Kementrian Lembaga: BI

  • PIHPS: Harga cabai rawit Rp27.500/kg, telur ayam Rp28.000/kg

    PIHPS: Harga cabai rawit Rp27.500/kg, telur ayam Rp28.000/kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat harga pangan komoditas cabai rawit merah mencapai Rp27.500 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras Rp28.000 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta, Selasa pukul 07.44 WIB selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah Rp38.750 per kg, begitu pun bawang putih di harga Rp38.750 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp12.000 per kg, begitu pun beras kualitas bawah II Rp12.500 per kg. Sedangkan beras kualitas medium I Rp15.500 per kg, dan beras kualitas medium II di harga Rp14.750 per kg.

    Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.000 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.500 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp42.500 per kg, cabai merah keriting Rp43.750 per kg, dan cabai rawit hijau Rp41.950 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp29.750 per kg, daging sapi kualitas I Rp135.000 per kg, begitu pun daging sapi kualitas II di harga Rp135.000 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp15.500 per kg, gula pasir lokal Rp18.500 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.000 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp21.500 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp20.500 per liter.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BRIN siapkan kajian redenominasi rupiah

    BRIN siapkan kajian redenominasi rupiah

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria mengatakan pihaknya siap menyusun kajian dan rekomendasi terkait rencana redenominasi rupiah.

    Ditemui usai mengikuti rapat terbatas (Ratas) bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, hari ini, Arif menyatakan kajian tersebut akan melibatkan peneliti BRIN di bidang ekonomi sebagai masukan bagi Bank Indonesia (BI).

    “Tentu tidak hari ini kita memberikan masukan ya. Tapi nanti tim peneliti kita dalam bidang ekonomi ya, kita akan segera panggil untuk bisa melakukan kajian dan rekomendasi yang selanjutnya bisa menjadi salah satu bahan bagi Bank Indonesia,” kata Arif.

    Arif menyebut sempat bertemu dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam agenda yang sama. Namun, ia mengaku tidak membahas secara spesifik isu redenominasi.

    “Ya memang kami tidak membahas secara spesifik soal isu tersebut. Namun, insya Allah hal yang tadi sudah saya sampaikan terkait dengan aspek redenominasi itu nanti akan kita kaji lagi,” jelasnya.

    Ia juga menegaskan bahwa pembahasan mengenai isu redenominasi rupiah tidak berlangsung dalam ratas bersama Presiden Prabowo.

    “Saya tidak membahas itu. Tadi dengan Pak Presiden tidak membahas soal itu,” imbuhnya.

    Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas perdana bersama Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Arif Satria, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, yang membahas peran BRIN Daerah serta memperkuat kolaborasi riset dan inovasi, termasuk dengan Danantara.

    Selain itu, pertemuan juga membahas agar BRIN untuk membentuk pusat penelitian perikanan tangkap, penguatan industri garmen, alutsista, hingga konsolidasi internal pada BRIN.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia / Andi Firdaus
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pembiayaan Bank Mega Syariah tumbuh di atas industri per Oktober 2025

    Pembiayaan Bank Mega Syariah tumbuh di atas industri per Oktober 2025

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mega Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan per akhir Oktober 2025 berada jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional yakni mencapai 25,8 persen year on year (yoy) atau senilai Rp9,185 triliun.

    Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit perbankan secara nasional mencapai 7,36 persen yoy pada Oktober 2025 atau melambat dari 7,7 persen yoy pada bulan sebelumnya.

    Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa kinerja ini merupakan hasil komitmen perseroan dalam memperluas akses pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.

    “Perseroan akan terus memperkuat fondasi bisnis, menjaga kualitas pembiayaan, serta menghadirkan solusi keuangan syariah yang inovatif dan inklusif agar semakin banyak masyarakat dan pelaku usaha yang merasakan manfaat pembiayaan syariah yang aman, mudah,” kata Hanie.

    Kontributor terbesar terhadap peningkatan pembiayaan Bank Mega Syariah berasal dari segmen Syariah Card yang mencatat pertumbuhan tahunan mencapai 114 persen yoy.

    Selain itu, multifinance juga menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 37 persen yoy.

    Pada lini multifinance, komposisi pembiayaan didominasi kredit motor yang mencapai porsi sekitar 87 persen.

    Kemudian, sebanyak 10 persen merupakan pembiayaan mobil dan sisanya untuk pembiayaan barang elektronik.

    Pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah juga mencatatkan peningkatan, yakni sebesar 33 persen yoy.

    Pertumbuhan portofolio konsumer terutama ditopang oleh peningkatan pembiayaan Flexi Home yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan outstanding dengan pertumbuhan sekitar 37,51 persen.

    Selain itu, pertumbuhan signifikan juga datang dari produk pembiayaan FLPP (Flexi Sejahtera) yang meningkat 57,63 persen yoy.

    Adapun pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna) dan pembiayaan haji khusus (Flexi Mitra Mabur) masing-masing tumbuh 362,26 persen yoy dan 244,37 persen yoy.

    Tren positif pada pembiayaan diikuti dengan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang solid.

    Per akhir Oktober 2025, DPK Bank Mega Syariah tumbuh sekitar 16,9 persen yoy mencapai lebih dari Rp12,28 triliun.

    Menurut perseroan, peningkatan DPK didorong oleh beragam inovasi produk serta optimalisasi layanan digital yang semakin memudahkan nasabah dalam bertransaksi dan menabung, sehingga memperkuat likuiditas bank.

    Tak hanya itu, performa profitabilitas Bank Mega Syariah menunjukkan performa yang solid sejak Januari hingga Oktober 2025, tecermin dari return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).

    ROA bergerak naik di kisaran 1,0-1,4 persen (Januari-November). Hal ini, catat perseroan, mencerminkan kemampuan bank dalam menjaga efisiensi pengelolaan aset meski kondisi industri perbankan masih menantang.

    Sedangkan ROE meningkat dari 5,81 persen pada Januari menjadi 7,10 persen pada Oktober 2025, menandakan penguatan kinerja modal yang mampu memberikan imbal hasil lebih tinggi kepada pemegang saham.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rupiah menguat seiring kenaikan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed

    Rupiah menguat seiring kenaikan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed

    Penguatan kurs rupiah dipengaruhi kenaikan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

    Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan Senin sore menguat sebesar 17 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.699 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.716 per dolar AS.

    Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai penguatan kurs rupiah dipengaruhi kenaikan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

    “Probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve (Fed) pada bulan Desember melonjak menjadi sekitar 69 persen dari sekitar 44 persen seminggu sebelumnya, menurut CME FedWatch Tool,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin.

    Menurut Ibrahim, pidato dari para pejabat The Fed dan data ekonomi AS yang telah dirilis mengisyaratkan bahwa perekonomian tetap solid, dengan pasar tenaga yang tangguh tetapi harga-harga tetap tinggi.

    Peningkatan harapan pemotongan suku bunga The Fed mendapatkan pengaruh dari komentar Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams yang menyampaikan penyesuaian kebijakan mungkin dilakukan dalam waktu dekat.

    Namun, sejumlah pejabat The Fed telah memperingatkan inflasi masih terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja terlalu ketat untuk pemangkasan suku bunga pada tahap ini, sehingga hasilnya masih belum pasti.

    Para investor saat ini disebut akan mengambil lebih banyak isyarat dari sinyal ekonomi yang beragam dan penundaan rilis data inflasi utama. Data inflasi Producer Price Index (PPI) AS dan penjualan ritel akan dirilis pada hari Selasa (25/11).

    “PPI utama diperkirakan akan menunjukkan peningkatan sebesar 0,3 persen MoM (month to month) pada bulan September, sementara penjualan ritel diproyeksikan menunjukkan peningkatan sebesar 0,4 persen MoM,” kata dia pula.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat di level Rp16.709 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.719 per dolar AS.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kredit Bank Mega Syariah Tumbuh 25,8%, Lampaui Perbankan Nasional

    Kredit Bank Mega Syariah Tumbuh 25,8%, Lampaui Perbankan Nasional

    Liputan6.com, Jakarta – Bank Mega Syariah mencatat total pembiayaan sebesar Rp 9,185 triliun per 31 Oktober 2025. Tumbuh 25,8 persen secara tahunan (YoY), jauh melampaui laju pertumbuhan kredit perbankan nasional yang berada di kisaran 7,36 persen.

    Adapun merujuk data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit perbankan secara nasional per Oktober 2025 melambat dari sebelumnya 7,7 persen menjadi 7,36 persen. Dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari sikap pelaku usaha yang cenderung menahan ekspansi, hingga suku bunga kredit yang masih relatif tinggi.

    Mengutip laporan Bank Mega Syariah, Senin (24/11/2025), kontributor terbesar terhadap peningkatan pembiayaan perseroan berasal dari segmen Syariah Card yang mencatat pertumbuhan tahunan mencapai 114 persen (YoY). Selain itu, Multifinance juga menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 37 persen.

    Pada lini multifinance, komposisi pembiayaan didominasi motor yang mencapai porsi sekitar 87 persen. Kemudian sebanyak 10 persen merupakan pembiayaan mobil dan sisanya untuk pembiayaan barang elektronik.

    Lalu, pembiayaan konsumer juga naik 33 persen (YoY). Pertumbuhan portofolio konsumer terutama ditopang oleh peningkatan pembiayaan Flexi Home, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan outstanding dengan pertumbuhan sekitar 37,51 persen (YoY). 

    Selain itu, pertumbuhan signifikan juga datang dari produk pembiayaan FLPP (Flexi Sejahtera) yang meningkat 57,63 persen (YoY), serta pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna) dan pembiayaan haji khusus (Flexi Mitra Mabur) yang masing-masing tumbuh  362,26 persen (YoY) dan 244,37 persen (YoY). 

     

  • OJK: Transmisi BI-Rate dan Nataru dorong kredit konsumsi di akhir 2025

    OJK: Transmisi BI-Rate dan Nataru dorong kredit konsumsi di akhir 2025

    OJK menekankan pemulihan kredit konsumsi bergantung pada perbaikan permintaan domestik, transmisi penurunan suku bunga ke lending rate, serta perbaikan pendapatan rumah tangga yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat,

    Jakarta (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang, transmisi kebijakan moneter yang semakin membaik hingga dorongan belanja musiman rumah tangga jelang Natal dan Tahun Baru akan mendorong kinerja kredit konsumsi hingga akhir 2025 dan awal tahun 2026.

    Di samping itu, faktor tren penurunan suku bunga pinjaman serta percepatan belanja pemerintah/investasi swasta juga dapat mendorong pertumbuhan kredit pada periode yang sama.

    Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam jawaban tertulis di Jakarta, Senin, menilai bahwa kredit konsumsi sejauh ini masih tumbuh meskipun termoderasi.

    Hal ini sejalan dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang bersumber dari konsumsi rumah tangga maupun indikator terkait daya beli konsumen yang masih tumbuh terbatas.

    Hingga September 2025, kredit konsumsi tumbuh sekitar 7,42 persen year on year (yoy). OJK mencatat risiko kredit sedikit meningkat di segmen konsumsi pada periode tersebut, tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) yang meningkat menjadi sebesar 2,37 persen dibandingkan posisi September 2024 sebesar 1,85 persen.

    “OJK menekankan pemulihan kredit konsumsi bergantung pada perbaikan permintaan domestik, transmisi penurunan suku bunga ke lending rate, serta perbaikan pendapatan rumah tangga yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat,” kata Dian.

    Menurut catatan OJK, perlambatan paling nyata terjadi pada kredit pemilikan rumah (KPR) serta kredit kendaraan bermotor (KKB).

    KPR tumbuh termoderasi pada September 2025 sebesar 7,26 persen dibandingkan posisi September 2024 sebesar 10,89 persen. Sedangkan KKB pada September 2025 tumbuh sebesar 0,72 persen dibandingkan posisi September 2024 sebesar 9,00 persen sehingga berkontribusi menahan laju pertumbuhan kredit konsumsi.

    “Lemahnya pertumbuhan KKB juga sejalan dengan masih terkontraksinya penjualan kendaraan bermotor selama setahun terakhir,” ujar Dian.

    Namun demikian, imbuh Dian, terjadi pertumbuhan cepat pada segmen buy now pay later (BNPL) sebesar 25,49 persen menjadi Rp24,86 triliun, meskipun porsi BNPL terhadap total kredit perbankan masih relatif kecil dengan rasio NPL yang tetap terjaga sebesar 2,61 persen.

    Adapun secara keseluruhan, kredit pada September 2025 tumbuh sebesar 7,70 persen yoy, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,56 persen. Total outstanding kredit pada periode ini mencapai Rp8.162,8 triliun.

    Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit konsumsi menempati posisi kedua tertinggi. Kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,18 persen yoy, sementara kredit modal Kerja tumbuh moderat 3,37 persen yoy.

    OJK mencatat, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) telah direspon secara bertahap oleh sektor perbankan melalui penyesuaian suku bunga kredit dan dana pihak ketiga (DPK).

    Secara tahunan, terjadi penurunan rerata suku bunga kredit rupiah, masing-masing sebesar 50 bps untuk kredit investasi (September 2025: 8,25 persen; September 2024: 8,75 persen) dan sebesar 41 bps untuk kredit modal kerja (September 2025: 8,46 persen; September 2024: 8,87 persen).

    Penurunan BI-Rate umumnya cenderung diikuti dengan penurunan suku bunga kredit meskipun dengan jeda waktu tertentu, seiring dengan proses transmisi kebijakan moneter.

    Suku bunga kredit diperkirakan masih memiliki ruang untuk melanjutkan penurunan sebagai respons dari penurunan BI-Rate pada 2025, khususnya jika suku bunga global juga turun.

    Dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga global pada triwulan IV 2025, OJK menilai bahwa masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut, meskipun implementasinya akan sangat bergantung pada strategi masing-masing bank serta struktur biaya yang dimiliki khususnya terkait dengan biaya dana (cost of fund/CoF).

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Modal Asing Masuk ke Indonesia Rp 2,29 Triliun pada Pekan Ketiga November 2025

    Modal Asing Masuk ke Indonesia Rp 2,29 Triliun pada Pekan Ketiga November 2025

    Sebelumnya, nilai tukar rupiah menguat tipis pada perdagangan Jumat (21/11/2025) karena adanya sentimen positif dari surplus neraca transaksi berjalan Indonesia. Rupiah pada pembukaan hari ini bergerak 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp 16.731 per dolar AS, dari sebelumnya Rp 16.736 per dolar AS. 

    Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa data terkini Bank Indonesia (BI) memberi angin segar bagi pasar.

    “Data yang menunjukkan surplus besar (surplus pertama dalam 10 kuartal) pada neraca transaksi berjalan Indonesia kemarin masih mendukung rupiah,” ujarnya dikutip dari Antara.

    BI melaporkan transaksi berjalan pada triwulan III-2025 mencatat surplus USD 4,0 miliar (1,1 persen PDB), berbalik dari defisit USD 2,7 miliar pada triwulan sebelumnya.

    Ini sekaligus menjadi surplus pertama sejak kuartal I-2023 dan yang terbesar sejak kuartal III-2022, ditopang kenaikan ekspor nonmigas.

    Meski begitu, BI juga mencatat defisit pada transaksi modal dan finansial sebesar USD 8,1 miliar pada periode yang sama. Alhasil, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III-2025 tercatat defisit USD 6,4 miliar.

    Adapun cadangan devisa September 2025 tetap solid pada USD 148,7 miliar.

  • Kompensasi emisi KKI, BI tanam 1.000 mangrove di Teluk Benoa Bali

    Kompensasi emisi KKI, BI tanam 1.000 mangrove di Teluk Benoa Bali

    Badung, Bali (ANTARA) – Bank Indonesia menanam 1.000 pohon mangrove di Kawasan Konservasi Maritim Teluk Benoa, Badung, Bali, sebagai bagian kompensasi dari emisi yang dihasilkan penyelenggaraan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025.

    Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti di Badung, Bali, Minggu, mengatakan pihaknya menghitung hasil emisi yang dihasilkan dari penyelenggaraan KKI 2025 pada 7-10 Agustus 2025 lalu mencapai 126 ton.

    Bank Sentral mengimbangi pengeluaran emisi dari KKI dengan melakukan penanaman pohon dan juga membeli kredit karbon di bursa karbon.

    “Ini baru 1.000 (mangrove) yang ditanam. Kalau tanam lagi itu mungkin akan susah cari tempat, jadi kami masuk juga untuk membeli kredit karbon. Kita kombinasikan,” kata Destry seusai menanam pohon mangrove di Teluk Benoa, Bali.

    Adapun dalam KKI 2025, BI menggelar business matching pembiayaan untuk menjembatani permodalan, yang mencapai Rp782 miliar atau naik 41 persen dibanding capaian tahun lalu sebesar Rp553 miliar.

    Upaya kompensasi emisi yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi, kata Destry, ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Selain kompensasi emisi dari kegiatan ekonomi, kata Destry, BI juga mendorong perbankan untuk lebih banyak menyalurkan kredit untuk kegiatan ekonomi hijau.

    “Beberapa tahun terakhir, kita berpikir alam kita juga makin lama makin rusak, dan alam pasti akan marah, sehingga kita membuat kebijakan yang kita kaitkan dengan lingkungan. Jadi, buat bank yang menyalurkan kreditnya kepada sektor-sektor yang akan hijau, apakah itu untuk pembangunan perumahan dengan prinsip hijau, atau juga untuk misalnya mobil listrik, jadi sirkulasi terjaga,” kata dia.

    Destry mengatakan jajaran BI ke depan perlu terus menghitung emisi yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi dan mengompensasikan melalui program hijau, sehingga program-program BI selaras dengan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).

    Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia Nita Anastuty mengatakan upaya kompensasi emisi ini merupakan salah satu inisiasi bank sentral untuk mendukung program pemerintah menuju. emisi nol bersih (net zero emission) tahun 2060.

    “Mudah-mudahan apa yang kita lakukan sekarang ini, langkah kecil ini, bisa membuat Indonesia lebih baik lagi, tentunya untuk generasi yang akan datang, dan mudah-mudahan ini juga langkah ini bisa diikuti oleh lembaga yang lain karena kita ingin semuanya bergerak bersama-sama, berkolaborasi,” kata Nita.

    Turut hadir dalam penanaman mangrove di Teluk Benoa, Bali, antara lain Kadis Lingkungan Hidup I Made Rentin mewakili Gubernur Provinsi Bali, Irdam IX/Udayana Brigjen TNI Subagyo, dan Dirpolairud Polda Bali Kombes Pol Nurodin.

    Pewarta: Indra Arief Pribadi
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hasil survei OJK: Bank optimis kinerja tetap solid hingga akhir 2025

    Hasil survei OJK: Bank optimis kinerja tetap solid hingga akhir 2025

    Mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan pada triwulan IV-2025 masih terjaga dan terkendali.

    Jakarta (ANTARA) – Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) menunjukkan bahwa perbankan optimis kinerja akan tetap solid hingga akhir 2025, tercermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) triwulan IV-2025 yang tercatat sebesar 66 (zona optimis).

    Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam keterangan di Jakarta, Minggu, mengungkapkan ekspektasi akan membaiknya kondisi makroekonomi domestik menjadi alasan utama responden menyatakan bahwa kinerja perbankan tetap baik didukung keyakinan bahwa perbankan cukup mampu mengelola risiko yang dihadapi.

    Prediksi akan membaiknya kondisi makroekonomi domestik menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada triwulan IV-2025 kembali ke level optimis, yaitu sebesar 63.

    Hal itu terutama didorong oleh prakiraan akan meningkatnya pertumbuhan ekonomi domestik seiring penurunan BI-Rate serta ditopang oleh penguatan nilai tukar rupiah.

    Konsumsi masyarakat yang biasanya meningkat pada Hari Raya Natal dan tahun baru diyakini akan mampu mendongkrak permintaan terhadap barang dan jasa.

    Selain itu, stimulus 8+4+5 dari Pemerintah diperkirakan juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Di sisi lain, inflasi juga diperkirakan akan turut meningkat sebagai akibat peningkatan aktivitas ekonomi dan konsumsi ini.

    Seiring dengan kondisi makroekonomi yang diperkirakan membaik, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan pada triwulan IV-2025 masih terjaga dan terkendali.

    Hal itu terlihat dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 57 atau berada pada zona optimis seiring dengan keyakinan bahwa kualitas kredit tetap terjaga baik dan Posisi Devisa Netto (PDN) tetap rendah dengan aset dan tagihan valuta asing (valas) yang lebih besar dibandingkan kewajiban valas (long position).

    Pada sisi lain, net cashflow perbankan diproyeksikan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikian, cash outflow perbankan juga diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya penarikan dana untuk kebutuhan operasional nasabah serta pembayaran belanja pemerintah daerah yang biasanya cukup besar di akhir tahun.

    Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan IV-2025 juga berada pada level optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 78.

    Optimisme pertumbuhan pada triwulan IV-2025 didorong oleh ekspektasi bahwa kredit masih akan tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan kredit serta didukung dengan usaha bank dalam melakukan ekspansi kredit pada pipeline yang tersedia.

    Sektor ekonomi yang diyakini menjadi motor pertumbuhan kredit antara lain adalah sektor industri pengolahan yang pada September 2025 tumbuh sebesar 8,64 persen year on year (yoy).

    Selain sektor tersebut, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor pengangkutan dan pergudangan yang tumbuh masing-masing 19,15 persen (yoy) dan 19,32 persen (yoy) pada September 2025, juga diyakini mampu menjadi penggerak pertumbuhan kredit perbankan.

    Dari sisi penghimpunan dana, responden memperkirakan bahwa pada triwulan IV-2025, dana pihak ketiga (DPK) juga diperkirakan tumbuh sejalan dengan usaha bank dalam memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit dan menjaga likuiditas.

    Untuk diketahui, survei dilakukan pada Oktober 2025 dengan melibatkan 102 bank dengan nilai aset mencapai sebesar 99,25 persen dari total aset seluruh bank umum pada September 2025.

    Pada SBPO periode ini, OJK juga menghimpun informasi dari responden terkait proyeksi pencapaian target Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2025.

    Mendekati akhir tahun, bank telah dapat memproyeksikan apakah target kredit dan DPK dapat tercapai di tengah kondisi ekonomi saat ini. Berdasarkan hasil SBPO, sebagian besar bank optimis bahwa target kredit dan DPK dapat tercapai sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2025.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cuma 25 Unit, Ford Indonesia Luncurkan Everest Titanium 25th Anniversary Edition

    Cuma 25 Unit, Ford Indonesia Luncurkan Everest Titanium 25th Anniversary Edition

    Jakarta

    Ford Everest Titanium 25th Anniversary Edition resmi dijual di Indonesia. Jangan kaget dengan namanya, karena Everest ini merupakan model spesial untuk merayakan 25 tahun kiprah Ford RMA Indonesia.

    Model edisi khusus ini tampil perdana di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang.

    Ford Everest Titanium 25th Anniversary Edition meluncur di Gaikindo Jakarta Auto Week 205 Foto: dok. Ford RMA Indonesia

    Perayaan seperempat abad ini menjadi momentum penting bagi Ford untuk menegaskan komitmen jangka panjangnya di Indonesia.

    Regional Director RMA Indonesia, Roelof Lamberts, menjelaskan bahwa durasi 25 tahun tersebut menjadi bukti kepercayaan pelanggan.

    Menariknya, Everest Titanium 25th Anniversary Edition diproduksi sangat terbatas. Hanya 25 unit yang dialokasikan untuk konsumen Indonesia.

    Karakter eksklusifnya hadir melalui balutan eksterior Full Glossy Black yang melapisi grill, bezel fog lamp, moulding bumper depan, door mirror, roof rail, door handle dan weather strip kaca pintu.

    Tampilan tegas ini diperkuat penggunaan velg dua puluh inci yang juga berwarna hitam. Ford turut menyematkan Power Side Step by Hamer yang meningkatkan kepraktisan serta memberi sentuhan visual yang lebih kokoh.

    Masuk ke interior, ruang kabin menawarkan peningkatan kenyamanan yang cukup signifikan. Lingkar kemudi kini dibalut kulit Nappa yang lebih premium.

    Ford Everest Titanium 25th Anniversary Edition Foto: dok. Ford RMA Indonesia

    Penumpang baris kedua juga memperoleh layar Rear Seat Entertainment berukuran 11,6 inci berbasis Android.

    Selain itu, Ford menambahkan extra pillow, trim door hitam, Premium Floor Mats di setiap baris hingga area bagasi serta ambient floor lighting untuk menciptakan suasana kabin yang lebih tenang saat perjalanan malam.

    Dari sisi performa, SUV edisi spesial ini tetap mengandalkan mesin 2.000 cc Bi Turbo dengan sistem penggerak 4×4 bertransmisi otomatis. Konfigurasi tersebut menjaga kemampuan Everest dalam menghadapi berbagai kondisi jalan di Indonesia.

    Konsumen Everest Titanium 25th Anniversary Edition mendapat layanan Ford 360 Care yang mencakup servis dan suku cadang perawatan berkala hingga tiga tahun atau enam puluh ribu kilometer.

    Ford RMA Indonesia menjual Everest Titanium 25th Anniversary Edition ini dengan harga Rp 1.990.000.000 On The Road Jakarta.

    (mhg/rgr)