Kementrian Lembaga: BKPM

  • Apindo Semringah Investasi Domestik Ngebut per Kuartal III/2025

    Apindo Semringah Investasi Domestik Ngebut per Kuartal III/2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) merespons positif terkait meningkatnya penanaman modal dalam negeri (PMDN) hingga kuartal III/2025. Namun, di lain sisi, penanaman modal asing (PMA) justru terkontraksi.

    Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, realisasi investasi pada Juli–September naik 13,9% year on year (YoY) menjadi Rp491,4 triliun, lebih lambat dari laju 15,3% YoY pada periode sama tahun lalu, akibat penurunan penanaman modal asing (PMA). 

    Kontraksi investasi asing telah berlangsung selama dua kuartal beruntun, saat penanaman modal dalam negeri (PMDN) terakselerasi.

    Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani melihat penurunan PMA yang diimbangi dengan akselerasi PMDN justru menciptakan sentimen positif di kalangan pengusaha domestik. 

    “Ketika PMDN tumbuh lebih cepat daripada PMA, itu berarti ada trust dividend yang tumbuh di dalam negeri. Dunia usaha percaya terhadap stabilitas makro, arah kebijakan pemerintah dalam mengatasi tantangan struktural, dan keberlanjutan iklim berusaha,” ujar Shinta kepada Bisnis, dikutip Sabtu (18/10/2025).

    Dia mengatakan, data sepanjang Januari–September 2025, PMA tercatat Rp644,6 triliun, hanya sedikit terkoreksi dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp654,4 triliun. Sementara itu, PMDN melonjak dari Rp607,03 triliun menjadi Rp789 triliun, atau tumbuh sekitar 30,09% untuk periode yang sama. 

    “Artinya, arus modal asing masih solid, namun dinamika porsi berubah karena motor domestik kini berakselerasi lebih cepat,” jelasnya.

    Kemudian, pola kuartalan pada kuartal II dan III tahun ini mencerminkan rebalancing strategi investor global, namun bukan berarti penurunan kepercayaan terhadap Indonesia. 

    Menurutnya, di tengah ketidakpastian global, mulai dari selisih tingkat suku bunga, tekanan geopolitik, hingga fragmentasi rantai pasok, investor global cenderung bersikap ‘wait and calibrate’. 

    “Namun, nilai PMA kuartal III justru naik menjadi Rp212 triliun dibanding kuartal II sebesar Rp202,2 triliun, menandakan capital appetite yang masih terjaga dengan pertumbuhan sekitar 4,85% quarter to quarter,” katanya.

    Alhasil, dengan pergeseran tren investasi ini, menurut Shinta, dunia usaha justru melihat ruang yang lebih besar untuk kemitraan dan sinergi antara PMA dan PMDN.  

    “Bagi dunia usaha, kualitas investasi dalam bentuk nilai tambah, teknologi, lapangan kerja, dan keberlanjutan rantai pasok, jauh lebih relevan untuk menilai arah ekonomi Indonesia ke depan,” kata Shinta.

  • Investasi Asing yang Mengalir ke RI Makin Loyo

    Investasi Asing yang Mengalir ke RI Makin Loyo

    Jakarta

    Realisasi investasi asing di Indonesia turun dalam dua kuartal terakhir dibandingkan tahun sebelumnya. Per kuartal III-2025, realisasinya mencapai Rp 212 triliun atau turun 8,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 232,7 triliun.

    Kondisi yang sama juga terjadi pada kuartal II. Tercatat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) kuartal II-2025 mencapai Rp 202,2 triliun, turun 6,95% dibandingkan kuartal II-2024 sebesar Rp 217,3 triliun.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, penurunan PMA secara tahunan salah satunya dipengaruhi oleh tantangan global. Hal ini berkaca pada tingginya tensi geopolitik dan perang dagang dalam tiga bulan terakhir.

    “Kita ketahui memang tantangan global kan masih ada. Kemarin-kemarin kalau kita lihat, ini kan laporan triwulan III dari bulan Juli, Agustus, September. Di dalam tiga bulan ini kan kita lihat tensi dari potensi trade war, potensi dari perang juga masih ada,” kata Rosan dalam Konferensi Pers Capaian Realisasi Investasi Triwulan III Tahun 2025 di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2025).

    Meski demikian, menurut Rosan, investasi asing tetap menunjukkan tren positif secara kuartalan. PMA kuartal III-2025 sebesar Rp 212 triliun naik 4,9% dibandingkan dengan kuartal II yang mencapai Rp 202,2 triliun.

    “Sebetulnya investasi PMA-nya secara absolute number itu tidak turun, tetap meningkat. Angkanya tadi kurang lebih kan Rp 212 triliun berbanding Rp 202,8 juta triliun sebelumnya. Jadi tetap meningkat, tetapi tentunya harapannya FDI (Foreign Direct Investment) ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujarnya.

    Investasi Dalam Negeri Melonjak

    Secara keseluruhan, realisasi investasi kuartal III-2025 mencapai Rp 491,4 triliun. PMA berkontribusi sebesar 43,1%, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan kontribusi 56,9% atau Rp 279,4 triliun.

    Dalam dua kuartal terakhir, PMDN melonjak secara tahunan. Kontribusi PMDN pada kuartal III Rp 279,4 triliun naik 40,53% dibandingkan 2024 Rp 198,8 triliun. Begitu pula pada kuartal II-2025 realisasinya Rp 275,5 triliun, naik 30,5% dari 2024 Rp 211,1 triliun.

    “Pertumbuhan ini cepat karena mereka ada confidence juga, kalau nggak ada confidence kan nggak mungkin mereka melakukan investasi yang di dalam negeri,” kata dia.

    Menurut Rosan, salah satu faktor penting pendukung masuknya investasi dari luar negeri ke Indonesia adalah kestabilan, rule of law, hingga pool of talent yang baik. Oleh karena itu, ke depan pihaknya akan memperbaiki kualitas SDM sebagai salah satu upaya peningkatan investasi.

    “Kita kan dalam bonus demografi pada saat ini, dan kita kan juga terus memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan pool of talent kita yang ada. Dengan membuka ruang-ruang, terutama untuk mereka magang di BUMN-BUMN maupun di Danantara,” ujar Rosan.

    Halaman 2 dari 2

    (shc/kil)

  • Kabar Terbaru Penyelesaian Utang Kereta Cepat Usai Purbaya Tolak Pakai APBN

    Kabar Terbaru Penyelesaian Utang Kereta Cepat Usai Purbaya Tolak Pakai APBN

    Jakarta

    Topik penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh menjadi pembahasan hangat dalam beberapa waktu belakangan. Hal ini menyusul respons Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak untuk memberikan dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, pengkajian opsi untuk penyelesaian utang Whoosh masih terus berjalan. Langkah restrukturisasi masih belum pasti.

    Menurutnya, pembahasan perlu dilakukan secara mendalam mengingat proyek tersebut melibatkan banyak kementerian dan lembaga (K/L). Pengkajian dilakukan agar masalah penyelesaian utang ini dapat diselesaikan secara komprehensif. Setelah Danantara menyelesaikan kajiannya, pihaknya akan mempresentasikan hasilnya di hadapan KL terkait.

    “Jadi kita akan presentasikan agar penyelesaiannya adalah penyelesaian yang komprehensif. Bukan hanya penyelesaian yang sifatnya bisa potensi ‘oh problem lagi’, nggak. Kita mau komprehensif. dan ini tidak hanya dari finansial,” kata Rosan di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2025).

    Rosan berharap, proses pengkajian internal ini dapat rampung sebelum akhir tahun. Barulah dari sana dilakukan penetapan dari skema penyelesaian utang kereta cepat.

    Danantara juga terus menjalin komunikasi dengan pihak China, khususnya dengan National Development and Reform Commission (NDRC) atau Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, menyangkut penyelesaian utang ini.

    Ia memastikan, pembahasan utang Whoosh dilakukan secara mendalam dan terukur mengingat Whoosh menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi China, sebagai bagian dari program Presiden China Xi Jinping pada kala itu.

    “Dan ini (kajian) tidak hanya dari finansial, tapi kita juga komunikasi dengan pemerintah China, dengan NDRC-nya, karena ini juga buat mereka menjadi hal yang sangat penting, karena ini adalah program dari Presiden Xi Jinping pada waktu itu,” ujarnya.

    Di samping itu, Rosan juga menyinggung tentang dampak utang tersebut terhadap PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. KAI sendiri merupakan pemimpin perusahaan konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), pemegang saham terbesar (60%) di KCIC.

    “Jadi, tolong bersabar. Ini opsi saja kita sedang kaji semua. Dan bukan hanya dari semata-mata, kalau saya bilang dari finansial saja bukan seperti itu. Ini kelanjutannya seperti apa, dari segi supaya ke depannya ini berjalan dengan baik,” kata dia.

    “Dan juga dampaknya ke KAI juga positif. Karena ini kan kalau nanti dampaknya ke KAI, dampaknya ke pelayanan KA yang lainnya,” sambungnya.

    Purbaya Tolak Pakai APBN

    Sebagai informasi, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa secara terang-terangan telah menolak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ikut menanggung beban utang proyek Whoosh yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

    Purbaya mengatakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai holding BUMN harusnya bisa mengelola itu karena saat ini dividen langsung masuk ke kasnya.

    “Kan KCIC di bawah Danantara kan, kalau di bawah Danantara kan mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa Rp 80 triliun atau lebih. Harusnya mereka manage dari situ, jangan ke kita lagi, karena kalau enggak, ya, semuanya ke kita lagi, termasuk dividennya,” kata Purbaya secara online dalam Media Gathering di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).

    Purbaya menilai tidak adil jika APBN harus menanggung utang Whoosh. Pasalnya hasil penerimaan BUMN berupa dividen sudah dikelola Danantara. Dividen BUMN sebelumnya berada di bawah Kementerian Keuangan melalui pos penerimaan negara bukan pajak (PNBP) berupa kekayaan negara yang dipisahkan (KND).

    “Jadi kalau pakai APBN dulu agak lucu, karena untungnya ke dia (Danantara), susahnya ke kita. Harusnya kalau diambil, ambil semua,” ujar dia, ditemui di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) Graha Segara, Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/10/2025).

    Dalam catatan detikcom, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk menutup cost overrun atau bengkak proyek Kereta Cepat sebesar Rp 6,98 triliun atau hampir Rp 7 triliun.

    Halaman 2 dari 2

    (kil/kil)

  • Purbaya Pede Ekonomi RI Moncer meski Investasi Asing Semakin Susut

    Purbaya Pede Ekonomi RI Moncer meski Investasi Asing Semakin Susut

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berpeluang tumbuh tinggi ke depannya kendati kinerja penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing tengah melemah. 

    Turunnya realisasi investasi asing itu terlihat dari realisasi investasi kuartal III/2025 sebesar Rp491,4 triliun atau tumbuh 13,9% (year on year/YoY) dari periode yang sama di 2024. Kendati naik secara nominal, pertumbuhan investasi di kuartal III/2025 itu melambat dari laju kuartal III/2024 yang tumbuh 15,24% (YoY). 

    Porsi PMA pun semakin susut sejalan dengan semakin naiknya porsi penanaman modal dalam negeri (PMDN). Realisasi PMA pada kuartal III/2025 adalah sebesar Rp212 triliun atau 43,1% dari total investasi. Nilainya sudah lebih rendah dari PMA pada kuartal III/2024 yakni Rp232,65 triliun.

    Menurut Purbaya, turunnya investasi asing sejalan dengan ekonomi kuartal III/2025 yang sempat melambat akibat instabilitas politik akhir Agustus 2025 lalu. Dia pun memprediksi butuh waktu lebih lama agar investasi asing kembali masuk ke Tanah Air.

    “Ke depan FDI enggak akan cepat balik, tetapi begini, ke depannya begitu mereka lihat fondasi kuat, mereka akan masuk ke kita juga. Jadi policy memperlambat pertumbuhan ekonomi domestik, waktu itu, akan juga memengaruhi FDI secara otomatis,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui di kantor Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu kembali mengutarakan bahwa para investor yang menanamkan modalnya di Indonesia ingin menikmati kue pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Dengan begitu, ekonomi yang melambat akibat instabilitas bisa turut berdampak ke investasi asing.

    “Mereka enggak mau invest di tempat yang enggak stabil. Ini kan masih baru, saya pikir sih ke depan [pemerintah] akan bisa memberi sinyal pelan-pelan bahwa kita menjalankan kebijakan ekonomi yang mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, jadi mereka akan masuk,” terangnya. 

    Adapun, realisasi investasi selama Januari—September 2025 sudah mencapai Rp1.434,3 triliun atau 75,3% dari target tahun ini Rp1.905,6 triliun. Porsi PMA sebesar Rp644, triliun atau 44,9%, sedangkan PMDN Rp789,7 triliun atau 55,1%. 

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani meyakini bahwa target investasi sepanjang tahun ini bisa tercapai. 

    “Melihat tren investasi yang masuk, kami meyakini insyaAllah target investasi keseluruhan, full year bisa tercapai mudah-mudahan. Kami lihat tadi kontribusinya memang dari dalam negeri ini peningkatannya di atas luar negeri,” terangnya pada konferensi pers, Jumat (17/10/2025). 

    Sebagaimana diketahui, investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) memiliki porsi terbesar kedua terhadap kue pertumbuhan PDB RI, setelah konsumsi rumah tangga. 

    Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2025 mencapai 5,2% (YoY).

  • Rosan Sambangi Prabowo, Ucapkan Selamat Ulang Tahun-Lapor Capaian Investasi

    Rosan Sambangi Prabowo, Ucapkan Selamat Ulang Tahun-Lapor Capaian Investasi

    Jakarta

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Rosan datang menemui Prabowo untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Diketahui, hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun Prabowo ke-74. Selain itu, ia juga sedikit menyampaikan realisasi investasi di kuartal III.

    “Saya mengucapkan selamat ulang tahun ke Pak Presiden. Habis itu sudah, kita ini saja kok, ngobrol santai. Sekalian saya juga update sedikit realisasi investasi kita di kuartal III ini, alhamdulillah tercapai,” ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Rosan mengaku tidak sendiri. Ia bersama Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, turut menghaturkan doa untuk ulang tahun Prabowo. Selain itu, ia juga mendoakan Prabowo agar dapat memimpin negara yang adil, makmur, dan berkesinambungan.

    “Agar Bapak Presiden selalu sehat tentunya, panjang umur, selalu dalam lindungan Allah SWT, dan juga terus memimpin bangsa dan negara yang kita cintai ini. Ke depannya menuju negara yang selalu adil, makmur, dan berkesinambungan,” tutur Rosan yang juga menjabat Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara.

    Untuk diketahui, hari ini sejumlah anggota Kabinet Merah Putih menyambangi Istana Kepresidenan. Selain Rosan dan Muzani, terpantau juga kehadiran Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Alosius Mantiri, bersama Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar.

    Muzani sebelumnya menyebut, kehadirannya bersama anggota Kabinet Merah Putih untuk bersilaturahmi. “Agendanya saya mau bersilaturahmi, undangannya jam 02.00 (siang),” kata Muzani dikutip dari detikNews.

    (hns/hns)

  • 5 Besar Negara Investasi Asing RI: Singapura, China hingga AS

    5 Besar Negara Investasi Asing RI: Singapura, China hingga AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan lima negara dengan investasi atau penanaman modal asing terbesar selama kuartal III/2025. 

    Selama Juli-September 2025, realisasi investasi mencapai Rp491,4 triliun dan menyerap tenaga kerja 696.478 orang. Berdasarkan porsinya, PMA mencapai Rp212 triliun atau 43,1% dari total investasi. Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp279,4 triliun atau 56,9% dari total investasi.

    Berdasarkan peringkatnya, Singapura masih menduduki peringkat pertama negara dengan investasi terbesar di Indonesia senilai US$3,8 miliar. Kemudian, investasi terbesar diikuti oleh Hong Kong dan China dengan investasi masing-masing US$2,7 miliar dan US$1,9 miliar. 

    “Sebetulnya kalau kita combine dua ini [Hong Kong dan China] angkanya menjadi US$4,6 miliar, lebih besar dari Singapura,” terang Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani pada konferensi pers di kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Jumat (17/10/2025). 

    Selanjutnya, investasi terbesar berasal dari Malaysia US$1 miliar dan Amerika Serikat (AS) US$800 juta. 

    Adapun apabila selama Januari-September 2025 atau year-to-date (ytd), realisasi investasi sudah mencapai Rp1.434,3 triliun atau 75,3% dari target tahun ini Rp1.905,6 triliun. Porsi PMA sebesar Rp644 triliun atau 44,9%, sedangkan PMDN Rp789,7 triliun atau 55,1%. 

    Urutan negara dengan PMA terbesar tahun ini sampai dengan September 2025 yaitu Singapura US$12,6 miliar, Hong Kong US$7,3 miliar, China US$5,4 miliar, dan Malaysia US$2,7 miliar. 

    Namun, posisi AS digeser oleh Jepang apabila berdasarkan investasi Januari-September 2025 yakni senilai US$2,3 miliar.

  • Rosan kaji penyelesaian utang KCIC yang tak timbulkan permasalahan

    Rosan kaji penyelesaian utang KCIC yang tak timbulkan permasalahan

    Jakarta (ANTARA) – Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani menyatakan pihaknya tengah melakukan kajian untuk mencari opsi penyelesaian utang Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) yang tidak menimbulkan permasalahan ke depannya.

    “Agar penyelesaiannya adalah penyelesaian yang komprehensif. Bukan hanya penyelesaian yang sifatnya bisa potensi problem lagi,” kata dia yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ditemui di Jakarta, Jumat.

    Disampaikannya, dalam penyelesaian utang tersebut, pihaknya tak hanya menghitung dari sisi finansial saja, melainkan komunikasi dengan Pemerintah China, dengan pertimbangan yakni, “Karena ini juga buat mereka menjadi hal yang sangat penting. Karena ini adalah program dari Presiden Xi Jinping pada waktu itu. Jadi, tolong bersabar,” ucap Rosan.

    Dia memastikan opsi penyelesaian utang yang diambil pihaknya nanti bisa berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI). Adapun untuk kajian opsi penyelesaian utang ini, kata Rosan akan selesai sebelum akhir tahun.

    Sebagai informasi, total investasi proyek KCIC mencapai sekitar 7,27 miliar dolar AS atau setara Rp120,38 triliun.

    Sekitar 75 persen dari nilai proyek tersebut dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun.

    Hingga kini, terdapat dua opsi penyelesaian utang yang tengah dikaji, yakni pelimpahan kepada pemerintah atau penyertaan dana tambahan ke PT KAI.

    Namun, opsi tersebut belum final dan tetap mendorong Danantara untuk mengambil peran utama dalam pembayaran.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Investasi Tembus Rp 1.434,3 Triliun, Segini Serapan Lapangan Kerja – Page 3

    Investasi Tembus Rp 1.434,3 Triliun, Segini Serapan Lapangan Kerja – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Total investasi yang masuk ke Indonesia di sepanjang Januari-September 2025 mencapai Rp 1.434,3 triliun. Jumlah tersebut naik 13,7 persen secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

    “Sehingga total pencapaiannya dari Rp 1.905,6 triliun sudah tercapai 75,3 persen dari target. Ini benar-benar sesuai dengan apa yang kami rencanakan,” jelas Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani di Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Rosan mengatakan, kucuran investasi yang masuk ke Indonesia saat ini mulai kembali deras, lantaran situasi geopolitik global yang sempat panas di awal tahun kini perlahan menurun. 

    “Kita lihat awal tahun tensinya cukup meningkat. Tapi alhamdulillah sudah cukup mereda. Perdamaian dari negara dunia juga sudah membaik. Ini memberikan atmosfer positif juga, sehingga terjadi revisi ke atas untuk pertumbuhan (ekonomi) dunia ke depan,” ungkapnya. 

    Adapun dari realisasi pemasukan investasi Rp 1.434,3 triliun turut berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja untuk sekitar 1,9 juta orang. 

    “Penyerapan tenaga kerja mencapai 1.956.346 orang. Ini menjadi sangat-sangat penting bagi investasi yang masuk ke Indonesia, bagaimana kontribusi dari penciptaan lapangan kerja,” tutur Rosan.

    Pemasukan Modal Dalam Negeri Mendominasi 

    Dari realisasi investasi tersebut, mayoritas atau sekitar 55,1 persen (Rp 789,7 triliun) berasal dari dalam negeri. Sedangkan pemasukan modal asing (PMA) memakan porsi sekitar 44,9 persen atau senilai Rp 644,6 triliun.

    Secara alokasi, investasi di luar Pulau Jawa berjumlah Rp 741,8 triliun (51,7 persen), sementara di Pulau Jawa sebesar Rp 692,5 triliun (48,3 persen). 

     

  • Investasi Asing yang Mengalir ke RI Makin Loyo

    BKPM Terbitkan 132 Izin Usaha Otomatis Lewat Sistem OSS

    Jakarta

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan bahwa pihaknya telah menerbitkan 132 izin usaha melalui mekanisme fiktif positif dalam sistem Online Single Submission (OSS). Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

    “Sejauh ini, berdasarkan PP 28 Tahun 2025, kami sudah menerbitkan kurang lebih 132 izin usaha yang lahir dari mekanisme fiktif positif melalui sistem OSS,” ujar Rosan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2025).

    Rosan menjelaskan bahwa sejak 5 Oktober 2025, BKPM telah menerapkan proses perizinan usaha dengan sistem fiktif positif. Mekanisme ini memungkinkan BKPM menerbitkan izin usaha secara otomatis apabila kementerian teknis tidak memproses permohonan dalam waktu yang telah ditentukan.

    “Jadi tidak ada lagi keterlambatan dari apa yang sudah dijanjikan kepada para investor,” terangnya.

    Ia menilai kebijakan ini membawa dampak positif dari berbagai sisi – mulai dari peningkatan efisiensi teknologi dan sumber daya manusia hingga percepatan pelayanan kepada pelaku usaha.

    Rosan juga mendorong agar percepatan kemudahan investasi tersebut dapat diterapkan hingga ke tingkat daerah. Namun, ia mengakui kesiapan sistem di sejumlah pemerintah daerah masih perlu penyempurnaan.

    “Saya tahu itu butuh waktu karena integrasinya masih terbatas di beberapa daerah. Tapi kita sudah bicara dengan kepala daerah dan pimpinan daerah. Memang kesiapan sistem mereka untuk bisa terhubung dengan sistem kami masih perlu disempurnakan bersama,” ujarnya.

    Sebelumnya, Rosan menjelaskan bahwa proses perizinan investasi melibatkan sekitar 18 kementerian dan lembaga. Investor kerap mengeluhkan lambatnya proses perizinan yang bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan.

    “Tapi sekarang dengan adanya PP Nomor 28 ini, apabila dalam waktu yang sudah ditentukan – misalnya 10 hari – belum ada kabar dari kementerian terkait, kami bisa langsung menerbitkan izinnya,” kata Rosan dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

    (rea/rrd)

  • Investasi Asing yang Mengalir ke RI Makin Loyo

    Bos Danantara Tak Mau Layanan KAI Turun Gegara Utang Kereta Cepat

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) tengah menggodok opsi untuk penyelesaian utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. Salah satu bahan pertimbangan utamanya ialah jangan sampai utang ini membebani PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI hingga membuat pelayanan turun.

    KAI merupakan pemimpin perusahaan konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Sedangkan PSBI merupakan pemegang saham terbesar (60%) di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pengelola Whoosh.

    Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, pihaknya menaruh perhatian besar terhadap potensi terdampaknya pelayanan kereta api atas beban utang tersebut.

    Oleh karena itu, Danantara saat ini tengah mengkaji sejumlah opsi penyelesaian utang secara komprehensif. Harapannya, opsi tersebut juga akan berdampak positif pada kinerja KAI sendiri.

    “Supaya ke depannya ini berjalan dengan baik, dan juga dampaknya ke KAI juga positif. Karena ini kan kalau nanti dampaknya KAI, dampaknya ke pelayanan kereta api yang lainnya,” ujar Rosan ditemui di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Rosan mengatakan, pembahasan perlu dilakukan secara mendalam mengingat proyek tersebut melibatkan banyak kementerian/lembaga (KL). Setelah Danantara menyelesaikan kajiannya, pihaknya akan mempresentasikan hasilnya di hadapan KL terkait.

    Selain itu, Danantara juga menjalin komunikasi dengan pihak China, khususnya dengan National Development and Reform Commission (NDRC) atau Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, menyangkut penyelesaian utang ini.

    “Kita akan presentasikan agar penyelesaiannya adalah penyelesaian yang komprehensif. Bukan hanya penyelesaian yang sifatnya bisa potensi, ‘oh problem lagi’, nggak. Kita mau komprehensif.” ujar Rosan.

    “Dan ini tidak hanya dari finansial, tapi kita juga komunikasi dengan pemerintah China, dengan NDRC-nya. Karena ini juga buat mereka menjadi hal yang sangat penting, karena ini adalah program dari Presiden Xi Jinping pada waktu itu,” sambungnya.

    Sebagai informasi, dalam catatan detikcom, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk menutup cost overrun atau bengkak proyek Kereta Cepat sebesar Rp 6,98 triliun atau hampir Rp 7 triliun.

    Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, menyebut utang dan kerugian PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dapat menjadi bom waktu bagi perseroan. Hal itu ia ungkap dalam rapat perdananya bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Mulanya, Bobby menjelaskan pihaknya akan mendalami persoalan beban keuangan KCIC. Ia memastikan dapat memahami permasalahan-permasalahan KAI dalam satu minggu, termasuk KCIC. Kemudian ia menyebut akan segera berkoordinasi dengan Danantara.

    “Kami yakin dalam satu minggu ke depan, kami bisa memahami semua kendala-kendala, permasalahan-permasalahan yang ada di dalam KAI ini. Terutama kami dalami juga masalah KCIC yang seperti yang disampaikan tadi, memang ini bom waktu,” ungkap Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

    Sepanjang semester I 2025 KCIC menelan kerugian hingga Rp 1,6 triliun. Pada periode yang sama, KAI mencatat total penyerapan kerugian mencapai Rp 1,424 triliun. Namun angka tersebut menyusut dibanding semester I tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 2,377 triliun.

    (kil/kil)