Jadwal Buka Puasa Ramadhan Kota Tangerang 23 Maret 2025
Penulis
KOMPAS.com
– Hari Minggu (23/03/2025), umat Islam memasuki ibadah puasa hari ke-23 Ramadhan 1446 Hijriah. Selamat menjalankan rangkaian ibadah puasa, semoga senantiasa sehat dan mampu menyelesaikan ibadah puasa hingga akhir.
Setiap wilayah seluruh Indonesia memiliki masing-masing jadwal imsak sebagai pengingat sahur dan
jadwal buka puasa
sebagai pengingat berbuka.
Kompas.com menyediakan informasi jadwal imsak dan berbuka puasa setiap hari hingga akhir Ramadhan berdasarkan situs resmi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama.
Berikut jadwal imsakiyah dan
buka puasa
bagi Anda yang berada di wilayah Tangerang:
23 Ramadhan 1446 H (23/03/2025)
Kabupaten Serang
Kabupaten Tangerang
Kota Serang
Kota Tangerang
Kota Tangerang Selatan
Bagi Anda yang sedang menanti berbuka puasa, berdoa sebelum berbuka adalah salah satu anjuran dalam Islam.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, ada dua pendapat mengenai doa buka
puasa Ramadhan
.
Doa berbuka puasa yang pertama diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, yakni:
Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru in syaa’allah
“Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insya Allah.”
Versi kedua diriwayatkan dari Mu’adz bin Zuhroh, yakni:
Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu
“Ya Allah, hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.”
Umat Islam atau muslim bisa memilih untuk membaca salah satu di antara dua doa buka puasa itu.
Berbuka adalah waktu yang paling dinanti ketika puasa Ramadhan.
Buka puasa
(iftar) dilakukan ketika matahari terbenam atau memasuki waktu maghrib.
Sambil menunggu berbuka, beberapa umat Islam biasanya akan berkumpul di masjid untuk mengikuti pengajian atau mendengarkan ceramah.
Tak sedikit juga umat Islam yang berkumpul dengan keluarga atau teman lama untuk buka puasa bersama.
Tak sekadar makan dan minum, ada beberapa sunah buka puasa yang perlu diketahui.
1. Menyegerakan berbuka puasa
Menyegerakan berbuka puasa pada awal waktunya termasuk hal yang dianjurkan. Hal ini sebagaimana anjuran Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik:
“Manusia masih berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”
2. Berbuka sebelum shalat maghrib
Saat berbuka puasa, Rasulullah SAW lebih dulu menyantap buah kurma, baru kemudian menunaikan shalat maghrib.
Hal ini tertuang dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik berikut:
“Rasulullah SAW biasanya berbuka puasa dengan menyantap beberapa buah kurma segar (rutab) sebelum mendirikan shalat maghrib. Apabila tidak ada kurma segar, ia menyantap beberapa buah kurma kering (tamr). Jika tidak ada kurma, ia meneguk beberapa tegukan air.”
3. Berbuka dengan kurma
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Salman bin ‘Amir, disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berbuka dengan kurma.
Sebab, kurma merupakan buah yang mengandung keberkahan.
“Rasululah SAW bersabda: ‘Apabila salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka berbuka puasalah dengan kurma. Karena sungguh kurma itu berkah. Jika dia tidak mendapatkan kurma, maka minumlah air, karena sungguh air itu menyucikan’.”
Puasa Ramadhan adalah amalan wajib yang paling utama dan bentuk ketaatan seorang muslim kepada Allah Swt.
Kewajiban puasa ini tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 183 sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Adapun puasa termasuk amalan paling utama karena dikhususkan untuk Allah, sebagaimana dalam hadis qudsi berikut:
“Rasulullah SAW bersabda: ‘Allah Swt berfirman: Semua amal ibadah anak Adam untuk mereka sendiri kecuali puasa. Sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya’.”
Selain bernilai pahala, puasa Ramadhan juga memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah pengampunan dosa. Allah Swt akan mengampuni dosa orang yang berpuasa secara sungguh-sungguh dan pengharapan rida Allah, dengan menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan atau mengurangi pahala puasa.
Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim:
“Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh kesadaran iman dan pengharapan (terhadap Allah) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Pemerintah menetapkan bahwa awal puasa 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan awal Ramadhan ini merupakan hasil sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama bersama sejumlah organisasi masyarakat Islam pada Jumat (28/02/2025).
Jadwal imsakiyah dan buka puasa selengkapnya bagi Anda yang berada di wilayah Tangerang dapat dilihat di link berikut :
Untuk mengetahui waktu buka puasa, waktu imsak, dan waktu shalat di provinsi atau kota lain, silakan klik Jadwal Imsakiyah seluruh Indonesia di
https://www.kompas.com/ramadhan/jadwal-imsakiyah
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: BIN
-
/data/photo/2025/ramadhan/buka/19.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jadwal Buka Puasa Ramadhan Kota Tangerang 23 Maret 2025 Megapolitan 23 Maret 2025
-

5 Kasus Obesitas Ekstrem di Dunia, Ada yang Bobotnya Lebih dari Setengah Ton
Jakarta –
Kasus terkait obesitas sering kali menyita perhatian banyak pihak. Hal ini karena obesitas merupakan masalah kesehatan yang cukup serius dan hidup individu tersebut bisa lebih berat.
Obesitas ekstrem biasanya diukur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang jauh di atas 40, dan sering kali disertai dengan berbagai komplikasi kesehatan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah sederet kasus obesitas terekstrem yang pernah tercatat.
1. Jon Brower Minnoch
Orang paling berat dalam sejarah medis adalah Jon Brower Minnoch (Amerika Serikat) yang hidup antara tahun 1941-1983. Pada bulan Maret 1978, dirinya secara resmi diakui sebagai orang paling berat yang pernah hidup.
Jon lahir pada tanggal 29 September 1941, di kota kecil Bainbridge Island, sebelah timur negara bagian Washington. Dirinya mengidap obesitas parah sejak masa kanak-kanak, di usianya yang masih belia, 12 tahun Jon sudah memiliki berat badan yang luar biasa, yakni 294 pon (133 kilogram)
Pada akhirnya, konsultan endokrinologi dr Robert Schwartz menghitung bahwa Jon yang memecahkan rekor itu pasti memiliki berat lebih dari 635 kg.
2. Khalid bin Mohsen Shaari
Khalid bin Mohsen Shaari pria dari Jazan, Arab Saudi diketahui memiliki berat badan 610 kg. Dirinya bahkan berjuang untuk menjadi ‘normal’ dan sukses menurunkan berat badan hingga 542 kg.
Obesitas ekstrem ini membuat Shaari terbaring cukup lama di tempat tidur yakni selama tiga tahun. Kasus obesitasnya ini menarik perhatian mantan Raja Arab Saudi Abdullah yang akhirnya bertekad mengubah hidup Shaari.
3. Manuel Uribe
Pria asal Meksiko ini meninggal dunia pada usia 48 tahun. Sebelumnya, Manuel Uribe pernah mencapai puncak berat yakni 560 kg, dirinya juga sukses memangkas sekitar 394 kg.
Berat badannya ini membuat Uribe tidak bisa melakukan aktivitas secara normal. Dirinya terbaring di tempat tidurnya selama bertahun-tahun karena tidak dapat berjalan sendiri.
4. Mayra Rosales
Mayra Rosales, perempuan dari Texas, Amerika Serikat pernah tercatat memiliki berat badan sekitar 470 kg. Kehidupannya mulai mendapatkan perhatian publik saat dirinya diduga melakukan kejahatan yang menyebabkan kematian keponakannya. Namun, setelah diselidiki, dirinya dinyatakan tidak bersalah.
Mayra telah menjalani 11 operasi, termasuk operasi pemasangan pita pinggang dan prosedur pengangkatan kulit tambahan
5. Paul Mason
Paul Mason dari Ipswich, Suffolk pernah memiliki berat badan 444 kg. Kondisinya ini membuatnya untuk memutuskan melakukan operasi bypass lambung dan mengubah gaya hidupnya. Mason sukses memangkas berat badannya hingga 272 kg.
Obesitas ekstrem ini terjadi karena Mason mengonsumsi 20.000 kalori sehari, hampir 10 kali lipat dari rata-rata yang direkomendasikan. Aktivitas ini dia lakukan selama hampir satu dekade.
(dpy/kna)
-

Keutamaan Memperbanyak Membaca Al-Qur’an pada Bulan Ramadan
Jakarta, Beritasatu.com – Al-Qur’an merupakan sumber dan panduan kepada umat Islam dalam menjalani arus kehidupan. Tuntutan terhadap Al-Qur’an perlu dititikberatkan oleh setiap manusia karana di dalamnya telah tersedia manual dalam memahami ajaran Islam yang sebenar-benarnya. Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Zaid bin Tsabit beliau berkata, Rasulullah SAW telah bersabda:
“Aku tinggalkan pada kalian dua pusaka; kitabullah dan ahli baitku, keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya bertemu denganku di hawd (telaga)”. (Hadith Zaid bin Thabit, No 22067).
Pada bulan Ramadan banyak umat muslim yang mengisi waktu dengan membaca Al-Qur’an. Selain karena Ramadan adalah bulan turunnya Al-Qur’an, akan tetapi pada bulan mulia ini semua amal ibadah pahalanya berlipat ganda. Membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadan adalah suatu kebiasaan dan aktivitas ibadah yang diajarkan oleh syariat. Hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam pada bulan Ramadan. Sebagaimana hadis berikut:
وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
“Jibril menemuinya pada tiap malam malam bulan Ramadan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Qur’an bersamanya.” (HR Bukhari No. 3220)
Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang pahalanya berlipat sebagaimana yang dijelaskan di dalam surah Faatir ayat 29:
اِنَّ الَّذِيۡنَ يَتۡلُوۡنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنۡفَقُوۡا مِمَّا رَزَقۡنٰهُمۡ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرۡجُوۡنَ تِجَارَةً لَّنۡ تَبُوۡرَۙ ٢٩
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.” (Faatir: 29).
Keutamaan Membaca Al-Qur’an pada Bulan Suci Ramadan
Menurut Ibnu Rajab al-Hanbali (w1393 M), ulama besar yang dalam bidang aqidah bermazhab Asy’ariyah dan dalam bidang fiqih bermazhab Hanbali, menuturkan bahwa hadis ini menunjukkan kesunahan bertadarus Al-Qur’an pada malam bulan Ramadan secara berjemaah. Dalam kitab Bughyah al-Insan fi Wadza’if Ramadhan, Ibnu Rajab menyatakan:
و دل الحديث أيضا على استحباب دراسة القرآن في رمضان والاجتماع على ذلك، وعرض القرآن على من هو أحفظ له، وفيه دليل على استحباب الإكثار من تلاوة القرآن في شهر رمضان
Artinya: Hadis ini juga menunjukan kesunahan bertadarus Al-Qur’an pada bulan Ramadan secara berjemaah. Menyetorkan Al-Qur’an kepada orang yang lebih hafal darinya. Hadis ini sekaligus menunjukkan kesunahan memperbanyak membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadan (Ibnu Rajab, Bughyah al-Insan fi Wadza’if Ramadhan, halaman 42). Ibnu Rajab melanjutkan, hadis Ibnu Abbas di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW setor Al-Qur’an kepada Malaikat Jibril pada malam hari di bulan Ramadan. Oleh sebab itu, memperbanyak baca Al-Quran disunahkan pada malam hari di bulan Ramadan.
Selain daripada itu, ada banyak keutamaan Ketika membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadan, antara lain:
Pemberi syafaat di hari kiamat
Masih dalam sumber yang sama, keutamaan bagi umat yang membaca Al-Quran dengan mengingat makna dan kandungannya kemudian mengamalkan isinya, maka orang tersebut akan mendapatkan syafaat di hari kiamat.
عن أبي أمامة رضي الله عنه قال سمعتُ رسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ اقْرَوُا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمِ القِيامَةِ شَفِيعاً لأصحابه رواه مسلم
Artinya: Dari Abu Umamah r.a., katanya “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Bacalah olehmu semua akan Al-Qur’an itu, sebab Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat, yakni pertolongan kepada orang-orang yang mempunyainya.” (HR Muslim).
Kemudian dalam hadis lain turut disebutkan.
وعَن النَّوَّاسِ بنِ سمعان رضي الله عنه قال سمِعتُ رسول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ يُؤْتِي يَوْمَ القِيامَةِ بِالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الذين كانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ في الدُّنْيَا تَقَدُمهُ سورة البَقَرَةِ وَآلَ عِمْرَانَ تحَاجَّانِ عَنْ صاحِبِهِمَا رواه مسلم
Artinya: Dari An-Nawwas bin Sam’an r.a., katanya “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Al-Qur’an itu akan didatangkan pada hari kiamat nanti, demikian pula ahli-ahli Al-Qur’an, yaitu orang-orang yang mengamalkan Al-Qur’an itu di dunia didahului oleh surat Al-Baqarah dan surat Ali-Imran. Kedua surat ini menjadi hujjah untuk keselamatan orang yang mempunyainya, yakni membaca, memikirkan, dan mengamalkan.” (HR Muslim).
Al-Qur’an Datangi Orang yang Membaca dan Mengamalkannya
عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّوَّاسَ بْنَ سَمْعَانَ الْكِلَابِيَّ يَقُولُا سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ يَقُولُ يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَمْثَالٍ مَا نَسِيتُهُنَّ بَعْدُ قَالَ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلَّتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرْقٌ أَوْ كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا
Dari Jubair bin Nufair ia berkata, saya mendengar An Nawwas bin Saman Al Kilabi berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Al Qur`an akan didatangkan pada hari kiamat bersama Ahlinya yang telah beramal dengannya, dan yang pertama kali adalah surat Al Baqarah dan Ali Imran.” Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan tiga permisalan terkait dengan keduanya, aku tidak akan melupakannya setelah itu. yakni: “Seperti dua tumpuk awan hitam yang diantara keduanya terdapat cahaya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya.” ( HR. Muslim ) [ No.805 Syarh Shahih Muslim] Shahih.
Memperoleh Ketenangan dan Dinaungi Malaikat
Keutamaan tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Abu Hurairah Ra.
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ الله، يَتلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكينة، وغَشِيتْهُمُ الرَّحْمَةَ وَحَفَتُهُمُ الْمَلَائِكَةَ، وَذَكَرَهُمُ الله فيمَنْ عِنْدَهُ. رواه مسلم
Artinya: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah di antara rumah-rumah Allah (masjid), kemudian mereka membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun atas mereka sakinah (ketenangan) dan Allah meliputi mereka dengan rahmat, mereka akan dinaungi para malaikat, dan Allah akan membanggakan mereka di hadapan para malaikat.” (HR Muslim).
Pahala Satu Huruf Dibalas 10 Kebaikan
Hal tersebut sebagaimana termaktub dalam salah satu riwayat hadis berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الٓمٓ (Alif Lam Mim) satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi).
Ditempatkan oleh Allah Swt di Surga
Dikutip dari buku Ramadan Ensiklopedis karya Prof Dr Abdul Pirol dan Abdul Mutakabbir, orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an akan diberikan jaminan oleh Allah Swt di surga-Nya. Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah berikut.
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “من قرأ القرآن واستظهره وحفظه أدخله الله الجنة وشفعه في عشرة من أهل بيته كلهم قد وجبت لهم النار
Artinya: “Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, barangsiapa membaca Al-Qur’an, menampakkannya dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya ke surga dan memberikan syafaat sepuluh penghuni rumahnya sekaligus melindungi mereka dari neraka.” (HR Ibnu Majah).
Kini, umat muslim dapat dengan mudah mengamalkan Al-Qur’an di bulan Ramadan untuk meraih keutamaan-keutamaan tersebut. Cara terbaik saat mengamalkan Al-Qur’an, yaitu dengan membaca dan memahami isi kandungannya.
Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4789223/original/091006300_1711787295-shutterstock_1400083280.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Apa Itu Halal Bihalal, Berikut Sejarah dan Maknanya dalam Budaya Indonesia
Mengutip dari situs Kemenko PMK, konon asal usul istilah halal bihalal berawal dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935 hingga 1936. Kala itu, martabak menjadi hidangan yang baru untuk masyarakat.
Kemudian pedagang martabak dibantu dengan pembantu pribuminya mempromosikan makanan tersebut dengan kata-kata “Martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal” dan sejak itu istilahnya mulai populer di masyarakat Solo.
Adapun masyarakat lalu menggunakan istilahnya untuk sebutan seperti pergi ke Sriwedari di hari Lebaran atau silaturahmi di hari lebaran. Kegiatannya kemudian berkembang jadi acara silaturahmi saling bermaafan di hari raya.
Sementara itu, berdasarkan versi kedua asal usul halal bihalal sendiri konon berasal dari KH Abdul Wahab Hasbullah di tahun 1948. Sosok KH Abdul Wahab merupakan seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama.
KH Wahab kemudian memperkenalkan istilah halal bihalal kepada Bung Karno sebagai bentuk cara silaturahmi antar-pemimpin politik yang saat itu masih mempunyai konflik. Atas sarannya, di hari raya tahun 1948 Bung Karno lalu mengundang seluruh tokoh politik.
Ia mengundang para tokoh politik ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahmi yang diberi judul “Halalbihalal”. Para tokoh akhirnya duduk satu meja dan sejak itu diikuti masyarakat Indonesia secara luas terutama masyarakat muslim di Jawa dan jadi tradisi silaturahmi.
-

Tanda-tanda Lailatulqadar dan Esensi Spiritualitasnya
Lailatulqadar merupakan salah satu malam paling istimewa dalam Islam. Allah Swt telah mengabadikan keutamaannya dalam Al-Qur’an, khususnya dalam surah Al-Qadr, yang menjelaskan bahwa malam itu lebih baik dari seribu bulan.
Keistimewaan Lailatulqadar tidak hanya terletak pada pahala yang berlipat ganda, juga pada kesempatan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun, banyak orang hanya berfokus pada tanda-tanda fisik yang menandai malam itu, padahal ada juga tanda-tanda yang bersifat spiritual.
Oleh karena itu, memahami makna sejati dari Lailatulqadar sangat penting agar umat muslim dapat memanfaatkannya dengan baik, tidak hanya selama Ramadan, tetapi juga setelahnya.
Tanda-tanda Fisik dan Spiritual
Banyak hadis Rasulullah ﷺ yang menjelaskan tanda-tanda fisik dari Lailatulqadar. Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa malam itu dipenuhi dengan ketenangan, udara sejuk, tidak terlalu panas maupun dingin, dan matahari pada pagi harinya terbit tanpa sinar yang menyilaukan. Beberapa ulama juga berpendapat bahwa langit tampak lebih bersih dan tidak ada bintang jatuh pada malam tersebut.
Namun, yang sering terlupakan adalah tanda-tanda spiritual dari Lailatulqadar. Malam tersebut memberikan ketenangan yang luar biasa bagi orang-orang yang mencarinya dengan hati bersih. Para ulama menjelaskan bahwa mereka yang mendapatkan Lailatulqadar sering kali merasakan kedamaian yang luar biasa dalam hati. Mereka merasa lebih dekat dengan Allah. Ibadah terasa lebih khusyuk dan hati mereka dipenuhi perasaan cinta dan harapan kepada-Nya. Berikut tanda-tanda yang tidak dapat dilihat dengan mata, tetapi dapat dirasakan oleh mereka yang bersungguh-sungguh mencarinya.
1. Ketenangan
Orang yang mendapat Lailatulqadar senantiasa merasakan ketenangan dalam hati. Beban hidup terasa lebih ringan. Rasa gelisah pun sirna seiring berjalannya waktu. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah Saw dalam Shahih Muslim bahwa tanda Lailatulqadar adalah matahari terbit (setelah malam tersebut) berwarna putih, tidak menyilaukan mata. (HR Muslim nomor 762, dari Ubay bin Ka’ab)
هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعِ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا
“Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.”
2. Khusyuk dalam ibadah
Tanda spiritual Lailatulqadar, antara lain meningkatnya kekhusyukan dalam beribadah. Salat lebih intens. Bacaan Al-Qur’an diresapi. Doa terasa lebih fokus dan penuh makna. Dalam kitab Fathul Qarib dijelaskan bahwa salah satu tanda keberkahan dalam ibadah adalah ketika seseorang merasa semakin dekat dengan Allah tanpa ada gangguan hawa nafsu.
3. Dorongan untuk melakukan kebaikan
Seseorang yang mendapat Lailatulqadar akan merasakan dorongan kuat untuk berbuat baik, seperti senantiasa menjaga kebersihan hati, memperbanyak sedekah, peduli terhadap kaum yang membutuhkan, dan menjauhi kemaksiatan. Dalam Fathul Muin dijelaskan bahwa keberkahan Lailatulqadar sering tecermin dalam perubahan positif perilaku seseorang setelah mengalaminya.
4. Kelembutan hati
Salah satu tanda psikis orang yang mendapatkan Lailatulaadar adalah memiliki kelembutan hati, seperti mudah meneteskan air mata saat berdoa. Hal ini disebabkan oleh perasaan haru saat mengingat kemurahan Allah atas kesempatan kedua yang diberikan kepadanya di dunia ini.
Berbagai dosa dilakukan, tetapi Tuhan masih membukakan jalan untuk dirinya agar kembali tanpa ragu karena hanya kepada-Nya ketenangan dan kenyamanan itu berasal. Dalam hadis Riwayat Imam Muslim, tangisan karena takut kepada Allah adalah tanda diterimanya ibadah seseorang.
5. Ringan dalam beribadah
Mereka yang mendapat Lailatulqadar cenderung diringankan dalam menjalankan ibadah, meskipun sebelumnya terasa berat. Salat sunah yang dianggap remeh sebisa mungkin dikerjakan, terutama rawatib, karena amalan tersebut yang termudah dan dekat dengan saalat wajib. Ia juga mulai melaksanakan salat tahajud dan memanjangkan zikir setiap hari.
Kelima hal di atas adalah tanda bahwa Lailatulaadar, meskipun secara wujud masih rahasia, tetapi memiliki tanda-tanda yang dapat dirasakan oleh orang yang dipilih oleh Allah Swt. Pada dasarnya, Lailatulqadar adalah sarana dari berbagai sarana yang sediakan untuk manusia agar senantiasa mendekat kepada-Nya. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait hal tersebut.
/data/photo/2025/ramadhan/buka/13.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/ramadhan/buka/9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/ramadhan/mix/1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/ramadhan/mix/18.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)