Kementrian Lembaga: Bhabinkamtibmas

  • Terungkap, Luluk Berupaya Lindungi Anaknya Dari Reruntuhan Akibat Ledakan di Rumah Polisi Mojokerto – Halaman all

    Terungkap, Luluk Berupaya Lindungi Anaknya Dari Reruntuhan Akibat Ledakan di Rumah Polisi Mojokerto – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO – Luluk Sudarwati (40) berupaya melindungi anaknya M Kaffa (3) dari reruntuhan tembok dinding rumahnya yang hancur akibat ledakan yang berasal dari rumah polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

    Diketahui, Luluk dan anaknya tewas dalam peristiwa yang terjadi pada Senin (13/1/2025).

    Upaya Luluk Sudarwati melindungi anaknya M Kaffa dalam peristiwa tersebut terungkap berdasarkan hasil pemeriksaan tim Biddokkes Polda Jatim.

    Hasil identifikasi jenazah, Luluk Sudarwati dan anaknya M Kaffa meninggal dalam kondisi lemas kekurangan oksigen akibat tertimpa reruntuhan rumah yang ambruk terkena ledakan.

    Biddokkes Polda Jatim, Tutik Purwanti, mengatakan, pihaknya melakukan identifikasi terhadap jenazah korban di RSUD Prof dr Soekandar Mojosari Mojokerto.

    Identifikasi jenazah memperkuat dugaan korban meninggal, posisi korban Luluk melindungi anaknya saat tertimpa reruntuhan rumah.

    “Pemeriksaan jenazah korban, (Kaffa) didapati beberapa luka lecet di bagian wajah dan anggota badan gerak atas dan bawah. Identifikasi jenazah (Luluk) luka lecet pada wajah, lengan dan kaki,” jelasnya dalam keterangan pers di Mapolres Mojokerto, Selasa (14/1/2025).

    Ia mengungkapkan, pemeriksaan terhadap jenazah korban juga ditemukan tanda-tanda asfiksia yang merupakan kekurangan oksigen pada tubuh.

    “Kami temukan asfiksia, merupakan tanda kondisi lemas karena kekurangan oksigen pada kedua jenazah tersebut. Jenazah hanya dilakukan pemeriksaan luar,” ungkap Tutik Purwanti.

    Dikatakan Tutik, kesimpulan pemeriksaan forensik memperkuat dugaan korban meninggal akibat tertimpa material rumah yang roboh terkena ledakan.

    “Kondisi korban utuh tidak ditemukan luka bakar, hanya ditemukan luka lecet dan memar. Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa penyebab korban meninggal akibat terkena reruntuhan, dari tanda asfiksia berupa kuku membiru dan pendarahan kelopak mata serta luka lecet sesuai kondisi korban saat ditemukan,” katanya.

    Kodi sebelumnya mengungkap dirinya tak menyangka istri dan anaknya akan tewas dalam insiden ledakan rumah polisi.

    Saat kejadian Kodi sedang bekerja di sawah yang tidak jauh dari rumahnya, sekitar pukul 08.00 WIB.

    Ketika sedang bekerja di sawah, ia mendapat kabar rumah iparnya, Aipda Maryudi, anggota Polsek Dlanggu yang berada persis di samping kediamannya, meledak.

    “Saya pas di sawah sekitar jam 08.00-09.00 WIB, dapat kabar rumahnya Mas Yudi (Aipda Maryudi) meledak,” kata Kodi, Senin (13/1/2025).

    Mendapat kabar itu, sontak dirinya bergegas pulang.

    Setibanya di rumah, ia mencari keberadaan istri dan anaknya.

    Ia terkejut melihat istri dan anaknya yang saat itu tidur di kamar dalam kondisi tak bernyawa tertimpa dinding rumah akibat ledakan tersebut.

    “Terus saya pulang, saya cari anak dan istri saya,” ucap Kodi.

    Ia mengungkapkan, tidak ada firasat sebelum peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.

    “Tidak ada firasat apa-apa,” ujarnya.

    Dari pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya penyelidikan ledakan rumah polisi, yang masih saudaranya tersebut.

    Aipda Maryudi merupakan kakak ipar dari Luluk Sudarwati.

    “Iya nanti diserahkan ke pihak kepolisian,” ucapnya.

    Saat ini jenazah Luluk Sudarwati (41) bersama anaknya, M Kaffa (3) sudah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat.

    Sementara itu, Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto mengatakan pihaknya saat ini sudah menurunkan tim laboratorium forensik untuk mengungkap penyebab pasti ledakan tersebut.

    “Tim Labfor sudah kita lakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan barang bukti sudah kita amankan, mohon waktu untuk penyebab masih terus kita dalami,” ucap AKBP Ihram Kustarto di lokasi kejadian ledakan, Senin (13/1/2025).

    Menurut dia, setelah olah TKP yang dilakukan Tim Labfor Polda Jatim dan Inafis Polres Mojokerto, diamankan sejumlah barang bukti dari rumah tersebut.

    “Yang pasti ada tabung gas tiga kilogram dan perangkat-perangkat elektronik, karena kebetulan yang bersangkutan hobi elektronik,” jelasnya.

    Ia mengungkapkan, pemilik rumah, Aipda Maryudi yang juga anggota Polsek Dlanggu, diperiksa Propam untuk dimintai keterangan terkait peristiwa ledakan di rumahnya.

    “Yang bersangkutan selaku pemilik rumah, sekarang sedang kami lakukan pemeriksaan internal maupun penyelidikan di Satreskrim,” ujar AKBP Ihram Kustarto.

    Untuk memudahkan penyelidikan, satu alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi puing-puing reruntuhan bangunan rumah yang terdampak ledakan.

    “Tim Labfor sudah berada di sini, kemudian Satreskrim di lokasi untuk melakukan penyelidikan,” ujarnya.

    AKBP Ihram Kustarto pun menegaskan peristiwa ledakan rumah mengakibatkan dua korban meninggal. 

    Tim Labfor dan Biddokkes Polda Jatim juga memastikan terkait penyebab kematian korban.

    “Bahwa betul korban meninggal dunia, dan yang memastikannya adalah dokter di rumah sakit. Kalau terkait penyebab kematian korban secara spesifik adalah hasil swab baju korban disampaikan Labfor dan kondisi korban saat dilakukan pertolongan oleh Biddokkes,” bebernya.

    Menurut dia, hasil pemeriksaan korban tidak ada luka bakar maupun yang sebabkan ledakan.

    “Hasil pemeriksaan baju korban tidak ada kandungan yang berakibat terhadap ledakan, maupun luka bakar,” kata AKBP Ihram Kustarto.

    Tim Labfor Polda Jatim, AKBP Agus Santosa menjelaskan, pihaknya mengambil sampel dari baju korban dan tidak ditemukan residu bahan peledak klorat diduga kuat sisa dari petasan kembang api atau sreng dor.

    Alat bukti klorat ditemukan di pusat ledakan rumah milik Aipda Muryadi, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Dlanggu Mojokerto.

    “Kita menggunakan alat untuk pemeriksaan sampel dari baju ibu maupun anak, hasilnya negatif. Jadi tidak ada bahan peledak (klorat) di situ. Baju dalam kondisi utuh,” ujarnya.

    Sekadar informasi selain mengakibatkan korban jiwa, ledakan dari rumah polisi tersebut pun mengakibatkan lima rumah warga rusak, satu di antaranya mengalami kerusakan yang tidak terlalu parah.

     

    Penulis: Mohammad Romadoni

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kasih Ibu Sampai Akhir Hayat, Luluk Lindungi Anaknya Saat Tertimpa Reruntuhan Rumah Akibat Ledakan

  • Kasih Ibu Sampai Akhir Hayat, Luluk Lindungi Anaknya Saat Tertimpa Reruntuhan Rumah Akibat Ledakan

    Kasih Ibu Sampai Akhir Hayat, Luluk Lindungi Anaknya Saat Tertimpa Reruntuhan Rumah Akibat Ledakan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni

    TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO – Tim Biddokkes Polda Jatim mengungkap penyebab kematian dua korban akibat ledakan rumah polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

    Hasil identifikasi jenazah, Luluk Sudarwati (40) dan anaknya M Kaffa (3), meninggal dalam kondisi lemas kekurangan oksigen akibat tertimpa reruntuhan rumah yang ambruk terkena ledakan.

    Biddokkes Polda Jatim, Tutik Purwanti, mengatakan, pihaknya melakukan identifikasi terhadap jenazah korban di RSUD Prof dr Soekandar Mojosari Mojokerto.

    Identifikasi jenazah memperkuat dugaan korban meninggal, posisi korban Luluk melindungi anaknya saat tertimpa reruntuhan rumah.

    “Pemeriksaan jenazah korban, (Kaffa) didapati beberapa luka lecet di bagian wajah dan anggota badan gerak atas dan bawah. Identifikasi jenazah (Luluk) luka lecet pada wajah, lengan dan kaki,” jelasnya dalam keterangan pers di Mapolres Mojokerto, Selasa (14/1/2025).

    Ia mengungkapkan, pemeriksaan terhadap jenazah korban juga ditemukan tanda-tanda asfiksia yang merupakan kekurangan oksigen pada tubuh.

    “Kami temukan asfiksia, merupakan tanda kondisi lemas karena kekurangan oksigen pada kedua jenazah tersebut. Jenazah hanya dilakukan pemeriksaan luar,” ungkap Tutik Purwanti.

    Dikatakan Tutik, kesimpulan pemeriksaan forensik memperkuat dugaan korban meninggal akibat tertimpa material rumah yang roboh terkena ledakan.

    “Kondisi korban utuh tidak ditemukan luka bakar, hanya ditemukan luka lecet dan memar. Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa penyebab korban meninggal akibat terkena reruntuhan, dari tanda asfiksia berupa kuku membiru dan pendarahan kelopak mata serta luka lecet sesuai kondisi korban saat ditemukan,” pungkasnya.

    Ibu dan Anak Meninggal Tertimpa Reruntuhan Rumah

    Ibu dan anak yang menjadi korban ledakan dipastikan meninggal karena tertimpa reruntuhan rumah, bukan terkena ledakan secara langsung.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, menegaskan, peristiwa ledakan rumah mengakibatkan dua korban meninggal. 

    Tim Labfor dan Biddokkes Polda Jatim juga memastikan terkait penyebab kematian korban.

    “Bahwa betul korban meninggal dunia, dan yang memastikannya adalah dokter di rumah sakit. Kalau terkait penyebab kematian korban secara spesifik adalah hasil swab baju korban disampaikan Labfor dan kondisi korban saat dilakukan pertolongan oleh Biddokkes,” bebernya.

    Menurut dia, hasil pemeriksaan korban tidak ada luka bakar maupun yang sebabkan ledakan.

    “Hasil pemeriksaan baju korban tidak ada kandungan yang berakibat terhadap ledakan, maupun luka bakar,” kata AKBP Ihram Kustarto.

    Tim Labfor Polda Jatim, AKBP Agus Santosa menjelaskan, pihaknya mengambil sampel dari baju korban dan tidak ditemukan residu bahan peledak klorat diduga kuat sisa dari petasan kembang api atau sreng dor.

    Alat bukti klorat ditemukan di pusat ledakan rumah milik Aipda Muryadi, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Dlanggu Mojokerto.

    “Kita menggunakan alat untuk pemeriksaan sampel dari baju ibu maupun anak, hasilnya negatif. Jadi tidak ada bahan peledak (klorat) di situ. Baju dalam kondisi utuh,” tandasnya.

    Sebelumnya, terjadi ledakan di rumah seorang warga di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (13/1/2025).

    Mengutip Breaking News KompasTV, ledakan terjadi di rumah warga bernama Maryudi yang bekerja sebagai anggota polisi.

    Deni, seorang warga setempat, mengatakan berdasarkan informasi dari sejumlah warga, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.

    “Tiba-tiba ada dua kali ledakan dan kondisi rumahnya hancur,” ucapnya.

    Saat ditanya apakah ia mengenal kedua korban tewas, ia menyebut korban merupakan ibu dan anak.

    “Korbannya atas nama Luluk, kemudian anaknya masih berusia tiga tahun,” ujarnya.

    Akibat ledakan tersebut, sebanyak lima rumah warga rusak, satu di antaranya mengalami kerusakan yang tidak terlalu parah.

    “Empat rumah ini KK yang berbeda, yang ada korbannya itu yang ada di sebelahnya pas,” ujarnya.

  • WNA yang Berkelahi dengan Marbot Masjid di Bogor Kini Diburu Imigrasi dan Polisi – Halaman all

    WNA yang Berkelahi dengan Marbot Masjid di Bogor Kini Diburu Imigrasi dan Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Kantor Imigrasi Kelas 1 Non TPI Bogor bekerja sama dengan polisi memburu warga negara asing (WNA) yang berkelahi dengan marbot Masjid Masjid Al Muqsit di wilayah Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    Kepala Subseksi Penindakan Keimigrasian Oktinardo Kansil mengatakan, WNA itu dipastikan melanggar ketertiban umum.

     “Melanggar Pasal 75 UU No 6 Tahun 2011. WNA ini menggangu ketertiban umum,” kata pria yang kerap disapa Ardo kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (14/1/2025).

    Dia melanjutkan, Imigrasi saat ini sudah mengeluarkan status daftar pencarian orang (DPO) keimigrasian kepada WNA itu.

    Saat ini juga, Imigrasi pun langsung bekerja sama dengan pihak kepolisian mencari keberadaan WNA ini.

    “Saat ini kami (Imigrasi Bogor) juga berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas untuk menyelidiki data dan keberadaan WNA tersebut,” ujarnya.

    WNA itu pun terancam akan dideportasi oleh Imigrasi Bogor jika sosoknya sudah diketahui.

     

    “Tapi, kita akan mintai keterangan terlebih dahulu dan pemeriksaan administrasinya. Setelah itu kita ambil keputusan,” tegasnya.

    Diketahui sebelumnya, Beredar video keributan antara marbot dengan warga negara asing (WNA) di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

    Pria asing yang diduga berasal dari Arab Saudi yang terlibat cekcok dengan marbot di Masjid Al Muqsit di wilayah Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    Dari narasi yang beredar, pria berparas timur tengah itu tidak terima ditegur oleh marbot berinisial R alias Jenggot karena buang air kecil di tempat wudhu.

    Menindaklanjuti kejadian tersebut, pihak kepolisian dari Polsek Cisarua pun melakukan pengecekan ke lokasi.

    Kapolsek Cisarua, Kompol Eddy Santosa mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (12/1/2025) sekitar pukul 17.50 WIB.

    Ia mengungkapkan bahwa kejadian itu bermula saat sang marbot yang sedang membersihkan area lantai melihat orang tak dikenal memasuki area masjid tanpa melepas alas kaki.

    Penulis: Rahmat Hidayat

  • Pemkab Mojokerto Turun Tangan Assessment Rumah Warga yang Rusak Terdampak Ledakan

    Pemkab Mojokerto Turun Tangan Assessment Rumah Warga yang Rusak Terdampak Ledakan

    TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO– Pemkab Mojokerto melalui (Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Perhubungan)
    turun tangan melakukan assessment dampak kerusakan rumah warga, pasca insiden ledakan rumah polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. 

    Petugas DPRKP2 tampak mengecek kondisi rumah warga yang berada persis di pusat ledakan. 

    Dua rumah kondisinya rusak parah yaitu, rumah Aipda Maryudi anggota Bhabinkamtibmas Polsek Dlanggu dan rumah Kodi suami dari Luluk Sudarwati (40) dan anaknya M. Kaffa (3), yang menjadi korban ledakan tersebut.

    “Kedatangan di sini untuk menghitung luasan, ukuran rumah yang nantinya mau dibangunkan. Nanti kita rapatkan dulu dengan pimpinan,” ucap Kabid Perumahan DPRKP2 Kabupaten Mojokerto, Inayah S.A, Selasa (14/1/2025).

    Menurut Inayah, pihaknya juga melibatkan pemilik rumah dan sekdes Sumolawang saat melakukan assessment rumah warga yang rusak terdampak ledakan.

    “Ini sudah rata dengan tanah, kita ajak pemilik rumah dan sekdes setempat untuk mengukur luasannya karena nanti itu menyangkut perhitungannya,” jelasnya.

    Kondisi rumah terdampak ledakan rata dengan tanah yang merupakan kediaman Aipda Maryudi, termasuk rumah Kodi berada persis di sisi timur.

    “Ada dua rusak parah yaitu rumah korban, dan dua rumah di sampingnya rusak pada bagian atap,” ujar Inayah.

    Dirinya menyebut perbaikan rumah rusak terdampak ledakan belum pasti apakah nantinya menggunakan bantuan anggaran dari Pemda atau tidak. 

    “Itu nanti masih dirapatkan lagi, karena mengingat ini awal tahun ini
    perlu kebijakan-kebijakan pimpinan dan kita tidak bisa menentukan. Harus ada rapat nanti titik temunya di mana, pada hasil rapat,” kata Inayah.

    Ia menambahkan, intervensi Pemda untuk membantu warga terdampak ledakan dapat dilakukan, yang nantinya akan diputuskan dalam rapat di Pemkab Mojokerto besok Rabu pagi.

    “Intervensi bantuan kan banyak, bisa melalui CSR (Corporate Social Responsibility) atau lainnya. Itu nanti dibahas dalam rapat tersebut,” pungkasnya

  • Sosok Polisi Bhabinkamtibmas yang Rumahnya Meledak di Mojokerto, Singgung Soal Reparasi Elektronik

    Sosok Polisi Bhabinkamtibmas yang Rumahnya Meledak di Mojokerto, Singgung Soal Reparasi Elektronik

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Romadoni

    TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO– Tim Labfor Polda Jatim menemukan perangkat elektronik di pusat ledakan rumah polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.

    Alat bukti ditemukan di lokasi ledakan berupa perangkat-perangkat elektronik salah satunya berupa empat buah kapasitor dalam kondisi rusak.

    Temuan itu untuk memperkuat penyelidikan terkait alat bukti lain yang ditemukan berapa klorat jenis  daya ledak Low Explosive yang sangat rentan jika terkena panas, gesekan maupun benturan.

    Sosok Aipda Maryudi anggota Bhabinkamtibmas Polsek Dlanggu, yang rumahnya meledak, memang dikenal memiliki hobi dan keahlian memperbaiki perangkat elektronik.

    “Yang bersangkutan hobi perangkat-perangkat elektronik, juga reparasi alat elektronik baik itu tv maupun tape dan tidak memungut biaya terhadap jasanya tersebut kepada para tetangga,” ucap Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Selasa (14/1/2025).

    Menurut dia, Tim Labfor juga melakukan pemeriksaan sampel dari kusen pintu di rumah yang bersangkutan untuk penyelidikan terkait penyebab ledakan.

    “Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan, alat bukti dari lokasi kejadian masih dalam pemeriksaan Labfor Polda Jatim,” jelasnya.

    Seperti yang diketahui, pasca olah TKP yang dilakukan Tim Labfor Polda Jatim dan INAFIS Polres Mojokerto diamankan sejumlah barang bukti dari rumah tersebut.

    “Yang pasti ada tabung elpiji tiga kilogram dan perangkat-perangkat elektronik, karena kebetulan yang bersangkutan hobi elektronik,” kata AKBP Ihram Kustarto.

    Pemilik rumah Aipda Maryudi anggota Polsek Dlanggu diperiksa Propam Polda Jatim untuk dimintai keterangan terkait peristiwa ledakan.

    “Yang bersangkutan selaku pemilik rumah, sekarang sedang kami lakukan pemeriksaan internal maupun penyelidikan di Satreskrim,” pungkasnya.

    Untuk memudahkan penyelidikan, satu alat berat dikerahkan mengevakuasi puing-puing reruntuhan bangunan rumah yang terdampak ledakan.

    “Tim Labfor sudah berada di sini, kemudian Satreskrim di lokasi untuk melakukan penyelidikan,” tandasnya.

  • Kasus mayat di Marunda, polisi sebut korban bawa mobil ke dermaga

    Kasus mayat di Marunda, polisi sebut korban bawa mobil ke dermaga

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menyebutkan korban HO (75) membawa kendaraan roda empat, sebelum ditemukan tewas di perairan Marunda, Jumat (10/1).

    “Telah ditemukan rekaman CCTV yang berisi diduga korban melaju menggunakan satu unit mobil Toyota Vios nopol B-1606-LB masuk ke Dermaga KCN Marunda pada Jumat (10/1) pukul 00.35 WIB, ” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya saat dikonfirmasi, di Jakarta, Selasa.

    Ade Ary menjelaskan pihaknya telah melakukan penelusuran CCTV dan ditemukan mobil yang dikendarai korban melaju menyusuri kade (pangkalan tempat kapal menaikkan dan membongkar muatan) 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut.

    “Saat ini penyidik masih bekerja, kita lagi mencari mobil yang dikemudikan korban,” ucapnya.

    Nelayan yang tengah mencari ikan menemukan sesosok mayat laki-laki mengambang di perairan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara pada Jumat (10/1).

    Setelah dilakukan evakuasi dari mayat tersebut terdapat sejumlah kartu identitas dengan inisial nama HO, Kartu Anggota TNI berpangkat Brigjen, dan Kartu Anggota Badan Intelijen Negara (BIN) berpangkat Pembina Utama.

    Kapolsek Cilincing Komisaris Polisi Fernando Saharta Saragi saat dikonfirmasi pada Selasa, membenarkan adanya temuan mayat tersebut.

    “Untuk yang menangani dari Subdit Gakkum Polairud Polda Metro Jaya,” ucapnya saat dikonfirmasi.

    Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun oleh ANTARA, pada Jum’at (10/1) sekira pukul 15.15 WIB ada nelayan datang dari laut dan memberikan informasi melihat ada sesosok mayat terapung, di sekitar sero-sero nelayan sebelah timur Marunda Center.

    Selanjutnya Tim dari Markas Unit Patroli Marunda memerintahkan Kapal Bko VII- 1007, VII – 1024, Anggota Markas dan Bhabinkamtibmas agar segera melaksanakan pencarian dan evakuasi ke laut.

    Kemudian pukul 15.53 WIB mayat berhasil di temukan di sekitar sero sero Marunda Center dengan ciri-ciri, laki-laki, memakai kaos belang-belang, celana jeans warna hitam dan gesper hitam.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mayat Pria Ditemukan di Perairan Marunda, Ada Kartu Anggota TNI Pangkat Brigjen

    Mayat Pria Ditemukan di Perairan Marunda, Ada Kartu Anggota TNI Pangkat Brigjen

    Jakarta

    Mayat laki-laki ditemukan mengambang di perairan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan.

    Dilansir Antara, Selasa (14/1/2025), Kapolsek Cilincing, Kompol Fernando Saharta Saragi membenarkan temuan itu. Saat ini, kasus penemuan mayat tersebut ditangani oleh Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Metro Jaya.

    “Untuk yang menangani dari Subdit Gakkum Polairud Polda Metro Jaya,” ujar Fernando.

    Dari informasi yang dihimpun, seorang nelayan datang ke Markas Unit Patroli Marunda pada Jumat (10/1/2025), sekitar pukul 15.15 WIB. Ia melaporkan adanya temuan mayat terapung.

    Selanjutnya, tim memerintahkan Kapal Bko VII- 1007, VII – 1024, Anggota Markas dan Bhabinkamtibmas agar segera melaksanakan pencarian dan evakuasi ke laut. Sekitar pukul 15.53 WIB, tim menemukan mayat di sekitar sero-sero Marunda Center.

    Dikutip dari Antara, mayat itu berjenis kelamin laki-laki, memakai kaos belang-belang, celana jeans warna hitam, dan gesper hitam. Kemudian, tim juga menemukan sejumlah kartu identitas berinisial HO, Kartu Anggota TNI berpangkat Brigjen, dan Kartu Anggota Badan Intelijen Negara (BIN) berpangkat Pembina Utama.

    (isa/imk)

  • HUT ke-21 Polda Banten, Kapolda Minta Personel Beri Layanan Terbaik

    HUT ke-21 Polda Banten, Kapolda Minta Personel Beri Layanan Terbaik

    Serang

    Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto ingin momentum 21 tahun berdirinya Polda Banten sebagai upaya personel memberikan pengabdian terbaik ke masyarakat. Ia juga menekankan soal layanan terbaik sebagaimana dituangkan dalam commander wish atau kebijakan pimpinan.

    Program dalam kebijakan itu di antaranya Warung Bhabinkamtibmas atau Warban, Pergelaran Cepat Anggota Kepolisian Polda Banten atau Pecak, dan Polisi Peduli Pengangguran atau Poliran. Hal itu disampaikan melalui Wakapolda Banten Brigjen Hengki, HUT Polda Banten ke-21 jatuh pada Minggu (12/1) kemarin.

    Polda kemudian melakukan upacara pada Senin (13/1/2025). Dalam kegiatan itu ditekankan agar program unggulan Kapolda Suyudi berjalan dengan baik dan dilaksanakan oleh setiap personel di wilayah hukum Polda Banten.

    “Di dalam memberikan pelayanan masyarakat di ulang tahun ini tentu ada hal-hal yang perlu kami sampaikan secara umum bahwa di wilayah hukum Polda Banten sampai sore hari ini dalam keadaan aman dan kondusif termasuk pasca pelaksanaan pengamanan Pilkada Serentak,” kata Henki kepada wartawan.

    Selain itu, di momen HUT ini Polda Banten memberikan reward kepada personel yang telah bekerja dengan baik. Khususnya untuk pengungkapan perkara yang menjadi perhatian publik.

    Reward tersebut katanya diberikan ke Kasatreskrim Polresta Tangerang dan tim yang telah mengungkap kasus penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak. Kedua ke Kanit Reskrim di Polsek Ciwandan yang dengan kegigihan dan keberaniannya yang ingin menangkap pelaku pencurian dan pemotongan penerangan jalan umum di Kota Cilegon hingga ia terluka saat melakukan pengamanan.

    Ia mengatakan bahwa reward dan punishment yang diberikan sesuai dengan penilaian. Mulai penilaian dari Irwasda, SDA hingga Propam.

    Hengki menekankan soal arahan-arahan dari Kapolda Banten terkait dengan pelayanan untuk masyarakat. Dia mengatakan, berkaca pada perkara di Polsek Cinangka, bahwa setiap pimpinan baik itu di Polda, Polres, hingga Polsek harus langsung turun untuk memberikan arahan-arahan pada setiap personel.

    “Mudah-mudahan ini menjadikan pelajaran bahwa memberikan pelayanan terbaik tidak mengenal waktu, kami selalu siap memberikan darma bakti kami untuk masyarakat Banten,” tegasnya.

    (bri/lir)

  • Dukung ketahanan pangan, Pemkot Jaktim panen 77 kg sayuran di KBT

    Dukung ketahanan pangan, Pemkot Jaktim panen 77 kg sayuran di KBT

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) melakukan panen serentak sayur mayur sebanyak 77 kilogram (kg) di bantaran Kanal Banjir Timur (KBT), Duren Sawit, Jakarta Timur sebagai upaya mendukung ketahanan pangan.

    “Di Kanal Banjir Timur ini kita melakukan pertanian kota atau urban farming dan berbagai jenis tanaman sudah ditanam di sini. Alhamdulillah, kami panen 30 kilogram (kg) bawang merah. Total sekitar 77 kg kalau semua sayur mayur,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jaktim Iin Mutmainah usai panen di KBT Duren Sawit, Jakarta, Senin.

    Menurut Iin, bawang merah yang ditanam di KBT ini hasilnya bagus dan tidak kalah dengan bawang produksi dari daerah lain.

    Pertanian kota di KBT ini menjadi contoh bagi masyarakat agar mau bercocok tanam sebagai upaya mendukung ketahanan pangan dan pemanfaatan lahan kosong.

    “Air kali yang ada di KBT ini ternyata bagus ya, bisa digunakan untuk menyiram tanaman, sehingga bisa saling bersimbiosis mutualisme antara lingkungan yang ada di sini,” ujar Iin.

    Adapun enam lokasi di Duren Sawit yang melakukan panen sayuran, yakni Kelurahan Pondok Kopi yang memiliki hasil panen sekitar 30 kg bawang merah dan 5 kg terong, Kelurahan Malaka Sari ada bayam 3 kg dan labu air 6 kg, Kelurahan Malaka Jaya ada terong ungu panjang sebanyak 8 kg, kacang panjang 6 kg, dan kangkung 4 kg.

    Kemudian di Kelurahan Pondok Kelapa berupa labu air sebanyak 5 kg, Kelurahan Duren Sawit ada selada air sebanyak 5 kg, dan di Kelurahan Pondok Bambu panen selada air sebanyak 5 kg.

    Menurut IIn, penanaman sayur mayur ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka waktu panjang. Pemkot Jaktim pun terus menggencarkan penanaman bawang, cabai, dan bahan lainnya yang memungkinkan mengalami kenaikan harga saat hari raya besar.

    “Pastinya ini dukungan ketahanan pangan, karena kita tentu dengan melakukan ketahanan pangan dari semua sisi. Dengan sinergitas bersama semua komponen, saya yakin Insyaallah di Jakarta Timur bisa meningkatkan ketahanan pangan. Semua jenis tanaman di urban farming ini memang dibutuhkan oleh masyarakat,” paparnya.

    Menjelang hari besar keagamaan, tambah Iin, biasanya harga komoditas naik. Namun, dengan banyaknya area urban farming diharapkan dapat menekan harga komoditas di pasaran terutama bawang merah dan cabai.

    Turut mendukung upaya ketahanan pangan itu, yakni Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Timur, jajaran kecamatan, kelurahan, RT/RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), dan jajaran Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Aipda Maryudi, Polisi yang Rumahnya Meledak, Hobi Otak-atik Alat Elektronik, Kini Diamankan Propam

    Aipda Maryudi, Polisi yang Rumahnya Meledak, Hobi Otak-atik Alat Elektronik, Kini Diamankan Propam

    GELORA.CO –  Rumah Aipda Maryudi Bhabinkamtibmas di Polsek Dlanggu Polres Mojokerto, Jawa Timur luluh lantak akibat ledakan dahsyat.

    Ledakan tersebut turut merenggut dua korban nyawa keluarga Aipda Maryudi.

    Inilah sosok Aipda Maryudi, pemilik rumah polisi meledak di Mojokerto pada Senin (13/1/2025).

    Kapolres Mojokerto, AKBP Irham Kustarto, mengungkapkan Aipda Maryudi kini diperiksa.

    Aipda Maryudi diperiksa guna menyelidiki kemungkinan perannya dalam insiden ini, baik dari sisi pribadi maupun terkait profesinya sebagai anggota polisi.

    “Pemilik rumah saat ini sedang diperiksa oleh Propam dan Satreskrim. Kami mendalami seluruh aspek, termasuk dari sisi internal kepolisian,” kata Irham.

    Berdasarkan informasi yang diperoleh, Aipda Maryudi dikenal memiliki hobi mengutak-atik peralatan elektronik, yang kini menjadi salah satu fokus penyelidikan.

    Ledakan yang terjadi sekitar pukul 09.00 WIB itu mengakibatkan tewasnya seorang ibu berusia 41 tahun dan anaknya yang berusia 3 tahun.

    Kedua korban merupakan kerabat Aipda Maryudi dan tinggal di rumah bersebelahan.

    “Petugas laboratorium forensik (Labfor) Polda Jatim tengah menganalisis barang-barang yang ditemukan di lokasi,” ujar Kapolres Irham.

    Selain itu, polisi juga menyita sejumlah perangkat elektronik yang ditemukan di rumah Aipda Maryudi untuk dianalisis lebih lanjut.

    Menurut keterangan warga sekitar, Imam, ledakan terdengar sangat keras dan merusak dua rumah sekaligus.

    “Ledakannya sekitar jam 9 pagi, sangat keras,” kata Imam.

    Polisi terus melakukan pendalaman untuk memastikan penyebab pasti ledakan dan mengantisipasi kemungkinan lain yang dapat berhubungan dengan kejadian tersebut.

    Kapolres Irham Kustarto menambahkan bahwa tim forensik dari Polda Jawa Timur telah dikerahkan untuk membantu proses investigasi.

    “Kami masih dalam proses pendalaman. Kita datangkan tim forensik dari Polda Jatim dan sudah melakukan olah TKP,” kata Irham.

    Penyelidikan terkait insiden ini masih berlanjut, dengan fokus pada perangkat elektronik yang ditemukan di rumah Aipda Maryudi, yang diduga terkait dengan penyebab ledakan.

    Polisi juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengungkap penyebab tragedi ini secara tuntas.

    Identitas Korban Tewas

    Ledakan keras yang mengguncang Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Senin (13/1/2024) pagi menewaskan dua orang.

    Baca juga:  Rumah Milik Anggota Polisi di Mojokerto Meledak, Ibu dan Anak Usia 3 Tahun Tewas

    Kedua korban diketahui adalah Luluk Sudarwati (41) dan Kaffa, balita berusia tiga tahun.

    Kapolres Mojokerto AKBP Irham Kustarto membenarkan bahwa keduanya meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan bangunan akibat ledakan.

    “(Korban meninggal) seorang ibu dan anak yang berusia 3 tahun. Ibu berusia 41 tahun tersebut adalah bulek dari pemilik rumah, dan anak adalah keponakannya,” ujar Irham.

    Ledakan tersebut terjadi di rumah milik Aipda Maryudi, anggota Polsek Dlanggu, yang berada tepat di sebelah rumah korban.

    Saat kejadian, Luluk dan Kaffa berada di dalam rumah mereka dan diduga tidak sempat menyelamatkan diri ketika ledakan menghancurkan bangunan.

    Keduanya dievakuasi dari reruntuhan dan dibawa ke Rumah Sakit Sido Waras, Bangsal, Mojokerto. Namun, nyawa ibu dan anak itu tidak dapat diselamatkan.

    Polisi masih menyelidiki penyebab ledakan yang juga merusak rumah milik anggota Polri tersebut.

    “Kami masih dalam proses pendalaman, kita datangkan tim forensik dari Polda Jatim, kita juga sudah olah TKP,” kata Irham.

    Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), petugas mengamankan sejumlah peralatan elektronik dan tiga tabung gas elpiji dari lokasi kejadian.

    Irham menyampaikan, rumah yang menjadi pusat ledakan adalah milik anggota kepolisian yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Polsek Dlanggu.

    “Saya sampaikan bahwa rumah tersebut adalah rumah rekan kami, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Dlanggu,” katanya.

    Penyelidikan lebih lanjut dilakukan oleh tim forensik untuk mengungkap penyebab pasti ledakan yang menelan korban jiwa ini.

    Ledakan terjadi di rumah polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Senin (13/1/2025).

    Menurut Deni, seorang warga yang diwawancarai Kompas TV, ledakan terjadi sekitar pukul 09.00. Ia mengaku mendengar dua kali ledakan yang cukup keras.

    “Ada dua kali ledakan, kondisi rumah hancur,” katanya.

    Rumah Deni berjarak 2 km-3 km dari lokasi ledakan. Menurut dia, ada dua korban tewas dalam insiden ini, yakni seorang ibu dan seorang anak usia 3 tahun. 

    Selain rumah anggota polisi tersebut, empat rumah lainnya terdampak ledakan. Menurut Deni, rumah dua lantai milik polisi itu langsung ambruk setelah ledakan. 

    Ada serpihan kaca, dan perabotan yang terlempar hingga sekitar 10 meter. “Lumayan keras, saya kira ban meledak,” ucapnya.

    Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto mengatakan, Polda Jatim akan menurunkan tim untuk menyelidiki langsung penyebab ledakan.

    “Tim meluncur ke lokasi untuk melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara),” kata Dirmanto, Senin (12/1/2025).

    Tim yang diterjunkan terdiri dari Inafis Reskrim, Laboratorium Forensik, dan Kedokteran Forensik.

    Dirmanto enggan menjelaskan lebih lanjut soal dugaan penyebab ledakan yang berasal dari tabung gas atau barang elektronik.

    Pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan.

    Tidak hanya tim dari Polda Jatim, anggota Polres Mojokerto juga ikut membantu melakukan penyelidikan secara teknis. “Info selanjutnya nanti akan disampaikan Pak Kapolres,” ucapnya.