Kementrian Lembaga: BI

  • Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh Melambat, Apa Sebabnya?

    Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh Melambat, Apa Sebabnya?

    Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat pada November 2024 lalu. Posisi utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar 424,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp6,9 kuadriliun.

    Menurut BI, utang luar negeri Indonesia pada November 2024 tersebut secara tahunan (year on year/YoY) tumbuh sebesar 5,4 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2024 lalu sebesar 7,7 persen YoY.

    “Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2024 tumbuh melambat,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, dikutip Jumat (17/1).

    Penyebab ULN Indonesia melambat

    Kemudian Ramdan menjelaskan melambatnya pertumbuhan ULN Indonesia disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan penurunan ULN swasta. Selain itu, ULN pemerintah juga tumbuh lebih rendah.

    Ramdan mengatakan bahwa BI melaporkan posisi ULN pemerintah pada November 2024 lalu tercatat sebesar 203 miliar dolar AS, atau tumbuh sebesar 5,4 persen YoY. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Oktober 2024 sebesar 8,6 persen YoY.

    “Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan penarikan pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek pemerintah,” tutur Ramdan.

    Pemanfaatan utang luar negeri Indonesia

    Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung belanja prioritas guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Ramdan mengeklaim bahwa ULN pemerintah tetap dikelola secara kredibel dan akuntabel untuk mendukung belanja pada beberapa sektor, antara lain:

    Jasa kesehatan dan kegiatan Sosial (20,9% dari total utang luar negeri) Administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (19,4%) Jasa pendidikan (16,8%) Konstruksi (13,5%) Jasa keuangan dan asuransi (9,0%).

    “Posisi ULN pemerintah tetap terkendali, mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah,” ujar dia.

    Utang luar negeri swasta juga turun

    Lebih lanjut Ramdan, BI juga mencatat bahwa pertumbuhan ULN swasta ikut menurun. Pada November 2024, posisi ULN swasta tercatat sebesar 194,6 miliar dolar AS.

    Jumlah tersebut mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,6 persen YoY, lebih dalam dari kontraksi 1,4 persen pada Oktober 2024 lalu. Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN perusahaan, bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang mencatat kontraksi 1,7 persen YoY.

    Berdasarkan sektor ekonomi, beber Ramdan, utang luar negeri swasta terbesar berasal dari beberapa sektor, di antaranya:

    Industri pengolahan Jasa keuangan dan asuransi Pengadaan listrik dan gas Pertambangan dan penggalian

    ULN swasta pun tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta.

    “Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 30,5 persen pada November 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,7 persen dari total ULN,” klaim Ramdan.

    Lalu dia menyebut dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga bakal terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

    “Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” ujar Ramdan.

  • Saham Bank Menghijau saat BI Rate Turun, Ini Alasannya!

    Saham Bank Menghijau saat BI Rate Turun, Ini Alasannya!

    Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada Rabu (15/1), dengan deposit facility dan lending facility masing-masing turun 25 bps menjadi 5% dan 6,5%.

    Keputusan ini di luar ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan BI Rate akan tetap di level 6%. Setelah pengumuman tersebut, saham sektor keuangan mengalami penguatan sebesar 2,41%. Hal itu tecermin pada Saham Bank-bank besar yang semuanya mencatatkan kenaikan.

    Saham bank besar kompak naik

    Bertepatan dengan BI Rate turun, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tercatat menguat paling besar, yaitu naik 280 poin (6,78%) menjadi Rp4.410. Lalu, diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang naik 350 poin (6,48%) menjadi Rp5.750.

    Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga melonjak 230 poin (6,05%) menjadi Rp4.030. Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 250 poin (2,62%) menjadi Rp9.775.

    Analis dari MNC Sekuritas, Herditya T Wicaksana menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang saat ini masih berada di kisaran Rp16.314.

    “Secara teknikal, apabila melihat IDX Finance, terdapat potensi penguatan yang dapat menguji level 1.406–1.417. Untuk emiten-emiten seperti BBCA (9.800–10.000), BBNI (4.480–4.570), BMRI (5.775–5.875), dan BBRI (4.070–4.120),” jelas Herditya kepada Fortune Indonesia, dikutip Jumat (17/1).

    Sementara itu, analis dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa IHSG mengalami kenaikan yang signifikan, melampaui 1,6% saat momentum penurunan BI Rate menuju level 7.063,98 pada pukul 15.53 WIB, dengan IDX Finance menguat lebih dari 2,6% akibat euforia keputusan BI tersebut.

    “Jika euforia ini berlanjut, kemungkinan besar fenomena January Effect pada 2025 akan semakin terbuka,” ujar Nafan kepada Fortune Indonesia.

  • Praktik Pesugihan Menteri Keuangan dan BI Tidak Terkendali

    Praktik Pesugihan Menteri Keuangan dan BI Tidak Terkendali

    OLEH: SALAMUDDIN DAENG

    PESUGIHAN itu apa? Cari uang di tempat keramat. Cari uang dengan cara pesugihan begini tidak perlu kerja keras, tapi menggunakan cara instan yakni membuat sesajen. Bahaya ini tumbalnya bisa negara, rakyat, dan bahkan juga bisa Presiden Indonesia sendiri.

    Dua lembaga negara berlomba-lomba cari uang dengan cara pesugihan. Menteri keuangan mencari uang dengan cara menerbitkan sesajen SUN. Sementara BI menerbitkan sesajen dengan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SBRI) semacam surat berharga bank Indonesia. Tidak banyak yang tau dan menyadari mengapa keduanya begitu nekat berbuat demikian.

     

    Karena keduanya ada di tempat keramat yang berdekatan, maka diaturlah nilai sesajen masing masing dengan kesepakatan. Suku bunga sesajen pemerintah lebih tinggi sedikit dibandingkan bank Indonesia.

    Harapannya nanti BI dengan suku bunga yang lebih rendah bisa menjadi makelar. Hasil pesugihannya BI nanti bisa dijual kembali ke Menteri Keuangan. Jadi kesannya tetap tidak berebut di tempat keramat yang sama.

    Supaya sesajen mereka laku, maka keduanya melakukan kongkalikong. Suku bunga acuan BI ditetapkan jauh di bawah. Rapat gubernur BI kemarin membuat kebijakan menurunkan suku bunga acuan BI dari 6 persen menjadi 5,75 persen. Ini jauh lebih rendah dibandingkan sesajen BI dan sesajen Kementerian Keuangan.

    Ulah keduanya ini bahaya sekali, tumbalnya bisa mengerikan. Karena Menteri Keuangan dan BI keduanya sebenarnya pesugihan sudah jatuh tempo atau sudah dalam posisi minta tumbal.

    Pesugihan BI jatuh tempo tahun ini senilai Rp1.000 triliun. Nah jatuh tempo pesugihan pemerintah atau Menteri Keuangan tahun ini bunganya saja mencapai Rp552,8 triliun (RAPBN 2025).

    Nah belum tau jatuh temponya berapa pesugihan pemerintah ini. Semantara harta keramat yang dimakan menteri keuangan mencapai Rp9.000 triliun. Ada yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun, kurang dari 3 tahun dan kurang dari 5 tahun. Menghitungnya mulai dari saat Covid-19, yakni saat mereka melakukan pesugihan besar-besaran.

    Ini harus hati hati. Konon katanya pesugihan itu selalu menelan korban orang orang baik. Tidak mungkin orang jahat jadi korban pesugihan. Karena tenaganya dibutuhkan untuk berbuat jahat lebih jauh lagi.

    Saya ingat kata Wamen Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan di acara peringatan Malari (Malapetaka 15 Januari) Iwan Sumule. Katanya “Inilah pertama kali kita memiliki presiden yang benar”.

    Kata saya Presiden Prabowo orang baik. Dia mau sekelilingnya, lingkungannya yakin fiskal, moneter dikelola secara benar dan baik. Kita tidak mau orang benar dan baik jadi tumbal.

    Presiden Prabowo bukan Bandung Bondowoso, tapi setidaknya kita hari ini telah menemukan presiden yang benar dan tulus, setelah puluhan tahun dalam penantian dan pengharapan. 

    Penulis adalah Direktur Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

  • Kasus Meningkat, Pemda DIY Percepat Vaksinasi PMK Sapi Perah dan Sapi Potong

    Kasus Meningkat, Pemda DIY Percepat Vaksinasi PMK Sapi Perah dan Sapi Potong

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY telah menerima 11.000 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Kementerian Pertanian. Vaksinasi langsung digencarkan dengan prioritas sapi perah dan sapi potong di lima wilayah DIY untuk menekan penyebaran penyakit.

    Kepala DPKP DIY Syam Arjayanti menyatakan, 11.000 dosis vaksin ini merupakan tahap awal dari pengajuan 113.450 dosis vaksin PMK yang diajukan ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian.

    “Kasus PMK di DIY meningkat, tetapi belum tersedia anggaran memadai pada awal Januari 2025. Karena itu, kami meminta tambahan 113.450 dosis. Tahap pertama telah didistribusikan ke kabupaten/kota di DIY, fokus pada sapi perah dan sapi potong,” ujarnya, Kamis (16/1/2025).

    Rencana dropping selanjutnya meliputi 34.035 dosis pada Februari 2025, 11.345 dosis masing-masing pada Maret, Juli, dan September 2025, serta 34.035 dosis pada Agustus 2025. Vaksinasi sapi menjadi prioritas, sedangkan vaksinasi kambing dan domba akan melibatkan bantuan dari Bank Indonesia, Bank BPD DIY, dan Baznas.

    Koordinasi dengan Berbagai Pihak
    Syam menjelaskan pentingnya sinergi dengan dokter hewan dan pemangku kepentingan lain untuk mempercepat vaksinasi. 

    “Kami butuh bantuan untuk vaksinasi karena populasi ternak cukup besar. Juga diperlukan obat-obatan dan vitamin untuk meningkatkan stamina ternak. Kami berkoordinasi dengan peternak untuk mempercepat vaksinasi dan pengawasan lalu lintas ternak agar kasus tidak menyebar,” tambahnya.

    Meski belum menutup lalu lintas ternak, vaksinasi difokuskan pada daerah sehat (zona hijau). “Kami serahkan prioritas vaksinasi kepada kabupaten/kota, mengingat belum bisa menjangkau seluruh populasi ternak di DIY. Kami juga berharap dukungan CSR untuk memperluas cakupan vaksinasi,” tandasnya soal vaksinasi PMK di wilayahnya.

    Status Tertular dan Langkah Penanganan
    Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 708 Tahun 2024, DIY berstatus tertular PMK, bukan wabah. Oleh karena itu, karantina wilayah belum diterapkan. Namun, langkah-langkah seperti peningkatan biosekuriti, pemberian vitamin, isolasi ternak terpapar, hingga penutupan sementara pasar hewan tetap dilakukan.

    “Peternak tidak perlu panik karena PMK bisa diobati. Kami mendorong peternak untuk mulai membeli vaksin secara mandiri, dengan biaya sekitar Rp 30.000 per dosis yang diberikan dua kali setahun,” ungkap Syam terkait vaksinasi PMK.

    Hingga 15 Januari 2025, tercatat 2.329 kasus PMK di DIY. Sebanyak 20 ternak sembuh, 166 mati, dan 53 dipotong paksa. Kasus aktif tersisa 2.090, mayoritas sapi. Sejak Desember 2024, sebanyak 1.314 ternak telah divaksin, mencakup 16% dari total populasi sapi potong (285.060 ekor) dan sapi perah (2.992 ekor).

    Dengan cakupan vaksinasi yang masih rendah, Pemprov DIY terus mendorong percepatan vaksinasi demi melindungi ternak dan menekan penyebaran PMK.

  • Link Nonton XO, Kitty Season 2, Berikut Sinopsis dan Daftar Pemainnya

    Link Nonton XO, Kitty Season 2, Berikut Sinopsis dan Daftar Pemainnya

    Melansir dari beberapa sumber berikut ini daftar pemain XO, Kitty Season 2 yang bisa dikenal:

    1. Anna Cathcart sebagai Katherine Song Covey / Kitty.

    2. Choi Min Young sebagai Dae Heon Kim.

    3. Gia Kim sebagai Yuri Han.

    4. Sang Heon Lee sebagai Minho.

    5. Anthony Keyvan sebagai Quincy Shabazian / Q.

    6. Regan Aliyah sebagai Juliana.

    7. Peter Thurnwald sebagai Professor Alex Finnerty.

    8. Audrey Huynh sebagai Stella.

    9. Sasha Bhasin sebagai Praveena.

    10. Joshua Lee sebagai Jin.

    11. Jocelyn Shelfo sebagai Madison.

    12. Han Bi Ryu sebagai Eunice.

    13. Sunny Oh sebagai Mihee.

    14. Michael K. Lee sebagai Professor Lee.

  • Begini Kinerja Industri Pengolahan Triwulan IV 2024 – Page 3

    Begini Kinerja Industri Pengolahan Triwulan IV 2024 – Page 3

    Sementara berdasarkan Sublapangan Usaha (Sub-LU), sebagian besar Sub-LU berada pada fase ekspansi dan menopang kinerja PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada Industri Furnitur, diikuti Industri Mesin dan Perlengkapan, serta Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki.

    “Perkembangan tersebut sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang mengindikasikan kinerja kegiatan LU Industri Pengolahan tetap tumbuh dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 0,93%,” jelasnya.

    Adapun pada triwulan I-2025, kinerja LU Industri Pengolahan diprakirakan meningkat dan berada pada fase ekspansi yang tecermin dari PMI-BI sebesar 51,97%.

    Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Persediaan Barang Jadi, Volume Total Pesanan, Volume Produksi, dan Permintaan Barang Pesanan Input, sementara komponen Jumlah Tenaga Kerja diprakirakan membaik meski masih berada pada fase kontraksi.

    “Mayoritas Sub-LU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Mesin dan Perlengkapan, diikuti Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman serta Industri Furnitur,” pungkasnya.

  • IHSG ditutup menguat seiring optimisme The Fed akan bersikap `dovish`

    IHSG ditutup menguat seiring optimisme The Fed akan bersikap `dovish`

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat seiring optimisme The Fed akan bersikap `dovish`
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 16 Januari 2025 – 17:46 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat seiring pelaku pasar optimistis bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed berpeluang akan memangkas tingkat suku bunga acuannya.

    IHSG ditutup menguat 27,96 poin atau 0,39 persen ke posisi 7.107,52. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,75 poin atau 0,09 persen ke posisi 827,86.

    “Bursa regional Asia bergerak menguat mengikuti momentum positif dari pasar global setelah merespon rilis data inflasi Amerika Serikat (AS), yang menyebabkan penurunan imbal hasil treasury AS dan memberikan kelegaan bagi pasar ekuitas,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

    Dari mancanegara, pelaku pasar tampaknya merespon rilis data inflasi AS Desember 2024 yang sebesar 0,4 persen, inflasi secara tahunan mencapai 2,9 persen sesuai dengan perkiraan dan inflasi inti 3,2 persen, atau turun dari bulan sebelumnya atau lebih baik dari perkiraan sebesar 3,3 persen.

    Dengan demikian, pelaku pasar memiliki harapan ini akan memberikan peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya, namun, tentunya pelaku pasar perlu mempertimbangkan di saat ketidakpastian pemangkasan suku bunga acuan.

    Sebelumnya, pejabat The Fed mengatakan masih ada ketidakpastian, menunggu kebijakan pemerintahan Donald Trump. Dengan kembalinya Donald Trump, diprediksi akan meningkatkan pertumbuhan dan mendorong kembali kenaikan inflasi.

    Dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga dan memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen, yang tentunya di luar dari prediksi pasar.

    BI mengungkapkan bahwa keputusan tersebut konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor menguat yaitu dipimpin sektor properti sebesar 1,02 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor keuangan yang masing-masing naik sebesar 0,97 persen dan 0,82 persen.

    Sedangkan, tiga sektor menurun yaitu sektor barang konsumen non primer paling dalam minus 1,65 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor teknologi yang masing- masing turun sebesar 0,74 persen dan 0,47 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu GULA, SURE, WIFI, DOOH dan CBDK. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BBRC, SAPX, JSPT, INTD dan BEBS.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.614.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,43 miliar lembar saham senilai Rp13,48 triliun. Sebanyak 309 saham naik 320 saham menurun, dan 326 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 128,02 poin atau 0,33 persen ke 38,572,60, indeks Shanghai menguat 8,91 poin atau 0,28 persen ke 3.236,03, indeks Kuala Lumpur melemah 6,58 poin atau 0,42 persen ke 1.562,12, dan indeks Strait Times menguat 28,55 poin atau 0,76 persen ke 3.801,13.

    Sumber : Antara

  • Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Jadi 5,75 Persen, Menko Airlangga Klaim Bisa Dorong Sektor Riil – Halaman all

    Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Jadi 5,75 Persen, Menko Airlangga Klaim Bisa Dorong Sektor Riil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, penurunan suku bunga acuan BI-Rate menjadi 5,75 persen mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor riil.

    Sebab, penurunan suku bunga itu bakal berdampak pada penurunan kredit perbankan sehingga pengusaha mendapat kredit pinjaman dengan bunga yang rendah.

    “Tentu baiklah, tingkat suku bunga diharapkan cost of fund perbankan bisa menurunkan tingkat suku bunga dan tingkat suku bunga agar sektor riil bisa berjalan,” kata Airlangga kepada wartawan di Kantornya, ditulis Jumat (17/1/2025).

    Sementara pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 14 sampai 15 Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,00 persen dan suku bunga lending facility sebesar 6,50 persen.

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, keputusan ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2025.

    Di satu sisi, keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen serta terjaganya nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental untuk mengendalikan inflasi dalam sasarannya.

    “Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen,” ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG BI, Rabu (15/1/20205).

    Perry bilang bahwa ke depan Bank Indonesia akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasarannya dan nilai tukar yang sesuai fundamental. 

    Hal itu dilakukan dengan tetap mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan nasional. 

    Adapun alasan BI menurunkan suku bunga adalah untuk mencermati dinamika yang terjadi di global dan nasional.

    Perry mengatakan, keputusan menurunkan suku bunga acuan itu sebenarnya sesuai dengan perdagangan bank sentral dan sejalan dengan masih adanya ruang penurunan suku bunga.

    “Itu terus kami ulang-ulang dari bulan-ke bulan, bulan-ke bulan,” kata Perry.

    Perry juga menyebut bahwa dinamika yang terjadi pada berbagai indikator ekonomi global nasional dan juga pada arah kejelasan kebijakan oleh Pemerintah Amerika Serikat dan Fed Fund Rate (FFR).

    Sehingga menurutnya, hal itu yang kemudian mendasarkan bahwa ada ruang penurunan suku bunga acuan. Di samping itu, adanya kejelasan pemerintah Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

    “Kami ikuti dari bulan ke bulan yang dari bulan-ke bulan sebelumnya ini, ketidakpastian nya masih besar. Nah, bulan ini, ketidakpastian nya masih ada, tapi kami bisa menata. Arah kebijakan Pemerintah Amerika Serikat untuk defisit fiskal tahun depan. Dan besarnya dampak dampak terhadap kenaikan US Treasury baik dua tahun dan 10 tahun,” jelasnya.

    Sedangkan dari sisi domestik, Perry menyebut bahwa Bank Indonesia juga mencermati inflasi yang rendah dibanding 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2025 sampai 2026.

    Pada moment ini, inflasi terjaga rendah dan rupiah relatif stabil sehingga ke depan skenario yang diambil Bank Indonesia adalah sejalan dengan fundamental ekonomi.

    “Dan kami perkirakan dua tahun ini juga masih akan tetap rendah. Dengan inflasinya rendah terbuka untuk menurunkan suku bunga,” ungkapnya.

    Bahkan, konsumsi rumah tangga khususnya menengah ke bawah dinilai rendah. Berdasarkan survei ekspektasi konsumen menunjukkan ekspektasi penghasilan, konsumsi dan lapangan kerja memang belum kuat.

    Kemudian, survei Bank Indonesia juga menunjukan ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya di tahun 2025 dan hal itu sudah tergambar di triwulan 4 yang lebih rendah dari perkiraan.

    “Pada 2024 sedikit lebih rendah dari titik tengah, berarti masih di atas 5 persen tapi mungkin di bawah 5,1 persen. Tahun 2025 yang semula kisarannya 4,8 sampai 5,6. Nah tengahnya 5,2 itu lebih rendah menjadi 4,7 sampai 5,5,” jelas Perry.

    “Nah oleh karena itu ini waktunya menurunkan suku bunga supaya bisa menciptakan story pertumbuhan yang lebih baik. Ya jadi penurunan suku bunga dari sisi global masih ada ketidakjelasan. Tapi kami sudah bisa menakar dampaknya terhadap ekonomi kita, baik inflasi pertumbuhan dan nilai tukar,” imbuhnya menegaskan.

     

  • Rupiah melemah karena kebijakan Trump berpotensi kuatkan dolar AS

    Rupiah melemah karena kebijakan Trump berpotensi kuatkan dolar AS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah karena kebijakan Trump berpotensi kuatkan dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 16 Januari 2025 – 17:55 WIB

    Elshinta.com – Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menyatakan pelemahan nilai tukar (kurs) Rupiah dipengaruhi potensi berbagai kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump yang akan menguatkan dolar AS.

    “Dengan kembalinya Presiden terpilih Donald Trump ke Gedung Putih minggu depan, para analis memperkirakan beberapa kebijakannya akan mendorong pertumbuhan serta meningkatkan tekanan harga. Fed (Federal Reserve) akan sangat berhati-hati untuk melanjutkan pemotongan suku bunga hingga ada kepastian mutlak bahwa inflasi di AS akan kembali turun,” ungkapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

    Di sisi lain, data Consumer Price Index (CPI) bulan Desember 2024 terkait inflasi umum naik ke 2,9 persen year on year (yoy) sesuai dengan perkiraan. Namun, inflasi inti turun dari 3,3 persen menjadi 3,2 persen.

    Rilis data ini terbaca sedikit lebih rendah dari yang diharapkan. CPI utama sesuai dengan estimasi, sementara CPI inti meleset dari harapan.

    “Dengan rendahnya data CPI, memicu peningkatan bahwa potensi Fed lebih banyak keyakinan untuk memangkas suku bunga tahun ini. Bank sentral diproyeksikan akan memangkas suku bunga dua kali pada tahun 2025, setengah dari total penurunannya pada tahun 2024,” kata Ibrahim.

    Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada penutupan perdagangan hari ini melemah 50 poin atau 0,31 persen menjadi Rp16.376 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.326 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis turut melemah ke level Rp16.378 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.311 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Aksi Beli Asing Menguat, IHSG Diproyeksi Menghijau Lagi

    Aksi Beli Asing Menguat, IHSG Diproyeksi Menghijau Lagi

    Jakarta, FORTUNE – Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diproyeksikan menguat lagi pada Jumat (17/1), setelah berhasil naik 0,39 persen di level 7.107,51 kemarin.

    Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, IHSG cenderung bergerak konsolidasi dengan potensi melemah menuju level 7.022 selama masih berada di bawah resisten fraktal 7.197 hari ini. “Namun demikian, IHSG berpeluang untuk naik menuju 7.301 apabila menembus di atas area 7.197–7.231,” kata Ivan dalam riset hariannya.

    Adapun, level support IHSG berada di 7.022, 6.931, dan 6.875. Sementara itu, level resistennya berada di 7.197 sampai dengan 7.231, 7.301, dan 7.402. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral.

    Ia memprediksikan IHSG hari ini bergerak menguat di antara level support 7.055 dan resisten 7.130. Daftar saham pilihannya, terdiri dari: BBRI, ITMG, KLBF, MEDC, dan PGEO.

    Sama dengan Binaartha Sekuritas, CGS International Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG hari ini bergerak bervariasi cenderung menguat dengan rentang support 7.045/6.980 dan resisten 7.170/7.230.

    Pelemahan indeks di bursa Wall Street diproyeksikan menjadi sentimen negatif di pasar. Sementara itu, masih berlanjutnya aksi beli investor asing di saham perbankan dan naiknya harga sejumlah komoditas berpeluang jadi sentimen positif IHSG hari ini.

    Saham-saham yang disoroti oleh CGS International Sekuritas Indonesia hari ini, meliputi: BREN, PTRO, BRPT, UNTR, JSMR, dan CUAN.

    Lalu ada Phintraco Sekuritas yang memproyeksikan IHSG hari ini bergerak fluktuatif di antara rentang 7.075 hingga 7.130 pada akhir pekan ini. Itu didasari oleh IHSG yang memasuki area resisten antara 7.100 dan 7.130. 

    “Secara teknikal, pola spinning top dari pergerakan Kamis (16/1) mengindikasikan potensi pullback dari resistance area tersebut,” kata Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy K dalam risetnya.

    Pasar mengantisipasi serangkatan data ekonomi Tiongkok pada hari ini (17/1). Salah satunya data pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan kembali ke 5 persen (YoY) di kuartal IV 2024 dari 4,6 persen (YoY) di kuartal III 2024. Realisasi tersebut akan memperkuat indikator-indikator ekonomi lain yang lebih dulu menunjukan indikasi perbaikan konsumsi Tiongkok di kuartal IV 2024.

    Dari dalam negeri, pelaku pasar masih dipicu euforia dari pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 bps oleh RDG BI pada pekan ini (15/1). Akan tetapi, nilai tukar rupiah kembali bergerak ke atas Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (15/1). Kondisi ini berpotensi memicu koreksi pada saham-saham bank yang menjadi penggerak dalam 2 hari terakhir.

    Daftar saham pilihan mereka hari ini, meliputi TOWR, BRPT, UNVR, MYOR, dan ASSA.