Kementrian Lembaga: Bhabinkamtibmas

  • Bahaya Tawon Vespa di Ponorogo: Sarang Bersembunyi di Kamar, Warga Tersengat Hingga Bengkak

    Bahaya Tawon Vespa di Ponorogo: Sarang Bersembunyi di Kamar, Warga Tersengat Hingga Bengkak

    Ponorogo (beritajatim.com) – Warga Desa Manuk, Kecamatan Siman, Ponorogo, digegerkan dengan temuan sarang tawon Vespa di dalam sebuah kamar rumah. Sarang berukuran besar itu baru terungkap setelah penghuninya, Dwi Wahyuni, tersengat dua kali oleh serangga berbisa tersebut.

    Peristiwa bermula saat Dwi hendak beraktivitas senam pada Minggu (21/9/2025) kemarin. Tanpa disangka, Dia merasakan sengatan tajam di kaki kanan dan tangan kanannya. Rasa sakit yang menusuk, membuat bagian yang tersengat menjadi bengkak.

    “Kemarin mau senam, mau pakai kaos kaki. Saya nginjak langsung nyeeeesss. Disengat tawon dua kali, bagian tangan dan kaki. Sakit, sampai bengkak. Sebenarnya saya malu, tapi saya beranikan saja lapor ke polisi. Tawon kan bahaya,” ungkap Dwi Wahyuni, Senin (22/9/2025).

    Menindaklanjuti laporan warga, Polsek Siman segera berkoordinasi dengan petugas Bhabinkamtibmas dan meneruskan ke Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Ponorogo. Kapolsek Siman, AKP Nanang Budianto, menegaskan bahwa keberadaan tawon Vespa di dalam rumah berpotensi membahayakan nyawa penghuni.

    “Tadi pagi ada laporan dari Bu Yuni. Setelah dicek, ternyata benar tawon bersarang di dalam kamar, ukurannya lumayan besar. Kalau tidak segera dibasmi, sangat berbahaya. Sengatan tawon bisa membuat orang pingsan,” jelas AKP Nanang.

    Tak butuh waktu lama, tim Damkar Ponorogo datang ke lokasi. Petugas langsung mengevakuasi sarang tawon Vespa yang bersarang di bawah dipan kamar korban. Dari hasil pemeriksaan, sarang itu diperkirakan sudah terbentuk sejak 8 bulan lalu.

    Andi Susanto, salah satu petugas Damkar Ponorogo yang terjun ke lokasi, menjelaskan evakuasi berjalan cukup menantang lantaran sarang berada di tempat tersembunyi. Namun, dengan metode penyemprotan cairan pertalite, tawon berhasil dilumpuhkan.

    “Tawonnya bersarang di dipan, dalam kamar, sudah besar. Kendalanya, sarangnya terlalu bersembunyi. Kita semprot pakai pertalite, otomatis tawon mati. Tidak lama evakuasinya. Kalau soal takut disengat, itu sudah konsekuensi pekerjaan kami,” terang Andi.

    Beruntung, upaya cepat aparat dan petugas damkar membuat situasi segera terkendali. Korban hanya mengalami bengkak dan kini dalam kondisi stabil. Kasus sengatan tawon Vespa di Ponorogo bukan kali pertama terjadi. Serangga yang dikenal dengan sebutan tawon ndas ini memiliki racun cukup kuat. Jika menyerang secara berkelompok, sengatannya bisa berakibat fatal. [end/aje]

  • Polisi masih dalami penemuan jasad anak perempuan di Penjaringan

    Polisi masih dalami penemuan jasad anak perempuan di Penjaringan

    Jakarta (ANTARA) – Polsek Metro Penjaringan masih mendalami penemuan jasad anak perempuan berinisial AR (8) yang ditemukan di kamar indekos di Jalan Arwana Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (21/9).

    “Kami mendapatkan informasi penemuan jasad dari Bhabinkamtibmas dan warga pada Minggu (21/9) sekitar pukul 00.00 WIB,” kata Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan saat ini pihaknya berkoordinasi dengan Tim Identifikasi Polres Metro Jakarta Utara untuk melakukan pengecekan dan pengolahan tempat kejadian perkara (TKP) awal.

    Menurut dia, hasil pemeriksaan lokasi ditemukan kondisi mayat dalam kondisi terlentang bersimbah darah, baik di balik punggung korban dan darah berserakan berceceran di lantai.

    Kemudian, mayat yang berada di lantai kamar ini ditemukan tanpa busana dan sudah dalam kondisi membusuk. Kondisi kamar juga ditemukan dalam keadaan berantakan.

    “Tim melaksanakan pengolahan lokasi kejadian hingga pukul 04.00 WIB,” kata Agus.

    Kemudian, hasil keterangan sementara dari tim di lokasi, jasad korban kondisinya sudah membusuk perkiraan sudah meninggal sekitar lima hari.

    “Saat ini jasad sudah dikirim ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi dan kami masih menunggu hasilnya dari tim ahli di rumah sakit,” ujarnya.

    Polres Metro Jakut dan Polsek Penjaringan membentuk tim untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap penemuan mayat itu hingga tuntas dan terang benderang.

    “Kami akan melakukan penyidikan dan penyelidikan yang lebih dalam lagi yang akan dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakut,” kata Agus.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mahasiswa ‘Agen Green Policing’ dan Polisi Tanam Pohon di Siabu Camping Ground

    Mahasiswa ‘Agen Green Policing’ dan Polisi Tanam Pohon di Siabu Camping Ground

    Kampar

    Polres Kampar bersama mahasiswa Universitas Riau (Unri) melakukan sosialisasi Green Policing di Siabu Camping Ground, Dusun Sei Abang, Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar. Kegiatan ini merupakan komitmen Polres Kampar dan mahasiswa dalam menjaga alam dan lingkungan.

    Acara tersebut dihadiri oleh Wakapolres Kampar Kompol Andi Cakra Putra, Kabag Ops Kompol Romi Irwansyah, Kasat Reskrim AKP Gian Wiatma Jonimandala, Kasat Lantas AKP Wulan Afdhalia Ramdhani, Kasat Intelkam AKP Josrizal, Kasat Binmas AKP Marupa Sibarani, Kapolsek Bangkinang Barat Ipda Rully Chairullah, Bhabinkamtibmas Desa Siabu, Ketua Bawaslu Kabupaten Kampar Mustaqin, Kepala Desa Siabu Tarmo, dan 100 mahasiswa dari Unri.

    “Lestarikan alam, berarti kita menjaga masa depan anak cucu kita. Mari kita tanamkan kesadaran cinta lingkungan sejak dini,” kata Kapolres Kampar AKBP Boby Putra Ramadhan Sebayang, dalam sambutannya.

    Acara dilanjutkan dengan penyerahan bibit pohon secara simbolis kepada perwakilan peserta, dan penanaman pohon oleh Kapolres Kampar beserta jajaran, pihak desa, panitia, serta perwakilan mahasiswa. Jenis pohon yang ditanam antara lain Pohon Matoa, Pohon Kelor, dan Pohon Alpukat.

    Selain penanaman pohon, kegiatan ini juga diisi dengan penyuluhan dan edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan dan hutan kepada para mahasiswa.

    Diharapkan, kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.

    “Kami berharap, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk melakukan hal yang sama. Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan agar tetap lestari,” pungkas Kapolres Kampar.

    (mei/dhn)

  • Remaja yang Tenggelam di Kali Cisadane Tangerang Ditemukan Tewas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 September 2025

    Remaja yang Tenggelam di Kali Cisadane Tangerang Ditemukan Tewas Megapolitan 17 September 2025

    Remaja yang Tenggelam di Kali Cisadane Tangerang Ditemukan Tewas
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Seorang remaja berusia 17 tahun ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di Kali Cisadane, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Rabu (17/9/2025).
    Korban, Muhammad Anggi Nurfadillah, ditemukan sekitar pukul 16.22 WIB dalam kondisi telungkup dan terapung sekitar 100 meter dari titik awal kejadian.
    “Korban telah ditemukan tim SAR gabungan sore ini,” ucap Kepala Kantor SAR Jakarta sekaligus SAR Mission Coordinator (SMC), Desiana Kartika Bahari, Rabu.
    Setelah ditemukan, jasad langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah duka untuk diserahkan kepada pihak keluarga.
    Sebelumnya, korban dilaporkan tenggelam sekitar pukul 11.00 WIB saat mencari ikan di bantaran kali. Ia terpeleset dan terbawa arus Kali Cisadane yang saat itu mengalir deras.
    Begitu menerima laporan, tim SAR langsung melakukan pencarian dengan menyisir sungai menggunakan perahu karet sejauh satu kilometer dari titik terakhir korban terlihat, serta memanfaatkan alat pendeteksi bawah air (aqua eye).
    Selain itu, tim gabungan juga melakukan penyisiran darat di sepanjang tepian kali hingga radius 300 meter.
    Tim gabungan terdiri atas Kantor SAR Jakarta, PMI, BPBD Kota Tangerang, Damkar Kota Tangerang, Polsek Neglasari, Bhabinkamtibmas, serta masyarakat sekitar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Belajar dari Kasus Ayah Juna, Masyarakat Ujung Tombak Cegah Kekerasan Anak

    Belajar dari Kasus Ayah Juna, Masyarakat Ujung Tombak Cegah Kekerasan Anak

    Surabaya (beritajatim.com) – Jagat media sosial dan pemberitaan nasional dihebohkan dengan penemuan seorang anak berusia 7 tahun berinisial MK di depan sebuah kios pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Juni 2025 lalu. Saat ditemukan, MK dalam kondisi yang memprihatinkan. Badan kurus karena malnutrisi. Tangan kanan patah. Kulit kotor menghitam. Tubuh penuh lebam. Wajah bekas luka bakar.

    Setelah serangkaian penyelidikan yang dilakukan oleh anggota Direktorat tindak pidana Pelayanan Perempuan Anak (PPA) serta Pemberantasan Penjualan Orang (PPO) bersama dengan Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, diketahui MK adalah korban kekerasan dalam keluarga.

    MK dihajar oleh seorang perempuan yang menikahi ibu kandungnya. Bocah kecil itu biasa memanggil pelaku dengan sebutan Ayah Juna. Ayah Juna memiliki nama asli Siti Nur (42). Ia menjalin asmara dengan Eni Fitriyah (40) ibu kandung MK. Namun, walaupun Eni Fitriyah adalah ibu kandung MK, ia turut serta melakukan penganiayaan dan penelantaran. Eni Fitriyah merupakan orang yang membuang MK ke Jakarta dengan naik kereta api dari Surabaya.

    Sebelum dibuang, polisi menemukan fakta bahwa MK kerap dianiaya dengan sadis. Selain dipukul dan ditendang, MK juga oernah dibacok menggunakan golok. Dipukul oleh balok kayu hingga tangannya patah. Disiram air panas. Hingga disiram bensin dan dibakar di sebuah ladang tebu.

    Kasus kekerasan yang dialami oleh MK merupakan permasalahan yang tidak kunjung selesai. Dari data sistem informasi online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) milik Kementerian Pemberdayaan Perempuan, total kasus dan korban kekerasan anak kian meningkat tiap tahunnya.

    Pada tahun 2020 terjadi 11.264 kasus kekerasan dengan total korban mencapai 12.410 anak-anak. Tahun 2021 jumlah kasus meningkat menjadi 14.446 dan korban 15.914.

    Tahun 2022 jumlah kasus kembali meningkat menjadi 16.106 dengan korban anak-anak sebanyak 17.641. Tahun 2023, 18.175 kasus terjadi dengan korban menyentuh angka 20.221 anak. Pada tahun 2024 kasus kekerasan terhadap anak kembali naik ke angka 21.649 kasus dengan total 23.130 korban. Per Juli 2025 data SIMFONI PPA mencatat sudah terjadi 13 ribu kasus kekerasan terhadap anak dan diprediksi akan terus meningkat jelang akhir tahun.

    Dari sumber data yang sama, Jawa Timur mencatat 1.578 kasus kekerasan terhadap anak terjadi selama Januari hingga Juli 2025. Angka ini membuat Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus kekerasan anak tertinggi peringkat dua secara nasional.

    Ada fakta ironi di balik data kasus kekerasan terhadap anak yang dicatat oleh SIMFONI PPA. Mayoritas kekerasan tersebut terjadi dalam lingkup rumah tangga dan dilakukan oleh orang tua korban. Padahal, sejatinya rumah merupakan tempat yang aman karena peran orang tua dalam mengayomi dan melindungi anak-anak.

    Direktur Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (Dirtipid PPA dan PPO) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nurul Azizah mengamini bahwa kekerasan terhadap anak kerap terjadi di lingkungan rumah. Lokasi yang seharusnya menjadi tempat teraman dan ternyaman malah menjadi neraka dunia bagi anak-anak.

    “Rumah atau ruang keluarga seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak. Namun, data yang tercatat malah sebaliknya,” kata Polwan dengan pangkat bintang satu itu.

    Nurul menyinggung pentingnya peran masyarakat dalam mencegah dan melaporkan terjadinya kekerasan pada anak. Ia mengajak agar masyarakat tidak segan melapor ke polisi apabila mengetahui ada kekerasan terhadap anak di lingkungannya.

    “Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli. Lebih peka. Berani melapor bila melihat atau mengetahui dugaan tindakan pidana kekerasan terhadap anak. Perlindungan anak bukan hanya tugas Polri atau pemerintah. Tapi juga semua elemen termasuk masyarakat,” jelasnya.

    Di Surabaya, pihak kepolisian punya berbagai program pencegahan kekerasan terhadap anak. Bahkan, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan beberapa kali menyampaikan bahwa kasus kekerasan terhadap anak merupakan salah satu perhatian. Lewat Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya dan para Bhabinkamtibmas yang bertugas di Polsek jajaran, pihak kepolisian terus melakukan upaya sosialisasi sebagai upaya preventif (pencegahan).

    “Kami ada beberapa program baik berupa sosialisasi ke sekolah-sekolah di Surabaya secara rutin. Bukan hanya sekolah tapi juga ke pemukiman warga,” kata Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Edy Oktavianus Mamoto kepada beritajatim.com.

    Selain itu, Unit PPA memiliki tim reaksi cepat untuk mencegah dan memonitoring kasus kekerasan kepada anak. Tim reaksi cepat tidak bertugas pasif. Mereka tim yang dibentuk untuk bergerak aktif ‘blusukan’ ke kampung-kampung. Mendatangi warga Surabaya yang membutuhkan pertolongan apabila menjadi korban kekerasan.

    “Kami terus berkolaborasi bersama Bhabinkamtibmas dan Pemerintah Kota Surabaya (DP3AK) untuk mengedukasi warga agar mengetahui betapa pentingnya menjaga anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” jelas Edy.

    Edy menjelaskan kolaborasi antara polisi dan Pemkot Surabaya dalam memerangi kekerasan pada anak terus dilakukan. Ia menyadari betul bahwa mayoritas pelaku kekerasan terhadap anak adalah orang tua di rumah. Oleh sebab itu, pihak kepolisian bersama Pemkot Surabaya beberapa waktu lalu menyelenggarakan kelas parenting.

    “Acara itu dipimpin langsung ibu Bhayangkari Surabaya Ibu Inge Luthfie berkolaborasi dengan ketua Forum Puspa/Ketua TP PKK Ibu Rini Indriyani Eri Cahyadi. Dengan mengusung tema Rise and Speak mewujudkan ketahanan keluarga, perlindungan perempuan dan anak, dengan bangkit dan bersuara,” jelas Edy.

    Acara serupa merupakan media komunikasi untuk mengajak masyarakat turut terlibat mencegah kekerasan pada anak. Menurut Edy, masyarakat merupakan ujung tombak untuk menekan angka kekerasan pada anak.

    “Kegiatan tersebut sangat positif, menyentuh langsung kepada ke warga masyarakat di berbagai lapisan. Dengan dihadiri oleh orang tua dan anak-anak,” terangnya.

    Eddie Mamoto tak menampik bahwa butuh kerjasama dengan masyarakat untuk terus menekan angka kekerasan terhadap anak. Pihak Polrestabes Surabaya sudah membuka jalur aduan bagi masyarakat yang mengetahui adanya tindak pidana kekerasan anak. Mulai dari Call Center 110 hingga lewat aduan langsung ke Bhabinkamtibmas di setiap wilayah.

    “Tetap kita perlu masyarakat yang peka dengan lingkungannya. Banyak jalur untuk berkomunikasi atau melapor ke kami. Pastinya kami juga akan mengatensi kasus-kasus kekerasan anak. Apalagi Surabaya mendapat julukan kota ramah anak,” masyarakat kota Surabaya yo kudu ngomong Yo harus wani lapor jelas Eddie Mamoto .

    Pihak kepolisian tentu tidak bisa menjadi pahlawan tunggal dalam menekan angka kekerasan terhadap anak. Perlu sinergi dan kerjasama dengan semua elemen pemerintah dan masyarakat. Kasus kekerasan yang dialami MK tidak harus menimpa anak-anak lain. Sehingga, masyarakat perlu lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Menciptakan ruang aman bagi anak. Hingga aktif melapor ke pihak berwajib apabila menemui kasus kekerasan terhadap anak. [ang/beq]

  • Kapolsek Geger Ingatkan Orang Tua Jadi Teladan Cegah Kenakalan Remaja di Madiun

    Kapolsek Geger Ingatkan Orang Tua Jadi Teladan Cegah Kenakalan Remaja di Madiun

    Madiun (beritajatim.com) – Upaya mencegah kenakalan remaja di Kabupaten Madiun terus dilakukan dengan melibatkan banyak pihak, termasuk peran keluarga.

    Kapolsek Geger, AKP Hafiz Prasetia Akbar, menegaskan pentingnya teladan orang tua dalam membentuk karakter anak, terutama di usia remaja. Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan Pembinaan Pemuda dan Orang Tua di Balai Desa Purworejo, Selasa (16/9/2025).

    “Remaja itu bukan nakal bawaan, tapi otaknya memang belum selesai berkembang. Karena itu, rangsangan emosional yang positif dan struktur di rumah sangat menentukan,” ujar AKP Hafiz Prasetia Akbar.

    Menurutnya, kepolisian tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan yang paling utama adalah peran orang tua sangat dibutuhkan.

    Ia menekankan bahwa kehadiran figur teladan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi benteng utama anak dari pengaruh buruk lingkungan.

    Hafiz juga mengingatkan soal kebiasaan anak bermain gawai. Menurutnya, orang tua harus mampu memberikan contoh yang baik.

    “Kalau orang tua seharian pegang ponsel, jangan berharap anak gemar membaca,” tegasnya.

    Untuk keluarga yang orang tuanya merantau, ia menyarankan agar peran tersebut dapat digantikan oleh tokoh agama, guru, atau komunitas pemuda yang bisa menjadi panutan.

    Acara yang dihadiri perangkat desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, PKK, serta sekitar 80 pemuda dan pemudi ini juga menjadi tindak lanjut dari 10 program PKK Desa Purworejo.

    Harapannya, kegiatan ini mampu memperkuat peran keluarga sekaligus komunitas dalam menjaga generasi muda Madiun tetap berada di jalur positif. [rbr/ian]

  • KAI bongkar 15 bangunan liar di kawasan Rangkasbitung

    KAI bongkar 15 bangunan liar di kawasan Rangkasbitung

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta membongkar 15 bangunan liar di bawah jembatan Bangunan Hikmat (BH) 304 Km 80+361 serta di sepanjang jalur kereta api petak jalan antara Stasiun Rangkasbitung (Lebak) – Stasiun Jambu Baru (Serang), Banten.

    Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko dalam keterangan di Jakarta, Kamis, menyampaikan 15 bangunan liar yang dibongkar tersebut terdiri dari empat bangunan permanen dan 11 bangunan semi permanen, dengan luas area terdampak mencapai 2.850 meter persegi (m2) dan panjang lahan sekitar 200 meter.

    Pembongkaran dilakukan untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api, sekaligus melindungi aset negara dari penggunaan yang tidak semestinya.

    “Lahan jalur kereta api merupakan aset vital yang harus steril dari bangunan liar. Keberadaan bangunan liar di sepanjang jalur kereta api sangat membahayakan operasional perjalanan KA sekaligus melanggar aturan perundangan,” kata Ixfan.

    Adapun pembongkaran bangunan liar di sepanjang jalur rel tersebut mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan KA.

    Dengan demikian, jalur kereta api dapat kembali berfungsi dengan aman dan optimal, serta mencegah terjadinya risiko gangguan perjalanan maupun potensi kecelakaan.

    Ixfan menyampaikan, pembongkaran dilakukan bersama pemerintah daerah dan aparat keamanan dengan tetap memperhatikan aspek sosial dan kemanusiaan.

    Kegiatan tersebut dilakukan oleh 88 personel internal KAI Daop 1 Jakarta, dari pihak Pemerintah Kabupaten Lebak, disaksikan Asisten Daerah I Kabupaten Lebak Alkadri, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Kepala Dinas Sosial, Camat, dan Lurah Cijoro Lebak beserta jajaran terkait.

    Kegiatan juga mendapat dukungan personel gabungan dari Polri, Koramil, Marinir, Satpol PP, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan unsur kewilayahan lainnya.

    KAI Daop 1 Jakarta mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api dengan tidak mendirikan bangunan liar maupun beraktivitas di sekitar jalur rel.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kapolda Riau Luncurkan Green Satkamling: Kita Jaga Kita

    Kapolda Riau Luncurkan Green Satkamling: Kita Jaga Kita

    Pekanbaru

    Polda Riau menghidupkan kembali semangat Satuan Keamanan Lingkungan (Satkamling) ‘Green Satkamling’ sebagai pilar utama dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Green Satkamling mengedepankan gotong-royong untuk keamanan dan pelestarian lingkungan di masyarakat.

    Peluncuran Green Satkamling ini dihadiri oleh 300 kepala Satkamling dari Pekanbaru, Pelalawan, dan Kampar, serta seluruh Forkopimda Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru. Mereka memakai rompi hijau dan membawa kentungan.

    “Satkamling adalah upaya nyata, bagaimana tanggung jawab dan solidaritas kita semua Satkamling sebagai pilar keamanan baik di RT/RW seluruh Provinsi Riau,” ujar Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, di Mapolda Riau, Pekanbaru, Kamis (11/9/2025).

    Herry Heryawan mengatakan Satkamling adalah pengamanan swakarsa yang terus berkembang seiring perkembangan zaman. Satkamling mengedepankan tradisi gotong-royong dalam menjaga lingkungan terkecil di tingkat RT/RW.

    “Pam swakarsa adalah pola pengamanan yang terus berkembang, dengan hati tulus dan ikhlas bersama-sama membuat barrier pengamanan di lingkup satkamling yang paling kecil. Kita jaga kita atau kita untuk kita,” katanya.

    Foto: Polda Riau meluncurkan Green Satkamling untuk menjaga keamanan sosial dan lingkungan. (dok. Polda Riau)

    Kapolda kemudian memperkenalkan konsep Green Satkamling, sebuah pendekatan yang mengintegrasikan keamanan sosial dengan pelestarian lingkungan. Konsep ini akan disandingkan dengan program Green Policing.

    “Green Policing adalah bagaimana kita menjaga alam dan lingkungan tempat kita mencari makan, tempat kita bisa melanjutkan kehidupan kita, mendapatkan udara yang baik,” jelasnya.

    Dengan mengaktifkan Satkamling yang berkolaborasi dengan Green Policing, Kapolda berharap masyarakat tidak hanya menjadi penjaga keamanan dari tindak kriminal, tetapi juga dari kerusakan lingkungan.

    Kapolda menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada peran tiga pilar, yaitu Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Ketua RT/RW. Kolaborasi erat dari ketiga pilar ini akan menjadi kunci dalam memelihara keamanan di lingkup terkecil.

    Kapolda juga berencana untuk melanjutkan program pengaktifan Satkamling ini di tiga kabupaten lainnya dalam waktu dekat, dengan harapan situasi keamanan di seluruh Provinsi Riau dapat terus terjaga dengan baik.

    “Hari ini kita harus senang dan bangga. Saya didampingi oleh seluruh Forkopimda Provinsi, Wali Kota, dan Forkopimda Pekanbaru, tadi membuat sebuah momentum sejarah yang baru untuk mengaktifkan keamanan, menguatkan keamanan di lingkup RT/RW,” pungkasnya.

    Dalam kesempatan ini, Kapolda juga mengapresiasi masyarakat Riau, khususnya Pekanbaru, yang berhasil menjaga situasi tetap kondusif di tengah gejolak nasional. Ia menilai, kondisi aman ini tak lepas dari kolaborasi aktif antara masyarakat, TNI, dan Polri.

    (mei/dhn)

  • Polri Salurkan 1.500 Paket Bansos ke Warga Kukar Kaltim

    Polri Salurkan 1.500 Paket Bansos ke Warga Kukar Kaltim

    Jakarta

    Alumni Akpol 1990 Batalyon Dhira Brata melakukan bakti sosial dengan membagikan 1.500 paket bantuan sembako kepada warga kurang mampu di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kegiatan ini merupakan wujud nyata pengabdian dan kepedulian Polri untuk meringankan beban warga.

    Kegiatan yang berlangsung Rabu (10/9/2025) pukul 09.00 WITA di Ruang Catur Prasetya Mapolres Kukar. Acara ini dihadiri langsung oleh pejabat tinggi Polri dan perwakilan Pemerintah Daerah. Turut hadir unsur Forkopimda, tokoh agama, dan 192 perwakilan masyarakat penerima manfaat.

    Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Akhmad Taufik Hidayat menilai kehadiran polri bukan hanya menjaga keamanan tapi juga membantu meringankan beban masyarakat. Ia bicara pentingnya sinergitas Pemkab Kukar dengan jajaran Polri.

    “Inisiatif yang dilandasi rasa empati ini merupakan wujud nyata pengabdian dan kepedulian tulus Batalyon Dhira Brata selama 35 tahun. Kehadiran Polri tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga membantu meringankan beban masyarakat. Sinergi solid antara Pemkab Kukar dengan jajaran Polri menjadi kunci dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban,” ujarnya.

    Perwakilan alumni Akpol Angkatan 1990 Dhira Brata Irjen Edy Murbowo menegaskan pentingnya peran Bhabinkamtibmas yang merupakan ujung tombak kami dalam mencegah kejahatan dan membina masyarakat. Kegiatan ini memastikan keberadaan Polri siap melayani dan melindungi masyarakat.

    “Tugas Binmas adalah mencegah masyarakat menjadi korban maupun pelaku kejahatan. Melalui bakti sosial ini, kami ingin memperkuat hubungan dengan masyarakat dan memastikan Polri selalu siap melayani dan melindungi,” ujarnya.

    Sebanyak 1.500 paket sembako yang berisi beras 5 kg, minyak goreng, gula, tepung terigu, kopi, teh, dan susu kental manis didistribusikan secara merata ke enam titik:

    1. 200 paket di Mapolres Kukar
    2. 400 paket di Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang
    3. 200 paket di Pasar Mangkurawang
    4. 200 paket di Kelurahan Timbau
    5. 300 paket di Kelurahan Kampung Baru
    6. 200 paket di Bundaran Simpang Empat

    Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan foto keluarga besar Polri bersama masyarakat. Bakti sosial ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan 35 tahun pengabdian Alumni Akpol 1990 yang juga akan dilaksanakan di beberapa daerah lainnya.

    (eva/aud)

  • Polda Banten kembangkan Kampung Bhayangkara perkuat ketahanan pangan

    Polda Banten kembangkan Kampung Bhayangkara perkuat ketahanan pangan

    Kami menargetkan produk program ini bisa tembus ekspor. Deklarasi dan launching direncanakan pada 2 Oktober 2025

    Serang (ANTARA) – Polda Banten mengembangkan program Kampung Bhayangkara Pangan Mandiri untuk memperkuat ketahanan pangan berbasis desa.

    Program ini mengintegrasikan sektor pertanian, peternakan, perikanan, hingga UMKM untuk mendorong ekonomi masyarakat sekaligus menekan kriminalitas.

    Kepala Biro Rena Polda Banten Kombes Pol Herry Ardyanto di Serang, Rabu menjelaskan, gagasan tersebut lahir dari proyek perubahan dalam pendidikan kepemimpinan.

    Ia menilai masyarakat yang memiliki akses ekonomi lebih baik akan hidup lebih layak dan tidak mudah terdorong melakukan tindakan kriminal.

    “Kalau ekonomi masyarakat maju, otomatis kehidupan mereka lebih layak, dan ketika mereka punya kegiatan produktif, angka kriminalitas akan menurun,” ujar dia.

    Program ini dirancang sebagai model kolaborasi lintas sektor. Selain Polri, juga dilibatkan perangkat daerah terkait, seperti Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perdagangan, hingga Koperasi.

    Melalui sinergi ini, produk desa ditargetkan tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga bisa masuk ke pasar ekspor.

    Sebagai tahap awal, program akan dijalankan di Kabupaten Serang. Herry menyebut lokasi itu dipilih karena lebih mudah dari sisi akses transportasi sekaligus menjadi pilot project.

    Setelah uji coba, dalam tiga bulan ke depan program ditargetkan berkembang ke wilayah lain di Banten.

    Struktur kelembagaan program bersifat non-struktural, berfungsi sebagai tandem kepala desa. Unsurnya melibatkan Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan penyuluh dari OPD terkait. Masyarakat nantinya akan memilih ketua penggerak secara mandiri, sementara kebutuhan pendanaan dapat diakses melalui koperasi maupun perbankan.

    Deklarasi dan peluncuran Kampung Bhayangkara Pangan Mandiri dijadwalkan pada 2 Oktober 2025.

    Herry menyebut acara itu akan menjadi momentum penyatuan visi seluruh pemangku kepentingan. “Kami menargetkan produk program ini bisa tembus ekspor. Deklarasi dan launching direncanakan pada 2 Oktober 2025,” ujarnya.

    Kapolda Banten Brigjen Pol Hengki menegaskan, program ini bukan sekadar gerakan lokal, tetapi bagian dari agenda besar mewujudkan kemandirian pangan nasional. “Ketahanan pangan menyangkut keamanan nasional, stabilitas sosial, dan masa depan generasi muda. Polri siap menjadi mitra aktif dalam transformasi desa,” katanya.

    Selain pendekatan kelembagaan, program juga menekankan aspek inovasi. Konsep yang disiapkan mencakup pemanfaatan lahan tidur, budaya pekarangan lestari, pelatihan hidroponik dan akuaponik, hingga sistem digital dashboard untuk memantau distribusi pangan. Dengan teknologi tersebut, produksi dan pemasaran diharapkan lebih transparan dan akuntabel.

    Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.