Kementrian Lembaga: BKKBN

  • Gugatan Pilgub Jatim, MK Berwenang Mengadili Meski Tak Penuhi Ambang Batas Suara

    Gugatan Pilgub Jatim, MK Berwenang Mengadili Meski Tak Penuhi Ambang Batas Suara

    Malang (beritajatim.com) – Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang panel kedua gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Gubernur Jawa Timur pada Jumat, 17 Januari 2025 Pukul 08.00 hingga 11.30 WIB.

    Hakim panel terdiri dari Hakim Saldi Isra, Hakim Arsul Sani, dan Hakim Ridwan Mansyur. Adapun tim hukum Cagub dan Cawagub Jatim Risma-Gus Hdns, dihadiri oleh Abdul Aziz, yang juga CEO Firma Hukum PROGRESIF LAW dan Tri Wiyono Susilo dengan agenda mendengarkan jawaban termohon (KPU Jatim), keterangan pihak terkait (Khofifah-Emil), keterangan Bawaslu Jatim, dan pengesahan alat bukti para pihak.

    Tim hukum Paslon Risma-Gus Hans, yang dalam petitumnya memohon pada MK untuk mendiskualifikasi Paslon Khofifah-Emil, mengajukan delapan puluh ribu bukti nir-integritas nya kualitas penyelenggaraan Pilkada Jatim. Sehingga, menguatkan akan dugaan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

    Seperti diduga sebelumnya, saat mendengarkan jawaban termohon, keterangan pihak terkait dan Bawaslu, ketiganya meminta agar MK tidak mengabulkan permohonan Ibu Risma dan Gus Hans dengan alasan tidak memenuhi kualifikasi ambang batas suara, seperti dimaksud Pasal 158 Undang-Undang Pilkada No. 10 Tahun 2016.

    Namun, diluar dugaan, Hakim Saldi Isra menegaskan bahwa, jika para pihak mempelajari putusan-putusan MK terdahulu, jelas Mahkamah Konstitusi berwenang menerima, memeriksa dan memutus sengketa Pilkada walaupun tidak memenuhi ambang batas suara.

    Baik termohon, pihak terkait maupun Bawaslu, ahistoris pada putusan-putusan MK sebelumnya. Sontak, penegasan Hakim Saldi yang dikenal dengan integritas yang tinggi itu, membuat termohon, pihak terkait, dan Bawaslu diam seribu bahasa.

    “Ketika para pihak hendak membacakan soal MK yang dinilai tidak berwenang mengadili perkara PHPU yang selisih suaranya terpaut jauh, Hakim Saldi menyela dan kembali menegaskan bahwa MK berwenang mengadili,” kata Abdul Aziz, Juru Bicara Tim Pemenangan dan Kuasa Hukum Calon Gubernur-Wakil Gubernur Jatim Ibu Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), Sabtu (18/1/2025).

    Menurut Aziz, Mahkamah Konstitusi yang benar-benar hadir dalam ruang peradilan yang progresif dan berkemajuan. Maksud para pihak yang mencoba mengarahkan MK sebagai Mahkamah Kalkulasi, ditepis langsung oleh Wakil Ketua MK Hakim Saldi Isra dengan argumen yang argumentatif.

    “Singkatnya, MK tak bisa tutup mata dengan fakta dan data. Masyarakat berhak mendapatkan keadilan dalam memilih calon pemimpin yang berintegritas,” tuturnya.

    Sebelumnya, Ketua MK Hakim Suhartoyo juga tegas berkata tentang tidak terpenuhinya ambang batas suara dalam gugatan PHPU. Jika mampu meyakinkan Mahkamah akan adanya kecurangan yang TSM dengan sajian bukti yang telak, MK potensial mendiskualifikasi Paslon suara terbanyak.

    Wajah MK yang sempat buram akibat oknum Hakim yang diduga tak independen dan imparsial dalam memutus perkara sehingga berujung pemecatan sebagai Ketua MK, dalam waktu yang tidak terlalu lama, MK mampu mengembalikan citra terbaiknya dalam mengawal konstitusi yang dirindukan masyarakat.

    ‘Putusan progresifnya, misalnya gugatan yang dilayangkan di luar waktu yang ditentukan, tetap diterima. Gugatan yang dilayangkan oleh bukan Paslon, juga diterima. Nah, sikap Hakim yang negarawan ini patut kita apresiasi dan dukung bersama agar terus menjaga kesucian amanat yang dilekatkan di pundak para wakil Tuhan ini. Tentu, sikap tidak populis Hakim yang Mulia tak selaras dengan mereka yang, sekali lagi, hendak menjadikan MK sebagai Mahkamah Kalkulasi,” ucap Aziz.

    Menurut Aziz, hal lain yang membuat tercengang para pihak dan mengemuka di ruang persidangan adalah ketika termohon, pihak terkait dan Bawaslu menerangkan kalau Risma dan Gus Hans mempersoalkan sama sekali tahapan demi tahapan Pilkada tetapi menggugat hasilnya ke MK.

    Bukannya dikejar oleh Hakim tetapi Profesor Saldi menyatakan bahwa ketiadaan yang mempermasalahkan proses penyelenggaraan ke Bawaslu, bukan berarti tidak ada masalah atau peristiwa yang terjadi.

    “Sungguh betapa progresifnya paradigma MK dalam menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup di tengah-tengah masyarakat dalam gelaran Pilkada tahun 2024. MK tampil dengan gaya negarawan dan memilih untuk tidak populer di mata praktisi hukum se-tanah air,” tuturnya.

    Aziz bilang, ada banyak hal yang disoal hakim Saldi pada pihak termohon, pihak terkait dan Bawaslu. Antara lain, bagaimana menerangkan tentang suara Risma dan Gus Hans sebagai pemohon yang memperoleh 30 suara bahkan 0 suara di 3.900 TPS, angka partisipasi pemilih yang hampir 100 persen, bahkan untuk suara Pilgub yang jauh lebih tinggi dari pada angka partisipasi untuk Pilbup.

    Selaku pihak termohon, KPU justru kedodoran dalam memberikan penjelasan yang logis. Dengan nada tinggi, Hakim Saldi juga menegur kalau penjelasan KPU tidak jelas. Sehingga, Ketua KPU dan komisioner lain yang mendampingi, pucat pasi. Pun, pihak Bawaslu yang tampak panik dalam menjawab pertanyaan Hakim Saldi yang kritis dan beruntun.

    Lebih fatal lagi, lanjut Aziz, tim hukum Khofifah-Emil yang menjadi pihak terkait, menggambarkan bahwa partisipasi 100 persen di beberapa Kabupaten atau Kota untuk suara Khofifah-Emil, dianggap sebagai keberhasilan KPU dalam menyelenggarakan Pilkada di Jatim, sambil menoleh ke arah Ketua KPU di meja sidang bagian kanan.

    “Hal ini tampak kompak dalam menyajikan sebuah argumen dengan logika terbalik dan sulit dinalar karena substansinya bertentangan dengan akal sehat. Faktanya, suara sah partisipasi masyarakat dalam Pilkada Jatim 2024 adalah 20.732.592 dari total jumlah pemilih tetap 31.280.418 dan suara tidak sahnya sebesar 1.204.610. Artinya, hampir 10 juta daftar pemilih tetap tak menggunakan hak pilihnya,” terang Aziz.

    Selain itu kata Aziz, hal yang menggelikan adalah, saat kuasa hukum Khofifah-Emil mendalilkan kalau Bansos yang menjadi salah satu instrumen Ibu Risma dan Gus Hans dalam mendalilkan dugaan kecurangan TSM, menyebut bahwa Ibu Risma lah sebagai Menteri Sosial yang dapat mengatur Bansos. Lalu, mereka juga berdalih kalau penyaluran Bansos pada masa kampanye Pilkada Jatim dilakukan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhi Karyono.

    “Pertanyaannya, siapakah Pj Gubernur Jatim? Dia adalah orang terdekat Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak. Sebelumnya, Adhi Karyono menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur. Satu-satunya Sekda Provinsi yang menjadi Penjabat Gubernur,” bebernya.

    Bandingkan dengan Pejabat Gubernur Jakarta yakni Teguh Setyabudi, sebelumnya Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri. Penjabat Gubernur Jawa Barat adalah Bey Triadi Machmudin, sebelumnya Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat Negara. Penjabat Gubernur Banten adalah Ucok Abdul Rauf Damenta, sebelumnya Inspektur Jendral Kementrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN. Penjabat Gubernur Jawa Tengah adalah Nana Sudjana, sebelumnya Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR.

    “Menyaksikan beruntunnya pertanyaan Ketua Majelis Hakim Panel MK Saldi Isra pada termohon, pihak terkait, dan Bawaslu Jatim, khususnya penegasan soal MK yang berwenang mengadili sengketa PHPU walaupun tidak memenuhi ambang batas suara dengan dalil kecurangan yang TSM, dan banyaknya bukti yang diajukan oleh tim hukum hingga 80 ribu bukti, tim hukum Ibu Risma dan Gus Hans optimisitis akan masuk pada sidang pokok perkara,” Aziz mengakhiri. (yog/kun)

  • Kemendagri dan Kemendukbangga Sosialisasikan Pelaksanaan Anggaran DAK Keluarga Berencana 2025 – Halaman all

    Kemendagri dan Kemendukbangga Sosialisasikan Pelaksanaan Anggaran DAK Keluarga Berencana 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia (RI) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) bekerja sama dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), untuk menggelar Rapat Sosialisasi Pelaksanaan Anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Subbidang Keluarga Berencana (KB) Tahun 2025. 

    Direktur Fasilitasi Transfer dan Pembiayaan Utang Daerah Ditjen Bina Keuangan Daerah Sumule Tumbo menyampaikan acara ini penting dan strategis untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang bersumber dari dana transfer ke daerah melalui DAK Nonfisik. 

    “DAK adalah bagian dari Transfer ke Daerah yang dialokasikan dengan tujuan untuk mendanai program, kegiatan, dan/atau kebijakan tertentu yang menjadi prioritas nasional dan membantu operasionalisasi layanan publik, yang penggunaannya telah ditentukan oleh Pemerintah. Hal ini sesuai dengan Pasal 1 angka 72 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022,” kata Sumule dalam keterangannya, Jumat (17/1/2025).

    Lebih lanjut, Sumule menyampaikan penganggaran dan penggunaan DAK Nonfisik TA 2025 berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pengelolaan DAK Nonfisik dan Petunjuk Teknis DAK Nonfisik yang ditetapkan oleh masing-masing Kementerian/Lembaga terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    “Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) dan (2) Permendagri Nomor 90 tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan  Keuangan daerah Pemerintah Daerah menyusun dokumen rencana pembangunan daerah, dokumen rencana perangkat daerah, dan dokumen Pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” tutur Sumule.  

    Sumule melanjutkan pengelolaan keuangan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. 

    Oleh karenanya, penyusunan APBD harus memprioritaskan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan kemampuan pendapatan daerah. 

    “Pengelolaan keuangan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagai akibat dari penyerahan urusan pemerintahan yang dilakukan secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat yang diwujudkan dalam APBD,” pungkas Sumule.

  • Kemendukbangga: Pemanfaatan Bonus Demografi Belum Dikonstruksikan Secara Holistik dan Integratif – Halaman all

    Kemendukbangga: Pemanfaatan Bonus Demografi Belum Dikonstruksikan Secara Holistik dan Integratif – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga) Prof. Budi Setiyono, S.Sos, M. Pol. Admin, Ph.D, membeberkan, pemanfaatan bonus demografi belum dikontruksikan secara holistik dan integratif.

    Akibatnya, isu tentang bonus demografi kemungkinan tidak sesuai harapan.

    Padahal, dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Kemendukbangga)/BKKBN harus dapat mewujudkan Indonesia Emas  tahun 2045, dimana salah satu komponennya adalah pemanfaatan bonus demografi.

    Karena itu pihaknya mendorong revisi Undang Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

    Menurut Prof. Budi, bonus demografi harus bisa memanfaatkan surplus jumlah orang usia produktif sehingga menghasilkan kontribusi fiskal dari sektor pajak.

    Artinya, mereka harus memiliki pekerjaan di mana mereka bisa membayar pajak agar  penerimaan negara menjadi optimal.

    Dalam kerangka itu, dalam revisi tersebut perlu ada satu kerangka kebijakan kependudukan yang bersifat holistik, integratif dan komprehensif.

    “Itu hanya bisa dilakukan kalau di dalam proses pengendalian penduduk, dalam konteks kebijakan demografi, dikendalikan sepenuhnya  oleh pemerintah pusat, tidak diserahkan secara otonom kepada pemerintah daerah,” ujar Prof. Budi di kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, pada Kamis (16/1/2024).

    Jika diserahkan secara otonom kepada pemerintah daerah, pemanfaatan bonus demografi tidak akan berjalan optimal.

    Pasalnya, di dalam program kependudukan ada banyak hal, di antaranya distribusi penduduk, kepadatan penduduk, migrasi, urbanisasi, lanskeping terkait kebutuhan fasilitas umum, rumah sakit, tenaga kerja dan lainnya.

    “Kalau hal itu diotonomkan sepenuhnya kepada daerah, maka tidak bisa dilakukan rekonsiliasi dan sinergitas,” ujar Prof. Budi.

    Seperti kepadatan penduduk  di Jawa Barat dengan populasi 48 juta jiwa. Sementara ada provinsi yang jumlah penduduknya kurang dari 1 juta jiwa.

    “Kalau di provinsi dengan jumlah penduduk sedikit tapi di situ ada kawasan industri yang membutuhkan tenaga kerja banyak, dan di sisi lain ada provinsi yang kelebihan tenaga kerja tetapi keterbatasan lowongan kerja, itu tidak bisa dilakukan rekonsiliasi dan sinergi,” jelasnya.

    Prof. Budi mengatakan, pihaknya akan mencoba mengkonstruksi data kependudukan yang reliabel, bisa diandalkan.

    Tidak hanya data makro saja, seperti pertumbuhan jumlah angkatan kerja baru, tetapi juga harus memuat data tentang lowongan pekerjaan yang tersedia. Sehingga semua angkatan kerja bisa terserap di lowongan pekerjaan.

    Data kependudukan juga sangat dibutuhkan dunia pendidikan.

    Prof. Budi juga membeberkan data di saat bangsa ini sedang menuju (akhir) bonus demografi di 2030, di mana saat ini terdapat 190-an juta penduduk usia produktif. Ironisnya, jumlah kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),  sebelum ada pemaduan NPWP dan  Nomor Induk Kependudukan (NIK), ada sekitar 61 juta penduduk.

    Data itu menunjukkan  penduduk usia produktif masih menanggung sebagian besar penduduk tidak produktif.

    Hal ini terjadi, karena pembangunan yang dijalankan belum  memiliki data kependudukan yang komprehensif dan kebijakan yang belum berwawasan kependudukan, serta tidak ada persiapan perencanaan awal yang reliabel.

    Tentu ini menjadi beban bagi upaya menggapai bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.

  • Cara Daftar Cek Kesehatan Gratis, Berlaku Maksimal 1 Bulan Setelah Ulang Tahun – Page 3

    Cara Daftar Cek Kesehatan Gratis, Berlaku Maksimal 1 Bulan Setelah Ulang Tahun – Page 3

    Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program medical check-up (MCU) gratis bagi masyarakat. Program cek kesehatan gratis yang bakal diberikan di hari ulang tahun ini segera digelar pada Februari tahun ini.

    Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono, memastikan bahwa program cek kesehatan gratis ini dapat dinikmati masyarakat mulai Februari 2025.

    “Jadi, kita akan melaksanakan pemeriksaan gratis ini insyaallah bulan bulan depan (Februari 2025),” ujar Dante kepada wartawan di Kantor Pusat BKKBN, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Dante menyebut program MCU gratis tersebut dapat dinikmati melalui aplikasi SATUSEHAT. Dia meminta masyarakat untuk mulai mengunduh aplikasi tersebut.

    “Program ini salah satunya adalah download (unduh) aplikasi SATUSEHAT dulu,” tegasnya.

    Setelah mengunduh aplikasi SATUSEHAT, masyarakat diminta untuk mengisi kuesioner. Kuesioner tersebut bagian dari screening awal deteksi kesehatan.

    “Misalnya mengenai kesehatan mental, kesehatan lansia, dan sebagainya, itu yang diidentifikasi dengan kuesioner,” beber dia.

    Dante menyebut, program MCU akan dilakukan di puskesmas seluruh Indonesia secara bertahap. Dengan ini, program pemeriksaan kesehatan cuma-cuma milik Presiden Prabowo tersebut tidak dilakukan di rumah sakit.

    “Nah nanti pertanyaan pertanyaan itu dijawab , dibawa ke puskesmas, menunjukkan hasil kuesioner tersebut dan nanti masyarakat bisa menggunakan (MCU gratis),” tegasnya.

     

  • Tahun 2024, penurunan angka kemiskinan di Sumatera Utara tertinggi di Indonesia

    Tahun 2024, penurunan angka kemiskinan di Sumatera Utara tertinggi di Indonesia

    Foto Istimewa

    Tahun 2024, penurunan angka kemiskinan di Sumatera Utara tertinggi di Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Valiant Izdiharudy Adas   
    Rabu, 15 Januari 2025 – 21:58 WIB

    Elshinta.com – Angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan sebesar 0,80 poin dari 7,99% pada Maret 2024 menjadi 7,19% pada September 2024, angka penurunan tersebut merupakan yang tertinggi di Indonesia selama tahun 2024. Angka kemiskinan tersebut setara dengan 1,11 juta jiwa pada September 2024 atau berkurang sekitar 117,1 ribu jiwa dalam enam bulan terakhir. 

    Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni menanggapi bahwa keberhasilan tersebut merupakan kerja sama seluruh perangkat yang ada di Sumut, baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, pemerintah kota/kabupaten, Forkopimda, instansi vertikal, swasta dan seluruh elemen masyarakat. 

    “Kita berhasil dan kita bisa mencapai capaian yang sangat baik karena kekompakan kita, kerja keras kita dan keberhasilan kita dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan serentak yang sudah dicanangkan,” kata Fatoni saat menghadiri Pers Rilis Berita Resmi Statistik Januari Tahun 2025 di Kantor BPS Sumut, Medan, Sumatera Utara, Rabu (15/1/2025).

    Fatoni mengatakan gerakan serentak merupakan gerakan bersama yang mengajak seluruh elemen dan komponen untuk bersama-sama menangani dan juga ikut melaksankan pembangunan di Sumut. Seperti diketahui bahwa sejumlah gerakan telah dilaksanakan di Sumut, seperti gerakan penanganan kemiskinan ekstrem serentak, gerakan penanganan inflasi serentak, gerakan pasar murah serentak, gerakan pangan murah serentak, gerakan pembangunan sanitasi serentak, dan lainnya.

    “Kita juga bersyukur pelaksanaan PON di Sumut berdampak positif dan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan Sumut. PON membawa pertumbuhan ekonomi Sumut tumbuh cukup baik, inflasi terkendali di bawah rata-rata nasional,” ucapnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Asim Saputra mengatakan pengendalian inflasi selama 2024 mencapai titik keberhasilan yang sangat besar, dimana inflasi pada September 2024 relatif terkendali hanya 1,4% (yoy). Inflasi, katanya, menjadi salah satu tolak ukur bagaimana menanggulangi tingkat kemiskinan. Bahkan, angka penurunan kemiskinan tersebut relatif merata, baik di pedesaan maupun perkotaan.

    Pada triiwulan III tahun 2024, BPS Sumut mencatat pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai titik cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi di periode tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi di Pulau Sumatera. Begitu pula dengan perkembangan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Sumut yang cukup baik. Pertumbuhan pengeluaran konsumsi di Sumut tercatat tumbuh di atas nasional 5,47%. 

    “Ini menunjukkan bahwa kita bisa mematahkan pandangan ada penurunan daya beli khususnya di Sumut, kita mampu mendongkrak daya beli dengan pertumbuhan tersebut. Kalau kita cermati beberapa provinsi di Indonesia, penurunan jumlah penduduk miskin Sumut terbesar ketiga setelah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumut berada di urutan ketiga dalam hal menurunkan angka kemiskinan September 2024,” jelasnya. 

    Dia menyebutkan terdapat sejumlah komoditas yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan di Sumut pada September 2024. Untuk daerah perkotaan, komoditas yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan yakni beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol. Sementara di desa dipengaruhi oleh beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras. 

    Turut hadir pada acara tersebut Pimpinan Kantor Bank Indoensia Wilayah Sumut, Bulog Sumut, BKKBN, instansi vertikal, pimpinan OPD Sumut, media, dan lainnya.(LT)

    Sumber : Sumber Lain

  • Angka Kemiskinan Sumatera Utara Turun Jadi 7,19 persen Per September 2024 – Halaman all

    Angka Kemiskinan Sumatera Utara Turun Jadi 7,19 persen Per September 2024 – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) turun sebesar 0,80 poin dari 7,99 persen di Maret 2024 menjadi 7,19 persen di September 2024.

    Angka penurunan tersebut merupakan yang tertinggi di Indonesia selama tahun 2024.

    Angka kemiskinan tersebut setara dengan 1,11 juta jiwa pada September 2024 atau berkurang sekitar 117,1 ribu jiwa dalam enam bulan terakhir. 

    Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni mengatakan, turunnya angka kemiskinan tersebut merupakan kerja sama seluruh perangkat yang ada di Sumut, baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, pemerintah kota/kabupaten, Forkopimda, instansi vertikal, swasta dan seluruh elemen masyarakat. 

    “Kita berhasil dan kita bisa mencapai capaian yang sangat baik karena kekompakan kita, kerja keras kita dan keberhasilan kita dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan serentak yang sudah dicanangkan,” kata Fatoni saat menghadiri Pers Rilis Berita Resmi Statistik Januari Tahun 2025 di Kantor BPS Sumut, Medan, Sumatera Utara, Rabu (15/1/2025).

    Fatoni mengatakan gerakan serentak merupakan gerakan bersama yang mengajak seluruh elemen dan komponen untuk bersama-sama menangani dan juga ikut melaksankan pembangunan di Sumut. 

    Diantaranya, gerakan penanganan kemiskinan ekstrem serentak, gerakan penanganan inflasi serentak, gerakan pasar murah serentak, gerakan pangan murah serentak, gerakan pembangunan sanitasi serentak, dan lainnya.

    “Kita juga bersyukur pelaksanaan PON di Sumut berdampak positif dan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan Sumut. PON membawa pertumbuhan ekonomi Sumut tumbuh cukup baik, inflasi terkendali di bawah rata-rata nasional,” ucapnya.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Asim Saputra mengatakan pengendalian inflasi selama 2024 mencapai titik keberhasilan yang sangat besar, dimana inflasi pada September 2024 relatif terkendali hanya 1,4 persen (yoy). 

    Inflasi menjadi salah satu tolak ukur bagaimana menanggulangi tingkat kemiskinan. Bahkan, angka penurunan kemiskinan tersebut relatif merata, baik di pedesaan maupun perkotaan.

    Pada triwulan III tahun 2024, BPS Sumut mencatat pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai titik cukup tinggi.

    Pertumbuhan ekonomi di periode tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi di Pulau Sumatera. 

    Begitu pula dengan perkembangan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Sumut yang cukup baik. Pertumbuhan pengeluaran konsumsi di Sumut tercatat tumbuh di atas nasional 5,47 persen. 

    “Ini menunjukkan bahwa kita bisa mematahkan pandangan ada penurunan daya beli khususnya di Sumut, kita mampu mendongkrak daya beli dengan pertumbuhan tersebut.”

    “Kalau kita cermati beberapa provinsi di Indonesia, penurunan jumlah penduduk miskin Sumut terbesar ketiga setelah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumut berada di urutan ketiga dalam hal menurunkan angka kemiskinan September 2024,” jelasnya. 

    Dia menyebutkan terdapat sejumlah komoditas yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan di Sumut pada September 2024. 

    Untuk daerah perkotaan, komoditas yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan yakni beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol. Sementara di desa dipengaruhi oleh beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras. 

    Turut hadir pada acara tersebut Pimpinan Kantor Bank Indoensia Wilayah Sumut, Bulog Sumut, BKKBN, instansi vertikal, pimpinan OPD Sumut, media, dan lainnya.

     

  • Khofifah sebut retreat kepala daerah bagian penting adaptasi/mitigasi

    Khofifah sebut retreat kepala daerah bagian penting adaptasi/mitigasi

    Retreat menurut saya menjadi bagian yang penting untuk saling meng-update bagaimana sebetulnya adaptasi dan mitigasi.

    Jakarta (ANTARA) – Calon Gubernur Jawa Timur dengan suara terbanyak Khofifah Indar Parawansa menilai gagasan retreat yang akan dijalani oleh kepala daerah setelah pelantikan merupakan bagian penting agar kepala daerah saling memperbarui program kerja sebagai langkah adaptasi dan mitigasi.

    “Retreat menurut saya menjadi bagian yang penting untuk saling meng-update bagaimana sebetulnya adaptasi dan mitigasi, ini menjadi penting,” kata Khofifah saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

    Menurut Khofifah, kepala daerah yang baru saja dilantik tentunya membutuhkan informasi baru dari dinamika yang terjadi di wilayah regional maupun global, mengingat kondisi yang terjadi di belahan negara lain, tentu bisa berdampak pada daerah tertentu.

    Khofifah pun bercerita saat dirinya masih menjabat sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada era Presiden RI Abdurahman Wahid (Gus Dur) periode 1999—2001.

    Saat itu, dia juga mengadakan retreat di lingkup BKKBN karena program kerja dilaksanakan secara vertikal dari tingkat pusat hingga kecamatan.

    Selain itu, retreat juga memberi kesempatan agar pemerintah pusat dan daerah dapat mendiskusikan program yang sering kali hanya diulang-ulang dan terkesan monoton.

    “Menurut saya retreat itu menjadi bagian penting supaya kita tidak stuck pada sesuatu yang monoton, yang dianggap program-program dahulu, seringkali copy paste. Saya pernah di DPR beberapa periode jadi program-program ini seperti copy paste,” kata Khofifah.

    Ia berpendapat bahwa inovasi dan kreativitas menjadi bagian penting dari gubernur/bupati hingga wali kota. Dengan adanya retreat, para kepala daerah bisa saling bergantian silaturahmi dan menyampaikan program yang menjadi prioritas dan unggulan di daerah masing-masing.

    Retreat menjadi salah satu cara dari Presiden RI Prabowo Subianto untuk meningkatkan koordinasi dan kesatuan dari anggota Kabinet Merah Putih pada periode kepemimpinannya.

    Tak lama setelah KMP ditetapkan, pada tanggal 24—27 Oktober 2024 seluruh anggota kabinet melakukan retreat di kawasan Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah.

    Terkait dengan koordinasi dengan pemerintah daerah menggunakan metode serupa, pada saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah 2024, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian agar rapat rutin tahunan ini dapat dilangsungkan di lokasi Akademi Militer (Akmil).

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Libatkan Kampus, Pemerintah Fokus Tangani Kemiskinan Ekstrem dan Stunting di NTT – Halaman all

    Libatkan Kampus, Pemerintah Fokus Tangani Kemiskinan Ekstrem dan Stunting di NTT – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah fokus menangani kemiskinan ekstrem dan stunting di Nusa Tenggara Timur.

    Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dan Kementerian dan Lembaga serta universitas berkolaborasi menurunkan prevalensi kemiskinan ekstrim dan risiko stunting.

    Menteri Wihaji menuturkan, menangani kemiskinan ekstrem dan stunting NTT akan menggunakan pendekatan berbasis data riil per keluarga yang cukup komprehensif.

    “Sesuai arahan Bapak Presiden, Kemendukbangga beserta semua Kementerian lain akan terus menjalin sinergitas program dan kegiatan dalam menangani stunting, khususnya di NTT dengan memanfaatkan data kependudukan yang dimiliki Kemendukbangga/BKKBN,” ujarnya di kantor BKKBN Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Kemudian, upaya mengatasi kemiskinan maka akan dibangun ketahanan pangan lokal yang tidak hanya berfokus pada peningkatan konsumsi pangan bergizi, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan.

    “Diversifikasi pangan lokal, seperti kelor, jagung dan sorgum, serta pemberdayaan UMKM berbasis komunitas akan mendorong kemandirian ekonomi,” tegasnya. 

    Wakil menteri kesehatan (wamenkes RI) Dante Saksono Harbuwono menambahkan, pencegahan stunting harus dicegah sejak remaja.

    Remaja putri harus dipastikan bebas dari anemia, karena itu upaya pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) menjadi penting di masa pertumbuhan. 

    Dengan demikian, minum TTD secara rutin diharapkan mampu mengurangi potensi anemia.

    “Jika calon ibu mengalami anemia maka berisiko lahir bayi dalam keadaan stunting.  Kami berkomitmen melakukan pendekatan spesifik sebelum stunting itu muncul,” ujar Dante di kesempatan yang sama.

    Merujuk data BPS, persentase kemiskinan Provinsi NTT pada Maret 2024 adalah sebesar 19,48 persen termasuk dalam tiga Provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia.

    Sementara dalam konteks prevalensi stunting, NTT menjadi provinsi dengan kasus stunting tertinggi kedua di Indonesia dengan angka 37 persen dari jumlah penduduk.

    Rakor khusus ini dihadiri perwakilan Pemprov NTT, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan Badan Gizi Nasional (BGN) perwakilan Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang.

  • Seluruh Puskesmas di Indonesia Siap Layani Cek Kesehatan Gratis Februari 2025 – Halaman all

    Seluruh Puskesmas di Indonesia Siap Layani Cek Kesehatan Gratis Februari 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil menteri kesehatan (Wamenkes RI) Dante Saksono Harbuwono menuturkan, puskesmas seluruh Indonesia akan dilibatkan dalam program skrining kesehatan gratis 2025.

    “Semua puskesmas (se-Indonesia) akan dilibatkan dalam program ini,” kata dia saat ditemui di kantor BKKBN, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Adapun program tersebut akan dimulai secara bertahap dimulai pada Februari 2025. Saat ini pihaknya tengah menyempurnakan data kependudukan.

    “Insha Allah (bulan depan). Ada beberapa pilot project di Jakarta, kami mulai nanti peresmiannya di Puskesmas Tebet (jika tidak ada perubahan). Jadi dari daerah besar nanti dibawa ke tempat terpencil,” ujar Dante.

    Nantinya warga bisa melakukan skirining kesehatan berdasarkan penyakit pada kelompok umur. Misalnya pada bayi, pemeriksaan kesehatan yang bisa dilakukan adalah Hipotiroid kongenital.

    Kemudian pada remaja penyakit yang berkaitan dengan komorbid akibat gaya hidup, misalnya hipertensi , diabetes, kolesterol tinggi maupun jantung.
    “Pada lansia juga ada deteksi kanker tertentu, demensia, alzhemeir, kesehatan jantung dan sebagainya. Jadi tiap kelompok umur akan ada prioritasnya sendiri-sendiri,” tutur Dante.

    Kemenkes  terus melakukan persiapan terutama menyoal data kependudukan. Pihaknya berharap di tahun yang sama atau 2025 ini, seluruh masyarakat Indonesia sudah bisa melakukan skrining kesehatan gratis.

    “Masih diidentifikasi data kependudukannya. Ini dimulai secara bertahap. Mudah-mudahan bisa sempurna ditahun ini,” ujar Dante.

  • Catat! Ini Persyaratan yang Harus Dipenuhi Agar Bisa Cek Kesehatan Gratis Februari 2025 Mendatang – Halaman all

    Catat! Ini Persyaratan yang Harus Dipenuhi Agar Bisa Cek Kesehatan Gratis Februari 2025 Mendatang – Halaman all

    Pada tahap awal, pemeriksaan kesehatan gratis akan dilakukan di puskesmas, dengan target menjangkau 60 juta orang pada tahun 2025.

    Tayang: Senin, 13 Januari 2025 16:44 WIB

    Serambinews

    Tenaga medis Puskesmas Gandapura, Bireuen, Senin (20/11/2023) memeriksa kondisi kesehatan para pengungsi Rohingya di lokasi penampungan sementara kawasan Kuala Aron Puntong, Desa Lapang Barat, Gandapura, Bireuen 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program skrining kesehatan gratis akan diluncurkan pada Februari 2025 mendatang secara bertahap.

    Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes RI) Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, ada  syarat-syarat yang harus dipenuhi warga untuk bisa mengikuti skrining kesehatan gratis ini.

    Salah satunya warga wajib mengunduh aplikasi SATUSEHAT Mobile.

    “Dengan memiliki aplikasi ini di gawai pintar maka akan muncul notifikasi ulang tahun. Ketika ulang tahun, warga akan menerima notifikasi jadwal pemeriksaan,” kata dia saat ditemui di kantor BKKBN, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Setelah itu, warga diarahkan untuk mengisi data diri dan menjawab kuesioner. Data ini akan digunakan sebagai dasar dalam penjadwalan pemeriksaan kesehatan.

    Setelah proses ini selesai, pengguna hanya perlu menunggu notifikasi atau pemberitahuan terkait waktu dan lokasi pemeriksaan dari aplikasi tersebut.
    Warga cukup membawa data diri seperti KTP ke puskesmas.

    “Nanti pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) itu dijawab, dibawa ke puskesmas, menunjukkan hasil kuesioner ke puskesmas dengan membawa kartu kependudukan,” kata dia.

    Pada tahap awal, pemeriksaan kesehatan gratis akan dilakukan di puskesmas, dengan target menjangkau 60 juta orang pada tahun 2025.
    Dalam lima tahun ke depan, Kemenkes berharap program ini dapat melayani 200 juta warga Indonesia, sebagai bagian dari upaya transformasi layanan kesehatan.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini