Kementrian Lembaga: BI

  • BI: Kinerja kegiatan dunia usaha tetap terjaga pada triwulan I 2025

    BI: Kinerja kegiatan dunia usaha tetap terjaga pada triwulan I 2025

    Jakarta (ANTARA) – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) menunjukkan kinerja kegiatan dunia usaha tetap terjaga pada triwulan I 2025.

    “Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang tetap positif sebesar 7,63 persen,” kata Direktur Eksekutif​ Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Jumat.

    Kinerja sejumlah lapangan usaha (LU) tercatat positif dengan SBT tertinggi yaitu LU jasa keuangan (SBT 1,90 persen) diikuti LU pertanian, kehutanan, dan perikanan (SBT 1,78 persen) serta LU perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan motor (SBT 1,50 persen).

    Hal ini sejalan dengan musim panen pada daerah lumbung pangan nasional serta peningkatan aktivitas pada periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.

    Selanjutnya, kapasitas produksi terpakai pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 73,25 persen, meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2024 yang sebesar 72,91 persen. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh LU pertanian, kehutanan, dan perikanan (73,60 persen).

    Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha secara umum juga tetap dalam kondisi baik, khususnya pada aspek likuiditas dan rentabilitas, dengan akses kredit yang tetap mudah.

    Berdasarkan survei BI, responden memprakirakan kegiatan usaha pada triwulan II 2025 meningkat dengan SBT sebesar 15,35 persen.

    Kegiatan usaha diprakirakan meningkat terutama bersumber dari LU pertanian, kehutanan, dan perikanan (SBT 2,20 persen).

    Hal ini sejalan dengan kondisi cuaca yang lebih mendukung, ketersediaan sarana produksi dan kapasitas penyimpanan, serta permintaan yang terjaga.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • IHSG jelang akhir pekan menguat ikuti bursa kawasan dan global

    IHSG jelang akhir pekan menguat ikuti bursa kawasan dan global

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi bergerak naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global.

    IHSG dibuka menguat 47,14 poin atau 0,71 persen ke posisi 6.660,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,49 poin atau 1,01 persen ke posisi 749,36.

    “IHSG hari ini potensi melanjutkan kenaikan sepanjang masih kuat bertahan di atas level 6.530,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Jumat.

    Perkembangan dari mancanegara saat ini, pernyataan dari Kementerian Perdagangan China mempertegas bahwa tidak ada negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat (AS).

    Juru bicara He Yadong menuturkan seluruh kabar terkait kemajuan bilateral ‘tidak dapat dipercaya’ dan mendesak pembatalan seluruh tarif sepihak dari AS.

    Padahal, sebelumnya Presiden AS Donald Trump sempat melontarkan sikap yang lebih melunak dan menyatakan kesiapan untuk berdialog.

    Seiring dengan itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut adanya peluang tercapainya kesepakatan dagang besar. Saat ini, tarif impor AS terhadap produk China mencapai 145 persen.

    Di tengah keraguan terhadap negosiasi China dengan AS, kabar baik datang dari Asia Timur lainnya, yang mana Menteri Keuangan AS Bessent menyebut kemungkinan tercapainya ‘kesepahaman dagang’ dengan Korea Selatan yang paling cepat pekan depan.

    Dari dalam negeri, Tim Utusan negosiasi Indonesia kembali mengadakan pertemuan dengan Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick untuk membahas negosiasi tarif resiprokal pada Rabu (23/4).

    Kedua negara menandatangani perjanjian bilateral mengenai perlakuan informasi terkait perdagangan, investasi, dan keamanan ekonomi, yang mana negosiasi ditargetkan selesai dalam 90 hari sejak pengumuman kebijakan tarif pada 9 April 2025.

    Pada pekan ini, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan April 2025 pada Selasa (22/4) dan Rabu (23/4) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 5,75 persen.

    Dari kawasan Eropa, bursa saham ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (24/4), dipimpin oleh sektor otomotif dan material. Investor merespons laporan keuangan yang beragam dan mencermati dinamika perdagangan AS yang terus berubah. Sektor otomotif memimpin dengan kenaikan 1,9 persen dipimpin oleh Renault yang naik 4,4 persen setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan kuartal I-2025.

    Indeks STOXX 600 pan-Eropa menguat 0,36 persen menjadi 518,61, indeks regional seperti DAX Jerman naik 0,47 persen menjadi 22.064,51, indeks FTSE 100 Inggris naik tipis 0,05 persen ke 8.407,44, serta CAC 40 Prancis menguat 0,27 persen ke 7.502,78.

    Pada perdagangan Kamis (24/4), bursa AS Wall Street terpantau melesat didorong oleh penguatan saham raksasa teknologi seperti Nvidia, Meta, Amazon, Tesla, dan Microsoft, yang semuanya mencatat kinerja positif.

    Indeks S&P 500 naik 2,03 persen, Nasdaq Composite meningkat 2,74 persen, dan Dow Jones Industrial Average naik 1,23 persen.

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 470,73 poin atau 1,34 persen ke 35.509,88, indeks Shanghai menguat 0,68 poin atau 0,02 persen ke 3.297,97, indeks Kuala Lumpur menguat 1,60 poin atau 0,11 persen ke 1.508,12, dan indeks Strait Times melemah 13,55 poin atau 0,35 persen ke 3.818,37.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
    Copyright © ANTARA 2025

  • Stabilitas eksternal ekonomi RI kuat hadapi gejolak global

    Stabilitas eksternal ekonomi RI kuat hadapi gejolak global

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BI: Stabilitas eksternal ekonomi RI kuat hadapi gejolak global
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 24 April 2025 – 14:45 WIB

    Elshinta.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimis stabilitas eksternal ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi gejolak global, terutama pascakebijakan Tarif Amerika Serikat (AS).

    Ada tiga indikator yang mendasari optimisme BI terhadap ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

    “Pertama, defisit transaksi berjalan yang kami perkirakan 0,5-1,3 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) itu tergolong rendah,” ujar Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK): Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2025 yang diadakan secara virtual, di Jakarta, Kamis.

    Perkiraan defisit transaksi berjalan disebut sudah sesuai dengan standar internasional untuk Indonesia yang termasuk kategori emerging market dan developing country, sepanjang tak lebih dari tiga persen.

    Kedua, BI optimis defisit transaksi berjalan secara keseluruhan dapat dipenuhi dari surplus transaksi modal dan finansial, baik dari portofolio inflows, penanaman modal asing, maupun sumber-sumber aliran dana asing, termasuk dampak positif dari kebijakan pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

    “Jadi, defisit transaksi berjalan kami meyakini dapat dipenuhi dari surplus transaksi modal dan finansial, sehingga secara keseluruhan neraca pembayaran akan surplus,” kata Perry.

    Jumlah cadangan devisa Indonesia yang cukup tinggi menjadi indikator terakhir optimisme BI terhadap stabilitas eksternal ekonomi tanah air cukup kuat.

    Tercatat, posisi cadangan devisa hingga akhir Maret 2025 sebesar 157,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS), setara dengan pembelian 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah cadangan devisa ini jauh di atas standar kecukupan internasional yang tiga bulan impor.

    “Tiga pertimbangan tadi yang menyimpulkan optimisme kami bahwa ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dalam menghadapi gejolak global kuat,” ujar dia pula.

    Sumber : Antara

  • BI: Uang beredar M2 tumbuh jadi Rp9.436,4 triliun pada Maret 2025

    BI: Uang beredar M2 tumbuh jadi Rp9.436,4 triliun pada Maret 2025

    Pertumbuhan M2 pada Maret 2025 sebesar 6,1 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,2 persen (yoy) sehingga tercatat Rp9.436,4 triliun

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2025 mencapai Rp9.436,4 triliun, tumbuh 6,1 persen year on year (yoy).

    “Pertumbuhan M2 pada Maret 2025 sebesar 6,1 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,2 persen (yoy) sehingga tercatat Rp9.436,4 triliun,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Kamis.

    Ramdan menyampaikan bahwa perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 3,0 persen (yoy).

    Perkembangan M2 pada Maret 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

    Penyaluran kredit pada Maret 2025 tumbuh 8,7 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 9,7 persen (yoy).

    Dalam hal ini, kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo.

    Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

    Selanjutnya, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 6,0 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan pertumbuhan pada Februari 2025 sebesar 4,1 persen (yoy).

    Sementara tagihan bersih kepada pemerintah pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 8,6 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 5,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

    Adapun uang primer (M0) adjusted pada Maret 2025 tumbuh 21,8 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,0 persen (yoy) sehingga tercatat Rp2.052,5 triliun.

    Uang primer (M0) adjusted menggambarkan perkembangan uang primer yang telah mengisolasi dampak penurunan giro bank di Bank Indonesia akibat pemberian insentif likuiditas.

    Perkembangan M0 adjusted pada Maret 2025 didorong oleh pertumbuhan uang kartal yang diedarkan sebesar 15,5 persen (yoy) dan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar 18,1 persen (yoy).

    Berdasarkan faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M0 adjusted dipengaruhi pengendalian moneter yang sudah mempertimbangkan dampak pemberian insentif likuiditas.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Suku Bunga Acuan Tetap, Bagaimana Nasib Kredit dan Tabunganmu?

    Suku Bunga Acuan Tetap, Bagaimana Nasib Kredit dan Tabunganmu?

    Jakarta: Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 22–23 April 2025. 
     
    Suku bunga Deposit Facility tetap di 5,00 persen dan Lending Facility di 6,50 persen. 
     
    Mengutip siaran pers Bank Indonesia pada Kamis, 24 April 2025, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, langkah ini diambil untuk menjaga inflasi tetap terkendali, mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    Tapi, apa dampaknya buat kamu sebagai nasabah? Yuk, kita bahas!

    Apa itu suku bunga acuan dan kenapa penting buat kita?
    Melansir laman Bank Indonesia, suku bunga acuan atau BI Rate adalah suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia sebagai patokan bagi bank-bank dalam menetapkan bunga pinjaman dan tabungan. Ketika BI Rate naik, bunga kredit dan tabungan di bank umumnya ikut naik. Begitu pula sebaliknya.
     
    Namun, perubahan suku bunga tidak serta merta langsung terasa. Ada jeda waktu sebelum efeknya menyebar ke produk perbankan, mulai dari kredit, deposito, hingga tabungan.
     

    Apa dampaknya jika suku bunga tetap?
    Dengan BI Rate tetap, maka:

    Bunga kredit tidak banyak berubah

    Jika kamu sedang mencicil pinjaman, cicilan kamu kemungkinan besar tidak berubah dalam waktu dekat. Namun, buat kamu yang berniat mengambil kredit baru, ini bisa jadi momen pas karena bunga belum naik.

    Tabungan juga stagnan

    Bunga tabungan dan deposito biasanya mengikuti arah BI Rate. Karena tidak naik, artinya imbal hasil dari menabung juga cenderung stabil. Tidak naik, tapi juga tidak turun.

    Investor masih aman di instrumen konservatif

    Dengan bunga stabil, instrumen seperti deposito dan obligasi negara masih menarik, terutama bagi investor yang tidak ingin ambil risiko tinggi.

    Tips kelola keuangan saat suku bunga tetap

    1. Review ulang pinjaman

    Kalau kamu punya pinjaman berbunga mengambang (floating rate), pantau terus perkembangan suku bunga. Ini bisa bantu kamu memperkirakan biaya cicilan ke depan.

    2. Optimalkan tabungan dan deposito

    Bandingkan penawaran bunga dari beberapa bank. Walau BI Rate tetap, ada bank yang menawarkan bunga lebih kompetitif.

    3. Diversifikasi investasi

    Saat bunga tetap, kamu bisa mempertimbangkan investasi jangka menengah seperti reksa dana pendapatan tetap atau surat utang negara.

    4. Siapkan dana darurat

    Gunakan momen stabil ini untuk memperkuat dana darurat. Idealnya, simpan 3–6 bulan pengeluaran rutin.
     
    BI Rate bisa memengaruhi keputusan keuangan, mulai dari belanja, menabung, investasi, hingga pengajuan kredit. Dengan mengetahui arah BI Rate, kamu bisa membuat strategi keuangan yang lebih tepat!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Gubernur BI: Investor global optimis terhadap perekonomian Indonesia

    Gubernur BI: Investor global optimis terhadap perekonomian Indonesia

    Investor global itu tetap optimis terhadap ekonomi Indonesia. Tentu saja karena sekarang risk appetite yang sangat tinggi, mereka lebih masih lebih suka ke safe haven asset dan countries

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa investor global tetap optimistis terhadap perekonomian Indonesia.

    “Investor global itu tetap optimis terhadap ekonomi Indonesia. Tentu saja karena sekarang risk appetite yang sangat tinggi, mereka lebih masih lebih suka ke safe haven asset dan countries,” kata Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK): Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2025 yang diadakan secara virtual, di Jakarta, Kamis.

    Pernyataan itu disampaikan setelah ia melakukan pertemuan dengan investor di Washington DC, Amerika Serikat (AS), untuk memberikan penjelasan umum tentang perkembangan ekonomi Tanah Air.

    Perry menjelaskan, setelah ada kebijakan tarif AS, dampak dalam jangka pendek yang dihadapi investor global ialah ketidakpastian nan tinggi. Dampak ini tercermin dari berbagai indeks seperti economic policy uncertainty dan trade policy uncertainty yang meningkat tinggi dibandingkan awal pandemi COVID-19.

    Premi risiko dari investor global juga bisa dilihat dari indikator lain seperti credit default swap yang tinggi.

    “Intinya bahwa kebijakan tarif ini menyebabkan pelaku investor global itu risk appetite-nya sangat tinggi. Karenanya, pelaku investor global memindahkan investasi portfolio-nya ke negara dan aset yang dianggap aman, safe haven asset and countries,” kata Perry.

    Aliran modal yang keluar dari emerging market kemudian ditempatkan ke negara-negara cenderung lebih aman secara ekonomi seperti di obligasi pemerintah dari Eropa dan Jepang.

    Sebagai contoh, data investasi portofolio sejak awal 2025 hingga akhir Maret tahun ini mencatat net inflow aliran masuk modal asing sebesar 1,6 miliar dolar AS terutama pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Namun, sejak diumumkan kebijakan tarif sejak awal April, investasi portfolio mencatat net outflow 2,8 miliar dolar AS.

    “Ini sekali lagi tidak berkaitan atau disebabkan imbal hasil yang menarik atau perbedaan yield suku bunga dalam negeri maupun luar negeri, tapi lebih karena risk appetite investor global yang sangat-sangat tinggi, sehingga mereka menarik modalnya tidak hanya dari Indonesia, tapi juga dari emerging market lain.” ujar dia.

    Kendati begitu, seiring, proses negosiasi pemerintah Indonesia dengan AS terkait kebijakan tarif berlangsung dengan baik, termasuk dampak terhadap ekonomi negara-negara lain, risk appetite akan menurun sehingga investor global akan kembali ke Indonesia dengan imbal hasil maupun prospek ekonomi yang menarik dan cukup baik.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bea Cukai: Kebijakan Trump belum berpengaruh di Sulut

    Bea Cukai: Kebijakan Trump belum berpengaruh di Sulut

    Manado (ANTARA) – Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) mengatakan bahwa kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump belum berpengaruh di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

    “Saya rasa kebijakan Trump akan tarif terhadap impor, belum berpengaruh di Sulut,” kata Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) Erwin Situmorang dalam acara Halal bi Halal Bank Indonesia bersama pemerintah dan pelaku usaha di Manado, Kamis.

    Dia mengatakan bahwa belum berpengaruh di Sulut karena sebagian besar produk impor Sulut masuk melalui Pelabuhan di Jakarta dan Surabaya.

    Trump mengumumkan tentang pengenaan tarif resiprokal terhadap impor dari sejumlah negara yang masuk ke Amerika Serikat (AS) pada 2 April 2025 lalu.

    Indonesia dikenakan tarif 32 persen. Awalnya tarif resiprokal ditetapkan berlaku mulai 9 April 2025.

    Apalagi, katanya, Sulut terus mengalami surplus neraca perdagangan setiap bulan, bahkan nilai impor mengalami penurunan.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Aidil Adha mengatakan bahwa neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Utara pada Maret 2025 mengalami surplus sebesar 83,83 juta dolar AS.

    “Nilai ekspor Provinsi Sulawesi Utara pada Maret 2025 tercatat 92,36 juta dolar AS, sementara impor hanya senilai 8,52 juta dolar AS,” kata Aidil.

    Dia mengatakan bahwa komoditas ekspor terbesar pada Maret 2025 masih didominasi lemak dan minyak hewani/nabati senilai 65,49 juta dolar AS atau 70,91 persen dari total ekspor.

    Sedangkan untuk komoditas impor terbesar adalah bahan bakar mineral senilai 6,98 juta dolar AS atau 81,93 persen dari total impor.

    Negara tujuan ekspor terbesar Provinsi Sulawesi Utara pada Maret 2025 adalah
    China, yakni 30,93 juta dolar AS atau 33,49 persen dari total ekspor.

    Malaysia, katanya, menjadi negara asal impor terbesar pada bulan Maret 2025 yang mencapai 6,98 juta dolar AS atau sebesar 81,93 persen dari total impor.

    Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Rupiah melemah dipengaruhi ketidakjelasan rencana dialog AS-China

    Rupiah melemah dipengaruhi ketidakjelasan rencana dialog AS-China

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah dipengaruhi ketidakjelasan rencana dialog AS-China
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 24 April 2025 – 18:58 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai pelemahan nilai tukar (kurs) Rupiah dipengaruhi rencana dialog antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang belum jelas.

    “Presiden AS Donald Trump mengemukakan prospek pengurangan bea perdagangan yang tinggi terhadap Tiongkok. Namun, kurangnya kejelasan tentang komentar Trump, ditambah dengan pernyataan yang kurang optimis dari pejabat lain, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas ekonomi AS dan perang dagang yang sengit antara Washington dan Beijing,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

    Artinya, walaupun Trump sudah berencana akan menurunkan tarif 145 persen terhadap China, tetapi langkah tersebut tergantung dari Negeri Tirai Bambu yang diharapkan datang langsung ke meja perundingan.

    Di sisi lain, China tak berminat untuk mengikuti saran yang disampaikan oleh AS, sehingga perang tarif terhadap AS masih tetap berlanjut, hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda akan selesai.

    Komentar dari anggota pemerintahan Trump lainnya juga merusak optimisme atas de-eskalasi AS dengan China.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent   memperingatkan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China bisa menjadi sulit, dan AS kemungkinan perlu memangkas tarif terlebih dahulu sebelum dialog dengan Beijing.

    “Para investor tetap waspada atas potensi dampak tarif Trump, bahkan ketika sebuah laporan menunjukkan bahwa ia dapat menawarkan beberapa pengecualian ke para produsen mobil,” ucap Ibrahim.

    Nilai tukar Rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.873 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.872 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis sore juga melemah ke level Rp16.884 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.880 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Negosiasi Tarif, Sri Mulyani Bakal Temui Menteri Keuangan AS Scott Bessent

    Negosiasi Tarif, Sri Mulyani Bakal Temui Menteri Keuangan AS Scott Bessent

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dirinya akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent untuk membahas soal tarif Trump. 

    Menurut Sri Mulyani, dia dan jajarannya akan menemui Scott Bessent pada Kamis (24/4/2025) waktu AS, sebagai upaya negosiasi tarif Trump. Sri Mulyani juga mengaku terus berkoordinasi dengan Asean dalam menyikapi tarif respirokal.

    “Sekarang saya di dalam proses untuk menegosiasikan agar kita tidak terkena direct impact yang besar atau signifikan dengan melakukan proses negosiasi yang sekarang masih berlangsung,” ujarnya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (24/4/2025). 

    Untuk diketahui, saat ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sedang berada di Amerika Serikat menghadiri Pertemuan Menteri Keuangan dan Bank Sentral G20 serta IMF-World Bank Spring Meetings. 

    Sementara terkait pertemuan Indonesia dengan US Trade Representative (USTR) maupun Secretary of Commerce, Sri Mulyani menyebutkan bahwa perkembangan terkini akan disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. 

    Sri Mulyani turut ambil bagian dalam proses negosiasi tarif dengan AS dengan melakukan berbagai langkah konsultasi, termasuk bersama The United States–Indonesia Society (USINDO).

    Dirinya turut bertemu dengan American Chambers of Commerce yang menyampaikan bahwa dunia usaha di AS sendiri akan terus berusaha berkomunikasi dengan pemerintah AS terkait kebijakan tarif. 

    “Kadin” versi AS tersebut juga menunjukkan minatnya untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam hal perdagangan maupun investasi. 

    “Perkembangan tarif yang sekarang ini terjadi dan diharapkan bisa suatu saat bisa di deeskalasikan,” tutur Sri Mulyani. 

    Dalam hal untuk meyakinkan para pemilik modal di tengah ketidakpastian, Sri Mulyani bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo turut memberikan penjelasan mengenai kondisi terkini di Tanah Air. 

    Pasalnya, perilaku risk aversion atau penghindaran risiko membuat aliran keluar modal dari negara berkembang, berlanjut sehingga memberikan tekanan terhadap pelemahan mata uang. 

    Termasuk Indonesia, di mana pelemahan rupiah sempat terjadi hingga menembus Rp17.000 per dolar AS saat operasi moneter masih libur karena momen Idulfitri. 

    Perry menjelaskan pada April 2025 (hingga 21 April 2025), investasi portofolio mencatat net outflows US$2,8 miliar akibat kuatnya dampak ketidakpastian global pascapengumuman tarif resiprokal AS. 

    Perkembangan terkini menunjukkan tekanan outflows mulai berkurang terutama pada SBN, sejalan tetap baiknya prospek perekonomian Indonesia, termasuk ketahanan eksternal yang terjaga baik.

    “Langkah yang kami lakukan bersama Ibu Menteri Keuangan di New York ketemu para investor dan saya juga di Washington DC, untuk memberikan penjelasan. Secara umum para investor global memiliki risk appetite yang sangat tinggi. Mereka masih lebih suka ke safe haven asset dan countries,” jelas Perry. 

    Adapun, saat ini Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto masih berada di AS untuk memimpin jalannya negosiasi. 

    Terkini, Airlangga yang sejak Selasa (15/4/2025) telah bertolak ke AS tersebut telah bertemu dengan US Trade Rrepresentative Ambassador Greer dan Secretary of Commerce Howard Lutnick untuk pertemuan teknis lanjutan antara Tim Teknis RI dengan Tim Teknis USTR, pada Rabu (23/4/2025). 

    Dalam pertemuan teknis lanjutan sekarang ini, telah dilakukan penandatanganan Agreement Between the Government of the United States of America and the Government of the Republic of Indonesia, regarding the Treatment of Information Related to Bilateral Agreement on Reciprocal Trade, Investment and Economic Security.

    Dengan ditandatanganinya dokumen ini, secara resmi mulai dilakukan proses negosiasi tingkat teknis untuk membahas posisi kedua negara dalam isu Tarif Resiprokal Amerika Serikat ini.

    Kedua belah pihak sepakat untuk segera membahas isu-isu teknis dalam perundingan yang rencananya akan dimulai pembahasan substansi teknis dalam waktu dua pekan mendatang. 

    Hasil-hasil perundingan tingkat teknis ini akan dituangkan dalam suatu framework agreement yang nantinya akan memuat hal-hal yang akan disepakati kedua belah pihak.

  • Gubernur BI yakin kurs Rupiah stabil di tengah kebijakan tarif AS

    Gubernur BI yakin kurs Rupiah stabil di tengah kebijakan tarif AS

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini nilai tukar (kurs) Rupiah tetap stabil kendati ada kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS).

    “Kami meyakini ke depan nilai tukar Rupiah diperkirakan akan tetap stabil didukung komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik,” kata dia dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK): Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2025 yang diadakan secara virtual, di Jakarta, Kamis.

    Perry berkomitmen tinggi untuk terus memperkuat respon kebijakan dalam rangka menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah.

    Pada kesempatan tersebut, ia menerangkan bahwa kebijakan tarif AS meningkatkan risk appetite dan mendorong aliran portofolio asing keluar dari pasar domestik, sehingga tekanan terhadap kurs mata uang negara-negara emerging market, termasuk Rupiah, juga tinggi.

    Setelah pengumuman terkait kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump, tekanan besar menerpa pasar offshore non delivery forward (NDF) di luar negeri mengingat di Indonesia masih libur Idul Fitri

    Sebagai ilustrasi, pada 7 April 2025, NDF di offshore di Hong Kong atau Asia mencapai Rp17.300 per dolar AS dan Eropa pernah mencapai Rp17.400 per dolar AS. Karena itu, dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada tanggal yang sama, diputuskan ada intervensi di pasar NDF melalui counterparty, juga kantor-kantor BI di Singapura, London (Inggris), dan New York (AS).

    “Kami intervensi secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York around the world, around the clock. Alhamdulillah, dengan komitmen yang tinggi untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar offshore NDF maupun di pasar spot maupun domestic non delivery forward di dalam negeri pada pembukaan perdagangan,” ucap Perry.

    Berkat intervensi dari BI hingga saat ini, nilai tukar rupiah per 8 April 2025 menurun hingga di bawah Rp17 ribu per dolar AS, bahkan mencapai Rp16.865 per dolar AS.

    “Pada hari ini diperdagangkan di sekitar Rp16.800. Kami meyakini bahwa gerakan Rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional dan berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamentalnya,” ujar Gubernur BI.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025