Kementrian Lembaga: BI

  • Percepat transaksi keuangan, Pemkab Boyolali terapkan KKI QRIS

    Percepat transaksi keuangan, Pemkab Boyolali terapkan KKI QRIS

    Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

    Percepat transaksi keuangan, Pemkab Boyolali terapkan KKI QRIS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 29 Juli 2025 – 21:33 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kabupaten Boyolali Jawa Tengah mulai menerapkan penggunaan Kartu Kredit Indonesia (KKI) QRIS guna mewujudkan Pemerintah Daerah berakuntabilitas, terdigitalisasi dan transparansi.

    Penggunaan KKI QRIS tersebut akan lebih cepat penyerapan anggaran, dapat tiap hari dan tak harus tunggu waktu lama. Hal ini dapat berdampak pada perekonomian di Boyolali.

    Demikian hal ini di sampaikan Bupati Boyolali Agus Irawan dalam launching KKI QRIS tersebut di Pendopo Gede Boyolali, Selasa (29/7). 

    Penggunaan KKI tersebut merupakan kerjasama dengan Bank Jateng,

    “Penggunaan Kartu Kredit Indonesia tersebut diharapkan dapat memperkuat tata kelola keuangan dan elektronifikasi transaksi keuangan di Kabupaten Boyolali. Setelah KKI QRIS di launching di Boyolali, transaksi melalui digitalisasi dapat dilakukan. Sehingga uang akan dapat berputar lebih cepat dan belanja Pemerintah Daerah tak harus menunggu pencairan anggaran. Hal ini dikarenakan sudah digitalisasi dan transparansi,” kata Agus Irawan seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sarwoto.

    Sementara itu Direktur Digitalisasi dan Bisnis Bank Jateng Eko Triprasetyo mengatakan, untuk meningkatkan transaksi digital, pihaknya siap mengelola KKI QRIS. Pihaknya mengapresiasi atas digitalisasi yang dilakukan Pemkab Boyolali.

    “Kami berharap penerapan KKI QRIS di Boyolali,dapat memberikan inspirasi pemerintah Daerah lainnya .Kami berharap target penggunaan KKI QRIS tersebut bisa dilakukan di seluruh Jawatengah.” kata Eko Prasetyo .

    Sementara Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia Surakarta, Dwiyanto Cahyo Sumirat mengatakan diluncurkannya KKI tersebut sudah sesuai arah kebijakan Pemerintah, yakni percepatan perluasan digitalisasi daerah. Hal ini dengan harapan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lebih cepat.

    Sumber : Radio Elshinta

  • S&P Sebut Peringkat Utang Indonesia pada Level BBB, BI Perkuat Sinergi dengan KSSK – Page 3

    S&P Sebut Peringkat Utang Indonesia pada Level BBB, BI Perkuat Sinergi dengan KSSK – Page 3

    Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,25 persen pada Juli 2025. BI menurunkan suku bunga (BI Rate) sebesar 25 basis poin dari level sebelumnya.

    Keputusan ini diambil usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 15-16 Juli 2025. “Berdasarkan asesmen proses maupun risiko yang dihadapi kedepan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers, Rabu (16/7/2025).

    Bank Indonesia juga turut menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. Serta, suku bunga lending facility turun 25 basis poin menjadi 6 persen.

    Perry menegaskan keputusan ini diambil sejalan dengan semakin rendahnya perkiraan inflasi pada 2025 hingga 2026. Perry memprediksi inflasi masih berada pada kisaran 1,5-3,5 persen.

    “Ke depan Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap pertahankan stabilitas rupiah,” ucap Perry.

    Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lesu pada pembukaan perdagangan, Rabu pagi, 16 Juli 2025, Rupiah turun tiga poin atau 0,02% ke posisi 16.270 per dolar AS dari sebelumnya 16.267.

    Mengutip Antara, Rabu pekan ini, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai, pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

    “Data inflasi konsumen AS yang dirilis lebih tinggi dari ekspektasi pasar semalam, menjaga dolar AS tetap menguat,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.

  • S&P Sematkan Peringkat Utang Indonesia di Level BBB, Ini Respons BI – Page 3

    S&P Sematkan Peringkat Utang Indonesia di Level BBB, Ini Respons BI – Page 3

    Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,25 persen pada Juli 2025. BI menurunkan suku bunga (BI Rate) sebesar 25 basis poin dari level sebelumnya.

    Keputusan ini diambil usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 15-16 Juli 2025. “Berdasarkan asesmen proses maupun risiko yang dihadapi kedepan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers, Rabu (16/7/2025).

    Bank Indonesia juga turut menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. Serta, suku bunga lending facility turun 25 basis poin menjadi 6 persen.

    Perry menegaskan keputusan ini diambil sejalan dengan semakin rendahnya perkiraan inflasi pada 2025 hingga 2026. Perry memprediksi inflasi masih berada pada kisaran 1,5-3,5 persen.

    “Ke depan Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap pertahankan stabilitas rupiah,” ucap Perry.

    Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lesu pada pembukaan perdagangan, Rabu pagi, 16 Juli 2025, Rupiah turun tiga poin atau 0,02% ke posisi 16.270 per dolar AS dari sebelumnya 16.267.

    Mengutip Antara, Rabu pekan ini, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai, pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

    “Data inflasi konsumen AS yang dirilis lebih tinggi dari ekspektasi pasar semalam, menjaga dolar AS tetap menguat,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.

     

  • Sistem Pembayaran Global Bergeser, Indonesia Harus Manfaatkan BRICS – Page 3

    Sistem Pembayaran Global Bergeser, Indonesia Harus Manfaatkan BRICS – Page 3

    Lebih jauh, Misbakhun menggarisbawahi pentingnya kerangka regulasi yang adaptif dan aman. Sebelum Indonesia dapat berpartisipasi penuh dalam pemanfaatan instrumen mata uang alternatif, aspek perlindungan data, pencegahan aktivitas keuangan ilegal, dan stabilitas sistem keuangan harus dijamin melalui payung hukum yang kuat.

    Dia mendorong Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus melakukan kajian mendalam mengenai potensi risiko dan manfaat dari integrasi dengan sistem keuangan baru ini.

    Di samping itu, Misbakhun optimistis bahwa dengan persiapan yang cermat, Indonesia tidak hanya akan menjadi penonton dalam perubahan tatanan keuangan global, tetapi juga dapat menjadi pemain aktif yang turut serta menentukan arah kebijakan, memperluas pasar ekspor, dan pada akhirnya memperkokoh ketahanan ekonomi bangsa di tengah tantangan global.

    “Dukungan politik dari DPR, khususnya Komisi XI, akan selalu kami berikan kepada pemerintah dan otoritas moneter dalam merumuskan kebijakan yang visioner. Namun, kesiapan teknis dan regulasi adalah kunci. Kita harus memastikan bahwa setiap langkah menuju diversifikasi penggunaan mata uang dalam transaksi internasional diimbangi dengan peningkatan kapabilitas domestik, mulai dari infrastruktur teknologi hingga literasi keuangan masyarakat,” tutup Misbakhun.

  • 7
                    
                        Ketika Negara Lebih Tertarik Rekening Nganggur Dibanding Pengangguran
                        Nasional

    7 Ketika Negara Lebih Tertarik Rekening Nganggur Dibanding Pengangguran Nasional

    Ketika Negara Lebih Tertarik Rekening Nganggur Dibanding Pengangguran
    Dikdik Sadikin adalah seorang auditor berpengalaman yang saat ini bertugas di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), berperan sebagai quality assurer dalam pengawasan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Memiliki minat mendalam terhadap kebijakan publik, Dikdik fokus pada isu-isu transparansi, integritas, serta reformasi pendidikan dan tata kelola pemerintahan. Dikdik telah menulis sejak masa SMP (1977), dengan karya pertama yang dimuat di majalah Kawanku. Beberapa cerpen fiksi dan opini karyanya telah dipublikasikan di media massa, termasuk di tabloid Kontan dan Kompas. Dua artikel yang mencolok antara lain “Soekarno, Mahathir dan Megawati” (3 November 2003) serta “Jumlah Kursi Menteri dan Politik Imbalan” (9 Oktober 2024). Ia juga pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi dan pemimpin umum majalah Warta Pengawasan selama periode 1999 hingga 2002, serta merupakan anggota Satupena DKI. Latar belakang pendidikan suami dari Leika Mutiara Jamilah ini adalah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (lulus 1994) dan Magister Administrasi Publik dari Universitas Gadjah Mada (lulus 2006).
    DI NEGERI
    ini, sesuatu yang tak bergerak kadang lebih mencemaskan negara ketimbang yang bergerak. Rekening yang tidak mencatat aktivitas selama tiga bulan saja kini diperlakukan seperti ruang gelap yang patut dicurigai.
    Ia dibekukan, ditandai, dan dianggap membahayakan sistem.
    Sementara itu, jutaan manusia, yang detak jantungnya nyata, yang langkahnya merayap mencari kerja, yang pikirannya penat oleh penolakan lapangan kerja, tak kunjung dianggap urgen oleh negara. Tak dibekukan, memang, tapi juga tak disentuh.
    Ironi ini pun menjelma satire yang viral di media sosial:

    Rekening nganggur 3 bulan diblokir negara…

    Tanah nganggur 2 tahun disita negara…

    Kamu nganggur bertahun-tahun, negara tidak peduli
    .”
    Sebaris lelucon, sebaris keluh kesah, sebaris pengingat bahwa negara kini tampak lebih gesit membekukan saldo ketimbang menyapa warganya yang kehilangan pendapatan.
    Mari kita mulai dari fakta. Menurut data PPATK, sepanjang tahun 2024, terdapat lebih dari 28.000 rekening pasif yang digunakan untuk aktivitas ilegal: dari deposit judi online, perdagangan narkotika, hingga penipuan digital lintas negara.
    Dana mencurigakan yang mengalir di dalamnya mencapai lebih dari Rp 4,2 triliun.
    Rekening dormant
    , atau rekening pasif tersebut, diindikasikan telah menjadi
    tool
    baru sindikat kriminal: dibeli dari pemilik asli, dikuasai diam-diam, lalu dijadikan penampung transaksi gelap.
    Dalam konteks ini, langkah PPATK tampak masuk akal. Ibarat rumah kosong yang bisa disusupi pencuri, rekening tak aktif bisa jadi pintu masuk kejahatan. Negara pun bergerak, memblokir rekening-rekening pasif.
    Sebagian publik setuju. Namun, sebagian lain mulai gelisah: Kenapa tidak ada peringatan sebelumnya? Kenapa yang diblokir hanya karena diam?
    Yang membuat publik waswas bukan soal keamanan, tapi soal batas. Apakah negara mulai menyelinap ke ruang privat warganya atas nama perlindungan?
    Rekening pasif bisa jadi milik petani yang hanya menabung setelah panen, atau pensiunan yang tak pernah lagi mengakses ATM.
    Bisa jadi milik buruh migran yang akan pulang dua tahun lagi, atau mahasiswa yang lupa bahwa rekeningnya masih aktif.
    Mereka tidak menyembunyikan kejahatan. Mereka hanya tak aktif. Namun, dalam sistem hari ini, yang tak aktif bisa kehilangan haknya.
    Kita seperti sedang menuju era baru: era algoritma pengawasan. Kekuasaan hari ini tidak mencambuk tubuh, tapi memantau perilaku. Dari saldo yang tak bergerak, hingga data belanja yang tak sesuai tren.
    Namun, ketika negara masuk terlalu dalam ke ruang-ruang personal, tanpa edukasi, tanpa dialog, maka kepercayaan akan berubah menjadi ketakutan. Dan ketakutan, kita tahu, adalah pupuk subur bagi negara yang terlalu ingin mengontrol.
    Di Jepang,
    rekening dormant
    baru masuk kategori
    unclaimed assets
    setelah lima tahun tak aktif, dan bahkan itu pun melalui notifikasi bertahap serta perlindungan hukum yang kuat.
    Di Inggris, ada
    Dormant Accounts Scheme
    —dana pasif disalurkan ke kegiatan amal, bukan dibekukan secara sepihak.
    Di Indonesia? Tiga bulan saja tak digunakan, rekening bisa langsung dibekukan.

    Tanpa pemberitahuan berlapis. Tanpa perlindungan hukum yang kuat. Tanpa kesiapan literasi digital yang memadai.
    Survei OJK 2023 mencatat, hanya 49,68 persen warga Indonesia memiliki pemahaman dasar soal keuangan digital. Maka wajar jika banyak yang panik, bahkan tak tahu apa salahnya.
    Bagaimana dengan
    pengangguran
    ?
    Kita begitu cepat mengatur saldo menganggur, tapi begitu lamban menyentuh penderitaan manusia yang menganggur.
    BPS mencatat, per Februari 2024, ada 7,2 juta pengangguran terbuka di Indonesia.

    Jika ditambah pekerja informal, atau pekerja tak sesuai kompetensi, jumlahnya bisa melewati 15 juta jiwa.
    Negara tak membekukan mereka. Tak mengirim surat peringatan. Tak menanyakan: “kenapa Anda tak aktif bekerja?” Karena mereka bukan rekening.
    Padahal di negara lain, pengangguran adalah panggilan darurat, bukan statistik yang didiamkan.
    Di Jerman, ada sistem
    Arbeitsagentur
    yang secara aktif memanggil warga yang kehilangan pekerjaan untuk diwawancara, diberi pelatihan gratis, dan dicarikan lowongan sesuai kompetensi mereka.
    Di Australia, pemerintah memiliki program JobSeeker dan SkillsCheckPoint—yang bukan hanya memberikan tunjangan, tetapi juga mewajibkan pelatihan dan pembimbingan karier.
    Bahkan di negara tetangga seperti Singapura, program
    SkillsFuture
    menawarkan kredit pelatihan tahunan kepada setiap warga dewasa untuk meningkatkan keterampilan dan berpindah ke sektor-sektor yang sedang tumbuh.
    Mereka, para pengangguran, dipanggil, dibina, dan ditawarkan harapan. Sementara di sini, yang kita panggil justru rekening.
    Mungkin di sinilah masalah kita hari ini: negara bergerak bukan karena peduli, tapi karena takut. Takut pada uang gelap, pada pencucian dana, pada transaksi mencurigakan.
    Namun, rasa takut itu justru menyasar pada mereka yang paling lemah: mereka yang diam, mereka yang pasif, mereka yang hanya ingin hidup tenang. Dan dalam dunia yang makin digital, diam pun kini dianggap membahayakan.
    Kita bisa menyusun kebijakan yang lebih berimbang. Ada beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan pemerintah dan otoritas keuangan.
    Pertama, notifikasi berlapis dan berbasis risiko. Jangan langsung blokir. Kirim notifikasi resmi, via SMS, e-mail, bahkan surat fisik jika perlu, 3–6 bulan sebelum pembekuan.
    Sistem ini bisa memakai pendekatan
    risk-based
    , hanya menargetkan rekening dengan potensi penyalahgunaan tinggi.
    Kedua, perlindungan hukum untuk rekening dormant. Tetapkan regulasi eksplisit bahwa dana tidak bisa disita, dipindah, atau dipotong tanpa proses hukum. Pemilik tetap memiliki hak penuh, walau pasif.
    Ketiga, pusat edukasi keuangan digital nasional. Bangun platform digital bersama OJK, PPATK, dan BI untuk literasi keuangan — termasuk tentang rekening dormant, risiko jual-beli akun, dan keamanan data perbankan.
    Keempat, saluran klarifikasi yang ramah dan cepat. Sediakan jalur komunikasi khusus bagi pemilik rekening pasif yang ingin melakukan reaktivasi atau klarifikasi. Jangan biarkan masyarakat bingung dan dipingpong.
    Kelima, evaluasi ulang batas tiga bulan. Batas waktu tiga bulan terlalu singkat dan tidak proporsional dibandingkan negara lain. Sebaiknya ditinjau ulang menjadi 12 bulan atau lebih, seperti di banyak negara maju.
    Keenam, fokus pada pelaku kejahatan, bukan warga biasa. Gunakan sistem kecerdasan buatan (AI) dan forensik data untuk menyisir jaringan transaksi, bukan sekadar karena diamnya saldo.
    Semua solusi tersebut bukan untuk melemahkan upaya penegakan hukum, tetapi untuk memastikan bahwa dalam melindungi sistem keuangan, negara juga harus melindungi warganya dari ketidakadilan prosedural dan kecurigaan yang membabi buta.
    Maka yang kita butuhkan adalah edukasi publik, transparansi prosedur, dan perlindungan hak digital warga.
    Negara tentu memiliki hak untuk menjaga sistem. Namun, apabila negara lebih curiga pada saldo rekening yang menganggur daripada nasib manusia yang membeku dalam pengangguran, maka mungkin yang membeku bukan lagi rekening, tapi nurani.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspada Modus Soceng, CIMB Niaga Edukasi Nasabah Jangan Asal Klik Link

    Waspada Modus Soceng, CIMB Niaga Edukasi Nasabah Jangan Asal Klik Link

    Jakarta

    Modus penipuan online makin beragam, salah satunya melalui teknik social engineering (soceng) yang menyasar korban lewat sambungan telepon, WhatsApp, SMS, hingga email. CIMB Niaga mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada, tidak cepat mempercayai pihak yang mengaku dari institusi resmi dan tidak asal klik link demi menghindari pencurian data pribadi.

    Customer Experience Management and Protection Head CIMB Niaga, Mila Widyani, menekankan pentingnya waspada terhadap modus kejahatan digital ini. Menurutnya, social engineering adalah upaya manipulasi psikologis yang dilakukan oleh pelaku kejahatan untuk mencuri informasi pribadi seperti OTP, PIN, password, dan informasi sensitif lainnya.

    “Di era digital ini, kejahatan digital semakin canggih. Metode yang digunakan fraudster (penipu) kian advance. Social engineering ini adalah bentuk kejahatan atau penipuan dengan cara memanipulasi masyarakat atau individual untuk memberikan data-data pribadi yang bersifat rahasia seperti OTP, PIN, dan password,” ungkap Mila kepada detikcom.

    Ia pun menjelaskan berbeda dari asumsi umum, pelaku kejahatan social engineering tidak hanya menyasar kelompok lansia yang memiliki keterbatasan pemahaman teknologi. Faktanya, pelaku menyasar seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang usia. Momen-momen sibuk seperti libur panjang, hari raya, atau tahun baru kerap dimanfaatkan fraudster karena tingkat kewaspadaan masyarakat cenderung menurun.

    “Fraudster memang menargetkan masyarakat ketika sedang lengah terhadap hal-hal detail. Diharapkan karena kewaspadaan masyarakat sedang turun, mereka bisa mengelabui korban,” jelasnya.

    Pada umumnya, fraudster menelpon atau mengirimkan pesan lewat SMS, WhatsApp, maupun email yang mengatasnamakan bank. Fraudster ini seringkali menggunakan akun yang menampilkan profil atau logo bank, serta bahasa yang seolah-olah resmi, sehingga tampak meyakinkan.

    “Biasanya, modusnya berupa iming-iming tertentu. Misalnya, yang pernah terjadi di dunia perbankan, ada notifikasi perubahan tarif yang perlu nasabah setujui dengan klik link. Ketika link itu dibuka, nasabah diminta untuk memberikan data-data pribadi,” ujarnya.

    Foto: Dok. Istimewa

    Selain itu, penipuan SMS, WhatsApp atau email juga bisa menyisipkan link yang ketika diklik akan secara otomatis mengunduh aplikasi berisi virus yang dapat mencuri kredensial atau informasi pribadi yang tersimpan di ponsel korban. Mila mengingatkan pentingnya selalu melakukan verifikasi keaslian akun, pesan atau link yang diterima, dengan menghubungi Layanan CIMB Niaga 14041, kantor cabang terdekat ataupun melalui informasi yang tersedia di Website resmi CIMB Niaga.

    “Pelaku kini bisa memalsukan tampilan akun WhatsApp dengan logo dan gaya komunikasi yang sangat mirip dengan instansi resmi. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenali ciri akun asli yang memiliki centang hijau, mengetahui informasi kontak resmi yang tercantum di website, dan selalu verifikasi informasi melalui channel resmi jika ragu,” tambahnya.

    Adapun jenis social engineering yang sering ditemui saat ini adalah:

    Phishing: Email berisi link palsu yang meminta data pribadi korban.Vishing: Telepon dari pihak yang mengaku dari institusi tertentu untuk meminta verifikasi data seperti OTP, PIN, atau password.Smishing: SMS dengan tautan berbahaya berkedok undangan atau hadiah.Fake account: Akun media sosial palsu yang meniru akun resmi bank.

    Oleh sebab itu, Mila mengimbau pengguna agar tidak memberikan data pribadi pada siapapun, termasuk pihak yang mengatasnamakan bank, karena bank tidak pernah meminta OTP, PIN, atau password melalui telepon, email, atau link. Pengguna juga sebaiknya melakukan double-check tautan atau QR code yang diterima. Bila mencurigakan, jangan di klik atau scan.

    Pengguna juga diimbau untuk memperhatikan profil akun fraudster: perhatikan bila ada logo yang miring, desain yang tidak konsisten, atau bahasa yang janggal karena hal ini bisa menjadi indikasi akun palsu.

    Mila menegaskan bahwa CIMB Niaga juga selalu terbuka untuk membantu nasabah. Nasabah bisa memeriksa ulang link atau akun yang mengaku dari CIMB Niaga.

    “Kami selalu terbuka untuk masyarakat dan nasabah. Channel mana pun bisa dihubungi dan bisa bertanya apakah link tersebut valid dari CIMB Niaga,” tegasnya.

    Bagi nasabah yang sudah terlanjur mengalami pencurian data atau sudah terimplikasi secara finansial, Mila menyarankan untuk segera melaporkan kasusnya ke polisi. Meskipun begitu, CIMB Niaga senantiasa berkomitmen untuk membantu nasabah yang terlanjur terdampak.

    “Apabila nasabah sudah terdampak, segera lapor ke polisi. Tapi, bisa informasikan ke kami juga supaya kami bisa guide langkah-langkah apa yang harus dilakukan,” ujarnya.

    CIMB Niaga tidak hanya mengandalkan sistem keamanan digital, tetapi juga mengedepankan literasi digital sebagai lapisan pertahanan utama. Edukasi diberikan secara konsisten lewat berbagai saluran, mulai dari media sosial, website, hingga melalui pesan notifikasi transaksi. Bahkan, dalam setiap pernyataan rekening bulanan pun disisipkan pesan edukatif.

    “Selama nasabah bisa menjaga data pribadinya dan tidak asal klik link, mereka seharusnya bisa terlindung dari ancaman kejahatan digital,” tegas Mila.

    CIMB Niaga secara aktif berkolaborasi dengan regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta bank-bank lain untuk memantau tren kejahatan digital terbaru dan memberikan edukasi serta cara pencegahan terkini kepada masyarakat.

    Tonton juga video “Terlalu! Analis Kredit Bank Jambi Bobol Rekening Nasabah Rp 7,1 M” di sini:

    (akn/ega)

  • KSSK Sepakat Bauran Kebijakan Sektor Keuangan Fokus Dukung Pertumbuhan Ekonomi

    KSSK Sepakat Bauran Kebijakan Sektor Keuangan Fokus Dukung Pertumbuhan Ekonomi

    Bisnis.com, JAKARTA — Komite Stabilitas Sistem Keuangan menyepakati untuk terus memperkuat sinergi menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

    Berbeda dari penyampaian hasil rapat berkala sebelumnya, keempat pihak yang tergabung dalam KSSK—Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)—dalam konferensi pers kali ini berulang kali menegaskan fokus kebijakan sistem keuangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 

    Mulai dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menegaskan respons bauran kebijakan ekonomi nasional akan terus ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk aktif menjajaki potensi kerja sama, baik bilateral maupun multilateral.

    “Rapat tersebut menyepakati untuk terus memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan antarlembaga anggota KSSK maupun dengan Kementerian/Lembaga lain, dalam upaya memastikan agar SSK senantiasa terjaga, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (28/7/2025). 

    Dari sisi pemerintah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus dioptimalkan sebagai instrumen kebijakan countercyclical menjaga perekonomian dan shock absorber di tengah gejolak perekonomian global melalui beberapa kebijakan. Alat fiskal ini juga terus dioptimalkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar 5,0%, termasuk dengan berbagai kebijakan untuk meningkatkan peran swasta dalam perekonomian.

    Pemerintah bahkan memberikan stimulus sepanjang tahun ini. Pada kuartal I/2025 senilai Rp30 triliun untuk menjaga daya beli di masa Ramadan dan Lebaran. Kemudian pada kuartal II/2025 senilai Rp24,4 triliun untuk mendorong konsumsi pada liburan sekolah. 

    Pada sisa tahun ini, pemerintah segera mengumumkan stimulus Paket Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk mendorong ekonomi akhir tahun nanti. 

    Bukan hanya pemerintah yang all out mendukung pertumbuhan ekonomi agar mencapai target di atas 5%, tetapi Bank Indonesia pun turun tangan mendorong kebijakannya agar ikut serta mengakselerasi peningkatan produk domestik bruto (PDB) tahun ini. 

    Gubernur BI Perry Warjiyo bahkan menekankan bahwa seluruh kebijakannya, baik moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran dirancang untuk menjaga stabilitas dan terus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

    “Dengan sinergi erat bauran kebijakan ekonomi nasional, seluruh kebijakan kami, kami arahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tuturnya. 

    Usai memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 100 bps sejak tahun lalu, Perry menyampaikan bahwa ruang penurunan masih terbuka pada tahun ini. Harapannya, kredit pembiayaan dapat turun dan meningkatkan penyaluran kredit dari perbankan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

    OJK dan LPS Ikut Serta Dorong Ekonomi 

    Hal serupa juga disampaikan oleh OJK maupun LPS. Meski Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar tidak secara langsung menyampaikan kebijakannya difokuskan mendorong ekonomi, tetapi pihaknya turut fokus mendukung program MBG yang diharapkan dapat mengakselerasi ekonomi di daerah. 

    “Saat ini pihak perbankan bersama pemerintah dan pelaku pasar keuangan tengah menyelesaikan finalisasi skema pembiayaan untuk mendukung operasional pelaksanaan MBG yang telah berjalan,” ungkapnya. 

    Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menekankan bahwa pihaknya terus menjaga cakupan penjaminan simpanan yang tinggi sebagai dasar kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan, sekaligus mendorong stabilitas yang kondusif bagi pemulihan ekonomi.

    Di mana LPS menyesuaikan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) secara responsif untuk mendukung transmisi kebijakan moneter dan memperkuat momentum pemulihan ekonomi nasional.

    “Pemantauan penjaminan simpanan dan evaluasi terhadap TBP terus dilakukan agar tetap sejalan dengan perkembangan suku bunga simpanan, kondisi likuiditas perbankan, dan perkembangan ekonomi nasional,” ungkapnya. 

    Pertumbuhan ekonomi menjadi perhatian, mengingat pada kuartal I/2025, dengan momen Ramadan dan Lebaran, PDB tumbuh sebesar 4,87% year on year (YoY). Angka tersebut di bawah target awal pemerintah yang berharap ekonomi dapat meningkat 5,2% pada tahun ini. 

    Pemerintah pun terus berupaya untuk menjaga daya beli. Maklum, kontributor utama PDB berasal dari konsumsi rumah tangga. Untuk itu, pemerintah rajin memberikan stimulus sepanjang tahun ini. 

  • Kritik Tajam dan Ekonomi Pro-Rakyat

    Kritik Tajam dan Ekonomi Pro-Rakyat

    Jakarta

    Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Kwik Kian Gie, meninggal dunia pada Senin (28/7/2025) malam. Kepergian Kwik meninggalkan duka mendalam bagi banyak kalangan, khususnya di bidang ekonomi dan politik nasional.

    Semasa hidupnya, Kwik dikenal sebagai sosok yang vokal, independen, dan berani menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah sepanjang kariernya sebagai ekonom publik. Ia kerap tampil sebagai pengamat yang tegas dan tidak segan melawan arus kebijakan jika dirasa tidak berpihak kepada rakyat.

    Salah satu karakteristik paling menonjol dari Kwik adalah konsistensinya menolak liberalisasi ekonomi yang berlebihan. Ia secara terbuka mengkritisi dominasi lembaga-lembaga asing seperti IMF dan World Bank dalam menyetir arah kebijakan ekonomi Indonesia, terutama pasca krisis moneter 1998.

    Semasa menjadi menteri, Kwik juga pernah mengalami dilema. Berdasarkan catatan detikcom, sekitar tahun 2002 pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri ingin menerbitkan Surat Keterangan Lunas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (SKL BLBI).

    Kwik tegas menentang penerbitan SKL BLBI yang dianggap memberi jalan bagi kewenangan korupsi dan ketimpangan ekonomi. Namun usahanya gagal karena berhadapan dengan ‘total football’. Dalam hal ini, pandangannya tak mendapat dukungan saat rapat kabinet terbatas berlangsung.

    Selain itu, Kwik juga pernah menggaungkan penolakan terhadap langkah pemerintah pada tahun 2009 yang melanjutkan penjualan sejumlah BUMN strategis kepada investor asing melalui proses yang dinilainya penuh konflik kepentingan.

    Para pendukung privatisasi beralasan, selama ini BUMN tidak efisien dan merugi, sehingga jika dipertahankan akan membebani anggaran negara. Sementara jika dikelola swasta, perusahaan dikelola secara profesional. Namun Kwik menilai, masalah yang melilit BUMN selama ini justru sebenarnya lebih karena persoalan manajemen yang banyak diintervensi oleh elit politik.

    Kwik juga menyuarakan gagasan agar aset strategis dikuasai penuh oleh negara, bukan dikontrol atau dikelola asing. Khusus sektor pertambangan nikel, ia menyatakan bahwa pengelolaan sepenuhnya harus dilakukan oleh BUMN agar seluruh nilai tambah tetap menjadi milik bangsa dan bukan investor asing.

    Lalu pada tahun 2012, Kwik juga pernah membuat heboh masyarakat dengan pernyataannya tentang utang Indonesia Rp 1.800 triliun. Menurutnya, utang-utang tersebut merupakan penipuan yang luar biasa. Utang sebesar itu sudah sangat membahayakan dan sulit dicarikan solusinya.

    “Sudah sejak 30 tahun yang lalu saya sudah menulis banyak (soal utang). Contohnya lebih besar pasak dari tiang. Ini menjadi penipuan yang luar biasa. Utang itu tidak disebut utang dalam APBN, tetapi pemasukkan pembangunan dalam negeri. Jadi 30 tahun lamanya anggaran minus ditutupi utang. Anggaran harus berimbang, biar bisa disebut berimbang ya nipu,” kata Kwik, usai sebuah dialog ekonomi di Hotel Millenium, Jakarta, Selasa (21/2/2012).

    Di samping itu, Kwik juga pernah aktif dalam mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019 sebagai penasihat bidang ekonomi. Perannya adalah membantu menyusun platform ekonomi kerakyatan, sesuai dengan visi nasionalisme ekonomi yang ia yakini.

    Tonton juga video “Eks Menko Bidang Ekonomi Kwik Kian Gie Wafat di Usia 90 Tahun” di sini:

    (shc/rrd)

  • Saldo Rekening Masyarakat Bakal Dipelototi Pemerintah dengan Payment ID

    Saldo Rekening Masyarakat Bakal Dipelototi Pemerintah dengan Payment ID

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia akan meluncurkan Payment ID bertepatan pada HUT RI, 17 Agustus 2025. Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) BI Dicky Kartikoyono mengatakan Payment ID saat ini masih dalam tahap uji coba.

    Agar dapat digunakan pada ‘one use case’ tertentu saja, yaitu membantu akurasi penyaluran bantuan sosial non tunai.

    “Saat ini Payment ID masih dalam tahap uji coba/eksperimentasi untuk dapat digunakan pada satu use case tertentu saja yaitu membantu akurasi penyaluran bantuan sosial nontunai, yang akan dimulai prosesnya di 17 Agustus,” kata Dicky Kartikoyono dikutip ANTARA, Selasa (29/7/2025).

    Payment ID merupakan kode unik transaksi keuangan yang terintegrasi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Wacana ini jadi sorotan sebelum diluncurkan.

    Pasalnya, Payment ID disebut bisa memantau keuangan warga. Rencana pengembangan Payment ID sendiri sudah tercantum dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030.

    Pada dasarnya, ada tiga fungsi utama Payment ID. Pertama, sebagai kunci identifikasi profil pelaku sistem pembayaran.

    Kemudian kedua, sebagai alat otentikasi data dalam pemrosesan transaksi. Ketiga, sebagai penghubung antara profil individu dan data transaksi secara rinci.

    Dicky mengklaim, pengembangan dan penggunaan Payment ID sepenuhnya tunduk pada prinsip kerahasiaan data pribadi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).

    “Oleh karenanya, pengembangan dan penggunaan data Payment ID dilindungi dan tunduk sepenuhnya pada kerahasiaan data individu sebagaimana diatur dalam UU PDP,” ujar dia.

  • Rupiah melemah seiring potensi The Fed pertahankan suku bunga

    Rupiah melemah seiring potensi The Fed pertahankan suku bunga

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah seiring potensi The Fed pertahankan suku bunga
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 28 Juli 2025 – 17:48 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi potensi Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga.

    “Pasar secara umum memperkirakan suku bunga akan tetap stabil antara 4,25 persen dan 4,5 persen,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

    Secara probabilitas, peluang The Fed mempertahankan suku bunga sebesar 96 persen, dan 4 persen Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tersebut akan menurunkan suku bunga 25 basis points (bps).

    Sebagian besar proyeksi memperkirakan penurunan suku bunga akan dilakukan paling cepat pada pertemuan di bulan September.

    Pasar juga disebut akan memantau dengan cermat konferensi pers Federal Open Market Committee (FOMC) untuk mendapatkan beberapa petunjuk tentang penurunan suku bunga tahun ini yang diumumkan pada Rabu (30/8) atau Kamis dini hari (31/8) WIB.

    “Tampaknya, (sebagian besar pejabat The Fed) lebih memilih untuk terus menunggu dan melihat bagaimana tarif akan mempengaruhi perekonomian sebelum mereka melakukan pemotongan,” ucap dia.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Senin di Jakarta melemah sebesar 44 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.364 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.320 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.341 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.325 per dolar AS.

    Sumber : Antara