Kementrian Lembaga: BIN

  • Kapan Waktu Terbaik untuk Memulai Puasa Syawal? Ini Jawabannya!

    Kapan Waktu Terbaik untuk Memulai Puasa Syawal? Ini Jawabannya!

    Jakarta, Beritasatu.com – Selepas Lebaran atau Idulfitri, terdapat sebuah anjuran bagi umat muslim untuk melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal. Namun, kapan sebenarnya waktu terbaik untuk memulai ibadah tersebut?

    Puasa Syawal merupakan amalan sunah yang dilakukan pada bulan Syawal. Pelaksanaan ibadah ini dapat dilakukan sebanyak enam hari sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang tertera dalam hadis berikut.

    مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

    Arti: “Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).

    Amalan ini biasanya dilaksanakan secara bersambung sejak tanggal 2 hingga 7 Syawal. Walau begitu, momen berkumpul dengan keluarga sering kali menjadi alasan bagi sebagian orang untuk menunda amalan tersebut.

    Lalu, kapan waktu terbaik untuk menunaikan puasa Syawal? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut penjelasannya!

    Waktu Terbaik Menunaikan Puasa Syawal

    Menurut beberapa ulama, puasa Syawal dapat dilaksanakan secara terpisah tanpa perlu berturut-turut. Sehingga, umat muslim diperbolehkan untuk memilih kapan mereka menunaikan amalan ini asalkan tetap berjumlah enam hari dan dilakukan selama berada di bulan Syawal.

    Kendati demikian, puasa Syawal sebaiknya ditunaikan secara berkelanjutan. Hal ini berdasarkan anjuran oleh Imam Abu Al-Husain Yahya bin Abil Khair bin Salim Al-Umrani Al-Yamani dalam salah satu karyanya yang berbunyi sebagai berikut. 
      
     يُسْتَحَبُّ لِمَنْ صَامَ رَمَضَانَ أَنْ يَتَّبِعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ. وَالْمُسْتَحَبُّ: أَنْ يَصُوْمَهَا مُتَتَابِعَةً، فَإِنْ صَامَهَا مُتَفَرِّقَةً جَازَ    

    Artinya: “Disunahkan bagi orang yang puasa di bulan Ramadan untuk meneruskan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal. Dan (praktik) yang dianjurkan, yaitu dengan berpuasa Syawal secara terus-menerus, dan jika puasa dengan cara terpisah, maka diperbolehkan”.

    Dapat disimpulkan bahwa waktu ideal untuk melaksanakan puasa Syawal adalah sehari selepas Idulfitri, yaitu pada tanggal 2 Syawal dan dilakukan secara terus menerus hingga tanggal 7 Syawal. Namun, apabila terdapat halangan untuk menunaikan puasa Syawal secara runut, umat Islam dapat melakukannya secara terpisah sesuai dengan kesempatan yang ada.

    Niat Puasa Syawal

    Untuk memantapkan hati dalam menunaikan ibadah, ulama menganjurkan umat Islam agar melafalkan niatnya. Berikut merupakan lafal niat puasa Syawal.
     
    نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى    

    Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.    

    Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah”.

    Keutamaan Puasa Syawal

    1. Mendapatkan pahala seperti puasa setahun penuh

    Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis sebelumnya, melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadan akan mendapatkan pahala setara dengan puasa selama satu tahun. Ini merupakan bentuk kemurahan Allah Swt. bagi hamba-Nya yang ingin meningkatkan amal ibadah.

    2. Penyempurnaan ibadah Ramadan

    Setiap ibadah mungkin memiliki kekurangan yang tidak kita sadari. Puasa Syawal berfungsi sebagai pelengkap dan penyempurna dari kekurangan yang ada dalam puasa Ramadan yang telah kita lakukan.

    3. Tanda diterimanya ibadah Ramadan

    Salah satu indikasi bahwa ibadah Ramadan diterima adalah munculnya keinginan untuk terus melakukan amal saleh setelahnya. Puasa Syawal menjadi bukti bahwa seseorang tetap konsisten dalam beribadah.

    4. Meningkatkan kedekatan dengan Allah

    Dengan melanjutkan puasa setelah Ramadan, seorang Muslim menunjukkan ketakwaan kepada Allah dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya.

    5. Mengajarkan konsistensi dalam beribadah

    Puasa Syawal mengajarkan umat Islam untuk tetap beribadah secara konsisten, bukan hanya saat bulan Ramadan saja. Hal ini membantu membangun kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari.

  • Top 5 News: Arus Mudik Lebaran 2025 Turun hingga Salat Id Raja Saudi

    Top 5 News: Arus Mudik Lebaran 2025 Turun hingga Salat Id Raja Saudi

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah pemberitaan pada Minggu (30/3/2025) masuk kategori terpopuler atau top 5 news. Berita terkait turunnya arus mudik Lebaran 2025 menjadi perbincangan hangat pembaca.

    Berita lainnya yang masuk kategori terpopuler, yakni salat Id Raja Arab Saudi di Istana Al-Salam, tata cara salat Idulfitri yang benar, 1,6 juta kendaraan tinggalkan Jabodetabek selama periode Lebaran 2025, hingga one way tol Cikampek hingga GT Kalikangkung dihentikan.

    Top 5 News Beritasatu.com

    1. H-1 Lebaran 2025, Arus Mudik Tol Cipali Turun 52%

    Memasuki H-1 Lebaran 2025 atau Idulfitri 1446 Hijriah, ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) mengalami penurunan volume kendaraan yang signifikan. Astra Tol Cipali mencatat hingga pukul 18.00 WIB, sebanyak 40.600 kendaraan melintas dari Jakarta menuju Cirebon.

    Sustainability Management & Corporate Communications Dept Head Astra Tol Cipali Ardam Rafif Trisilo mengungkapkan, angka tersebut turun 52% dibandingkan volume lalu lintas pada Sabtu (29/3/2025) jam yang sama.

    Pantauan Beritasatu.com di kilometer (km) 72 menunjukkan, arus lalu lintas di Tol Cipali ramai lancar dan cenderung lengang. Kendaraan pemudik dapat melintas dengan kecepatan normal sekitar 80 hingga 100 km per jam pada H-1 Lebaran 2025.

    2. Idulfitri 2025: Raja Saudi Salat Id di Istana Al-Salam

    Jutaan umat Muslim pada sejumlah negara di  dunia, pada Minggu (30/3/2025), merayakan Hari Raya Idulfitri 2025. Di Arab Saudi, Raja Salman melakukan salat Id di Istana Al-Salam di Jeddah.

    Sementara salat Id di Makkah atau tepatnya di Masjidil Haram dipimpin oleh Sheikh Sudais. Ia menginspirasi jutaan umat Muslim dengan lantunan ayat suci yang syahdu saat perayaan Idulfitri dimulai pada Minggu pagi.

    Raja Salman bin Abdulaziz memimpin salat Id sebagai tanda berakhirnya bulan suci Ramadan.

    3. Tata Cara Salat Idulfitri yang Benar, Lengkap dengan Bacaan Niat dan Artinya

    Selain berita terkait arus mudik Lebaran 2025, berita lainnya, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, umat Islam mengawali hari kemenangan ini dengan salat Idulfitri atau salat Id.

    Salat Idulfitri adalah ibadah sunah yang dilaksanakan pada hari raya Idulfitri, tepatnya pada 1 Syawal setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadan. Salat ini dilakukan secara berjemaah dan terdiri dari dua rakaat.

    Pelaksanaan salat Idulfitri biasanya dilakukan di masjid, lapangan, atau tempat terbuka lainnya dengan melibatkan banyak jemaah. Berikut ini niat dan tata cara salat Idulfitri.

    4. Lebih dari 1,6 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek H-2 Lebaran 2025

    PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 1.638.643 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada periode H-10 hingga H-2 Idulfitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025, yaitu pada Jumat-Sabtu (21-29 Maret 2025).

    Jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek ini naik 25,6% dibanding lalu lintas normal sebanyak 1.305.019 kendaraan dan 0,9% lebih tinggi dari arus mudik Lebaran 2024 atau 1.623.417 kendaraan.

    5. One Way Nasional Tol Cikampek hingga KM 414 GT Kalikangkung Dihentikan

    Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memberhentikan pelaksana one way nasional dari km 70 Tol Cikampek sampai dengan km 414 GT Kalikangkung. Dengan dihentikannya one way nasional di Tol Cikampek, saat ini lalu lintas normal kedua arah.

    Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri  Irjen Pol Agus Suryonugroho menyampaikan sampai saat ini kondisi lalu lintas sangat terkendali lancar. Pelaksanaan one way nasional pada arus mudik Lebaran 2025 bersifat situasional sesuai dengan diskresi kepolisian.

    Demikian top 5 news Beritasatu.com, di antaranya terkait arus mudik Lebaran 2025.

  • Mengumandangkan Takbir Lebaran dengan Audio Rekaman, Bagaimana Hukumnya?

    Mengumandangkan Takbir Lebaran dengan Audio Rekaman, Bagaimana Hukumnya?

    Jakarta: Menyambut hari raya Idulfitri, umat muslim disunahkan untuk mengumandangkan takbir. Namun seiring berjalannya waktu, muncul fenomena mengumandangkan takbir dengan menggunakan teknologi audio rekaman dengan pengeras suara. 

    Rekaman MP3, ataupun audio rekaman takbir kerap diputar di berbagai masjid, musala, bahkan saat pawai keliling. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah takbir yang dilakukan dengan teknologi rekaman audio tetap mendapatkan pahala kesunnahan?
     
    Makna dan hukum takbir Idulfitri

    Takbir lebaran adalah ibadah lisan yang dianjurkan (sunnah) dalam Islam, pada malam hari raya, sebagai bentuk syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan, terutama setelah menyelesaikan ibadah puasa. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

    Artinya, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (puasa Ramadan) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah: 185).   

    Muhammad bin Qasim Al-Ghazi mengatakan, disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir dan mukim, baik yang sedang di rumah, jalan, masjid, ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai shalat Idul Fitri. (Fathul Qarib, [Beirut, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah: 2014], halaman 162).   
     

     

    Hukum mengumandangkan takbir dengan audio rekaman

    Melansir daru NU Online, dalam membaca takbir lebaran, disunahkan untuk membacanya dengan suara yang keras (lantang), baik di rumah-rumah, jalan-jalan, masjid-masjid, maupun pasar-pasar. 

    Para ulama menjelaskan bahwa amalan dzikir yang dianjurkan dalam takbir adalah mengucapkannya secara langsung dengan lisan, baik secara individu maupun berjamaah. Karena itu, memutar rekaman tanpa diikuti oleh lisan secara langsung tentu tidak akan mendapatkan pahala dzikir lisan.  

    Menurut Imam An-Nawawi, setiap dzikir, baik yang wajib maupun sunah, tidak sah kecuali diucapkan secara lisan.

    Artinya, “Ketahuilah, sesungguhnya zikir-zikir yang disyariatkan dalam shalat dan selainnya, baik yang wajib maupun sunah, tidak dianggap sah dan tidak diperhitungkan kecuali diucapkan secara lisan.” (Al-Adzkar An-Nawawiyah, [Beirut, Darul Fikr: 2016], halaman 16).

    Dengan demikian, memutar rekaman takbir tidak dapat menggantikan kesunahan takbir yang diucapkan secara langsung. Rekaman hanya menjadi sarana pengingat, bukan pengganti amalan. Sebab takbir merupakan bacaan atau zikir yang harus dilakukan dengan lisan dan kesadaran penuh. 

    Adapun terkait fungsinya sebagai syiar hari raya, hal ini dapat disamakan dengan rekaman azan untuk menunjukkan masuknya waktu shalat. 

    Para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi hal tersebut. Sebagian ulama berpendapat bahwa rekaman azan cukup untuk menunjukkan waktu salat, sehingga sunah untuk dijawab.

    Sedangkan pendapat yang lain mengatakan tidak disunahkan untuk menjawab rekaman azan, karena itu hanya sekedar suara tiruan, sehingga tidak perlu untuk dijawab. 

    Seperti yang disampaikan oleh Syekh Ismail Zain:

    Artinya, “Adapun jika adzan berasal dari rekaman kaset, maka tidak disunahkan untuk menjawabnya, karena itu hanya tiruan, dan tiruan tidak perlu ditirukan. Wallahu a’lam.” (Qurratul ‘Ain bi Fatawi Ismail Az-Zain, halaman 58).

    Kesimpulannya, menggunakan rekaman untuk menyebarluaskan takbir lebaran dapat membantu menciptakan suasana syiar yang semarak. Namun, dalam aspek kesunahan, sebaiknya setiap individu tetap bertakbir secara langsung dengan lisan agar mendapatkan keutamaan ibadah ini. 

    Rekaman bisa menjadi sarana pendukung, tetapi tidak menggantikan esensi takbir yang dianjurkan dalam Islam.

    Jakarta: Menyambut hari raya Idulfitri, umat muslim disunahkan untuk mengumandangkan takbir. Namun seiring berjalannya waktu, muncul fenomena mengumandangkan takbir dengan menggunakan teknologi audio rekaman dengan pengeras suara. 
     
    Rekaman MP3, ataupun audio rekaman takbir kerap diputar di berbagai masjid, musala, bahkan saat pawai keliling. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah takbir yang dilakukan dengan teknologi rekaman audio tetap mendapatkan pahala kesunnahan?
     

    Makna dan hukum takbir Idulfitri

    Takbir lebaran adalah ibadah lisan yang dianjurkan (sunnah) dalam Islam, pada malam hari raya, sebagai bentuk syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan, terutama setelah menyelesaikan ibadah puasa. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
     

    Artinya, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (puasa Ramadan) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah: 185).   
     
    Muhammad bin Qasim Al-Ghazi mengatakan, disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir dan mukim, baik yang sedang di rumah, jalan, masjid, ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai shalat Idul Fitri. (Fathul Qarib, [Beirut, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah: 2014], halaman 162).   
     

     

    Hukum mengumandangkan takbir dengan audio rekaman

    Melansir daru NU Online, dalam membaca takbir lebaran, disunahkan untuk membacanya dengan suara yang keras (lantang), baik di rumah-rumah, jalan-jalan, masjid-masjid, maupun pasar-pasar. 
     
    Para ulama menjelaskan bahwa amalan dzikir yang dianjurkan dalam takbir adalah mengucapkannya secara langsung dengan lisan, baik secara individu maupun berjamaah. Karena itu, memutar rekaman tanpa diikuti oleh lisan secara langsung tentu tidak akan mendapatkan pahala dzikir lisan.  
     
    Menurut Imam An-Nawawi, setiap dzikir, baik yang wajib maupun sunah, tidak sah kecuali diucapkan secara lisan.
     

     
    Artinya, “Ketahuilah, sesungguhnya zikir-zikir yang disyariatkan dalam shalat dan selainnya, baik yang wajib maupun sunah, tidak dianggap sah dan tidak diperhitungkan kecuali diucapkan secara lisan.” (Al-Adzkar An-Nawawiyah, [Beirut, Darul Fikr: 2016], halaman 16).
     
    Dengan demikian, memutar rekaman takbir tidak dapat menggantikan kesunahan takbir yang diucapkan secara langsung. Rekaman hanya menjadi sarana pengingat, bukan pengganti amalan. Sebab takbir merupakan bacaan atau zikir yang harus dilakukan dengan lisan dan kesadaran penuh. 
     
    Adapun terkait fungsinya sebagai syiar hari raya, hal ini dapat disamakan dengan rekaman azan untuk menunjukkan masuknya waktu shalat. 
     
    Para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi hal tersebut. Sebagian ulama berpendapat bahwa rekaman azan cukup untuk menunjukkan waktu salat, sehingga sunah untuk dijawab.
     
    Sedangkan pendapat yang lain mengatakan tidak disunahkan untuk menjawab rekaman azan, karena itu hanya sekedar suara tiruan, sehingga tidak perlu untuk dijawab. 
     
    Seperti yang disampaikan oleh Syekh Ismail Zain:
     

     
    Artinya, “Adapun jika adzan berasal dari rekaman kaset, maka tidak disunahkan untuk menjawabnya, karena itu hanya tiruan, dan tiruan tidak perlu ditirukan. Wallahu a’lam.” (Qurratul ‘Ain bi Fatawi Ismail Az-Zain, halaman 58).
     
    Kesimpulannya, menggunakan rekaman untuk menyebarluaskan takbir lebaran dapat membantu menciptakan suasana syiar yang semarak. Namun, dalam aspek kesunahan, sebaiknya setiap individu tetap bertakbir secara langsung dengan lisan agar mendapatkan keutamaan ibadah ini. 
     
    Rekaman bisa menjadi sarana pendukung, tetapi tidak menggantikan esensi takbir yang dianjurkan dalam Islam.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Catat, Ini 3 Amalan Sebelum Berangkat Salat Idulfitri

    Catat, Ini 3 Amalan Sebelum Berangkat Salat Idulfitri

    Jakarta: Pemerintah resmi menetapkan Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Salah satu ibadah yang dilakukan umat muslim adalah dengan menunaikan salat Idulfitri. 

    Salat Idulfitri hukumnya sunnah muakkadah dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah. Salat ini biasanya dilaksanakan oleh umat muslim di sejumlah masjid dan musala, atau di lapangan terbuka.  

    Meski begitu, sebelum berangkat salat Idulfitri, umat muslim dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan. Melansir dari NU Online, berikut ini 3 amalan sebelum berangkat salat Idulfitri yang didasarkan pada penjelasan Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab.

    1. Makan

    Amalan pertama yang dianjurkan sebelum berangkat menunaikan salat idulfitri adalah makan, meskipun sedikit. “Makanan yang disunahkan untuk dikonsumsi seperti kurma sebanyak bilangan ganjil,” kata Ustaz Hengki Ferdiansyah. 

    Bahkan, Imam Syafi’i memerintahkan umat Islam untuk makan, sekalipun saat sedang berada dalam perjalanan atau bahkan ketika sampai di masjid. 

    “Kami memerintahkan setiap orang yang ingin shalat Ied untuk makan sebelum berangkat ke masjid. Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum shalat Id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya,” demikian penjelasan Imam As-Syafi’i dalam kitab Al-Umm.  
     

     

    2. Mandi

    Hal lain yang dianjurkan sebelum salat Idulfitri karena kesunnahannya adalah mandi. Hal ini penting mengingat seluruh umat Islam berkumpul dalam satu area untuk beribadah. 

    Keterangan tersebut diperkuat dengan amalan yang dilakukan oleh dua sahabat Nabi, yaitu Sayyidina Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Umar. Keduanya membiasakan mandi sebelum shalat Id. 

    “Terkait waktu kesunahan mandi, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan disunahkan mandi setelah fajar dan ada pula yang berpendapat disunnahkan setelah pertengahan malam,” jelas Ustaz Hengki.  
     
    3. Memotong rambut dan kuku dan pakai wewangian

    Memotong rambut dan kuku, menghilangkan bau badan, serta memakai wangi-wangian menjadi bagian dari kesunnahan sebelum berangkat saalat Idulfitri. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga tubuh dalam kondisi segar dan wangi agar tidak mengganggu kefokusan ibadah orang lain. 

    Ustaz Hengki menegaskan bahwa ketiga amalan sunnah sebelum shalat Idul Fitri tersebut memiliki hikmah dan tujuannya masing-masing. Salah satunya agar memberi kenyamanan dan ketenteraman dalam ibadah.  

    “Apalagi pada hari Ied, mayoritas umat Islam berbondong-bondong ke masjid untuk beribadah. Semoga kesunnahan ini dapat kita amalkan,” pungkasnya.

    Jakarta: Pemerintah resmi menetapkan Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Salah satu ibadah yang dilakukan umat muslim adalah dengan menunaikan salat Idulfitri. 
     
    Salat Idulfitri hukumnya sunnah muakkadah dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah. Salat ini biasanya dilaksanakan oleh umat muslim di sejumlah masjid dan musala, atau di lapangan terbuka.  
     
    Meski begitu, sebelum berangkat salat Idulfitri, umat muslim dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan. Melansir dari NU Online, berikut ini 3 amalan sebelum berangkat salat Idulfitri yang didasarkan pada penjelasan Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab.

    1. Makan

    Amalan pertama yang dianjurkan sebelum berangkat menunaikan salat idulfitri adalah makan, meskipun sedikit. “Makanan yang disunahkan untuk dikonsumsi seperti kurma sebanyak bilangan ganjil,” kata Ustaz Hengki Ferdiansyah. 

    Bahkan, Imam Syafi’i memerintahkan umat Islam untuk makan, sekalipun saat sedang berada dalam perjalanan atau bahkan ketika sampai di masjid. 
     
    “Kami memerintahkan setiap orang yang ingin shalat Ied untuk makan sebelum berangkat ke masjid. Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum shalat Id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya,” demikian penjelasan Imam As-Syafi’i dalam kitab Al-Umm.  
     

     

    2. Mandi

    Hal lain yang dianjurkan sebelum salat Idulfitri karena kesunnahannya adalah mandi. Hal ini penting mengingat seluruh umat Islam berkumpul dalam satu area untuk beribadah. 
     
    Keterangan tersebut diperkuat dengan amalan yang dilakukan oleh dua sahabat Nabi, yaitu Sayyidina Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Umar. Keduanya membiasakan mandi sebelum shalat Id. 
     
    “Terkait waktu kesunahan mandi, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan disunahkan mandi setelah fajar dan ada pula yang berpendapat disunnahkan setelah pertengahan malam,” jelas Ustaz Hengki.  
     

    3. Memotong rambut dan kuku dan pakai wewangian

    Memotong rambut dan kuku, menghilangkan bau badan, serta memakai wangi-wangian menjadi bagian dari kesunnahan sebelum berangkat saalat Idulfitri. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga tubuh dalam kondisi segar dan wangi agar tidak mengganggu kefokusan ibadah orang lain. 
     
    Ustaz Hengki menegaskan bahwa ketiga amalan sunnah sebelum shalat Idul Fitri tersebut memiliki hikmah dan tujuannya masing-masing. Salah satunya agar memberi kenyamanan dan ketenteraman dalam ibadah.  
     
    “Apalagi pada hari Ied, mayoritas umat Islam berbondong-bondong ke masjid untuk beribadah. Semoga kesunnahan ini dapat kita amalkan,” pungkasnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Suasana Lebaran Lebih Dulu di Berbagai Penjuru Dunia

    Suasana Lebaran Lebih Dulu di Berbagai Penjuru Dunia

    Jakarta

    Lebaran di Indonesia akan jatuh pada 31 Maret besok. Hari ini sejumlah negara di belahan dunia lain telah merayakan Lebaran dengan suasana penuh khusyuk.

    Beberapa negara yang telah menggelar salat Id hari ini mulai dari Arab Saudi hingga warga Palestina. Momen salat di hari kemenangan berlangsung secara khidmat dan tentram.

    Salat Id di Masjidil Haram

    Arab Saudi telah merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Salat Idul Fitri pun digelar di berbagai masjid di Saudi, termasuk Masjidil Haram di Makkah.

    Dilansir dari Saudi Press Agency, Minggu (30/3/2025), salat Idul Fitri di Masjidil Haram dilaksanakan secara khusyuk. Imam dan Khatib Masjidil Haram, Syekh Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais memimpin salat Idul Fitri kali ini.

    “Allah SWT telah memberkahi kalian dengan mencapai hari bahagia ini, maka bergembiralah di hari raya Idul Fitri kalian dan berbahagialah, karena bergembira di hari raya Idul Fitri merupakan tradisi umat Islam dan ritual dari ritual keagamaan,” ujarnya dalam khotbah salat Idul Fitri.

    Dia juga mengajak umat Islam untuk tidak mengurangi ketaatan setelah Ramadan. Dia mengajak umat Islam menghindari kemalasan dan terus tekun beribadah.

    “Segala puji bagi Allah, dan semoga Allah membalas Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota yang setia dengan pahala yang terbaik dan terlengkap atas upaya besar mereka dalam melayani Dua Masjid Suci dan para pengunjungnya, dan mendukung tujuan-tujuan Islam dan kaum Muslim, yang terutama adalah tujuan Palestina dan Al-Aqsa, dan berjuang untuk membangun keamanan internasional dan perdamaian dunia,” ujarnya.

    Salat Idul Fitri juga digelar di Masjid Nabawi, Madinah. Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, melaksanakan salat Idul Fitri di Istana Al-Salam, Jeddah.

    Penjaga Dua Masjid Suci itu didampingi oleh keluarga kerajaan Saudi. Usai salat, Raja Salman menerima ucapan selamat dan berkah dari keluarga kerajaan lain.

    Arab Saudi dan sejumlah negara lain telah merayakan Idul Fitri hari ini. Perayaan Idul Fitri digelar setelah hilal terlihat di Saudi.

    Warga Palestina Salat Id di Masjid Al Aqsa

    Foto: Salat Id di Al Aqsa (Mostafa Alkharouf/Anadolu via Getty Images)

    Umat muslim di Palestina juga merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina, pun dipenuhi umat Islam yang mengikuti salat id.

    Dilansir AFP dan WAFA, Minggu (30/3/2025), Grand Mufti Yerusalem dan Palestina, Syekh Mohammad Hussein, telah mengumumkan Idul Fitri jatuh pada 30 Maret 2025. Pengumuman itu menjadi penanda berakhirnya bulan suci Ramadan.

    Umat muslim di Palestina pun mengikuti salat id di Masjid Al Aqsa. Mereka pergi bersama keluarga, termasuk anak-anak untuk merayakan Idul Fitri meski konflik dengan Israel masih memanas.

    Sejumlah anak terlihat membawa balon dan bermain di area Al Aqsa usai salat id digelar. Idul Fitri di Yerusalem, Palestina, dirayakan dengan penuh sukacita.

    Momen Khusyuk Salat Id di Afghanistan dan Yaman

    Foto: Salat Id (Mostafa Alkharouf/Anadolu via Getty Images)

    Afghanistan dan Yaman turut merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Umat muslim di kedua negara tersebut pun mengikuti salat id dengan khusyuk.

    Dilansir AFP, Minggu (30/3/2025), salat id di Kabul, Afghanistan, salah satunya digelar di Masjid Shah-Do Shamshira. Salat id di masjid ini dijaga dengan ketat oleh pasukan keamanan Taliban.

    Jemaah yang hendak salat id terlihat harus melewati pemeriksaan ketat oleh petugas. Petugas keamanan Taliban juga terlihat membawa senjata laras panjang dan berdiri di atas mobil serta di sudut jalan untuk memantau situasi.

    Selain itu, umat muslim di Yaman juga mengikuti salat id dengan khusyuk. Yaman sendiri sedang digoncang serangan udara oleh pasukan militer Amerika Serikat (AS) yang berdalih menargetkan Houthi.

    Warga di Yaman terlihat berkumpul di lapangan hingga jalanan untuk salat id. Orang tua terlihat membawa anak-anak mereka untuk melaksanakan salat id.

    Sebagai informasi, Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah telah merayakan Idul Fitri hari ini. Perayaan Idul Fitri digelar setelah hilal terlihat di Saudi.

    Halaman 2 dari 3

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Meningkatkan Bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadan bagi Masyarakat Kota

    Meningkatkan Bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadan bagi Masyarakat Kota

    Ditengah padatnya kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan perkotaan, banyak orang yang merasa kesulitan atau tidak ada waktu luang untuk membaca Al-Qur’an, terutama selama bulan suci Ramadan, namun sebenarnya hal itu bisa diatasi dengan perencanaan yang efektif ataupun strategi yang tepat dengan didukung pemanfaatan tekhnologi. 

    Saat ini, membaca Al-Qur’an bisa menjadi rutinitas harian masyarakat kota. Ada berbagai cara yang mungkin bisa diterapkan oleh masyarakat kota guna untuk meningkatkan bacaan Al-Qur’an dalam keseharianya.

    Memanfaatkan waktu ditengah kesibukan, membaca Al-Qur’an saat perjalanan menuju ke tempat kerja bagi pengguna transportasi umum seperti halnya MRT, KRL, BUSWAY atau yang lainya sangatlah mungkin asal ada niat serta keinginan kuat dalam diri seseorang untuk bisa selalu membaca ataupun mendengarkan Al-Qur’an dalam setiap harinya.

    Kemudian bisa juga meluangkan waktu setelah solat dhuhur atau Ashar di kantor dengan membaca beberapa ayat dari Al-Qur’an.  Apalagi dengan kemajuan tekhnologi saat ini kita bisa membaca Al-Qur’an dengan menggunakan aplikasi Al-Qur’an digital jadi sangatlah mudah untuk kita bisa membaca Al-Qur’an dimanapun kita berada.

    Memanfaatkan tekhnologi untuk membantu Tilawah, era modern dan majunya tekhnologi sekarang ini juga sangatlah membantu kita untuk dapat meningkatkan kulaitas membaca Al-Qur’an, aplikasi Al-Qur’an digital yang tersedia atau juga podcast kajian Al-Qur’an yang tersedia diberbagai platform seperti spotify atau YouTube bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang memiliki kesibukan atau kesulitan menyisihkan waktu dengan dinamika kehidupan diperkotaan.

    Bergabung dalam kelompok Tilawah/Tadarus

    Bergabung dengan kelompok tadarus Al-Qur’an dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan semangat dan motivasi dalam membaca Al-Qur’an. Kegiatan ini tidak hanya membantu mempererat tali silaturahmi dan membangun kebersamaan di antara sesama Muslim, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mendiskusikan ayat-ayat yang sulit dipahami. 

    Selain itu, partisipasi dalam kelompok tadarus dapat meningkatkan kualitas ibadah dan memperkuat keimanan. Jika kesibukan menjadi kendala, kini tersedia alternatif seperti mengikuti tadarus secara daring melalui Zoom atau platform lainnya. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk mengabaikan kegiatan membaca Al-Qur’an, terutama jika alasannya hanya karena kesibukan sehari-hari.

    Tadarus Al-Qur’an bersama Keluarga 

    Tadarus Al-Qur’an bersama keluarga merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an bagi seorang Muslim. Meskipun kesibukan pekerjaan kantor atau aktivitas harian seringkali menyita waktu, meluangkan waktu sejenak untuk membaca Al-Qur’an bersama keluarga, terutama di bulan suci Ramadan, baik sebelum maupun sesudah berbuka puasa, adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. 

    Kegiatan ini tidak hanya membantu memperbaiki dan memperindah bacaan Al-Qur’an, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antaranggota keluarga. Dengan tadarus bersama, keluarga dapat saling mengingatkan dalam kebaikan dan membangun suasana rumah yang dipenuhi dengan nilai-nilai keislaman. Selain itu, kebiasaan ini dapat menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an pada anak-anak sejak dini, sehingga tercipta generasi yang mencintai Al-Qur’an. Pada akhirnya, tadarus bersama keluarga dapat menjadi pondasi untuk menciptakan keluarga yang harmonis, penuh berkah, dan diridhai Allah SWT.

    Kemudian juga diimbangi dengan mengurangi waktu di media sosial dan menggantinya dengan perbanyak membaca Al-Qur’an, apalagi saat bulan suci Ramadan karena bulan Ramadan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat islam. 

    Bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan dimana setiap perbuatan ibadah yang kita lakukan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Nabi Muhammad SAW juga  telah mencontohkan kepada umatnya apa saja amalan sunah yang dapat dilakukan pada bulan suci Ramadan, salah satunya adalah membaca Al-qur’an. Dan kita juga mengetahui bahwa Al-qur’an pertama kali di turunkan pada bulan suci Ramadan.

    Allah Ta’ala berfirman :“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)” QS. (Al Baqarah : 185)

    Kemudian perlu diketahui bahwa keutmaan membaca Al-Qur’an sangatlah banyak, Syaikhul Islam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam kitabnya, Riyaadhus-Shaalihiin, membuat bab khusus tentang Keutamaan Membaca Al-Qur’an, di antaranya: Pertama, Al-Qur’an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk para pembacanya.

     روى مسلم وغيره عن أبي أمامة صدي بن عجلان الباهلي رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:  اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعاً لأصحابه.

    Artinya: Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)

    Kedua, orang-orang yang  mempelajari  dan mengajarkan  Al-Qur’an  merupakan sebaik-baik manusia.

    روى عثمان رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : خيركم من تعلم القرآن وعلمه ) رواه أبو داود والترمذي).

    Artinya: Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

    Ketiga, bagi orang-orang  yang  mahir(pandai)  membaca  Al-Qur’an,  maka  kelak  ia akan bersama para malaikat-Nya.

    عن عائشة رضي الله عنها قالتْ: قالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : «الذي يقرَأُ القرآنَ وهو مَاهِرٌ به مع السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ،..الحديث

    Artinya: Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim).

    Keutamaan membaca Al-Qur’an, sebagaimana dijelaskan dalam hadis-hadis tersebut, menunjukkan betapa pentingnya kegiatan ini dalam kehidupan seorang Muslim. Membaca Al-Qur’an bukan sekadar aktivitas ibadah, tetapi juga sarana untuk mempererat hubungan dengan Allah. 

    Dengan memahami makna yang terkandung dalam hadis-hadis tersebut, umat Islam didorong untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Hal ini mencakup membaca dengan penuh keikhlasan, merenungi maknanya, serta mengamalkan ajaran-ajarannya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. 

    Melalui upaya ini, diharapkan umat Islam dapat memperoleh petunjuk, ketenangan hati, dan kekuatan spiritual dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, sekaligus meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

  • Rayakan Lebaran Hari Ini, Umat Muslim Palestina Salat Id di Masjid Al Aqsa

    Rayakan Lebaran Hari Ini, Umat Muslim Palestina Salat Id di Masjid Al Aqsa

    Yerusalem

    Umat muslim di Palestina juga merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina, pun dipenuhi umat Islam yang mengikuti salat id.

    Dilansir AFP dan WAFA, Minggu (30/3/2025), Grand Mufti Yerusalem dan Palestina, Syekh Mohammad Hussein, telah mengumumkan Idul Fitri jatuh pada 30 Maret 2025. Pengumuman itu menjadi penanda berakhirnya bulan suci Ramadan.

    Umat muslim di Palestina pun mengikuti salat id di Masjid Al Aqsa. Mereka pergi bersama keluarga, termasuk anak-anak untuk merayakan Idul Fitri meski konflik dengan Israel masih memanas.

    Sejumlah anak terlihat membawa balon dan bermain di area Al Aqsa usai salat id digelar. Idul Fitri di Yerusalem, Palestina, dirayakan dengan penuh sukacita.

    Sebagai informasi, Arab Saudi dan sejumlah negara lain telah merayakan Idul Fitri hari ini. Perayaan Idul Fitri digelar setelah hilal terlihat di Saudi.

    Salat id juga telah digelar di Masjidil Haram, Makkah. Masjid suci tersebut dipenuhi jemaah yang sudah berada di dalam masjid sejak dini hari.

    “Segala puji bagi Allah, dan semoga Allah membalas Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota yang setia dengan pahala yang terbaik dan terlengkap atas upaya besar mereka dalam melayani Dua Masjid Suci dan para pengunjungnya, dan mendukung tujuan-tujuan Islam dan kaum Muslim, yang terutama adalah tujuan Palestina dan Al-Aqsa, dan berjuang untuk membangun keamanan internasional dan perdamaian dunia,” ujar Imam dan Khatib Masjidil Haram, Syekh Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Khusyuk, Begini Suasana Salat Idul Fitri di Masjidil Haram Hari Ini

    Khusyuk, Begini Suasana Salat Idul Fitri di Masjidil Haram Hari Ini

    Makkah

    Arab Saudi telah merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Salat Idul Fitri pun digelar di berbagai masjid di Saudi, termasuk Masjidil Haram di Makkah.

    Dilansir dari Saudi Press Agency, Minggu (30/3/2025), salat Idul Fitri di Masjidil Haram dilaksanakan secara khusyuk. Imam dan Khatib Masjidil Haram, Syekh Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais memimpin salat Idul Fitri kali ini.

    Suasana salat Idul Fitri di Arab Saudi (dok. Saudi Press Agency)

    “Allah SWT telah memberkahi kalian dengan mencapai hari bahagia ini, maka bergembiralah di hari raya Idul Fitri kalian dan berbahagialah, karena bergembira di hari raya Idul Fitri merupakan tradisi umat Islam dan ritual dari ritual keagamaan,” ujarnya dalam khotbah salat Idul Fitri.

    Dia juga mengajak umat Islam untuk tidak mengurangi ketaatan setelah Ramadan. Dia mengajak umat Islam menghindari kemalasan dan terus tekun beribadah.

    “Segala puji bagi Allah, dan semoga Allah membalas Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota yang setia dengan pahala yang terbaik dan terlengkap atas upaya besar mereka dalam melayani Dua Masjid Suci dan para pengunjungnya, dan mendukung tujuan-tujuan Islam dan kaum Muslim, yang terutama adalah tujuan Palestina dan Al-Aqsa, dan berjuang untuk membangun keamanan internasional dan perdamaian dunia,” ujarnya.

    Suasana salat Idul Fitri di Arab Saudi (dok. Saudi Press Agency)

    Salat Idul Fitri juga digelar di Masjid Nabawi, Madinah. Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, melaksanakan salat Idul Fitri di Istana Al-Salam, Jeddah.

    Penjaga Dua Masjid Suci itu didampingi oleh keluarga kerajaan Saudi. Usai salat, Raja Salman menerima ucapan selamat dan berkah dari keluarga kerajaan lain.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jadwal Buka Puasa Ramadhan Kota Padang 30 Maret 2025
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 Maret 2025

    Jadwal Buka Puasa Ramadhan Kota Padang 30 Maret 2025 Regional 30 Maret 2025

    Jadwal Buka Puasa Ramadhan Kota Padang 30 Maret 2025
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Hari Minggu (30/03/2025), umat Islam memasuki ibadah puasa hari ke-30 Ramadhan 1446 Hijriah. Selamat menjalankan rangkaian ibadah puasa, semoga senantiasa sehat dan mampu menyelesaikan ibadah puasa hingga akhir.
    Setiap wilayah seluruh Indonesia memiliki masing-masing jadwal imsak sebagai pengingat sahur dan
    jadwal buka puasa
    sebagai pengingat berbuka.
    Kompas.com menyediakan informasi jadwal imsak dan berbuka puasa setiap hari hingga akhir Ramadhan berdasarkan situs resmi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama.
    Berikut jadwal imsakiyah dan
    buka puasa
    bagi Anda yang berada di wilayah Padang:
    30 Ramadhan 1446 H (30/03/2025)
    Bagi Anda yang sedang menanti berbuka puasa, berdoa sebelum berbuka adalah salah satu anjuran dalam Islam.
    Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, ada dua pendapat mengenai doa buka
    puasa Ramadhan
    .
    Doa berbuka puasa yang pertama diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, yakni:
    ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللّه
    Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru in syaa’allah
    “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insya Allah.”
    Versi kedua diriwayatkan dari Mu’adz bin Zuhroh, yakni:
    اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
    Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu
    “Ya Allah, hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.”
    Umat Islam atau muslim bisa memilih untuk membaca salah satu di antara dua doa buka puasa itu.
    Berbuka adalah waktu yang paling dinanti ketika puasa Ramadhan.
    Buka puasa
    (iftar) dilakukan ketika matahari terbenam atau memasuki waktu maghrib.
    Sambil menunggu berbuka, beberapa umat Islam biasanya akan berkumpul di masjid untuk mengikuti pengajian atau mendengarkan ceramah.
    Tak sedikit juga umat Islam yang berkumpul dengan keluarga atau teman lama untuk buka puasa bersama.
    Tak sekadar makan dan minum, ada beberapa sunah buka puasa yang perlu diketahui.
    1. Menyegerakan berbuka puasa
    Menyegerakan berbuka puasa pada awal waktunya termasuk hal yang dianjurkan. Hal ini sebagaimana anjuran Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik:
    لايزال الناس بخير ما عجلوا الفطر
    “Manusia masih berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”
    2. Berbuka sebelum shalat maghrib
    Saat berbuka puasa, Rasulullah SAW lebih dulu menyantap buah kurma, baru kemudian menunaikan shalat maghrib.
    Hal ini tertuang dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik berikut:
    أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يفطرقبل أن يصلي على رطبات, فإن لم تكن رطبات فتميرات. فإن لم تكن تميرات حسا حسوات من الماء
    “Rasulullah SAW biasanya berbuka puasa dengan menyantap beberapa buah kurma segar (rutab) sebelum mendirikan shalat maghrib. Apabila tidak ada kurma segar, ia menyantap beberapa buah kurma kering (tamr). Jika tidak ada kurma, ia meneguk beberapa tegukan air.”
    3. Berbuka dengan kurma
    Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Salman bin ‘Amir, disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berbuka dengan kurma.
    Sebab, kurma merupakan buah yang mengandung keberkahan.
    أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا أفطر أحدكم فليفطر على تمر فإنه بركة فإن لم يجد تمرا فالماء فإنه طهور
    “Rasululah SAW bersabda: ‘Apabila salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka berbuka puasalah dengan kurma. Karena sungguh kurma itu berkah. Jika dia tidak mendapatkan kurma, maka minumlah air, karena sungguh air itu menyucikan’.”
    Puasa Ramadhan adalah amalan wajib yang paling utama dan bentuk ketaatan seorang muslim kepada Allah Swt.
    Kewajiban puasa ini tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 183 sebagai berikut:
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
    “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
    Adapun puasa termasuk amalan paling utama karena dikhususkan untuk Allah, sebagaimana dalam hadis qudsi berikut:
    ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋليه ﻭﺳﻠﻢ، ﻗﺎﻝ اﻟﻠﻪ: ﻛﻞّ ﻋﻤﻞ اﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻟﻪ ﺇﻻ الصيام فإنه لي وأنا أجزي به
    “Rasulullah SAW bersabda: ‘Allah Swt berfirman: Semua amal ibadah anak Adam untuk mereka sendiri kecuali puasa. Sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya’.”
    Selain bernilai pahala, puasa Ramadhan juga memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah dijauhkan dari api neraka selama 70 tahun.
    Hal ini tertuang dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri:
    ما من عبدٍ يصوم يومًا في سبيل الله إلا باعد الله بذلك اليوم عن وجهه النار سبعين خريفًا
    “Tiada seorang hamba pun yang berpuasa sehari dengan niat fisabilillah, yakni semata-mata menuju kepada ketaatan Allah, melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya karena puasanya tadi, sejauh perjalanan tujuh puluh tahun dari neraka’.”
    Pemerintah menetapkan bahwa awal puasa 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan awal Ramadhan ini merupakan hasil sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama bersama sejumlah organisasi masyarakat Islam pada Jumat (28/02/2025).
    Jadwal imsakiyah dan buka puasa selengkapnya bagi Anda yang berada di wilayah Padang dapat dilihat di link berikut :
    Untuk mengetahui waktu buka puasa, waktu imsak, dan waktu shalat di provinsi atau kota lain, silakan klik Jadwal Imsakiyah seluruh Indonesia di
    https://www.kompas.com/ramadhan/jadwal-imsakiyah
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jadwal Buka Puasa Ramadhan Kota Bandar Lampung 30 Maret 2025
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 Maret 2025

    Jadwal Buka Puasa Ramadhan Kota Bandar Lampung 30 Maret 2025 Regional 30 Maret 2025

    Jadwal Buka Puasa Ramadhan Kota Bandar Lampung 30 Maret 2025
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Hari Minggu (30/03/2025), umat Islam memasuki ibadah puasa hari ke-30 Ramadhan 1446 Hijriah. Selamat menjalankan rangkaian ibadah puasa, semoga senantiasa sehat dan mampu menyelesaikan ibadah puasa hingga akhir.
    Setiap wilayah seluruh Indonesia memiliki masing-masing jadwal imsak sebagai pengingat sahur dan
    jadwal buka puasa
    sebagai pengingat berbuka.
    Kompas.com menyediakan informasi jadwal imsak dan berbuka puasa setiap hari hingga akhir Ramadhan berdasarkan situs resmi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama.
    Berikut jadwal imsakiyah dan
    buka puasa
    bagi Anda yang berada di wilayah Bandar Lampung:
    30 Ramadhan 1446 H (30/03/2025)
    Bagi Anda yang sedang menanti berbuka puasa, berdoa sebelum berbuka adalah salah satu anjuran dalam Islam.
    Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, ada dua pendapat mengenai doa buka
    puasa Ramadhan
    .
    Doa berbuka puasa yang pertama diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, yakni:
    ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللّه
    Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru in syaa’allah
    “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insya Allah.”
    Versi kedua diriwayatkan dari Mu’adz bin Zuhroh, yakni:
    اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
    Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu
    “Ya Allah, hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.”
    Umat Islam atau muslim bisa memilih untuk membaca salah satu di antara dua doa buka puasa itu.
    Berbuka adalah waktu yang paling dinanti ketika puasa Ramadhan.
    Buka puasa
    (iftar) dilakukan ketika matahari terbenam atau memasuki waktu maghrib.
    Sambil menunggu berbuka, beberapa umat Islam biasanya akan berkumpul di masjid untuk mengikuti pengajian atau mendengarkan ceramah.
    Tak sedikit juga umat Islam yang berkumpul dengan keluarga atau teman lama untuk buka puasa bersama.
    Tak sekadar makan dan minum, ada beberapa sunah buka puasa yang perlu diketahui.
    1. Menyegerakan berbuka puasa
    Menyegerakan berbuka puasa pada awal waktunya termasuk hal yang dianjurkan. Hal ini sebagaimana anjuran Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik:
    لايزال الناس بخير ما عجلوا الفطر
    “Manusia masih berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”
    2. Berbuka sebelum shalat maghrib
    Saat berbuka puasa, Rasulullah SAW lebih dulu menyantap buah kurma, baru kemudian menunaikan shalat maghrib.
    Hal ini tertuang dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik berikut:
    أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يفطرقبل أن يصلي على رطبات, فإن لم تكن رطبات فتميرات. فإن لم تكن تميرات حسا حسوات من الماء
    “Rasulullah SAW biasanya berbuka puasa dengan menyantap beberapa buah kurma segar (rutab) sebelum mendirikan shalat maghrib. Apabila tidak ada kurma segar, ia menyantap beberapa buah kurma kering (tamr). Jika tidak ada kurma, ia meneguk beberapa tegukan air.”
    3. Berbuka dengan kurma
    Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Salman bin ‘Amir, disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berbuka dengan kurma.
    Sebab, kurma merupakan buah yang mengandung keberkahan.
    أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا أفطر أحدكم فليفطر على تمر فإنه بركة فإن لم يجد تمرا فالماء فإنه طهور
    “Rasululah SAW bersabda: ‘Apabila salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka berbuka puasalah dengan kurma. Karena sungguh kurma itu berkah. Jika dia tidak mendapatkan kurma, maka minumlah air, karena sungguh air itu menyucikan’.”
    Puasa Ramadhan adalah amalan wajib yang paling utama dan bentuk ketaatan seorang muslim kepada Allah Swt.
    Kewajiban puasa ini tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 183 sebagai berikut:
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
    “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
    Adapun puasa termasuk amalan paling utama karena dikhususkan untuk Allah, sebagaimana dalam hadis qudsi berikut:
    ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋليه ﻭﺳﻠﻢ، ﻗﺎﻝ اﻟﻠﻪ: ﻛﻞّ ﻋﻤﻞ اﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻟﻪ ﺇﻻ الصيام فإنه لي وأنا أجزي به
    “Rasulullah SAW bersabda: ‘Allah Swt berfirman: Semua amal ibadah anak Adam untuk mereka sendiri kecuali puasa. Sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya’.”
    Selain bernilai pahala, puasa Ramadhan juga memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah masuk surga melalui pintu khusus. Orang yang berpuasa juga akan mendapat keistimewaan untuk masuk surga melalui pintu khusus yang diberi nama Ar-Rayyan. Diketahui, pintu Ar-Rayyan tidak bisa dimasuki oleh siapa pun kecuali orang yang berpuasa.
    Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Sahl berikut:
    أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ان في الجنة بابا يقال له الريان يدخل منه الصائمون يوم القيامة. لا يدخل منه أحد غيرهم، يقال: أين الصائمون؟ فيقومون فيدخلون. فإذا دخلوا أغلق عليهم فلم يدخل منه احد
    “Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang diberi nama Ar-Rayyan, yang melaluinya orang-orang berpuasa masuk ke surga di hari kiamat. Pintu itu tidak dilalui oleh siapa pun selain mereka.
    Di akhirat nanti dilakukan pemanggilan: Di mana orang-orang yang berpuasa? Lalu, mereka berdiri dan tidak ada seorang pun masuk melalui pintu itu. Apabila mereka telah masuk pintu itu ditutup sehingga tidak ada seorang pun masuk melaluinya.”
    Pemerintah menetapkan bahwa awal puasa 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan awal Ramadhan ini merupakan hasil sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama bersama sejumlah organisasi masyarakat Islam pada Jumat (28/02/2025).
    Jadwal imsakiyah dan buka puasa selengkapnya bagi Anda yang berada di wilayah Bandar Lampung dapat dilihat di link berikut :
    Untuk mengetahui waktu buka puasa, waktu imsak, dan waktu shalat di provinsi atau kota lain, silakan klik Jadwal Imsakiyah seluruh Indonesia di
    https://www.kompas.com/ramadhan/jadwal-imsakiyah
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.