Kementrian Lembaga: BI

  • Puluhan Merchant di Jepang Sudah Bisa Terima Pembayaran QRIS Pakai Platform Ini – Page 3

    Puluhan Merchant di Jepang Sudah Bisa Terima Pembayaran QRIS Pakai Platform Ini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan perwakilan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJP), baru saja meluncurkan implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Antarnegara di Jepang, pada 17 Agustus 2025.

    PT Netzme Kreasi Indonesia (Netzme) sebagai salah satu penyedia jasa solusi sistem pembayaran digital yang mengadopsi QRIS di Jepang, menilai bahwa langkah ini merupakan peluang strategis menghadirkan UMKM Indonesia sebagai wajah bangsa di kancah internasional.

    “Langkah ini memperlihatkan komitmen kuat kami untuk memberdayakan UMKM Indonesia agar semakin percaya diri bersaing di pasar internasional,” ujar CEO Netzme, Vicky G. Saputra, dalam keterangannya, Kamis (21/8/2025).

    Ia menyebut QRIS bukan kanya sebuah alat transaksi, tetapi merupakan pintu gerbang bagi pelaku usaha lokal untuk meraih peluang bisnis yang lebih besar dan menjangkau pasar global.

    Saat ini, sudah ada 35 merchant di Jepang yang bisa menerima pembayaran QRIS melalui jaringan JPQR Global. Para merchant terbaik tersebut akan diajak merasakan langsung pengalaman bertransaksi dengan QRIS Antarnegara menggunakan netzme pay.

    Puluhan merchant yang terpilih merupakan hasil kolaborasi dengan Mitra10, Olsera, Atria, Jakpreneur, serta merchant netzme yang aktif pengguna QRIS Soundbox Netzme.

    Sebelumnya, Netzme menjadi salah satu first mover PJP QRIS Antarnegara di Singapore, Thailand, dan Malaysia.

     

     

  • Ada Fenomena Makan Tabungan, Ini Kata OJK – Page 3

    Ada Fenomena Makan Tabungan, Ini Kata OJK – Page 3

    Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan perbankan nasional cenderung berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Pertumbuhan kredit pun terpantau turun.

    Perry menyampaikan kredit perbankan pada Juni 2025 tumbuh sebesar 7,77% secara tahunan (yoy). Angka ini menurun dibandingkan dengan pertumbuhan Mei 2025 sebesar 8,43% (yoy).

    “Dari sisi penawaran, perkembangan ini dipengaruhi oleh perilaku bank yang cenderung berhati-hati dalam menyalurkan kredit, di tengah DPK yang tumbuh meningkat menjadi 6,96% (yoy) pada Juni 2025,” kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (16/7/2025).

    Dia mengatakan, perkembangan ini mengakibatkan bank cenderung menempatkan pada surat-surat berharga dan meningkatkan standar penyaluran kredit (lending standard).

    “Dari sisi permintaan, perkembangan kredit ini juga dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi yang perlu terus didorong,” katanya.

    Berdasarkan penggunaan, kredit investasi, kredit konsumsi, dan kredit modal kerja masing-masing tumbuh sebesar 12,53% (yoy), 8,49% (yoy), dan 4,45% (yoy) pada Juni 2025.

     

  • Bank Indonesia Serap SBN Rp 186 Triliun, Ini Tujuannya – Page 3

    Bank Indonesia Serap SBN Rp 186 Triliun, Ini Tujuannya – Page 3

    Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga menurun dari masing-masing sebesar 5,85%; 5,86%; dan 5,87% sebelum penurunan BI-Rate pada Juli 2025 menjadi 5,28%; 5,32%; dan 5,34% pada 15 Agustus 2025.

    Bank Indonesia mencatat, imbal hasil SBN untuk tenor 2 tahun menurun dari 5,86% menjadi 5,54%, sementara untuk tenor 10 tahun menurun dari 6,56% menjadi 6,40%. Suku bunga deposito 1 bulan juga mulai menurun, yakni dari 4,85% pada Juni 2025 menjadi 4,75% pada Juli 2025.

    “Sementara itu, penurunan suku bunga kredit perbankan masih berjalan lambat. Pada Juli 2025, suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16%, masih relatif sama dengan bulan sebelumnya,” ujar Perry. Bank Indonesia memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

     

     

     

  • Rupiah Tertekan 21 Agustus 2025, Bisa Tembus 16.350 per Dolar AS – Page 3

    Rupiah Tertekan 21 Agustus 2025, Bisa Tembus 16.350 per Dolar AS – Page 3

    Data terbaru disebut kian memperkuat kekhawatiran terhadap inflasi, sekaligus mempertanyakan ketahanan pasar tenaga kerja AS, sehingga investor masih ragu terkait arah kebijakan The Fed ke depan.

    Selain itu, tekanan politik tetap berlanjut yang dilakukan Trump dengan mendesak Gubernur Fed Lisa Cook untuk mengundurkan diri terkait dugaan penipuan hipotek, sekaligus terus mendorong penurunan suku bunga.

    “Dengan masa jabatan Powell berakhir pada Mei 2026, Trump tengah mempertimbangkan calon pengganti, sementara Menteri Keuangan Scott Bessent baru-baru ini mendukung pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 bps pada September 2025,” kata Josua.

    Di ranah domestik, sentimen berasal dari keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 5 persen untuk mendukung pertemuan ekonomi.

    “Hari ini, BI akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk posisi kuartal II 2025, di mana kami memperkirakan defisit transaksi berjalan tetap terkendali di sekitar 1 persen dari PDB (produk domestik bruto), meskipun melebar dibandingkan posisi kuartal I 2025,” ucap dia.

  • Dorong Perluasan Akses Rupiah ke Seluruh Indonesia, Pegadaian Raih Apresiasi Bank Indonesia – Page 3

    Dorong Perluasan Akses Rupiah ke Seluruh Indonesia, Pegadaian Raih Apresiasi Bank Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Pegadaian kembali mencatat prestasi membanggakan dengan menerima penghargaan Sinergi Kemitraan Layanan Bank Indonesia. Penghargaan ini diberikan atas kontribusi strategis Pegadaian dalam mendukung distribusi uang layak edar hingga menjangkau pelosok negeri.

    Penghargaan tersebut diserahkan oleh Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Budi Sudaryono, kepada Direktur Pemasaran, Penjualan, dan Pengembangan Produk PT Pegadaian, Selfie Dewiyanti, dalam acara Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (FERBI) 2025 di Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu (16/8).

    Keberhasilan ini berawal dari pilot project di Kalimantan Selatan, di mana Pegadaian memanfaatkan jaringan luasnya untuk memastikan ketersediaan uang rupiah di wilayah-wilayah terpencil.

    Budi Sudaryono menegaskan arti penting kemitraan ini. “Bank Indonesia tidak mungkin berjalan sendiri dalam mengedarkan uang. Kami membutuhkan mitra strategis seperti Pegadaian untuk memastikan uang layak edar menjangkau masyarakat hingga ke pelosok,” ujarnya. “Kami berharap kesuksesan pilot project di Kalimantan Selatan ini dapat menjadi titik awal untuk perluasan program ke seluruh Indonesia.”

    Menyambut baik penghargaan ini, Selfie Dewiyanti mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kepercayaan yang diberikan Bank Indonesia. “Penghargaan ini adalah wujud kepercayaan terhadap jaringan layanan kami yang mencapai lebih dari 4.000 outlet di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar),” kata Selfie.

    Ia menambahkan, sinergi ini tidak hanya tentang distribusi uang, tetapi juga membuka peluang edukasi keuangan bagi masyarakat. “Kami berkomitmen penuh mendukung Bank Indonesia agar masyarakat mudah mendapatkan akses uang layak edar. Di saat yang sama, kami juga dapat mengenalkan manfaat produk dan layanan Pegadaian sehingga semakin banyak masyarakat yang melek finansial,” tutupnya.

    Sebagai informasi, Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (FERBI) 2025, yang mengusung tema “Sinergi Erat Menjaga Rupiah Berdaulat”, diselenggarakan pada 15–17 Agustus. Selain penganugerahan, acara ini juga menampilkan pameran, talkshow, hingga layanan penukaran uang untuk masyarakat

  • Video: BI Catat Perlambatan Pertumbuhan Kredit Juli 2025 di 7,03%

    Video: BI Catat Perlambatan Pertumbuhan Kredit Juli 2025 di 7,03%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit perbankan per Juli 2025 hanya mencapai 7,03% secara tahunan (YoY). Angka ini terpantau melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7,77% YoY.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Kamis, 21/08/2025) berikut ini.

  • Video: BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI H2-2025 Jauh Lebih Tinggi

    Video: BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI H2-2025 Jauh Lebih Tinggi

    Video

    Video: BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI H2-2025 Jauh Lebih Tinggi

    News

    32 menit yang lalu

  • IHSG ditutup menguat seiring pasar respon positif penurunan bunga BI Rabu, 20 Agustus 2025 – 17:47 WIB

    IHSG ditutup menguat seiring pasar respon positif penurunan bunga BI
    Rabu, 20 Agustus 2025 – 17:47 WIB

  • Rupiah melemah dipengaruhi keputusan BI pangkas suku bunga acuan Rabu, 20 Agustus 2025 – 17:59 WIB

    Rupiah melemah dipengaruhi keputusan BI pangkas suku bunga acuan
    Rabu, 20 Agustus 2025 – 17:59 WIB

  • Bos BI Ungkap Penyebab Bank Tak Kunjung Turunkan Bunga Kredit

    Bos BI Ungkap Penyebab Bank Tak Kunjung Turunkan Bunga Kredit

    Jakarta

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai industri perbankan lambat menurunkan suku bunga kredit. Hal itu terlihat pada Juli 2025 di mana suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16% atau relatif stagnan dibanding bulan sebelumnya.

    “Penurunan suku bunga kredit perbankan masih berjalan lambat. Pada Juli 2025, suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16%, masih relatif sama dengan bulan sebelumnya,” kata Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/8/2025).

    Padahal sejak awal 2025, BI telah memangkas suku bunga acuannya sebanyak empat kali. Pemangkasan dilakukan pada Januari, Mei, Juli dan Agustus masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) sehingga kini berada di level 5%.

    Menurut Perry, suku bunga kredit perbankan perlu terus diturunkan agar dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit atau pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada Juli 2025 pertumbuhan kredit perbankan melambat menjadi 7,03% (yoy) dari bulan sebelumnya 7,77% (yoy).

    Perry menilai perbankan masih cenderung berhati-hati dalam menyalurkan kredit, antara lain tecermin pada standar penyaluran kredit (lending standard) yang meningkat. Perbankan disebut lebih memilih menempatkan kelebihan likuiditas pada surat-surat berharga.

    “Longgarnya likuiditas perbankan tersebut ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada Juli 2025 yang meningkat menjadi 7% (yoy) seiring ekspansi keuangan pemerintah,” jelasnya.

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit lebih banyak ditopang oleh sektor-sektor yang berorientasi ekspor khususnya pertambangan dan perkebunan, serta sektor transportasi, industri dan jasa sosial. Secara keseluruhan, perlambatan kredit mencerminkan permintaan dari pelaku usaha yang belum kuat dan cenderung menggunakan pembiayaan internal bagi usahanya.

    Berdasarkan penggunaan, pertumbuhan kredit konsumsi dan kredit modal kerja belum kuat yang masing-masing tumbuh sebesar 8,11% (yoy) dan 3,08% (yoy), sedangkan kredit investasi tumbuh tinggi sebesar 12,42% (yoy) sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi. Sementara itu, pembiayaan syariah tumbuh 8,31% (yoy), sedangkan pertumbuhan kredit UMKM masih rendah sebesar 1,82% (yoy).

    “Ke depan, BI akan terus mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan, termasuk melalui kebijakan makroprudensial yang longgar dan mempererat koordinasi dengan KSSK. Secara keseluruhan, BI memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 berada dalam kisaran 8-11%,” tuturnya.

    (aid/rrd)