Kementrian Lembaga: BI

  • Anggota DPR dorong pemerintah lebih agresif kembangkan perekonomian

    Anggota DPR dorong pemerintah lebih agresif kembangkan perekonomian

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi XI DPR RI Marwan Cik Asan mendorong pemerintah mengambil langkah agresif untuk memastikan perekonomian nasional tumbuh lebih cepat pada periode mendatang.

    Pernyataan itu disampaikan Marwan merespons Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,04 persen (yoy) pada kuartal III 2025.

    “Namun, di balik catatan positif ini, kita juga perlu mencermati bahwa momentum pertumbuhan mulai melambat, dan butuh langkah yang lebih agresif untuk memastikan ekonomi tumbuh lebih cepat dan lebih berkualitas pada kuartal IV 2025,” kata Marwan dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa.

    Marwan mengatakan angka tersebut patut diapresiasi karena Indonesia mampu menjaga pertumbuhan di atas lima persen di tengah ketidakpastian global, perlambatan ekonomi di Tiongkok, dan tekanan geopolitik kawasan.

    Menurutnya, capaian itu menunjukkan ketahanan ekonomi nasional serta efektivitas kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil yang dijalankan pemerintah.

    Ia menerangkan konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan dari 4,96 persen menjadi 4,89 persen pada kuartal III 2025.

    Marwan menilai perlambatan itu menggambarkan bahwa daya beli masyarakat, terutama kelas menengah bawah, masih tertekan oleh inflasi pangan yang berada di atas tiga persen.

    Padahal, menurut dia, konsumsi rumah tangga merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dengan kontribusi mencapai 53,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

    “Oleh karena itu, penguatan daya beli prioritas utama pemerintah di kuartal IV 2025,” ujarnya.

    Menurut dia, pemerintah perlu memperkuat kebijakan fiskal yang berpihak langsung pada rakyat kecil, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) karena program tersebut memberikan dorongan langsung pada konsumsi rumah tangga.

    “Kebijakan ini diyakini dapat menambah persentase terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di tingkat rumah tangga,” ucap Marwan.

    Lebih lanjut, Marwan mendorong peningkatan investasi yang melambat dari 6,99 persen menjadi 5,04 persen. Menurutnya,, langkah cepat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan dunia usaha dan mempercepat penanaman modal baru.

    Marwan menilai, pemerintah harus mengarahkan investasi ke sektor bernilai tambah tinggi, seperti baterai kendaraan listrik, agro-processing, pertanian modern, teknologi digital, dan energi baru terbarukan.

    Menurutnya, pendekatan seperti itu akan membuat investasi bukan sekadar angka di atas kertas, tetapi menjadi alat pemerataan kesejahteraan nasional.

    “Pemberian insentif pada tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen bagi investor yang menyerap tenaga kerja lokal akan menciptakan efek ganda, baik terhadap pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan wilayah,” ucapnya.

    Marwan juga menilai realisasi proyek infrastruktur yang tertunda perlu dipercepat, khususnya di sektor yang mempunyai efek propaganda tinggi seperti transportasi logistik, energi bersih, dan konektivitas antarwilayah.

    Menurut dia, pemerintah daerah juga harus diberikan dorongan dalam penggunaan dana transfer pusat dengan sistem insentif berbasis kinerja.

    “Dengan begitu, belanja pemerintah menjadi instrumen efektif menjaga momentum pertumbuhan di kuartal akhir tahun,” ujarnya.

    Ia setuju bahwa mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi pada kuartal IV 2025 bukan hal mudah. Namun, menurutnya, dengan sinergi kebijakan yang solid antara fiskal, moneter, dan sektor riil, sasaran tersebut bukanlah mimpi.

    Marwan mencontohkan kolaborasi antara Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen dan langkah pemerintah yang terus menjaga stabilitas harga dan memperkuat jaring pengaman sosial akan menjadi pondasi kokoh untuk akselerasi pertumbuhan di akhir tahun.

    “Namun, yang paling penting, kita harus memastikan bahwa pertumbuhan ini inklusif dan berkeadilan yaitu ketika rakyat bisa merasakan hasilnya dalam bentuk peningkatan kesejahteraan, lapangan kerja yang layak, dan harga yang stabil,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkab Lamongan Gelar High Level Meeting Kendalikan Inflasi Jelang Natal dan Tahun Baru

    Pemkab Lamongan Gelar High Level Meeting Kendalikan Inflasi Jelang Natal dan Tahun Baru

    Lamongan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Lamongan menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Kegiatan berlangsung di Pendopo Lokatantra, Selasa (11/11/2025), dipimpin langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.

    Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu mengatakan, HLM menjadi forum penting untuk menjaga stabilitas inflasi di Kabupaten Lamongan dengan meninjau berbagai faktor, seperti data produksi, pasokan, distribusi barang, biaya transportasi, serta harga kebutuhan pokok di pasar lokal.

    “Pengendalian inflasi adalah tanggung jawab bersama. Upaya pengendalian tersebut dapat diawali melalui HLM, karena arah dan integrasi data bisa dilakukan,” ujar Pak Yes.

    Menurutnya, forum ini juga berfungsi untuk mengintegrasikan data dan informasi dari berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah agar kebijakan yang diambil dapat lebih terkoordinasi dan efektif.

    Pak Yes menyampaikan, pada Oktober 2025 inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Jawa Timur tercatat sebesar 2,69 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,23. Sementara di Kabupaten Lamongan, melalui sister city tercatat inflasi sebesar 0,43 persen (bulan ke bulan) dan 2,83 persen (tahun ke tahun). Kelompok penyumbang inflasi terbesar berasal dari cabai rawit, cabai merah, dan minyak goreng.

    “Angka inflasi masih terkendali, namun kita harus terus menekan agar tidak terjadi lonjakan. Terlebih saat Nataru berpotensi terjadi inflasi yang tinggi,” ungkapnya.

    Sebagai langkah antisipatif, Pemkab Lamongan menyiapkan sejumlah strategi untuk menekan inflasi. Di antaranya melalui program Close Loop Economy hasil kolaborasi Koperasi Merah Putih dan WASILA, efisiensi rantai pasok, serta gerakan “Lamongan Menanam Pangan” dengan kegiatan tanam serentak cabai, bawang, dan komoditas hortikultura guna memperkuat ketahanan pangan rumah tangga.

    Selain itu, Pemkab juga mengoptimalkan cadangan pangan daerah melalui sinergi Bulog, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), serta Disperindag. Sistem Early Warning dari BPS dan Bank Indonesia turut dimanfaatkan untuk memantau potensi gejolak harga.

    Kerja sama antar daerah di kawasan Gerbangkertosusila juga akan diperluas untuk memperlancar pasokan lintas wilayah dan mengurangi disparitas harga. Pemerintah daerah akan memanfaatkan integrasi data dan dashboard TPID yang tersinkronisasi dengan sistem SIGAP untuk pengambilan keputusan cepat dan presisi berbasis data.

    Langkah lain yang dilakukan antara lain memperkuat komunikasi publik TPID agar harga dan stok kebutuhan pokok dipublikasikan secara terbuka, mencegah spekulasi serta panic buying. Revitalisasi pasar tradisional juga menjadi fokus dengan peningkatan kenyamanan, digitalisasi transaksi, dan pengawasan harga secara ketat.

    “Seluruh OPD dan TPID bersinergi untuk melaksanakan strategi pengendalian inflasi di Kabupaten Lamongan. Selain itu kami juga bersinergi dengan Pemerintah Provinsi maupun pusat,” tegas Pak Yes.

    Sebagai pedoman utama, Pemkab Lamongan menerapkan prinsip 4K, yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif antar lembaga.

    Sementara itu, Pimpinan Cabang Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja, memastikan stok beras di Lamongan dalam kondisi aman. “Hasil panen berupa beras sebanyak 522.524 ton, sedangkan kebutuhan beras masyarakat Lamongan sekitar 130 ribu ton,” ujarnya. [fak/beq]

  • Aftech perkuat kepercayaan publik pada industri fintech di BFN 2025

    Aftech perkuat kepercayaan publik pada industri fintech di BFN 2025

    Tanpa kepercayaan, fintech itu tidak berarti. Dengan kepercayaan, fintech itu akan menjadi kekuatan bangsa

    Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) memperkuat kepercayaan publik kepada industri teknologi finansial (fintech) melalui kampanye nasional #FintechAmanTerpercaya dalam momentum Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 yang diselenggarakan selama sebulan ke depan.

    Ketua Umum Aftech Pandu Sjahrir menegaskan bahwa industri fintech Indonesia harus berada di depan. Oleh sebab itu, Aftech berkomitmen membangun layanan keuangan digital yang tumbuh karena dipercaya, bukan hanya karena populer.

    “Dipercaya itu, menurut saya, segala-galanya. Substance harus jelas. Tanpa kepercayaan, fintech itu tidak berarti. Dengan kepercayaan, fintech itu akan menjadi kekuatan bangsa. Our only currency is trust. Dan inilah tugas kita bagaimana menggerakkan trust,” kata Pandu saat membuka BFN 2025 di Jakarta, Selasa.

    Sesuai amanat Bali Fintech Agenda 2018, Pandu menegaskan fintech harus memberi manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama dalam menciptakan inklusi keuangan.

    Ia juga mengajak pelaku industri fintech untuk berpartisipasi dan mendukung program-program pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi.

    “Banyak program pemerintah dilakukan. Ini kesempatan buat semua teman-teman yang ada di sini untuk bisa ikut berkreasi dan menambah nilai, baik itu dari makan bergizi gratis (MBG), koperasi, maupun program-program lain. Keinginan pemerintah sekarang itu ke depan focus to growth,” kata dia.

    Pandu mencatat industri fintech nasional tumbuh semakin baik dan ditopang oleh peningkatan fundamental. Dalam hal ini, fintech Indonesia disebut memasuki fase “kedewasaan” yang harus semakin ditangguhkan.

    Adapun arah besar BFN tahun ini melanjutkan semangat FEKDI dan IFSE 2025, serta sejalan dengan visi Astacita pemerintah untuk memastikan inovasi fintech memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.

    “Ini (BFN) merupakan peran eksekusi (dari sisi pelaku industri), agar inovasi itu bisa dirasakan secara riil,” kata Pandu.

    Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Aftech Arsjad Rasjid menyampaikan BFN 2025 menjadi contoh konkret konsep Indonesia Incorporated sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto, bahwa pembangunan ekonomi yang kuat hanya bisa tercapai jika regulator, inovator dan pelaku usaha bergotong-royong dalam satu ekosistem yang saling menguatkan.

    “Jadi untuk itu harapan kita bahwa fintech ini akan memunculkan kepercayaan publik, memperkuat tata kelola, dan memastikan inovasi fintech tumbuh dengan bertanggung jawab dan berkeadilan,” kata Arsjad.

    Ia mengungkapkan Aftech bersama Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bappenas mengembangkan platform kolaboratif bernama Digital × Real Sector Launchpad.

    Melalui platform ini, pelaku fintech dan sektor riil dipertemukan untuk menciptakan solusi pembiayaan produktif, asuransi, dan perencanaan keuangan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.

    BFN menghadirkan beragam program insentif atau promosi dari berbagai perusahaan fintech sepanjang periode 11 November hingga 12 Desember 2025.

    Selain itu, terdapat berbagai kegiatan di kampus, komunitas, media, dan ruang publik melalui program edukasi dan literasi, seminar, business matching, investor meet-up, hingga virtual job fair. Puncaknya, terdapat conference dan expo di BFN Fest pada 10-11 Desember 2025 di The Kasablanka Hall, Jakarta.

    Dalam BFN 2025, Aftech menargetkan 10 juta penerima manfaat, menghadirkan lebih dari 240 pembicara, dan melibatkan lebih dari 100 perusahaan fintech dari berbagai subsektor.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BI inisiasi “travel pack” ekosistem pembayaran di Bali

    BI inisiasi “travel pack” ekosistem pembayaran di Bali

    Denpasar (ANTARA) –

    Bank Indonesia (BI) menginisiasi “Indonesia Tourist Travel Pack” atau layanan yang menyediakan ekosistem pembayaran nontunai kepada wisatawan asing di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.

    “Kemudahan transaksi menjadi bagian penting dari pengalaman wisatawan di Bali ,” kata Deputi Gubernur BI Fillianingsih Hendarta di sela-sela Baligivation 2025, Denpasar, Bali, Selasa.

    Menurut dia, sebagai tujuan wisata kelas dunia, Bali dapat menjadi teladan digitalisasi di Indonesia, termasuk dari segi sistem pembayaran.

    Untuk itu, bank sentral tersebut menggandeng mitra terkait, mendirikan layanan tersebut yang langsung bisa diakses turis asing begitu keluar dari terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai.

    Melalui layanan itu, wisatawan asing dapat mengakses kartu nomor telepon seluler Indonesia, uang elektronik berbasis cip dan panduan registrasi dompet elektronik (e-wallet).

    Selain sistem pembayaran, pihaknya juga menginisiasi buku pedoman sistem pembayaran digital berbasis kode batang atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Wisata Nusantara yang berisi rekomendasi destinasi wisata unggulan, aktivitas budaya, kuliner, dan pengalaman lokal autentik di berbagai wilayah Indonesia.

    Ada juga pusat informasi pariwisata sebagai layanan satu pintu yang menyediakan layanan informasi, dan bantuan perjalanan.

    “Ketiga inisiatif itu ditujukan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang ramah wisatawan dan semakin siap menuju ekosistem pariwisata yang cashless dan digital,” kata Filianingsih.

    Fillianingsih menambahkan transformasi sistem pembayaran Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami lompatan signifikan yakni QRIS digunakan oleh lebih dari 58 juta pengguna dan 41 juta gerai hingga triwulan III-2025, dengan nilai transaksi menembus Rp1.900 triliun (Rp1,9 kuadriliun).

    BI mencatat pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 5,88 persen pada triwulan III-2025, menduduki peringkat keempat secara nasional.

    Sektor pariwisata masih menjadi penggerak utama ekonomi Bali, dengan kontribusi pemasukan devisa pariwisata kepada negara dari Pulau Dewata mencapai 64,29 persen.

    Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rupiah melemah disebabkan harapan penurunan suku bunga Fed memudar

    Rupiah melemah disebabkan harapan penurunan suku bunga Fed memudar

    Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa sore melemah sebesar 40 poin atau 0,24 persen menjadi Rp16.694 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.654 per dolar AS.

    Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah disebabkan harapan penurunan suku bunga The Fed mulai memudar.

    “Rupiah pada perdagangan hari ini melemah (yang berasal dari) sentimen global dari penguatan indeks dolar AS karena harapan penurunan bunga The Fed mulai memudar,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Sebagian besar pelaku pasar berspekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, terutama pascaserangkaian data sektor swasta yang lemah di pasar tenaga kerja pekan lalu.

    Data pekerjaan Challenger menunjukkan AS mengalami gelombang pemutusan hubungan kerja terburuk dalam sekitar 20 tahun pada bulan Oktober. Data tersebut meningkatkan spekulasi The Fed akan memangkas suku bunga untuk mencegah pelemahan pasar tenaga kerja lebih lanjut.

    Menurut CME Fedwatch, para investor memperkirakan peluang sebesar 61,9 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada bulan Desember.

    “Walaupun ada ruang penurunan bunga The Fed karena data tenaga kerja yang lemah, namun target inflasi 2 persen masih jauh tercapai,” ungkap Rully.

    Di sisi lain, kurs rupiah mendapatkan topangan dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang melonjak tajam menjadi Oktober 2025 menjadi 121,2, naik dari bulan sebelumnya yang berada di level 115.

    Selain itu, Bank Indonesia (BI) melalui Survei Penjualan Eceran (SPE) memprakirakan kinerja penjualan eceran pada Oktober 2025 meningkat, sebagaimana tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan September 2025.

    IPR Oktober 2025 diprakirakan tumbuh 4,3 persen year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen yoy.

    Peningkatan penjualan eceran tersebut terutama bersumber dari kenaikan pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau (6,4 persen yoy), barang budaya dan rekreasi (4,7 persen yoy), serta perlengkapan rumah tangga lainnya (0,3 persen yoy).

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada hari ini juga melemah di level Rp16.698 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.666 per dolar AS.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Soal Rp 1.000 Jadi Rp 1, Misbakhun Ingatkan Transisi Bertahap untuk Hindari Risiko

    Soal Rp 1.000 Jadi Rp 1, Misbakhun Ingatkan Transisi Bertahap untuk Hindari Risiko

    Jakarta

    Komisi XI DPR RI mengingatkan rencana redenominasi yang menyederhanakan mata uang rupiah memerlukan perencanaan yang komprehensif agar tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat. Pemerintah dinilai perlu menyusun peta jalan yang jelas, termasuk tahap transisi dari uang lama ke uang baru.

    Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan pihaknya siap membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Redenominasi Rupiah yang menyederhanakan nominal uang misalnya dari Rp 1.000 menjadi Rp 1. Hal ini dianggap sebagai bagian dari modernisasi sistem keuangan nasional.

    “Pada prinsipnya, kami menyambut baik rencana redenominasi ini. Kami siap membahasnya sepanjang seluruh aspek teknis, transisi dan kesiapan publik telah dipertimbangkan dan dipersiapkan secara matang,” ujar Misbakhun dalam keterangan tertulis, Selasa (11/11/2025).

    Misbakhun menilai redenominasi berpotensi mempermudah transaksi dan pencatatan keuangan, namun tetap memerlukan perencanaan yang matang. Oleh karena itu perlunya edukasi publik terutama bagi pelaku UMKM yang akan merasakan dampak langsung dari perubahan nominal harga.

    “Kami ingin kebijakan ini berjalan hati-hati dan tidak menimbulkan gangguan di lapangan. Fokus utamanya adalah kejelasan tahapan dan kesiapan masyarakat,” katanya.

    Untuk memastikan kelancaran implementasi, ia juga mengusulkan agar pemerintah melalui Bank Indonesia nantinya terlebih dahulu melakukan uji coba terbatas (pilot project) sebelum redenominasi diberlakukan secara penuh.

    “Yang paling penting, Bank Indonesia harus memastikan stabilitas inflasi dan sistem pembayaran tetap terjaga selama proses perubahan,” tambahnya.

    Menutup pernyataannya, Misbakhun menegaskan komitmen Komisi XI DPR untuk mengawal pembahasan RUU ini agar redenominasi dapat diterapkan dengan baik dan memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional.

    “DPR siap bekerja bersama pemerintah agar kebijakan ini tidak menimbulkan beban baru bagi rakyat,” imbuhnya.

    Redenominasi Rupiah Belum Berlaku di Waktu Dekat

    Sebelumnya, rencana redenominasi rupiah kembali muncul dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029.

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pihaknya menyiapkan kerangka regulasi terkait redenominasi dengan menyusun RUU tentang Perubahan Harga Rupiah yang ditargetkan selesai 2027.

    “RUU tentang Perubahan Harga Rupiah (Redenominasi) merupakan RUU luncuran yang rencananya akan diselesaikan pada 2027,” tulis isi PMK tersebut.

    Lebih lanjut dijelaskan, urgensi pembentukan RUU Redenominasi ialah untuk efisiensi perekonomian, menjaga kesinambungan perkembangan perekonomian nasional, menjaga nilai rupiah yang stabil sebagai wujud terpeliharanya daya beli masyarakat, serta meningkatkan kredibilitas rupiah.

    Saat dikonfirmasi, Purbaya mengatakan kebijakan redenominasi dilakukan sepenuhnya oleh Bank Indonesia. Eks bos Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu juga menyatakan bahwa kebijakan tersebut tidak akan direalisasikan dalam waktu dekat, apalagi pada 2026.

    “Redenom itu kebijakan bank sentral dan dia nanti akan terapkan sesuai dengan kebutuhan pada waktunya, tapi (penerapan) nggak sekarang, nggak tahun depan,” kata Purbaya di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dikutip dari detikJatim, Senin (10/11).

    Tonton juga video “Misbakhun Tanggapi Defisit APBN”

    (acd/acd)

  • BI prakirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Oktober 2025

    BI prakirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Oktober 2025

    IPR Oktober 2025 diprakirakan tumbuh 4,3 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 3,7 persen (yoy)

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) melalui Survei Penjualan Eceran (SPE) memprakirakan kinerja penjualan eceran pada Oktober 2025 meningkat, sebagaimana tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan September 2025.

    “Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 4,3 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen (yoy),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Peningkatan penjualan eceran tersebut terutama bersumber dari kenaikan pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau (6,4 persen yoy), barang budaya dan rekreasi (4,7 persen yoy), serta perlengkapan rumah tangga lainnya (0,3 persen yoy).

    Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2025 diprakirakan tumbuh 0,6 persen month to month (mtm) didorong oleh kinerja penjualan mayoritas kelompok seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal.

    Terkait dengan realisasi, IPR pada September 2025 secara tahunan tumbuh sebesar 3,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan IPR bulan sebelumnya sebesar 3,5 persen (yoy).

    Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh peningkatan penjualan kelompok suku cadang dan aksesori (12,4 persen yoy); makanan, minuman dan tembakau (5,4 persen yoy); serta barang budaya dan rekreasi (2,6 persen yoy).

    Secara bulanan, penjualan eceran pada September 2025 terkontraksi sebesar 2,4 persen (mtm) terutama dipengaruhi oleh penurunan pada subkelompok sandang (-19,2 persen mtm).

    Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga dan enam bulan yang akan datang, yakni Desember 2025 dan Maret 2026 diprakirakan meningkat.

    Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2025 dan Maret 2026 masing-masing sebesar 157,2 dan 172,5, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 134,6 dan 169,2.

    Peningkatan tersebut sejalan dengan kenaikan permintaan saat HBKN Natal 2025 dan HBKN Idul Fitri 1447 H.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ancaman Serangan Siber Bisa Bikin Rugi Rp 397 Kuadriliun, Bank cs Harus Apa?

    Ancaman Serangan Siber Bisa Bikin Rugi Rp 397 Kuadriliun, Bank cs Harus Apa?

    Jakarta

    Bank Indonesia (BI) menyebut layanan keuangan digital menyimpan tantangan besar untuk meredam kerugian imbas serangan siber. Berdasarkan sajian data IMF dan FBI, potensi kerugian akibat serangan siber secara global mencapai US$ 23,8 triliun atau Rp 397,26 kuadriliun (kurs Rp 16.690) hingga 2027.

    Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menilai potensi fraud ini menjadi tantangan serius yang perlu dihadapi di tengah perkembangan digital yang semakin kompleks. Tantangan ini menuntut industri jasa keuangan untuk berinovasi dalam meningkatkan ketahanan digitalnya.

    “Potensi kerugian global akibat kejahatan cyber akan melonjak dari US$ 8,4 triliun pada 2022 akan menjadi US$ 23,8 triliun di 2027, dan kita lihat jenis serangan semakin canggih, mulai dari middleware attack, account takeover, synthetic IP, data-driven attack, hingga social engineering yang menargetkan masyarakat luas,” ungkap Filianingsih di Wisma Danantara, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).

    Ia menjelaskan, dari sisi supply atau ketersediaan layanan keuangan digital menyimpan tantangan baru. Manajemen risiko digital belum merata di Indonesia, sementara teknologi pihak ketiga menyimpan kompleksitas dan risiko tersendiri.

    “Dari sisi supply karakter transaksi yang bersifat real time ini mempersempit ruang deteksi dini. Sementara kapasitas manajemen risiko dari pelaku industri, kita ketahui masih belum merata dan ketergantungan pada penyedia teknologi pihak ketiga juga meningkatkan kompleksitas dan pengendalian risiko itu sendiri,” jelasnya.

    Sementara dari sisi permintaan atau demand, perluasan layanan pada rakyat akar rumput juga menghadirkan tantangan baru mengingat rendahnya literasi digital masyarakat. Selain itu, perluasan layanan ini juga dapat meningkatkan potensi penyalahgunaan data pribadi.

    “Karena itu, pengelolaan risiko fraud dan cyber harus dilakukan secara comprehensive dan kolaboratif oleh industri perlu untuk memperkuat fraud detection system,” jelasnya.

    Filianingsih menambahkan, transaksi digital melalui BI Fast sudah mencapai 9,61 miliar dengan nilai mencapai Rp 25 kuadriliun hingga September 2025. Sementara transaksi QRIS mencapai 10,33 miliar atau tembus 158% dari target transaksi yang telah ditetapkan BI.

    “Hingga 2025 September transaksi QRIS telah mencapai 10,33 miliar transaksi, atau 158% dari target yang kita tetapkan. Dan ini sudah menjangkau 58 juta pengguna di Indonesia dan 41 juta merchant atau pedagang di seluruh Indonesia, dan kalau kita lihat dari 41 juta merchant itu. Mayoritas itu 90% lebih adalah UMKM. Capaian ini juga mendorong rasio inklusi keuangan yang menurut Susenas itu menyentuh 75,02%,” pungkasnya.

    Tonton juga video “BI Minta Penyedia Jasa Pembayaran Punya Sistem Deteksi Fraud”

    (ara/ara)

  • Menkeu Purbaya Tegaskan Redenominasi Rupiah Bukan Tahun Depan dan Kewenangan Penuh Bank Sentral

    Menkeu Purbaya Tegaskan Redenominasi Rupiah Bukan Tahun Depan dan Kewenangan Penuh Bank Sentral

    Surabaya (beritajatim.com) – Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan kebijakan redenominasi rupiah atau penghilangan tiga angka nol mata uang menjadi kewenangan mutlak Bank Sentral, dalam hal ini Bank Indonesia (BI). Dia juga memastikan langkah penyederhanaan nilai tukar, misalnya mengubah Rp1.000 menjadi Rp1, dipastikan tidak akan terjadi tahun ini maupun tahun depan, 2026.

    “Itu kebijakan bank sentral. Dan dia nanti akan terapkan sesuai dengan kebutuhan pada waktunya,” kata Purbaya di Universitas Airlangga Surabaya, ditulis Selasa (11/11/2025).

    Purbaya menyebut timeline implementasi redenominasi tidak berada di bawah kendalinya. “Nggak tahun depan, saya nggak tahu, itu bukan Menteri Keuangan, tapi urusan bank sentral,” tegasnya.

    Sebelumnya, rencana redenominasi rupiah yang diinisiasi oleh Menkeu Purbaya sempat disorot publik. Rencana ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029.

    Redenominasi sendiri merupakan langkah memotong nilai nominal uang (misal Rp1.000 jadi Rp1) tanpa mengubah nilai intrinsik atau daya beli masyarakat. [ipl/beq]

  • Pemkab Sumenep Siapkan ‘Karpet Merah’ untuk Investor

    Pemkab Sumenep Siapkan ‘Karpet Merah’ untuk Investor

    Sumenep (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep membuka pintu seluas-luasnya bagi para investor untuk berinvestasi di Sumenep.

    “Kami menyiapkan ‘karpet merah’ bagi para investor. Karena itulah kami menggelar Sumenep Investment Summit 2025,” kata Wakil Bupati Sumenep, Imam Hasyim, Senin (10/11/2025).

    Acara yang digelar di Pendopo Keraton Sumenep tersebut diikuti 200 peserta dari kalangan pengusaha, Kadin, Bank Indonesia peewakilan Jawa Timur, serta pihak-pihak terkait.

    “Sumenep ini tempat terbaik untuk berinvestasi. Kami memiliki keunggulan geografis dan sumber daya alam, mulai perikanan, peternakan, hingga migas. Bahkan perairan Sumenep ini merupakan wilayah tangkap ikan terbesar di Jawa Timur,” ujar Wabup.

    Ia memaparkan, saat ini Sumenep tengah mendorong pengembangan empat kluster ekonomi unggulan, yakni klaster industri kelautan dan perikanan terpadu, klaster pertanian dan peternakan modern, klaster energi dan sumber daya alam, serta klaster pariwisata dan ekonomi kreatif.

    “Kami optimis, empat klaster ini akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru yang diyakini berdampak pada peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

    Wabup berharap melalui ‘Sumenep Investment Summit 2025’, akan terjalin kemitraan strategis antara pemerintah daerah dan dunia usaha. Selain itu, diharapkan akan lahir kepercayaan dan optimisme baru, bahwa Sumenep tempat terbaik untuk berinvestasi, berinovasi, dan berkembang bersama. (tem/but)