Kementrian Lembaga: BI

  • Temuan Tas Misterius di Kereta Jadi Awal Penangkapan 8 Tersangka Kasus Uang Palsu Jakarta – Halaman all

    Temuan Tas Misterius di Kereta Jadi Awal Penangkapan 8 Tersangka Kasus Uang Palsu Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi berhasil membongkar sindikat uang palsu antar provinsi setelah insiden tak terduga terjadi di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

    Penemuan tas mencurigakan di dalam kereta tujuan Rangkasbitung menjadi awal terbukanya kasus ini.

    Total ada 23.297 lembar uang palsu yang berhasil disita dari para pelaku, termasuk uang pecahan rupiah dan dolar Amerika.

    Kejadian bermula pada Senin (7/4/2025) saat petugas menemukan tas mencurigakan di salah satu gerbong kereta di Stasiun Tanah Abang. 

    Tak lama kemudian, seorang pria berinisial MS (45) datang mengambil tas tersebut namun menolak membukanya.

    “Sempat terjadi sedikit perdebatan yang bersangkutan tidak ingin menunjukan apa isi tasnya, namun pada akhirnya juga memperlihatkan apa isi tas tersebut,” kata Kapolsek Tanah Abang, Kompol Haris Akhmat Basuki  saat merilis kasus tersebut, Kamis (10/4/2025).

    Setelah didesak, kata isi tas diperiksa dan ditemukan uang palsu senilai Rp 316 juta.

    Polisi Tangkap Delapan Anggota Sindikat

    Kapolsek Tanah Abang, Kompol Haris Akhmat Basuki, menyebutkan bahwa dari penangkapan MS, penyelidikan berkembang dan membawa polisi ke dua pelaku lain di kawasan Mangga Besar, yakni BI (50) dan E (42).

    Keduanya diduga sebagai pemasok uang palsu.

    Tak berhenti di situ, 2 tersangka lain berinisial BS (40) dan BBU (42) juga diamankan.

    Dari kendaraan BS, polisi menyita beberapa lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu.

    Diketahui, BS dan BBU sudah lama terlibat dalam peredaran uang palsu secara bersama.

    “Ternyata BS dan BBU ini adalah rekan yang sejak lama selalu bersama sama dalam peredaran ini, dan sudah sering bersama dalam kesempatan yang cukup masif karena mereka teman yang cukup akrab selama ini,” paparnya.

    Lansia hingga Produsen Uang Palsu Diringkus

    Penyelidikan berlanjut hingga ke wilayah Subang, Jawa Barat.

    Polisi menangkap seorang lansia berinisial AY (70) yang berperan sebagai perantara antara pengedar dan produsen uang palsu.

    Dari AY, polisi menemukan lokasi produksi uang palsu di Bogor dan menangkap DS (41) sebagai pencetak.

    DS ialah orang yang memproduksi uang palsu di sebuah tempat atau bangunan rumah tertutup.

    “Tempat itu disediakan oleh saudara LB yang berusia sekitar 50 tahun. Nah status rumah ini juga masih kita lakukan penyelidikan lebih lanjut karena saudara LB selaku penyedia tempat dan bangunan untuk berjalannya produksi uang palsu ini, mulai dari desain, mulai dari finishing sampai ke proses distribusi,” paparnya.

    Dalam operasi ini, polisi menyita total 16.797 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu,  7.500 lembar kertas F4 berisi cetakan uang palsu yang belum dipotong,  15 lembar uang dolar AS pecahan 100 Dolar AS dan 1 unit mesin penghitung uang.

    “Sehingga total keseluruhan yang bisa kita amankan secara lembaran itu sekitar 23.297 lembar pecahan Rp 100 ribu ataupun kertas yang di dalamnya ada uang palsu yang belum dilakukan pemotongan,” ujar Haris.

    Delapan tersangka sindikat uang palsu ini dijerat dengan pasal 26 UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang
    Pasal 244 dan/atau Pasal 245 KUHP dan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

     

     

     

  • Polsek Tanah Abang Dalami Kasus Uang Palsu Miliaran Rupiah, Ada Kemungkinan Beredar Saat Lebaran – Halaman all

    Polsek Tanah Abang Dalami Kasus Uang Palsu Miliaran Rupiah, Ada Kemungkinan Beredar Saat Lebaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polsek Metro Tanah Abang mendalami kemungkinan adanya peredaran uang palsu selama masa Lebaran 2025.

    Hal tersebut dikatakan Kapolsek Metro Tanah Abang, Kompol Haris Akhmat Basuki, usai mengungkap kasus peredaran uang palsu bernilai miliaran rupiah.

    Haris mengatakan jika delapan pelaku yang diamankan dalam kasus tersebut sudah beraksi selama 6 bulan.

    Melihat dari jangka waktu, diduga uang palsu beredar selama masa Idulfitri 1446 Hijriah.

    “Untuk peredaran yang sudah mereka lakukan, karena ini juga beroperasi sudah sekitar 6 bulan, patut diduga ada (yang beredar saat Lebaran)” kata Haris, Kamis (10/4/2025).

    Kendati demikian, saat ini kepolisian belum mengetahui nominal uang palsu yang sudah diedarkan, begitu juga dengan wilayah yang menjadi lokasi peredaran.

    Haris pun menegaskan jika pihaknya akan melakukan penyidikan lebih dalam untuk mengungkap hal tersebut.

    “Kalau untuk ke wilayah mana saja, nanti kami coba sidik lebih dalam lagi,” ucap Haris.

    Sekadar informasi, Polsek Tanah Abang mengungkap kasus peredaran uang palsu sebesar Rp 3,3 miliar.

    Dalam pengungkapan itu, kepolisian menangkap delapan pelaku, yaitu Muh Sujari, Budi Irawan, Elyas, Bayu Setyo Aribowo, Babay Bahrum Ulum, Amir Yadi, Lasmino Broto Sejati, dan Dian Slamet Riyadi.

    Kompol Haris Akhmat Basuki, mengatakan jika kasus ini bermula saat ada seorang penumpang kereta yang melaporkan ada sebuah tas tertinggal di gerbong kereta yang menuju Stasiun Rangkasbitung, Senin (7/5/2025) lalu.

    Setelah dicek, tas tersebut berisikan uang palsu.

    Polisi, pun berinisiatif untuk membiarkan tas itu tergeletak di gerbong kereta dan menunggu pemiliknya datang.

    Sejurus kemudian, pelaku Sujari datang untuk mengambil tas dan langsung diperiksa polisi.

    Pelaku yang sempat menolak membuka tas pun tak bisa mengelak dan mengakui jika dia membawa uang palsu senilai Rp 316 juta.

    “Yang bersangkutan mengaku ini adalah uang yang palsu, dengan nilai pada saat itu menghitung Rp 316 juta uang palsu yang dibawa,” kata Haris.

    Dari penangkapan Sujari, polisi pun segera melakukan pengembangan sampai akhirnya mengamankan enam pelaku lainnya di wilayah Mangga Besar dan Subang. Mereka adalah Budi, Elyas, Bayu, Babay, Amir, dan Lasmino.

    Tak sampai di situ, polisi pun berhasil menangkap pelaku terakhir, Dian, di wilayah Kota Bogor.

    Total 23.297 lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu atau setara dengan nominal Rp3,3 miliar disita.

    Selain pecahan rupiah, ada juga 15 lembar uang pecahan 100 USD yang diamankan kepolisian.

    “Total keseluruhan yang bisa kami amankan, secara lembaran itu sekitar 23.297 lembar pecahan 100.000 rupiah ataupun kertas yang di dalamnya ada uang palsu yang belum dilakukan pemotongan,” ujar Haris.

    Akibat perbuatannya, para pelaku disangkakan Pasal 26 UU RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dengan ancaman pidana penjara 10 tahun juncto Pasal 244 KUHP dan atau Pasal 245 KUHP dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun.

    “Kami akan mengkoordinasikan ini lebih luas dengan teman-teman dari Bank Indonesia untuk pendampingan serta bantuan saksi ahli maupun hasil laboratorium terhadap pengecekan barang bukti yang kita amankan,” ungkap Haris.

  • Disbudpar Kudus mulai berlakukan tiket non tunai di semua objek wisata

    Disbudpar Kudus mulai berlakukan tiket non tunai di semua objek wisata

    Pembayaran tiket menggunakan QRIS di 20 loket wisata ini untuk memudahkan wisatawan membeli tiket

    Kudus (ANTARA) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, per 2 April 2025 mulai memberlakukan pembayaran non tunai atau melalui aplikasi Kode Respons Cepat Standar Indonesia (QRIS) di semua objek wisata yang dikelola Pemkab Kudus.

    “Pembayaran tiket menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di 20 loket wisata yang dikelola Pemkab Kudus ini untuk memudahkan wisatawan membeli tiket,” kata Kepala Disbudpar Kudus Mutrikah di Kudus, Kamis.

    Selain itu, kata dia, program digitalisasi retribusi di sejumlah objek wisata juga menindaklanjuti instruksi yang dicanangkan oleh Bupati Kudus Sam’ani Intakoris sebagai bagian dari upaya mendongkrak penerimaan asli daerah (PAD) serta menekan potensi kebocoran.

    Menurut dia, model pembayaran secara digital sangat membantu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, karena tidak perlu repot membawa uang tunai untuk masuk ke objek-objek wisata yang dikelola pemerintah.

    Dari 20 loket objek wisata dikelola oleh dua UPTD, yakni UPTD Pengelola Objek Wisata serta UPTD Museum dan Taman Budaya.

    Adapun 20 loket objek wisata tersebut, yakni Aula Gedung Kesenian dan Taman Budaya, Hotel Graha Muria, Portal Colo, Pondok Wisata, Taman Ria, Parkir Khusus Colo, Taman Krida Wisata, Museum Kretek, Ember Tumpah, Waterpark, Waterpool, Mandi Bola, Gantangan, Terapi Ikan, Trampolin, hingga Mini Movie.

    Kemudian, ada juga retribusi PKL Taman Krida, retribusi PKL Taman Menara, retribusi PKL Seputar Colo, hingga retribusi PKL Museum Kretek.

    Sebelum diberlakukan, kata dia, selain mengajukan barkode ke Bank Jateng dan Bank Indonesia (BI) dalam mendukung pembayaran retribusi secara non tunai sebagai mitra juga memberikan pelatihan terhadap petugas.

    “Untuk sosialisasi kepada masyarakat sudah dimulai, termasuk melibatkan media di Kudus. Tentunya akan terus dilakukan agar masyarakat nantinya terbiasa dengan pembayaran non tunai,” ujarnya.

    Disbudpar juga melakukan sosialisasi melalui flyer digital yang disebarkan melalui media sosial, selain pula melalui tatap muka langsung.

    Upaya lain yang sedang dipersiapkan, yakni menyiapkan kartu elektronik untuk masuk objek wisata yang sudah terisi saldonya, sebagai alternatif masyarakat yang tidak memiliki elektronik banking atau mobile banking.

    Pewarta: Akhmad Nazaruddin
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sindikat Uang Palsu Terbongkar Gegara Anggota Sembrono di Kereta, Ada Uang Ukuran F4 Belum Digunting

    Sindikat Uang Palsu Terbongkar Gegara Anggota Sembrono di Kereta, Ada Uang Ukuran F4 Belum Digunting

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG – Kesembronoan anggotanya membuat sindikat pembuat dan pengedar uang palsu antar provinsi terbongkar.

    Kini total ada delapan orang anggota sindikat ini mendekam di Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Kapolsek Tanah Abang, Kompol Haris Akhmat Basuki mengatakan, terbongkarnya sindikat ini berawal dari penemuan tas mencurigakan di salah satu gerbong kereta tujuan Rangkasbitung di Stasiun Tanah Abang pada Senin (7/4/2025).

    Tak lama kemudian, tiba-tiba ada seorang pria yang diketahui berinisial MS (45) datang ke kereta itu dan langsung mengambil tas tersebut.

    Kecurigan petugas bermula ketika pria itu tak mau membuka isi tas yang sempat dianggap mencurigakan di stasiun.

    “Sempat terjadi sedikit perdebatan yang bersangkutan tidak ingin menunjukan apa isi tasnya, namun pada akhirnya juga memperlihatkan apa isi tas tersebut,” kata Haris saat merilis kasus tersebut, Kamis (10/4/2025).

    Saat diperiksa, ternyata tas tersebut berisi uang palsu senilai Rp 316 juta.

    Mendapatkan barang bukti itu, polisi kemudian mengembangkan kasus ini dan mendapati dua orang berinisial BI (50) dan E (42) di kawasan Mangga Beaar.

    “Dua orang yang diamankan di Mangga Besar ini adalah ternyata penjual atau penyedia uang yang diduga palsu.

    Dan dari kedua pelaku tambahan ini berhasil kita amankan juga uang rupiah yang diduga palsu yang itu bernilai fantastis yang itu nanti penghitungan pasti dari secara forensik dan dari Bank Indonesia,” ujar Haris.

    Dari keberhasilan itu, polisi kembali menangkap dua orang lainnya yakni inisial BS (40) serta inisial BBU (42).

    Diamankan juga beberapa lembar uang Rp100 ribu yang diduga palsu dari mobil yang dikendarai oleh pelaku BS

    “Ternyata BS dan BBU ini adalah rekan yang sejak lama selalu bersama sama dalam peredaran ini, dan sudah sering bersama dalam kesempatan yang cukup masif karena mereka teman yang cukup akrab selama ini,” paparnya.

    Kemudian, polisi melanjutkan penyelidikan sampai menangkap seorang lansia berusia 70 tahun berinisial AY di Subang, Jawa Barat yang diduga adalah perantara dalam sindikat ini.

    “Saudara AY ini menjadi perantara penghubung antara pelaku-pelaku yang sudah diamankan sebelumnya dengan tim produksi atau tim pencetak,” tuturnya.

    Dari saudara AY, polisi kemudian bergerak ke wilayah kota Bogor dan menangkap pelaku inisial DS (41).

    DS ialah orang yang memproduksi uang palsu di sebuah tempat atau bangunan rumah tertutup.

    “Tempat itu disediakan oleh saudara LB yang berusia sekitar 50 tahun. Nah status rumah ini juga masih kita lakukan penyelidikan lebih lanjut karena saudara LB selaku penyedia tempat dan bangunan untuk berjalannya produksi uang palsu ini, mulai dari desain, mulai dari finishing sampai ke proses distribusi,” paparnya.

    Dari sindikat ini, total barang bukti uang palsu yang disita sebanyak 16.797 lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu serta 7.500 lembar kertas ukuran F4 yang baru setengah jadi, belum dilakukan pemotongan maupun finishing lainnya. 

    “Sehingga total keseluruhan yang bisa kita amankan secara lembaran itu sekitar 23.297 lembar pecahan Rp 100 ribu ataupun kertas yang di dalamnya ada uang palsu yang belum dilakukan pemotongan,” ujar Haris.

    Polisi juga menyita sejumlah alat yang digunakan sindikat ini untuk mencetak uang palsunya.

    Ada Pecahan Dolar

    Selain rupiah, polisi turut menemukan 15 lembar pecahan dolar Amerika Serikat dari sindikat ini dengan masing-masing pecahan senilai 100 dolar. 

    “Total yang barang bukti mata uang asing yaitu USD yang kita amankan itu 15 lembar pecahan 100. Kemudian ada satu unit mesin penghitung uang yang itu milik dari pelaku inisial DS,” tuturnya.

    Kepada para anggota sindikat ini, mereka dikenakan Pasal 26 UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang juncto Pasal 244 KUHP pidana dan atau pasal 245 KUHP pidana dengan ancaman penjara paling lama 15 tahun. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Rupiah menguat seiring meredanya ekspektasi resesi AS

    Rupiah menguat seiring meredanya ekspektasi resesi AS

    Pasar mengurangi beberapa ekspektasi untuk resesi AS.

    Jakarta (ANTARA) – Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi ekspektasi resesi Amerika Serikat (AS) mereda.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Kamis ini di Jakarta, menguat sebesar 50 poin atau 0,29 persen menjadi Rp16.823 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.873 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.779 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.943 per dolar AS.

    “Pasar mengurangi beberapa ekspektasi untuk resesi AS. Namun, prospek ekonomi jangka pendek tetap tidak pasti, dengan risalah rapat Federal Reserve bulan Maret menunjukkan para pembuat kebijakan gelisah atas inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

    Kekhawatiran terhadap resesi AS yang mereda dipengaruhi pengumuman Presiden AS Donald Trump terkait 75 negara lain akan diberikan penangguhan pemberlakuan kebijakan tarif selama 90 hari dari tenggat waktu Rabu (9/4). Sebelumnya, mereka dijadwalkan akan dikenakan tarif lebih tinggi dari batas dasar 10 persen–bahkan dalam beberapa kasus, tarifnya bisa jauh lebih tinggi.

    Trump mengatakan penangguhan itu diberikan, karena negara-negara tersebut telah menghubungi mitra mereka di AS untuk mencari solusi terkait isu-isu perdagangan, hambatan dagang, tarif, manipulasi mata uang, dan tarif non-moneter.

    Presiden AS juga menambahkan bahwa negara-negara tersebut tidak melakukan tindakan balasan terhadap AS “dalam bentuk apa pun.”

    “Sementara kekhawatiran akan resesi mereda setelah Trump mengumumkan perpanjangan 90 hari untuk memberlakukan putaran tarif timbal balik terbarunya, pasar masih tetap waspada terhadap agenda kebijakannya, terutama mengingat perubahan sikapnya baru-baru ini terkait tarif. Perang dagang yang meningkat dengan Tiongkok, juga menghadirkan hambatan ekonomi yang berkelanjutan bagi AS, mengingat negara tersebut masih menjadi mitra dagang utama,” ujar Ibrahim.

    Perang dagang memanas pasca Trump menaikkan tarif impor terhadap produk-produk asal Negeri Tirai Bambu menjadi 125 persen, seiring China mengenakan tarif sebesar 84 persen terhadap barang-barang dari AS.

    “Baik Washington maupun Beijing tidak menunjukkan niat untuk meredakan ketegangan, dengan pejabat Tiongkok bersumpah untuk berjuang sampai akhir,” kata dia.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI Ungkap Penyebab Indeks Harga Konsumen di Maret Alami Inflasi

    BI Ungkap Penyebab Indeks Harga Konsumen di Maret Alami Inflasi

    Jakarta

    Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2025 mengalami inflasi dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IHK Maret 2025 tercatat inflasi sebesar 1,65% (mtm), sehingga secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 1,03% (yoy).

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan Bank Indonesia (BI) bakal menjaga stabilitas harga dan mempererat sinergi pengendalian inflasi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

    “Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2025,” katanya dikutip dari laman resmi BI, Kamis (10/4/2025).

    Ramdan mengatakan, inflasi inti tetap terjaga rendah pada Maret 2025 sebesar 0,24% (mtm). Kondisi ini relatif stabil dari realisasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,25% (mtm).

    Ia mengatakan, perkembangan inflasi inti tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga beberapa komoditas global dan kenaikan permintaan periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, di tengah ekspektasi inflasi yang terjaga.

    “Realisasi inflasi inti pada Maret 2025 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan. Secara tahunan, inflasi inti Maret 2025 tercatat sebesar 2,48% (yoy), stabil dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,48% (yoy),” katanya.

    Sementara, untuk kelompok volatile food mengalami inflasi pada Maret 2025 sebesar 1,96% (mtm), lebih tinggi dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,93% (mtm).

    Ia mengatakan inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, cabai rawit, dan daging ayam ras. Kemudian adanya peningkatan harga bawang merah dan cabai rawit dipengaruhi oleh keterbatasan produksi akibat gangguan cuaca. Sementara itu, meningkatnya harga daging ayam ras didorong oleh kenaikan permintaan selama periode HBKN Idulfitri.

    Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0,37% (yoy), menurun dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,56% (yoy).

    “Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah,” katanya.

    Lebih lanjut, Ramdan mengatakan, kelompok administered prices mengalami inflasi pada Maret 2025 juga mengalami inflasi sebesar 6,53% (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 2,65% (mtm).

    Peningkatan inflasi kelompok administered prices disumbang oleh komoditas tarif listrik, seiring berakhirnya implementasi kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50% kepada pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang listrik sampai dengan daya 2.200 VA.

    Ramdan mengatakan, inflasi administered prices yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada komoditas angkutan udara seiring dengan implementasi diskon harga tiket penerbangan berjadwal domestik kelas ekonomi selama periode HBKN Idulfitri.

    “Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat deflasi sebesar 3,16% (yoy), tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya sebesar 9,02% (yoy),” katanya.

    (rrd/rrd)

  • Ungkap Jaringan Uang Palsu Senilai Rp3,3 Miliar, Polsek Tanah Abang Tangkap Delapan Pelaku – Halaman all

    Ungkap Jaringan Uang Palsu Senilai Rp3,3 Miliar, Polsek Tanah Abang Tangkap Delapan Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polsek Tanah Abang baru saja mengungkap kasus peredaran uang palsu sebesar Rp3,3 Miliar.

    Dalam pengungkapan itu, kepolisian menangkap delapan pelaku, yaitu Muh. Sujari, Budi Irawan, Elyas, Bayu Setyo Aribowo, Babay Bahrum Ulum, Amir Yadi, Lasmino Broto Sejati, dan Dian Slamet Riyadi.

    Kapolsek Metro Tanah Abang, Kompol Haris Akhmat Basuki, mengatakan jika kasus ini bermula saat ada seorang penumpang kereta yang melaporkan ada sebuah tas tertinggal di gerbong kereta yang menuju Stasiun Rangkasbitung, Senin (7/5/2025) lalu.

    Setelah dicek, tas tersebut berisikan uang palsu. Polisi, pun berinisiatif membiarkan tas itu tergeletak di gerbong kereta dan menunggu pemiliknya datang.

    Sejurus kemudian, pelaku Sujari datang mengambil tas dan langsung diperiksa polisi.

    Pelaku pun tak bisa mengelak dan mengakui jika tas itu berisi uang palsu senilai Rp316 juta.

    “Yang bersangkutan mengaku ini adalah uang yang palsu, dengan nilai pada saat itu menghitung Rp316 juta uang palsu yang dibawa,” kata Haris, dalam keterangannya, Kamis (10/4/2025).

    Dari penangkapan Sujari, polisi pun segera melakukan pengembangan sampai akhirnya mengamankan enam pelaku lainnya di wilayah Mangga Besar dan Subang. Mereka adalah Budi, Elyas, Bayu, Babay, Amir, dan Lasmino.

    Tak sampai di situ, polisi pun berhasil menangkap pelaku terakhir, Dian, di wilayah Kota Bogor.

    Total 23.297 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu atau setara dengan nominal Rp3,3 miliar disita.

    Selain pecahan rupiah, ada juga 15 lembar uang pecahan 100 USD yang diamankan kepolisian.

    “Total keseluruhan yang bisa kami amankan, secara lembaran itu sekitar 23.297 lembar pecahan 100.000 rupiah ataupun kertas yang di dalamnya ada uang palsu yang belum dilakukan pemotongan,” ujar Haris.

    Akibat perbuatannya, para pelaku disangkakan Pasal 26 UU RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dengan ancaman pidana penjara 10 tahun juncto Pasal 244 KUHP dan atau Pasal 245 KUHP dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun.

    “Kami akan mengkoordinasikan ini lebih luas dengan teman-teman dari Bank Indonesia untuk pendampingan serta bantuan saksi ahli maupun hasil laboratorium terhadap pengecekan barang bukti yang kita amankan,” ungkap Haris.

     

  • 2
                    
                        Kronologi Terbongkarnya Pabrik Uang Palsu di Bogor, Berawal dari Temuan Tas di KRL
                        Megapolitan

    2 Kronologi Terbongkarnya Pabrik Uang Palsu di Bogor, Berawal dari Temuan Tas di KRL Megapolitan

    Kronologi Terbongkarnya Pabrik Uang Palsu di Bogor, Berawal dari Temuan Tas di KRL
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Terbongkarnya pabrik
    uang palsu
    di Bogor yang telah mencetak Rp 3,3 miliar uang palsu berawal dari temuan tas mencurigakan di gerbong KRL di Stasiun Tanah Abang.
    Kapolsek Tanah Abang Kompol Haris Akhmat Basuki mengatakan, tas mencurigakan itu ditemukan pada Senin (7/4/2025).
    “Ada benda tas mencurigakan yang tertinggal di salah satu gerbong kereta tujuan Rangkasbitung,” kata Haris dalam konferensi pers di Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (10/4/2025).
    Pihak yang menemukan tas tersebut lantas melapor polisi. Dari informasi itu, polisi lalu mengecek tempat kejadian perkara (TKP).
    “Sampai akhirnya kami melakukan konsolidasi di TKP pertama untuk tidak dulu menyentuh (tas mencurigakan itu) selama beberapa waktu, sampai ada kemungkinan pihak yang datang mengambil benda tertinggal di rak gerbong itu,” lanjut Haris. 
    Pada hari yang sama, seorang pria berinisial MS (45) mendatangi Stasiun Tanah Abang mengaku kehilangan tas. MS langsung berupaya menguasai tas tersebut.
    Namun, polisi kemudian mendatangi MS dan menginterogasi pria itu. Sempat terjadi perdebatan lantaran MS enggan menunjukkan isi tasnya. 
    “Sampai akhirnya MS memperlihatkan dan mengaku ini adalah uang palsu, dengan nilai pada saat itu menghitung Rp 316 juta yang dibawa,” jelas dia.
    Berangkat dari temuan itu, polisi langsung mengamankan MS. Polsek Tanah Abang juga melakukan penyidikan ke wilayah Mangga Besar, Jakarta Pusat dan menangkap dua pelaku lain berinisial BI (50) dan E (42).
    BI dan E disebut berperan sebagai penjual atau penyedia uang palsu.
    “Dan dari kedua pelaku tambahan ini berhasil kita amankan juga uang rupiah yang diduga palsu bernilai fantastis,” tutur dia.
    Kemudian, kasus dikembangkan lagi hingga polisi menangkap pelaku lain berinisial BS (40) dan BBU (42). Keduanya merupakan komplotan yang telah lama berbisnis uang palsu.
    “Dari situ kami mengamankan juga beberapa lembar uang Rp 100.000 yang diduga palsu dari mobil dikendarai BS,” lanjut Haris.
    Penyelidikan terus berlanjut hingga pelaku AY (70) ditangkap di Subang, Jawa Barat. AY berperan sebagai penghubung antara para pelaku dengan tim produksi atau tim pencetak uang palsu. 
    Dari penyelidikan tersebut, polisi akhirnya membongkar
    pabrik uang palsu
    di Kota Bogor. 
    “Dari AY kasus dikembangkan sampai ke wilayah Jawa Barat lainnya, yaitu di Kota Bogor yang berhasil mengamankan DS (41),” ungkap Haris.
    Haris mengatakan, DS memproduksi uang palsu di sebuah rumah tertutup yang disediakan oleh LB (50).
    Sementara itu, status rumah yang disediakan LB masih dalam tahap penyidikan.
    Di sisi lain, Pejabat Bank Indonesia (BI) Aswin Kosotali menyampaikan, barang bukti yang diamankan dari kasus ini sebanyak 23.297 lembar uang palsu pecahan Rp 100.000.
    “Dan ini sudah kita kalkulasikan hitungan 23.000 karena ada sekitar tiga dus dalamnya itu lembaran belum dipotong. Yang satu lembarannya itu mencetak enam lembar pecahan Rp 100.000. Nah itu masih satu lembar, secara mungkin bisa lebih dari ini,” ungkap Aswin dalam konferensi pers.
    Sebelumnya, Tim Reskrim Kepolisian Sektor Tanah Abang menggerebek sebuah rumah yang menjadi pabrik pembuatan uang palsu di Perumahan Griya Melati 1, Blok C3 A, RT 03/RW 13, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Rabu (9/4/2025).
    Dalam penggerebekan tersebut, petugas mengamankan uang palsu siap edar senilai Rp 1,3 miliar dalam bentuk pecahan Rp 100.000.
    Selain itu, petugas juga mengamankan Rp 2 miliar uang palsu yang belum siap edar, alat cetak, serta printer.
    Kepala Reskrim Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Aji Rizaldi mengungkapkan, penggerebekan ini merupakan pengembangan dari penangkapan salah satu pelaku pembuatan uang palsu di Stasiun Tanah Abang, beberapa waktu lalu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sejarah Panjang Program Rumah Subsidi Pemerintah di Indonesia

    Sejarah Panjang Program Rumah Subsidi Pemerintah di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) kembali meluncurkan program rumah subsidi tahun 2025.

    Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mencapai target pembangunan tiga juta unit rumah per tahun, sebagai solusi penyediaan hunian layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

    Program rumah subsidi di Indonesia telah mengalami perjalanan panjang sejak pertama kali diperkenalkan pada era 1970-an. Lantas, bagaimana perkembangan sejarahnya? Berikut rangkaian penting dalam sejarah program ini:

    Awal Mula: Repelita II (197-1979)

    Cikal bakal program rumah subsidi dimulai pada tahun 1974, saat pemerintahan Presiden Soeharto memasukkan penyediaan rumah sederhana dalam rencana pembangunan lima tahun (Repelita) II. Fokus utamanya adalah menyediakan hunian yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

    Pada tahun yang sama, pemerintah menunjuk Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai pelaksana utama pembiayaan perumahan rakyat, berdasarkan Surat Menteri Keuangan RI Nomor B-49/MK/I/1974.

    Dua tahun kemudian, pada 10 Desember 1976, BTN menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) pertama di Semarang. Momen ini kemudian dikenal sebagai tonggak awal program perumahan bersubsidi secara nasional dan diperingati sebagai Hari KPR di Indonesia.

    Transformasi Skema Pembiayaan

    Pada masa awal, sistem KPR dijalankan melalui penggabungan dana pemerintah, Bank Indonesia, dan BTN. Namun, skema ini terus berkembang seiring waktu.

    Pada tahun 2002, pemerintah menerbitkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kepmen Kimpraswil) Nomor 403 Tahun 2002 yang menetapkan Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (RS Sehat). Pedoman ini menjadi dasar pembangunan rumah subsidi yang layak huni hingga saat ini.

    Masih di tahun yang sama, Kepmen Kimpraswil Nomor 139 Tahun 2002 diterbitkan untuk mengatur pengadaan perumahan dan permukiman dengan fasilitas KPR bersubsidi, mencakup Kredit Pemilikan Rumah Sederhana (KP-RS) dan Sangat Sederhana (KP-RSS).

    BTN pun mulai menerapkan skema subsidi selisih bunga, di mana pemerintah menanggung selisih antara suku bunga pasar dan bunga subsidi.

    Penyempurnaan Skema

    Pada tahun 2003, melalui Kepmen Kimpraswil Nomor 24/KPTS/M/2003, cakupan subsidi diperluas untuk mendukung pembangunan Rumah Sederhana Sehat (RSH), terutama bagi masyarakat yang membeli rumah pertama kali. Skema subsidi pun ditingkatkan menjadi dua jenis:

    Subsidi selisih bunga (SSB).Subsidi uang muka (SUM).

    Keduanya bisa diterapkan untuk KPR maupun kredit pembangunan/perbaikan rumah swadaya (KPRS).

    Terobosan Besar: FLPP Tahun 2010

    Pada 2010, pemerintah meluncurkan program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), yang memberi subsidi bunga tetap hingga akhir masa tenor kredit. Program ini membuat KPR subsidi semakin terjangkau dengan cicilan tetap dan suku bunga rendah dalam jangka panjang.

    Program Sejuta Rumah dan Target 2025

    Pada tahun 2015, pemerintah kembali memperluas cakupan melalui peluncuran Program Sejuta Rumah, yang menyasar MBR di seluruh Indonesia.

    Kini, pada tahun 2025, program rumah subsidi ditingkatkan untuk mendukung pembangunan tiga juta unit rumah per tahun, khususnya bagi MBR yang bekerja di sektor-sektor strategis seperti:

    Tenaga kesehatan.Guru.Nelayan dan petani.Buruh dan pekerja migran.Personel kepolisian dan prajurit TNI AD.Ojek online (ojol).Wartawan.

    Program rumah subsidi ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan keadilan perumahan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah.

  • Naik di Semua Karat, Waktu yang Tepat untuk Jual?

    Naik di Semua Karat, Waktu yang Tepat untuk Jual?

    PIKIRAN RAKYAT – Harga emas perhiasan hari ini, Kamis 10 April 2025, mengalami kenaikan signifikan di seluruh level kemurnian, mulai dari emas 10 karat hingga emas 24 karat. Kenaikan harga ini mengakhiri tren penurunan selama beberapa hari sebelumnya dan menjadi indikasi kuat bahwa sentimen pasar terhadap logam mulia kembali menguat.

    Kenaikan harga terjadi merata dalam satuan gram, ons, maupun kilogram. Faktor yang memicu penguatan harga antara lain melemahnya nilai tukar dolar, meningkatnya permintaan emas fisik di kawasan Asia, serta gejolak geopolitik global yang kembali memicu aksi lindung nilai (safe haven).

    Berikut adalah rincian lengkap harga emas perhiasan hari ini beserta besaran kenaikannya dibandingkan Rabu, 9 April 2025:

    Harga Emas Perhiasan Hari Ini

    Harga Emas 24 Karat

    Per gram: Rp1.671.631 (naik Rp2.930,57) Per ons: Rp51.993.544 (naik Rp91.150,85) Per kilogram: Rp1.671.631.258 (naik Rp2.930.568,00)

    Harga Emas 22 Karat

    Per gram: Rp1.532.329 (naik Rp2.686,35) Per ons: Rp47.660.749 (naik Rp83.554,95) Per kilogram: Rp1.532.328.653 (naik Rp2.686.354,00)

    Harga Emas 18 Karat

    Per gram: Rp1.253.723 (naik Rp2.197,93) Per ons: Rp38.995.158 (naik Rp68.363,14) Per kilogram: Rp1.253.723.444 (naik Rp2.197.926,00)

    Harga Emas 14 Karat

    Per gram: Rp975.118 (naik Rp1.709,50) Per ons: Rp30.329.567 (naik Rp53.171,33) Per kilogram: Rp975.118.234 (naik Rp1.709.498,00)

    Harga Emas 10 Karat

    Per gram: Rp696.513 (naik Rp1.221,07) Per ons: Rp21.663.977 (naik Rp37.979,52) Per kilogram: Rp696.513.024 (naik Rp1.221.070,00) Analisis Singkat

    Kenaikan harga emas perhiasan hari ini menunjukkan adanya peningkatan minat beli di tengah kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian ekonomi global. Harga emas 24 karat, yang menjadi acuan utama dalam perdagangan emas perhiasan dan investasi, mencatat kenaikan tertinggi secara nominal dengan kenaikan lebih dari Rp2.900 per gram.

    Kondisi ini memberi sinyal bahwa emas perhiasan, yang selama ini tidak hanya digunakan sebagai perhiasan tetapi juga bentuk investasi jangka panjang, kembali mendapat tempat dalam portofolio masyarakat.

    Kenaikan harga ini juga bisa berdampak pada harga jual di toko emas lokal yang umumnya mengikuti tren emas spot, meskipun dengan tambahan biaya ongkos pembuatan dan margin penjual.

    Rekomendasi Investasi Emas Hari Ini

    Harga emas hari ini, Kamis 10 April 2025, mengalami kenaikan merata di seluruh jenis karat dan denominasi, baik untuk emas perhiasan maupun emas batangan dari berbagai produsen seperti Antam, UBS, dan Galeri24. Kenaikan ini mengindikasikan potensi awal dari tren bullish jangka pendek yang patut dicermati oleh pelaku pasar dan investor logam mulia.

    Berikut adalah analisis dan rekomendasi berdasarkan situasi terkini:

    1. Momentum Kenaikan: Waktu yang Tepat untuk Jual Jangka Pendek

    Harga emas perhiasan mengalami kenaikan signifikan, dengan emas 24 karat naik sekitar Rp2.930 per gram. Emas batangan pun menunjukkan penguatan, seperti emas Antam yang naik hingga Rp2,9 juta per kilogram dibandingkan kemarin.

    Bagi yang sebelumnya telah membeli emas saat harga turun pada awal pekan ini (Senin 7 April hingga Rabu 9 April), momen hari ini cocok dimanfaatkan untuk realisasi keuntungan (profit-taking) jangka pendek, terutama jika tujuan awal adalah mencari selisih harga (capital gain).

    2. Akumulasi untuk Investasi Jangka Menengah dan Panjang

    Meskipun harga hari ini naik, posisi emas masih tergolong stabil jika dibandingkan dengan tren harga global yang cenderung menguat akibat geopolitik Timur Tengah, potensi resesi AS, dan suku bunga global yang stagnan.

    Jika tujuan investasi bersifat jangka menengah atau panjang (6 bulan–3 tahun), hari ini masih layak untuk akumulasi secara bertahap. Emas 24 karat dalam bentuk batangan (misalnya 10–50 gram) lebih disarankan karena memiliki spread jual beli yang lebih sempit dibandingkan emas perhiasan.

    3. Pilihan Emas: Batangan vs Perhiasan

    Emas Batangan (Antam, UBS, Galeri24):
    Cocok untuk penyimpanan nilai dan likuiditas tinggi.
    Pilihan ideal: 10 gram atau 25 gram (fleksibel dijual, spread tidak terlalu besar). Emas Perhiasan:
    Cocok bagi yang ingin menyimpan aset sambil menikmati fungsi estetika. Namun, kurang optimal untuk investasi jangka pendek karena adanya ongkos pembuatan dan depresiasi model.

    4. Denominasi yang Direkomendasikan

    Modal Terbatas: Emas 1–5 gram dari UBS atau Galeri24 di Pegadaian, karena harganya lebih terjangkau meski spread-nya sedikit lebih lebar. Modal Menengah hingga Besar: Emas 10–50 gram dari Antam LM, ideal untuk disimpan sebagai aset investasi jangka panjang. Diversifikasi: Kombinasi emas batangan kecil dan sedang untuk fleksibilitas dalam likuidasi.

    5. Pantau Faktor Eksternal

    Keputusan investasi hari ini juga perlu disesuaikan dengan:

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar Kebijakan The Fed dan Bank Indonesia Ketegangan geopolitik global

    Jika ketidakpastian global terus meningkat, potensi kenaikan harga emas lebih lanjut sangat terbuka, sehingga posisi beli hari ini masih tergolong menarik untuk akumulasi strategis.

    Kesimpulan Rekomendasi Jangka Pendek:
    Realisasi sebagian keuntungan bagi yang sudah beli di harga lebih rendah awal pekan ini. Jangka Menengah–Panjang:
    Momentum hari ini tetap ideal untuk mulai atau menambah akumulasi emas batangan, khususnya denominasi 10–25 gram. Jenis Emas Disarankan:
    Prioritaskan emas batangan Antam atau UBS untuk tujuan investasi. Emas perhiasan lebih cocok untuk simpanan jangka panjang yang tidak mengutamakan nilai jual kembali cepat.

    Memastikan tujuan finansial sejak awal akan membantu menentukan strategi emas paling tepat dalam menghadapi volatilitas pasar ke depan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News