Kementrian Lembaga: BKPM

  • Prabowo Terima Fumio Kishida di Kertanegara, Bahas Apa?

    Prabowo Terima Fumio Kishida di Kertanegara, Bahas Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang, yang juga mantan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, beserta delegasi di kediamannya di Kertanegara, Jakarta, pada Minggu (4/5/2025)

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Kishida dan rombongan tiba di kediaman Presiden Ke-8 RI itu sekitar pukul 19.00 WIB untuk menyampaikan surat dari Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, kepada Prabowo.

    “Ya tentu mantan PM Kishida itu menyampaikan surat dari Perdana Menteri Ishiba yang disampaikan langsung kepada Pak Presiden dan tentu salah satu isinya terkait dengan beliau special envoy Perdana Menteri khusus untuk proyek-proyek AZEC (Asia Zero Emission Community) ini,” ujarnya dalam keterangannya usai pertemuan, Minggu (4/5/2025).

    Selain menyampaikan pesan resmi dari Pemerintah Jepang, kedua pihak juga membahas perkembangan proyek kerja sama dalam kerangka AZEC. Menurut Airlangga, saat ini Indonesia memiliki lebih dari 170 MoU dengan Jepang.

    “Dan besok akan ada penandatanganan financial closing terhadap proyek di Muara Laboh, Sumatera Barat, di mana proyek itu adalah 80 MW geothermal dengan investasi sekitar US$500 juta,” ungkap Airlangga.

    Prabowo, kata Airlangga, pun menyampaikan apresiasi atas kerja sama erat antara Indonesia dan Jepang. Kepala Negara juga berharap kolaborasi ini dapat terus diperkuat di tengah tantangan ketidakpastian global.

    “Bapak Presiden mengapresiasi kerja sama Indonesia dengan Jepang dan berharap ini bisa terus ditingkatkan di tengah ketidakpastian akibat perang tarif,” jelas Airlangga.

    Senada, Kishida juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan kedua negara di tengah situasi global yang tidak menentu.

    “Kishida juga menyampaikan betapa situasi ini menjadi tidak menentu dan dalam situasi seperti ini kerja sama dua negara menjadi sangat penting,” tutur Airlangga.

    Setelah pertemuan di ruang kerja, agenda dilanjutkan dengan jamuan santap malam bersama. Suasana keakraban mewarnai jamuan tersebut, menegaskan eratnya hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang.

    Turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto.

    Turut hadir pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, serta Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.

  • Sinyal Perlambatan Ekonomi RI Kuartal I/2025, dari Daya Beli hingga Belanja Pemerintah

    Sinyal Perlambatan Ekonomi RI Kuartal I/2025, dari Daya Beli hingga Belanja Pemerintah

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonomi Indonesia diproyeksikan melambat pada kuartal I/2025. Proyeksi tersebut tak lepas adanya indikasi pelemahan daya beli hingga investasi langsung.

    Sebanyak 19 lembaga yang dihimpun Bloomberg memproyeksikan median atau nilai tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 berada di angka 4,9% secara tahunan atau year on year (YoY).

    Nilai tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi periode yang sama tahun sebelumnya atau kuartal I/2024 yang mencapai 5,11% YoY.

    Para ekonom menilai, sejumlah faktor menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut seperti adanya indikasi penurunan daya beli, perlambatan pertumbuhan investasi, belanja pemerintah, hingga tekanan eksternal seperti eskalasi perang dagang.

    Daya Beli

    Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede sendiri memproyeksikan konsumsi rumah tangga, yang merupakan penopang utama perekonomian Indonesia, tumbuh 4,5% YoY pada kuartal I/2025. Nilai tersebut melambat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,91% YoY pada kuartal I/2024.

    Josua menjelaskan indikasi pelemahan daya beli tersebut tercermin dari data makroekonomi seperti survei pelaku usaha dan konsumen serta indikator sektor riil.

    Dia mengakui Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) masih berada di atas 100, yang menandakan keyakinan masyarakat masih optimistis.

    Hanya saja, sambungnya, pelemahan indeks pendapatan dan pembelian barang tahan lama—terutama dari kelompok pendapatan menengah bawah—mengindikasikan tekanan daya beli tetap ada.

    “Survei Penjualan Eceran juga menunjukkan bahwa pertumbuhan tahunan masih rendah di beberapa kota utama seperti Jakarta [-12,4% YoY] dan Bandung [-6,3% YoY],” jelas Josua, Minggu (4/5/2025).

    Senada, laporan dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia bertajuk Economics Quarterly Economic Review 2025: Pukulan Ganda untuk Ekonomi RI menunjukkan bahwa adanya indikasi pelemahan indeks penjualan riil (IPR) pada kuartal I/2025 di level 1%. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, IPR tumbuh 5,6%.

    Core melihat Ramadan dan Lebaran, yang biasanya mengerek konsumsi masyarakat, kurang terasa dampaknya pada tahun ini. Tercermin dari IPR kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang tumbuh hanya 1,3% pada kuartal I/2025 atau jauh di bawah pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang menyentuh 7,5%.

    Lebih lanjut, konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor pada saat Ramadan dan Lebaran juga justru terkontraksi 1,1% pada Maret 2025. 

    Investasi

    Investasi (29,15%) merupakan komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi terbesar kedua setelah konsumsi rumah tangga (54,04%) pada tahun lalu. 

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani sudah melaporkan bahwa realisasi investasi mencapai Rp465,2 triliun selama Januari—Maret 2025. Realisasi itu tumbuh 15,9% YoY.

    Kendati demikian, jika dibandingkan dengan pertumbuhan investasi pada periode yang sama tahun lalu maka terjadi perlambatan pertumbuhan.

    BKPM mencatat realisasi investasi mencapai Rp401,5 triliun pada kuartal I/2024, yang mana angka tersebut tumbuh sebesar 22,1% YoY. Artinya, pertumbuhan investasi tahun lalu lebih tinggi daripada tahun ini.

    Josua memproyeksikan pertumbuhan investasi akan mencapai tumbuh 3,11% YoY. Pertumbuhan tersebut relatif stabil secara tahunan namun secara kuartalan diperkirakan terkontraksi 6,50%.

    Menurutnya, kontraksi investasi secara kuartalan itu mencerminkan kehati-hatian investasi asing yang tumbuh lebih lambat (12,7% YoY) dibanding investasi dalam negeri (19,1% YoY).

    “Faktor eksternal seperti tarif dagang AS dan ketegangan geopolitik menjadi risiko penahan ekspansi lebih lanjut, sekalipun sektor hilirisasi logam dasar masih aktif menarik investasi,” ujar Josua.

    Sementara laporan Core Indonesia menilai kebijakan efisiensi anggaran yang dijalankan pemerintah sejak Februari 2025 menjadi salah satu faktor utama pelemahan pertumbuhan investasi.

    Cora menggarisbawahi bahwa investasi domestik di sektor konstruksi selama ini bergantung kepada kinerja BUMN karya dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Masalahnya, pembangunan infrastruktur tidak lagi menjadi program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sehingga diperkirakan investasi akan melambat.

    Dipaparkan bahwa investasi dalam negeri untuk sektor konstruksi pada 2024 berada pada level 1,3% atau lebih rendah ketimbang tahun 2022. Meski nilainya tumbuh 2% dibandingkan 2023, tetapi sepanjang 2025 diperkirakan akan kembali terkontraksi.

    Alasannya, ada pemangkasan anggaran kementerian PU sebesar 45% dari pagu awal sehingga hanya menyisakan Rp50,48 triliun dari sebelumnya Rp 110,95 triliun. Di sisi lain, beberapa BUMN karya besar justru terjebak utang dan krisis keuangan.

    Begitu juga, perubahan lahan bisnis BUMN karya menjadi fokus di sektor perkebunan, perikanan, dan pangan. Core pun menyimpulkan serangkaian hal ini diperkirakan akan melemahkan investasi di sektor infrastruktur.

  • Transformasi Besar BUMN: 844 Entitas Negara Bersatu di Bawah Danantara

    Transformasi Besar BUMN: 844 Entitas Negara Bersatu di Bawah Danantara

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sebanyak 844 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini resmi tergabung dalam Danantara, sebuah lembaga pengelola investasi negara yang dibentuk sebagai bagian dari upaya pemerintah memperkuat tata kelola dan konsolidasi aset negara.

    Pengumuman penting ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara, Rosan Roeslani, dalam acara Town Hall Danantara Indonesia 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (28/4/2025).

    Rosan yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM menyebut bahwa integrasi ini merupakan bagian dari langkah strategis nasional yang diarahkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Dalam sambutannya, Rosan mengungkapkan bahwa proses evaluasi terhadap seluruh BUMN dilakukan secara menyeluruh dan kolaboratif, melibatkan mitra penasihat dari dalam maupun luar negeri.

    Evaluasi ini difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di tubuh BUMN.

    “Evaluasi ini kita lakukan tidak hanya dengan Danantara sendiri, tapi tentunya kami juga akan mengevaluasi bekerja sama dengan advisor, dalam maupun luar negeri, dalam rangka meningkatkan baik dari segi kompetensi, meningkatkan dari segi kepatutan dan juga komitmen serta karakter,” ujar Rosan.

    Kebijakan ini dianggap sebagai upaya konsolidasi kekuatan korporasi negara dalam satu entitas strategis yang beroperasi dengan prinsip tata kelola yang baik, akuntabel, dan berorientasi pada hasil nyata bagi perekonomian nasional.

    Rosan menegaskan bahwa pembentukan Danantara bukan sekadar inisiatif investasi, melainkan sebuah implementasi dari amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

  • GP Ansor Luncurkan BUMA, Ini Harapan Menteri Investasi dan Hilirisasi Terkait Perekonomian – Halaman all

    GP Ansor Luncurkan BUMA, Ini Harapan Menteri Investasi dan Hilirisasi Terkait Perekonomian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani menyambut baik Badan Usaha Milik Ansor (BUMA) yang diluncurkan Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Rabu (30/4/2025).

    Badan Usaha Milik Ansor (BUMA) adalah sebuah holding company yang mengonsolidasikan berbagai unit bisnis strategis di bawah satu atap. Pembentukan BUMA menandai langkah konkret GP Ansor dalam memperkuat kemandirian ekonomi, memberdayakan generasi muda, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan nasional.

    Menurut Rosan, dengan adanya BUMA, akan membuat GP Ansor berperan aktif dan positif dalam pengembangan perekonomian bangsa.

    “Kepentingan dari kita ini sama-sama kepentingan mulia bagaimana kita menjaga dan menciptakan perekonomian dan paling penting ini akan buat GP Ansor mandiri dan berdikari,” kata Rosan dalam sambutannya.

    Rosan menilai tidak menutup kemungkinan pemerintah nantinya bisa bekerja sama dengan BUMA dalam pengembangan perkonomian.

    “Tentunya saya sebagai Menteri investasi/Kepala BKPM dan juga CEO Danantara, akan melihat kolaborasi apa yang bisa kita lakukan,” kata dia.

    Rosan mengatakan sebuah bangsa tidak bisa bersandar pada eksternal terhadap kekuatan ekonominya apalagi melihat perkembangan tensi gepolitik belakangan ini.

    “Keberadaan BUMA akan memberikan dampak positif dan berkesinambaungan tidak hanya untuk GP Ansor tapi kepada seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas Rosan.

    Perkuat perekonomian

    Peluncuran BUMA sekaligus meresmikan Gedung BUMA di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Gedung empat lantai ini akan menjadi sentral seluruh kegiatan perusahaan, di bawah bendera PT. Buma Bintang Perkasa.

    BUMA menaungi sejumlah perusahaan yang bergerak di berbagai sektor vital, di antaranya Teknologi Informasi (IT), ketenagakerjaan, tour and travel, retail dan perdagangan, media dan event organizer (EO), pertambangan, hingga ekspor-impor. 

    Ketua Umum PP GP Ansor, Addin Jauharudin, mengatakan, melalui struktur holding ini, BUMA akan mengintegrasikan kekuatan bisnis internal GP Ansor, mempercepat pertumbuhan usaha, dan membuka lebih banyak lapangan kerja bagi kader-kader muda di seluruh Indonesia.

    “Hari ini, kita buktikan bahwa organisasi kepemudaan tidak hanya berbicara tentang gerakan sosial dan keagamaan, tapi juga harus menjadi kekuatan ekonomi. BUMA adalah kendaraan strategis Ansor untuk menciptakan kesejahteraan kolektif dan memperbesar kontribusi kita terhadap bangsa,” ujar Addin.

    CEO BUMA, Firmana Tri Andika, mengatakan, meski BUMA lahir dari rahim organisasi kepemudaan, namun dibangun dengan prinsip profesionalisme, akuntabilitas, dan inovasi berkelanjutan.

    Setiap anak perusahaan diarahkan untuk mengedepankan standar manajemen modern serta berorientasi pada pasar global, dengan tetap berlandaskan nilai-nilai ke-Ansor-an: keadilan sosial, kebangsaan, dan kerakyatan.

    Kini, sambungnya, BUMA juga membuka peluang kerja sama strategis dengan mitra swasta, BUMN, dan komunitas global, dalam semangat kolaborasi untuk pertumbuhan bersama.

    “BUMA adalah wujud nyata semangat Ansor untuk mandiri, berdaya, dan berkontribusi. Kami mengundang semua pihak untuk bergabung dalam perjalanan ini, membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” pungkas Firmana Tri Andika.

     

  • GP Ansor Bikin BUMA, Rosan Bandingkan dengan Danantara

    GP Ansor Bikin BUMA, Rosan Bandingkan dengan Danantara

    Jakarta

    Gerakan Pemuda Ansor, resmi meluncurkan Badan Usaha Milik Ansor (BUMA), sebuah holding company yang mengonsolidasikan berbagai unit bisnis strategis di bawah satu badan, Rabu (30/4) di Gedung BUMA di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.

    BUMA menaungi sejumlah perusahaan yang bergerak di berbagai sektor vital, di antaranya Teknologi Informasi (IT), ketenagakerjaan, tour and travel, retail dan perdagangan, media dan event organizer (EO), pertambangan, hingga ekspor-impor.

    Dalam kesempatan itu Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan kehadiran BUMA bisa menjadi dorongan positif pada ekonomi dan iklim usaha di Indonesia.

    “Ini adalah upaya yang baik dari GP Ansor dalam meraih kemandirian ekonomi. Tidak hanya untuk organisasinya, tapi juga untuk perekonomian bangsa kita,” kata Rosan dalam keterangan resmi BUMA, Rabu (30/4/2025).

    Rosan bahkan sempat membandingkan kehadiran holding BUMA bagi Gerakan Pemuda Ansor sama seperti keberadaan Badan Pengelola Investasi Daya Angkasa Nusantara (Danantara) bagi Indonesia. Atas dasar itu ia berharap ke depan Danantara bersama BUMA dapat menjalin kerja sama.

    “Untuk kemandirian, jika negara membuat Danantara, GP Ansor membuat BUMA dan kita bisa berkolaborasi,” ujar Rosan yang kini juga menjabat sebagai CEO Danantara.

    Di sisi lain, Ketua Umum PP GP Ansor, Addin Jauharudin, mengatakan melalui struktur holding ini BUMA akan mengintegrasikan kekuatan bisnis internal GP Ansor. Menurutnya hal ini mempercepat pertumbuhan usaha, dan membuka lebih banyak lapangan kerja bagi kader-kader muda di seluruh Indonesia.

    “Hari ini, kita buktikan bahwa organisasi kepemudaan tidak hanya berbicara tentang gerakan sosial dan keagamaan, tapi juga harus menjadi kekuatan ekonomi. BUMA adalah kendaraan strategis Ansor untuk menciptakan kesejahteraan kolektif dan memperbesar kontribusi kita terhadap bangsa,” ujar Addin.

    Sementara itu CEO BUMA, Firmana Tri Andika mengatakan meski BUMA lahir dari rahim organisasi kepemudaan, namun dibangun dengan prinsip profesionalisme, akuntabilitas, dan inovasi berkelanjutan.

    Menurutnya setiap anak perusahaan diarahkan untuk mengedepankan standar manajemen modern serta berorientasi pada pasar global, dengan tetap berlandaskan nilai-nilai ke-Ansor-an yakni keadilan sosial, kebangsaan, dan kerakyatan.

    Selain itu ia mengatakan kehadiran BUMA juga membuka peluang kerja sama strategis dengan mitra swasta, BUMN, dan komunitas global, dalam semangat kolaborasi untuk pertumbuhan bersama.

    “BUMA adalah wujud nyata semangat Ansor untuk mandiri, berdaya, dan berkontribusi. Kami mengundang semua pihak untuk bergabung dalam perjalanan ini, membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” pungkas Firmana.

    (igo/fdl)

  • IHSG Hari Ini Menguat Tipis, Pasar Menanti Data Inflasi dan Arah Investasi Global

    IHSG Hari Ini Menguat Tipis, Pasar Menanti Data Inflasi dan Arah Investasi Global

    Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi, 30 April 2025, dibuka menguat 6,39 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.755,46. Meski mengalami kenaikan, pergerakan IHSG terbilang terbatas.
     
    Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi saham-saham unggulan justru terkoreksi tipis 0,44 poin atau 0,06 persen ke level 756,75.
    Prediksi Pergerakan IHSG: Masih Mixed
    Melansir Antara, Pengamat pasar dari Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menyebutkan IHSG hari ini diperkirakan tidak akan bergerak jauh karena pasar masih menanti rilis data penting.
     
    “IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 6.700 sampai 6.810,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih, Rabu, 30 April 2025.
     

    Sentimen domestik
    Dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati rilis data inflasi April 2025 yang diperkirakan naik menjadi 1,2 persen. Sikap ‘wait and see’ investor membuat IHSG cenderung bergerak datar.

    Di sisi lain, sentimen positif datang dari data realisasi investasi yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada kuartal I-2025, total investasi tercatat sebesar Rp465,2 triliun, tumbuh 15,9 persen secara tahunan (yoy) dan naik 2,7 persen dibanding kuartal sebelumnya (qoq).
     
    Dari jumlah tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) mendominasi dengan nilai Rp230,4 triliun atau 43 persen, sementara sisanya berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp234,8 triliun.

    Negara asing paling aktif berinvestasi di Indonesia
    PMA banyak masuk ke sektor logam dasar, barang logam, tambang, transportasi, gudang, telekomunikasi, dan industri kimia serta farmasi. 
     
    Negara asal investasi asing terbesar di Indonesia berasal dari Singapura, Hong Kong, Tiongkok, Malaysia, dan Jepang.
     
    Terus pantau perkembangan IHSG dan data ekonomi lainnya agar tidak ketinggalan momentum!

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • China Mau Bawa Rp 366 Triliun Garap Proyek Baterai di RI

    China Mau Bawa Rp 366 Triliun Garap Proyek Baterai di RI

    Jakarta

    Perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd (Huayou), siap menggantikan posisi LG dalam proyek hilirisasi baterai di Indonesia. Bahkan, Huayou dikabarkan juga akan mengucurkan investasi tambahan hingga US$ 20 miliar atau sekitar Rp 336 triliun (kurs Rp 16.800).

    Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan saat ini investasi Grup Huayou yang telah masuk ke Indonesia mencapai US$ 8,8 miliar atau setara Rp 147,84 triliun.

    “Mereka menyampaikan potensi untuk investasi dari Grup Huayou ini, ke depannya menurut perhitungan mereka bisa akan mencapai US$ 20 miliar tambahan. Nah, itu akan mereka jabarkan untuk proyek berikutnya ini di dalam bulan Mei ini,” ungkap Rosan, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

    Angka potensi tersebut, terdiri atas proyek hilirisasi baterai yakni Proyek Titan, yang sebelumnya dijalankan oleh LG Energy Solution Ltd (LGES), ditambah dengan proyek baru. Adapun salah satu proyek baru yang dimaksud ialah rencana pengembangan industrial park di Pomalaa.

    “Nah rencana ini lokasinya di Pomalaa. Jadi, kenapa investasi bisa jadi besar? Kalau kita membangun suatu industrial park sekelas Morowali dan Weda Bay, pasti investasinya sangat-sangat besar,” terang Rosan.

    “Dan tidak hanya dari Huayou, saya pun baru bertemu lagi dari perusahaan lain yang ingin membangun yang sama. Jadi, dan di sini mereka bisa masukkan investasi dari negara-negara lain juga,” sambungnya.

    Di sisi lain, Rosan juga telah mendengar kesiapan Huayou masuk ke Proyek Titan, menggantikan LG. Ia memastikan, Huayou akan mempergunakan teknologi yang paling baru. Lingkupnya masih tetap sama yakni dalam ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

    “Pada intinya mereka siap untuk masuk merealisasikan investasi yang memang kita bilangnya grand package nih karena investasi yang besar, dalam rangka merealisasikan rencana dan target yang mungkin kemarin selama 5 tahun terakhir ini tertunda,” ujarnya.

    Pihaknya juga telah menggelar pertemuan dengan jajaran manajemen Huayou, termasuk dengan pemilik dan chairman perusahaan tersebut, pada Sabtu (26/4). Pertemuan itu dilakukan untuk membahas rencana investasi secara lebih mendalam.

    Ia menambahkan, rencananya pada bulan Mei mendatang Kementerian Investasi akan melakukan pembahasan lanjutan bersama Huayou. Rosan menekankan, Huayou siap untuk segera merealisasikan investasinya.

    (kil/kil)

  • Pemerintah Pantau Ketat Dampak Perang Tarif ke Investasi di RI

    Pemerintah Pantau Ketat Dampak Perang Tarif ke Investasi di RI

    Jakarta

    Pecahnya perang tarif diperkirakan mempengaruhi peta investasi di Indonesia. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengatakan, perubahan baru terjadi dalam 1-3 bulan ke depan.

    Perubahan yang dimaksud terkait negara-negara asing yang menjadi investor terbesar di Indonesia. Selama ini Singapura, Hong Kong, China, Malaysia, hingga Jepang mendapat predikat sebagai investor terbesar Indonesia.

    “Apalagi sekarang dengan adanya perang tarif ini, pasti kita akan lihat mungkin 1-2 bulan, 3 bulan itu pasti akan terjadi pergerakan, tetapi ini masih tetap kita monitor,” ujar Todotua dalam detikcom Indonesia Investment Talk Series, Rabu (29/4/2025).

    Ia menduga tidak terjadi pergerakan signifikan dari negara-negara Timur seperti China, Jepang, atau Korea Selatan. Ia menambahkan, Indonesia sebenarnya cukup menarik di kalangan investor asing.

    Selain negara-negara tadi, Indonesia juga dilirik oleh Amerika Serikat (AS), Australia, hingga negara-negara Eropa. Beberapa investor juga menggunakan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia sebagai hub untuk berinvestasi ke Indonesia.

    “Tetapi beberapa negara yang memang dari tahun ke tahun walaupun turun naik di Asia ini, ada Jepang, ada Korea, kemudian beberapa negara-negara Eropa, Australia,” tuturnya.

    Menurutnya, Indonesia merupakan negara penghubung antara wilayah timur dan barat dunia, juga utara dan selatan. Ia menilai Indonesia cukup strategis sebagai destinasi investasi.

    “Kita ini adalah intermediary country yang menghubungkan antara timur dan wilayah barat, kemudian utara dan selatan. Jadi ini strategic-nya ini, dan ini memang kalau ditanya apakah pergeseran minat investor, iya pasti akan ada ke sana,” tutupnya.

    (ily/ara)

  • Daftar Negara dengan Investasi Terbesar di RI, Nomor 1 Bukan China

    Daftar Negara dengan Investasi Terbesar di RI, Nomor 1 Bukan China

    Jakarta

    Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatatkan lima negara dengan investasi paling besar selama kuartal I 2025. Bukan China, negara yang menduduki posisi pertama sebagai investor terbesar RI ialah Singapura.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, posisi pertama masih duduki oleh Singapura, dengan jumlah investasi sebesar US$ 4,6 miliar atau sekitar Rp 77,2 triliun (kurs Rp 16.800). Posisi ini telah diduduki Singapura dalam waktu sekitar 10 tahun lamanya.

    “Kalau Singapura ya memang selama sudah 10-11 tahun terakhir ini Singapura selalu nomor satu. Singapura, Hongkong, China, memang kita pisahkan,” kata Rosan, dalam acara Konferensi Pers Capaian Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2025 di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

    Kemudian posisi kedua, ada Hong Kong dengan investasi sebesar US$ 2,2 miliar. Di posisi ketiga ada China dengan investasi sebesar US$ 1,8 miliar. Keempat ada Malaysia dengan investasi sebesar US$ 1 miliar, kemudian di posisi kelima ada Jepang dengan investasi US$ 1 miliar.

    “Memang Malaysia ini masuk investasinya karena salah satu yang menyebabkan adanya joint venture (JV) antara perusahaan Indonesia dan perusahaan Malaysia yang kemudian mereka berekspansi ke Indonesia. Ini yang menyebabkan Malaysia sekarang nomor 4,” terangnya.

    Selain Malaysia, Rosan juga menyoroti keaktifan Jepang. Jepang kini berhasil menduduki posisi kelima, dari yang sebelumnya pada 2024 menduduki posisi keenam setelah Amerika Serikat (AS).

    “Jepang tetap sangat aktif dengan investasi yang terus berjalan, terutama kemarin juga baru mengumumkan pada saat prime minister-nya datang ke Indonesia, itu juga nilainya saja hampir US$ 900 juta (investasi) di bidang renewable energy. Dan kita harapkan, ini sudah saya dapat laporan dan ini juga akan segera berjalan realisasi investasinya,” ujar dia.

    Sepanjang triwulan I 2025, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 465,2 triliun. Dari jumlah tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) mengambil porsi sebesar Rp 230,4 triliun atau 49,5%.

    Sementara itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) lebih dominan dengan porsi 50,5%, senilai Rp 234,8 triliun. Rosan mengatakan, kondisi tersebut bukan berarti menandakan bahwa investasi asing menurun. Akan tetapi, lebih kepada PMDN meningkat jauh lebih tajam di awal tahun 2025 ini ketimbang PMA.

    Berikut daftar 10 investasi asing terbesar di Indonesia pada kuartal I 2025:

    1. Singapura US$ 4,6 miliar
    2. Hong Kong US$ 2,2 miliar
    3. China US$ 1,8 miliar
    4. Malaysia US$ 1 miliar
    5. Jepang US$ 1 miliar
    6. Amerika Serikat (AS) US$ 802,16 juta
    7. Korea Selatan US$ 683,29 juta
    8. Belanda US$ 403,87 juta
    9. Kepulauan Virgin Inggris US$ 173,69 juta
    10. Inggris US$ 149,66 juta

    (kil/kil)

  • Rosan Ungkap 5 Daerah Tujuan Investasi di Kuartal I-2025

    Rosan Ungkap 5 Daerah Tujuan Investasi di Kuartal I-2025

    JAKARTA – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa realisasi investasi pada kuartal I-2025 mencapai Rp465,2 triliun atau 24,4 persen dari target yang dipasang pemerintah pada 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan realisasi investasi ini, didukung dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

    Adapun realisasi investasi PMA mencapai Rp230,4 triliun atau setara 49,5 persen, selain itu angka ini juga naik 12,7 persen secara tahunan (yoy). Sementara realisasi investasi PMDN sebesar Rp234,8 triliun atau setara 50,5 persen, angka ini juga naik 19,1 persen secara tahunan (yoy).

    “Pada kuartal pertama ini memang PMDN-nya kontribusinya lebih tinggi dari PMA, itu kalau kita lihat 50,5 persen PMDN atau Rp234,8 triliun dan PMA-nya Rp230,4 triliun atau 49,5 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa, 29 April.

    Rosan menyampaikan dari tempat asal investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) lebih besar dibandingkan dengan penanaman modal asing (PMA).

    “Ini saya sampaikan ini terjadi bukan karena PMA-nya turun tetapi karena PMDN-nya meningkat jauh lebih tajam dibandingkan kenaikan oleh PMA,” jelasnya.

    Adapun, realisasi PMA dan PMDN pada kuartal I-2025 paling besar di provinsi Jakarta senilai Rp69,8 triliun atau naik 15,0 persen, Jawa Barat sebesar Rp68,5 triliun atau naik 14,7 persen, Jawa Timur sekitar Rp36,0 triliun atau naik 7,7 persen, Sulawesi Tengah senilai Rp32,7 triliun atau naik 7,0 persen, dan Banten sebesar Rp31,1 triliun atau naik 6,7 persen.

    Sementara itu, realisasi PMA pada kuartal I-2025 paling besar berasal dari provinsi Jawa Barat sebesar 2,2 miliar dolar AS atau setara 15,1 persen, Sulawesi Tengah sebesar 1,9 miliar dolar AS atau setara 13,2 persen, Jakarta sebesar 1,7 miliar dolar AS atau setara 11,9 persen, Maluku Utara sebesar 1,4 miliar dolar AS atau setara 9,8 persen dan Banten sebesar 1,0 miliar dolar AS atau setara 6,9 persen.

    Sedangkan itu, realisasi PMDN pada kuartal I-2025 paling besar berasal dari provinsi Jakarta sebesar Rp42,2 triliun atau setara 18,0 persen, Jawa Barat senilai Rp33,8 triliun atau setara 14,4 persen, Jawa Timur sebesar Rp22,1 triliun atau setara 9,4 persen, Riau senilai Rp18,0 triliun atau setara 7,7 persen, dan Nusa Tenggara Barat sebesar Rp15,1 triliun atau setara 6,4 persen.