Kementrian Lembaga: BI

  • Program Diaspora Loan BNI Bantu Renovasi Restoran Indonesia di Hong Kong

    Program Diaspora Loan BNI Bantu Renovasi Restoran Indonesia di Hong Kong

    Jakarta

    PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus mendukung pelaku usaha Indonesia yang berada di luar negeri melalui diaspora loan.

    Lucky Indonesia Restaurant yang berdiri sejak 1987 adalah salah satu nasabah BNI di Hong Kong yang mampu meningkatkan skala bisnisnya setelah mendapatkan Diaspora Loan.

    General Manager BNI Hong Kong Farid Faraitody mengatakan diaspora loan merupakan upaya BNI dalam menggali potensi bisnis warga Indonesia di Hong Kong.

    “Lucky Indonesia Restaurant menjadi diaspora ketiga yang dibiayai BNI di Hong Kong dan diharapkan akan lebih banyak lagi diaspora Indonesia yang dapat menikmati fasilitas ini,” kata Farid dalam keterangan tertulis, Senin (6/1/2025).

    Pendiri Lucky Indonesia Restaurant, Chan Hwie Chang dan Chan Lin Ying merupakan suami istri yang mendapatkan bantuan BNI untuk merenovasi tempat usahanya. Restoran tersebut kini dijalankan oleh putri kedua Lin, Jenny Chen.

    Dengan merancang desain baru, Lucky Indonesia Restaurant berhasil menarik lebih banyak konsumen muda dan warga lokal untuk menjajal masakan Indonesia.

    “Kami merancang desain baru bernuansa khas Jawa lengkap dengan iringan musik tradisional Indonesia. Menunya ada aneka sate, sayur lodeh, bahkan cendol sehingga membuat tamu yang datang merasakan suasana seperti di Indonesia,” ungkap Jenny.

    Sebagai informasi, BNI Hong Kong memberikan diaspora loan kepada Lucky Indonesia Restaurant pada Agustus 2023.

    Adapun program diaspora loan telah dijalankan BNI sejak 2021 di sejumlah Kantor Luar Negeri untuk memberikan dukungan pembiayaan bagi Indonesia-related business yang dijalankan para diaspora.

    Sejak didirikan pada 1963, BNI Hong Kong menjadi satu-satunya bank Indonesia yang memiliki lisensi penuh sehingga dapat menyediakan berbagai layanan perbankan.

    Earning asset BNI Hong Kong pada 2024 tercatat naik sebesar 55% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Tahun lalu, BNI Hong Kong juga mendapatkan pengharggaan sebagai Best Indonesian Bank in Hong Kong for Serving Indonesia Diaspora dari Kedutaan Besar Republik Indonesia Hong Kong.

    (ega/ega)

  • Manufaktur Indonesia Tumbuh Positif, Kemenkeu Ungkap Didorong Peningkatan Produksi

    Manufaktur Indonesia Tumbuh Positif, Kemenkeu Ungkap Didorong Peningkatan Produksi

    JAKARTA – Aktivitas manufaktur Indonesia mengalami peningkatan signifikan, ditandai dengan ekspansi pada Desember 2024.

    Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menyampaikan sepanjang tahun 2024, Pur-chasing Managers’ Index (PMI) Indonesia menunjukkan dinamika sektor manufaktur, dengan tujuh kali berada di zona ekspansi dan lima kali di zona kontraksi.

    “Pur-chasing Managers’ Index (PMI) Indonesia meningkat dari 49,6 pada November menjadi 51,2 pada Desember 2024,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu, 5 Januari.

    Febrio menyampaikan angka ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2024 yang didorong oleh kenaikan produksi dan permintaan baru, baik dari pasar domestik maupun internasional, yang meningkat menjelang Hari Raya Natal dan perayaan Tahun Baru.

    Di sisi lain, beberapa negara ASEAN dengan ekonomi berbasis manufaktur, seperti Vietnam dan Malaysia mencatatkan PMI manufaktur yang terkontraksi, dengan PMI masing-masing berada pada level 49,8 dan 48,6.

    “Aktivitas manufaktur Indonesia yang kembali ke zona ekspansif menjadi kabar baik di awal tahun ini, mencerminkan perekonomian Indonesia yang tetap solid di tengah berbagai tan-tangan, baik global maupun domestik. Pemerintah semakin optimis pertumbuhan ekonomi lebih dari 5% untuk tahun 2024 dapat tercapai,” tuturnya.

    Menurutnya kuatnya permintaan domestik terhadap produk dalam negeri turut menopang kinerja sektor manufaktur.

    Adapun, Indeks Penjualan Ritel (IPR) mencatat kenaikan 1,7 persen (yoy) secara tahunan pada November 2024 dibandingkan pada Oktober 2024 1,5 persen dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia pada November 2024 naik signifikan ke level 125,9 dibandingkan pada Oktober 2024 121,1.

    Febrio mengatakan perkembangan indikator tersebut mencerminkan daya beli yang terus meningkat dan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang lebih baik di tengah perkembangan inflasi yang manageable.

    Selain itu, Febrio menyampaikan berdasarkan komponen PMI, peningkatan jumlah persedi-aan barang jadi mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap permintaan atas produk manufaktur Indonesia. Peningkatan aktivitas manufaktur ini juga diikuti dengan penyerapan tenaga kerja yang lebih ekspansif.

    “Optimisme konsumen dan pelaku usaha, tercermin dari indeks penjualan ritel, keyakinan konsumen, dan aktivitas manufaktur yang ekspansif, menjadi modal penting bagi Indonesia menghadapi tantangan 2025. Konsumsi domestik dan aktivitas industri tetap menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi,” tandasnya.

  • Kapan Waktu yang Tepat Jual Rumah, Momen Ini Bisa Dipertimbangkan

    Kapan Waktu yang Tepat Jual Rumah, Momen Ini Bisa Dipertimbangkan

    YOGYAKARTA – Cara jual rumah atau properti adalah dengan mempertimbangkan timing agar untung yang didapatkan lebih besar dan bisa terjual dengan cepat. Artinya, Anda perlu mengetahui kapan waktu yang tepat jual rumah. Kondisi ini tentu disesuaikan dengan banyak hal yang terjadi di Indonesia mulai dari regulasi hingga tren pasar.

    Kapan Waktu yang Tepat Jual Rumah

    Ada beberapa momen yang dapat digunakan sebagai acuan oleh pemilik properti dalam menjual rumahnya. Berikut ini momen yang perlu dipertimbangkan.

    Saat Suku Bunga BI Turun

    Disarankan untuk menjual rumah saat Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga. Saat suku bunga turun, bunga KPR akan rendah sehingga daya beli masyarakat terhadap rumah akan meningkat. Sebaliknya, saat suku bunga naik, permintaan properti akan menurun.

    Saat Pendaftaran Mahasiswa Baru

    Saat pendaftaran mahasiswa baru akan banyak calon mahasiswa perantauan yang memilih membeli rumah dibanding sewa atau kontrak. Kasus ini banyak terjadi terutama di kota-kota yang menjadi tujuan calon mahasiswa seperti di Yogyakarta atau Malang. Biasanya pembeli berasal dari luar wilayah atau pulau. Situasi ini cukup menguntungkan bagi Anda yang berencana menjual rumah.

    Saat Infrastuktur Mulai Dibangun

    Jika Anda berencana menjual rumah dan secara kebetulan bebarengan dengan pembangunan infrastruktur baru seperti jalan tol, mungkin saat tersebut sangat tepat. Tidak hanya akan cepat terjual, Anda akan mendapat harga yang lumayan tinggi.

    Setelah Renovasi Dilakukan

    Penjualan rumah bekas memungkinkan dilakukan secara cepat jika Anda melakukan renovasi sebelumnya. Namun disarankan untuk menjual rumah setelah renovasi dengan rentang waktu yang tidak terlalu lama. Misalnya Anda menjual rumah yang telah direnovasi maksimal di bawah satu tahun. Setelah satu tahun bagian yang direnovasi berpotensi besar ketinggalan model atau mengalami penurunan tampilan sehingga tidak menarik lagi di mata pembeli.

    Saat Musim Kemarau

    Menjual rumah di musim kemarau lebih disarankan dibanding saat musim hujan. Di musim hujan, kondisi luar rumah yang di luar kendali Anda akan berdampak pada minat pembeli terhadap properti yang dijual. Misalnya, genangan air di jalan masuk komplek Anda tentu akan menjadi pertimbangan negatif terhadap rumah yang dijual.

    Hindari Saat Momen Penting

    Di momen penting tertentu, masyarakat akan menyimpan dana mereka untuk kebutuhan lain. Misalnya, Anda tidak disarankan menjual rumah menjelang lebaran karena masyarakat akan sibuk mempersiapkan kepulangan mereka ke kampung halaman. Sebaliknya, Anda bisa menjual rumah jauh setelah lebaran.

    Saat Ekonomi Membaik

    Kondisi ekonomi sangat berdampak pada penjualan properti. Pertumbuhan ini berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja di wilayah Anda, kenaikan upah, dan masih banyak lagi.

    Itulah informasi terkait kapan waktu yang tepat jual rumah. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Video: Trump Picu Perang Dagang Hingga Rupiah Melemah, RI Bisa Apa?

    Video: Trump Picu Perang Dagang Hingga Rupiah Melemah, RI Bisa Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Kepemimpinan Presiden AS, Donald Trump jilid kedua telah memicu kekhawatiran pasar keuangan dan ekonomi global seiring dengan rencana diberlakukanya sejumlah pengetatan kebijakan seperti tarif impor hingga imigrasi.

    Ekonom Senior, Mari Elka Pangesu mengatakan era Trump 2.0 jika berkaca dari Trump 1.0 akan meningkatkan tarif bea masuk produk China, Kanada hingga Meksiko yang bisa berujung pada perang dagang. Bagi Indonesia hal ini akan memberikan dampak ganda, dimana akan positif mendorong diversifikasi investasi yang bisa masuk ke Indonesia namun juga berpeluang mengancam pasar ekspor RI ke AS.

    Efek Trump 2.0 juga bisa membuat penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed menjadi lebih lambat dari perkiraan semula yang akan diikuti BI Rate hingga masih berlanjutnya tekanan pada nilai tukar Rupiah.

    Seperti apa antisipasi yang diperlukan Indonesia menghadapi Trump 2.0? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Ekonom Senior, Mari Elka Pangestu dalam Squawk Box,CNBCIndonesia (Jum’at, 03/0n1/2025)

  • Awal 2025, Modal Asing Senilai Rp 1,08 Triliun Masuk ke Dalam Negeri

    Awal 2025, Modal Asing Senilai Rp 1,08 Triliun Masuk ke Dalam Negeri

    Jakarta, Beritasatu.com– Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing masuk ke pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 1,08 triliun pada awal tahun 2025 ini.  Aliran modal asing yang masuk 2025 didominasi oleh surat berharga negara (SBN).

    Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, modal asing masuk melalui SBN sebesar Rp 1,94 triliun dan pasar saham sebesar Rp 320 miliar. Pada saat yang sama, modal asing awal 2025 keluar melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 1,71 triliun.

    “Berdasarkan data transaksi 30 Desember 2024-2 Januari 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp 1,08 triliun, terdiri dari beli neto Rp 320 miliar triliun di pasar saham, beli neto Rp 1,94 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp 1,17 triliun di SRBI,” ucap Ramdan di Jakarta, Minggu (5/1/2025).

    Hingga 2 Januari 2025, transaksi yang terjadi adalah nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp 560 miliar  di pasar saham, jual neto Rp 200 miliar di pasar SBN dan jual neto Rp 280 miliar  di SRBI. 

    Selain modal asing awal 2025, transaksi secara kumulatif dari 1 Januari hingga 31 Desember 2024 adalah nonresiden beli neto sebesar Rp 15,74 triliun di pasar saham, Rp 34,59 triliun di pasar SBN dan Rp 161,99 triliun di SRBI.

  • Investor Asing Lebih Banyak Borong SRBI daripada Saham dan SBN selama 2024

    Investor Asing Lebih Banyak Borong SRBI daripada Saham dan SBN selama 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mencatat investor asing lebih tertarik membeli SRBI daripada saham dan SBN di pasar keuangan Tanah Air selama tahun lalu atau 2024.

    Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menjelaskan modal asing paling sedikit tertanam di pasar saham selama 2024, diikuti pasar surat berharga negara (SBN), dan yang paling laku adalah sekuritas rupiah BI (SRBI).

    “Berdasarkan data setelmen sampai dengan 31 Desember 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp15,74 triliun di pasar saham, Rp34,59 triliun di pasar SBN, dan Rp161,99 triliun di SRBI,” ungkap Ramdan dalam keterangannya, dikutip pada Minggu (5/1/2025).

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan Rp1,08 triliun modal asing masuk ke pasar keuangan Tanah Air selama 30 Desember 2024—2 Januari 2025 atau pekan pertama tahun ini.

    Dia merincikan sebenarnya ada aliran modal asing keluar dari pasar SRBI. Kendati demikian, lebih banyak jumlah pembelian investor asing di pasar saham dan SBN.

    “Berdasarkan data transaksi 30 Desember 2024—2 Januari 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp1,08 triliun, terdiri dari beli neto Rp0,32 triliun di pasar saham, beli neto Rp1,94 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp1,17 triliun di SRBI,” jelas Ramdan.

    Sejalan dengan perkembangan tersebut, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun tercatat di angka 78 basis poin (bps) per 2 Januari 2025, naik dibandingkan 75,51 bps pada 27 Desember 2024.

    Di sisi lain, tingkat imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun tercatat turun ke level 6,95% pada Jumat (3/1/2025), dari level 6,97% pada Kamis (2/2/2025). 

    Di sisi lain, nilai tukar rupiah tercatat mengalami pelemahan ke posisi Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (3/1/2025), dari posisi Rp16.190 per dolar AS pada penutupan Kamis (2/1/2025).

    “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tutup Ramdan.

  • KPK Ungkap Progres Pemeriksaan di Kasus Dugaan Korupsi CSR BI

    KPK Ungkap Progres Pemeriksaan di Kasus Dugaan Korupsi CSR BI

    Bisnis.com, JAKARTA — KPK menyebut pemeriksaan yang dilakukan oleh tim penyidik pada kasus dugaan korupsi penyaluran corporate social responsibility atau CSR Bank Indonesia belum spesifik.

    Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto mengatakan bahwa penyidiknya sampai dengan saat ini baru memeriksa segelintir orang saja. Oleh sebab itu, dia menyebut kejelasan atas kasus tersebut baru akan semakin terang benderang ketika pemeriksaan sudah bersifat spesifik. 

    “Ya nanti dari hasil pemeriksaan akan dibuktikan, ini kan pemeriksaan baru beberapa pihak saja, kan. Nanti setelah pemeriksaan semakin spesifik, semakin detail, baru jelas semuanya,” ungkapnya kepada wartawan, dikutip pada Minggu (5/1/2024). 

    Setyo memastikan bahwa penyidikan yang dilakukan KPK atas kasus tersebut masih bersifat umum. Artinya, belum ada nama tersangka yang dicantumkan pada surat perintah penyidikan (sprindik).

    Di sisi lain, Setyo memastikan pihaknya akan selalu berpedoman pada hasil pemeriksaan kendati para saksi yang diperiksa memberikan keterangan lain. Misalnya, terkait dengan dugaan program CSR BI itu turut diterima oleh seluruh angggota Komisi XI DPR.

    Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, dua anggota DPR yang diperiksa KPK pada kasus ini, yakni Heri Gunawan dan Satori, mengaku seluruh anggota komisi keuangan DPR mendapatkan program tersebut. Heri dan Satori diketahui adalah mantan anggota Komisi XI DPR periode 2019—2024.

    “Kalau yang bersangkutan menyampaikan seperti itu ya itu kan bisa saja, boleh saja, tapi yang dijadikan patokan dan pedoman oleh penyidik adalah berdasarkan hasil pemeriksaan. Didukung dengan keterangan-keterangan yang lain, kemudian bukti-bukti yang didapatkan,” tutur Setyo.

    Adapun usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (27/12/2024), anggota DPR Fraksi Partai Nasdem, Satori mengatakan telah secara kooperatif menjelaskan kepada penyidik perihal kegiatan program CSR BI.

    Dia mengakui bahwa seluruh anggota Komisi XI DPR mendapatkan program CSR dari BI. Namun, dia membantah adanya dugaan rasuah pada penyaluran dana sosial dari bank sentral itu.

    “Anggarannya semua sih semua anggota Komisi XI itu programnya dapat,” ujarnya kepada wartawan.

    Ketua Komisi XI DPR Misbakhun membenarkan hal tersebut. Namun, dia memastikan bahwa dana Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) atau CSR BI yang diterima oleh yayasan atau kelompok masyarakat di daerah pemilihan (dapil) anggota komisi keuangan DPR tidak sampai ke tangan anggota dewan secara perseorangan.

    “Tidak ada aliran dana dari program sosial Bank Indonesia yang disalurkan melalui rekening anggota DPR RI atau diambil tunai, semuanya langsung dari rekening Bank indonesia disalurkan ke rekening yayasan yang menerima progam bantuan PSBI tersebut,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (29/12/2024).

    Menanggapi pernyataan DPR, Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso memastikan bahwa penyaluran CSR BI dilakukan dengan tata kelola/ketentuan yang benar.

    “Proses pemberian PSBI senantiasa dilakukan sesuai tata kelola/ketentuan yang benar, mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan kemanfaatan,” tuturnya, Minggu (29/12/2024).

    Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, KPK telah menggeledah kantor BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2024 lalu. Salah satu ruangan yang digeledah di kompleks kantor BI adalah ruangan kerja Gubernur BI Perry Warjiyo.

    Lembaga antirasuah mendalami bagaimana pemilihan yayasan penerima dana PSBI itu. Ada dugaan yayasan dimaksud mendapatkan dana CSR bank sentral melalui rekomendasi, atau karena terafiliasi dengan anggota Komisi XI DPR.

    “Artinya CSR itu sama-sama tetap ke yayasan. Tapi kalau untuk yayasan itu adalah afiliasinya ke saya, atau saya misalkan hanya menunjuk saja, itu yang sedang kita dalami,” jelas Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu pada konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (30/12/2024). 

  • Selamat Datang Tahun Transformasi

    Selamat Datang Tahun Transformasi

    loading…

    Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Menteri Keuangan RI. Foto/SINDOnews

    Candra Fajri Ananda
    Staf Khusus Menteri Keuangan RI

    TAHUN 2024 menjadi salah satu periode penting bagi perekonomian Indonesia, dengan berbagai capaian yang patut diapresiasi meski masih terdapat tantangan perlu dihadapi. Pada Desember 2024, tingkat inflasi tahunan Indonesia tercatat sebesar 1,57%, sedikit meningkat dari 1,55% pada November 2024.

    Angka tersebut berada dalam kisaran target Bank Indonesia, yaitu 1,5% hingga 3,5%, yang menunjukkan keberhasilan menjaga stabilitas harga. Selain itu, angka kemiskinan pada Maret 2024 turun menjadi 9,03%, sebuah pencapaian signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

    Meski demikian, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang menyentuh Rp16.098 per dolar pada akhir tahun, perlu menjadi perhatian yang serius. Berbagai kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa meskipun arah kebijakan telah berada di jalur yang tepat, diperlukan pendekatan baru dan strategi yang lebih inovatif di tahun 2025.

    Tidak hanya untuk memastikan keberlanjutan capaian positif, tetapi juga untuk menjawab tantangan struktural yang terus mengemuka. Kini, memasuki 2025, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dihadapkan pada tantangan untuk memastikan pembangunan nasional berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.

    Meski sejumlah capaian ekonomi pada tahun 2024 menunjukkan kemajuan, beberapa persoalan struktural, seperti kebocoran anggaran dan praktik korupsi, masih memerlukan perhatian serius. Oleh sebab itu, kebijakan yang diterapkan pada tahun sebelumnya tidak boleh diulang begitu saja tanpa evaluasi dan pembaruan.

    Pendekatan baru yang lebih inovatif dan strategis sangat diperlukan agar kebijakan pembangunan dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat sekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional. Digitalisasi sistem pengelolaan keuangan negara dan penguatan pengawasan anggaran menjadi langkah penting untuk meminimalkan potensi kebocoran, sehingga setiap anggaran yang dialokasikan benar-benar digunakan secara efektif sesuai kebutuhan.

    Presiden Prabowo dalam berbagai kesempatan menegaskan komitmennya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, dan bebas dari praktik korupsi. Pemerintah diharapkan tidak hanya memperbaiki tata kelola keuangan, tetapi juga mengadopsi pendekatan pembangunan yang lebih partisipatif dan inklusif dengan melibatkan masyarakat dan sektor swasta dalam proses perencanaan serta pengawasan.

    Dengan demikian, rasa kepemilikan bersama terhadap proyek pembangunan dapat terbangun, sehingga mengurangi potensi penyalahgunaan anggaran. Fokus pembangunan juga harus diarahkan pada sektor-sektor prioritas yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

    Tahun 2025 menjadi titik krusial untuk merealisasikan janji-janji politik yang telah disampaikan sebelumnya. Pemerintah diharapkan mampu mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan mendorong kepercayaan publik terhadap pemerintahan, serta menyusun program yang berorientasi pada kepentingan masyarakat luas dengan mengedepankan transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas.

  • Ini Istilah-istilah dalam Investasi, Gen Z Pemburu Cuan Perlu Tahu Nih!

    Ini Istilah-istilah dalam Investasi, Gen Z Pemburu Cuan Perlu Tahu Nih!

    Jakarta: Generasi Z, dengan gaya hidup yang dinamis dan akrab dengan dunia digital, memiliki cara pandang unik tentang investasi. Namun demikian, masih banyak Gen Z yang masih belum memahami istilah-istilah yang ada dalam investasi.
     
    Istilah-istilah investasi mungkin asing bagi generasi sebelumnya. Karena itu, yuk kita bahas empat istilah investasi ala Gen Z yang menarik untuk dipelajari, dilansir dari laman resmi Bank Indonesia.
     
    1. Soft saving: Menabung dengan santai?

    ‘Soft saving’ menggambarkan kecenderungan Gen Z untuk menunda menabung karena ingin menikmati berbagai hal di masa sekarang. Mereka cenderung menabung dengan santai, tidak terlalu fokus pada target dan jangka waktu tertentu.
     
    2. Teknik snowball: Mulai kecil, hasilnya besar

    Teknik snowball menekankan pentingnya memulai dari hal kecil, baik untuk investasi maupun pembayaran utang. Konsepnya sederhana: mulailah dengan jumlah kecil, secara konsisten dan disiplin, dan seiring waktu, jumlah tersebut akan ‘berguling’ menjadi lebih besar.  
     
    Contohnya, investasi kecil secara rutin akan menghasilkan keuntungan yang semakin besar seiring waktu, begitu pula dengan pembayaran utang yang dilakukan secara disiplin akan melunasi hutang lebih cepat.
     

     

    3. Sunk cost fallacy: Kehilangan kesempatan karena terjebak

    Sunk cost fallacy adalah kecenderungan untuk terus berinvestasi dalam sesuatu, bahkan jika sudah jelas itu tidak menguntungkan, karena kita sudah mengeluarkan banyak waktu, uang, atau usaha di dalamnya.  
    Contohnya, rela antre lama di kafe viral,  walaupun ternyata harganya mahal dan tidak sepadan dengan rasa, hanya karena sudah menunggu lama. Sunk cost fallacy membuat kita kehilangan kesempatan untuk melakukan hal lain yang mungkin lebih menguntungkan.
     
    4. Anchoring bias: Tergiur diskon dan lupa harga total

    Anchoring bias adalah kecenderungan untuk terpaku pada angka pertama yang kita lihat, misalnya harga diskon, dan lupa mempertimbangkan harga total yang harus dibayar. Hal ini bisa membuat kita terburu-buru membeli sesuatu tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan finansial kita.
     
    Investasi tidak hanya menguntungkan secara pribadi, dengan potensi keuntungan di masa depan, tetapi juga berdampak positif bagi negara. Investasi yang tinggi dapat mendorong pembangunan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
     
    Istilah-istilah investasi ala Gen Z menunjukkan mereka memiliki cara pandang yang unik dan menarik tentang pengelolaan keuangan. Meskipun terkadang terkesan santai, Gen Z memiliki semangat untuk memulai investasi dari hal kecil dan  mencari peluang untuk meningkatkan kesejahteraan di masa depan. (Laura Oktaviani Sibarani)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Mantap! Rp1,08 Triliun Duit-duit Asing Jejali Pasar Keuangan RI Minggu Ini

    Mantap! Rp1,08 Triliun Duit-duit Asing Jejali Pasar Keuangan RI Minggu Ini

    Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing kembali masuk ke pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Hal ini terjadi pada minggu yang tipis terhadap perdagangan karena terjeda oleh libur tahun baru.
     
    Berdasarkan data transaksi pada 30 Desember 2024-2 Januari 2025, dana dari investor asing (nonresiden) tersebut tercatat beli neto (inflow) sebanyak Rp1,08 triliun.
     
    Banjirnya dana asing di pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar Surat Nerharga Negara (SBN) yang tercatat masuk sebanyak Rp1,94 triliun dan pasar saham sebesar Rp320 miliar.
    Sementara, di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), duit-duit dari investor bule tersebut justru pulang kampung (jual neto/outflow) sebanyak Rp1,17 triliun.
     
    “Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 31 Desember 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp15,74 triliun di pasar saham, Rp34,59 triliun di pasar SBN, dan Rp161,99 triliun di SRBI,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 4 Januari 2025.
     
    Sementara berdasarkan data untuk 2025, berdasarkan data setelmen hingga 2 Januari 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp0,56 triliun di pasar saham, jual neto Rp0,20 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp0,28 triliun di SRBI.
     
    Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 78,00 basis poin (bps) per 2 Januari 2025 dari 75,51 bps per 27 Desember 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
     
    Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
     

     

    Rupiah unjuk gigi

    Banjirnya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik membuat nilai tukar rupiah unggul terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah mampu atasi kedigdayaan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.
     
    Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
     
    Mengutip data Bloomberg, Jumat3 Janurai 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.197 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat satu poin atau setara 0,01 persen dari posisi Rp16.198 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
     
    Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.185 per USD. Rupiah menguat empat poin atau setara 0,02 persen dari Rp16.189 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
     
    Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.217 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat hingga 19 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.236 per USD.
     
    “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tegas Ramdan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)