Kementrian Lembaga: BKSDA

  • Kekhawatiran Masyarakat Batam Akibat Lepasnya Buaya dari Penangkaran
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Januari 2025

    Kekhawatiran Masyarakat Batam Akibat Lepasnya Buaya dari Penangkaran Regional 17 Januari 2025

    Kekhawatiran Masyarakat Batam Akibat Lepasnya Buaya dari Penangkaran
    Tim Redaksi
    BATAM, KOMPAS.com
    – Masyarakat
    Kota Batam
    , Kepulauan Riau, belakangan ini dihebohkan oleh isu tentang lepasnya buaya dari penangkaran di Pulau Bulan, Kecamatan Bulang.
    Isu ini tidak hanya menarik perhatian warga setempat, tetapi juga pihak Kepolisian,
    BKSDA Batam
    , masyarakat pesisir, dan Pemerintah Kota Batam.
    Penampakan buaya yang mulai memasuki wilayah pemukiman membuat para nelayan di sekitar Kecamatan Bulang merasa takut untuk melaut.
    Kronologi lepasnya buaya ini bermula dari unggahan seorang pengguna media sosial pada hari Senin, 13 Januari 2025.
    Dalam video berdurasi 39 detik tersebut, terlihat buaya dewasa berukuran sekitar 3 meter berada di muara sungai.
    Video ini direkam di Pulau Mengkadah, yang berjarak 600 meter dari Pulau Bulan.
    Kapolsek Bulang, Iptu Adyanto Syofyan, membenarkan perihal lepasnya buaya dari penangkaran.
    Menurutnya, hal ini disebabkan ambruknya pagar penangkaran akibat hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Batam selama empat hari berturut-turut.
    Iptu Adyanto menyebutkan bahwa terdapat lima ekor buaya dewasa yang lepas, dan pencarian masih dilakukan di sekitar perairan Pulau Bulan.
    Pada dini hari Selasa, 14 Januari 2025, pihak kepolisian yang dibantu oleh warga dan petugas dari PT Jagat Perkasa Karunia (JPK) berhasil mengamankan tiga ekor buaya dewasa.
    Satu ekor buaya ditemukan di muara Pulau Mengkadah, sedangkan satu ekor lainnya diamankan di wilayah Pulau Bulan.
    Satu ekor buaya lagi kembali ke wilayah penangkaran dengan sendirinya.
    Untuk menemukan dua buaya lainnya, pihak kepolisian bersama pengelola dan BKSDA berencana melakukan patroli malam.
    Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Batam memiliki data yang berbeda dengan pihak kepolisian mengenai jumlah buaya yang lepas.
    BKSDA melaporkan telah menangkap tiga ekor buaya lagi di wilayah pemukiman penduduk Pulau Buluh, sehingga total buaya yang diamankan kini berjumlah enam ekor.
    Kepala BKSDA Batam, Tomy, mengonfirmasi bahwa ada dugaan jumlah buaya yang lepas mencapai sepuluh ekor atau lebih.
    Warga Pulau Buluh dan pulau-pulau sekitar merasa skeptis terhadap klaim pihak kepolisian dan PT JPK mengenai jumlah buaya yang lepas.
    Beberapa warga melaporkan telah melihat lebih dari lima ekor buaya di sekitar perairan dan bahkan ada yang melintasi kolong rumah.
    Penampakan buaya juga dilaporkan di berbagai wilayah lain, seperti pulau Terong, pulau Mengkadah, dan bahkan di Pulau Geranting yang cukup jauh dari lokasi penangkaran.
    Safet, salah satu warga Pulau Buluh, menegaskan, “Pernyataan lima buaya itu darimana, jangan asal begitu, kalau makan korban bagaimana siapa yang mau tanggung jawab?” Tokoh masyarakat setempat juga mengungkapkan bahwa mereka masih melakukan patroli secara mandiri untuk menjaga keamanan di perairan.
    Wakil Ketua I DPRD Batam, Aweng Kurniawan, mendesak PT JPK sebagai pengelola penangkaran buaya untuk bertanggung jawab atas insiden lepasnya buaya tersebut.
    Ia meminta perusahaan untuk memberikan informasi akurat mengenai jumlah buaya yang lepas, mengingat total buaya di penangkaran berjumlah 800 ekor.
    Aweng menekankan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama, dan DPRD akan mengawal penyelesaian masalah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
    Dengan segala tindakan yang diambil, diharapkan insiden ini tidak menimbulkan dampak lebih lanjut bagi masyarakat dan memastikan keselamatan warga serta perlindungan terhadap satwa liar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 dari 5 Buaya yang Lepas dari Penangkaran di Batam Berhasil Diamankan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Januari 2025

    3 dari 5 Buaya yang Lepas dari Penangkaran di Batam Berhasil Diamankan Regional 14 Januari 2025

    3 dari 5 Buaya yang Lepas dari Penangkaran di Batam Berhasil Diamankan
    Tim Redaksi
    BATAM, KOMPAS.com
    – Tiga ekor buaya dewasa berukuran 3 meter dari total lima ekor buaya yang lepas dari penangkaran di
    Pulau Bulan
    , Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (13/1/2025) kemarin, berhasil ditangkap oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Bulang dan Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Batam Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
    Dikonfirmasi melalui aplikasi pesan singkat pada Selasa (14/1/2025) pagi, Kapolsek Bulang, Iptu Adyanto Syofyan, menjelaskan bahwa penangkapan satu ekor buaya oleh pihak kepolisian ini merupakan hasil patroli bersama yang dilakukan pada Senin malam.

    Patroli malam
    yang kami lakukan kemarin berhasil mendapatkan satu dari total lima buaya yang lepas kemarin,” jelasnya.
    Adapun buaya ini diamankan di Pulau Menkada, yang berjarak 600 meter dari Pulau Bulan sebagai lokasi penangkaran bagi total 800 ekor buaya.
    Setelah diamankan, buaya ini kemudian dikembalikan kepada pihak PT Perkasa Jagat Karunia (JPK), selaku pengelola penangkaran buaya di Pulau Bulan.
    Buaya tersebut diamankan di daerah muara yang menghubungkan kedua pulau.
    Diketahui, buaya yang lepas ini berhasil diamankan saat akan mencari makan.
    “Patroli dikerahkan di kawasan muara antar kedua pulau. Kebetulan Pulau Menkada merupakan pulau kosong. Sebelum diamankan, mungkin buaya ini sedang akan berburu makan. Karena biasa di penangkaran, mereka diberi makan oleh pengelola,” ujarnya.
    Sementara itu, satu ekor buaya lain dilaporkan berhasil diamankan oleh pihak pengelola di lokasi yang tidak jauh dari penangkaran.
    Satu ekor buaya lainnya dilaporkan kembali sendiri ke kawasan penangkaran Pulau Bulan.
    Guna mencari keberadaan dua buaya lainnya, pihak kepolisian, pengelola, dan BKSDA akan kembali melakukan patroli di malam hari.
    “Karena malam biasanya buaya ini akan berburu untuk makan. Patroli ini juga untuk kenyamanan nelayan dan warga yang beraktivitas di pelabuhan antar pulau,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harimau Mangsa Warga dan Hewan Ternak, Warga Mukomuko Diminta Waspada

    Harimau Mangsa Warga dan Hewan Ternak, Warga Mukomuko Diminta Waspada

    Mukomuko, Beritasatu.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu mengimbau warga Kabupaten Mukomuko untuk waspada saat beraktivitas di luar rumah. Imbauan ini disampaikan menyusul keberadaan seekor harimau yang telah memangsa seorang warga dan seekor sapi di wilayah tersebut.

    Petugas Pos KSDA Air Hitam Kabupaten Mukomuko, Rasidin mengungkapkan, satwa liar tersebut masih bergerak di area tersebut dan kemungkinan merasa terancam.

    “Untuk itu, warga harus tetap waspada ketika beraktivitas di luar rumah,” ujar Rasidin, Senin (13/1/2025).

    Insiden harimau memangsa warga dialami seorang warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, bernama Ibnu Oktavianto (22). Ibnu ditemukan meninggal dunia di kebun kelapa sawit pada Selasa (7/1/2025) sekitar pukul 23.30 WIB.

    Selain itu, seekor sapi milik Deden Nurjamil, warga Desa Mekar Jaya yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya, juga ditemukan mati akibat dimangsa harimau.

    Petugas KSDA saat ini berada di area PT Agromuko, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Mukomuko, untuk menelusuri jejak harimau dan menentukan langkah penanganan.

    BKSDA juga telah memasang tiga perangkap di tiga desa di Kecamatan Teras Terunjam, yaitu Desa Tunggal Jaya, Desa Mekar Jaya, dan Desa Setia Budi. Langkah ini dilakukan untuk menangkap harimau dan mencegah potensi serangan lebih lanjut.

    Selain langkah dari BKSDA, warga di beberapa wilayah setempat juga melakukan penelusuran jejak harimau berdasarkan laporan keberadaan satwa tersebut. Beberapa warga bahkan membuat pagar betis untuk mencegah harimau yang telah memangsa warga di Kabupaten Mukomuko masuk ke permukiman.

  • BKSDA Bengkulu Pasang Tiga Perangkap untuk Tangkap Harimau Pemangsa Manusia

    BKSDA Bengkulu Pasang Tiga Perangkap untuk Tangkap Harimau Pemangsa Manusia

    JAKARTA – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu memasang tiga perangkap untuk menangkap harimau yang memangsa seorang warga dan satu ekor sapi di wilayah Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko.

    “Ya, ada tiga perangkap untuk mengevakuasi harimau yang dipasang di sejumlah tempat di wilayah Kabupaten Mukomuko, selanjutnya kami memantau pergerakannya,” kata Kepala Resor BKSDA Kabupaten Mukomuko Damin dalam keterangannya di Mukomuko, Sabtu.

    Ia mengatakan hal itu usai pemasangan perangkap harimau di Desa Setia Budi, Kecamatan Teras Terunjam, sedangkan dua perangkap lainnya dipasang di Desa Tunggal Jaya dan Desa Mekar Jaya.

    BKSDA memasang tiga perangkap setelah seorang warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, bernama Ibnu Oktavianto (22) ditemukan meninggal dunia di kebun kelapa sawit milik Ari Cahyono pada Selasa (7/1) malam sekitar pukul 23:30 WIB.

    Kemudian, satu ekor sapi milik Deden Nurjamil, warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya ditemukan mati akibat dimangsa harimau.

    Dia mengatakan, pihaknya terus memantau pergerakan harimau yang memangsa seorang warga dan satu ekor sapi di wilayah Kecamatan Teras Terunjam karena pergerakannya tidak terkendali.

    Ia menambahkan, setelah harimau tersebut memangsa warga Desa Tunggal Jaya, kemudian harimau memangsa sapi milik warga Desa Mekar Jaya, kini harimau menyeberang ke wilayah Desa Setia Budi.

    Menurutnya, harimau itu berpindah tempat karena jangkauannya masih sepanjang radius 50 kilometer, katanya.

    Dia mengatakan bahwa harimau yang memangsa seorang warga dan sapi itu satu ekor berjenis kelamin jantan, termasuk harimau yang masuk wilayah Desa Pondok Kopi merupakan individu yang sama.

    Pemasangan perangkap harimau ini, katanya, selama 21 hari, sambil memantau pergerakan, kalau tidak masuk perangkap, maka ditambah lagi waktunya.

  • 10
                    
                        Damkar Baubau Evakuasi Ular Piton Sebesar Paha Orang Dewasa Sepanjang 8 Meter
                        Makassar

    10 Damkar Baubau Evakuasi Ular Piton Sebesar Paha Orang Dewasa Sepanjang 8 Meter Makassar

    Damkar Baubau Evakuasi Ular Piton Sebesar Paha Orang Dewasa Sepanjang 8 Meter
    Tim Redaksi
    BAUBAU, KOMPAS.com
    – Petugas pemadam kebakaran Kota
    Baubau
    ,
    Sulawesi Tenggara
    , berhasil menangkap seekor
    ular piton
    raksasa dengan ukuran sebesar paha orang dewasa dan panjang mencapai 8 meter.
    Penangkapan terjadi di dekat pemukiman warga di Kelurahan Kadolomoko, Kecamatan Kokalukuna, pada Kamis (9/1/2025) malam.
    Diduga, ular tersebut mendekati pemukiman warga untuk mencari makanan.
    “Ada laporan dari warga bahwa ada kucing dililit ular piton. Segera kami ke lapangan, saat kami tiba ularnya sudah tidak ada, tetapi ada kucing yang sudah tergeletak mati,” ungkap La Ode Nur Alam Ndoaka, Kepala Bidang Damkar dan Penyelamatan, kepada
    Kompas.com
    , Jumat (10/1/2025).


    Setelah menerima laporan, petugas melakukan pencarian dan menemukan ular tersebut di balik semak belukar tidak jauh dari pemukiman.
    Dengan bantuan warga sekitar, petugas damkar berusaha menangkap ular tersebut.
    Dua orang petugas memegang kepala ular dan melilitkan mulut ular dengan lakban, meskipun ular itu memberikan perlawanan dengan melilit tangan salah satu petugas.
    “Kami cukup kesulitan karena ularnya cukup besar dengan panjang sekitar 8 meter, dan kami dibantu warga mencoba mengamankan ular tersebut,” kata Alam.
    Ia menjelaskan bahwa ukuran ular saat ditangkap setara dengan paha orang dewasa.
    “Yang mengangkat ular tersebut ada sekitar 10 orang lebih dan dibantu warga,” tambahnya.
    Ular tersebut akhirnya berhasil dievakuasi dan diangkat oleh lebih dari 10 orang menuju tempat parkir, kemudian disimpan dalam boks dan dibawa ke kantor Damkar Baubau.
    “Ular ini rencananya akan kita serahkan ke BKSDA, dan selanjutnya pihak BKSDA yang akan melepasnya kembali ke habitatnya,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologis Pencari Rumput Tewas Diterkam Harimau di Mukomuko Bengkulu, Kondisi Korban Memprihatinkan – Halaman all

    Kronologis Pencari Rumput Tewas Diterkam Harimau di Mukomuko Bengkulu, Kondisi Korban Memprihatinkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MUKOMUKO – Ibnu Oktavianto (22) warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu tewas diterkam Harimau Sumatera, Rabu (8/1/2025).

    Jenazahnya ditemukan warga di semak-semak perkebunan sawit milik warga dalam kondisi tubuh penuh luka, serta kaki kiri korban hanya tinggal tulang.

    Kapolsek Teras Terunjam, IPTU Irfansyah Damanik mengatakan peristiwa bermula saat korban Ibnu Oktavianto pamit kepada keluargannya untuk pergi mencari rumput untuk pakan ternak kambingnya.

    “Korban pamit dengan keluargannya pada Selasa 7 Januari 2025, Sekitar pukul 15.00 WIB untuk mencari rumput (ngarit, red) untuk hewan ternak kambil miliknya,” ungkap IPTU Irfansyah Damaik, Rabu (8/1/2025).

    Irfansyah menjelaskan, setelah pamit keluarga korban menunggu korban pulang seperti biasanya.

    Namun sekitar pukul 22.00 WIB, korban tak kunjung pulang ke rumah.

    Kemudian nenek korban langsung melaporkan kejadian itu ke tetangganya.

    “Sekitar pukul 22.00 WIB korban belum pulang, akhirnya nenek korban melapor ke tetangganya untuk mencari korban,” tutur Irfansyah.

    Irfansyah juga menjelaskan, sekitar pukul 22.10 WIB warga yang menerima adanya orang hilang langsung melakukan pencarian di seluruh kebun masyarakat di Desa Tunggal Jaya.

    Sekitar pukul 23.30 WIB, warga menemukan korban sudah tak bernyawa di semak-semak kebun sawit milik warga.

    “Korban ditemukan di sekitar semak-semak di kebun sawit milik warga, lantas warga langsung menghubungi pihak kami untuk dievakuasi,” jelas Irfansyah.

    Sekitar 01.30 WIB korban dilakukan evakuasi dari lokasi kejadian, kondisi korban saat ditemukan sudah tak bernyawa.

    “Kondisi korban sudah tak bernyawa ada beberapa luka di tubuhnya, dan kaki korban hanya tinggal kaki sebelah kanan saja,” tutup Irfansyah.

    menyikapi hal tersebut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu melakukan upaya pengusiran harimau di Kabupaten Mukomuko.

    Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan survei di lokasi kejadian.

    “Kami sudah menurunkan tim untuk melakukan survei terlebih dahulu ke lokasi kejadian, hal itu dilakukan untuk mengusir harimau tersebut dari sekitar pemukiman warga,” ungkap Said saat dihubungi, TribunBengkulu.com, Rabu (8/1/2025).

    Said menjelaskan, untuk jarak lokasi kejadian dengan permukiman warga sekitar 6 kilometer, lokasi kejadian itu merupakan habitat dari harimau tersebut.

    Pasalnya lokasi kejadian merupakan kawasan hutan negara yang sudah berubah menjadi perkebunan sawit, karet dan perkebunan lainnya.

    “Untuk lokasi kejadian dengan pemukiman warga sekitar 6 kilometer, dulu itu kawasan hutan negara yang sudah berubah menjadi kebun sawit, karet dan kebun lainnya,” tutur Said.

    Selain melakukan survei dan upaya pengusiran pihaknya juga melakukan sosialisasi dan imbauan kepada warga.

    Untuk saat ini, pihaknya melakukan upaya pengusiran terhadap harimau tersebut, nanti akan ada upaya lainnya.

    “Saat ini upaya pengusiran dahulu kita lakukan, nanti kita lakukan upaya lainnya, kita juga memberikan sosialsasi kepada warga sekitar,” jelas Said.

    Said juga mengimbau kepada warga Sekitar lokasi kejadian untuk tetap berhati-hati saat pergi ke kebun.

    Ia meminta warga, untuk berkelompok saat berpergian berkebun, ia juga meminta warga untuk tidak pergi sendirian saat berkebun.

    “Jadi kita minta warga untuk berkelompok saat pergi berkebun minimal 5 orang, jangan sendirian untuk berkebun,” tutup Said.

    Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi

  • Gajah Liar yang Rusak Belasan Gubuk Warga di Lampung Akhirnya Kembali ke Habitatnya

    Gajah Liar yang Rusak Belasan Gubuk Warga di Lampung Akhirnya Kembali ke Habitatnya

    Liputan6.com, Lampung – Setelah tiga hari upaya penggiringan yang penuh tantangan, Tim Satgas Gabungan sukses mengembalikan kawanan gajah liar bernama “Bunga” ke dalam kawasan hutan lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

    Kawanan gajah ini sebelumnya memasuki permukiman warga di wilayah Register 31, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung dan menyebabkan kerusakan pada belasan gubuk.

    Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah, menjelaskan bahwa operasi penggiringan melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, BKSDA, KPH, Polhut, dan BPBD.

    “Tim bekerja selama tiga hari tanpa henti menggunakan metode bunyi-bunyian seperti petasan dan api untuk mengarahkan kawanan gajah kembali ke habitatnya,” kata Umi, Rabu (8/1/2025).

    Proses penggiringan sempat terhambat pada Sabtu dan Minggu (4-5 Januari 2025), karena kawanan gajah kembali memasuki permukiman warga di Kampung Talang Sinar Luas dan Talang Karet Dalam, merusak belasan rumah. Meski demikian, tidak ada korban jiwa karena warga telah mengungsi sebelumnya

    Kapolsek Semaka, AKP Sutarto, yang terlibat langsung dalam operasi, menyampaikan bahwa pada Selasa sore (7/1/2025) pukul 17.00 WIB, tim berhasil membawa kawanan gajah hingga ke perbatasan TNBBS dengan koordinat -5.436403, 104.403662.

    Berdasarkan pemantauan GPS Collar, kawanan kini berada di dalam kawasan hutan dengan posisi terkini di koordinat -5.441177, 104.401933.

    “Penggiringan ini bertujuan mencegah konflik antara manusia dan satwa liar, serta melindungi warga dari bahaya,” kata AKP Sutarto. 

    Ia menegaskan bahwa pemantauan pergerakan kawanan gajah akan terus dilakukan untuk memastikan mereka tetap berada di kawasan hutan lindung.

    Polda Lampung juga mengimbau warga agar tetap waspada dan segera melapor jika melihat pergerakan gajah liar di sekitar permukiman.

     

  • Pemuda Pencari Rumput Ditemukan Tewas Penuh Luka Diduga Cakaran dan Gigitan Harimau

    Pemuda Pencari Rumput Ditemukan Tewas Penuh Luka Diduga Cakaran dan Gigitan Harimau

    TRIBUNJATENG.COM, BENGKULU – Selasa (7/1/2025), seorang warga Desa Tunggal Jaya, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, ditemukan tewas.

    Ibnu Oktavianto (22) meninggal dunia dengan tubuh penuh luka diduga cakaran dan gigitan harimau sumatra.

    Korban ditemukan tak bernyawa di salah satu kebun kelapa sawit milik warga.

    Sebelumnya korban pamit pada keluarganya untuk mencari rumput pakan hewan ternaknya.

    Namun menjelang malam korban tak pulang.

    Setelah pencarian, Ibnu ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan tubuh penuh luka cakar dan gigitan.

    Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari saat dikonfirmasi melalui telepon membenarkan telah menerima laporan tersebut.

    “Saat ini tim BKSDA sudah di lokasi.

    Dugaan sementara korban meninggal karena diterkam harimau sumatra.

    Kami masih melakukan pemetaan,” jelasnya saat dikonfirmasi telepon, Rabu (8/1/2025). 

    Dikatakannya, kuat dugaan korban diserang harimau sumatra atau macan dahan.

    Dugaan itu didasarkan pada luka yang ada dalam tubuh korban.  

    “Kuat dugaan kami itu serangan harimau atau setidaknya macan dahan.

    Maka dari itu investigasi kami lakukan,” sebutnya.

    Ia juga mengatakan BKSDA juga melakukan pemetaan lokasi ditemukannya jasad korban apakah di Areal Peruntukkan Lain (APL) atau hutan.

    “Kalau berada di APL maka kami bisa lakukan pemasangan jerat untuk harimau.

    Namun kalau nanti hasil pemetaan kami wilayahnya berada di hutan maka kami tidak bisa melakukan apa-apa karena hutan habitatnya harimau,” jelasnya.

    Diakuinya di Kabupaten Mukomuko banyak ditemukan masyarakat berkebun kelapa sawit secara ilegal di wilayah hutan mengakibatkan habitat harimau terganggu.

    BKSDA mengimbau warga untuk berhati-hati mengingat bila harimau maka diperkirakan masih berada tidak jauh dari lokasi ditemukannya jasad korban.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk waspada bila perlu jangan dulu berada di hutan terdekat dengan lokasi ditemukannya jasad korban.

    Dugaan kami satwa liar tersebut masih berada tak jauh dari lokasi,” kata Said. (*)

     

  • Lansia Tewas Diinjak-injak Kawanan Gajah Liar, Satgas Tenggamus Datangkan 3 Mahot dari Pesisir Barat

    Lansia Tewas Diinjak-injak Kawanan Gajah Liar, Satgas Tenggamus Datangkan 3 Mahot dari Pesisir Barat

    Liputan6.com, Lampung – Satgas penanganan konflik gajah liar di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, mengambil langkah tegas dengan mendatangkan tiga mahot dari Kabupaten Pesisir Barat.

    Mereka akan membantu menghalau kawanan gajah liar agar kembali ke habitatnya di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

    Langkah ini diambil setelah insiden tragis menimpa Suarni, seorang nenek berusia 63 tahun, yang tewas akibat diinjak-injak kawanan gajah liar. Dalam beberapa hari terakhir, kawanan tersebut memasuki permukiman warga di Blok 3 dan Blok 4 Register 39, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, memicu keresahan masyarakat.

    Kapolres Tanggamus, AKBP Rivanda, mengungkapkan bahwa keputusan menggiring kawanan gajah kembali ke hutan diambil setelah rapat bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), TNBBS, TNI, dan Pemerintah Kabupaten Tanggamus.

    “Hasil rapat memutuskan bahwa gajah-gajah liar ini akan digiring kembali ke TNBBS. Kami mendatangkan tiga pawang atau mahot untuk membantu proses penghalauan agar gajah tidak lagi memasuki permukiman,” kata Rivanda, Jumat (3/1/2025).

    Rivanda juga mengimbau warga di sekitar jalur evakuasi untuk sementara mengungsi ke tempat yang lebih aman. Langkah ini penting agar proses pengusiran gajah dapat berjalan lancar tanpa hambatan.

    “Seluruh stakeholder telah sepakat untuk memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak mengganggu proses evakuasi. Kami meminta warga untuk bekerja sama dan mengutamakan keselamatan dengan mengungsi sementara,” jelasnya.

    Kapolres berharap konflik antara manusia dan gajah ini segera berakhir tanpa menimbulkan korban jiwa tambahan.

    “Semoga proses ini berjalan dengan aman sehingga tidak ada lagi korban jiwa seperti yang dialami almarhumah Suarni,” tutupnya.

     

    Wow !! Kambing Jadi Tamvan dan Mahal Usai Masuk Salon

  • Mengamuk, Kawanan Gajah Liar di Lampung Rusak 7 Rumah Warga

    Mengamuk, Kawanan Gajah Liar di Lampung Rusak 7 Rumah Warga

    Tanggamus, Beritasatu.com – Sebanyak tujuh rumah warga di Kabupaten Tanggamus, Lampung rusak akibat amukan kawanan gajah liar yang masuk permukiman pada Kamis (2/1/2025) dini hari sekitar pukul 00.15 WIB. Meski tidak ada korban jiwa, kerusakan rumah warga akibat amukan kawanan gajah liar cukup parah.

    Serangan kawanan gajah liar ke pemukiman warga Desa Gunung Doh ini diduga akibat sumber makanan di habitat telah habis. Karena lapar kawanan gajah tersebut masuk ke permukiman warga untuk mencari makan.

    Untuk mengatasi konflik kawanan gajah liar dan manusia, Polres Tanggamus bersama stakeholder terkait mendatangkan tiga orang pawang gajah ke Desa Gunung Doh. Pawang gajah dikerahkan untuk menggiring kawanan gajah liar untuk kembali ke habitatnya di dalam hutan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

    Kepolisian mengimbau warga khususnya wanita dan anak-anak, untuk sementara waktu mengungsi. Selain itu, warga juga diimbau untuk membuat api unggun dan memusnahkan tanaman yang dapat menarik perhatian gajah.

    Kapolsek Wonosobo Iptu Tjasudin mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mencegah konflik lebih lanjut.

    “Saat ini situasi di lokasi kejadian masih siaga. Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BKSDA, Polhut, dan masyarakat terus melakukan penggiringan kawanan gajah liar untuk kembali masuk ke habitatnya,” kata Tjasudin, Jumat (3/1/2025).

    Tjasudin menjelaskan, saat ini gabungan masih bekerja di lapangan untuk melakukan pengamanan pemukiman warga dan melakukan pengiringan kawanan gajah liar ke habitatnya di hutan kawasan TNBBS.

    Tidak hanya merusak tujuh rumah warga, kawanan gajah liar yang mengamuk di permukiman warga Desa Gunung Doh, Kecamatan Bandar Negeri Semuong telah menyebabkan satu korban jiwa.

    Sebelumnya, seorang warga Desa Gunung Doy bernama Suarni (62) tewas akibat serangan kawanan gajah liar pada Senin (30/12/2024) sekitar pukul 05.00 WIB. Jasad Suarni ditemukan oleh warga dengan kondisi terpisah setelah diserang kawanan gajah liar.