Kementrian Lembaga: Bhabinkamtibmas

  • Wanita Remaja di Pemalang Ngamuk Ancam Ibu Pakai Pisau Minta Dibelikan Skincare, Polisi Turun Tangan – Halaman all

    Wanita Remaja di Pemalang Ngamuk Ancam Ibu Pakai Pisau Minta Dibelikan Skincare, Polisi Turun Tangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang wanita remaja mengamuk dan mengancam orangtuanya menggunakan senjata tajam di Desa Kejambon, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (1/2/2025).

    Disebut-sebut aksi remaja wanita tersebut dilakukan karena tidak dibelikan skincare atau produk kecantikan untuk wajah.

    Video peristiwa tersebut pun viral di media sosial.

    Setelah menjadi sorotan, aparat kepolisian, TNI, hingga tokoh agama turun tangan.

    Aparat dari Polsek Taman bersama Bhabinkamtibmas, Babinsa, tokoh agama, dan perangkat Desa Kejambon mendatangi lokasi kejadian.

    Mereka mendatangi rumah remaja tersebut dalam rangka memberikan nasihat.

    Aparat bersama tokoh agama pun bertemu anak tersebut dan kedua orangtuanya.

    “Dalam kesempatan tersebut, petugas memberikan imbauan dan nasihat kepada sang anak dan kedua orangtuanya agar tidak mengulangi perbuatannya,” kata Kapolsek Taman AKP Ciptanto, melalui keterangan resmi, Minggu (2/2/2025) dikutip dari kompas.com.

    Mau Dibawa ke Psikiater

    Lebih lanjut, kata dia, pihak keluarga memutuskan untuk tidak membawa kasus tersebut ke jalur hukum. 

    Sebagai langkah lanjutan, orangtua berencana membawa putrinya ke psikiater untuk mendapatkan konseling.

    “Kedua orangtuanya menyampaikan bahwa mereka tidak akan membawa masalah ini ke ranah hukum. Mereka berencana membawa anaknya ke psikiater untuk mendapatkan bimbingan psikologis,” ucapnya.

    Bawa Pisau Dapur

    Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan seorang gadis remaja mengamuk dan mengancam orangtuanya dengan senjata tajam viral di media sosial. 

    Video yang tersebar luas di platform Instagram dan X menjadi sorotan netizen.

    Dalam rekaman video, gadis remaja itu terlihat marah-marah kepada ibunya sebelum masuk ke dalam rumah dan menuntut sepedanya.

    Tak lama kemudian, ia keluar sambil membawa pisau dapur dan bersitegang dengan ibunya. 

    Seorang warga pun merekam kejadian tersebut.

    “Tak video, lihat mau membunuh orangtuanya,” ucap perekam dalam video tersebut.

    Warga sekitar berusaha menghentikan aksi remaja tersebut. 

    bahkan, ada yang mencoba memukulkan gagang kayu dengan harapan si remaja menjatuhkan pisau.

    Tetapi gadis itu tetap maju mendekati ibunya sambil berteriak dan mengumpat.

    Unggahan tersebut memicu ribuan komentar dari netizen yang mengecam tindakan gadis remaja itu.

    (Tribunjateng.com/ Andra Prabasari/ Kompas.com/ Dedi Muhsoni)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Gadis Asal Pemalang Ancam Bunuh Orang Tua Gegara Skincare, Kapolsek Taman Turun Tangan

  • Polisi Ngawi Bantu Evakuasi Penderita Gangguan Kejiwaan di Kedunggalar

    Polisi Ngawi Bantu Evakuasi Penderita Gangguan Kejiwaan di Kedunggalar

    Ngawi (beritajatim.com)– Polsek Kedunggalar Polres Ngawi Polda Jatim kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan membantu evakuasi seorang warga dengan gangguan kejiwaan (ODGJ). Pasien berinisial S (30), warga Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, dievakuasi ke Rumah Sakit Jiwa dr. Soeroto Ngawi atas permintaan keluarganya.

    Kapolsek Kedunggalar, AKP Karno, segera mengambil tindakan dengan menugaskan Aipda Purwanto untuk mendampingi evakuasi tersebut. Proses evakuasi juga melibatkan pihak TNI, petugas Puskesmas, dan perangkat desa guna memastikan keselamatan pasien serta lingkungan sekitar.

    “Anggota kami membantu evakuasi dan mengantarkan sampai ke rumah sakit, untuk mendapat pengobatan lebih lanjut agar tidak mengganggu lingkungan,” ujar AKP Karno, Minggu (2/2/2025).

    Lebih lanjut, ia mengingatkan agar keluarga penderita ODGJ memberikan perhatian khusus, terutama dalam menjaga keselamatan mereka dalam aktivitas sehari-hari.

    “Pastikan juga untuk memiliki kontak darurat yang dapat dihubungi dalam situasi darurat. Keselamatan adalah prioritas utama, dan polisi selalu siap membantu dalam segala kesulitan,” tambahnya.

    Kapolres Ngawi, AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto turut memberikan apresiasi kepada anggotanya yang telah bertindak cepat dalam menangani situasi ini.

    “Terima kasih untuk anggota yang telah ikut memantau dan membantu pasien, sehingga tidak sampai menggangu lingkungan,” ungkapnya.

    Kapolres Ngawi juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor ke kepolisian jika ada anggota keluarga atau warga sekitar yang membutuhkan penanganan serupa. “Silakan hubungi kepolisian terdekat. Ada Bhabinkamtibmas yang siap membantu warga,” lanjutnya.

    Masyarakat diharapkan semakin peduli dengan kondisi ODGJ di lingkungannya dan segera melapor jika melihat individu yang membutuhkan pertolongan. Dengan kerja sama antara keluarga, masyarakat, dan pihak berwenang, diharapkan penanganan ODGJ dapat dilakukan secara lebih optimal demi keamanan bersama. [fiq/suf]

  • Antisipasi Tawuran, Warga Serahkan Golok-Celurit ke Polsek Ciputat Timur

    Antisipasi Tawuran, Warga Serahkan Golok-Celurit ke Polsek Ciputat Timur

    Jakarta

    Polsek Ciputat Timur menerima sejumlah senjata tajam dari masyarakat di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Pengumpulan senjata tajam itu bagian dari Preventif Strike mencegah terjadinya tawuran.

    “Barang bukti tersebut dikumpulkan serta diamankan di Polsek Ciputat Timur merupakan dari hasil implementasi Preventif Strike yang dilakukan jajaran Polsek Ciputat Timur Polres Tangerang Selatan,” kata Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Bambang Askar Sodiq dalam keterangannya, Minggu (2/1/2025).

    Warga secara sukarela menyerahkan sejumlah sajam ke polisi. Penyerahan dibantu Bhabinkamtibmas serta RT dan RW setempat.

    “Yang dengan kesadaran warga menyerahkan ke petugas Babinsa, Bhabinkamtibmas, para ketua RT, Ketua RW, Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur,” ujarnya.

    “Masyarakat secara sukarela dan dengan kesadaran sendiri menyerahkan barang-barang dan senjata tajam yang digunakan untuk melakukan tawuran, sebagai upaya pencegahan tawuran di wilayah hukum Polsek Ciputat Timur menjelang bulan suci ramadhan,” lanjutnya.

    Berikut senjata tajam yang diserahkan:

    – Golok dan samurai 12 buah
    – Corbek 6 buah
    – Golok sisir 1 buah
    – Stik golf 13 buah
    – Celurit 17 buah.

    (dek/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pria Lansia di Kediri Ditemukan Meninggal, Diduga Sudah 14 Hari

    Pria Lansia di Kediri Ditemukan Meninggal, Diduga Sudah 14 Hari

    Kediri (beritajatim.com) – Seorang pria lanjut usia ditemukan meninggal dunia di rumahnya yang berlokasi di Jl. WR. Supratman RT 03 RW 01 No. 18, Kelurahan Pocanan, Kota Kediri, pada Sabtu (1/2/2025). Korban yang diketahui bernama Hariyanta (59) diduga telah meninggal selama 14 hari sebelum akhirnya ditemukan warga dalam kondisi membusuk.

    Penemuan jasad korban bermula ketika warga sekitar mulai mencurigai ketidakhadirannya dalam aktivitas sehari-hari. Asto Bambang Subagijo (52), salah satu saksi, mengatakan bahwa korban tidak terlihat keluar rumah selama dua minggu terakhir.

    “Saya sudah beberapa hari mencurigai rumah korban yang tampak sepi dan tidak ada tanda-tanda aktivitas. Biasanya beliau sering keluar rumah. Lalu saya mengajak beberapa warga untuk mengecek,” ujar Asto.

    Pada pukul 10.30 WIB, Asto bersama Gesang Kariyadi (53) dan Suhendro (52), serta beberapa warga lainnya mendatangi rumah korban. Saat membuka pintu, mereka langsung mencium bau menyengat. Setelah mengecek ke dalam kamar, mereka menemukan korban tergeletak di lantai dalam kondisi membusuk.

    Sontak, warga segera melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua RT, yang kemudian menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Pocanan, Aiptu Hendrik K Dewangga, serta pihak kepolisian dari Polsek Kediri Kota.

    Polisi Pastikan Tidak Ada Tanda Kekerasan

    Tak lama setelah laporan diterima, pada pukul 10.45 WIB, tim gabungan dari Polsek Kediri Kota, Tim Inafis Polres Kediri Kota, serta tim DOKPOL RS Bhayangkara tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan.

    Kapolsek Kediri Kota, Kompol Ridwan Sahara, S.H., memastikan bahwa dari hasil olah TKP dan identifikasi medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

    “Dari hasil pemeriksaan tim Inafis dan DOKPOL RS Bhayangkara, korban dipastikan meninggal dunia karena faktor usia dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” ujar Kompol Ridwan.

    Menurut keterangan warga, Hariyanta memang tinggal seorang diri dan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

    Pukul 11.30 WIB, proses identifikasi dan evakuasi selesai dilakukan, dengan situasi yang tetap kondusif. Jenazah korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Kota Kediri untuk pemeriksaan lebih lanjut sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

    Polsek Kediri Kota mengimbau warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama bagi mereka yang tinggal sendiri agar kejadian serupa dapat dicegah di kemudian hari. [nm/ian]

  • Polsek Boyolangu Tulungagung Respons Cepat ODGJ Mengamuk dengan Kapak

    Polsek Boyolangu Tulungagung Respons Cepat ODGJ Mengamuk dengan Kapak

    Tulungagung (beritajatim.com) – Kepolisian Sektor (Polsek) Boyolangu, Polres Tulungagung, bergerak cepat menangani laporan warga terkait seorang Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang mengamuk sambil membawa kapak dan sabit, Jumat (31/01/2025).

    Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, melalui Kapolsek Boyolangu, AKP Tarmadi, mengungkapkan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 08.00 WIB di Dusun Pelem, Desa Serut. Bhabinkamtibmas Desa Serut, Aiptu Dyah Lestari, langsung merespons laporan warga dan menuju lokasi kejadian.

    Tindakan Cepat Polisi dalam Mengamankan ODGJ
    ODGJ yang diketahui bernama Imam Bukhori (33), warga Dusun Pelem, Desa Serut, terlihat berjalan sambil membawa kapak dan sabit menuju arah Indomaret Beji dan ke arah barat menuju Desa Beji. Menyadari potensi bahaya, petugas dari Polsek Boyolangu segera melakukan pendekatan persuasif.

    “Personel kami segera melakukan pendekatan yang hati-hati untuk memastikan keselamatan semua pihak. Berkat koordinasi yang baik, Imam Bukhori berhasil diamankan tanpa insiden yang lebih besar,” ujar AKP Tarmadi.

    Dirujuk ke RSU Dr. Iskak untuk Perawatan
    Setelah berhasil diamankan, Imam Bukhori langsung dibawa ke Puskesmas Beji Kecamatan Boyolangu. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ia kemudian dirujuk ke RSU Dr. Iskak untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih lanjut.

    “Kami berharap Imam Bukhori mendapatkan perawatan yang diperlukan agar tidak membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat sekitar,” tambahnya.

    Langkah cepat dan sigap Polsek Boyolangu dalam menangani situasi ini mendapat apresiasi dari masyarakat. Warga berharap tindakan preventif semacam ini terus dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Tulungagung. (ted)

  • Detik-Detik Banjir Bandang Terjang Desa Naitae Kupang dan Seret 2 Warga, 1 Tewas Lainnya Hilang

    Detik-Detik Banjir Bandang Terjang Desa Naitae Kupang dan Seret 2 Warga, 1 Tewas Lainnya Hilang

    Sementara itu, aktivitas warga sejumlah desa di Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), terganggu akibat putusnya jembatan penghubung.

    Jembatan penghubung paling strategis itu ambruk pada Kamis, 30 Januari 2025 malam. Intensitas hujan deras sejak dua hari terakhir menjadi penyebab utama ambruknya jembatan itu.

    Kepala Desa (Kades) Ratu Lodong, Siprianus Lameng Koten (60), mengatakan deker itu adalah penghubung wilayah Tanjung Bunga dengan Larantuka, Ibu Kota Flores Timur.

    “Aktivitas masyarakat sangat terganggu, ada banyak desa khususnya di barat dan utara kini tidak bisa beraktivitas dengan lancar,” ujarnya.

    Siprianus menerangkan, tak ada jalur alternatif yang bisa digunakan warga saat pergi maupun pulang Larantuka.

    Saat ini, warga bersama babinsa dan bhabinkamtibmas masih berjibaku membuat jembatan darurat khusus kendaraan roda dua.

    “Masih swadaya buat jembatan darurat pakai kayu. Tapi hanya bisa dilewati sepeda motor, kalau mobil belum bisa,” katanya.

    Pemerintah Desa (Pemdes) Ratu Lodong sudah menginformasikan peristiwa itu secara lisan ke Pemerintah Daerah (Pemda) Flores Timur.

    “Semoga pihak-pihak dinas di kabupaten bisa memberikan solusi dengan mendatangkan alat-alat sementara, untuk memlancarkan akses ekonomi,” harapnya.

  • Plat Duiker Ambruk, Akses Menuju 13 Desa di Flores Timur Lumpuh 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Januari 2025

    Plat Duiker Ambruk, Akses Menuju 13 Desa di Flores Timur Lumpuh Regional 31 Januari 2025

    Plat Duiker Ambruk, Akses Menuju 13 Desa di Flores Timur Lumpuh
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com
    – Sebuah
    plat duiker
    yang terletak di Desa Ratu Lodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten
    Flores Timur
    , Nusa Tenggara Timur (NTT) ambruk.
    Akibatnya, akses menuju 13 desa di wilayah itu lumpuh total.
    Kepala Desa Ratu Lodong, Siprianus Lameng Koten (60), mengungkapkan bahwa plat duiker itu ambruk pada Kamis (30/1/2025) setelah diguyur hujan deras beberapa hari terakhir.
    “Aktivitas masyarakat sangat terganggu, ada banyak desa, khususnya di barat dan utara, kini tidak bisa beraktivitas dengan lancar,” ujar Siprianus di Flores Timur, Jumat (31/1/2025).
    Menurutnya, keberadaan duiker tersebut sangat vital karena merupakan jalur penghubung wilayah Tanjung Bunga dengan Larantuka, Ibu Kota Flores Timur.
    Apabila putus, tidak ada jalur alternatif yang bisa dilalui warga saat pergi maupun pulang dari Larantuka.
    Saat ini, warga bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas membuat
    jembatan darurat
    khusus kendaraan roda dua.
    “Masih swadaya buat jembatan darurat pakai kayu. Tapi hanya bisa dilewati sepeda motor, kalau mobil belum bisa,” katanya.
    Pihaknya juga melaporkan kepada pemerintah Kabupaten Flores Timur terkait situasi tersebut.
    Camat Tanjung Bunga, Dionisius Aliandu mengatakan bahwa putusnya plat duiker tersebut sangat berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian masyarakat.
    “Ini satu-satunya akses aktivitas masyarakat Tanjung Bunga menuju ke Larantuka,” kata dia.
    Dia menyebutkan 13 desa yang terdampak, yakni Ratu Lodong, Sinar Hadigala, Bandona, Bahinga, Waibao, Nusa Nipa, Lamanabi, Aransina, Laton Liwo 1, Laton Liwo 2, Lamatutu, Tone, dan Patisirawalang Walang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rangga dan Dimas Putus Sekolah, Dinsos Banjar Gerak Cepat

    Rangga dan Dimas Putus Sekolah, Dinsos Banjar Gerak Cepat

    JABAR EKSPRES – Seorang anak laki-laki terlihat berjalan dengan sedikit pincang sambil mendorong gerobak tua di jalan raya.

    Rangga, yang berusia 12 tahun, mengungkapkan bahwa setiap hari ia mencari barang rongsokan di Kota Banjar dengan cara berjalan kaki berkeliling kota. Meskipun kakinya sedikit pincang, semangatnya untuk mendapatkan uang demi membantu perekonomian keluarganya tetap kuat.

    Sebagai anak bungsu dari pasangan suami istri Ade Slamet dan Ani, Rangga memiliki tubuh yang kurus, serta mengenakan pakaian yang sudah lusuh.

    Dengan latar belakang ekonomi yang terbatas, Rangga memiliki keinginan yang besar untuk melanjutkan pendidikannya yang telah lama ditinggalkan.

    “Dulu saya tinggal di Banjarsari dan pindah ke Banjar saat kelas satu SD. Sejak itu saya tidak melanjutkan sekolah,” ujarnya pada Jumat, 31 Januari 2025.

    Selain memulung barang rongsokan, Rangga juga sering mengemis di lampu merah RCA hingga tengah malam untuk membantu perekonomian keluarganya.

    BACA JUGA: Kejaksaan Banjar Pertegas Pendampingan Hukum oleh Jaksa Pengacara Negara di Bidang Datun, Gratis!

    Ketika ditemui, ayah Rangga, Ade Slamet, menyatakan bahwa ia tidak pernah menyuruh anaknya untuk mencari uang, melainkan itu adalah keinginan Rangga sendiri.

    “Sebagai kepala keluarga, saya tidak tega melihat istri dan anak saya ikut turun ke jalan mencari uang. Namun, karena terdesak kebutuhan, mungkin itu yang terjadi,” ungkapnya.

    Tak hanya Rangga, Ade Slamet juga memiliki anak yang putus sekolah, yakni Dimas. Dia merupakan anak Ade Slamet yang sama-sama memulung barang rongsok untuk membantu perekonomian keluarga bersama Rangga.

    Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Kokom Komala, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan dengan mengunjungi rumah kontrakan tempat tinggal Rangga dan keluarganya.

    “Rencananya, kami akan menindaklanjuti setelah orangtua Rangga beralih kependudukan ke Kota Banjar, dan itu akan kami koordinasikan dengan Dinas Sosial Ciamis,” katanya.

    Lurah Mekarsari Kecamatan Banjar, Ferry Angga, yang didampingi oleh Bhabinkamtibmas, Eka, menambahkan bahwa pihaknya akan membantu memfasilitasi orangtua Ade untuk beralih kependudukan dari Kabupaten Ciamis ke Kota Banjar.

    “Kami melakukan ini agar keluarga Pak Ade Slamet dapat dengan mudah mengakses program-program pemerintah yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial,” tuturnya.

  • Mayat Bayi Laki-laki Ditemukan Tersangkut di Pinggir Sungai Cisindangbarang Bogor

    Mayat Bayi Laki-laki Ditemukan Tersangkut di Pinggir Sungai Cisindangbarang Bogor

    loading…

    Mayat bayi laki-laki ditemukan tersangkut di pinggir Sungai Cisindangbarang, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Rabu (29/1/2025). Foto/Istimewa

    BOGOR Mayat bayi laki-laki ditemukan tersangkut di pinggir Sungai Cisindangbarang, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Rabu (29/1/2025). Kondisinya mulai membusuk.

    Temuan mayat bayi tersebut membuat geger warga setempat. Kapolsek Bogor Barat Kompol Sudar mengatakan mayat bayi itu ditemukan sekitar pukul 12.45 WIB.

    Ketua RW setempat menerima laporan dari warganya telah ditemukan mayat bayi jenis kelamin laki-laki di pinggiran Sungai Cisindangbarang. “Setelah dicek ke lokasi bahwa benar ada mayat bayi laki-laki tersangkut di pinggir sungai,” kata Sudar dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).

    Baca Juga

    Temuan itu langsung dilaporkan kepada Bhabinkamtibmas Bubulak dan Polsek Bogor Barat. Polisi yang mendapat laporan bergegas menuju lokasi bersama Tim Inafis Polresta Bogor Kota. “Kondisinya mulai membusuk sebagian masih utuh,” jelasnya.

    Selanjutnya, mayat bayi dibawa ke rumah sakit. Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mencari pelaku pembuang bayi.

    “Mayat bayi dibawa ke RSUD Leuwiliang untuk pemeriksaan lebih lanjut,” pungkasnya.

    (rca)

  • Polri Itu Polisi Negara, Bukan Pemerintah

    Polri Itu Polisi Negara, Bukan Pemerintah

    GELORA.CO  – Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno mendesak Polri untuk mengambil alih kasus pagar laut di Tangerang, Banten.

    Sebab, ia memprediksi banyak undang-undang (UU) yang dilanggar terkait pembangunan pagar laut tersebut.

    Setidaknya, Oegroseno menyebut ada tujuh UU yang dilangar.

    “Saya melihat beberapa undang-undang yang potensi dilanggar itu cukup banyak,” kata Oegroseno dalam siniar Abraham Samad SPEAK UP yang tayang pada Selasa (28/1/2025), dikutip Tribunnews.com.

    “Pertama, Undang-undang berkaitan dengan KUHP. Kemudian Undang-undang Pokok Agraria, Nomor 5 atau 60 itu. Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009.”

    “Ada juga Undang-undang tentang Kelautan Nomor 32 Tahun 2014. (Pelanggaran juga) berkaitan dengan Undang-undang Sumber Daya Air. Kemudian Undang-undang Cipta Kerja. Ada lagi Undang-undang Tindak Pidana Korupsi Nomor 31 Tahun 1999,” urai Oegroseno.

    Karena itu, Oegroseno menilai pihak yang paling tepat untuk menangani kasus pagar laut adalah Polri.

    Ia juga menyebut Polri memiliki kewenangan penuh untuk mengusut kasus pagar laut.

    Sebab, personel Polri, mulai dari Bhabinkamtibmas hingga Kapolsek setempat, dipastikan mengetahui adanya pembangunan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer itu.

    “Sehingga di sini sebetulnya yang paling tepat menangani dan punya kewenangan penuh (mengusut kasus pagar laut) adalah Polri,” kata Oegroseno.

    “Ujung dari Polri ini ada Bhabinkamtibmas, ada Kapolsek di situ, jadi melihat (pembangunan pagar laut) dari awal, sebagai seorang Bhayangkara yang (berpedoman pada) Tri Brata dan Catur Prasetya ini setidak-tidaknya sudah membuat laporan polisi model A. Itu kok ada pemasangan bambu setiap hari selama berbulan-bulan?” tuturnya.

    Oegroseno lantas menyayangkan sebab hingga saat ini, belum ada laporan masuk terkait lasus pagar laut.

    Ia kemudian mengingatkan, Polri merupakan polisi untuk negara, bukan pemerintah.

    “Kita juga punya BIN. Intel di lapangan juga ada. Sehingga kalau sampai saat ini tidak ada laporan polisi, ya sangat disayangkan,” ujarnya.

    “Ini polisi negara, bukan pemerintah. Polri itu polisi Republik Indonesia lho, bukan polisi pemerintah,” tegas Oegroseno.

    Ia pun berharap Polsi bisa segera mengambil alih penanganan kasus pagar laut.

    “Jadi mudah-mudahan penanganan pagar laut ini, karena berkaitan dengan undang-undang cukup banyak, saya berharap Polri segera mengambil alih.”

    “Karena itu mengambil (di wilayah) dua Polda, itu setidak-tidaknya Bareskrim (turun tangan)” pungkas Oegroseno.

    Polairud Sebut Belum Ada Unsur Pidana

    Sementara itu, Direktur Kepolisian Air dan Udara (Dirpolairud), Kombes Joko Sadono, mengatakan hingga saat ini belum ditemukan adanya unsur pidana terkait pembangunan pagar laut di Tangerang.

    Ia menyebut perihal penegakan hukum ditangani Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Dirjen PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

    “Sementara kita belum temukan adanya tindak pidana dan sekarang ranahnya masih di KKP, kita tunggu saja,” katanya kepada wartawan di Gedung Satrolda Pol Air Polda Metro Jaya, Plui, Jakarta Utara, Senin (27/1/2025).

    Saat ditanya apakah akan melakukan penyelidikan, Joko kembali menyampaikan proses penegakan hukum masih kewenangan KKP.

    “Kita hormati dahulu penyidik dari PSDKP KKP yah,” tegas dia.

    Ia juga enggan menanggapi lebih lanjut mengenai adanya laporan dugaan korupsi yang dilaporkan ke Bareskrim Polri.

    Joko mengatakan tidak tahu menahu terkait laporan tersebut.

    “Saya rasa tolong ditanyakan ke Bareskrim saja karena saya belum tahu sampai di mana proses penanganannya,” pungkas Joko.