Kementrian Lembaga: BIN

  • Longsor Susulan Hantui Proses Evakuasi Korban Tambang Gunung Kuda Cirebon

    Longsor Susulan Hantui Proses Evakuasi Korban Tambang Gunung Kuda Cirebon

    CIREBON – Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan telah berhasil mengevakuasi 19 korban meninggal dunia dalam peristiwa longsor di area tambang galian C, Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, hingga Minggu, 1 Juni.

    Komandan Korem 063/SGJ Cirebon Kolonel Inf Hista Soleh Harahap mengatakan, proses pencarian dan evakuasi korban dimulai sejak pukul 07.00 WIB, berdasarkan hasil asesmen di lapangan.

    Evakuasi awalnya dilakukan di dua titik, yakni worksheet A (barat) dan worksheet B (timur). Namun, upaya difokuskan di worksheet A karena terjadi longsor susulan di sektor timur.

    “Pencarian semula dilakukan di dua titik, namun difokuskan ke titik barat atau worksheet A akibat longsor susulan di wilayah timur,” ujar Hista di Cirebon, dikutip dari Antara, Minggu, 1 Juni.

    Tim gabungan mengerahkan alat berat dan melakukan pencarian manual. Dua jenazah tambahan berhasil dievakuasi dari bawah timbunan material longsor sejak Jumat, 30 Mei.

    Namun pada pukul 13.00 WIB, pencarian dihentikan sementara karena kembali terjadi longsor susulan.

    “Kami memutuskan menghentikan sementara kegiatan di lapangan sambil menunggu asesmen lanjutan serta kedatangan alat pemantau tanah untuk memonitor potensi longsor susulan,” jelasnya.

    Dengan penambahan dua jenazah tersebut, total korban tewas yang sudah dievakuasi menjadi 19 orang. Mayoritas korban merupakan buruh tambang dari wilayah Cirebon dan sekitarnya.

    Berikut adalah daftar 19 korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi berdasarkan data BPBD Jawa Barat: Andri (41), Kuningan, Sukadi (48), Astanajapura, Cirebon, Sanuri (47), Palimanan, Cirebon, Sukendra, Dukupuntang, Cirebon, Dendi Hirmawan (40), Bandung, Sarwah (36), Sumber, Cirebon, Rusjaya (48), Palimanan, Cirebon, Rion Firmansyah, Palimanan, Cirebon, Rino Ahmadi (28), Dukupuntang, Cirebon, Ikad Budiarso (47), Ciwaringin, Cirebon, Toni (46), Palimanan, Cirebon, Wastoni Hamzah (25), Indramayu, Jamaludin (49), Indramayu, Suparta (42), Palimanan, Cirebon, Sakira Bin Jumair (44), Gempol, Cirebon, Sunadi (30), Dukupuntang, Cirebon, Sanadi Bin Darya (47), Gempol, Cirebon, Nalo Sanjaya (53), Dukupuntang, Cirebon, Wahyu Galih (26), Cipanas, Cirebon. 

    Sementara itu, enam orang korban masih dalam pencarian, yakni:

    1. Muniah (45), Cikeduk, Cirebon

    2. Sudiono (51), Dukupuntang, Cirebon

    3. Tono Bin Sudirman (57), Dukupuntang, Cirebon

    4. Dedi Setiadi (47), Dukupuntang, Cirebon

    5. Nurakman (51), Dukupuntang, Cirebon

    6. Puji Siswanto (50), Majalengka

    “Kami akan memaksimalkan pencarian setelah alat pemantau tanah tiba. Mudah-mudahan enam korban yang belum ditemukan bisa segera kami evakuasi,” kata Hista.

  • Ironi di Balik Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon yang Tewaskan 18 Orang

    Ironi di Balik Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon yang Tewaskan 18 Orang

    Bisnis.com, CIREBON – Kawasan tambang batu di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kembali menelan korban. Insiden tanah longsor terjadi pada awal akhir Mei 2025 membawa petaka hingga akhirnya menewaskan 14 pekerja tambang dan melukai enam lainnya. 

    Tragedi ini menambah panjang daftar kecelakaan kerja di wilayah rawan bencana yang terus beroperasi di bawah bayang-bayang lemahnya pengawasan.

    Suara gemuruh mengguncang kawasan tambang pada pagi hari yang sibuk, disusul runtuhnya tebing batu di sisi timur. Material tanah longsor mengubur para penambang yang tengah menggali batu dan tanah.

    Jaya (65), pedagang kaki lima yang telah belasan tahun mangkal di sekitar tambang, menyaksikan langsung detik-detik mencekam tersebut.

    “Saya lihat banyak yang lari, tapi 14 orang tidak sempat. Ini yang paling parah sepanjang saya di sini,” kata Jaya, Sabtu (31/5/2025).

    Sejak dibuka pada 2005, tambang Gunung Kuda, Cirebon terus berkembang. Namun, warga menyebut ekspansinya tidak sesuai izin resmi. Ardi (70), warga setempat, mengungkap, area yang digarap telah melebihi batas legal.

    “Setau saya, izin hanya 10 hektare, tapi sekarang sudah lebih dari itu. Para pekerja bahkan tak pakai helm,” katanya.

    BPBD Kabupaten Cirebon mencatat sedikitnya tujuh kejadian longsor antara 2018 hingga 2024. Penyebabnya konsisten, yaitu penggalian ekstrem tanpa perhitungan geologis. Kontur tanah Gunung Kuda dikenal labil, apalagi saat musim hujan.

    Tahun ini, longsor tak hanya menjadi rutinitas tahunan, tapi berubah menjadi bencana kemanusiaan. Mayoritas korban adalah pekerja harian lepas tanpa perlindungan hukum atau keselamatan kerja.

    “Kami cuma dikasih sekop, tidak ada pelatihan, tidak ada alat pelindung,” kata seorang penambang selamat yang enggan disebutkan namanya.

    Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tanah longsor yang terjadi di area tambang batu Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan bertambah menjadi 14 orang. 

    Data terbaru hingga Sabtu (31/5/2025) pukul 05.00 WIB, selain korban meninggal, terdapat enam orang lainnya yang mengalami luka-luka dan telah dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di wilayah Cirebon.

    Korban Longsor Tambang Gunung Kuda

    Insiden longsor yang terjadi di kawasan tambang tersebut memicu respons cepat dari tim SAR gabungan yang segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan upaya penyelamatan dan evakuasi. 

    Proses pencarian korban dilakukan dengan bantuan dua alat berat serta pelibatan berbagai unsur relawan dan petugas gabungan dari instansi terkait. Enam korban selamat saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif di tiga rumah sakit berbeda. 

    RS Arjawinangun Cirebon merawat dua korban, yakni Efan Herdiansyah asal Pabedilan dan Safitri asal Kertajati, Majalengka. Dua korban lainnya, Aji dan Kurnoto, dirawat di RS Mitra Plumbon. 

    Adapun, RS Sumber Hurip menangani Reni dan Abdurohim, keduanya berasal dari wilayah Kertajati dan Bantarjati, Majalengka.

    Sementara itu, jenazah korban yang ditemukan dengan kondisi meninggal dunia telah dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Dari total 14 korban meninggal, 13 di antaranya telah teridentifikasi di RS Arjawinangun dan satu korban lainnya tercatat di RS Sumber Hurip.

    Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia di RS Arjawinangun Korban berasal dari berbagai daerah, antara lain Sukandra Bin Hadi (51) dari Desa Girinata, Dukupuntang; Andri Bin Surasa (41) dari Kelurahan Padabenghar, Kuningan; Sukadi Bin Sana (48) dari Kecamatan Astanajapura; Sanuri Bin Basar (47) dari Desa Semplo, Palimanan; dan Dendi Irawan (45) dari Kampung Sukasri, Cimenyan/Bobos, Dukupuntang. 

    Korban lainnya yakni Sarwa Bin Sukira (36) dari Blok Pontas Kenanga, Sumber; Rusjaya Bin Rusdi (48) dari Blok Beran Barat, Beberan, Palimanan; Suparta Bin Supa (42) dari Desa Kepuh, Palimanan; Rio Ahmadi Bin Wahyudin (28) dari Desa Cikalahang, Dukupuntang; Ikad Budiargo Bin Arsia (47) dari Desa Budur, Ciwaringin; serta Jamaludin (49) dan Wastoni (25) dari Blok Lurah, Krangkeng, Indramayu. 

    Satu korban lain atas nama Toni, juga berasal dari Desa Kepuh, Palimanan. Hingga saat ini, pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan terkait penyebab kejadian yang menewaskan para korban tersebut.

    Satu korban lainnya, Rion Firmansyah (28), asal Gunung Santri, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Palimanan, terdata meninggal dunia dan dibawa ke RS Sumber Hurip.

  • Indonesia kiblat ideal regulasi pengelolaan zakat di dunia

    Indonesia kiblat ideal regulasi pengelolaan zakat di dunia

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com

    Dekan IPB: Indonesia kiblat ideal regulasi pengelolaan zakat di dunia
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Minggu, 01 Juni 2025 – 16:35 WIB

    Elshinta.com – Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 dinilai sudah ideal karena telah menyeimbangkan peran negara dan masyarakat dalam pengelolaan zakat. Negara hadir melakukan pengelolaan sesuai syariat Islam, tanpa meniadakan peran serta masyarakat. 

    Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Dr. Irfan Syauqi Beik, menganggap Indonesia merupakan kiblat ideal dalam regulasi zakat, karena pendekatan inklusif yang diambil dalam UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, yang mengakomodasi peran serta swasta dalam pengelolaan zakat.

    Menurut Irfan, berbeda dengan Malaysia dan Arab Saudi yang menerapkan sistem sentralistik di mana zakat sepenuhnya dikelola negara, Indonesia justru memberi ruang kepada pemerintah dan lembaga nonpemerintah untuk berperan aktif dalam pengumpulan dan penyaluran zakat.

    “Malaysia dan Saudi saat ini jadi parameter pengelolaan zakat terbaik secara administratif. Namun keduanya tegas tidak mengakomodasi peran swasta. Zakat sepenuhnya dikelola oleh pemerintah,” ujar Irfan saat memberikan keterangan di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (28/5/2025).

    Irfan mengingatkan, Undang-Undang 23/2011 sudah cukup akomodatif dan bijaksana dalam membangun sistem zakat nasional. 

    Irfan menegaskan, kemajuan sistem zakat di Indonesia saat ini, yang ditandai peningkatan pengumpulan, penyaluran, serta pelaporan kinerja zakat secara transparan dan akuntabel, adalah hasil dari sinergi antara BAZNAS sebagai lembaga negara dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebagai mitra swasta.

    Dengan struktur regulasi yang terbuka dan inklusif, Irfan meyakini Indonesia berpotensi besar menjadi model ideal tata kelola zakat di tingkat global. Namun, ia menekankan pentingnya mempertahankan prinsip kemitraan strategis antara negara dan masyarakat, yang selama ini menjadi ciri khas sistem perzakatan Indonesia.

    Irfan menambahkan, bahwa pandangan yang terus menyudutkan fungsi regulator parsial dan koordinator pengelolaan zakat yang melekat pada BAZNAS, boleh jadi disebabkan oleh pengaruh praktik industri keuangan komersial yang operasionalisasinya didasarkan pada filosofi kompetisi bebas antar operator/lembaga keuangan yang ada.

    Akibat adanya kompetisi bebas ini, lanjut dia, maka diperlukan adanya wasit berupa regulator yang bersifat independen, yang tidak bisa diatur dan diintervensi oleh salah satu pihak yang berkompetisi. 

    “Filosofi ini menjadikan antara lembaga keuangan pemerintah dan swasta, seperti bank BUMN dan bank swasta, menjadi dua kesebelasan yang berbeda, yang bertanding dalam satu liga keuangan domestik,” kata dia. 

    Filosofi ini, jelas Irfan, tidak sepenuhnya tepat jika dikaitkan pada sektor zakat. “Filosofi lembaga zakat haruslah menjadi satu tubuh, atau menjadi satu ‘kesebelasan’. BAZNAS adalah kapten kesebelasan ini. Semua lembaga zakat seharusnya berpikir dalam satu konteks tubuh sistem perzakatan nasional, dan bukan berpikir sebagai dua entitas yang bertanding, di mana ada yang menang dan ada yang kalah,” ucap dia. 

    Dr. Irfan Syauqi Beik menyebutkan bahwa pengelolaan tata kelola zakat tidak bisa disamakan dengan pola manajemen modern. Logika zakat tidak sama dengan logika pengelolaan keuangan komersial, salah satunya merujuk pada Kitab al-Amwal karya Abu Ubayd (Abu Ubaid al-Qasim bin Salam) yang menyebutkan bahwa “zakat as a special institution of public finance”, karena baik dari sisi harta objek zakatnya, dari sisi pihak yang wajib zakatnya, dari sisi penyaluran zakatnya, termasuk bagaimana teknis pengumpulannya, telah diatur dalam Al-Quran dan Hadits, di mana kewenangan pengelolaan zakat tersebut melekat pada penguasa atau pemerintah dan bukan pada masyarakat.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Pemerintah Arab Saudi siapkan pengamanan untuk menjaga kemanan dan kenyamanan jamaah haji 2025

    Pemerintah Arab Saudi siapkan pengamanan untuk menjaga kemanan dan kenyamanan jamaah haji 2025

    Minggu, 1 Juni 2025 16:15 WIB

    Petugas keamanan pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengikuti apel pasukan pengamanan haji 2025 di Arafah, Provinsi Makkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025). Apel yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif bin Abdulaziz tersebut untuk memastikan kesiapsiagaan dalam pengamanan prosesi haji 2025. ANTARA FOTO/Ahmad Faisal/YU

    Petugas keamanan pemerintah Kerajaan Arab Saudi melakukan aksi ketangkasan di atas kendaraan bemotor saat apel pasukan pengamanan haji 2025 di Arafah, Provinsi Makkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025). Apel yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif bin Abdulaziz tersebut untuk memastikan kesiapsiagaan dalam pengamanan prosesi haji 2025. ANTARA FOTO/Ahmad Faisal/YU

    Petugas keamanan pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengikuti apel pasukan pengamanan haji 2025 di Arafah, Provinsi Makkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025). Apel yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif bin Abdulaziz tersebut untuk memastikan kesiapsiagaan dalam pengamanan prosesi haji 2025. ANTARA FOTO/Ahmad Faisal/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Stok Cadangan Beras Pemerintah Capai 4 Juta Ton, Indonesia Siap Perkuat Posisi di Pangan Global

    Stok Cadangan Beras Pemerintah Capai 4 Juta Ton, Indonesia Siap Perkuat Posisi di Pangan Global

    Jakarta, Beritasatu.com – Stok cadangan beras pemerintah (CBP) resmi menembus 4 juta ton, pencapaian tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969. Lonjakan stok ini menjadi bukti nyata ketahanan pangan nasional yang kuat, sekaligus menegaskan kesiapan Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam sistem pangan global, meskipun menghadapi tekanan seperti perubahan iklim, krisis geopolitik, dan gangguan rantai pasok internasional.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa ketika banyak negara mengalami tekanan pangan, Indonesia justru mencatatkan peningkatan produksi dan stok secara signifikan.

    “Kita tidak lagi hanya bicara swasembada, tapi sudah bicara kedaulatan. Dengan angka serapan seperti ini, Indonesia secara tidak langsung siap mengambil peran lebih besar dalam sistem pangan dunia,” ujar Mentan Amran dalam keterangannya Sabtu (31/5/2025).

    Dalam beberapa waktu terakhir, menteri-menteri yang membidangi pertanian dari berbagai negara berkunjung langsung ke Indonesia, mulai dari Malaysia, Jepang, hingga Chile. Negara-negara tersebut mengapresiasi capaian serta langkah strategis yang dilakukan Indonesia dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

    “Kita juga ingin belajar dari Indonesia bagaimana mereka bisa berjaya dalam memproduksi beras sehingga saat ini beras Indonesia berlimpah,” ujar Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Mohammad Bin Sabu saat berkunjung ke Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) akhir April lalu. 

    Potensi ekspor beras terbuka lebar mengingat capaian saat ini. Pemerintah turut mempertimbangkan negara-negara yang meminta pasokan beras ke Indonesia. Potensi terbesar datang dari negara tetangga Malaysia dengan catatan mempertimbangkan sudah terpenuhinya pasokan dalam negeri.

    “Kami terima laporan B2B (business to business) bertandatangan meminta 24 ribu ton, ke Malaysia. Mereka sudah tandatangan, tapi nanti kita lihat ke depan,” terang Mentan Amran.

    Capaian ini menurut Mentan Amran tidak terlepas dari sejumlah kebijakan strategis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto yang meliputi peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga dua kali lipat, reformasi sistem distribusi pupuk agar lebih tepat sasaran, serta penetapan harga gabah petani sebesar Rp 6.500 per kilogram yang memberikan kepastian dan insentif bagi petani untuk terus meningkatkan produksi.

    Kebijakan tersebut terbukti efektif terlihat dari lonjakan signifikan serapan beras lokal oleh Bulog. Hingga 31 Mei 2025 pukul 12.14 WIB, serapan mencapai 2,429 juta ton, pencapaian tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Angka ini melonjak lebih dari 400 persen dibandingkan dengan periode yang sama dalam lima tahun terakhir. Data ini mengindikasikan bahwa produksi dalam negeri tidak hanya meningkat, tetapi juga terserap secara besar-besaran langsung dari petani.

    “Dulu, angka seperti ini baru tercapai dalam waktu satu tahun. Sekarang, kita sudah mencapainya hanya dalam lima bulan. Ini bukan sekadar progres, tapi lompatan besar,” kata Mentan Amran.

    Lebih lanjut, Mentan Amran menegaskan bahwa lonjakan serapan ini sepenuhnya berasal dari produksi dalam negeri, tanpa ada tambahan beras medium impor sejak awal tahun 2025.   

    “Keberhasilan ini sepenuhnya berasal dari panen petani kita sendiri, tanpa campur tangan impor sama sekali. Masyarakat harus menyadari bahwa pencapaian ini merupakan buah kerja keras petani dan dukungan kebijakan pemerintah yang pro-rakyat,” tegasnya. 

    Sementara itu produksi beras nasional pada periode Januari hingga Mei 2025 mengalami peningkatan signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras mencapai 16,55 juta ton, naik 11,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Peningkatan produksi beras ini juga mendapat pengakuan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Dalam laporan terbarunya, USDA memperkirakan produksi beras Indonesia pada musim tanam 2024/2025 mencapai 34,6 juta ton. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di ASEAN, mengungguli Thailand dan Vietnam, serta melampaui target produksi pemerintah sebesar 32 juta ton.

    Menteri Pertanian Amran menyatakan lonjakan produksi beras memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertanian menyumbang 10,52 persen terhadap PDB pada triwulan I 2025 secara year on year, angka tertinggi sepanjang sejarah.

    Mentan Amran menilai pencapaian ini menunjukkan kebijakan pemerintah yang mendukung produksi dalam negeri berjalan efektif. Dengan hasil tersebut, Indonesia semakin dekat dengan swasembada beras dan melangkah menuju kedaulatan pangan.

  • Tim Gabungan Fokus Cari 8 Korban yang Tertimbun Longsor Gunung Kuda

    Tim Gabungan Fokus Cari 8 Korban yang Tertimbun Longsor Gunung Kuda

    CIREBON – Tim gabungan TNI, Polri, BPBD, dan relawan akan memfokuskan pencarian terhadap delapan korban yang diduga masih tertimbun longsor di area tambang galian C Gunung Kuda Cirebon, Jawa Barat, pada Minggu (1/6) pagi.

    Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon Letkol Inf Mukhammad Yusron di Cirebon, Sabtu, mengatakan operasi pencarian pada hari ketiga itu akan menyasar beberapa area yang diduga menjadi titik tertimbunnya para korban.

    Ia menjelaskan, sebelum operasi dilanjutkan, tim gabungan akan melakukan asesmen lingkungan untuk mengetahui batasan-batasan area kerja.

    Menurut dia, hal ini penting dilakukan demi kelancaran proses pencarian korban serta untuk keselamatan tim yang dikerahkan di lokasi.

    “Arahan dari pimpinan jelas, dalam pencarian ini keselamatan tim harus diutamakan. Jangan sampai saat mengamankan korban, justru kita sendiri yang tidak aman,” katanya.

    Rencananya, kata Yusron, tim akan memecah batu besar di sektor timur menggunakan alat khusus, asalkan langkah itu tidak menimbulkan longsor susulan.

    “Kalau batu sudah dipecah, harapannya bisa didorong ke bawah bersama timbunan tanah, sehingga jenazah korban dapat ditemukan,” ujarnya.

    Ia menyampaikan, instansi terkait di bidang pertambangan, juga dijadwalkan meninjau lokasi untuk mengevaluasi aktivitas tambang di Gunung Kuda yang berlangsung selama ini serta mencari tahu penyebab pasti dari kejadian longsor.

    Sebelumnya, lanjut dia, tiga korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di sektor timur, serta lokasinya berdekatan satu sama lain.

    “Korban yang ditemukan tadi lokasinya saling berdekatan,” tuturnya.

    Sementara itu, berdasarkan data dari BPBD Provinsi Jabar saat ini sudah ada 17 korban tewas yang berhasil dievakuasi usai insiden longsor di Gunung Kuda Cirebon.

    Adapun korban yang masih dalam pencarian, identitasnya sebagai berikut:

    Muniah (45) asal Desa Cikeduk, Kecamatan Depok, Cirebon.

    Sudiono (51) asal Desa Girinata, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.

    Tono bin Sudirman (57) asal Desa Cipanas, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.

    Wahyu bin Aga (34) asal Desa Cipanas, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.

    Nalo Sanjaya (53), asal Desa Kedongdong Kidul, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.

    Dedi Setiadi (47), asal Desa Cikalahang, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.

    Nurakman (51) asal Desa Girinata, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.

    Puji Siswanto (50) asal Desa Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.

  • Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi, Fase Kedatangan Usai

    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi, Fase Kedatangan Usai

    Bisnis.com, JEDDAH — Kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang II ditutup dengan mendaratnya kelompok terbang (kloter) 62 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG-62) dan kloter 61 Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS-61), di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Minggu (1/6/2025) pukul 02:45 Waktu Arab Saudi (WAS). Jemaah gabungan dari dua kloter tersebut seluruhnya berjumlah 397 orang.

    Kepala Daerah Kerja Bandara, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Abdul Basir mengatakan seluruh jemaah, sebagaimana sebelumnya, langsung dilayani pemberangkatannya menuju Makkah.

    “Selanjutnya, jemaah akan melakukan umrah wajib untuk berikutnya ananti menunggu waaktu wukuf tanggal 9 Dzulhijjah,” kata Basir di Bandara Jeddah.

    Basir menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang turut menyukseskan rampungnya kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang I di Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz, Madinah, dan gelombang II di Bandara Jeddah.

    Dalam prosesnya, banyak dinamika terjadi tetapi secara umum segala persoalan dapat diselesaikan dengan kerja sama semua pihak.

    “Kami dari Daker Bandara juga menyampaikan permohonan maaf kepada para jemaah haji dan seluruh masyarakat Indonesia apabila dalam memberikan pelayanan mungkin belum maksimal, tapi yakinlah bahwa kami telah melakukan pelaksanaan tugas dengan sepenuh hati demi memberikan layanan yang terbaik kepada jamaah haji Indonesia,” katanya.

    Menurut data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), sebanyak 525 kloter telah tiba di Tanag Suci, terdiri atas 203.149 jemaah haji.

    Dari jumlah tersebut, 44.100 diantaranya merupakan lanjut usia. Sebanyak 201.576 jemaah haji kini telah berada di Makkah, dan 775 lainnya yang terbagi ke dalam 3 kloter, sedang dalam perjalanan.

    Kegiatan jemaah haji kini seluruh terpusat di Makkah. Para jemaah akan mulai digerakkan ke Arafah pada Rabu, 4 Juni 2025 atau 8 Dzulhijjah 1446 H, untuk melaksanakan wukuf keesokan harinya, Kamis 5 Juni 2025 atau 9 Dzulhijjah 1446 H.

  • Daftar 14 Korban Tewas Akibat Longsor di Tambang Gunung Kuda Cirebon

    Daftar 14 Korban Tewas Akibat Longsor di Tambang Gunung Kuda Cirebon

    Bisnis.com, CIREBON – Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tanah longsor yang terjadi di area tambang batu Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan bertambah menjadi 14 orang. 

    Angka tersebut didapat berdasarkan data terbaru hingga Sabtu (31/5/2025) pukul 05.00 WIB. Selain korban meninggal, terdapat enam orang lainnya yang mengalami luka-luka dan telah dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di wilayah Cirebon.

    Insiden longsor yang terjadi di kawasan tambang tersebut memicu respons cepat dari tim SAR gabungan yang segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan upaya penyelamatan dan evakuasi. 

    Proses pencarian korban dilakukan dengan bantuan dua alat berat serta pelibatan berbagai unsur relawan dan petugas gabungan dari instansi terkait.

    Enam korban selamat saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif di tiga rumah sakit berbeda. 

    RS Arjawinangun Cirebon merawat dua korban, yakni Efan Herdiansyah asal Pabedilan dan Safitri asal Kertajati, Majalengka. Dua korban lainnya, Aji dan Kurnoto, dirawat di RS Mitra Plumbon. 

    Sementara RS Sumber Hurip menangani Reni dan Abdurohim, keduanya berasal dari wilayah Kertajati dan Bantarjati, Majalengka.

    Sementara itu, jenazah korban yang ditemukan dengan kondisi meninggal dunia telah dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Dari total 14 korban meninggal, 13 di antaranya telah teridentifikasi di RS Arjawinangun dan satu korban lainnya tercatat di RS Sumber Hurip.

    Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia di RS Arjawinangun Korban berasal dari berbagai daerah, antara lain Sukandra Bin Hadi (51) dari Desa Girinata, Dukupuntang; Andri Bin Surasa (41) dari Kelurahan Padabenghar, Kuningan; Sukadi Bin Sana (48) dari Kecamatan Astanajapura; Sanuri Bin Basar (47) dari Desa Semplo, Palimanan; dan Dendi Irawan (45) dari Kampung Sukasri, Cimenyan/Bobos, Dukupuntang. 

    Korban lainnya yakni Sarwa Bin Sukira (36) dari Blok Pontas Kenanga, Sumber; Rusjaya Bin Rusdi (48) dari Blok Beran Barat, Beberan, Palimanan; Suparta Bin Supa (42) dari Desa Kepuh, Palimanan; Rio Ahmadi Bin Wahyudin (28) dari Desa Cikalahang, Dukupuntang; Ikad Budiargo Bin Arsia (47) dari Desa Budur, Ciwaringin; serta Jamaludin (49) dan Wastoni (25) dari Blok Lurah, Krangkeng, Indramayu. 

    Satu korban lain atas nama Toni, juga berasal dari Desa Kepuh, Palimanan. Hingga saat ini, pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan terkait penyebab kejadian yang menewaskan para korban tersebut.

    Satu korban lainnya, Rion Firmansyah (28), asal Gunung Santri, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Palimanan, terdata meninggal dunia dan dibawa ke RS Sumber Hurip.

    Proses evakuasi dan pencarian terhadap kemungkinan korban lainnya masih akan dilanjutkan pada hari berikutnya, setelah pada malam ini operasi SAR dihentikan sementara karena keterbatasan cahaya dan risiko keselamatan tim.

    Pihak berwenang terus berkoordinasi untuk pendataan dan penanganan lebih lanjut bagi para korban, serta memastikan keluarga korban mendapatkan informasi dan pendampingan yang dibutuhkan. Masyarakat sekitar diimbau tetap waspada dan menjauhi lokasi bencana untuk menghindari risiko lanjutan.

    Bencana longsor di Tambang Batu Gunung Kuda ini kembali menjadi peringatan serius mengenai pentingnya pengawasan aktivitas tambang serta mitigasi bencana di wilayah rawan longsor.

  • Silaturahim Adit dan Zaka: Merangkai Literasi dan Pertanian untuk Pemuda Desa

    Silaturahim Adit dan Zaka: Merangkai Literasi dan Pertanian untuk Pemuda Desa

    Gresik (beritajatim.com) – Pertemuan inspiratif terjadi di Desa Sambogunung, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jumat siang (30/5/2025). Founder Gemar Maos, Aditya Akbar Hakim, melakukan kunjungan silaturahim ke markas komunitas Bangga Petani Muda yang dikomandoi oleh Zaka bin Usman.

    Pertemuan dua sosok muda dengan visi besar ini membuka perspektif baru tentang bagaimana literasi dan pertanian bisa menjadi jalan sejahtera bagi generasi muda.

    Bangga Petani Muda telah dikenal luas di wilayah Gresik Pantura. Setahun terakhir, komunitas ini mencuri perhatian publik berkat inovasi dan kreativitas mereka di sektor pertanian, terutama melalui kanal YouTube yang dikelola secara profesional. Dengan pendekatan yang segar dan visioner, mereka mampu mengolah konten menarik sekaligus membangun bisnis berkelanjutan dari lahan pertanian.

    Zaka bin Usman, pendiri komunitas tersebut, mengusung spirit: selama pangan tak tergantikan, maka bisnis pertanian akan selalu menjanjikan. Sebuah pandangan strategis yang tak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga menumbuhkan semangat kemandirian di tengah arus urbanisasi dan migrasi profesi anak muda ke sektor non-agraris.

    “Saya datang ke Mas Zaka, dalam rangka pertama silaturahim. Kedua sinau tentang literasi kontekstual, bagaimana eksekusi terhadap literasi yang mensejahterakan. Dan ketiga, saya punya visi besar akhir tahun ini bisa mendirikan greenhouse di sebelah basecamp Gemar Maos,” ucap Adit, penulis buku sekaligus pengurus Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Jawa Timur.

    Kehadiran Adit di markas Bangga Petani Muda mencerminkan sinergi dua bidang yang selama ini dipandang berbeda: literasi dan pertanian. Namun dalam praktiknya, keduanya memiliki titik temu yang kuat: sama-sama bertujuan menciptakan transformasi sosial dan ekonomi berbasis aksi nyata.

    Zaka memulai kiprahnya sejak 2016. Ia tidak pernah membuat lamaran kerja seumur hidupnya. Sebaliknya, ia justru menjadi tujuan para pelamar kerja yang ingin bergabung dengan komunitasnya.

    “Sekitar 2016 saya memulai, sampai detik ini saya sama sekali tidak pernah membuat lamaran kerja. Justru saya kerap didatangi para pelamar yang ingin ikut bergabung dengan Bangga Petani Muda,” tukas Zaka, alumni IPB yang kini menjadi role model petani muda.

    Perjalanan Zaka dan komunitasnya memang bukan tanpa tantangan. Jalan panjang yang ia tempuh dipenuhi liku. Namun berkat konsistensi dan kecintaan terhadap profesi, ia mampu menjadikan pertanian sebagai panggung eksistensi sekaligus kontribusi nyata terhadap masyarakat.

    Kini, kantor dan kebun greenhousenya hampir setiap hari dikunjungi banyak pihak, dari akademisi hingga pejabat pemerintahan.

    Apa yang dikerjakan oleh Bangga Petani Muda merupakan aplikasi konkret dari konsep literasi kontekstual atau literasi berbasis inklusi sosial. Konsep ini tidak berhenti di tataran teori, tetapi telah dieksekusi dan dibuktikan dampaknya secara langsung.

    Melalui pertanian, konten digital, dan semangat kolaborasi, mereka telah berhasil menaikkan taraf hidup dan memperluas pengaruh positif di kalangan pemuda desa.

    Zaka telah membuktikan bahwa profesi petani bisa dijalani dengan kepala tegak, tanpa rasa gengsi. Ia menjadi teladan bagi generasi muda bahwa kemajuan tidak selalu berarti pindah ke kota, tapi bisa juga dengan menghidupkan desa. [suf]

  • Kyai Soleh Darat dan Penafsiran Sufistik Ayat Kakbah

    Kyai Soleh Darat dan Penafsiran Sufistik Ayat Kakbah

    Jakarta: Ibadah haji, sebagai puncak perjalanan spiritual umat Islam, menyimpan kedalaman makna yang tak hanya bersifat syariat, tetapi juga hakikat. 
     
    Banyak ulama menafsirkan ayat-ayat haji dengan pendekatan fikih yang normatif, namun tokoh-tokoh tasawuf memberikan warna lain: pendekatan sufistik yang mengungkap dimensi batin dari ibadah ini. 
     
    Salah satu tokoh penting dalam khazanah tafsir sufistik di Nusantara adalah Kyai Haji Soleh Darat.

    Kyai Soleh Darat atau lengkapnya K.H. Muhammad Sholeh bin Umar as-Samarani (1820–1903 M) adalah ulama besar dari Semarang yang menjadi rujukan penting dalam pendidikan dan dakwah Islam di tanah Jawa. 
     
    Ia dikenal sebagai guru dari para ulama besar seperti Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, KH Munawwir Krapyak, dan RA Kartini. 
     
    Melalui karya-karyanya dalam bahasa Jawa aksara pegon, ia membumikan ilmu-ilmu Islam, termasuk tafsir, fiqih, dan tasawuf, agar dapat dipahami oleh masyarakat awam. 
     
    Salah satu karya monumental beliau adalah Tafsir Faidhur Rahman, sebuah tafsir Al-Qur’an dalam bahasa Jawa dengan pendekatan sufistik yang kuat.
     

    Allah SWT berfirman:

    “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah Maqam Ibrahim sebagai tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang iktikaf, yang rukuk, dan yang sujud.’” (QS. Al-Baqarah: 125)

    Dalam Tafsir Faidhur Rahman, Kyai Soleh Darat menafsirkan ayat ini dengan pendekatan sufistik yang mendalam. Beliau menulis dalam bahasa Jawa pegon:
     
    “Lan elinga nalika Ingsun ngedegake Baitullah, yaiku Ka’bah, dadi panggonan bali menungsa, lan panggonan aman… Ing kono ana panggonan shalat, yaiku maqome Nabi Ibrahim. Parintahing Allah marang Nabi Ibrahim lan Nabi Ismail, supaya resiki (resikna) omahing Ingsun, kanggo wong thawaf, wong i’tikaf, wong ruku’, lan wong sujud.”
     

    Terjemahannya:

    “Dan ingatlah ketika Aku menjadikan Baitullah, yaitu Ka’bah, sebagai tempat kembali manusia dan tempat yang aman… Di sana terdapat tempat salat, yaitu maqam Nabi Ibrahim. Perintah Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah agar mereka membersihkan rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, iktikaf, rukuk, dan sujud.”
     
    Kyai Soleh menafsirkan “resiki omahing Ingsun” (bersihkan rumah-Ku) bukan sekadar membersihkan bangunan fisik, tetapi mensucikan hati sebagai baitullah batiniah. Hati manusia adalah “rumah Allah” yang harus dibersihkan dari sifat riya’, dengki, tamak, dan cinta dunia, agar layak untuk “dihuni” oleh nur Ilahi.
     

    Lebih lanjut, ia menulis:

    “Maqom iku ora mung panggonan tapake Nabi Ibrahim, nanging nuduhake derajat lan martabat iman. Wong kang solat ing kono kudu eling lan nglakoni laku kaya Nabi Ibrahim sing pasrah lan tresna tenan marang Pangeran.”
     

    Terjemah:

    “Maqam bukan hanya tempat pijakan Nabi Ibrahim, tetapi menunjukkan derajat dan martabat keimanan. Orang yang salat di sana harus mengingat dan meneladani perjalanan spiritual Nabi Ibrahim yang penuh kepasrahan dan cinta sejati kepada Allah.”
     
    Penafsiran Kyai Soleh Darat mengajarkan bahwa berhaji tidak cukup hanya dengan fisik. Yang lebih utama adalah berhaji dengan hati: menempuh perjalanan ruhani menuju Tuhan, membersihkan hati dari keraguan, kesombongan, dan keterikatan duniawi. 
     
    Dalam dunia yang serba cepat dan materialistis, tafsir sufistik beliau mengingatkan kita untuk melambat, merenung, dan kembali pada tujuan hidup sejati: mencari rida Allah.
     
    Zaman boleh berganti, tetapi esensi spiritualitas tetap abadi. Dalam konteks kebangsaan, pesan Kyai Soleh Darat menantang kita untuk menghadirkan “rumah yang bersih” di tengah masyarakat: tempat yang aman, damai, dan menjadi titik kumpul spiritual dan sosial. 
     
    Dalam konteks pesantren, tafsir beliau mengajak santri dan kyai untuk tidak hanya mencetak hafidz dan mufti, tetapi juga para salik (penempuh jalan spiritual) yang menebar kedamaian dari hati yang bersih.
     
    Sudahkah kita menjadikan ibadah haji sebagai perjalanan menyucikan hati, bukan sekadar menggugurkan kewajiban?
     
    Sudahkah bait dalam diri kita menjadi tempat yang bersih dan damai bagi cahaya Ilahi? Penafsiran sufistik Kyai Soleh Darat mengajak kita merenung lebih dalam: bahwa Ka’bah bukan hanya di Makkah, tetapi juga di dalam dada setiap insan yang mencari Tuhan. 
     
    Mari kita hidupkan kembali semangat Nabi Ibrahim dalam kehidupan sehari-hari—membersihkan diri dari kesombongan, menata ulang arah hidup, dan menegakkan maqam-maqam ruhani dalam dunia yang penuh hiruk pikuk. 
     
    Semoga kita tidak hanya menjadi orang yang pernah berhaji ke Tanah Suci, tetapi benar-benar menjadi hamba yang disucikan oleh perjumpaan sejati dengan-Nya.
     
    Oleh: Puji Raharjo Soekarno
    Deputi Koordinasi Layanan Haji Dalam Negeri Badan Penyelenggara Haji RI/Ketia Tanfidziyah PWNU Lampung
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (TIN)