Kementrian Lembaga: BKPM

  • Danantara Diresmikan Hari Ini, Menteri Perumahan Maruarar Sirait Mengaku Sudah Tahu Nama Pimpinannya

    Danantara Diresmikan Hari Ini, Menteri Perumahan Maruarar Sirait Mengaku Sudah Tahu Nama Pimpinannya

    PIKIRAN RAKYAT – Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan diresmikan Presiden RI Prabowo Subianto pagi hari ini Senin, 24 Februari 2025 pukul 10.00 WIB.

    Menteri Perumahan, Maruarar Sirait mengaku sudah mengetahui nama Pimpinan BPI Danantara yang ditunjuk Presiden Prabowo Subianto.

    Maruarar Sirait mengaku tak boleh mengumumkannya ke publik, karena ada waktu yang sudah ditetapkan untuk pengumuman nama Ketua Danantara.

    “Ada pada waktunya akan diumumkan. Saya tahu, tetapi saya tidak boleh umumkan,” ucap Menteri Perumahan menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta pada Jumat, 21 Februari 2025 seperti dikutip dari Antara.

    Para Pejabat yang Dipanggil Prabowo

    Presiden Prabowo memanggil beberapa menteri Kabinet Merah Putih dan sejumlah pejabat negara untuk santap siang bersama di Istana pada Jumat, 21 Februari 2025.

    Mereka di antaranya Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perumahan Maruarar Sirait, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani serta Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.

    Selain itu Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin serta Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria.

    Hadir juga Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Kepala BIN M. Herindra, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Aris Marsudiyanto, Direktur Utama PT Pindad Sigit P. Santosa, dan keponakan Luhut Binsar Pandjaitan, Pandu Sjahrir.

    Pandu menjadi salah satu nama yang cukup santer masuk bursa pimpinan Danantara. Namun, Ia membantah kemungkinan ini saat ditemui selepas acara santap siang itu.

    “Enggak jadi apa-apa,” ucap Pandu menjawab pertanyaan wartawan soal kemungkinannya menjadi Pimpinan BPI Danantara.

    Ketika menjawab pertanyaan apa saja pembahasan dalam acara santap siang tersebut, keponakan Luhut Binsar Pandjaitan itu menjawab hanya makan.

    Rencana Awal Danantara

    Sovereign wealth fund Indonesia ini disebut-sebut mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal 20 miliar dolar AS.

    Menurut Prabowo, dana yang dikelola Danantara akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir serta produksi pangan.

    Prabowo Subianto juga meminta mantan-mantan presiden serta pimpinan organisasi keagamaan guna ikut mengawasi pengelolaannya.

    “Danantara adalah kekuatan energi masa depan, dan ini harus kita jaga bersama. Oleh karena itu, saya minta semua presiden sebelum saya berkenan ikut menjadi pengawas di dana ini. Saya juga berpikir kalau perlu pimpinan NU, pimpinan Muhammadiyah, pimpinan mungkin dari KWI, dan sebagian lain-lain ikut juga membantu mengawasi,” ucap Prabowo.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Prabowo Luncurkan BPI Danantara Hari Ini, Mimpi Lama Sumitro Djojohadikusumo

    Prabowo Luncurkan BPI Danantara Hari Ini, Mimpi Lama Sumitro Djojohadikusumo

    Bisnis.com, JAKARTA — Hari ini, Senin 24 Februari 2025 pukul 10.00 WIB, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meluncurkan lembaga superholding BUMN bernama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

    Agenda tersebut direncanakan akan berlangsung di Halaman Tengah Istana Kepresidenan Jakarta.

    Prabowo mengatakan Danantara merupakan bagian dari konsolidasi aset perusahaan pelat merah yang bertujuan meningkatkan dan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Dia menyebut Danantara akan mengoptimalkan berbagi aset dan kekuatan ekonomi BUMN.

    “Optimalisasi pengolahan BUMN kita melalui konsolidasi ke dalam suatu dana investasi nasional yang akan kita launching pada 24 Februari yang akan datang. Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita yang ada di pengelolaan BUMN itu nanti akan dikelola dan kita beri nama Danantara,” kata Prabowo di Istana Negara, Senin (17/2/2025).

    Menurut Prabowo Danantara memiliki dana modal kelolaan mencapai US$900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun (asumsi kurs Rp16.350 per dolar AS), dengan initial funding atau pendanaan awal diproyeksi mencapai US$20 miliar.

    BPI Danantara disebut memiliki visi menjadi pengelola investasi terkemuka yang mampu menciptakan korporasi berdaya saing global. Badan itu bertujuan untuk mendukung pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus menjadikan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju dalam kancah ekonomi dunia. 

    Nama Daya Anagata Nusantara dipilih Presiden Prabowo untuk mencerminkan semangat baru Indonesia dalam menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang investasi guna menciptakan kemakmuran.

    Dalam peluncuran hari ini juga sekaligus akan diumumkan siapa yang akan menakhodai lembaga superholding BUMN tersebut.

    Sebelumnya, posisi Kepala BPI Danantara adalah Muliaman Darmansyah Hadad yang ditunjuk Prabowo pada 22 Oktober 2024. Namun, menjelang peluncuran, muncul kabar bahwa posisi tersebut kini akan diisi oleh Menteri Investasi dan BKPM, Rosan Roeslani.

    Pergantian Muliaman dengan Rosan terjadi setelah pengesahan RUU BUMN menjadi UU pada 4 Februari 2025. 

    Sebelumnya, Rosan dikabarkan akan menduduki posisi Ketua Dewan Pengawas Danantara, tetapi perubahan ini menempatkannya sebagai CEO. Sementara itu, Muliaman dikabarkan akan menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pengawas. Posisi Ketua Dewan Pengawas sesuai dengan UU BUMN yang baru langsung dipegang oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai anggota.

    Dalam struktur yang diatur oleh UU BUMN, terdapat dua posisi eksekutif utama di bawah CEO BPI Danantara, yakni Chief Operating Officer (COO) yang membawahi Holding Operasional BUMN dan Chief Investment Officer (CIO) yang mengendalikan Holding Investasi BUMN. Pandu Patria Sjahrir dikabarkan akan menjadi CIO, sedangkan posisi COO akan ditempati oleh Wakil Menteri BUMN, Doni Oskaria.

    Mimpi Lama Sumitro Djojohadikusumo

    Peluncuran Danantara ini akan menjadi realisasi mimpi lama ayah Presiden Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo.

    Begawan ekonomi itu telah lama menggagas pembentukan lembaga independen untuk mengelola dana hasil penyisihan laba BUMN.

    Artinya, jika pada pukul 10.00 Wib pagi ini Danantara resmi meluncur, maka akan menjadi program bersejarah yang digagas Sumitro Djojohadikusumo dan dieksekusi sang putra, Prabowo Subianto, 29 tahun kemudian.

    Dalam laporan bertajuk ‘Sumitro: Perlu lembaga khusus urus dana BUMN’ di harian Bisnis Indonesia edisi Selasa, 17 Desember 1996, mengutip pernyataan Sumitro agenda Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI), Senin, 16 Desember 1996 yang mengusulkan pemerintah membentuk lembaga independen yang menangani penggunaan dana hasil penyisihan 1%–5% laba BUMN.

    Pasalnya, penyisihan laba perusahaan pelat merah tanpa adanya lembaga independen yang mengelola tidak akan efisien.

    “Saya kira untuk gerakan koperasi secara menyeluruh [pemanfaatan laba 1%–5%] kurang efektif dan saya sangsi apakah itu efisien. Sekarang ini terpencar-pencar. Ratusan BUMN, ratusan tanya,” katanya selepas menyampaikan pidato pada Rapat Anggota IKPRI.

    Diapun mengusulkan agar dana yang besar itu dikumpulkan dan dipusatkan sebagai “Dana investasi untuk pembinaan gerakan koperasi dan usaha kecil, agar efektif dan efisien.

    Kelak, katanya, dana investasi itu di samping berperan sebagai semacam investment trust juga dimungkinkan berperan sebagai dana jaminan (guarantee fund).

    Sumitro menyarankan lembaga yang mengelola dana investasi tersebut independen serta tidak terikat dengan satu departemen, dan harus profesional. Juga, perlu dibentuk Dewan Pengawas yang diambil dari unsur menteri koperasi, menteri keuangan serta menteri perindustrian dan perdagangan.

    Dengan pola tersebut BUMN menyetor 1%–5% dari laba mereka sebagai dana investasi kepada lembaga pengelola tersebut. 

    Sempat Ditolak

    Sumitro mengaku pernah mengusulkan gagasan itu kepada pemerintah namun menteri keuangan yang kala itu masih dijabat J.B. Sumarlin menyatakan “Belum waktunya.”

    “Padahal saya rasa sudah waktunya. Kita sudah ketinggalan dengan Malaysia 17 tahun. Di Malaysia saya sarankan waktu itu, terus dijalankan,” tuturnya.

    Sumitro berharap pemerintah menanggapi gagasan tersebut. “Saya kira Mar’ie [Muhammad, menteri keuangan] respons. Mungkin ya…” katanya. 

    Padahal, Sumitro menambahkan, pola itu pernah dia sarankan kepada pemerintah Malaysia dan langsung dilaksanakan sehingga posisi usahawan bumiputera negeri jiran itu saat ini cukup kuat. 

    Usulan Sumitro itu juga pernah direspons Menteri Koperasi dan Pembina Pengusaha Kecil kala itu, yakni Subiakto Tjakrawerdaya yang mengatakan pihaknya sedang mempelajari kemungkinan pembentukan lembaga dana investasi sebagaimana diusulkan Sumitro. 

    Akhirnya, setelah sempat tertolak, kini mimpi itu mampu diwujudkan oleh sang putra setelah penantian selama 29 tahun.

  • 10
                    
                        Hari Ini, Prabowo Resmikan BPI Danantara, Rosan Jadi CEO?
                        Nasional

    10 Hari Ini, Prabowo Resmikan BPI Danantara, Rosan Jadi CEO? Nasional

    Hari Ini, Prabowo Resmikan BPI Danantara, Rosan Jadi CEO?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Republik Indonesia
    Prabowo
    Subianto dijadwalkan meluncurkan
    Badan Pengelolaan Investasi
    (BPI) Daya Anagata Nusantara (
    Danantara
    ) pada Senin (24/2/2025).
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengatakan, peluncuran BPI Danantara akan digelar pukul 10.00 WIB di Istana Kepresidenan, Jakarta.
    “Peluncuran Danantara akan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia
    Prabowo Subianto
    ,” ujar Yusuf dalam keterangan resminya, Minggu (23/2/2025).
    Sebagai informasi, Danantara akan mengonsolidasikan Indonesia Investment Authority (INA) dan tujuh badan usaha milik negara (BUMN).
    Tujuh BUMN yang telah tergabung dalam Danantara sebagai tahap awal ialah Bank Mandiri, Bank BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID.
    Menurut Yusuf, peluncuran Danantara ini akan menjadi penanda dimulainya era dalam transformasi pengelolaan investasi strategis negara.
    “Ini juga merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan Astacita, yakni visi besar untuk membawa perekonomian Indonesia ke level yang lebih tinggi melalui
    investasi berkelanjutan
    dan inklusif,” ucap dia.
    Menjelang peresmian BPI Danantara, beredar kabar bahwa Menteri Investasi dan Hilirisasi
    Rosan Roeslani
    akan memimpin badan pengelola investasi baru tersebut.
    Terkait kabar soal Rosan ini, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengatakan belum ada informasi tersebut.
    “Sampai saat ini belum ada berita itu. Itu kan masih prediksi-prediksi, gambaran orang saja,” ujar Todotua usai menghadiri acara diskusi Hilirisasi Sektor Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Jumat (14/2/2025).
    Sementara itu, dilansir dari
    Kompas.id
    , Presiden Prabowo akan melantik Rosan P Roeslani sebagai Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO) Danantara, dan Wakil Direktur PT TBS Energi Utama Tbk Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO) Danantara.
    Rosan, Dony, dan Pandu disebut telah dipanggil Presiden ke Istana beberapa waktu terakhir.
    Salah satunya adalah saat rapat tertutup pada 21 Januari 2025.
    Peresmian Danantara ini juga pernah diumumkan Prabowo jauh-jauh hari dalam forum internasional, World Governments Summit 2025 di Dubai, Uni Emirat Arab, yang dihadiri secara virtual.
    Prabowo mengumumkan, Danantara akan resmi diluncurkan pada 24 Februari 2025 serta mengelola lebih dari 900 miliar dollar AS (sekitar Rp 14.000 triliun).
    “Lebih jauh lagi, kami tengah mempersiapkan peluncuran Danantara Indonesia,
    sovereign wealth fund
    terbaru kami, yang menurut evaluasi awal kami akan mengelola lebih dari 900 miliar dollar AS aset dalam pengelolaan (AUM),” ujar Prabowo dalam siaran pers yang diterima pada Kamis (13/2/2025).
    Danantara akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara ke dalam proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, termasuk energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.
    Dia berharap semua proyek tersebut dapat berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen.
    Menurut Kepala Negara, pendanaan awal untuk Danantara diproyeksi mencapai 20 miliar dollar AS.
    “Pendanaan awal di tahun ini akan mencapai 20 miliar dollar AS. Saya rasa ini akan menjadi langkah yang transformatif. Kami berencana untuk memulai sekitar 15 hingga 20 proyek bernilai miliaran dollar, yang akan menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi negara kami,” ungkap dia.
    Melalui Danantara, pemerintah akan menginvestasikan sumber daya alam serta aset-aset negara sehingga diharapkan badan ini dapat mendorong berbagai proyek yang memiliki dampak besar dan berkelanjutan bagi Indonesia.
    Dalam kesempatan terpisah, Prabowo juga menyebut Danantara bermakna kekuatan atau energi ekonomi Indonesia di masa depan.
    ”Daya berarti energi atau kekuatan, anagata berarti masa depan, dan Nusantara tanah air Indonesia,” kata Presiden, dikutip dari
    Kompas.id
    , 17 Februari 2025.
    Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul, “Presiden Prabowo Segera Luncurkan Danantara”.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Danantara Diresmikan Hari Ini, Menteri Perumahan Maruarar Sirait Mengaku Sudah Tahu Nama Pimpinannya

    Apakah Akan Seperti Skandal Keuangan Terbesar di Dunia 1MDB Malaysia?

    PIKIRAN RAKYAT – Danantara (Daya Anagata Nusantara) adalah langkah konkret Indonesia mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dan nol persen kemiskinan menurut Presiden Prabowo Subianto.

    Menurut Kajian Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), dengan Danantara program hilirisasi tak akan lagi bergantung realisasi investasi asing.

    Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dilansir CEIC, saat ini sektor hilirisasi adalah kontributor utama peningkatan investasi asing.

    Danantara diharapkan mengelola investasi dan aset negara lebih efektif sebagai kunci utama transformasi ekonomi, mengurangi ketergantungan utang dan kekayaan nasional bekerja cerdas.

    Konsep

    Indonesia mengandalkan ekspor bahan mentah, akibatnya neraca transaksi terpuruk jika harga komoditas global turun. Konsepnya jangan sekadar mengekspor bijih nikel, olah dulu jadi baterai litium dan kendaraan listrik.

    Jangan jual mentah bauksit, kembangkan jadi panel surya dan komponen otomotif. Langkah ini mulai menunjukkan hasil, ekspor produk nikel Indonesia meningkat dari 2 persen jadi 12 persen dari total ekspor nasional bukti nilai tambah memberi dampak konkret 2001-2022.

    Danantara dibentuk guna mengelola aset dan investasi negara agar proses hilirisasi tak lagi bergantung pada modal asing.

    Idealnya akan menjadi katalis untuk industri bernilai tambah tinggi, membuka lapangan kerja baru dan mendorong inovasi teknologi dalam negeri. Jika berhasil, Indonesia keluar dari ekonomi berbasis komoditas, jadi pemain global dalam sektor manufaktur.

    Pengawasan

    Kekhawatiran terbesar, publik skeptis memastikannya tak korupsi seperti 1Malaysia Development Berhad (1MDB), motor pembangunan justru jadi skandal keuangan terbesar di dunia.

    Sejumlah nama yang dikaitkan struktur kepengurusan Danantara menimbulkan pertanyaan besar tentang kredibilitas lembaga ini.

    Menurut Presiden Prabowo, para mantan presiden dan pemimpin ormas keagamaan akan dilibatkan dalam pengawasannya. Jika benar, bisa menjadi preseden mengkhawatirkan soal netralitas dan independensinya.

    Kepemimpinan Danantara harus dipegang orang rekam jejak bersih dan profesionalisme tinggi, tak memiliki konflik kepentingan dan berdedikasi guna kepentingan nasional.

    Pemerintah dikabarkan akan mengalokasikan ratusan triliun rupiah dana hasil efisiensi anggaran 2025 sebagai sumber pendanaan, yang bisa saja digunakan memperbaiki layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan.

    Sejumlah ekonom berpendapat, sebelum menggelontorkan dana sebesar itu pemerintah seharusnya lebih dulu menutup defisit APBN atau setidaknya memastikan skema investasi Danantara tak mengorbankan kepentingan publik.

    Peluang Berhasil

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) harus diberi akses penuh mengaudit seluruh transaksi dan melaporkan temuan pada publik.
    Audit lembaga independen internasional bisa menjadi langkah tambahan, memastikan standar pengelolaan dana tetap transparan. Penempatan orang profesional berintegritas dari sektor swasta dengan pengalaman mengelola dana investasi skala besar di dalam dan luar negeri.

    Setiap investasi harus diumumkan secara terbuka dan berbasis kajian ekonomi yang kuat. Investasi harus difokuskan pada sektor strategis yang berkontribusi pada perekonomian nasional.

    Keterlibatan masyarakat dan media mengawasi kebijakannya harus diperkuat dari potensi penyimpangan agar menguntungkan negara.

    Jika bisa dilakukan, Danantara bukan hanya menjadi lembaga investasi negara tapi juga simbol transparansi dan keberlanjutan ekonomi Indonesia.

    Proyeksi ke depan menunjukkan bisa jadi salah satu instrumen keuangan paling berpengaruh di Indonesia tergantung eksekusi. Jika benar dikelolanya benar, kemandirian finansial dan daya saing global lebih tinggi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Ini Nih Negara yang Paling Banyak Tanam Modal di RI!

    Ini Nih Negara yang Paling Banyak Tanam Modal di RI!

    Jakarta

    Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan Singapura menjadi investor terbesar di Indonesia pada 2024 dengan total investasi US$ 20,1 miliar.

    “Singapura kembali menjadi investor terbesar di Indonesia pada 2024 dengan total investasi US$ 20,1 miliar,” tulis keterangan akun Instagram resmi @bkpmd_id dikutip Minggu (23/2/2025).

    Dari total investasi yang telah terealisasi tersebut, lima sektor terbesar yang menjadi penyumbang realisasi tersebut yakni Industri Kertas dan Percetakan menyumbang 11,5%, Industri Makanan 9,3%, Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya 19,8%, Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi 16,1% dan Jasa Lainnya 7,9%.

    “Konsistensi investasi terus terlihat di sektor strategis seperti manufaktur, infrastruktur, teknologi, dan layanan keuangan,” tulis akun tersebut.

    Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menyampaikan alasan Singapura Banyak Berinvestasi di Indonesia yakni Global Investment Hub, di mana banyak perusahaan multinasional menggunakan Singapura sebagai pintu gerbang investasi ke Asia Tenggara.

    Kemudian kedekatan Geografis dan Hubungan Bisnis, hal ini berkaitan dengan letak strategis dan hubungan ekonomi yang kuat memudahkan perdagangan dan investasi, Market yang Besar, di mana jumlah penduduk Indonesia merupakan terbesar di ASEAN (43%).

    Lalu adanya keunggulan dalam Sumber Daya Alam dan Industri Strategis, hal ini lantaran Indonesia kaya akan sumber daya alam dan saat ini pemerintah Indonesia fokus dalam pengembangan industri hilirisasi, energi hijau dan infrastruktur.

    “Sebagai pusat investasi global, Singapura memanfaatkan kedekatan geografis serta hubungan bisnis yang kuat dengan Indonesia, menjadikannya pintu gerbang investasi ke Asia Tenggara,” katanya.

    Kementerian terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, mendorong kemitraan strategis, dan mempercepat hilirisasi guna memaksimalkan manfaat investasi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

    (kil/kil)

  • Seberapa urgen Danantara bagi Indonesia?

    Seberapa urgen Danantara bagi Indonesia?

    Kantor Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Jl.RP. Soeroso, Menteng, Jakarta. ANTARA/Muhammad Heriyanto/am.

    Seberapa urgen Danantara bagi Indonesia?
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 23 Februari 2025 – 10:39 WIB

    Elshinta.com – Pertanyaan tentang urgensi menjadi semakin relevan bagi Danantara mengingat posisinya yang kian menjadi perhatian publik.

    Pemerintahan Prabowo sendiri telah menegaskan bahwa Danantara merupakan jawaban dan langkah konkret bagi Indonesia untuk bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dan membumihanguskan kemiskinan ekstrem hingga nol persen.

    Kajian Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) meneguhkan pendapat bahwa dengan Danantara, program hilirisasi yang sebelumya sangat bergantung pada realisasi investasi asing, nantinya tidak lagi bergantung pada investasi asing.

    Sebagaimana data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dilansir CEIC bahwa saat ini sektor hilirisasi menjadi kontributor utama dalam peningkatan investasi asing.

    Selain memang di balik nama Danantara (Daya Anagata Nusantara) tersimpan ambisi besar untuk dapat mengelola investasi dan aset negara dengan lebih efektif, entitas ini pun digadang-gadang sebagai kunci utama transformasi ekonomi, mengurangi ketergantungan pada utang dan menjadikan kekayaan nasional bekerja lebih cerdas.

    Namun, dari pertama kali wacana ini beredar hingga menjelang peresmian, sorotan publik tak surut. Masyarakat bertanya-tanya, benarkah ini solusi? Ataukah hanya kemasan baru dari model lama yang berpotensi gagal di tangan para penguasa?

    Indonesia sudah lama mengandalkan ekspor bahan mentah sebagai tulang punggung ekonomi. Akibatnya, ketika harga komoditas global turun, neraca transaksi berjalan ikut terpuruk.

    Data BPS dan BI menunjukkan pada 2013, defisit transaksi berjalan mencapai -3,2 persen dari PDB, lebih buruk dibandingkan India (-1,7 persen) dan hampir setara dengan Brasil (-3,6 persen). Tekanan semacam ini bukan hal baru, tapi pemerintah kini berusaha membalikkan keadaan melalui hilirisasi.

    Konsepnya sederhana, jangan sekadar mengekspor bijih nikel, tapi olah dulu jadi baterai litium dan kendaraan listrik. Jangan jual mentah bauksit, tapi kembangkan hingga jadi panel surya dan komponen otomotif.

    Langkah ini mulai menunjukkan hasil. Sejak 2001 hingga 2022, ekspor produk nikel Indonesia meningkat dari 2 persen menjadi 12 persen dari total ekspor nasional. Ini bukan sekadar angka, tapi bukti bahwa nilai tambah memberikan dampak konkret.

    Morowali, misalnya, yang dulunya hanya dikenal lewat deretan kapal pengangkut bijih nikel, kini mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 38,63 persen setelah industri pengolahan tumbuh.

    Halmahera Tengah mengalami lonjakan lebih drastis, dari 5,18 persen (2004-2018) menjadi 75,61 persen dalam kurun waktu 2019-2022.

    Di sinilah Danantara masuk sebagai pemain utama. Badan ini dibentuk untuk mengelola aset dan investasi negara sehingga proses hilirisasi tidak lagi bergantung pada modal asing.

    Idealnya, ia akan menjadi katalis bagi industri bernilai tambah tinggi, membuka lapangan kerja baru, serta mendorong inovasi teknologi di dalam negeri.

    Jika berhasil, Indonesia bisa keluar dari jebakan ekonomi berbasis komoditas dan benar-benar menjadi pemain global dalam sektor manufaktur.

    Soal Pengawasan

    Namun, ada alasan mengapa publik untuk skeptis. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah soal pengawasan.

    Siapa yang akan memastikan Danantara tidak terseret dalam pusaran korupsi? Kasus 1Malaysia Development Berhad (1MDB) di Malaysia menjadi pengingat betapa rentannya dana investasi negara terhadap penyalahgunaan.

    Awalnya dimaksudkan sebagai motor pembangunan, 1MDB justru menjadi skandal keuangan terbesar di dunia, menggerus kepercayaan publik dan mengguncang ekonomi negeri jiran. Indonesia, dengan rekam jejak yang tak kalah berliku, jelas harus belajar dari kegagalan tersebut.

    Masalah lainnya ada di struktur kepengurusan. Beberapa nama yang dikaitkan dengan Danantara menimbulkan pertanyaan besar tentang kredibilitas lembaga ini.

    Bahkan ada pernyataan dari Presiden Prabowo sendiri bahwa para mantan presiden dan pemimpin ormas keagamaan akan dilibatkan dalam pengawasannya. Jika benar, ini bisa menjadi preseden yang mengkhawatirkan terkait netralitas dan independensi badan tersebut.

    Guru Besar Universitas Indonesia (UI) sekaligus pengamat pasar modal Budi Frensidy menyarankan untuk menyerahkan pengelolaan Danantara sepenuhnya kepada para profesional yang berintegritas dan berkomitmen tinggi, serta tidak terafiliasi dengan kepentingan politik ataupun kelompok tertentu.

    “Sepenuhnya serahkan ke para profesional yang berintegritas dan berkomitmen tinggi, serta tidak terafiliasi dengan partai politik dan kelompok tertentu,” ujar Budi.

    Sebagaimana harapan dari Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira yang menginginkan Danantara pengelolaannya harus profesional dan transparan dengan pengurus di dalamnya harus bebas dari intervensi politik maupun kepentingan bisnis tertentu.

    Kepemimpinan Danantara harus dipegang oleh individu yang memiliki rekam jejak bersih dan profesionalisme tinggi, tidak memiliki konflik kepentingan, serta benar-benar berdedikasi untuk kepentingan nasional.

    Anggawira pun menyatakan pengelolaan aset negara dalam skala besar seperti yang akan dilakukan Danantara memerlukan pengurus yang memiliki keahlian luas di bidang investasi dan manajemen aset.

    Belum usai polemik soal pengurus, perspektif lain soal sumber pendanaan muncul. Pemerintah dikabarkan akan mengalokasikan dana hasil efisiensi anggaran tahun ini untuk membiayai Danantara.

    Angka yang beredar mencapai ratusan triliun rupiah, dana yang bisa saja digunakan untuk memperbaiki layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Apakah langkah ini bijak?

    Beberapa ekonom berpendapat bahwa sebelum menggelontorkan dana sebesar itu, pemerintah seharusnya lebih dulu menutup defisit APBN atau setidaknya memastikan skema investasi Danantara tidak mengorbankan kepentingan publik.

    Peluang Berhasil

    Meski begitu, Danantara tetap punya peluang untuk sukses, asalkan dikelola dengan prinsip yang benar.

    Pemerintah perlu menetapkan mekanisme pengawasan yang ketat dan independen. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) harus diberi akses penuh untuk mengaudit seluruh transaksi dan melaporkan temuan mereka kepada publik.

    Selain itu, audit oleh lembaga independen internasional bisa menjadi langkah tambahan untuk memastikan standar pengelolaan dana tetap transparan.

    Keberhasilan juga bergantung pada siapa yang diberi tanggung jawab menjalankan Danantara. Penempatan orang-orang yang punya rekam jejak buruk dalam pengelolaan keuangan negara hanya akan mengundang skeptisisme dan meruntuhkan kepercayaan sejak awal.

    Pemerintah seharusnya menggandeng profesional berintegritas dari sektor swasta yang memiliki pengalaman dalam mengelola dana investasi dalam skala besar, baik di dalam maupun luar negeri.

    Selain itu, transparansi dalam pengambilan keputusan menjadi mutlak. Setiap investasi yang dilakukan Danantara harus diumumkan secara terbuka dan berbasis kajian ekonomi yang kuat.

    Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman menekankan pentingnya menjaga transparansi untuk meningkatkan daya saing Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

    Tantangan utama yang harus dihadapi adalah potensi benturan kepentingan, intervensi politik, dan moral hazard dalam pengelolaan. Tanpa transparansi, Danantara bisa berubah menjadi beban negara, bukan solusi.

    Tanpa transparansi, Danantara justru bisa menjadi alat monopoli atau rent-seeking yang akan merugikan BUMN baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang,

    Investasi harus difokuskan pada sektor-sektor strategis yang benar-benar berkontribusi pada perekonomian nasional, bukan sekadar menguntungkan kelompok tertentu.

    Kemudian, keterlibatan masyarakat dan media dalam mengawasi kebijakan Danantara harus diperkuat.

    Dengan akses informasi yang luas, publik dapat mengawasi potensi penyimpangan dan memastikan kebijakan investasi yang diambil benar-benar menguntungkan negara, bukan segelintir elite.

    Jika ini bisa dilakukan, maka Danantara bukan hanya menjadi lembaga investasi negara, tetapi juga simbol transparansi dan keberlanjutan ekonomi Indonesia.

    Proyeksi ke depan menunjukkan bahwa Danantara bisa menjadi salah satu instrumen keuangan paling berpengaruh di Indonesia. Namun, semua tergantung pada eksekusi.

    Jika pengawasannya lemah, tidak mustahil Danantara hanya akan menjadi 1MDB versi Indonesia, sebuah lubang hitam bagi uang negara.

    Namun, jika dikelola dengan benar, ia bisa menjadi pilar utama ekonomi nasional, membawa Indonesia menuju kemandirian finansial dan daya saing global yang lebih kuat.

    Sumber : Antara

  • Menteri PKP lapor Presiden pertemuan dengan BI soal biaya rumah murah

    Menteri PKP lapor Presiden pertemuan dengan BI soal biaya rumah murah

    Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (kanan) menjawab pertanyaan wartawan selepas acara makan siang bersama antara Presiden Prabowo dan sejumlah menteri serta pejabat negara di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Jumat (21/2/2025). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.

    Menteri PKP lapor Presiden pertemuan dengan BI soal biaya rumah murah
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 22 Februari 2025 – 06:38 WIB

    Elshinta.com – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melaporkan hasil pertemuannya dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, pejabat dari BPK, Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN, terkait pembiayaan program 3 juta rumah murah yang merupakan salah satu prioritas pemerintah.

    Ara, panggilan populer Maruarar, menilai hasil pertemuannya dengan kementerian/lembaga itu menunjukkan kesamaan tujuan untuk mendukung program-program pemerintah, termasuk program 3 juta rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

    “Dua hari berturut-turut kami mengadakan pertemuan yang sangat penting, sangat bersejarah, dan sangat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan. Tidak ada raja-raja kecil,” kata Menteri Menteri PKP saat menjawab pertanyaan wartawan selepas santap siang bersama Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

    Ara melanjutkan Gubernur BI Perry Warjiyo sangat mendukung program-program pemerintah.

    “Ini adalah contoh baik, dan saya ditugaskan Bapak Presiden mengawal proses ini sampai tuntas, dan nanti pada waktunya Bapak Presiden sendiri yang akan mengumumkan bentuk dukungan konkret Bank Indonesia kepada program-program pemerintah,” kata Maruarar.

    Ara melanjutkan dirinya pun telah bertemu selama empat kali dengan Gubernur BI dalam 2 minggu terakhir.

    “Jadi, saya yang ditugaskan untuk mengawal ini sampai tuntas, dan saya selalu berkoordinasi dengan Pak Dasco (Wakil Ketua DPR), pimpinan DPR. Kemudian juga mendapatkan arahan langsung dari Bapak Presiden,” katanya.

    Di Istana, Jumat, Presiden Prabowo memanggil sejumlah menteri Kabinet Merah Putih dan beberapa pejabat negara untuk santap siang bersama.

    Beberapa pejabat yang diajak makan siang itu, di antaranya Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perumahan Maruarar Sirait, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.

    Hadir pula Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria.

    Selain itu, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Kepala BIN M. Herindra, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Aris Marsudiyanto, Direktur Utama PT Pindad Sigit P. Santosa, dan keponakan Luhut Binsar Pandjaitan, Pandu Sjahrir.

    Sumber : Antara

  • Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Bisa Tercapai Saat Efisiensi Anggaran

    Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Bisa Tercapai Saat Efisiensi Anggaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025. Namun, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) optimistis pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa tercapai di tengah efisiensi anggaran.

    Hal itu diungkap oleh anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR Kamrussamad pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2024 Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP Hipka) pada Rabu (19/2/2025).

    Kamrussamad menyebut, kepala daerah dari seluruh Indonesia sudah mendapatkan paparan terkait efisiensi anggaran sesuai dengan instruksi presiden.

    “Teman-teman dari seluruh Indonesia telah mendapatkan paparan dari menteri investasi serta kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengenai sektor-sektor prioritas investasi, baik di dalam kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK) maupun di luar kawasan tersebut,” ucapnya.

    Selain itu menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen di tengah efisiensi anggaran, ia juga menekankan bahwa sektor hilirisasi turut menjadi fokus utama dalam paparan tersebut, termasuk di bidang perkebunan dengan berbagai macam komoditas unggulan.

    Sementara, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengaku siap menjalankan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah pusat.

    Ia menegaskan, langkah efisiensi ini akan dilakukan dengan memastikan semua pengeluaran tetap termonitor dengan baik dan tidak mengganggu kinerja pemerintahan maupun pembangunan daerah.

    “Efisiensi ini harus berjalan tanpa menghambat pelayanan dan pembangunan. Semua akan dipastikan tetap berjalan optimal,” ujar Khofifah.

    Dengan berbagai kebijakan yang diterapkan, diharapkan efisiensi anggaran tetap mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 8 persen serta meningkatkan investasi di berbagai sektor prioritas di Indonesia.

  • Maruarar mengaku tahu nama pimpinan Danantara yang ditunjuk Presiden

    Maruarar mengaku tahu nama pimpinan Danantara yang ditunjuk Presiden

    Saya tahu, tetapi saya tidak boleh umumkan.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perumahan Maruarar Sirait mengaku telah mengetahui nama Kepala Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang ditunjuk oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    Namun, dia mengaku tidak boleh mengumumkan itu ke publik karena ada waktu yang telah ditetapkan untuk pengumuman nama pimpinan Danantara.

    “Ada pada waktunya akan diumumkan. Saya tahu, tetapi saya tidak boleh umumkan,” kata Maruarar menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Jumat.

    Di Istana, Jumat, Presiden Prabowo memanggil sejumlah menteri Kabinet Merah Putih dan beberapa pejabat negara untuk santap siang bersama.

    Beberapa pejabat yang diajak makan siang itu, di antaranya Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perumahan Maruarar Sirait, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.

    Hadir pula Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria.

    Selain itu, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Kepala BIN M. Herindra, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Aris Marsudiyanto, Direktur Utama PT Pindad Sigit P. Santosa, dan keponakan Luhut Binsar Pandjaitan, Pandu Sjahrir.

    Pandu menjadi salah satu nama yang cukup santer masuk dalam bursa pimpinan Danantara. Walaupun demikian, saat ditemui selepas acara santap siang itu, Pandu membantah kemungkinan tersebut.

    “Enggak jadi apa-apa,” kata Pandu menjawab pertanyaan wartawan soal kemungkinan dirinya sebagai Kepala BPI Danantara.

    Begitu pula ketika menjawab pertanyaan apa saja pembahasan pada acara santap siang itu, dia lantas berkata, “Makan saja.”

    Presiden Prabowo, dalam kesempatan terpisah, mengumumkan BPI Danantara bakal diluncurkan pada hari Senin (24/2).

    Danantara, yang akan menjadi sovereign wealth fund Indonesia, disebut-sebut mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS. Sementara itu, proyeksi dana awal untuk Danantara mencapai 20 miliar dolar AS.

    Dana-dana yang dikelola oleh Danantara, kata Presiden dalam acara World Governments Summit pada tanggal 14 Februari 2025, akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.

    Sementara itu, Presiden Prabowo saat menghadiri acara partainya pada tanggal 15 Februari 2025 juga meminta mantan-mantan presiden dan pimpinan organisasi keagamaan untuk ikut mengawasi pengelolaan Danantara.

    “Danantara adalah kekuatan energi masa depan, dan ini harus kita jaga bersama. Oleh karena itu, saya minta semua presiden sebelum saya berkenan ikut menjadi pengawas di dana ini. Saya juga berpikir kalau perlu pimpinan NU, pimpinan Muhammadiyah, pimpinan mungkin dari KWI, dan sebagian lain-lain ikut juga membantu mengawasi,” kata Prabowo.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Freeport Bakal Dapat Izin Ekspor Lagi, Pengamat Ingatkan Hal Ini

    Freeport Bakal Dapat Izin Ekspor Lagi, Pengamat Ingatkan Hal Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat mengingatkan agar pemerintah mengubah Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batu bara (Minerba) jika mengizinkan PT Freeport Indonesia (PTFI) mengekspor konsentrat tembaga tahun ini.

    Pemerintah memberi sinyal untuk kembali memberi izin ekspor kepada PTFI. Hal ini dilakukan lantaran salah satu smelter milik perusahaan terbakar sehingga tergolong kondisi kahar. Padahal, izin ekspor untuk PTFI telah berakhir sejak 31 Desember 2024 lalu.

    Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bhaktiar menilai, tidak ada celah bagi pemerintah memberikan izin ekspor kepada PTFI. 

    Sebab, dalam Pasal 170 UU Nomor 3 Tahun 2020 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dijelaskan bahwa penjualan ke luar negeri terhadap mineral logam yang belum dimurnikan maksimal 3 tahun setelah UU Minerba 2020.

    Oleh karena itu, jika pemerintah ingin memberikan izin ekspor kembali kepada PTFI, mereka harus merevisi UU Minerba lagi.

    “Idealnya kebijakan izin ekspor harus didahului dengan perubahan UU,” kata Bisman kepada Bisnis, Kamis (20/2/2025). 

    Kendati, Bisman berseloroh bahwa praktik melanggar UU sudah kerap terjadi. Buktinya, pada tahun lalu juga lolos saja kebijakan relaksasi.

    Namun, dia menilai jika pemerintah saat ini tidak ingin tidak melanggar UU, maka hal tersebut positif dan harus apresiasi. Di sisi lain, Bisman juga menilai tidak ada klausul tentang kahar dalam UU Minerba.

    “Jadi kahar tidak bisa menjadi alasan tidak dilaksanakannya ketentuan UU. DPR dan Kementerian ESDM tidak usah malu-malu melanggar UU kan toh sudah sering,” tutur Bisman.

    Sementara itu, Bisman mengaku sepakat dengan rencana pemerintah menaikkan bea ekspor untuk PTFI jika kelak mendapat izin ekspor lagi.

    “Pengenaan bea ekspor yang tinggi sebagai kompensasi atas relaksasi,” ujarnya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan PTFI akan kembali mendapatkan izin untuk ekspor konsentrat tembaga. Kendati demikian, terdapat kenaikkan tarif ekspor.

    Bahlil menuturkan insiden kebakaran pada smelter di Gresik, Jawa Timur membuat produksi PTFI terhambat. Oleh sebab itu, pemerintah memutuskan kembali memberi izin ekspor konsentrat tembaga ke Freeport, tetapi dengan tarif bea keluar yang lebih tinggi. 

    “Jadi, dia membayar ke negara lebih besar daripada sebelumnya,” ujar Bahlil usai acara Indonesia Economic Summit di Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025).

    Dia menjelaskan keputusan pemberian kembali izin tersebut diambil usai sejumlah menteri melakukan rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto pada Selasa (18/2/2025). 

    Mantan Kepala BKPM itu mengklaim pemerintah coba mengambil jalan tengah. Dia mengaku tidak ingin puluhan ribu karyawan Freeport dirumahkan dan pendapatan negara berkurang apabila produksinya tidak berjalan. 

    “Secara bertahap kita masih memberikan ruang untuk [Freeport] melakukan ekspor konsentrat,” ungkapnya.