Kementrian Lembaga: BI

  • OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,9%

    OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,9%

    Jakarta

    Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menjadi 4,9%. Padahal berdasarkan proyeksi sebelumnya, ekonomi Indonesia diperkirakan bisa tumbuh 5,2% di 2025.

    Hal itu terungkap dalam laporan terbaru OECD Economic Outlook, Interim Report March 2025 ‘Steering to Uncertainty’ yang dirilis 17 Maret 2025. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini sejalan dengan disrupsi ekonomi di beberapa negara berkembang lainnya, terutama yang masuk ke dalam kelompok G20.

    “Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang G20 secara umum diproyeksikan melambat,” tulis OECD dalam laporannya, dikutip Selasa (18/3/2025).

    Meski begitu, OECD melihat perlambatan ekonomi Indonesia tidak akan sesignifikan China. Hal itu karena didukung oleh potensi pertumbuhan ekspor akibat efek ekskalasi perang dagang yang terjadi belakangan.

    “Perlambatan tersebut diproyeksikan tidak terlalu terasa di India dan Indonesia, dengan kedua ekonomi tersebut mengalami beberapa dukungan untuk pertumbuhan ekspor karena mereka menarik bisnis baru yang dialihkan dari negara-negara pengekspor yang menghadapi kenaikan tarif yang lebih tajam,” jelas OECD.

    Selain itu, OECD memperkirakan tingkat suku bunga acuan Indonesia alias BI Rate akan tetap stabil untuk menjaga inflasi tetap rendah dan menghindari arus modal keluar (capital outflow) akibat kebijakan suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS).

    OECD memperkirakan inflasi Indonesia akan berada di angka 1,8% pada 2025. Angka tersebut lebih rendah 0,3% daripada proyeksi OECD pada Desember 2024.

    Secara umum OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,2% pada 2024 menjadi 3,1% pada 2025 dan 3% pada 2026. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 3,3% untuk 2025 dan 2026.

    “(Disebabkan) hambatan perdagangan yang lebih tinggi di beberapa ekonomi G20, meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan kebijakan yang membebani investasi serta pengeluaran rumah tangga,” beber OECD.

    (acd/acd)

  • Lokasi dan Jadwal Penukaran Uang Baru di Bandung

    Lokasi dan Jadwal Penukaran Uang Baru di Bandung

    JABAR EKSRPES – Bagi kamu yang sudah berhasil melakukan pemesanan penukaran uang baru di laman pintar.bi.go.id, jangan sampai terlewatkan jadwalnya.

    Karena di periode 3 ini banyak lokasi yang sudah dipersiapkan oleh Bank Indonesia untuk dijadikan kas keliling penukaran uang baru tahun 2025.

    Untuk periode 3 yang berlangsung dari tanggal 18 Maret hingga 21 Maret 2025 ini, BI mempersiapkan ada sekitar 32 kantor kas keliling di Bandung.

    Penukaran bisa dilakukan di kas keliling yang ditunjuk dengan menunjukkan bukti pemesanan. Pemesanan untuk periode 3  sudah dilakukan pada 16 Maret 2025 yang lalu.

    Baca juga : Bisakah Menukar Uang Baru Langsung di Kas Keliling Tanpa Pesan di Laman Pintar BI

    Adapun lokasi kas keliling dan jadwal tukar uang baru resmi dari BI untuk periode 3 mulai 18-21 Maret 2025 adalah sebagai berikut :

    18 Maret 2024
    – Bank Permata KC Merdeka
    – Bank Permata KC Astana Anyar
    – Bank DKI Cabang Bandung
    – Bank Danamon KCP Kota Baru parahyangan
    – Bank Indonesia Bandung
    – Bak Mandiri KCP Pamengpeuk Banjaran
    – Bank mandiri KC Bandung Surapati
    – Masjid RAya Al-Jabbar
    – Pusdai Jabar

    19 Maret 2025
    – Bank MayBank Kota Baru Parahyangan
    – BNI KCU Majalaya
    – BNI KCU Perguruan Tinggi Bandung
    – Bank Mandiri KCP Bandung SIliwangi
    – Bank Mandiri KCP Bandung Binacitra
    – Bank MayBank KC Martadinata
    – BCA KCU Asia Afrika
    – Bank Indonesia Bandung
    – BNI KCU Asia Afrika
    – BNI KCU Perintis Kemerdekaan
    – Pusdai Jabar

    Baca juga : Kapan Ada Lagi Penukaran Uang Baru Resmi dari BI?, Cek Jadwal Lengkap dan Caranya di Sini

    20 Maret 2025
    – BJB KC Padalarang
    – BJB KC Tamansari
    – Bank Indonesia Bandung
    – BJB KC Suci
    – BJB KCU Bandung Braga
    – BJB KC Majalaya
    – Pusdai Jabar

    21 Maret
    – Bank Indonesia Bandung
    – BRI KC Kopo
    – BRI KC Bandung Martadinata
    – BJB Syariah Padalarang
    – BJB Syariah KC Pelajar Pejuang
    – BRI KC Bandung Asia Afrika
    – BJB Syariah KC Braga
    – BRI KC AH Nasution
    – BRI KC Majalaya
    – BJB Syariah KC Soreang

    Bagi kamu yang akan melakukan penukaran, jangan lupa untuk mempersiapkan beberapa hal berikut ini :

    – Pastikan mengecek tanggal, lokasi, dan waktu yang tertera pada bukti pemesanan agar tidak salah jadwal.

  • Isu Korupsi, Dwifungsi TNI hingga APBN: Ini Sejumlah Penyebab IHSG Anjlok, Terpaksa Dibekukan – Halaman all

    Isu Korupsi, Dwifungsi TNI hingga APBN: Ini Sejumlah Penyebab IHSG Anjlok, Terpaksa Dibekukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 6,12 persen atau 395,86 poin ke level 6.076,08 pada perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025).

    Bursa Efek Indonesia (BEI) pun memberlakukan pembekuan sementara (trading halt).

    Ini peristiwa langka yang terjadi di bursa saham domestik.

    BEI pernah memberlakukan trading halt pada awal pandemi atau Maret 2020 lalu.

    Seperti diketahui pada sesi pertama pagi tadi, IHSG melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke level 6.076,08. 

    Indeks LQ45 juga terkoreksi 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.

    Berdasarkan aturan BEI, trading halt adalah penghentian sementara perdagangan saham jika IHSG turun lebih dari 5 persen dalam satu hari.

    Lalu apa penyebabnya?

    Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan pelemahan IHSG masih didominasi oleh sentimen negatif dari dalam negeri.

    Alasannya karena indeks saham regional dan global masih berada di zona hijau.

    Felix merinci terdapat berbagai faktor yang menyebabkan tekanan terhadap indeks. 

    Penurunan penerimaan negara yang memperbesar defisit anggaran serta kebutuhan pembiayaan yang lebih besar.
    Pelaku pasar masih bersikap wait and see terhadap kebijakan Danantara dan Makan Bergizi Gratis (MGB) di tengah proses realokasi anggaran.
    Ketiga, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) juga mengalami penurunan, yang disebabkan kondisi ketenagakerjaan yang suram belakangan ini.  “Situasi ini turut mendorong sejumlah analis asing, seperti Goldman Sachs, JP Morgan, dan Morgan Stanley, untuk menurunkan peringkat saham Indonesia,” kata Felix kepada Kontan, Selasa (18/3/2025).
    Ada sentimen pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dari 5,2 persen menjadi 4,9 persen oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

    Penyebab lainnya

    Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Paramadina Jakarta, Wijayanto Samirin, menambahkan faktor lainnya pemicu IHSG anjlok tadi pagi.

    Pemicu pertama, pasar merespon negatif laporan kinerja APBN 2025 yang buruk  outlook fiscal yang berat di 2025.
    Akibat kebijakan Pemerintah Presiden Prabowo Subianto yang tidak realistis dan tanpa teknokrasi yang jelas selama ini.
    Pelemahan IHSG yang parah di perdagangan sesi I akibat berbagai isu mega korupsi di Indonesia yang merusak trust atau kepercayaan pasar.
    Reaksi negatif masyarakat tentang Dwi Fungsi TNI yang dikhawatirkan menimbulkan protes besar.
    Kekhawatiran credit rating Indonesia akan turun. Maret-April Fitch dan Moodys akan umumkan, Juni-July S&P akan umumkan,

    Analisis Lain

    Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai anjloknya IHSG disebabkan sejumlah sentimen dalam negeri, seperti nilai penerimaan Indonesia yang mengalami penurunan hingga 30%. 

    Kondisi ini mengakibatkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melebar sehingga membutuhkan penerbitan utang yang lebih besar dan membuat rupiah kian semakin melemah.

    “Penerimaan pajak mengalami penurunan hingga 30.19% YoY, hanya Rp 269 triliun. Defisit APBN Rp 3,2 triliun per bulan 2 kemarin,” kata Nico, kepada awak media, Selasa (18/3).

    Tak hanya itu, belanja pemerintah juga turun 7%. Alhasil utang pun naik 44,77% pada Januari 2025.

    Kemudian, tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) juga akan lebih sulit untuk mengalami penurunan.

    Nico bilang pelaku pasar khawatir bahwa risiko fiskal kian mengalami peningkatan di Indonesia. 

    Ini membuat banyak pelaku pasar dan investor pada akhirnya memutuskan untuk beralih kepada investasi lain yang jauh lebih aman dan memberikan kepastian imbal hasil. 

    “Sehingga saham menjadi tidak menarik, dan mungkin obligasi menjadi pilihan setelah saham,” ujarnya.

    Tak hanya dari dalam negeri, sentimen luar negeri juga ikut memengaruhi pergerakan IHSG.

    Mulai dari, tensi geopolitik, pembalasan tarif dagang yang lebih besar dari Uni Eropa dan kekhawatiran resesi yang terjadi di Amerika Serikat.

    Sumber: Kontan.co.id/Tribunnews.com

     

     

  • 10
                    
                        DPR Sidak ke BEI Usai IHSG Anjlok Parah
                        Nasional

    10 DPR Sidak ke BEI Usai IHSG Anjlok Parah Nasional

    DPR Sidak ke BEI Usai IHSG Anjlok Parah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Ketua DPR
    Sufmi Dasco
    Ahmad bersama sejumlah anggota DPR melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor
    Bursa Efek Indonesia
    (BEI), Jakarta, pada Selasa (18/3/2025) siang.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, Dasco datang didampingi sejumlah anggota Komisi XI DPR, di antaranya Ketua Komisi XI DPR Misbakhun dan anggota Komisi XI DPR Puteri Komarudin.
    Kedatangan mereka disambut oleh pejabat BEI yang mengajak para anggota dewan untuk menyimak layak besar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (
    IHSG
    ).
    Mereka berkelakar, IHSG langsung hijau atau kembali naik setelah didatangi Dasco dan kawan-kawan.
    “Pak Misbakhun datang, hijau,” kata Dasco disambut tawa.
    “Ini Pak Dasco datang langsung hijau. Mulai hijau nih,” timpal pihak BEI.
    Sebelumnya,
    IHSG anjlok
    6,12 persen atau turun 395,86 poin ke level 6.076,08 hingga akhir perdagangan sesi pertama, Selasa siang.
    BEI memberlakukan
    trading halt
    pada pukul 11.19 WIB setelah indeks mengalami koreksi tajam.
    Ini menjadi yang pertama sejak awal pandemi COVID-19 pada Maret 2020.
    Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai pelemahan IHSG dipicu oleh sejumlah faktor domestik.
    Penerimaan negara turun 30,19 persen secara tahunan menjadi Rp 269 triliun, yang memperlebar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
    “Defisit APBN mencapai Rp 3,2 triliun per Februari 2025, sementara belanja pemerintah turun 7 persen. Akibatnya, utang melonjak 44,77 persen pada Januari,” kata Nico, Selasa .
    Kondisi ini membuat Bank Indonesia sulit menurunkan suku bunga, sehingga investor memilih aset yang lebih aman.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • IHSG Trading Halt! Anjlok 5 Persen Terburuk di Asia

    IHSG Trading Halt! Anjlok 5 Persen Terburuk di Asia

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada sesi pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. IHSG turun 5,02% ke level 6.146,91, memicu mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt). Sebanyak 581 saham melemah, 105 saham menguat, dan 271 saham stagnan. Nilai transaksi sesi pertama tercatat mencapai Rp3,39 triliun dengan volume perdagangan sebesar 13,12 miliar saham dalam 748 ribu transaksi.

    Seluruh sektor mengalami tekanan signifikan, dengan sektor utilitas mencatat pelemahan terdalam sebesar 12,2%, diikuti sektor bahan baku yang turun 9,82%. Saham DCI Indonesia (DCII) menjadi pemberat utama indeks dengan kontribusi negatif sebesar 38,24 poin. Selain itu, saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, seperti Barito Renewables Energy (BREN) dan Chandra Asri Petrochemical (TPIA), turut memberikan dampak negatif dengan masing-masing menyumbang penurunan sebesar 30,27 poin dan 29,71 poin.

    Saham perbankan besar Indonesia juga mengalami tekanan, melanjutkan tren pelemahan dari sesi perdagangan sebelumnya.

    Berdasarkan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Surat Perintah Nomor S-274/PM.21/2020, BEI wajib menghentikan perdagangan saham selama 30 menit apabila IHSG turun lebih dari 5% dalam satu hari. Jika penurunan berlanjut hingga lebih dari 10% dan 15%, BEI dapat melakukan trading suspend yang bisa berlangsung lebih dari satu sesi dengan persetujuan OJK.

    Penurunan IHSG kali ini menjadi yang terdalam di kawasan Asia dan ASEAN. Kejatuhan ini terjadi di tengah maraknya aksi jual oleh investor asing, yang telah mencatatkan arus keluar (net sell) sebesar Rp24 triliun sepanjang tahun 2025 tanpa adanya tanda pembalikan arah.

    Sinyal Ekonomi Memburuk?

    Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) merilis hasil survei Economic Experts Survey pada Senin 17 Maret 2025 Survei ini bertujuan untuk menangkap pandangan para ahli mengenai kondisi ekonomi Indonesia serta memberikan wawasan berbasis data dalam diskusi kebijakan.

    Hasil survei menunjukkan bahwa 55% responden atau 23 dari 42 ahli ekonomi menilai kondisi ekonomi Indonesia memburuk dalam tiga bulan terakhir.

    “Tujuh ahli bahkan menganggap situasi ini jauh lebih buruk, sementara 11 ahli menganggapnya stagnan, dan hanya satu ahli yang melihatnya lebih baik. Dengan interval kepercayaan rata-rata sebesar 7,71 poin, hasil survei ini menunjukkan pandangan yang umumnya pesimis terhadap kondisi ekonomi Indonesia, menurut para ahli ekonomi,” tulis LPEM UI dalam laporannya, dikutip Senin 17 Maret 2025.

    Selain itu, mayoritas responden juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi ke depan akan lebih rendah dari angka saat ini. Meski demikian, tidak ada yang memprediksi kontraksi ekonomi yang signifikan. Sementara itu, sekitar 25% responden memperkirakan kondisi ekonomi akan tetap stagnan, dan enam ahli masih optimistis dengan pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang.

    Polemik Danantara dan RUU TNI Jadi Faktor?

    Sejalan dengan hasil survei tersebut, pasar saham Indonesia mengalami tekanan signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 4,84% ke level 6.158 pada perdagangan Selasa 18 Maret 2025 pukul 11.15 WIB, menyebabkan mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt) diberlakukan.

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa koreksi tajam di pasar saham disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp31,2 triliun hingga akhir Februari 2025. Defisit ini terjadi karena belanja negara yang lebih besar dibandingkan pendapatan, yakni Rp348,1 triliun berbanding Rp316,9 triliun.

    Selain itu, faktor lain yang turut menekan pasar adalah skeptisisme terhadap tata kelola Badan Pengelola Investasi Danantara serta melemahnya daya beli masyarakat. Bhima mencatat bahwa impor barang konsumsi menjelang Ramadan mengalami penurunan sebesar 21,05% secara tahunan (yoy) pada Februari 2025, mencerminkan lesunya konsumsi domestik.

    “Kami juga identifikasi polemik Rancangan Undang Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) menjadi sentimen negatif juga di market. Ada risiko TNI masuk jabatan sipil menurunkan daya saing ekonomi Indonesia,” ujar Bhima dalam keterangannya, Selasa 18 Maret 2025.

    Selain itu, di tingkat global, kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut memperburuk sentimen investor terhadap pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

    Analis Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri menjelang keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan Federal Reserve (Fed Rate) dalam dua hari mendatang.

    “Sementara pekan depan, perdagangan akan lebih sepi, karena menjelang libur Hari Raya Idul Fitri. Bursa akan libur selama 7 hari (28 Maret – 7 April),” mengutip riset Mirae Asset

    Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar dan ekonomi domestik, para analis memperingatkan bahwa ketidakpastian global dan tantangan fiskal dalam negeri dapat terus memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kenapa IHSG Anjlok 5 Persen Hingga Bursa Ditutup Mendadak? Sinyal Bahaya Ekonomi Indonesia

    Kenapa IHSG Anjlok 5 Persen Hingga Bursa Ditutup Mendadak? Sinyal Bahaya Ekonomi Indonesia

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan sejak awal perdagangan hari ini. IHSG melemah segera setelah pembukaan hingga menyentuh posisi terendah di level 6.170 pada sesi perdagangan Selasa 18 Maret 2025. Akibatnya, aktivitas bursa saham ditutup sementara.

    Berdasarkan data Bloomberg, IHSG mencatatkan penurunan terdalam di Asia dan kawasan ASEAN, menjadi indeks dengan performa terburuk pada perdagangan hari ini. Sentimen negatif terutama datang dari aksi jual bersih investor asing yang terus berlanjut, mencapai total Rp24 triliun sepanjang tahun 2025, tanpa tanda-tanda pembalikan arah.

    Sinyal Kondisi Ekonomi Memburuk

    Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) merilis hasil Economic Experts Survey pada Senin 17 Maret 2025. Survei independen ini bertujuan untuk menangkap wawasan para ahli mengenai kondisi ekonomi nasional serta memperkuat diskusi kebijakan berbasis data.

    Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas ahli ekonomi, yakni 23 dari 42 responden atau 55%, menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini memburuk dibandingkan tiga bulan sebelumnya.

    “Tujuh ahli bahkan menilai situasi ini jauh lebih buruk, sementara 11 ahli menganggap stagnan, dan hanya satu responden yang melihat adanya perbaikan. Dengan interval kepercayaan rata-rata sebesar 7,71 poin, hasil survei ini mencerminkan pandangan yang cenderung pesimis terhadap ekonomi Indonesia,” demikian laporan LPEM UI.

    Lebih lanjut, mayoritas responden juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi ke depan akan melambat meskipun tidak ada yang memperkirakan kontraksi yang lebih dalam. Sementara itu, sekitar seperempat responden memperkirakan tidak ada perubahan signifikan, dan enam ahli masih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi tetap berlanjut.

    Di sisi lain, Analis Mirae Asset Sekuritas mengungkapkan bahwa dalam dua hari ke depan, Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve (The Fed) akan mengumumkan kebijakan suku bunga. Hal ini mendorong pelaku pasar untuk mengambil sikap wait and see, sehingga banyak investor memilih untuk keluar sementara dari pasar saham.

    “Sementara pekan depan, perdagangan diperkirakan akan lebih sepi menjelang libur Hari Raya Idul Fitri. Bursa akan tutup selama tujuh hari, dari 28 Maret hingga 7 April,” demikian tertulis dalam riset Mirae Asset, Selasa 18 Maret 2025.

    Saham Kapitalisasi Besar Tertekan

    Selain faktor eksternal, IHSG juga terbebani oleh anjloknya sejumlah saham berkapitalisasi besar (big caps). Salah satu yang paling signifikan adalah PT DCI Indonesia Tbk (DCII), yang anjlok 20% dan menyumbang penurunan sebesar 38,46 poin terhadap IHSG.

    Pada pukul 10:55 WIB, IHSG terkoreksi sebesar 3,18%, menjadikannya indeks dengan pelemahan terdalam di Asia. Bahkan, sempat turun lebih dalam hingga lebih dari 3,4%. Sementara itu, mayoritas indeks saham utama di kawasan justru bergerak positif. Indeks Nikkei 225 (JP225) Jepang menguat 1,44%, diikuti oleh indeks saham Malaysia (KLSE) dan Singapura (STI) yang masing-masing naik 1,04% dan 1%.

    Daftar Saham Big Caps yang Tertekan:

    PT DCI Indonesia Tbk (DCII) anjlok 20% ke Rp115.800 per saham, dengan total transaksi Rp2,38 miliar. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) turun 19,55% ke Rp5.350 per saham, dengan total transaksi Rp153 miliar. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melemah 13,54% ke Rp4.950 per saham, dengan total transaksi Rp125 miliar. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 5,98% ke Rp4.400 per saham, dengan total transaksi Rp812 miliar.

    Dengan sentimen negatif yang masih kuat dan ketidakpastian pasar menjelang keputusan suku bunga BI dan The Fed, investor disarankan untuk tetap mencermati pergerakan pasar dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG dalam waktu dekat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Advokat Yoni Belum Disanksi, Ini Penjelasan Komisi Pengawasan Peradi

    Advokat Yoni Belum Disanksi, Ini Penjelasan Komisi Pengawasan Peradi

    Surabaya (beritajatim.com) – Pengacara Yoni Hari Basuki SH yang terjerat kasus kredit fiktif senilai Rp5 miliar sampai saat ini masih belum Disanksi oleh Peradi melalui komisi pengawasan (komwas), organisasi tempat bernaung Yoni dalam menjalankan profesi ta sebagai pengacara.

    Yoni sendiri oleh Mahkamah Agung (MA) sudah dihukum lima tahun, putusan nomor : 6420 K/Pid.Sus/2022 ini dijatuhkan pada 1 Desember 2022. Jaksa dari Kejari Surabaya juga sudah melakukan eksekusi terhadap Yoni pada bulan Februari lalu dan saat ini sudah berada di Lapas Porong.

    Ketua Komwas DPC Peradi Surabaya Djoko Sumarsono SH MKn saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya sudah melakukan rapat pleno dan hasilnya akan segera diumumkan.

    ” Sudah diplenokan, nanti hasilnya akan segera saya sampaikan,” ujarnya, Selasa (18/3/2025)

    Sementara Ketua Peradi Surabaya Hariyanto SH MHum membenarkan Yoni adalah anggotanya. Saat ini tim dari komisi pengawasan akan melakukan upaya penyelidikan terhadap Yoni.

    Hariyanto menambahkan, untuk pengacara yang terjerat kasus pidana tak perlu menunggu laporan ataupun sidang dewan kehormatan. Apabila putusan sudah berkekuatan hukum tetap maka bisa dilakukan pemecatan.

    Perlu diketahui, pengacara asal Surabaya Yoni Hari Basuki SH yang sebelumnya berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO) dikabarkan sudah diamankan oleh tim dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya. Yoni diinformasikan ditangkap di kediamannya.

    Yoni ditetapkan sebagai DPO setelah Mahkamah Agung menghukum Yoni dengan pidana penjara selama lima tahun dan denda selama Rp 10 miliar dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama enam bulan.

    Tak hanya Yoni, dalam perkara ini Kejaksaan juga memburu Isni Dania Andini selaku Direktur Utama BPR Iswara Artha. Mahkamah Agung menghukum Isna Dania Andini selama enam tahun.

    Terpisah, kuasa hukum Yoni Hari Basuki yakni Geigiansyah Aulia Putra, S.H membantah pernyataan Kasi Intel bahwa kliennya berstatus DPO. Sebab menurut dia, kliennya kooperatif dan sudah melaksanakan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap pada tanggal 30 Januari 2025.

    Yoni Hari Basuki SH dan Isni Dania Andini adalah terpidana kasus pemalsuan pencatatan pada pembukuan atau laporan kegiatan usaha di BPR Artha Sidoarjo.

    Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2007 yang mana di BPR Iswara Artha banyak terjadi kredit macet. Untuk mengelabuhi agar penilaian tetap baik di mata Bank Indonesia sebagai pengawas BPR dan Bank Mandiri sebagai kreditur BPR, Terdakwa Isni Dania Andini sebagai Direktur Utama BPR Iswara Artha dan Terdakwa Yoni Hari Basuki SH sebagai Komisaris Utama melakukan rekayasa dalam pemberian kredit di BPR Iswara Artha dengan menciptakan kredit fiktif sebanyak 116 nasabah diantaranya Junita Tjahjarini, Yosef Promo, Eny Yuliani, Zuli Asrini, Cristine Susanti dan Kemas Lutfi S Mugiani tanpa persetujuan debitur dengan nilai kredit Rp 5 miliar.

    Adapun data-data nasabah tersebut didapatkan Yoni Hari Basuki SH dan Isni Dania Andini dari kantor notaris Noer Chasanah. Data tersebut kemudian diproses oleh Terdakwa Isni Dania Andini untuk memanipulasi pembayaran angsuran bunga atas beberapa kredit bermasalah yang ada di BPR Iswara Artha.

    Bahwa atas debitur fiktif pada BPR Iswara Artha sebanyak 116 tersebut, Terdakwa Isni Dania Andini telah mengganti sebanyak Rp 2.567.143.000 hingga tersisa 59 nasabah dengan jumlah Rp2.799.620.408.

    Sebanyak 116 nasabah diantaranya Junita Tjahjarini, Yosef Promo, Eny Yuliani, Zuli Asrini, Cristine Susanti dan Kemas Lutfi S Mugiani tanpa persetujuan debitur dengan nilai kredit Rp 5 miliar.

    Adapun data-data nasabah tersebut didapatkan Yoni Hari Basuki SH dan Isni Dania Andini dari kantor notaris Noer Chasanah. Data tersebut kemudian diproses oleh Terdakwa Isni Dania Andini untuk memanipulasi pembayaran angsuran bunga atas beberapa kredit bermasalah yang ada di BPR Iswara Artha.

    Bahwa atas debitur fiktif pada BPR Iswara Artha sebanyak 116 tersebut, Terdakwa Isni Dania Andini telah mengganti sebanyak Rp 2.567.143.000 hingga tersisa 59 nasabah dengan jumlah Rp2.799.620.408.

    Bahwa Terpidana Isni Dania Andini juga telah melakukan praktek flafadering kredit dengan melakukan perpanjangan kredit terhadap kredit macet di BPR Iswara Artha dengan melakukan perpanjangan kredit terhadap kredit macet sebesar Rp 3.275.809.297 atas 77 orang nasabah dengan pembayaran dari pencairan kredit fiktif agar rasio NP BPR tetap terjaga kurang 5 persen sehingga penilaian Bank Indonesia sebagai pengawas dan Bank Mandiri sebagai kreditur menilai BPR Iswara Artha memiliki kriteria baik.

    Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dalam pasal 49 ayat 1 huruf a UU RI no 10 tahun 1998 tentang Perbankan Jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP Jo pasal 64 ayat 1 KUHP. [uci/ian]

  • Kadin prediksi perputaran uang selama libur Lebaran 2025 turun

    Kadin prediksi perputaran uang selama libur Lebaran 2025 turun

    Jakarta (ANTARA) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi perputaran uang pada momentum libur Idul Fitri 1446 H/Lebaran 2025 turun seiring dengan turunnya jumlah pemudik tahun ini.

    Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan hingga akademisi yang menyatakan jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia, turun 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

    “Jika tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idul Fitri 2024 mencapai Rp157,3 triliun, maka asumsi perputaran uang libur Idul Fitri 2025 diprediksi mencapai Rp137,9 triliun,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Sarman menuturkan, prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 juta orang atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi setiap keluarga beranggotakan empat orang.

    Jika rata-rata keluarga membawa uang sebesar Rp3,75 juta, atau naik 10 persen dari tahun lalu, maka potensi perputaran uang diprediksi sebesar Rp137,9 triliun. Jumlah ini masih berpotensi naik lantaran hitungannya dari skala minimal dan moderat.

    “Jika per keluarga membawa rata-rata Rp4 juta, maka potensi perputaran bisa mencapai Rp145 triliun, sehingga potensi perputaran di kisaran Rp137 triliun hingga Rp145 triliun,” katanya.

    Lebih lanjut, Sarman menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah pemudik. Pertama, jarak libur Natal-Tahun Baru dan Idul Fitri yang sangat berdekatan ,sehingga mereka yang sempat berlibur selama akhir tahun tidak lagi merencanakan liburan atau pulang kampung saat libur Idul Fitri.

    Kedua, momentum tahun ajaran baru sekolah yang sudah dekat membuat masyarakat cenderung berhemat (saving). Ketiga, maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

    Faktor keempat, yakni penurunan daya beli masyarakat serta faktor cuaca juga mempengaruhi niat masyarakat untuk pulang kampung.

    Bank Indonesia telah mempersiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 2025, kendati diprediksi uang layak edar tersebut tidak akan terserap sepenuhnya.

    Adapun perputaran uang selama libur Lebaran diproyeksi menyebar sekitar 60 persennya di Pulau Jawa sebagai tujuan utama mudik setiap tahun seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten dan sekitar Jabodetabek.

    Sedangkan sisanya 40 persen akan menyebar wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua.

    Berbagai sektor usaha akan menikmati kue perputaran uang selama liburan Idul Fitri 2025 seperti industri aneka makanan dan minuman, fesyen, baju muslim, ritel, pedagang sembako dan sektor pariwisata beserta turunannya seperti hotel, motel, villa, restoran, cafe, minimarket, aneka warung/toko, destinasi wisata/taman hiburan, UMKM makanan khas daerah, souvenir, batik, kain khas daerah dan aneka produk unggulan lainnya.

    Demikian pula sektor transportasi darat termasuk bus, rental, kereta api, mobil pribadi dan motor; transportasi laut berupa kapal penumpang dan penyeberangan; serta transportasi udara dan pengelola tol dan SPBU.

    Sarman berharap perputaran uang di berbagai daerah tujuan mudik akan menggairahkan dan meningkatkan produktivitas perekonomian lokal yang akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah dan otomatis berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Diharapkan para pelaku usaha di berbagai daerah dapat memanfaatkan momentum mudik tahunan ini dengan pelayanan yang baik dan berkesan sehingga para pemudik dapat menghabiskan uang yang dibawa di kampung halaman,” katanya.

    Pewarta: Ade irma Junida
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Momentum Lebaran RI Terancam, Impor Konsumsi Suram

    Momentum Lebaran RI Terancam, Impor Konsumsi Suram

    Jakarta, CNBC Indonesia – Momentum faktor musiman yang biasanya mendongkrak impor barang konsumsi, seperti periode masuknya Ramadan dan Lebaran tak terjadi pada tahun ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kondisi perekonomian Indonesia ke depan. 

    Impor barang konsumsi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari cuma US$ 1,47 miliar, atau merosot 10,61% dibanding data per Januari 2025 yang nilainya US$ 1,64 miliar. Dibanding Februari 2024 yang sebesar US$ 1,86 miliar turun lebih dalam, yaitu 21,05% secara tahunan (year on year/yoy).

    Tim ekonom Bank Central Asia (BCA) dalam laporan berjudul “No boost from Ramadhan” mencatat, anjloknya kinerja impor barang konsumsi menjelang Ramadan dan Lebaran atau Idul Fitri 1446 Hijriyah mengejutkan.

    Sebab, Hari Besar Keagamana Nasional (HBKN) seperti Ramadan dan Lebaran biasanya membuat masyarakat gencar berbelanja, membuat permintaan terhadap kebutuhan barang konsumsi tinggi, termasuk yang harus dipenuhi dari impor.

    “Penurunan ini mengejutkan, karena impor barang konsumsi biasanya meningkat menjelang Ramadhan,” dikutip dari Monthly Economic Briefing BCA yang disusun Head of Macroeconomic Research BCA Barra Kukuh Mamia, dan Economist/Analyst BCA Samuel Theophilus Artha, Selasa (18/3/2024).

    Meski begitu, BCA menganggap, melambatnya impor barang konsumsi ini sejalan dengan Indeks Transaksi Bisnis atau Intrabiz BCA yang juga mengalami perlambatan. Intrabiz BCA ialah indeks yang mengkur aktivitas ekonomi dan bisnis di tanah air.

    “Perlambatan ini sejalan dengan data Intrabiz kami, yang juga menunjukkan penurunan lebih lanjut pada bulan Februari,” dikutip dari report BCA.

    BCA juga menilai, sebetulnya jika hari kerja selama Ramadan dilakukan, impor barang konsumsi bisa merosot lebih dalam dibanding bulan sebelumnya, mencapai minus 15,08%. Sejalan dengan impor barang modal yang harusnya merosot 1,08% bila ada penyesuaian hari kerja sebagaimana bulan-bulan sebelumnya.

    “Impor barang modal utama tumbuh moderat sebesar 4,13% MoM, penyesuaian hari kerja menunjukkan kontraksi aktual sebesar 1,08% MoM, yang berpotensi menandakan perlambatan lebih lanjut dalam capex (capital expenditure/belanja modal),” tulis tim ekonom BCA.

    Dengan mempertimbangkan perlambatan ini, tim ekonom BCA kembali menegaskan ramalannya bahwa BI akan kembali menerapkan kebijakan moneter longgar atau dovish dan mungkin akan melakukan setidaknya satu kali pemangkasan tambahan tahun ini.

    “Namun, karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik, pertemuan FOMC yang akan datang, dan penerapan insentif KLM yang baru akan dilaksanakan pada bulan April, BI mungkin tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga bulan ini dan dengan demikian dapat menunggu perkembangan selanjutnya sebelum mengambil tindakan,” kata tim ekonom BCA.

    Senada, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro mengungkapkan impor barang konsumsi turun 21,05% (yoy), menunjukkan melemahnya daya beli domestik, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah.

    “Melemahnya daya beli domestik terutama di kalangan kelas menengah ke bawah, dapat mengurangi impor barang konsumsi, yang berpotensi menyebabkan surplus perdagangan lebih tinggi dari yang diharapkan di masa mendatang,” kata Andry.

    (arj/haa)

  • Harga cabai rawit Senin Rp87.500/kg, telur ayam Rp35.450/kg

    Harga cabai rawit Senin Rp87.500/kg, telur ayam Rp35.450/kg

    Sejumlah komoditas pangan cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    PIHPS: Harga cabai rawit Senin Rp87.500/kg, telur ayam Rp35.450/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 17 Maret 2025 – 13:23 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat, harga cabai rawit merah pada Senin pagi, di tingkat pedagang eceran mencapai  Rp87.500 per kilogram dan telur ayam ras di harga Rp35.450 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta pada pukul 09.30 WIB menunjukkan harga bawang merah Rp48.700 per kg dan bawang putih Rp50.000 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp14.000 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.850 per kg; beras kualitas medium I Rp14.450 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.200 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp15.000 per kg; dan beras kualitas super II Rp16.150 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp56.100 per kg; cabai merah keriting Rp45.000 per kg; dan cabai rawit hijau Rp61.550 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp31.350 per kg, daging sapi kualitas I Rp135.000 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp135.000 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp20.000 per kg; gula pasir lokal Rp19.950 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp20.600 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp28.150 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp28.800 per liter.

    Sumber : Antara