Kementrian Lembaga: Bhabinkamtibmas

  • Kapolri dan Panglima TNI Luncurkan Gugus Tugas untuk Dukung Program Swasembada Pangan

    Kapolri dan Panglima TNI Luncurkan Gugus Tugas untuk Dukung Program Swasembada Pangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menghadiri peluncuran gugus tugas Polri di Desa Bulang, Sidoarjo, Jawa Timur untuk mendukung ketahanan pangan.

    “Gugus Tugas Polri ini diluncurkan guna mendukung misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto mengenai swasembada pangan,” kata Sigit dalam keterangannya, Rabu (20/11/2024).

    Gugus tugas itu nantinya akan menjalankan program pekarangan lahan bergizi, yang dilaksanakan dengan mengedepankan Bhabinkamtibmas untuk mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangan menjadi lahan produktif. 

    “Sampai dengan saat ini, di 34 wilayah polda terdapat 7.471 pekarangan yang siap dialihfungsikan menjadi lahan produktif,” kata kapolri.

    Selanjutnya, program pemanfaatan lahan produktif, dilaksanakan melalui kerja sama antara Polri dengan kelompok tani dan sukarelawan. Sampai saat ini terdapat lahan tidur seluas 13.217 hektare yang tersebar di seluruh Indonesia dan siap digunakan sebagai lokasi pertanian, peternakan, dan perikanan.
     

  • Sunardi Bangun Jembatan Rp 250 Juta karena Jalan ke Rumahnya Ditutup Tetangga, Tak Mau Ada Mediasi

    Sunardi Bangun Jembatan Rp 250 Juta karena Jalan ke Rumahnya Ditutup Tetangga, Tak Mau Ada Mediasi

    TRIBUNJATIM.COM – Viral kisah keluarga Sunardi bangun jembatan Rp 250 juta karena jalan ke rumahnya ditutup tetangga, pemilik tanah.

    Keluarga itu selama ini tinggal di bantaran sungai di Kelurahan Demaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

    Karena tak punya akses ke rumah, keluarga Sunardi terpaksa membangun jembatan sendiri.

    Kronologinya pun terungkap.

    Melansir dari Kompas.com, jembatan Rp 250 juta yang dibangun Sunardi berkonstruksi besi sepanjang 22 meter dan lebar 1,5 meter.

    Jembatan itu dibangun di belakang rumah mereka untuk melintasi sungai.

    Kabar mengenai pembangunan jembatan ini viral di media sosial, salah satunya melalui akun Instagram @jepara***.

    Saat dikonfirmasi, Bhabinkamtibmas Kelurahan Demaan, Polsek Jepara, Bripka Suyoko, menjelaskan bahwa selama kurang lebih 27 tahun, keluarga Sunardi (70) diberi keleluasaan untuk menggunakan sisa tanah di samping rumah tetangganya yang berinisial SP sebagai akses jalan.

    Namun, sejak Agustus lalu, jalur selebar 1 meter itu ditutup oleh SP dengan alasan kurang nyaman, dan ia berencana menutup tanahnya dengan tembok.

    Keluarga Sunardi, yang terdiri dari lima kepala keluarga, tinggal di dua bangunan rumah di bantaran Sungai Kanal, tepat di belakang rumah SP.

    “Berhubung sudah tidak ada kecocokan, akhirnya mulai Agustus 2024, SP memberikan waktu 2 tahun untuk bisa melewati jalan itu. Namun, karena keluarga Sunardi sudah tidak berkenan lewat, mereka memutuskan untuk membangun jembatan,” kata Suyoko saat dihubungi melalui telepon, Selasa (19/11/2024) malam.

    Sejak akses jalan ditutup, keluarga Sunardi tidak memiliki pilihan lain untuk keluar masuk rumah selain menyeberangi sungai menggunakan rakit.

    Pihaknya mengaku sudah mengupayakan mediasi, namun kedua belah pihak sama-sama tidak berkenan.

    “Jalan pertolongan bersertifikat tanah milik SP itu mau ditutup dan keluarga Sunardi dikasih waktu 2 tahun. Saya mau mediasikan pertemukan tidak mau. Karena kedua belah pihak sama-sama punya prinsip,” sambung Suyoko.

    Tak mau berlarut-larut, keluarga Sunardi kemudian merealisasikan pembangunan jembatan di belakang rumahnya senilai Rp 250 juta dengan kocek pribadi.

    Jembatan berangka besi itu digarap pada 23 Agustus lalu melalui perusahaan jasa konstruksi setelah sebelumnya mengajukan perizinan ke BBWS Pemali-Juana.

    “Menyadari karena selama ini menggunakan akses jalan tanah milik orang lain, maka dibangunlah jembatan karena tak ada akses lain. Keluarga Sunardi juga tak keberatan jika jalan pertolongan itu ditutup,” kata dia.

    “Progres jembatan 90 persen tinggal buat lantai dan pagar samping,” lanjutnya.

    Menurut Suyoko, uang sebesar Rp 250 juta untuk membangun jembatan disokong keluarga besar Sunardi yang di antaranya berstatus mapan secara finansial.

    “Keluarga Sunardi saling membantu, ada yang pedagang bakso, pengusaha rosok, PLTU Jepara dan PNS. Anak-anaknya yang mapan tidak tinggal di situ,” kata dia.

    “Kenapa tidak pindah saja? Karena rumah itu menyimpan kenangan sejak kecil dan orangtuanya masih nyaman tinggal di situ,” imbuhnya.

    Suyoko pun berharap masyarakat bisa menyikapi dengan bijak urusan internal antara dua keluarga ini lantaran mereka juga tak mempermasalahkannya.

    “Karena beberapa kali saya tembusi, mereka tidak mau masalah ini berkepanjangan, apalagi masuk medsos. Tapi berhubung sudah viral akhirnya kedua belah pihak merasa terganggu,” pungkas Suyoko.

    Kasus di Ponorogo

    Sebelumnya kasus serupa terjadi di Ponorogo.

    Pihak pemerintah desa (Pemdes) Jabung mengaku telah turun tangan, jauh sebelum penembokan akses jalan menuju rumah Sunarto di Jalan Nakulo, Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo.

    “Mediasi sudah bekali-kali. Kalau dihitung puluhan kali. Mulai dari tingkat RT, dusun sampai kami datangkan di kantor desa,” ujar Kepala Desa (Kades) Jabung, Budi Ratno, Kamis (14/9/2023).

    Dia menjelaskan, permasalahan antara Margono dan Sunarto sudah terjadi setahun lalu. Mulai dari hal kecil, hingga menimbulkan cekcok. 

    “Awalnya sepele, ketidakcocokan. Cekcok itu menumpuk mungkin. Dan Margono merasa bahwa lahannya dan telah disertifikatkan, akhirnya ditembok,” tegasnya.

    Menurutnya, secara aturan memang tidak salah.

    Karena jalan yang ditutup dengan tembok merupakan milik keluarga Margono. Dan itu sah di mata hukum karena telah memiliki sertifikat.

    “Tetapi ya gimana ya. Dari dulu, yang di depan belum lahir, saya juga belum lahir, yang ditutup itu akses jalan. Kami mediasi lagi supaya bisa dibongkar,” pungkasnya.

    Diketahui, akses jalan ke rumah warga di Jalan Nakulo RT 02/RW 01, Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, ditutup tembok oleh tetangganya.

    Pantauan di lokasi, tembok sepanjang 2 meter dibangun di sekeliling rumah milik Margono.

    Pembangunan tembok tersebut berakibat rumah di belakangnya yang merupakan milik Sunarto tidak memiliki akses.

    Akses jalan ke rumah milik Sunarto tertutup tembok yang terbuat dari batu ringan ini.

    Sunarto yang ditemui di rumahnya hanya bisa meratapinya.

    Pikirannya masih kalut, karena jalan yang sehari-hari dia dan keluarga lintasi telah tertutup.

    “Tembok ini dibangun oleh pak Margono dua hari ini. Selasa kemarin itu. Semenjak itu akses utama tidak ada,” ujarnya ketika ditemui Tribunjatim.com di rumahnya, Kamis (14/9/2023).

    Sementara tetangga keduanya, Bejo mengaku menyesali apa yang terjadi. Dia berharap segera ada solusi.

    “Hidup bertetangga ya gimana ya, menyesali kalau saya. Kalau masalah sebenarnya saya ndak (tidak) tahu,” terang Bejo.

     

    Penembokan akses jalan di Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, ini viral di media sosial Instagram.

    Satu di antaranya diunggah akun Instagram @ponorogo_trending.

    “Lagi dan lagi !!! Setelah kasus di JI Gajah Mada, Kini kejadian ya Sama juga dialami oleh bapak Narto di JI.Nakulo Jabung Mlarak. Akses jalan Satu-satunya menuju rumahnya dite setinggi 2 meter oleh tetangganya.padahal belia mengaku sudah sejak dulu itu menjadi akses jal Semoga segera ada solusi dari pemerintah desa maupun pihak terkait demi kebaikan bersama,” tulis akun @ponorogo_trending.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Satu Keluarga di Jepara Terpaksa Bangun Jembatan Senilai Rp250 Juta karena Akses Ditutup Tetangga

    Satu Keluarga di Jepara Terpaksa Bangun Jembatan Senilai Rp250 Juta karena Akses Ditutup Tetangga

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Satu keluarga penghuni bantaran sungai di Kelurahan Demaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terpaksa membangun jembatan sendiri.

    Penyebabnya, akses jalan satu-satunya ke rumah mereka ditutup oleh tetangga yang merupakan pemilik tanah.

    Jembatan berkonstruksi besi sepanjang 22 meter dan lebar 1,5 meter tersebut dibangun di belakang rumah mereka untuk melintasi sungai.

     

    Kabar mengenai pembangunan jembatan ini mencuat di media sosial, salah satunya melalui akun Instagram @jepara***.

    Saat dikonfirmasi, Bhabinkamtibmas Kelurahan Demaan, Polsek Jepara, Bripka Suyoko, menjelaskan bahwa selama kurang lebih 27 tahun, keluarga Sunardi (70) diberi keleluasaan untuk menggunakan sisa tanah di samping rumah tetangganya yang berinisial SP sebagai akses jalan.

    Namun, sejak Agustus lalu, jalur selebar 1 meter itu ditutup oleh SP dengan alasan kurang nyaman, dan ia berencana menutup tanahnya dengan tembok.

    Keluarga Sunardi, yang terdiri dari lima kepala keluarga, tinggal di dua bangunan rumah di bantaran Sungai Kanal, tepat di belakang rumah SP.

    “Berhubung sudah tidak ada kecocokan, akhirnya mulai Agustus 2024, SP memberikan waktu 2 tahun untuk bisa melewati jalan itu. Namun, karena keluarga Sunardi sudah tidak berkenan lewat, mereka memutuskan untuk membangun jembatan,” kata Suyoko saat dihubungi melalui telepon, Selasa (19/11/2024) malam.

    Membuat jembatan seniai Rp 250 juta

    Sejak akses jalan ditutup, keluarga Sunardi tidak memiliki pilihan lain untuk keluar masuk rumah selain menyeberangi sungai menggunakan rakit.

    Pihaknya mengaku sudah mengupayakan mediasi, namun kedua belah pihak sama-sama tidak berkenan.

    “Jalan pertolongan bersertifikat tanah milik SP itu mau ditutup dan keluarga Sunardi dikasih waktu 2 tahun. Saya mau mediasikan pertemukan tidak mau. Karena kedua belah pihak sama-sama punya prinsip,” sambung Suyoko.

    Tak mau berlarut-larut, keluarga Sunardi kemudian merealisasikan pembangunan jembatan di belakang rumahnya senilai Rp 250 juta dengan kocek pribadi.

    Jembatan berangka besi itu digarap pada 23 Agustus lalu melalui perusahaan jasa konstruksi setelah sebelumnya mengajukan perizinan ke BBWS Pemali-Juana.

    “Menyadari karena selama ini menggunakan akses jalan tanah milik orang lain, maka dibangunlah jembatan karena tak ada akses lain. Keluarga Sunardi juga tak keberatan jika jalan pertolongan itu ditutup,” kata dia.

    “Progres jembatan 90 persen tinggal buat lantai dan pagar samping,” lanjutnya.

    Dana pembangunan jembatan disokong keluarga besar

    Menurut Suyoko, uang sebesar Rp 250 juta untuk membangun jembatan disokong keluarga besar Sunardi yang di antaranya berstatus mapan secara finansial.

    “Keluarga Sunardi saling membantu, ada yang pedagang bakso, pengusaha rosok, PLTU Jepara dan PNS. Anak-anaknya yang mapan tidak tinggal di situ,” kata dia.

    “Kenapa tidak pindah saja? Karena rumah itu menyimpan kenangan sejak kecil dan orangtuanya masih nyaman tinggal di situ,” imbuhnya.

    Suyoko pun berharap masyarakat bisa menyikapi dengan bijak urusan internal antara dua keluarga ini lantaran mereka juga tak mempermasalahkannya.

    “Karena beberapa kali saya tembusi, mereka tidak mau masalah ini berkepanjangan, apalagi masuk medsos. Tapi berhubung sudah viral akhirnya kedua belah pihak merasa terganggu,” pungkas Suyoko. (*)

     

  • 10
                    
                        Akses Ditutup Tetangga, Satu Keluarga di Jepara Bangun Jembatan di Belakang Rumah Senilai Rp 250 Juta
                        Regional

    10 Akses Ditutup Tetangga, Satu Keluarga di Jepara Bangun Jembatan di Belakang Rumah Senilai Rp 250 Juta Regional

    Akses Ditutup Tetangga, Satu Keluarga di Jepara Bangun Jembatan di Belakang Rumah Senilai Rp 250 Juta
    Tim Redaksi
    JEPARA, KOMPAS.com
    – Sebuah keluarga penghuni bantaran sungai di Kelurahan Demaan, Kabupaten
    Jepara
    , Jawa Tengah, terpaksa membangun jembatan sendiri setelah akses jalan satu-satunya ke rumah mereka ditutup oleh tetangga yang merupakan pemilik tanah.
    Jembatan berkonstruksi besi sepanjang 22 meter dan lebar 1,5 meter tersebut dibangun di belakang rumah mereka untuk melintasi sungai.
    Kabar mengenai pembangunan jembatan ini mencuat di media sosial, salah satunya melalui akun Instagram @
    jepara
    ***.
    Saat dikonfirmasi, Bhabinkamtibmas Kelurahan Demaan, Polsek Jepara, Bripka Suyoko, menjelaskan bahwa selama kurang lebih 27 tahun,
    keluarga Sunardi
    (70) diberi keleluasaan untuk menggunakan sisa tanah di samping rumah tetangganya yang berinisial SP sebagai akses jalan.
    Namun, sejak Agustus lalu, jalur selebar 1 meter itu ditutup oleh SP dengan alasan kurang nyaman, dan ia berencana menutup tanahnya dengan tembok.
    Keluarga Sunardi
    , yang terdiri dari lima kepala keluarga, tinggal di dua bangunan rumah di bantaran Sungai Kanal, tepat di belakang rumah SP.
    “Berhubung sudah tidak ada kecocokan, akhirnya mulai Agustus 2024, SP memberikan waktu 2 tahun untuk bisa melewati jalan itu. Namun, karena keluarga Sunardi sudah tidak berkenan lewat, mereka memutuskan untuk membangun jembatan,” kata Suyoko saat dihubungi melalui telepon, Selasa (19/11/2024) malam.


     
    DOKUMEN BHABINKAMTIBMAS DEMAAN Kondisi jembatan senilai Rp 250 juta yang dibangun satu keluarga penghuni bantaran Sungai Kanal, Kelurahan Demaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Selasa (19/11/2024).
    Sejak akses jalan ditutup, keluarga Sunardi tidak memiliki pilihan lain untuk keluar masuk rumah selain menyeberangi sungai menggunakan rakit.
    Pihaknya mengaku sudah mengupayakan mediasi, namun kedua belah pihak sama-sama tidak berkenan.
    “Jalan pertolongan bersertifikat tanah milik SP itu mau ditutup dan keluarga Sunardi dikasih waktu 2 tahun. Saya mau mediasikan pertemukan tidak mau. Karena kedua belah pihak sama-sama punya prinsip,” sambung Suyoko.
    Tak mau berlarut-larut, keluarga Sunardi kemudian merealisasikan pembangunan jembatan di belakang rumahnya senilai Rp 250 juta dengan kocek pribadi.
    Jembatan berangka besi itu digarap pada 23 Agustus lalu melalui perusahaan jasa konstruksi setelah sebelumnya mengajukan perizinan ke BBWS Pemali-Juana.
    “Menyadari karena selama ini menggunakan akses jalan tanah milik orang lain, maka dibangunlah jembatan karena tak ada akses lain. Keluarga Sunardi juga tak keberatan jika jalan pertolongan itu ditutup,” kata dia.
    “Progres jembatan 90 persen tinggal buat lantai dan pagar samping,” lanjutnya.
    Menurut Suyoko, uang sebesar Rp 250 juta untuk membangun jembatan disokong keluarga besar Sunardi yang di antaranya berstatus mapan secara finansial.
    “Keluarga Sunardi saling membantu, ada yang pedagang bakso, pengusaha rosok, PLTU Jepara dan PNS. Anak-anaknya yang mapan tidak tinggal di situ,” kata dia.
    “Kenapa tidak pindah saja? Karena rumah itu menyimpan kenangan sejak kecil dan orangtuanya masih nyaman tinggal di situ,” imbuhnya.
    Suyoko pun berharap masyarakat bisa menyikapi dengan bijak urusan internal antara dua keluarga ini lantaran mereka juga tak mempermasalahkannya.
    “Karena beberapa kali saya tembusi, mereka tidak mau masalah ini berkepanjangan, apalagi masuk medsos. Tapi berhubung sudah viral akhirnya kedua belah pihak merasa terganggu,” pungkas Suyoko.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketinggian air dua RT di Cilandak Timur capai 140 cm

    Ketinggian air dua RT di Cilandak Timur capai 140 cm

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengungkapkan ketinggian air dua rukun tetangga (RT) di kawasan Cilandak Timur, Jakarta Selatan, mencapai 140 sentimeter (cm) hingga Selasa pukul 18.00 WIB.

    “Banjir dengan ketinggian air 140 cm melanda dua RT Cilandak Timur dengan penyebabnya curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut,” kata Kepala Pusat Data Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta, Mohammad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Yohan mengatakan, tiga jalanan di Jakarta Selatan yang masih tergenang, yakni Jalan Arteri Pondok Indah (depan Gandaria City Mall), Kebayoran Lama Utara dengan ketinggian air 30 cm.

    Kemudian, Jalan Bungur V, Kebayoran Lama Utara dengan ketinggian air 30 cm dan Jalan Jagakarsa Raya, Jagakarsa dengan ketinggian air 40 cm.

    Berdasarkan data BPBD DKI, terdapat pohon tumbang di Jalan M Kahfi 2, RT 07/01, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

    Komandan Pleton (Danton) BPBD Wilayah Jakarta Selatan, Diki Meawadi mengatakan, tidak ada pengungsi akibat banjir yang melanda wilayahnya. “Belum ada pengungsi akibat hujan lokal, warga masih di rumah,” ujar Diki.

    Unsur terkait yang menangani banjir yakni unit Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (P2B) BPBD Jakarta, Babinsa Cilandak Timur, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Cilandak Timur serta Satpol PP.

    Selain itu Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), dan Bhabinkamtibmas.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Polisi Selidiki Kasus Bullying Remaja di Gresik, Buru Pelaku

    Polisi Selidiki Kasus Bullying Remaja di Gresik, Buru Pelaku

    Gresik (beritajatim.com) – Aparat Kepolisian di Gresik tengah mengusut kasus bullying yang dialami oleh seorang pelajar SMP berinisial TT (15) asal Kecamatan Manyar.

    Korban mengalami perundungan yang dilakukan oleh seorang perempuan berambut pirang bersama rekannya. Kasus ini sempat menjadi perhatian publik setelah sebuah video viral di media sosial memperlihatkan aksi bullying tersebut.

    Kapolsekta Gresik, Iptu Suharto, menjelaskan bahwa pihak kepolisian sudah mengambil langkah-langkah penyelidikan segera setelah video tersebut tersebar di media sosial.

    “Langkah pertama kami lakukan cek lokasi kejadian (TKP) dan mengunjungi rumah korban,” ujar Suharto, Selasa (19/11/2024).

    Menurut Suharto, korban telah membuat laporan resmi dan menjalani visum untuk melengkapi proses penyidikan terkait kasus bullying yang dialaminya. Penyelidikan mengungkap bahwa insiden bullying ini terjadi pada Minggu (17/11/2024) sore, di dua lokasi yang berbeda. Lokasi pertama, di Balai RT Kelurahan Kebomas, Kecamatan Kebomas, Gresik, di mana perundungan terekam dalam video yang direkam menggunakan ponsel. Sayangnya, lokasi ini tidak memiliki kamera CCTV.

    Lokasi kedua berada di Jalan Manggis sebelah timur GOR Tri Dharma Petrokimia Gresik, di mana aksi bullying pelaku terekam jelas oleh kamera CCTV.

    “Di lokasi pertama tidak terekam CCTV karena tidak ada kamera pengawas, namun di lokasi kedua, pelaku jelas terlihat melakukan perundungan,” tambah Suharto.

    Sementara itu, Ipda Hepy Muslih, Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik, mengungkapkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) dan anggota Bhabinkamtibmas Polsek Manyar untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap korban yang berasal dari Kecamatan Manyar.

    “Kami masih terus memeriksa saksi korban, dan pelaku saat ini sedang dalam pencarian,” pungkasnya.

    Kasus bullying ini menambah sorotan terhadap pentingnya penanganan kasus kekerasan terhadap remaja, terutama yang melibatkan media sosial dalam penyebaran video yang merugikan korban. Polisi berharap dapat segera menangkap pelaku dan memberikan keadilan bagi korban. [dny/beq]

  • Menuju Pelaksanaan Pilkada Serentak, Bawaslu Kendal Mantapkan Kesiapan Tim PTPS

    Menuju Pelaksanaan Pilkada Serentak, Bawaslu Kendal Mantapkan Kesiapan Tim PTPS

    TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Bawaslu Kendal meminta tim Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) mematangkan strategi pengawasan menuju waktu pencoblosan pada Pilkada serentak, Rabu (27/11/2024) mendatang.

    Pihaknya kini telah menggembleng seluruh tim PTPS untuk memaksimalkan proses pengawasan Pilkada serentak.

    “Kami sudah melaksanakan bimbingan teknis kepada petugas PTPS untuk memaksimalkan pengawasan,” kata anggota Bawaslu Kendal, Solikin, Sabtu (16/11/2024).

    Selain proses penggemblengan, Bawaslu juga meminta peran aktif petugas Pengawas Kelurahan / Desa (PKD) untuk membimbing petugas PTPS.

    “Ini untuk mempersiapkan SDM PTPS agar lebih mantap dalam pengawasan pra pemungutan, pemungutan dan penghitungan suara,” sambungnya.

    Sementara itu, ketua Bawaslu Kendal, Hevy Indah Oktaria telah meramu peta mitigasi untuk mendeteksi potensi pelanggaran pelaksanaan Pilkada Kendal 2024.

    Termasuk mencegah pelanggaran pada masa tenang dan proses pemungutan – penghitungan suara.

    “Kami sudah berkoordinasi aktif bersama jajaran tim panwas baik kecamatan hingga kelurahan bagaimana untuk memitigasi pelanggaran dalam Pilkada tahun ini,” sambungnya. 

    Terpisah, Kapolres Kendal AKBP Feria Kurniawan menekankan pentingnya sinergitas dengan berbagai elemen masyarakat untuk menciptakan suasana kondusif di masing-masing wilayah.

    Pihaknya juga telah menginstruksikan jajaran Bhabinkamtibmas lebih proaktif mengecek tempat pemungutan suara sebagai upaya meningkatkan pengamanan Pilkada. 

    “Kami meminta Bhabinkamtibmas proaktif melakukan sambang ke tempat-tempat pemungutan suara (KPPS) di wilayah binaannya masing-masing,”

    “Ini diharapkan dapat membantu menjaga netralitas dalam proses Pilkada sekaligus mendeteksi secara dini kondisi serta situasi di desa-desa.” tuturnya.

    Tak lupa, Kapolres juga terus mengingatkan jajarannya untuk menjaga netralitas sebagai wujud komitmen pengamanan Pilkada. 

    “Netralitas Polri itu tidak dapat ditawar, ini kunci untuk pelaksanaan Pilkada yang damai dan tertib,” tegas Kapolres. (ags).

  • Kepolisian cek lokasi TPS dan kesiapan keamanan di KPU Jakpus

    Kepolisian cek lokasi TPS dan kesiapan keamanan di KPU Jakpus

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mengecek lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan memperkuat kesiapan pengamanan di KPU Jakarta Pusat menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

    “Kita melibatkan tiga pilar (Babinsa, Babinkamtibmas, pemerintah daerah) dalam pengawasan dan pengamanan tahapan Pilkada,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Susatyo Purnomo Condro saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Kepala Kepolisian Subsektor (Kapolsubsektor) Pasar Baru Ipda Sayfrizal menyatakan, pihaknya siap siaga dalam pelaksanaan tugas mengingat sudah mendekati pemungutan suara Pilkada Jakarta.

    Pihaknya juga memperkuat pengamanan dengan mengerahkan personel yang siaga di Posko Operasi Mantap Praja Tahun 2024 di KPU Jakarta Pusat di Jalan Taman Pejambon Nomor 7 Pasar Baru, Sawah Besar.

    Teguh melakukan pengecekan lokasi TPS serta berkoordinasi dengan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menjelang Pilkada DKI Jakarta.

    “Segera melaporkan ke Bhabinkamtibmas dan Polsek setempat atau Call Center 110 apabila ada kejadian untuk ditindaklanjuti oleh petugas Kepolisian,” katanya.

    KPU DKI Jakarta telah menetapkan tiga pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada Minggu (22/9).

    Ketiga paslon tersebut adalah Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) nomor urut 1, Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) dari independen nomor urut 2 serta Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) nomor urut 3.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Sosok Ivan Sugianto yang Ditangkap di Bandara Diduga Palsu, Pengamat: Kelihatannya Memang Bukan

    Sosok Ivan Sugianto yang Ditangkap di Bandara Diduga Palsu, Pengamat: Kelihatannya Memang Bukan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Video viral detik-detik penangkapan Ivan Sugianto oleh Aparat Polrestabes Surabaya dinilai janggal oleh warga net. 

    Diketahui, Ivan Sugianto ialah pelaku intimidasi terhadap EN, salah satu siswa SMA Kristen (SMAK) Gloria 2, Surabaya, Jawa Timur.

    Dalam video yang beredar di media sosial, Ivan dengan tangan terborgol tengah berjalan didampingi aparat di terminal kedatangan kedatangan Bandar Udara Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (14/11/2024) pukul 16.00 WIB.

    Pengamat sekaligus pakar hukum tata negara, Refly Harun, turut merespons terkait video viral itu. 

    Ia sependapat dengan netizen yang menilai ada perbedaan orang yang ditangkap dengan sosok Ivan Sugianto.

    Bahkan, ada yang menyebut bahwa sosok tersebut seorang stuntman, yang sengaja menggantikan Ivan ketika ditangkap. 

    “Oleh para netizen dikatakan yang ditangkap itu bukan Ivan. Dan setelah saya perhatikan, kelihatannya memang bukan Ivan,” ujar Refly seperti dikutip Youtube Channel-nya yang tayang pada Jumat (15/11/2024). 

    Ia sulit memercayai jika polisi melakukan salah tangkap. 

    Namun, jika seandainya ada unsur kesengajaan atau ada setting-an dalam penangkapan itu, Refly meminta agar oknum polisi yang terlibat benar-benar ditindak. 

    “Ini kalau lagi-lagi ada permainan, aduh ampun deh kalau kita bilang oknum tapi dia bisa duduk di Polresta tersebut ya. Ini harus bener-bener ditindak,” katanya. 

    Secara sepintas, Refly menilai ada perbedaan dari sosok yang ditangkap di bandara dengan Ivan Sugianto. 

    Ia lalu membandingkan dua foto orang yang ditangkap dengan Ivan Sugianto.

    “Kalau saya lihat sepintas dari gambar saja memang tidak sama orangnya. Sepintas. coba kita lihat, (Ivan Sugianto) terlihat mapan, tapi yang ditangkap itu tidak terlihat mapan.”

    “Cukurannnya beda. Kalau (Ivan) rapi kelihatan di salon kalau yang satunya cukurannya kurang rapi ya panjang. Badannya pun agak beda. Ivan hampir enggak ada alisnya sementara orang (yang ditangkap) ini beralis,” jelasnya. 

    Ditetapkan tersangka

    Ivan Sugianto, pria yang mengintimidasi siswa di depan SMA Kristen Gloria 2 Surabaya ditetapkan sebagai tersangka. Dia ditangkap ketika berada di Bandara Internasional Juanda Sidoarjo.

    Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto mengatakan, penetapan tersangka kepada Ivan dilakukan setelah penyidik meminta keterangan dari 11 orang saksi.

    “Kalau kemarin ada delapan saksi yang kami periksa, hari ini sampai maqrib ada 11 saksi yang diperiksa,” kata Dirmanto ketika konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (14/11/2024).

    “Kemudian setelah memeriksa 11 saksi tersebut, penyidik dari Polrestabes Surabaya melakukan gelar perkara. Setelah selesai saudara I (Ivan) sudah dinyatakan sebagai tersangka,” tambahnya.

    Selanjutnya, kata Dirmanto, aparat kepolisian langsung menangkap Ivan saat berada di Bandara Juanda Sidoarjo. Namun, dia tak menjelaskan alasan tersangka berada di lokasi tersebut.

    “Tadi sekitar pukul 16.00 WIB, saudara I oleh penyidik ditangkap di Bandara Juanda, Sidoarjo. Sementara itu updatenya nanti kalau ada perkembangan berikutnya, kami sampaikan,” ujarnya.

    Dirmanto belum menyebutkan pasal yang dikenakan terhadap tersangka.

    “Ditunggu dulu ya, nanti ya, nanti setelah diperiksa tersangkanya ini, nanti baru akan kami update lengkap,” tutupnya.

    Diberitakan sebelumnya, peristiwa tersebut berawal ketika siswa SMA Kristen Gloria 2, EN, mengejek lawan basketnya dari sekolah lain, EL, rambutnya seperti anjing.

    Kemudian, EL bersama dengan sejumlah pria dewasa mendatangi SMA Kristen Gloria 2 pada Senin (21/10/2024). Pemuda tersebut berniat menemui EN di waktu pulang sekolahnya.

    “Ya kejadianya (siswa diintimidasi) di tenda-tenda itu (depan sekolah) pas di situ,” kata salah satu petugas keamanan SMA Kristen Gloria 2 saat ditemui di lokasi, Rabu (13/11/2024).

    Lalu, orangtua EL, IV langsung membentak korban dan menyuruhnya meminta maaf karena mengejek anaknya. Selain itu, pria tersebut juga meminta EN bersujud serta menggonggong.

    Sejumlah guru, petugas keamanan, serta bhabinkamtibmas mendatangi sumber keributan tersebut.

    Mereka berniat untuk meredam amarah IV yang masih membentak EN. Selanjutnya, SMA Kristen Gloria 2 melalui salah seorang guru kemudian membawa kejadian itu ke jalur hukum. 

    Aduan itu bernomor LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

     

  • Demi Swasembada Pangan, Kapolri Ajak Brimob Tanami Lahan Kosong – Espos.id

    Demi Swasembada Pangan, Kapolri Ajak Brimob Tanami Lahan Kosong – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo ketika memberikan arahan kepada jajarannya sebagai respons cepat instruksi Presiden Prabowo Subianto dalam kegiatan retret di Magelang, Jawa Tengah. (ANTARA/HO-Divisi Humas Polri)

    Esposin, DEPOK — Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengajak jajarannya di Korps Brimob Polri untuk menanami lahan kosong sebagai keikutsertaan dalam program swasembada pangan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    “Saya pikir rekan-rekan Brimob juga bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan swasembada pangan dengan memanfaatkan lahan-lahan yang kosong,” kata dia saat menghadiri HUT Ke-79 Korps Brimob Polri, di Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11/2024). 

    Promosi
    Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI, Perkuat Kapasitas Hadapi Bencana

    Kapolri menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang sangat besar. Sumber daya tersebut, kata dia, dapat menjadi potensi yang bisa dikelola untuk mengawal program pertumbuhan ekonomi.

    Adapun salah satu misi Astacita adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

    Menurutnya, seluruh insan Bhayangkara, termasuk Korps Brimob Polri, bisa berpartisipasi dalam mewujudkan misi tersebut dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

    “Di wilayah, para Kapolda saya lihat juga sudah mulai mempersiapkan diri mendukung swasembada dan mendorong ketahanan pangan,” ucapnya sebagaimana dilansir Antara. 

    Oleh karena itu, Kapolri turut mengajak personel Korps Brimob untuk ikut dalam pengelolaan sumber daya dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada.

    Sebelumnya, Jenderal Polisi Listyo Sigit dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI pada Senin (11/11/2024), mengungkapkan beberapa langkah Polri dalam mendukung swasembada pangan.

    Langkah pertama ​​​​adalah membuat program Pekarangan Pangan Bergizi. Program tersebut dimotori oleh bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas) dengan mengedukasi dan menyosialisasikan tentang produksi pangan di pekarangan rumah.

    Berikutnya adalah menciptakan program pemanfaatan lahan-lahan yang tidak terpakai yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan).

    Dari sisi pengawasan, Kapolri mengatakan bahwa kepolisian melakukan pengawasan distribusi pupuk dan alat serta mesin pertanian.

    Selain itu, Polri juga terus melakukan pengawalan terkait dengan kegiatan perizinan guna mempercepat penyelesaian sengketa lahan dan mencegah potensi konflik di sektor energi.

    Terakhir, dari sisi penguatan sumber daya manusia (SDM), Polri melakukan rekrutmen khusus bagi alumni SMK dari jurusan pertanian, peternakan, perikanan, dan gizi kesehatan masyarakat.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.