Kementrian Lembaga: BI

  • Modal Asing Masuk Melalui SBN dan SRBI Capai Rp 8,04 Triliun

    Modal Asing Masuk Melalui SBN dan SRBI Capai Rp 8,04 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa sepanjang periode 17 hingga 20 Februari 2025, aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik dengan nilai mencapai Rp 7,58 triliun. Sebagian besar modal asing tersebut mengalir melalui instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN).

    Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, dari total dana asing yang masuk, sekitar Rp 6,96 triliun mengalir ke pasar SBN. Selain itu, instrumen investasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) turut menyumbang aliran modal asing sebesar Rp 1,08 triliun.

    Dengan demikian, jika digabungkan, kedua instrumen tersebut berhasil menarik dana asing sebesar Rp 8,04 triliun. Namun, dalam periode yang sama, pasar saham mengalami arus keluar modal asing sebesar Rp 460 miliar.

    “Berdasarkan data transaksi yang terjadi dalam periode 17 hingga 20 Februari 2025, investor nonresiden tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 7,58 triliun. Perinciannya, terjadi penjualan bersih (net sell) di pasar saham sebesar Rp 0,46 triliun, sementara di pasar SBN terjadi pembelian bersih sebesar Rp 6,96 triliun, serta tambahan pembelian bersih pada instrumen SRBI sebesar Rp 1,08 triliun,” ungkap Ramdan dalam pernyataan resminya yang diterima pada Minggu (23/2/2025).

    Jika melihat pergerakan modal asing secara kumulatif sejak awal tahun, yakni dari 1 Januari hingga 20 Februari 2025, tercatat bahwa investor asing telah melakukan penjualan bersih di pasar saham sebesar Rp 7,74 triliun.

    Sementara itu, aliran dana ke dalam SBN menunjukkan tren positif dengan pembelian bersih sebesar Rp 18,99 triliun. Di sisi lain, SRBI juga mengalami kenaikan dengan total pembelian bersih mencapai Rp 3,23 triliun.

    Selain faktor internal, kondisi ekonomi global juga memberikan pengaruh terhadap dinamika pasar keuangan Indonesia. Pada Kamis (20/2/2025), imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan hingga mencapai 4,505%.

    Sejalan dengan itu, premi risiko investasi Indonesia yang diukur melalui credit default swap (CDS) untuk tenor lima tahun meningkat menjadi 69,66 basis poin.

    Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi pada Jumat (14/2/2025) yang masih berada di level 68,97 basis poin. Sementara itu, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menunjukkan pelemahan, dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat nilai tukar rupiah di level Rp 16.300 per dolar AS pada Jumat (21/2/2025).

    Ramdan menegaskan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah serta berbagai otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

    “BI akan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan guna memastikan ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia tetap terjaga,” pungkasnya dalam paparan aliran modal asing ke Indonesia.

  • Fondasi Resiliensi Kinerja BRI Didukung Layanan Perbankan Unggul dan Tata Kelola Berkualitas – Page 3

    Fondasi Resiliensi Kinerja BRI Didukung Layanan Perbankan Unggul dan Tata Kelola Berkualitas – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Di pusaran tekanan ekonomi global yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik serta tantangan likuiditas di sektor perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tetap menunjukkan kinerja keuangan yang stabil dengan fondasi yang kuat.

    Resiliensi kinerja BRI didorong oleh seluruh layanan operasional perbankan yang berjalan dengan lancar dan aman. Alhasil,  nasabah mendapatkan akses layanan optimal terhadap berbagai produk dan layanan transaksi perbankan BRI.

    Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan kinerja positif BRI didukung oleh penerapan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Seperti layaknya bank swasta, BRI juga turut serta dalam program penjaminan simpanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

    “Di samping itu, BRI juga menjadi bank yang terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia. Partisipasi dan tata Kelola tersebut memberikan jaminan kepada nasabah bahwa dana mereka dijamin keamanannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelasnya.

    Seperti diketahui pada 12 Februari 2025 lalu, BRI telah mengumumkan capaian kinerja keuangannya. Sepanjang tahun 2024 BRI berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp60,64 triliun.

    Adapun total aset BRI hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp1.992,98 triliun atau tumbuh 1,42% secara year on year (yoy). Pertumbuhan ini didorong penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas dengan tetap berfokus pada UMKM.

    Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97% yoy dan seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif. Penyaluran kredit BRI tersebut didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97% dibandingkan dengan total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp1.110,37 triliun.

  • Siapa yang Paling Banyak Lakukan Korupsi? Ini Daftar Profesi Teratas Versi KPK

    Siapa yang Paling Banyak Lakukan Korupsi? Ini Daftar Profesi Teratas Versi KPK

    PIKIRAN RAKYAT – Selama 20 tahun terakhir, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangani kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan koruptor dari berbagai profesi.

    Dalam periode 1 Januari 2004 hingga 31 Desember 2024, KPK mengungkapkan bahwa lembaga tersebut menindak sebanyak 1.835 kasus korupsi.

    Pada akun Instagram @indonesiabaik.id, lembaga anti rasuah tersebut merinci profesi koruptor yang paling banyak melakukan tindak pidana korupsi. Bukan hanya itu, terperinci pula jenis tindak pidana korupsi yang dilakukan.

    Jumlah Tindak Pidana Korupsi yang Dilakukan Berdasarkan Jabatan atau Profesi Pegawai swasta sebanyak 468 kasus Eselon 1-4 sebanyak 432 kasus DPR dan DPRD sebanyak 360 kasus Profesi lain sebanyak 240 kasus Wali kota/Bupati sebanyak 171 kasus Kepala lembaga/kementerian sebanyak 41 kasus Hakim sebanyak 31 kasus Gubernur sebanyak 30 kasus Pengacara sebanyak 19 kasus Jaksa sebanyak 13 kasus Korporasi sebanyak 12 kasus Komisioner sebanyak 8 kasus Polisi sebanyak 6 kasus Duta besar sebanyak 4 kasus Jenis Tindak Pidana Korupsi yang Paling Banyak Dilakukan Pengadaan barang atau jasa Penyalahgunaan anggaran Tindak pidana pencucian uang (TPPU) Gratifikasi atau penyuapan Perizinan Merintangi proses KPK Pungutan atau pemerasan. Kasus Terbesar yang Ditangani KPK

    Sementara itu, dalam sejarahnya, KPK telah menangani beberapa kasus korupsi besar yang menjadi sorotan publik. Salah satunya adalah kasus bailout Bank Century pada 2008, yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 6,7 triliun. Penyelidikan kasus ini menyeret sejumlah tokoh penting di dunia politik dan bisnis, meskipun banyak kontroversi yang mengiringinya. Beberapa pihak akhirnya dijatuhi hukuman penjara.

    Kasus lain yang mencuat adalah skandal korupsi e-KTP. Proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik ini melibatkan pejabat tinggi negara dan anggota parlemen, dengan nilai kerugian mencapai Rp 2,3 triliun. Proses hukum yang dilakukan KPK berhasil membawa sejumlah pelaku ke meja hijau.

    Di sektor energi, kasus korupsi di Pertamina juga menjadi perhatian. Sejumlah pejabat senior di perusahaan BUMN ini terlibat dalam praktik korupsi yang merugikan negara hingga miliaran rupiah. KPK terus berupaya membersihkan Pertamina dari tindak kejahatan serupa.

    Tak ketinggalan, skandal korupsi dalam pembangunan Gedung DPR pun menarik perhatian publik. Kasus ini melibatkan beberapa anggota DPR yang diduga menyebabkan kerugian sekitar Rp 300 miliar. Beberapa pelaku telah diproses hukum sesuai dengan temuan KPK.

    Terakhir, kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) menjadi salah satu skandal terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Dengan nilai kerugian mencapai ratusan triliun rupiah, kasus ini melibatkan sejumlah bank bermasalah pada 1998. KPK terus berupaya mengusut tuntas kasus ini dan mengembalikan aset yang disalahgunakan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • BNI buka suara soal seruan tarik dana massal dari bank BUMN

    BNI buka suara soal seruan tarik dana massal dari bank BUMN

    Ilustrasi – Aplikasi wondr by BNI. ANTARA/HO-BNI

    BNI buka suara soal seruan tarik dana massal dari bank BUMN
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 22 Februari 2025 – 15:30 WIB

    Elshinta.com – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membuka suara soal seruan menarik dana secara massal dari bank badan usaha milik negara (BUMN).

    Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap isu tersebut.

    Dia menjamin fundamental keuangan tetap solid di tengah tantangan global dan kondisi keketatan likuiditas di industri perbankan.

    “Kami berkomitmen untuk mengedepankan prinsip tata kelola yang baik atau good corporate governance. Operasional bisnis BNI diawasi ketat oleh regulator yakni Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan BNI merupakan peserta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),” kata Okki.

    Pencapaian kinerja 2024 menjadi landasan yang memperkuat komitmen BNI untuk terus berinovasi dan meningkatkan layanan perbankan kepada seluruh masyarakat Indonesia, di dalam maupun luar negeri.

    Sepanjang 2024, BNI mencatat pertumbuhan tabungan sebesar 11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) terutama pada semester kedua tahun lalu setelah diluncurkannya aplikasi wondr by BNI. Porsi CASA terhadap total dana pihak ketiga (DPK) mampu dijaga pada kisaran 70 persen.

    Okki menambahkan BNI juga berhasil menjaga kualitas aset yang tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) yang mencatat perbaikan dari 2,1 persen menjadi 2 persen hingga akhir Desember 2024. Fungsi intermediasi tercermin dari pertumbuhan kredit sebesar 11,6 persen yoy. Sedangkan, total aset BNI meningkat 4 persen yoy menjadi Rp1.129,8 triliun.

    Dari sisi profitabilitas, laba BNI tetap tumbuh dari Rp20,9 triliun menjadi Rp21,5 triliun. Pendapatan nonbunga atau non interest income mampu tumbuh 11,9 persen yoy, sedangkan pendapatan bunga bersih atau net interest income mencapai Rp40,5 triliun.

    “Berdasarkan pencapaian di sepanjang 2024, BNI akan terus menjaga kinerja yang berkelanjutan, melanjutkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, serta memberikan pelayanan perbankan yang optimal untuk kebutuhan masyarakat Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri,” ujar Okki.

    Sumber : Antara

  • Menteri PKP lapor Presiden pertemuan dengan BI soal biaya rumah murah

    Menteri PKP lapor Presiden pertemuan dengan BI soal biaya rumah murah

    Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (kanan) menjawab pertanyaan wartawan selepas acara makan siang bersama antara Presiden Prabowo dan sejumlah menteri serta pejabat negara di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Jumat (21/2/2025). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.

    Menteri PKP lapor Presiden pertemuan dengan BI soal biaya rumah murah
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 22 Februari 2025 – 06:38 WIB

    Elshinta.com – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melaporkan hasil pertemuannya dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, pejabat dari BPK, Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN, terkait pembiayaan program 3 juta rumah murah yang merupakan salah satu prioritas pemerintah.

    Ara, panggilan populer Maruarar, menilai hasil pertemuannya dengan kementerian/lembaga itu menunjukkan kesamaan tujuan untuk mendukung program-program pemerintah, termasuk program 3 juta rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

    “Dua hari berturut-turut kami mengadakan pertemuan yang sangat penting, sangat bersejarah, dan sangat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan. Tidak ada raja-raja kecil,” kata Menteri Menteri PKP saat menjawab pertanyaan wartawan selepas santap siang bersama Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

    Ara melanjutkan Gubernur BI Perry Warjiyo sangat mendukung program-program pemerintah.

    “Ini adalah contoh baik, dan saya ditugaskan Bapak Presiden mengawal proses ini sampai tuntas, dan nanti pada waktunya Bapak Presiden sendiri yang akan mengumumkan bentuk dukungan konkret Bank Indonesia kepada program-program pemerintah,” kata Maruarar.

    Ara melanjutkan dirinya pun telah bertemu selama empat kali dengan Gubernur BI dalam 2 minggu terakhir.

    “Jadi, saya yang ditugaskan untuk mengawal ini sampai tuntas, dan saya selalu berkoordinasi dengan Pak Dasco (Wakil Ketua DPR), pimpinan DPR. Kemudian juga mendapatkan arahan langsung dari Bapak Presiden,” katanya.

    Di Istana, Jumat, Presiden Prabowo memanggil sejumlah menteri Kabinet Merah Putih dan beberapa pejabat negara untuk santap siang bersama.

    Beberapa pejabat yang diajak makan siang itu, di antaranya Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perumahan Maruarar Sirait, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.

    Hadir pula Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria.

    Selain itu, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Kepala BIN M. Herindra, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Aris Marsudiyanto, Direktur Utama PT Pindad Sigit P. Santosa, dan keponakan Luhut Binsar Pandjaitan, Pandu Sjahrir.

    Sumber : Antara

  • Kondisi Keuangan Tetap Solid, Mandiri Pastikan Jaga Stabilitas Perbankan

    Kondisi Keuangan Tetap Solid, Mandiri Pastikan Jaga Stabilitas Perbankan

    Jakarta

    Bank Mandiri memastikan kondisi keuangan perusahaan berada di posisi yang kuat dan sehat. Serta terus memastikan bakal terus menjaga stabilitas keuangan dan memastikan keamanan dana nasabah di tengah berbagai tantangan.

    Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara menjelaskan sebagai bagian dari sinergi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional, Bank Mandiri terus berkomitmen menjalankan operasional bisnis secara optimal dan profesional.

    “Sebagai lembaga jasa keuangan, Bank Mandiri berkomitmen untuk menjalankan operasional bisnis berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang diawasi ketat oleh regulator yaitu Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta menerapkan praktik perbankan terbaik yang berorientasi pada perlindungan kepentingan nasabah dan stabilitas sistem keuangan nasional,” ujar Ashidiq dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/2/2025).

    Dia menjelaskan Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang solid sepanjang tahun 2024. Hingga akhir tahun lalu, DPK Bank Mandiri meningkat sebesar 6,82% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 1.327 triliun dengan dominasi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) yang mencapai 80,3% dari total DPK.

    Dari sisi likuiditas, Bank Mandiri berada pada tingkat optimal, sebagaimana tercermin dari berbagai indikator keuangan utama. Sepanjang tahun 2024, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) tercatat 94,8%. Selain itu, Loan to Funding Ratio (LFR) mencapai 82,9%, sedangkan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 141% serta Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 109%.

    “Pencapaian ini mencerminkan strategi pengelolaan likuiditas yang efektif, memastikan ketahanan bank dalam menghadapi dinamika pasar serta tetap memenuhi kebutuhan nasabah dan pemangku kepentingan,” jelasnya.

    Sebagai bagian dari strategi akselerasi dan sinergi untuk percepatan ekonomi negeri, Bank Mandiri terus menunjukkan pertumbuhan dalam penyaluran kredit. Sepanjang 2024, kredit yang disalurkan secara bank-only mencapai Rp 1.310,8 triliun, tumbuh 20,7% (YoY). Pertumbuhan ini didukung oleh segmen wholesale yang mencatatkan peningkatan 25,5% (YoY) menjadi Rp 913,3 triliun, serta kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tumbuh 6% (YoY) menjadi Rp 135 triliun.

    Dia mengatakan Bank Mandiri turut menjaga kualitas asetnya dengan baik. Pada akhir 2024, rasio Non-Performing Loan (NPL) gross secara bank-only mengalami penurunan menjadi 0,97% dari 1,02% pada tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio NPL net juga menunjukkan tren positif dengan membaik menjadi 0,33% per Desember 2024.

    “Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi pengelolaan risiko kredit yang diterapkan oleh Bank Mandiri, yang berkomitmen untuk menjaga kualitas portofolio kredit serta memastikan stabilitas keuangan yang berkelanjutan,” kata Ashidiq.

    Dia menambahkan Mandiri juga berhasil mempertahankan posisi mereka sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia yakni Rp 2.427 triliun per akhir 2024. Pihaknya memastikan bakal terus berperan aktif dalam memperkuat industri keuangan nasional.

    “Melalui pencapaian-pencapaian tersebut, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus menjaga kinerja yang berkelanjutan serta memberikan nilai tambah yang optimal bagi nasabah dan masyarakat. Kami percaya bahwa stabilitas dan kepercayaan yang terus terjaga akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tutupnya.

    (akn/ega)

  • Kinerja Makin Solid, BTN Siap Berkontribusi Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi – Halaman all

    Kinerja Makin Solid, BTN Siap Berkontribusi Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) sepanjang tahun 2024 membukukan kinerja yang solid dalam penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Tahun ini perseroan optimistis dapat membukukan kinerja penyaluran kredit dan DPK lebih baik lagi.

    Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan, kinerja perseroan yang solid khususnya dalam pembiayaan perumahan diyakini akan ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui sektor perumahan. Apalagi sektor perumahan mempunyai dampak turunan terhadap 181 sub sektor pendukung lainnya seperti industri semen, batu bata, keramik, genteng dan lain sebagainya. 

    “Belum ditambah lagi tenaga kerja yang bisa diserap sektor perumahan mencapai sekitar 500.000 setiap tahunnya,” jelas Ramon dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/2/2025).

    Ramon mengungkapkan, sepanjang tahun 2024, BTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 357,97 triliun atau tumbuh sebesar 7,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 333,69 triliun. 

    Penyaluran kredit BTN pada 2024 terutama didorong oleh bisnis KPR baik Subsidi maupun Non Subsidi seiring dengan permintaan yang terus meningkat terhadap kepemilkan rumah. Hingga akhir Desember 2024, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp 173,84 triliun, naik 7,5 persen yoy dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, KPR Non Subsidi BTN bertumbuh 10,2 persen yoy menjadi Rp 105,95 triliun pada akhir 2024.

    Di sisi perolehan dana masyarakat, pada tahun 2024 BTN membukukan pertumbuhan DPK sebesar 9,1 persen yoy menjadi Rp 381,67 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 349,93 triliun. Pertumbuhan DPK ini didukung oleh peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA) yang kontribusinya mencapai 54,1 persen terhadap total DPK, naik jika dibandingkan tahun 2023 sebesar 53,7 persen. Pertumbuhan CASA BTN pada akhir 2024 tercatat mencapai 9,8 persen yoy dibandingkan tahun 2023.

    “Pertumbuhan DPK BTN lebih tinggi dari pertumbuhan DPK industri yang sebesar 4,48 persen yoy pada akhir 2024 sejalan dengan upaya perseroan untuk terus meningkatkan transaksi dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel. Komitmen tersebut diwujudkan melalui inisiatif transformasi aplikasi mobile banking BTN yakni BTN Mobile menjadi Bale by BTN,” katanya.

    BTN mencatat pertumbuhan yang pesat di bisnis digitalnya sejak BTN Mobile diperbaharui pada 2023. Jumlah pengguna Bale by BTN yang sebelumnya bernama BTN Mobile telah mencapai 2,2 juta pada akhir 2024, meningkat 107 persen yoy dibandingkan tahun 2023. Kami optimistis jumlah user dapat mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada tahun ini.

    Menurut Ramon, pertumbuhan bisnis BTN yang solid tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat dan nasabah kepada perseroan yang terus meningkat. Kepercayan masyarakat  yang cukup tinggi ini disebabkan karena BTN sebagai Bank BUMN diawasi oleh pemerintah, OJK, Bank Indonesia dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). 

    “Dalam menjalankan operasional bisnisnya BTN juga selalu mengedepankan prinsip good corporate governance (GCG). Sehingga wajar jika masyarakat merasa aman menyimpan dananya di Bank BUMN khususnya BTN,” tegas Ramon.

    Ramon mengungkapkan, untuk terus bisa berinovasi dan mendorong kenaikan pertumbuhan kredit dan DPK perseroan tancap gas melanjutkan transformasi bisnis untuk periode 2025-2029 dengan fokus utama menjadi transactional bank atau bank transaksi yang memiliki kekuatan utama pada pendanaan (funding), khususnya melalui penghimpunan dana murah.

    “Kami tidak hanya berfokus pada ekspansi kredit, tetapi juga pada penguatan pendanaan berbasis tabungan yang lebih stabil, efisien, dan sehat. Dengan demikian, BTN dapat terus menghadirkan solusi keuangan yang komprehensif bagi masyarakat Indonesia,” katanya.

  • Di Tengah Dinamika Ekonomi Global, Himbara Cetak Kinerja Solid dengan Tata Kelola yang Baik

    Di Tengah Dinamika Ekonomi Global, Himbara Cetak Kinerja Solid dengan Tata Kelola yang Baik

    Jakarta: Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) terus menunjukkan kinerja fundamental yang solid di tengah tantangan dinamika ekonomi global. Ketua Umum HIMBARA yang juga Direktur Utama BRI, Sunarso menegaskan bahwa HIMBARA berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas layanan perbankan dan fundamental kinerja dengan tata kelola yang baik, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
     
    “Di tengah dinamika tantangan ekonomi global, fundamental kinerja HIMBARA sangat solid. Di samping itu, HIMBARA juga memastikan seluruh layanan operasional perbankan berjalan dengan lancar dan aman, sehingga nasabah tetap mendapatkan akses layanan optimal terhadap berbagai produk dan layanan keuangan,” ungkap Sunarso.
     
    Selain itu, Sunarso menambahkan bahwa HIMBARA seperti layaknya bank swasta, juga turut serta dalam program penjaminan simpanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Di samping itu, bank-bank HIMBARA juga diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia. Partisipasi dan tata kelola tersebut memberikan jaminan kepada nasabah bahwa dana mereka dijamin keamanannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Ketua Umum HIMBARA dan Direktur Utama BRI, Sunarso. (Foto: Dok. BRI)
     
    Seperti diketahui bank-bank HIMBARA yang terdiri dari BRI, Mandiri, BNI, dan BTN telah mengumumkan kinerja keuangan tahun 2024 dan menunjukkan kinerja yang sangat solid. Hal tersebut tercermin dari capaian kinerja keuangan yang di antaranya adalah kemampuan mencetak laba, pertumbuhan kredit yang sehat, serta peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK).
     
    Berdasarkan laporan kinerja keuangan konsolidasian tahun 2024, bank-bank HIMBARA berhasil mencatatkan laba positif. Di antaranya BRI yang berhasil mencatatkan laba sebesar Rp60,64 triliun, Mandiri sebesar Rp55,78 triliun, BNI sebesar Rp21,5 triliun dan BTN mencetak laba sebesar Rp3 triliun. 
     
     

     
    Dari sisi kredit, bank-bank Himbara berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit positif di berbagai segmen, di antaranya BRI menyalurkan kredit sebesar Rp1.354,64 triliun, tumbuh 6,97% YoY, dengan 81,97 persen disalurkan kepada segmen UMKM. Mandiri mencatatkan total penyaluran kredit konsolidasi sebesar Rp1.670,55 triliun atau meningkat 19,5% YoY, dengan segmen wholesale sebagai motor utama pertumbuhan.
     
    BNI membukukan pertumbuhan kredit 11,6% YoY menjadi Rp775,87 triliun, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional dan ekspansi kredit yang prudent. BTN mencatatkan pertumbuhan kredit 7,3% YoY, dari Rp333,69 triliun menjadi Rp357,97 triliun, dengan mayoritas kredit berasal dari segmen KPR, baik subsidi maupun non-subsidi.
     
    Peningkatan kredit tersebut juga didukung oleh likuiditas yang memadai, dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang positif di seluruh bank Himbara. BRI berhasil menghimpun simpanan sebesar Rp1.365,45 triliun, dengan CASA mencapai 67,30 persen atau Rp918,98 triliun. Mandiri mencatatkan simpanan sebesar Rp1.699 triliun, tumbuh 7,73% YoY, dengan CASA mendominasi 80,3 persen dari total DPK.
     
    BNI pun juga terus memperkuat basis pendanaannya, terutama dari segmen Tabungan ritel. Tercatat, tabungan BNI tumbuh sebesar 11 persen secara tahunan, dari Rp232 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp258 triliun pada tahun 2024. Demikian juga dengan BTN yang membukukan pertumbuhan DPK 9,1% YoY, dari Rp349,93 triliun menjadi Rp381,67 triliun, dengan rasio CASA sebesar 54,1 persen.
     
    “Kinerja HIMBARA yang sangat solid tersebut menjadi bukti nyata bahwa sinergi dan tata kelola yang baik telah menjadi modal kuat bagi HIMBARA untuk menghadapi tantangan industri yang dinamis. Selain itu, fundamental bisnis yang kuat dari bank-bank yang tergabung dalam HIMBARA juga mampu menjaga stabilitas industri perbankan yang akan berdampak positif bagi perekonomian nasional,” pungkas Sunarso.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • UMKM Indonesia Makin Melek Digital, BCA Siap Operasikan QRIS Tap – Page 3

    UMKM Indonesia Makin Melek Digital, BCA Siap Operasikan QRIS Tap – Page 3

    Selain menyediakan layanan QRIS Tap, ia menuturkan bahwa Bank Indonesia juga berupaya untuk memberikan lebih banyak kemudahan kepada masyarakat dalam penggunaan QRIS dengan menurunkan Merchant Discount Rate (MDR) dari 0,4 persen menjadi 0 persen.

    MDR adalah biaya yang dikenakan kepada pemilik usaha atau merchant setiap dilakukan pembayaran non-tunai, termasuk menggunakan QRIS, yang diterapkan oleh penyedia layanan pembayaran sebagai biaya operasional.

    “Kami akan menurunkan MDR untuk QRIS di BLU, Badan Layanan Umum, dan PSO (Public Service Obligation/Kewajiban Pelayanan Publik). Ini merupakan bentuk keberpihakan Bank Indonesia untuk mendukung program pemerintah, khususnya untuk meningkatkan atau perbaikan layanan umum,” kata Filianingsih.

    Ia menyatakan bahwa sejumlah layanan umum yang mendapatkan penurunan MDR antara lain layanan rumah sakit, tempat wisata, pendidikan, pengelolaan dana pendidikan, pos, serta transportasi umum, termasuk MRT, KRL, dan Damri.

    “Kebijakan skema harga QRIS untuk kriteria merchant Badan Layanan Umum dan Public Service Obligation dari 0,4 persen menjadi 0 persen akan berlaku mulai 14 Maret 2025, bersamaan dengan launching QRIS Tap,” imbuhnya.

  • Himbara Cetak Kinerja Solid dengan Tata Kelola yang Baik di Tengah Dinamika Ekonomi Global – Page 3

    Himbara Cetak Kinerja Solid dengan Tata Kelola yang Baik di Tengah Dinamika Ekonomi Global – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Di tengah tantangan dinamika ekonomi global, Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) terus menunjukkan kinerja fundamental yang solid. Ketua Umum HIMBARA yang juga Direktur Utama BRI, Sunarso menegaskan bahwa HIMBARA berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas layanan perbankan dan fundamental kinerja dengan tata kelola yang baik, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

    “Di tengah dinamika tantangan ekonomi global, fundamental kinerja HIMBARA sangat solid. Di samping itu, HIMBARA juga memastikan seluruh layanan operasional perbankan berjalan dengan lancar dan aman, sehingga nasabah tetap mendapatkan akses layanan optimal terhadap berbagai produk dan layanan keuangan”, ungkap Sunarso.

    Selain itu, Sunarso menambahkan bahwa HIMBARA seperti layaknya bank swasta, juga turut serta dalam program penjaminan simpanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Di samping itu, bank-bank HIMBARA juga diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia. Partisipasi dan tata Kelola tersebut memberikan jaminan kepada nasabah bahwa dana mereka dijamin keamanannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Seperti diketahui bank-bank HIMBARA yang terdiri dari BRI, Mandiri, BNI, dan BTN telah mengumumkan kinerja keuangan tahun 2024 dan menunjukkan kinerja yang sangat solid. Hal tersebut tercermin dari capaian kinerja keuangan yang diantaranya adalah kemampuan mencetak laba, pertumbuhan Kredit yang sehat, serta peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK).

    Berdasarkan laporan kinerja keuangan konsolidasian tahun 2024, bank-bank HIMBARA berhasil mencatatkan laba positif. Di antaranya BRI yang berhasil mencatatkan laba sebesar Rp60,64 triliun, Mandiri sebesar Rp55,78 triliun, BNI sebesar Rp21,5 triliun dan BTN mencetak laba sebesar Rp3 triliun.

     

    Dari sisi kredit, bank-bank Himbara berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit positif di berbagai segmen, diantaranya BRI menyalurkan kredit sebesar Rp1.354,64 triliun, tumbuh 6,97% YoY, dengan 81,97% disalurkan kepada segmen UMKM. Mandiri mencatatkan total penyaluran kredit konsolidasi sebesar Rp1.670,55 triliun atau meningkat 19,5% YoY, dengan segmen wholesale sebagai motor utama pertumbuhan. BNI membukukan pertumbuhan kredit 11,6% YoY menjadi Rp775,87 triliun, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional dan ekspansi kredit yang prudent. BTN mencatatkan pertumbuhan kredit 7,3% YoY, dari Rp333,69 triliun menjadi Rp357,97 triliun, dengan mayoritas kredit berasal dari segmen KPR, baik subsidi maupun non-subsidi.

    Peningkatan kredit tersebut juga didukung oleh likuiditas yang memadai, dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang positif di seluruh bank Himbara. BRI berhasil menghimpun simpanan sebesar Rp1.365,45 triliun, dengan CASA mencapai 67,30% atau Rp918,98 triliun. Mandiri mencatatkan simpanan sebesar Rp1.699 triliun, tumbuh 7,73% YoY, dengan CASA mendominasi 80,3% dari total DPK. BNI pun juga terus memperkuat basis pendanaannya, terutama dari segmen Tabungan ritel. Tercatat, tabungan BNI tumbuh sebesar 11% secara tahunan, dari Rp232 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp258 triliun pada tahun 2024. Demikian juga dengan BTN yang membukukan pertumbuhan DPK 9,1% YoY, dari Rp349,93 triliun menjadi Rp381,67 triliun, dengan rasio CASA sebesar 54,1%.

    “Kinerja HIMBARA yang sangat solid tersebut menjadi bukti nyata bahwa sinergi dan tata kelola yang baik telah menjadi modal kuat bagi HIMBARA untuk menghadapi tantangan industri yang dinamis. Selain itu, fundamental bisnis yang kuat dari bank-bank yang tergabung dalam HIMBARA juga mampu menjaga stabilitas industri perbankan yang akan berdampak positif bagi perekonomian nasional”, pungkas Sunarso.