Kementrian Lembaga: BI

  • Penurunan suku bunga BI harus diikuti penurunan suku bunga kredit perbankan 

    Penurunan suku bunga BI harus diikuti penurunan suku bunga kredit perbankan 

    Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

    Penurunan suku bunga BI harus diikuti penurunan suku bunga kredit perbankan 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 20 Agustus 2025 – 19:47 WIB

    Elshinta.com – Menyikapi keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 5 persen pada Rapat Dewan Gubernur hari ini, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Amin Ak, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan moneter yang lebih akomodatif tersebut.

    Menurut legislator dari daerah pemilihan Jawa Timur IV (Kabupaten Jember – Kabupaten Lumajang), penurunan BI Rate yang telah dilakukan empat kali sejak September 2024 menunjukkan keseriusan BI dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah proyeksi inflasi yang terkendali dan nilai tukar rupiah yang stabil. 

    Namun, ia menegaskan bahwa penurunan suku bunga acuan ini belum cukup jika tidak diikuti dengan langkah nyata dari perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit.

    Fakta bahwa bunga kredit masih stagnan di kisaran 9,16 persen menunjukkan belum efektifnya transmisi kebijakan moneter. Padahal, bunga kredit yang lebih rendah sangat penting untuk mendorong pembiayaan sektor riil, memperluas investasi, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Penurunan BI Rate harus segera diterjemahkan ke dalam penurunan suku bunga kredit oleh perbankan, agar pelaku usaha, UMKM, dan masyarakat luas dapat merasakan manfaat langsungnya. Tanpa itu, kebijakan moneter longgar tidak akan efektif mendorong pembiayaan, investasi, dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi,” tegas Amin. Rabu (20/08).

    Menurutnya Amin, biaya kredit yang lebih terjangkau akan memungkinkan para pelaku usaha akan lebih leluasa melakukan ekspansi, baik di sektor manufaktur, perdagangan, maupun jasa. UMKM yang selama ini terkendala akses pembiayaan juga bisa lebih mudah mendapatkan modal kerja dengan bunga lebih rendah. 

    “Hal ini bukan hanya memperkuat daya saing usaha kecil, tapi juga membuka peluang penciptaan lapangan kerja baru,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono, Rabu (20/8). 

    Selain itu, penurunan bunga kredit akan membuat investasi di sektor riil semakin menarik. Investor, baik domestik maupun asing, akan lebih terdorong untuk menanamkan modalnya karena iklim pembiayaan lebih kondusif. 

    Dengan meningkatnya investasi, kapasitas produksi nasional akan bertambah, konsumsi masyarakat menguat, dan perekonomian tumbuh lebih cepat.

    Artinya, penurunan suku bunga kredit tidak sekadar mendukung dunia usaha, tetapi juga membawa multiplier effect yang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Jika transmisi kebijakan moneter BI ini berjalan efektif, target pertumbuhan ekonomi pemerintah di tahun 2025–2026, diatas 5 perset sangat mungkin tercapai bahkan bisa melampaui proyeksi awal.

    Amin Ak juga mendorong pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan transmisi kebijakan moneter berjalan optimal melalui koordinasi dengan industri perbankan. 

    “Jika biaya kredit bisa lebih terjangkau, saya yakin investasi akan meningkat, sektor riil bergairah, dan target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai lebih tinggi,” pungkasnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • BI Catat Transaksi QRIS Tumbuh 162,77 Persen pada Juli 2025

    BI Catat Transaksi QRIS Tumbuh 162,77 Persen pada Juli 2025

    JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan volume transaksi pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada Juli 2025 terus tumbuh pesat sebesar 162,77 persen (yoy) didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant.

    Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Juli 2025 tetap baik didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.

    “Dari sisi transaksi, pembayaran digital pada Juli 2025 meningkat di seluruh komponen sehingga tumbuh 45,30 persen (yoy) dan mencapai 4,44 miliar transaksi,” ungkap Perry dalam konferensi pers, Rabu, 20 Agustus.

    Selanjutnya, volume transaksi aplikasi mobile dan internet meningkat masing-masing sebesar 26,07 persen (yoy) dan 12,68 persen (yoy).

    Sementara dari sisi infrastruktur, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST tumbuh 37,56 persen (yoy) sehingga mencapai 414,62 juta transaksi, dengan nilai mencapai Rp1.016,48 triliun di sepanjang Juli 2025.

    Perry menyampaikan volume transaksi nilai besar yang diproses melalui BI-RTGS tercatat sebanyak 959,32 ribu transaksi dengan nilai sebesar Rp19.791,94 triliun di sepanjang Juli 2025

    Sementara dari sisi pengelolaan uang Rupiah, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 9,68 persen (yoy) menjadi Rp1.141,83 triliun pada Juli 2025.

  • BI beri sinyal pemangkasan BI-Rate lanjutan usai dipangkas empat kali

    BI beri sinyal pemangkasan BI-Rate lanjutan usai dipangkas empat kali

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BI beri sinyal pemangkasan BI-Rate lanjutan usai dipangkas empat kali
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 20 Agustus 2025 – 23:34 WIB

    Elshinta.com – Bank Indonesia (BI) memberi sinyal pemangkasan suku bunga acuan (BI-Rate) lanjutan usai dipangkas sebanyak empat kali sejak awal tahun ini masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) pada Januari, Mei, Juli dan Agustus 2025.

    Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa bank sentral meyakini tingkat inflasi, terutama inflasi inti pada 2025 dan 2026 akan tetap rendah di kisaran 2,5 persen.

    “Karena tetap rendahnya ini, tentu saja memberikan ruang bagi penurunan suku bunga yang kami sudah tempuh empat kali ini dan kami terus mencermati ruang penurunan suku bunga ke depan,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Agustus 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.

    Adapun ekonomi domestik tahun ini diprakirakan berada di atas titik tengah kisaran 4,6-5,4 persen atau sekitar 5,1 persen. Sementara nilai tukar rupiah diprakirakan stabil dengan kecenderungan menguat.

    Bank Indonesia terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore Non-Deliverable Forward (NDF) dan strategi triple intervention pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

    Seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan. Hal ini termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen moneter Bank Indonesia untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

    Instrumen tersebut antara lain Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

    “Oleh karena itu, ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi yang sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional, sejalan dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi ke depan. Tentu saja itu dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global,” kata Perry.

    Sebagai catatan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2025 tercatat tetap rendah sebesar 2,37 persen (yoy). Sementara inflasi inti turun menjadi 2,32 persen (yoy).

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2025 (hingga 19 Agustus 2025) menguat sebesar 1,29 persen point to point (ptp) dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2025

    Sementara itu, ekonomi triwulan II 2025 tumbuh sebesar 5,12 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,87 persen (yoy).

    Sejak September 2024, bank sentral Indonesia mulai menurunkan BI-Rate setelah periode pengetatan moneter. Pada bulan tersebut, BI-Rate dipangkas sebesar 25bps menjadi di level 6 persen.

    Selanjutnya, sejak awal tahun ini, BI telah menurunkan BI-Rate pada Januari, Mei, dan Juli masing-masing sebesar 25bps. Terbaru, pada RDG Agustus ini, bank sentral kembali memangkas BI-Rate sebesar 25bps sehingga kini berada pada level 5 persen.

    Sumber : Antara

  • Tingkat Penukaran Valas ke Rupiah oleh Eksportir Hampir 80%, DHE SDA Berlaku

    Tingkat Penukaran Valas ke Rupiah oleh Eksportir Hampir 80%, DHE SDA Berlaku

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan tingkat penukaran valuta asing (valas) ke rupiah oleh eksportir sudah mencapai 80% usai berlakunya Peraturan Pemerintah (PP) No.8/2025 tentang Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam atau DHE SDA. 

    Untuk diketahui, PP yang berlaku Mei 2025 lalu itu mengatur bahwa setoran devisa hasil ekspor komoditas SDA wajib disimpan 100% selama 12 bulan.

    Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, dana yang masuk ke bank sentral usai pemberlakuan PP No.8/2025 sejalan dengan performa ekspor beberapa bulan belakangan. Dia menyebut jumlahnya besar lantaran eksportir dimungkinkan untuk mengonversi dananya ke denominasi rupiah sejalan dengan kebutuhan operasional mereka di dalam negeri. 

    “Conversion rate-nya [tingkat konversi] mereka sekarang sudah mencapai 79,9%, jadi hampir 80% dari net export atau ekspor yang mereka terima, mereka konversikan ke rupiah,” jelas Destry pada Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara daring, Rabu (20/8/2025). 

    Hal itu, lanjutnya, turut dirasakan oleh bank sentral di pasar valas. Dia menyebut banyak suplau valas dari korporasi. 

    Menurut Destry, eksportir khususnya yang bergerak di pertambangan membutuhkan rupiah untuk operasional mereka di dalam negeri. Oleh karena itu, tingkat konversi valas ke rupiah oleh mereka mencapai 70% hingga 80%. 

    Sejalan dengan hal tersebut, BI menyatakan masih optimistis dengan kinerja ekspor setelah berlakunya tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) sebesar 19%. Dia menilai tarif itu masih masuk akal dibandingkan dengan negara-negara. 

    “Sehingga ruang ekspor untuk tumbuh masih ada cukup besar. Ini kenapa net supply dari valas kita meningkat. Transaksi valas sudah mencapai US$9 million to US$10 million [red],” jelas Deputi Gubernur Senior BI sejak 2019 itu. 

    Di sisi lain, Destry turut melihat adanya peningkatan transaksi valas berupa dana-dana perbankan yang masuk ke instrumen BI yakni ke Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dengan dana outstanding di atas US$4 miliar. 

    “Mencapai US$4,6 miliar. Ini bagus karena akan menambah cadangan devisa kita,” pungkasnya.

    Adapun Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan neraca pembayaran Indonesia 2025 tetap baik ditopang oleh defisit transaksi berjalan di level rendah atau di kisaran 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB. 

    “Dan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi,” ujarnya. 

    Sebelumnya, BI melaporkan cadangan devisa Juli 2025 mencapai US$152 miliar atau turun tipis dari Juni 2025 yakni US$152,6 miliar. Cadangan devisa pada awal kuartal III/2025 itu setara dengan 6,3 bulan pembiayaan impor atau 6,2 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

  • Daftar 12 Nama Calon Ketua & Anggota LPS Hasil Seleksi Periode Pertama

    Daftar 12 Nama Calon Ketua & Anggota LPS Hasil Seleksi Periode Pertama

    Jakarta

    Panitia Seleksi (Pansel) yang diketuai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan hasil Seleksi Kelayakan dan Kepatuhan periode pertama Calon Ketua dan Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (DK LPS) 2025-2030.

    Total ada sekitar 12 orang calon yang dinyatakan lolos seleksi.

    Penetapan hasil seleksi tersebut dituangkan dalam Pengumuman Nomor PENG-3/PANSEL-DKLPS/2025 tentang Hasil Seleksi Kelayakan dan Kepatuhan Periode Pertama Pemilihan Calon Ketua dan Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (DK LPS) Periode 2025-2030.

    “Keputusan Panitia Seleksi bersifat final, mengikat, dan tidak dapat diganggu gugat,” bunyi dokumen yang ditandatangani Ketua Panitia Seleksi Sri Mulyani Indrawati, dikutip Rabu (20/8/2025).

    Seluruh Calon Ketua dan Anggota DK LPS yang telah lulus Seleksi Kelayakan dan Kepatuhan Periode Pertama wajib mengikuti Seleksi Kelayakan dan Kepatutan Periode Kedua yang meliputi Asesmen Kompetensi dan Wawancara.

    Adapun Calon Ketua dan Anggota DK LPS diwajibkan mengerjakan penugasan pre-asesmen secara daring menggunakan platform DDI Assessment Hub. Penugasan pre-asesmen wajib diselesaikan paling lambat pada hari Senin, 21 Juli 2025 pukul 23.59 WIB.

    Kemudian dilanjutkan seleksi Asesmen Kompetensi secara offline yang dilaksanakan di kantor PT Daya Dimensi Indonesia, Jakarta, Selasa (22/7/2025) lalu.

    Sementara proses wawancara dilaksanakan 28 dan 29 Juli 2025. Nantinya hasil Seleksi Kelayakan dan Kepatutan akan diumumkan melalui laman www.kemenkeu.go.id, www.bi.go.id, www.ojk.go.id, dan https://seleksi-dklps.kemenkeu.go.id.

    Berikut daftar calon ketua dan anggota DK LPS yang lolos seleksi:

    (1) Agresius R. Kadiaman, Risk Management and Compliance Director PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk

    (2) Ary Zulfikar, Direktur Eksekutif Hukum Lembaga Penjamin Simpanan

    (3) Dwityapoetra Soeyasa Besar, Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan dan Statistik Lembaga Penjamin Simpanan Dwityapoetra Soeyasa Besar

    (4) Ferdinan Dwikoraja Purba, Komisaris Independen PT Asuransi Jasa Tania Tbk

    (5) Hermawan Setyo Wibowo, Kepala Kantor Manajemen Risiko, Kepatuhan, dan Tata Kelola Lembaga LPS

    (6) Lana Soelistianingsih, Dosen Universitas Indonesia

    (7) Muhammad Iman Nuril Hidayat Budi Pinuji, Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan

    (8) Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa

    (9) Robin Indrajid Hattari, Tenaga Ahli Anggota BPK VII Badan Pemeriksa Keuangan

    (10) Sis Apik Wijayanto, Purnabakti Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia

    (11) Teguh Supangkat, Deputi Komisioner Pengawas Konglomerasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan

    (12) Wahyu Pratomo, Advisor Bank Indonesia

    (hns/hns)

  • BI kembali pangkas suku bunga acuan jadi 5 persen

    BI kembali pangkas suku bunga acuan jadi 5 persen

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BI kembali pangkas suku bunga acuan jadi 5 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 20 Agustus 2025 – 14:39 WIB

    Elshinta.com – Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Agustus 2025 pada Selasa (19/8/2025) dan Rabu ini memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps), sehingga berada pada level 5,00 persen.

    Suku bunga deposit facility diputuskan juga turun sebesar 25 bps menjadi pada level 4,25 persen.

    Begitu pula, suku bunga lending facility yang diputuskan untuk turun sebesar 25 bps menjadi pada level 5,75 persen.

    Hal tersebut diumumkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara daring di Jakarta, Rabu.

    Sumber : Antara

  • BI yakin ekonomi semester II menguat didukung ekspor dan konsumsi

    BI yakin ekonomi semester II menguat didukung ekspor dan konsumsi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BI yakin ekonomi semester II menguat didukung ekspor dan konsumsi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 20 Agustus 2025 – 14:59 WIB

    Elshinta.com – Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi pada semester II 2025 bakal menguat yang didukung oleh kinerja ekspor dan konsumsi domestik.

    “Pada semester II 2025, pertumbuhan ekonomi diprakirakan membaik, didorong oleh tetap positifnya kinerja ekspor dan meningkatnya permintaan domestik, sejalan dengan ekspansi belanja pemerintah,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Agustus 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.

    Pada triwulan II 2025, perekonomian tercatat tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari rekor triwulan I sebesar 4,87 persen (yoy).

    Kenaikan pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh investasi, sejalan dengan penanaman modal yang tumbuh positif dan konsumsi rumah tangga seiring lebih tingginya mobilitas masyarakat.

    Ekspor barang dan jasa juga tercatat meningkat berkat front loading ekspor ke Amerika Serikat (AS) sebagai antisipasi pengenaan tarif serta kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara.

    Secara sektoral, seluruh lapangan usaha disebut membaik, termasuk lapangan usaha industri pengolahan, lapangan usaha perdagangan, serta lapangan usaha informasi dan komunikasi.

    Adapun bila ditinjau secara spasial, pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah meningkat, di mana wilayah Jawa mencatat pertumbuhan tertinggi.

    “Dengan realisasi triwulan II 2025 tersebut, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 diprakirakan akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6 persen sampai 5,4 persen,” ujar Perry.

    Menurut Gubernur BI, pihaknya dan pemerintah akan terus memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional.

    Dalam kaitan ini, belanja pemerintah, termasuk melalui implementasi program-program prioritas pemerintah, ditargetkan untuk dapat memberikan dukungan terhadap peningkatan kegiatan ekonomi domestik.

    Dari sisi BI, bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran secara keseluruhan akan terus dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sejalan dengan rendahnya inflasi dan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah.

    Sumber : Antara

  • BI Rate Dipangkas 100 Bps Sejak September 2024, Kenapa Suku Bunga Bank Lambat Turun?

    BI Rate Dipangkas 100 Bps Sejak September 2024, Kenapa Suku Bunga Bank Lambat Turun?

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa telah memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 100 basis poin (bps) sejak September 2024. Namun, efektivitas transmisi penurunan BI Rate masih harus dipercepat untuk suku bunga perbankan. 

    Dalam agenda Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 19 dan 20 Agustus, Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan bahwa bank sentral kembali menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5%.

    Dia lalu menyampaikan bahwa pihaknya terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro market untuk memperkuat transmisi penurunan suku bunga acuan ke suku bunga pasar uang dan perbankan. 

    Perry mengakui bahwa efektivitas transmisi penurunan suku bunga acuan yang telah dilakukan sejak September 2024 sebesar 100 bps belum berdampak besar pada suku bunga di perbankan. 

    “Penurunan BI Rate sebesar 100 bps sejak September 2024 telah diikuti suku bunga pasar uang, meskipun langkah-langkah lebih lanjut perlu ditempuh untuk mempercepat penurunan suku bunga perbankan,” terangnya melalui video conference, Rabu (20/8/2025). 

    Di pasar uang, terang Perry, suku bunga Indonia terus menurun sejalan dengan penurunan BI Rate menjadi 5,25% pada Juli 2025 dan operasi moneter bank sentral. Penurunan terjadi dari 5,14% pada Juli 2025 lalu ke level 4,78% pada 19 Agustus 2025. 

    Kemudian, suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9 dan 12 bulan juga menurun dari sebelum penurunan BI Rate pada Juli 2025 ke level per 15 Agustus 2025. 

    Suku bunga SRBI tenor 6 bulan turun dari 5,85% ke 5,28%, sedangkan untuk tenor 9 bulan turun dari 5,86% ke 5,32%. Kemudian, suku bunga SRBI tenor 12 bulan turun dari 5,87% ke 5,34%. 

    Tidak hanya itu, imbal hasil (yield) SBN untuk tenor 2 tahun turun dari 5,86% menjadi 5%. Lalu, yield SBN tenor 10 tahun menurun dari 6,56% menjadi 6,40%. 

    Selanjutnya, efek pemangkasan BI Rate terang Perry juga mulai dirasakan oleh suku bunga deposito satu bulan yang mulai menurun dari 4,85% pada Juni 2025 menjadi 4,75% pada Juli 2025. 

    Kendati demikian, bos bank sentral itu mengakui penurunan suku bunga kredit perbankan justru masih berjalan lambat pada Juli 2025. Suku bunga kredit perbankan tercatat pada periode itu sebesar 9,16% atau masih relatif sama dengan bulan sebelumnya. 

    “Bank Indonesia memandang suku kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” pungkas Perry. 

  • BI Rate Turun, Menko Airlangga Desak Perbankan Ikut Pangkas Suku Bunga

    BI Rate Turun, Menko Airlangga Desak Perbankan Ikut Pangkas Suku Bunga

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate sebesar 25 basis poin ke level 5,00%.

    Airlangga meyakini keputusan Bank Indonesia akan berdampak positif ke perekonomian Indonesia. Kendati demikian, dia juga mengingatkan agar perbankan juga mengikuti langkah Bank Indonesia agar dampaknya ke pertumbuhan ekonomi maksimal.

    “Bagus lah buat ekonomi [penurunan BI Rate ke 5,00%]. Harapannya transmisi ke perbankan bisa lebih cepat, sehingga suku bunga perbankan juga bisa turun,” ujar Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2025).

    Pemangkasan BI Rate ke level 5,00% sendiri disampaikan dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini, Rabu (20/8/2025). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa keputusan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan itu telah didasarkan asesmen proyeksi dan berbagai arah ke depan.

    “Keputusan penurunan suku bunga ini konsisten dengan rendahnya perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian,” terang Perry dalam pengumuman hasil rapat RDG secara daring.

    Ke depan, lanjutnya, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini bakal berada di atas titik tengah 4,6% secara tahunan atau year on year (YoY) hingga 5,4% YoY

    Penurunan Bunga Kredit Masih Lambat

    Adapun BI melaporkan transmisi pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate belum terlalu terlihat pada suku bunga kredit perbankan. Padahal, BI sudah memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar total 75 basis poin sejak awal 2025. 

    Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penurunan suku bunga kredit perbankan masih berjalan lambat. Pada Juli 2025, suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16%, masih relatif sama dengan bulan sebelumnya.

    “Bank Indonesia memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam Konferensi Pers Hasil RDG Agustus 2025 pada Rabu (20/8/2025).

    Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Juda Agung menjelaskan jika melihat data-data terkini, transmisi suku bunga yang terjadi saat ini tidak secepat pada penurunan BI Rate sebelumnya. Meski demikian, kata Juda, terlihat data yang cukup menggembirakan meskipun belum kuat.

    Salah satunya, suku bunga deposito perbankan turun dari 4,85% pada Juni 2025 menjadi 4,75% pada Juli 2025 atau susut 10 bps. Suku bunga kredit baru juga mengalami penurunan, khususnya untuk kredit korporasi, komersial, dan UMKM.

    “Suku bunga kredit korporasi turun 27 bps dari 7,58% ke 7,31%, komersial 8,35% ke 8,26% atau 9 bps, dan UMKM turun 15 bps dari 11,01% pada Juni 2025 ke 10,86% Juli 2025,” jelas Juda.

    Dia juga menyebutkan, jika dilihat dari kelompok bank, bank BUMN, BPD, dan KCBA atau bank asing telah kompak menurunkan suku bunga kredit. Sementara, bank umum swasta nasional (BUSN) masih mengalami kenaikan suku bunga kredit.

    “Dengan adanya penurunan suku bunga BI Rate lebih lanjut hari ini, kemudian likuiditas yang masih sangat tinggi, dan ekspansi pemerintah yang lebih cepat pada semester II, kami optimis apa yang kita lakukan, baik konteks BI rate maupun penyediaan likuiditas akan tertransmisi lebih baik pada semester II/2025,” jelasnya.

  • Tips Cara Punya Rumah Subsidi di Makassar & Sekitarnya, Dijamin Langsung Akad!

    Tips Cara Punya Rumah Subsidi di Makassar & Sekitarnya, Dijamin Langsung Akad!

    Jangan Tunda untuk Lengkapi Berkas

    Salah satu kendala umum dalam pengajuan rumah adalah calon pembeli sering menunda pengumpulan berkas administrasi. Padahal, semakin cepat berkas lengkap, semakin cepat pula proses KPR hingga akad.
    Beberapa berkas yang biasanya dibutuhkan antara lain fotokopi KTP, KK, NPWP, slip gaji, rekening koran, hingga surat keterangan kerja.

    Siapkan Dana Sesuai Ketentuan

    Meskipun rumah subsidi sudah mendapat bantuan dari pemerintah, calon pembeli tetap perlu menyiapkan dana awal. Pastikan dana tersebut sudah siap agar ketika promo berlangsung, Anda tidak kehilangan kesempatan.

    Untuk kemudahan, tim marketing Rachita Group siap membantu Anda merincikan estimasi biaya dan menyiapkan semua kebutuhan administrasi rumah Anda.

    Waktunya Punya Rumah!

    Memiliki rumah subsidi di Makassar dan sekitarnya kini semakin mudah dengan tips mantul di atas. Cukup dengan penghasilan tetap, lolos BI Checking, memanfaatkan promo, melengkapi berkas tepat waktu, dan menyiapkan dana awal, Anda sudah bisa segera akad dan menerima kunci rumah impian Anda di Rachita Group.

    Bagi Anda yang ingin segera punya rumah pertama dengan harga terjangkau dan lokasi strategis di sekitar Makassar, percayakan pada Rachita Group—developer terpercaya dengan berbagai proyek perumahan subsidi.

    Yuk, konsultasikan kebutuhan rumah subsidi Anda sekarang di 082346508434 atau kunjungi website Rachita Group di rachirta.co.id.