lalu seketika menerima lengan kanan Baco dan mengempaskan pria tersebut hingga terpental. 

    “Mereka masuk, memberikan sesajen kepada buaya tersebut. Sempat elus-elus kepalanya dan tak lama itu juga langsung diterkam,” ucapnya. 

    Puluhan warga yang berada di lokasi kejadian seketika kaget dan histeris. Mereka lalu berupaya menolong Baco dan membawanya ke rumah sakit. 

    Azhar menjelaskan bahwa petugas sebenarnya telah memberikan edukasi dan melarang masyarakat agar tidak mendekat ke kandang buaya itu. Tapi, masyarakat tetap nekat dan bahkan masuk ke dalam kandang.

    “Mereka datang menjenguk dan memaksa ingin membawanya pulang ke rumah. Kami larang, dan sepakat akan memindahkan buaya itu ke habitatnya,” sambungnya.

  • Berkeliaran ke Perkampungan di Pesisir Barat Lampung, Harimau Sumatera Ini Berhasil Ditangkap

    Berkeliaran ke Perkampungan di Pesisir Barat Lampung, Harimau Sumatera Ini Berhasil Ditangkap

    Liputan6.com, Lampung – Seekor harimau Sumatera yang sempat meresahkan warga di Pekon Rawas, Pesisir Barat, Lampung, akhirnya berhasil diamankan, Senin (17/2/2024). Satwa liar tersebut tertangkap setelah masuk ke dalam perangkap yang dipasang oleh petugas, menyusul laporan masyarakat mengenai keberadaannya di sekitar permukiman. Kapolres Pesisir Barat, AKBP Alsyahendra, membenarkan penangkapan tersebut. “Benar, tim gabungan telah berhasil mengamankan satu ekor harimau di Pekon Rawas,” ujarnya, Selasa (18/2/2025).

    Saat ini, jenis kelamin harimau tersebut masih belum dapat dipastikan. Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk sementara, harimau tersebut berada dalam pengawasan tim gabungan.

    Dia mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem serta menghindari aktivitas yang dapat mengganggu habitat satwa liar agar kejadian serupa tidak terulang. “Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada. Jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar di sekitar permukiman, segera laporkan kepada pihak berwenang,” tambah AKBP Alsyahendra. 

    Lebih lanjut Alsyahendra memberikan apresias atas kerja sama semua pihak dalam proses evakuasi harimau tersebut serta memastikan akan melakukan koordinasi dengan BKSDA serta instansi terkait guna langkah selanjutnya.

  • 8 Pendaki Tersesat di Kawah Talaga Bodas dan Puncak Sagara Garut Berhasil Ditemukan

    8 Pendaki Tersesat di Kawah Talaga Bodas dan Puncak Sagara Garut Berhasil Ditemukan

    Liputan6.com, Garut – Sebanyak delapan pendaki yang tersesat di jalur pendakian Talaga Bodas dan Puncak Sagara Kecamatan Sucinaraja, Garut, Jawa Barat, berhasil ditemukan tim gabungan dari Polsek dan Koramil Sucinaraja, BKSDA, Tagana, dan komunitas pecinta alam sekitar.

    “Alhamdulillah semua warga ditemukan dalam kondisi selamat dan sehat,” ujar Kapolsek Wanaraja Garut AKP Abu Sono, Selasa (18/2/2025).

    Menurutnya, informasi delapan pendaki tersesat berawal sejak Minggu (16/2/2025) lalu, saat mereka tidak kunjung terlihat batang hidungnya, setelah pihak keluarga menunggu mereka di warung sekitar kawasan itu.

    “Khawatir akan keselamatan, keluarga pun melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Tagana yang segera menghubungi Polsek Wanaraja untuk meminta bantuan,” ujar dia.

    Kemudian, setelah berkoordinasi pencarian pun dimulai sejak pukul 02.30 WIB Senin dini hari. Tim gabungan kemudian mulai menyisir jalur pendakian hingga akhirnya menemukan warga yang hilang di wilayah Puncak Sagara, Kecamatan Sucinaraja.

    “Petugas kemudian melakukan evakuasi bersama-sama menuju tempat pemukiman dan memberikan pertolongan pertama, melibatkan tenaga medis untuk memastikan kondisi kesehatan para korban,” papar dia.

    “Semua pihak menyatakan rasa syukur atas keberhasilan evakuasi yang berjalan lancar dan aman.

    Tidak banyak informasi yang diperoleh mengenai alasan mereka tersesat, termasuk mitos dan kejadian ‘aneh’apa yang mereka temukan selama pendakian di gunung berketinggian 2.132 MDPL itu.

    “Dengan evakuasi ini, seluruh anggota tim gabungan kembali melakukan konsolidasi dan berdoa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT,” ujar dia.

  • Tim Gabungan Evakuasi Harimau Sumatera yang Terjebak di Pesisir Barat

    Tim Gabungan Evakuasi Harimau Sumatera yang Terjebak di Pesisir Barat

    Pesisir Barat, Beritasatu.com – Tim gabungan berhasil mengevakuasi seekor harimau Sumatera yang terperangkap di Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Dalam proses evakuasi, tim terpaksa mengangkut harimau yang telah dibius menggunakan tandu sejauh 100 meter, karena mobil pengangkut kandang tidak dapat mendekat ke lokasi perangkap.

    Harimau Sumatera jantan tersebut terjebak dalam kandang jebak di Desa Rawas, Kecamatan Pesisir Tengah, pada Selasa (18/2/2025). Sebelum evakuasi, tim dokter hewan melakukan pembiusan pada harimau tersebut untuk memastikan hewan tersebut tidak sadar selama proses pemindahan. 

    Setelah dibius, tim gabungan mengeluarkan harimau dari kandang jebak dan meletakkannya di atas tandu. Karena kendaraan pengangkut tidak bisa mendekat, proses evakuasi dilakukan dengan membawa tubuh harimau menggunakan tandu sejauh 100 meter.

    Menurut informasi yang dihimpun, harimau tersebut kemudian dipindahkan ke Resort Sukaraja, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Dari hasil pemeriksaan, harimau tersebut hanya mengalami beberapa luka ringan akibat benturan di dalam kandang, tetapi kondisinya secara keseluruhan sehat. 

    Harimau dengan nama ilmiah Panthera tigris sumatrae ini diperkirakan sudah memasuki usia dewasa, dengan panjang tubuh mencapai 2,3 meter.

    Proses evakuasi berlangsung sekitar satu jam dan melibatkan berbagai pihak, termasuk tim dari Polres Pesisir Barat, TNBBS, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), serta Forkopimda Pesisir Barat.

    Pihak kepolisian mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan menghindari aktivitas yang dapat mengganggu habitat satwa liar, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

    Sebelumnya, Kapolres Pesisir Barat AKBP Alsyahendra mengungkapkan penangkapan harimau Sumatera ini membuktikan, keberadaan harimau di Pesisir Barat masih ada, bahkan mungkin lebih banyak lagi. Hal ini menegaskan perlunya upaya pelestarian habitat mereka.

    “Dengan tertangkapnya satu ekor harimau Sumatera, ini membuktikan habitat harimau di Pesisir Barat masih ada, dan kita perlu melestarikannya bersama-sama,” kata Alsyahendra di lokasi perangkap.

    Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, serta segera melaporkan apabila menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar di sekitar pemukiman.

    “Kami mengapresiasi kerja sama semua pihak dalam proses evakuasi harimau ini, dan kami akan terus berkoordinasi dengan BKSDA serta pihak terkait untuk langkah selanjutnya,” tambah Alsyahendra.

    Harimau Sumatera tersebut sebelumnya terperangkap dalam salah satu kandang jebak yang dipasang di beberapa lokasi di Desa Rawas, Kecamatan Pesisir Tengah, pada Senin (17/2/2025). Kucing besar itu juga tertangkap oleh kamera trap milik BKSDA yang menunjukkan, harimau tersebut telah memangsa ternak sapi milik warga setempat. Namun, belum diketahui dengan pasti apakah harimau jantan ini yang memangsa hewan ternak tersebut.

  • Pria yang Ngaku Cucu Buaya Saat Banjir Makassar Diterkam Hingga Patah Tangan

    Pria yang Ngaku Cucu Buaya Saat Banjir Makassar Diterkam Hingga Patah Tangan

    Liputan6.com, Makassar – Warga Kota Makassar dihebohkan dengan sejumlah warga yang mengaku memiliki hubungan keluarga dengan buaya raksasa yang ditangkap saat banjir melanda Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. 

    Untuk diketahui, usai ditangkap oleh Pihak Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, buaya tersebut diserahkan ke BKSDA. Setelah itu buaya itu lalu dititipak ke lokasi wisata Cimory Dairy Land Gowa. 

    Dari sejumlah video yang diterima Liputan6.com, dua emak-emak sempat mengalami kesurupan dan meminta buaya tersebut untuk dilepaskan. Pihak keluarga dari emak-emak itu lalu secara rutin menjenguk buaya berukuran 5 meter itu di Cimory Dairy Land Gowa. 

    Ironisnya warga yang meyakini bahwa buaya itu adalah keluarganya dengan berani mengelus buaya tersebut di dalam kandang. Tak hanya itu mereka bahkan berani masuk ke dalam kandang dan mengelus buaya itu seraya kasihan dan meminta buaya itu dilepaskan. 

    Puncaknya terjadi pada Senin (17/2/2025) malam. Baco Daeng Rani, pria yang mengaku cucu buaya itu diterkam. Ia pun harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka fatal. 

    “Korban mengalami patah tulang lengan kanan sebanyak tiga bagian dan robek pada lengan kanan,” kata Kapolsek Parangloe, AKP Muh Azhar, Selasa (18/2/2025). 

    Saat kejadian, Baco tengah mengelus-elus kepala buaya tersebut. Buaya itu lalu seketika menerima lengan kanan Baco dan mengempaskan pria tersebut hingga terpental. 

    “Mereka masuk, meberikan sesajen kepada buaya tersebut. Sempat elus-elus kepalanya dan tak lama itu juga langsung diterkam,” ucapnya. 

    Puluhan warga yang berada di lokasi kejadian seketika kaget dan histeris. Mereka lalu berupaya menolong baco dan membawanya ke rumah sakit. 

    Azhar menjelaskan bahwa petugas sebenarnya telah memberikan edukasi dan melarang masyarakat agar tidak mendekat ke kandang buaya itu. Tapi, masyarakat tetap nekat dan bahkan masuk kedalam kandang.

    “Mereka datang menjenguk dan memaksa ingin membawanya pulang ke rumah. Kami larang, dan sepakat akan memindahkan buaya itu ke habitatnya,” sambungnya.

     

     

  • Orang Utan di Tengah Deru Mesin Pertambangan Batu Bara dan Upaya Translokasi

    Orang Utan di Tengah Deru Mesin Pertambangan Batu Bara dan Upaya Translokasi

    Kemunculan orang utan di wilayah kerja tambang batu bara milik PT Kaltim Prima Coal memang sejak lama sering terjadi. Pada tahun 2025 saja yang belum dua bulan, sudah berulang kali akun publik media sosial yang mengunggah kemunculan tersebut.

    Pada 12 Februari 2025 silam, liputan6.com mencoba mendatangi kawasan Simpang Perdau, Kecamatan Bengalon. Kawasan ini merupakan simpang tiga jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Kutai Timur dengan Kabupaten Berau.

    Di kawasan inilah orang utan sering muncul di konsesi pertambangan batu bara. Tak jarang juga di perkebunan dan pemukiman warga.

    Di Warung 88, liputan6.com bertemu warga setempat bernama Gabriel. Dia mengakui sering melihat kemunculan orang utan di kawasan itu. Baik yang akhirnya jadi viral maupun yang tak terekam kamera.

    “Itu hal biasa bagi warga di sini,” kata Gabriel yang memang suka minum kopi di warung tersebut.

    Gabriel bercerita, sebulan terakhir dia menyaksikan puluhan orang utan dipindahkan. Meski tak tahu tujuannya ke mana, dia sering melihat kandang di atas mobil bak terbuka beserta orang utan mampir di Warung 88.

    “Kadang mereka (tim translokasi orang utan) istirahat di sini usai mengambil orang utan dari areal pertambangan atau rumah penduduk,” kata Gabriel.

    Dia sendiri tak memastikan jumlahnya berapa banyak orang utan yang sudah dipindah. Namun yang pasti jumlahnya tidak sedikit,

    “Pokoknya banyak, sepertinya puluhan (orang utan),” ujarnya.

    Gabriel pun sempat memotret orang utan tersebut menggunakan ponsel dan menunjukkannya kepada liputan6.com. Foto tersebut menunjukkan satu individu orang utan sedang mengintip dari balik kandang besi.

    Manager Environmental PT Kaltim Prima Coal, Kiagus Nirwan menyebut translokasi orang utan dilakukan jika ada interaksi negatif satwa dengan manusia. Tentu saja proses tersebut dilakukan dengan persetujuan otoritas satwa.

    “Proses Translokasi dapat dilakukan, pak, apabila ada Interaksi negatif antara satwa dan manusia. Tentunya dengan melakukan koordinasi dengan pihak yang memiliki otorisasi pengamanan satwa dalam hal ini BKSDA,” kata Nirwan.

    Sejauh ini belum didapatkan informasi jumlah individu orang utan yang menjalani proses translokasi orang utan. Center for Orangutan Protection (COP) sendiri baru menyebut 16 individu orang utan jalani proses ini, namun belum diketahui asal orang utan tersebut.

  • Viral Buaya 4 Meter Muncul di Permukiman saat Banjir, 20 Petugas Damkarmat Makassar Lakukan Evakuasi – Halaman all

    Viral Buaya 4 Meter Muncul di Permukiman saat Banjir, 20 Petugas Damkarmat Makassar Lakukan Evakuasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan kemunculan seekor buaya berukuran besar di permukiman warga saat banjir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan menjadi viral di media sosial.

    Buaya itu terekam berenang dengan tenang di depan rumah warga yang terendam banjir.

    Warga pun berteriak histeris agar para tetangganya untuk waspada terhadap kemunculan buaya tersebut.

    “Buaya, besar awas awas, itu anak kecil suruh jauh-jauh,” teriak seorang pria dalam video tersebut.

    Warga pun sempat bergotong-royong untuk mengevakuasi buaya sepanjang 4,1 meter tersebut. 

    Namun, upaya mereka gagal karena buaya itu berhasil meloloskan diri.

    Video ini menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @makassar_iinfo pada Kamis (13/2/2025).

    Diketahui, peristiwa ini terjadi di Jalan Tamangapa, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar pada Rabu (12/2/2025) malam.

    Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Makassar, Hassanuddin.

    Ia menyebut, pihaknya menerjunkan 20 personel untuk melakukan evakuasi buaya itu.

    Warga setempat pun ikut membantu personel Damkarmat.

    “Itu kan ditemukan dan dilaporkan oleh warga, masuk di pemukiman. Lalu, masuk laporan ke Damkar, kami kesana ternyata sudah banyak warga,” ujar Hassanuddin, Kamis (13/2/2025).

    Dia mengatakan, evakuasi buaya ini tidak begitu sulit dan berdurasi cukup singkat. 

    Sebab, buaya tersebut terperangkap di lorong buntu sehingga tidak sulit untuk dikejar. 

    “Terjebak di lorong buntu, begitu buaya itu mau keluar dihalau lagi dengan warga sehingga tidak ada akses (si buaya) untuk keluar,” jelasnya. 

    Setelah 20 menit proses evakuasi dilakukan, buaya seberat 100 kilogram itu ditangkap dengan kondisi terikat.

    “Tidak lama (proses evakuasi) karena kami dibantu juga sama warga. Waktu kami tiba, warga juga ada. Jadi tinggal diikat (buaya),” tuturnya. 

    Reptil tersebut, kemudian dinaikkan ke mobil dalmas untuk diamankan ke Kantor Damkarmat Makassar. 

    Damkarmat telah menyerahkan buaya tersebut ke Kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan.

    “Kondisi buaya hidup sehat, sudah diserahkan ke BKSDA,” tutup Hasanuddin.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul 20 Personel Damkarmat Makassar Turun Evakuasi Buaya Panjang 4 Meter di Manggala.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, Tribun-Timur.com/Siti Aminah, Kompas.com/Reza Rifaldi)