Kementrian Lembaga: BI

  • Tokopedia dan TikTok Shop Blak-blakan Dampak Tanggal Kembar pada Transaksi

    Tokopedia dan TikTok Shop Blak-blakan Dampak Tanggal Kembar pada Transaksi

    Bisnis.com, JAKARTA— Tokopedia dan TikTok Shop by Tokopedia (TikTok Shop) menyampaikan promo tanggal kembar turut mendongkrak penjualan perusahaan. 

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan transaksi belanja online yang dilakukan peritel dan marketplace meningkat 6,19% secara kuartalan (qtq) pada kuartal III/2025. Sementara itu, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan nilai transaksi belanja online mencapai Rp134,67 triliun, tumbuh 4,93% (qtq) dan 3,74% (yoy). 

    Dari sisi volume, total transaksi mencapai 1,44 miliar, naik 7,72% (qtq) dan 20,5% (yoy). BI menjelaskan lonjakan tersebut dipicu oleh kampanye promo tanggal kembar 7.7, 8.8, dan 9.9 yang digelar berbagai platform e-commerce.

    Senior Director of Tokopedia and TikTok E-commerce Indonesia, Stephanie Susilo, menyampaikan pihaknya rutin mengadakan rangkaian kampanye bulanan di kedua platform, mulai dari Gajian Sale yang dimulai setiap tanggal 24 atau 25 hingga Promo Guncang yang berpuncak pada tanggal kembar di bulan berikutnya. Menurutnya, inisiatif tersebut meningkatkan jumlah penjual sebesar 46,8%.

    “Artinya, makin banyak pelaku usaha yang percaya dalam memanfaatkan Tokopedia dan TikTok Shop untuk berjualan. Pesanan pun bisa naik rata-rata 45%,” kata Stephanie dalam keterangan resmi yang dikutip pada Senin (10/11/2025).

    Stephanie menambahkan kampanye tanggal kembar Promo Guncang 10.10 turut menggerakkan ekonomi digital lokal. Di Tokopedia, wilayah Papua Barat, Gorontalo, dan Kalimantan Selatan mencatat kenaikan transaksi tertinggi. 

    Di TikTok Shop, peningkatan terbesar terjadi di Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Jambi. Kategori produk dengan pesanan tertinggi di kedua platform meliputi handphone dan tablet, otomotif, makanan dan minuman, kecantikan dan perawatan diri, serta fashion muslim.

    Berdasarkan data perusahaan, rata-rata peningkatan transaksi pada kategori makanan dan minuman serta elektronik dan otomotif selama periode Gajian Sale dan Promo Guncang mencapai masing-masing 58,4% dan 75,5%. Stephanie menjelaskan, kategori makanan dan minuman memiliki pengaruh langsung terhadap kesehatan, sementara produk elektronik dan otomotif termasuk dalam kategori barang dengan nilai tinggi.

    “Ketika data menunjukkan bahwa dua kategori produk ini mengalami lonjakan transaksi, artinya makin banyak pembeli yang percaya bahwa mereka bisa #BelanjaAman lewat Tokopedia maupun TikTok Shop,” katanya.

    Stephanie menegaskan kekuatan masing-masing platform e-commerce dalam ekosistem perusahaan saling melengkapi, sehingga dapat mendorong pertumbuhan bisnis para pelaku usaha lintas industri.

    “Karena itu, kami terus mengimbau para penjual untuk memanfaatkan Tokopedia dan TikTok Shop secara bersamaan guna menggarap potensi pasar yang sangat besar, terutama pada momen spesial seperti double date,” ujarnya.

    Dua platform tersebut kembali menghadirkan Promo Guncang 11.11 yang berpuncak pada 11 November 2025. Stephanie optimistis strategi itu mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital di lebih banyak wilayah di Indonesia. 

    Tahun ini, sektor digital diperkirakan berkontribusi 8% terhadap PDB nasional, dan bisa naik menjadi 9–10% pada akhir 2025. E-commerce masih menjadi pendorong utama, menyumbang sekitar 72% dari total nilai ekonomi digital. Indonesia kini juga menjadi pasar digital terbesar di Asia Tenggara dengan potensi mencapai US$600 miliar pada 2030.

    Pada puncak Promo Guncang 11.11, pembeli dapat menikmati berbagai benefit yang membuat pengalaman #BelanjaAman semakin terjangkau, seperti Dibayarin Tokopedia Belanja Hingga Ratusan Juta, diskon hingga Rp1,2 juta, voucher 99%, dan flash sale serba Rp11 ribu di Tokopedia. Di TikTok Shop, promo meliputi diskon hingga Rp1,1 juta, voucher 50%, dan gratis ongkir sepuasnya.

    Sebelumnya, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menilai kampanye musiman tanggal kembar masih menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan transaksi e-commerce di Indonesia. Sekretaris Jenderal idEA, Budi Primawan, mengatakan bahwa lonjakan transaksi pada periode tersebut mencerminkan efektivitas kampanye 7.7, 8.8, dan 9.9 yang digelar berbagai platform.

    “Yang berhasil meningkatkan traffic dan transaksi lintas kategori, terutama untuk kebutuhan rumah tangga, fesyen, serta produk kecantikan,” kata Budi kepada Bisnis pada Senin (10/11/2025).

    Budi menambahkan, meskipun terjadi peningkatan pada kuartal III/2025, puncak pertumbuhan biasanya terjadi pada kuartal IV, terutama pada periode 11.11, 12.12, dan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Menurutnya, tren positif ini diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun, didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat, meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap transaksi digital, serta strategi promosi yang semakin tersegmentasi.

    Selain kampanye promo besar, Budi menilai sejumlah faktor struktural juga memperkuat kinerja e-commerce menjelang akhir tahun. Faktor tersebut meliputi meningkatnya adopsi digital oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kemudahan sistem pembayaran digital seperti QRIS, Buy Now Pay Later (BNPL), dan e-wallet, serta efisiensi logistik dan fulfilment.

    Dia juga menyoroti integrasi antara sektor kreatif dan live commerce yang menciptakan pengalaman belanja lebih interaktif. Momentum konsumsi akhir tahun menjelang Natal dan Tahun Baru pun secara tradisional turut mendorong penjualan lintas kategori.

    Dari sisi performa tahunan, idEA mencatat adanya peningkatan signifikan pada gelaran Harbolnas. Berdasarkan data idEA dan pemantauan industri, total nilai transaksi selama Harbolnas 2023 mencapai sekitar Rp25,7 triliun. Angka itu naik menjadi sekitar Rp31,2 triliun pada Harbolnas 2024, atau tumbuh 21,4% dibanding tahun sebelumnya.

    Budi menyebut peningkatan tersebut didorong oleh partisipasi UMKM yang lebih tinggi, perluasan kategori produk lokal, serta adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan analitik data dalam strategi kampanye.

    “idEA memperkirakan momentum akhir tahun 2025 akan tetap kuat, terutama karena kombinasi antara kampanye 11.11 dan 12.12 yang kini banyak difokuskan untuk mendorong produk lokal serta efisiensi rantai pasok digital,” tutup Budi.

  • Purbaya surati pemda untuk percepat belanja 2025

    Purbaya surati pemda untuk percepat belanja 2025

    Dari pemantauan dan evaluasi yang dilakukan di pusat, kami meminta agar juga dilakukan langkah penguatan secara harmonis di daerah.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyurati pemerintah daerah (pemda) untuk mendorong mereka mempercepat belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2025.

    “Dari pemantauan dan evaluasi yang dilakukan di pusat, kami meminta agar juga dilakukan langkah penguatan secara harmonis di daerah,” ujar Purbaya dalam Surat Edaran Nomor S-662/MK.08/2025, dikutip di Jakarta, Senin.

    Dalam surat itu, Purbaya menyoroti urgensi langkah penguatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan program pembangunan 2025 sekaligus mewujudkan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang perlu dilakukan oleh pusat maupun daerah.

    Sementara, dari pemantauan yang dilakukan per September 2025, realisasi belanja daerah dalam APBN 2025 secara total mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Padahal, dana transfer ke daerah (TKD) telah disalurkan sebesar Rp644,8 triliun atau 74 persen dari pagu.

    Perbedaan kecepatan TKD dan penyerapan belanja membuat simpanan dana pemda di perbankan melonjak. Dari catatan terakhir ANTARA, dana simpanan pemda yang disampaikan oleh Bank Indonesia (BI) mencapai Rp233,97 triliun per 30 September 2025.

    Dengan hasil pemantauan itu, Purbaya menyampaikan empat arahan untuk pimpinan daerah provinsi, kabupaten, dan kota.

    Pertama, melakukan percepatan penyerapan belanja daerah secara efisien dan efektif dengan tata kelola yang baik.

    Kedua, memenuhi belanja kewajiban pada pihak ketiga yang menjalankan proyek-proyek pemda.

    Ketiga, memanfaatkan dana simpanan pemda di perbankan untuk belanja program dan proyek di daerah.

    Terakhir, melakukan pemantauan secara berkala, baik mingguan atau bulanan, terhadap pelaksanaan belanja APBN dan pengelolaan dana pemda di perbankan sampai dengan akhir 2025.

    Pemantauan itu bakal menjadi basis evaluasi perbaikan untuk tahun anggaran 2026, agar kinerja fiskal pemda bisa sejalan dengan arah program pembangunan nasional yang telah ditetapkan oleh Presiden Prabowo.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tepis Purbaya, Mensesneg Pastikan Satgas BLBI Belum Akan Dibubarkan

    Tepis Purbaya, Mensesneg Pastikan Satgas BLBI Belum Akan Dibubarkan

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan bahwa Satuan Tugas (Satgas) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) hingga saat ini belum dibubarkan.

    Menjawab pertanyaan wartawan mengenai status Satgas BLBI, Mensesneg menyebut pemerintah belum mengambil keputusan terkait hal tersebut.

    “Belum, nanti kalau sudah saya sampaikan,” ujarnya singkat usai menghadiri Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025 di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana membubarkan Satgas BLBI yang dibentuk dan pernah dipimpin Mahfud MD.

    Menurut Purbaya, kinerja Satgas BLBI tidak maksimal dalam mengejar pengembalian aset dari debitur atau obligor. Dia menilai kinerja mereka tidak sebanding dengan keributan yang dibuat.

    “Satgas BLBI masih dalam proses. Itu nanti saya lihat seperti apa ini. Tapi saya sih melihatnya sudah kelamaan, hasilnya enggak banyak-banyak amat. Cuma membuat ribut aja, income-nya nggak banyak-banyak amat. Daripada bikin noise, mungkin akan kita akhiri satgas itu,” kata Purbaya di Bogor, Jumat (10/10/2025).

  • Rupiah menguat dipengaruhi tingkat IKK Indonesia melonjak tajam

    Rupiah menguat dipengaruhi tingkat IKK Indonesia melonjak tajam

    Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Senin sore menguat sebesar 36 poin atau 0,22 persen menjadi Rp16.654 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.690 per dolar AS.

    Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi menganggap penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi tingkat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang melonjak tajam pada Oktober 2025 menjadi 121,2, naik dari bulan sebelumnya yang berada di level 115.

    “Keyakinan masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi nasional kembali melonjak tajam pada Oktober 2025. Hasil Survei Konsumen terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya rebound optimisme,” ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

    Angka IKK ini mengindikasikan bahwa konsumen sangat yakin dan percaya diri melihat prospek perekonomian nasional.

    Peningkatan optimisme didorong oleh persepsi masyarakat yang membaik terhadap kedua komponen utama pembentuk IKK.

    Pertama adalah Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang mengalami kenaikan signifikan, dari 102,7 pada September menjadi 109,1 pada Oktober. Kenaikan tersebut mencerminkan persepsi masyarakat yang membaik terhadap kondisi riil, seperti penghasilan yang diterima dan ketersediaan lapangan kerja saat ini.

    Kedua yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menunjukkan peningkatan kuat, melompat dari 127,2 menjadi 133,4. Kenaikan pada IEK menandakan harapan dan optimisme masyarakat terhadap prospek kondisi ekonomi untuk enam bulan ke depan meningkat drastis.

    “Secara keseluruhan, kuatnya rebound IKK ini mengirimkan sinyal positif bahwa konsumsi rumah tangga, sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi, diprediksi akan semakin kuat dan menjadi pendorong aktivitas ekonomi yang berkelanjutan di kuartal IV tahun 2025,” ujar Ibrahim.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG ditutup melemah seiring pasar cermati arah The Fed di akhir tahun

    IHSG ditutup melemah seiring pasar cermati arah The Fed di akhir tahun

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah seiring pelaku pasar mencermati arah kebijakan The Fed terkait suku bunga acuannya pada akhir tahun 2025.

    IHSG ditutup melemah 3,35 atau 0,04 persen ke posisi 8.391,24. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,63 poin atau 1,01 persen ke posisi 844,87.

    “Secara teknikal, IHSG berada dalam fase uptrend setelah bullish consolidation,” ujar Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Senin.

    Dari mancanegara, Nafan mengatakan pelaku pasar mencermati kelanjutan dari government shutdown (penutupan pemerintah) Amerika Serikat (AS), serta arah kebijakan suku bunga acuan The Fed pada pertemuan selanjutnya di akhir 2025.

    Government shutdown masih berlangsung dan menjadi yang terlama sepanjang sejarah AS, sementara itu, The Fed masih akan melangsungkan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 9-10 Desember 2025 mendatang.

    Dari dalam negeri, Nafan mengatakan pergerakan IHSG terpengaruh oleh rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Oktober 2025 dan data penjualan eceran per September 2025.

    Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami kenaikan 6,2 basis poin (bps) menjadi 121,2 pada Oktober 2025, dibandingkan sebesar 115 pada September 2025, atau mengakhiri penurunan data IKK yang terjadi dalam dua bulan sebelumnya secara beruntun.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kabar Baik! Warga RI Makin Pede Gampang Cari Kerja

    Kabar Baik! Warga RI Makin Pede Gampang Cari Kerja

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) menunjukkan peningkatan pesat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2025. Ditopang oleh naiknya optimisme terhadap makin terbukanya ketersediaan lapangan kerja hingga terkereknya pendapatan.

    IKK Oktober 2025 sendiri telah ke level 121,2 dari bulan sebelumnya 115, didorong oleh naiknya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing tercatat sebesar 109,1 dan 133,4, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 102,7 dan 127,2.

    Khusus untuk IKE, kenaikan angka indeksnya dikerek naik oleh seluruh komponen pembentuknya, yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI), Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG), dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) yang tercatat masing-masing sebesar 117,1, 107,5, dan 102,6, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 112,9, 103,2, dan 92,0.

    Komponen IKE yang paling mencolok peningkatannya ialah Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) karena dari bulan lalu di level pesimistis, menjadi optimistis. Level optimis tercatat apabila angka indeks di atas 100. Angka IKLK naik dari level 92 ke 102,6.

    “Persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini meningkat pada seluruh kelompok pendidikan dan usia,” dikutip dari hasil survei konsumen BI, Senin (10/11/2025).

    Angka IKLK kelompok pendidikan tertinggi terjadi untuk Pascasarjana di level 123 dari bulan sebelumnya 121,8. Sarjana dari level 106 ke level 133,3, dan Akademi atau Diploma dari 99,5 menjadi 109,5. Untuk level SMA masih menjadi yang terendah meski ada peningkatan dari 86,4 menjadi 98,2.

    Seiring dengan naiknya IKLK, angka IPSI juga ikut terkerek naik untuk seluruh kelompok pengeluaran. Angka IPSI tertinggi untuk kelompok pengeluaran di atas Rp 5 juta dari 122,3 menjadi 122,7 dan kelompok pengeluaran Rp 4,1 juta-5 juta dari 112,6 menjadi 117,6.

    Sedangkan untuk kelompok pengeluaran Rp 3,1 juta-4 juta naik dari 106,9 menjadi 110,6, kelompok pengeluaran Rp 2,1 juta-3 juta per bulan dari 103,2 menjadi 105, dan kelompok pengeluaran Rp 1 juta-2 juta naik dari 104,9 bulan kemarin menjadi 113,1.

    Berbagai kondisi naiknya optimisme itu diikuti dengan kenaikan IPDG untuk seluruh kelompok pengeluaran ke level optimistis, kecuali untuk kelompok pengeluaran Rp 2,1 juta-Rp 3 juta yang masih bergerak di level bawah 100, yaitu dari 90,5 menjadi 95,1.

    Angka IPDG tertinggi masih untuk kelompok pengeluaran di atas Rp 5 juta yakni di level 112,1 meski turun dari bulan sebelumnya di level 113,6. Sedangkan kelompok pengeluaran Rp 4,1 juta-5 juta turun tipis dari 106,7 menjadi 106,4.

    Peningkatan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama yang masih menunjukkan penguatan pesat ialah untuk kelompok pengeluaran Rp 3,1 juta sampai Rp 4 juta dengan angka indeks dari 98,9 menjadi 104,2, dan kelompok pengeluaran Rp 1 juta-Rp 2 juta dari 95,1 menjadi 102,5.

    “Dari sisi pengeluaran, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods pada kelompok pengeluaran ≤Rp4 juta mengalami peningkatan indeks, sedangkan kelompok pengeluaran ≥Rp4,1 juta mengalami penurunan indeks,” tulis BI dalam laporan hasil survei konsumen nya.

    (arj/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Cara Amankan Transaksi Mesin EDC Dari Penipuan-Serangan Siber

    Video: Cara Amankan Transaksi Mesin EDC Dari Penipuan-Serangan Siber

    Jakarta, CNBC Indonesia- Bank Indonesia menyebutkan sistem transaksi keuangan di Indonesia yang terus berkembang didukung adopsi teknologi digitalisasi yang masif membuat volume ekonomi dan keuangan digital dapat tumbuh 4x lipat menjadi 147,3 miliar pada tahun 2030.

    Dibalik potensi besarnya transaksi digital ini, industri dan masyarakat didorong untuk meningkatkan kewaspadaan sistem keamanan siber guna mengantisipasi ragam dan kecanggihan serangan siber. Hal ini juga yang menjadi perhatian khusus bagi PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH) sebagai perusahaan fintech yang menyediakan solusi transaksi sistem pembayaran untuk merchant dan UKM termasuk lewat mesin EDC.

    Director PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH), Oktavianus Wirantha mengatakan pertumbuhan pembayaran digital selaras yang besar selaras dengan besarnya risiko sehingga mendorong CASH untuk memberikan jaminan keamanan transaksi bagi pelanggan.

    Hal ini dilaksanakan melalui peningkatan investasi bidang keamanan, memperkuat kompetensi SDM sekaligus meningkatkan edukasi terkait perlindungan data pribadi hingga mengikuti sistem keamanan tertinggi termasuk memenuhi standar PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard).

    Salah satu sistem keamanan yang dikembangkan CASH adalah sistem keamanan pada Mesin Electronic Data Capture (EDC) yang memanfaatkan teknologi mutakhir termasuk artificial intelligence (AI). Sistem ini mendeteksi berbagai anomaly transaksi termasuk kesesuaian transaksi dengan data lokasi asli merchant sehingga jika terjadi ketidaksesuaian lokasi transaksi, atau terdapat transaksi janggal seperti transaksi berulang dan anomali transaksi jumbo maka akan dilakukan “pemblokiran transaksi’ secara otomatis.

    Seperti apa strategi hingga tantangan industri solusi pembayaran digital dalam mengantisipasi risiko siber? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Director PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH), Oktavianus Wirantha dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Senin, 10/11/2025)

  • Transaksi di Shopee-Tokopedia Cs Naik, Celios: Daya Beli Belum Membaik

    Transaksi di Shopee-Tokopedia Cs Naik, Celios: Daya Beli Belum Membaik

    Bisnis.com, JAKARTA — Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai kenaikan transaksi belanja online di platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Blibli hingga Lazada, belakangan ini lebih banyak didorong oleh faktor harga yang lebih murah dibandingkan toko offline.

    Ekonom Digital Celios, Nailul Huda, mengatakan tren tersebut memperkuat fenomena rohali dan rojali—rombongan hanya lihat-lihat dan rombongan hanya nanya—yang akhirnya melakukan pembelian lewat platform daring.

    “Perdagangan daring hingga saat ini masih membelanjakan pendanaan untuk perang harga, perang promo,” kata Huda saat dihubungi Bisnis pada Senin (10/11/2025).

    Menurutnya, kondisi ini memunculkan pola belanja musiman setiap bulan, terutama pada momentum tanggal cantik hingga periode payday. Huda menilai lonjakan penjualan yang terjadi lebih disebabkan oleh harga yang lebih murah, bukan karena daya beli yang membaik.

    “Maka, saya rasa kampanye tanggal kembar, bahkan puncaknya nanti di 12.12 ketika Hari Belanja Online Nasional, itu akan menjadi titik tertinggi sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), transaksi belanja online yang dilakukan peritel dan marketplace meningkat 6,19% secara kuartalan (qtq) pada kuartal III/2025.

    Sementara itu, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan nilai transaksi belanja online mencapai Rp134,67 triliun, tumbuh 4,93% (qtq) dan 3,74% (yoy). Dari sisi volume, total transaksi mencapai 1,44 miliar, naik 7,72% (qtq) dan 20,5% (yoy). BI menjelaskan lonjakan tersebut dipicu oleh beragam kampanye promo besar yang digelar sepanjang Juli hingga September.

    Sebelumnya, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) juga menilai momentum kampanye musiman masih menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan transaksi e-commerce di Indonesia. 

    Sekretaris Jenderal idEA, Budi Primawan, mengatakan lonjakan transaksi pada periode tersebut mencerminkan efektivitas kampanye 7.7, 8.8, dan 9.9 yang digelar berbagai platform e-commerce.

    “Yang berhasil meningkatkan traffic dan transaksi lintas kategori, terutama untuk kebutuhan rumah tangga, fesyen, serta produk kecantikan,” kata Budi kepada Bisnis pada Senin (10/11/2025).

    Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa meskipun terjadi peningkatan pada kuartal III/2025, puncak pertumbuhan biasanya terjadi di kuartal IV, terutama pada periode 11.11, 12.12, dan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

    Dia menuturkan, idEA memperkirakan tren positif ini akan berlanjut hingga akhir tahun, seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat, kepercayaan konsumen terhadap transaksi digital, serta strategi promosi yang semakin tersegmentasi di masing-masing platform e-commerce.

    Selain kampanye promo besar, Budi menilai sejumlah faktor struktural turut memperkuat kinerja e-commerce menjelang akhir tahun. Di antaranya adalah semakin luasnya adopsi digital oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kemudahan sistem pembayaran digital seperti QRIS, Buy Now Pay Later (BNPL), dan e-wallet, serta meningkatnya efisiensi logistik dan fulfilment.

    Dia menambahkan, integrasi antara sektor kreatif dan live commerce juga berperan penting dalam menciptakan pengalaman belanja yang lebih interaktif. Momentum konsumsi akhir tahun menjelang Natal dan Tahun Baru, kata Budi, juga secara tradisional mendorong kenaikan penjualan lintas kategori.

    Dari sisi performa tahunan, idEA mencatat adanya peningkatan signifikan pada gelaran Harbolnas. Berdasarkan data idEA dan hasil pemantauan industri, total nilai transaksi selama Harbolnas 2023 mencapai sekitar Rp25,7 triliun, sedangkan pada Harbolnas 2024 naik menjadi sekitar Rp31,2 triliun, atau tumbuh sekitar 21,4% dibanding tahun sebelumnya.

    Menurut Budi, peningkatan tersebut didorong oleh partisipasi UMKM yang lebih tinggi, perluasan kategori produk lokal, serta adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan analitik data dalam strategi kampanye.

    “idEA memperkirakan momentum akhir tahun 2025 akan tetap kuat, terutama karena kombinasi antara kampanye 11.11 dan 12.12 yang kini banyak difokuskan untuk mendorong produk lokal serta efisiensi rantai pasok digital,” tutup Budi.

  • Ubah Rp1.000 Jadi Rp1 Bakal Bikin Rupiah Lebih Kredibel

    Ubah Rp1.000 Jadi Rp1 Bakal Bikin Rupiah Lebih Kredibel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia mengungkapkan deretan keutungan redenominasi bagi Indonesia. Mulai dari efisiensi transaksi, hingga memperkuat kredibilitas rupiah.

    Redenominasi Rupiah itu sendiri adalah penyederhanaan jumlah digit pada pecahan (denominasi) Rupiah tanpa mengurangi daya beli dan nilai Rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.

    “Hal ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi transaksi, memperkuat kredibilitas Rupiah, dan mendukung modernisasi sistem pembayaran nasional,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, Senin (10/11/2025).

    Ramdan Denny juga memastikan, implementasi redenominasi tetap mempertimbangkan waktu yang tepat, dengan memperhatikan stabilitas politik, ekonomi, sosial serta kesiapan teknis termasuk hukum, logistik, dan teknologi informasi.

    “Proses redenominasi direncanakan secara matang dan melibatkan koordinasi erat antarseluruh pemangku kepentingan. Saat ini, RUU Redenominasi telah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Jangka Menengah Tahun 2025 – 2029,” ucap Ramdan Denny.

    Sebagaimana diketahui, proses redenominasi kembali mencuat setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menetapkan target selesainya Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Harga Rupiah alias RUU Redenominasi pada 2026-2027.

    Rencan itu telah ia tetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029 melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70 Tahun 2025. PMK 70/2025 ini ia tetapkan sejak 10 Oktober 2025 dan diundangkan pada 3 November 2025.

    “RUU tentang Perubahan Harga Rupiah (Redenominasi) merupakan RUU luncuran yang rencananya akan diselesaikan pada 2027,” dikutip dari PMK 70/2025, Jumat (7/11/2025).

    Dalam PMK tersebut, Purbaya menetapkan, penanggung jawab penuntasan penyusunan RUU Redenominasi ialah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, dengan target penuntasan kerangka regulasi pada 2026.

    Dalam PMK itu, Purbaya juga mengungkapkan urgensi atau keharusan RUU Redenominasi dituntaskan, meski kebijakan redenominasi telah digulirkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sejak 2013 silam.

    Setidaknya ada empat urgensi pembentukan RUU Redenominasi, pertama ialah efisiensi perekonomian yang dapat dicapai melalui peningkatan daya saing nasional.

    Kedua, menjaga kesinambungan perkembangan perekonomian nasional. Ketiga, menjaga nilai rupiah yang stabil sebagai wujud terpeliharanya daya beli masyarakat, dan keempat, meningkatkan kredibilitas Rupiah.

    (arj/arj)

    [Gambas:Video CNBC]

  • SeaBank dan BI Jateng melalui budaya perluas literasi-inklusi keuangan

    SeaBank dan BI Jateng melalui budaya perluas literasi-inklusi keuangan

    Di Jawa Tengah, kontribusi UMKM mencapai Rp212,95 miliar atau sekitar 14,75 persen dari total PDRB 2024, dan lebih dari 60 persen pelakunya adalah perempuan

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Seabank Indonesia menjalin sinergi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), menyelenggarakan edukasi dan literasi keuangan “Rupiah Tresno Budoyo”, sebagai upaya memperluas inklusi dan literasi keuangan melalui pendekatan budaya.

    Acara mengusung tema “Dua Abad Perang Jawa: Menghidupkan Martabat, Meneguhkan Kemandirian”, yang menjadi bagian dari upaya memperluas inklusi dan literasi keuangan melalui pendekatan budaya.

    Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) yang diinisiasi oleh BI.

    Ia mengatakan, pentingnya memperluas edukasi dan literasi keuangan terutama bagi pelaku UMKM, yang sebagian besar dijalankan oleh perempuan.

    “UMKM merupakan tulang punggung perekonomian. Di Jawa Tengah, kontribusinya mencapai Rp212,95 miliar atau sekitar 14,75 persen dari total PDRB 2024, dan lebih dari 60 persen pelakunya adalah perempuan. Itu sebabnya kami ingin perempuan pelaku usaha semakin berdaya,” ujar Nita.

    Melalui acara ini, BI Jateng mendorong pemanfaatan sistem pembayaran digital yang mudah, aman, dan efisien, sambil tetap mengedepankan pelestarian nilai budaya lokal sebagai bagian dari ekonomi berkelanjutan.

    Dalam kesempatan ini, SeaBank memberikan edukasi mengenai produk dan layanan perbankan digital, perencanaan keuangan, serta keamanan transaksi non-tunai kepada peserta, khususnya pelaku UMKM.

    Komisaris SeaBank Indonesia Joice Rosandi mengatakan keikutsertaan SeaBank sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif BI dalam memperluas literasi keuangan masyarakat.

    “Kami ingin membantu pelaku UMKM agar lebih mengenal layanan keuangan digital yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha mereka,” ujar Joice.

    Selama kegiatan, stan edukasi SeaBank mendapatkan sambutan antusias dari peserta yang ingin mengenal layanan perbankan digital.

    Melalui kegiatan bersama BI Jateng ini, pihaknya berharap dapat berkontribusi pada pemerataan akses keuangan serta peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat di Jateng.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.