Kementrian Lembaga: Bhabinkamtibmas

  • Kasus Pencurian Kotak Amal Masjid di Ngadiluwih Kediri Berakhir Damai

    Kasus Pencurian Kotak Amal Masjid di Ngadiluwih Kediri Berakhir Damai

    Kediri (beritajatim.com) – Kasus pencurian kotak amal terjadi di sebuah masjid di Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri pada Kamis malam (13/2/2025) berakhir damai. Pelaku diketahui merupakan seorang pria berusia 70 tahun, warga Dusun Baron, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.

    Kapolsek Ngadiluwih AKP Agung Saifudin membenarkan bahwa kasus ini telah ditangani oleh pihak kepolisian. “Injih.., betul tersebut (kasus dan pelaku) telah diserahkan dan didampingi oleh kedua belah/perangkat desa,” ujarnya, pada Sabtu (15/2/2025).

    Ketua ABPEDNAS Kabupaten Kediri Bidang Hukum dan HAM, Alan Salahudin, yang juga menjabat sebagai Ketua BPD Desa Dukuh, turut membenarkan adanya kesepakatan damai dalam kasus pencurian kotak amal ini. “Betul,” katanya singkat.

    Pelaku Diduga Pemain Lama

    Berdasarkan catatan ABPEDNAS Kabupaten Kediri, pelaku diduga telah berulang kali melakukan pencurian kotak amal di berbagai lokasi.

    “Pelaku itu sebetulnya pemain lama, dan dia melakukan pencurian berkali-kali serta selalu pindah tempat. Akhir-akhir ini di wilayah Kecamatan Ngadiluwih sering kehilangan kotak amal dan uang di kotak amal,” ungkap Alan Salahudin.

    Kesepakatan damai kasus pencurian kotak amal di Duduh, Ngadiluwih, Kediri

    Kronologi Kejadian

    Aksi pencurian terjadi sekitar pukul 00.00 WIB di salah satu masjid di RT 09 RW 04 Dusun Selatan, Desa Dukuh. Pelaku datang ke lokasi dengan mengendarai sepeda dan langsung menuju kotak amal di dalam masjid. Tanpa disadari, aksinya diketahui oleh beberapa santri dari pondok pesantren yang berada di sekitar masjid.

    Setelah santri mengecek kondisi kotak amal, mereka mendapati bahwa kotak tersebut telah dicongkel. Pelaku segera melarikan diri dengan sepedanya.

    Namun, sekitar 500 meter dari lokasi pertama, tepatnya di depan balai desa Dukuh, pelaku kembali mencoba melakukan aksinya di mushola balai desa. Warga yang telah waspada langsung menangkapnya.

    Saat diamankan, pelaku sempat melawan dan menolak menunjukkan identitasnya. Dari tangan pelaku, ditemukan barang bukti berupa uang sekitar Rp2-3 juta yang disimpan dalam kresek putih.

    “Biar tidak dimassa warga, akhirnya saya telepon Polsek Ngadiluwih melalui Bhabinkamtibmas Desa. Tak lama kemudian, tim Polsek Ngadiluwih datang, dan saya serahkan pelaku ke petugas bersama kepala desa dan warga lainnya,” tambah Alan Salahudin.

    Hingga berita ini diturunkan, pelaku masih dalam pemeriksaan lebih lanjut di Polsek Ngadiluwih untuk menyelidiki kemungkinan keterlibatannya dalam aksi pencurian kotak amal lainnya di wilayah Kediri. [nm/beq]

  • Warga Menganti Gresik Curhat Masih Maraknya Judi Online dan Narkoba

    Warga Menganti Gresik Curhat Masih Maraknya Judi Online dan Narkoba

    Gresik (beritajatim.com)– Maraknya kasus judi online dan narkoba di kawasan Kecamatan Menganti, Gresik, menjadi atensi aparat kepolisian.

    Hal ini setelah warga Desa Pelemwatu curhat mengenai dua kasus tersebut ke polisi saat menggelar ‘Jumat Curhat’ antara polisi dan warga.

    Salah satu warga Resa (40) mengatakan, masih maraknya judi online dan narkoba di kalangan anak muda menjadi keresahan sendiri. Pasalnya, bila tidak segera diberantas bisa merusak generasi muda.

    “Tolong hal ini bisa menjadi atensi agar tidak semakin meresahkan masyarakat,” ujarnya, Jumat (14/2/2025).

    Menanggapi hal itu, Kasat Binmas Polres Gresik AKP Ali Fauzi menuturkan, pihaknya menyarankan agar warga bekerja sama dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa saat melakukan penyuluhan serta sosialisasi.

    “Judi online itu sudah disetting untuk membuat pemain kalah. Kami sudah memiliki tim khusus untuk memberantas praktik ini,” tuturnya.

    Terkait peredaran narkoba lanjut dia, kawasan Kecamatan Menganti berbatasan langsung dengan Kota Surabaya, sehingga memudahkan para pengedar melakukan transaksi.

    “Saran kami bila menemukan kecurigaan mengenai narkoba segera melapor ke polisi, dan segera ditindaklanjuti,” ungkapnya.

    Selain judi online dan narkoba warga lainnya yakni Arti (35) juga menyampaikan uneg-unegnya mengenai aksi pencurian yang dilakukan sekelompok anak.

    “Sudah pernah saya laporkan tapi masih terus berulang,” tuturnya.

    Menindaklanjuti hal ini, Kapolsek Menganti AKP Moch.Dawud menyatakan jika kejadian serupa terjadi lagi, masyarakat harus segera melapor agar dapat ditindaklanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku.

    “Langsung saja buat laporan ke kami, anggota kami pastinya melakukan penyelidikan di TKP,” ungkapnya.

    Jumat curhat ini merupakan agenda rutin setiap seminggu sekali yang digagas Polres Gresik. Tujuannya untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat mengenai keamanan dan ketertiban (Kamtibmas) di tengah masyarakat. (dny/ted)

  • Pencuri Kotak Amal di Kediri Ditangkap Warga, Sempat Melawan Sebelum Dibekuk

    Pencuri Kotak Amal di Kediri Ditangkap Warga, Sempat Melawan Sebelum Dibekuk

    Kediri (beritajatim.com) – Seorang pria berusia 70 tahun tertangkap basah saat mencuri kotak amal di sebuah masjid di Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pada Kamis malam (13/2/2025). Pelaku diketahui berasal dari Dusun Baron, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.

    Ketua ABPEDNAS Kabupaten Kediri Bidang Hukum dan HAM, Alan Salahudin, yang juga Ketua BPD Desa Dukuh, mengungkapkan bahwa pelaku diduga telah berulang kali melakukan pencurian kotak amal di berbagai lokasi.

    “Pelaku itu sebetulnya pemain lama, dan dia melakukan pencurian berkali-kali serta selalu pindah tempat. Akhir-akhir ini di wilayah Kecamatan Ngadiluwih sering kehilangan kotak amal dan uang di kotak amal,” ujar Alan Salahudin.

    Kronologi Kejadian

    Kejadian bermula sekitar pukul 00.00 WIB di salah satu masjid di RT 09 RW 04 Dusun Selatan, Desa Dukuh. Pelaku datang ke lokasi dengan mengendarai sepeda pancal dan langsung mendekati kotak amal di dalam masjid. Aksi tersebut kebetulan disaksikan oleh beberapa santri dari pondok pesantren yang berada di sekitar masjid.

    Saat santri mengecek kotak amal, mereka mendapati bahwa kotak tersebut telah dicongkel. Pelaku kemudian melarikan diri menggunakan sepeda pancalnya.

    Namun, sekitar 500 meter dari lokasi pertama, tepatnya di depan balai desa Dukuh, pelaku kembali mencoba melakukan aksinya di mushola balai desa. Sayangnya, warga sekitar yang sudah waspada langsung menangkapnya.

    Saat diamankan, pelaku sempat melawan dan menolak menunjukkan identitasnya. Dari tangan pelaku, ditemukan barang bukti berupa uang sekitar Rp2-3 juta yang disimpan dalam kresek putih.

    “Biar tidak dimassa warga, akhirnya saya telepon Polsek Ngadiluwih melalui Bhabinkamtibmas Desa. Tak lama kemudian, tim Polsek Ngadiluwih datang, dan saya serahkan pelaku ke petugas bersama kepala desa dan warga lainnya,” tambah Alan Salahudin.

    Hingga berita ini diturunkan, pelaku masih dalam pemeriksaan lebih lanjut di Polsek Ngadiluwih untuk penyelidikan lebih dalam terkait kemungkinan keterlibatannya dalam aksi pencurian kotak amal lainnya di wilayah Kediri. [nm/aje]

  • Polisi Tangkap Kawanan Perampok dan Pembunuh Wanita Lansia Pemilik Toko Kelontong di Bekasi – Halaman all

    Polisi Tangkap Kawanan Perampok dan Pembunuh Wanita Lansia Pemilik Toko Kelontong di Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepolisian berhasil menangkap kawanan perampok yang membunuh seorang nenek berinisial B (72) di rumahnya, yang juga dijadikan toko kelontong di Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengonfirmasi penangkapan tersebut.

    “Benar, pelaku sudah ditangkap,” katanya kepada wartawan, Kamis (13/2/2025).

    Namun, pihak kepolisian belum mengungkapkan identitas para pelaku serta lokasi penangkapan mereka.

    Kasat Reskrim Polres Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, mengatakan bahwa mayat korban ditemukan dalam kondisi terikat di rumahnya pada Senin (10/2/2025) dini hari.

    “Korban wanita ditemukan tewas di rumahnya yang dijadikan toko kelontong,” ujarnya pada Selasa (11/2/2025).

    Menurut saksi, ada tiga orang pelaku yang terlihat keluar dari toko korban dengan mengendarai dua sepeda motor.

    “Saksi menegur salah satu dari tiga pelaku yang keluar dari toko korban. Mereka langsung melarikan diri menggunakan dua sepeda motor,” kata Onkoseno.

    Saksi kemudian melaporkan kejadian tersebut ke warga sekitar.

    Bhabinkamtibmas bersama warga mendatangi toko korban dan menemukan nenek tersebut sudah tergeletak tak bernyawa.

    Korban Ditemukan Terikat dan Mengalami Kekerasan

    Saat ditemukan, korban dalam kondisi terikat di bagian leher, kaki, dan tangan.

    “Korban meninggal dunia dengan lilitan baju pada leher, kaki diikat menggunakan kain, dan tangan terikat dengan baju,” tambah Onkoseno.

    Selain itu, terdapat luka serius di wajah korban akibat pukulan.

    Jasad korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati untuk diautopsi.

    Hingga saat ini, kasus perampokan dan pembunuhan ini masih dalam penyelidikan Polsek Cabangbungin dan Polres Bekasi.

  • Pria Pembacok Warga Jakbar Todongkan Senapan Saat Dibekuk Babinsa-Bhabin

    Pria Pembacok Warga Jakbar Todongkan Senapan Saat Dibekuk Babinsa-Bhabin

    Jakarta

    Polisi mengungkap momen penangkapan Sopian Faqih (36) yang mengamuk hingga membacok pria berinisial F secara membabi-buta sampai tewas di Kalideres, Jakarta Barat. Sopian sempat menodongkan senapan angin ke arah petugas.

    “Pelaku sempat melawan petugas, bahkan sempat menodong anggota dengan senapan angin hingga anggota kami berhasil mengamankan pelaku beserta barang bukti,” kata Kapolsek Kalideres Kompol Arnold Julius Simanjuntak dalam keterangannya, Kamis (13/3/2024).

    Arnold menyebutkan adik korban sempat membantu kakaknya setelah dibacok pelaku Sopian. Namun lagi-lagi Sopian melakukan penyerangan.

    “Melihat kakaknya tersungkur bersimbah darah, adik korban mencoba menolong, namun juga dikejar oleh pelaku,” tuturnya.

    Saat ini Sopian Faqih sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polsek Kalideres. Sopian dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan/atau Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

    Diduga Dipicu Perselingkuhan

    Peristiwa terjadi pada Rabu (12/2), pukul 19.30 WIB, di Jalan Prepedan Dalam, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Polisi mengungkap pembacokan tersebut diduga dipicu asmara perselingkuhan.

    “Keterangan pelaku, berawal dari chat mesra istri pelaku dengan korban,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (13/2).

    Pelaku sempat memancing korban menggunakan akun WhatsApp milik istrinya. Pelaku mengaku perselingkuhan antara istrinya dan korban sudah berulang kali terjadi.

    “Lalu, sebelum kejadian, pelaku mencoba memancing korban dengan menggunakan WA istrinya. Lalu pelaku emosional karena kejadian sudah berulang kali kalau istri pelaku selingkuh dan diakui oleh istri pelaku,” ujarnya.

    Saat hari kejadian, pada Rabu (12/2) malam, korban mendatangi pelaku di tukang pecel lele mencoba mengklarifikasi persoalan yang ada. Pelaku sudah kadung emosional, lalu secara membabi-buta membacok korban.

    “Karena pelaku sudah sangat emosional melihat korban dari jauh segera pelaku berlari sambil menenteng sebuah golok dan korban menghindar, lalu jatuh. Pada saat korban jatuh, pelaku langsung membabi-buta membacok korban secara acak dan pelaku meninggalkan korban begitu saja,” jelasnya.

    Korban sempat dilarikan ke klinik setelah dibacok pelaku. Namun nahas, korban dinyatakan meninggal dunia.

    Sopian dibekuk anggota TNI-Polri yang merespons laporan warga Jalan Prepedan Dalam RT 07 RW 07, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

    “Aksi heroik dilakukan oleh Koptu Jamaludin, Babinsa Koramil 06/KD, bersama Aiptu Hermanto Bhabinkamtibmas Kelurahan Kamal, saat mengamankan pelaku pembacokan,” demikian keterangan Penerangan Kodim 0503/Jakarta Barat, Kamis (13/2).

    Dalam foto yang diunggah, terlihat anggota Babinsa dan Bhabinkamtibmas berhadapan langsung dengan Sopian yang telah menyerang korban. Dalam peristiwa tersebut, Sopian membawa sebilah golok dan senapan angin. Namun Sopian akhirnya dapat dilumpuhkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa.

    “Kami bergerak cepat untuk memastikan keamanan masyarakat di lokasi kejadian dan menyerahkan pelaku ke pihak yang berwenang,” kata Koptu Jamaludin.

    (wnv/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Viral Jembatan Darurat Petungkriyono Pekalongan Jadi Ladang Bisnis, Tarif Motor Rp 30 Ribu

    Viral Jembatan Darurat Petungkriyono Pekalongan Jadi Ladang Bisnis, Tarif Motor Rp 30 Ribu

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN – Viral sebuah unggahan di media sosial yang mengabarkan, adanya tarif pungutan di jembatan darurat Tembelan yang berada di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan bagi warga yang akan menyeberang.

    Postingan tersebut,ndiposting oleh akun Instagram @beritapekalongan1 10 jam yang lalu.

    Dipostingan tersebut diberikan caption ‘Warga dan relawan yang sebelumnya memberikan fasilitas, serta memasang tali sling gantung di Dukuh Tembelan, Petungkriyono, kini merasa kecewa. 

    Tujuan awal pemasangan tali gantung tersebut adalah agar masyarakat dapat memanfaatkannya untuk menyeberang atau mengangkut barang tanpa harus memutar melalui jalan lain yang memakan waktu 2 hingga 3 jam.

    Seharusnya fasilitas penyebrangan tersebut dapat digunakan secara bebas oleh masyarakat umum, namun kini fasilitas tersebut justru dikenakan biaya.

    Untuk mengangkut barang atau kendaraan pulang-pergi, pengguna harus membayar sekitar Rp 60.000, dengan tarif Rp 30.000 sekali menyeberang, serta Rp 5.000 per karung barang.

    Selain itu, beberapa warga lokal di Petungkriyono juga mengeluh karena tarif tersebut dianggap terlalu mahal. 

    Menurut informasi sih dana ne buat KAS ya mungkin buat perbaikan kedepannya atau mgkin buat lain2 (berpikir positif), tp apakah sudah izin ke pihak2 terkait dan izin ke pihak polsek, koramil dan perangkat desa (pak lurah) setempat mengenai pemungutan tarif tsb??’

    Tentunya hal ini memicu kontra di sebagian masyarakat, karena situasi di sekitar lokasi tersebut yang baru saja dilanda bencana beberapa waktu yang lalu.

    Kades Kayupuring Cahyono mengatakan, paska viralnya postingan tersebut pemerintah Desa Kayupuring bersama babinsa dan bhabinkamtibmas Petungkriyono mendatangi lokasi.

    Cahyono juga menegaskan, penyebrangan ini tidak dipungut biaya.

    “Penyeberangan barang atau motor, melalui sling gantung tersebut tidak dipungut biaya,” kata Kades Kayupuring Cahyono, Rabu (12/2/2025).

    Cahyono menjelaskan, pihak desa telah membubarkan para relawan yang membantu menyeberangkan barang di Jembatan Tembelan yang putus tersebut.

    “Kami sediakan alat, bagi yang ingin menyeberang monggo menyeberang sendiri,” jelasnya.

    Sementara itu, Kapolsek Petungkriyono Iptu Eko Widiyanto langsung merespon dan bergerak cepat ke lokasi untuk menemui warga dan relawan yang berada di Jembatan Tembelan.

    “Dari berita tersebut, kami telah menyikapi dengan mendatangi lokasi secara langsung. Kami meminta keterangan dari warga dan relawan, dan memang benar adanya tarif tersebut,” ucapnya.

    Dari keterangan yang didapat, awal mula adanya pemasangan tarif untuk menyeberang tersebut, berdasarkan kesepakatan bersama dari tim relawan dan masyarakat.

    “Tim relawan yang menyeberangkan ini merupakan masyarakat dari Dukuh Tembelan dan Dukuh Kayupuring,” imbuh Kapolsek.

    Dari hal ini, pihaknya memberikan imbauan dan arahan kepada relawan agar tidak menarik biaya dengan tarif tertentu kepada warga yang hendak menyeberang.

    “Alhamdulillah, setelah kami berdialog dengan relawan dan warga, mereka sepakat untuk tidak akan memasang tarif dan juga menarik biaya kepada warga masyarakat yang hendak menyeberang,” tambahnya. (Dro)

     

  • Temui Kapolri, PBNU Minta Berantas Kasus Kekerasan di Ponpes

    Temui Kapolri, PBNU Minta Berantas Kasus Kekerasan di Ponpes

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membahas soal kasus kekerasan di sektor pendidikan.

    Ketua PBNU Bidang Kesejahteraan Rakyat, Alissa Wahid mengatakan tujuan pertemuan antara pihaknya dengan Polri agar bisa meminimalisir kekerasan, khususnya di madrasah hingga pondok pesantren.

    “Beberapa isu utama yang tadi kami diskusikan ini adalah isu kekerasan di lembaga pendidikan,” ujarnya di Mabes Polri, Rabu (12/2/2025).

    Dia menambahkan, isu pemberantasan kekerasan di sektor pendidikan ini sudah menjadi fokus PBNU. Oleh karenanya, PBNU sudah memiliki peta jalan atau langkah konkret untuk memberantas kekerasan di lingkungan pendidikan.

    Nantinya, kata Alissa, salah satu implementasi kerja sama ini yaitu anggita kepolisian bakal ikut dilibatkan dalam pendidikan santri hingga pengelola pesantren atau madrasah.

    “Dan ketika ada kasus bagaimana kita menangani kasus ini, kerja sama dari NU dan kepolisian setempat itu, harapan kita akan membuat akselerasi ini cepat terjadi sehingga ada efek pencegahan juga,” pungkasnya.

    Di lain sisi, Kapolri Sigit menekankan bahwa pihaknya akan mendukung penuh upaya pemberantasan kekerasan di madrasah atau pesantren. Apalagi, saat ini Mabes Polri memiliki Direktorat Perempuan dan Anak (PPA).

    Sebagai tindak lanjutnya, Polri melalui Direktorat PPA hingga di level paling bawah Polsek dan Bhabinkamtibmas bakal memberikan literasi soal kekerasan.

    “Sehingga kita bergerak dari mulai hal-hal yang bersifat pemahaman, kemudian pencegahan, dan baru kemudian setelah itu penegak hukum,” ujar Sigit.

  • Kiprah Brigpol Jajang di Perbatasan: Bangun Taman Baca, Jadi Guru Sukarela

    Kiprah Brigpol Jajang di Perbatasan: Bangun Taman Baca, Jadi Guru Sukarela

    Jakarta

    Brigadir Polisi (Brigpol) Jajang Kurnia, sosok anggota Polri yang tidak biasa. Bhabinkamtimbas Polsek Long Apari ini mengabdikan dirinya sebagai guru agama di SDN 2 Tiong Ohang, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, tanpa dibayar.

    Atas dedikasi Brigpol Jajang itu, warga Long Apari bernama Davitus mengusulkannya menjadi kandidat Hoegeng Awards 2025. Davit mengenal Brigpol Jajang karena anaknya merupakan salah satu murid di SDN 2 Tiong Ohang.

    “Kebetulan anak saya kan di SD di situ bertepatan Pak Jajang sering mengajar di SD situ,” kata Davit kepada detikcom, Rabu (5/2/2025).

    Selain itu, Brigpol Jajang juga menggagas Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang di Polsek Long Apari. Taman baca ini menjadi perpustakaan bagi anak-anak di desa pelosok Kaltim yang berbatasan dengan Malaysia.

    Brigpol Jajang Kurnia Foto: dok. istimewa

    Davit mengatakan anaknya sering ikut kegiatan di perpustakaan yang dikelola oleh Brigpol Jajang. Menurut Davit, dirinya seminggu sekali mengantar anak ke Polsek Long Apari untuk belajar sambil bermain di Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang bersama anak-anak lainnya.

    “Jaga kegiatan mereka seperti belajar-belajar di situ, kegiatan di perpustakaan itu belajar sambil bermain lah. Kalau saya pantau kan ya di situ karena sering ngantar, nggak langsung pulang, karena lihat kegiatannya,” ucapnya.

    Davit merasa bersyukur di daerahnya ada sosok polisi yang tak hanya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tapi juga peduli dengan pendidikan anak-anak setempat. Dia pun memberikan nilai plus untuk dedikasi Brigpol Jajang.

    “Kalo Pak Jajang saya nilai polisi yang punya kredibilitas yang tinggi, bermasyarakat. Dengan masyarakat seputaran beberapa kampung di sini ya bisa saya kasih nilai plus lah itu,” ujarnya.

    Cerita Brigpol Jajang Kurnia

    Brigpol Jajang menceritakan ide awal dirinya mendirikan perpustakaan yang menjadi tempat anak-anak Long Apari untuk membaca. Tahun 2018 dimutasi ke Polsek Long Apari sebagai Bhabinkamtibmas, ia mendapati masalah anak-anak SMP yang belum bisa membaca. Dia pun tertantang untuk bisa mengatasi masalah tersebut.

    “Saya 2018 itu kan mutasi ke daerah perbatasan di Kecamatan Long Apari itu, kecamatannya berbatasan dengan Malaysia. Jadi tahun 2019 saya bikin perpustakaan di Polsek situ karena kalau dulu kan sangat terbatas,” kata Jajang.

    Pada tahun 2019, dibuka lah perpustakaan di Polsek Long Apari. Pendirian Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang sudah disetujui oleh Kapolsek Long Apari dan Kapolres Mahulu. Setelah resmi beroperasi, perpustakaan ramai dikunjungi anak-anak yang antusias datang untuk belajar membaca.

    “Dulu saya ngomong sama Kapolsek setuju, ngomong sama Kapolres ya alhamdulillah dapat bantuan buku dari Pak Kapolres,” ucapnya.

    Perpustakaan ini sempat vakum selama setahun lebih karena pandemi COVID-19. Namun usai pandemi melandai, pada tahun 2022, Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang kembali diaktifkan dan berjalan hingga sekarang.

    Di tahun 2022, Brigpol Jajang mendapat keluhan dari kepala sekolah SDN 2 Tiong Ohang bahwa di sekolahnya itu tidak ada guru agama Islam. Karena pihak SD itu tahu Brigpol Jajang mengelola Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang, akhirnya menawari sekaligus meminta tolong agar Brigpol Jajang menjadi guru agama di SD tersebut.

    “Saya kan untuk kemampuan di situ (jadi guru agama) kurang gitu, tapi kata guru-gurunya ‘nggak apa-apa Pak, masuk aja kan ada buku pemandunya juga, nanti kami bantu kalau ada kesulitan’. Jadi dapat dukungan dari guru-guru di situ juga, jadi tahun 2022 saya aktif mengajar di situ sampai sekarang,” jelasnya.

    Brigpol Jajang Kurnia Foto: dok. istimewa

    Brigpol Jajang mengajar pelajaran agama Islam di SDN 2 Tiong Ohong dari Senin hingga Jumat untuk enam kelas. Pimpinan Brigpol Jajang mendukung apa yang dilakukannya, sehingga ia bisa menyesuaikan jadwal tugas sebagai polisi dan guru.

    “Jadi, kalau saya itu ngajarnya kayak sistem anak kuliah itu, jadi kalau ada jamnya saya turun, selesai ngajar saya pulang. Tapi kalau ada kegiatan yang mendadak soal dinas, saya izin dulu ke sekolahnya,” ucap Jajang.

    Dia menjadi guru SD ini secara sukarela, artinya tanpa dibayar sepeser pun. Meski tak dibayar, Brigpol Jajang ikhlas untuk mengabdikan dirinya demi dunia pendidikan Tanah Air.

    “Enggak.. enggak ada (bayaran), nggak masalah (nggak dibayar). Saya dulu juga pernah ikut program Pak Kapolri yang Bhabin Mengajar itu, jadi Bhabin aktif di sekolah gitu kan,” imbuhnya.

    (fas/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bhabinkamtibmas dampingi petani ikan di Jakut dukung ketahanan pangan

    Bhabinkamtibmas dampingi petani ikan di Jakut dukung ketahanan pangan

    Jakarta (ANTARA) – Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Muara Angke melakukan pendampingan pemberian makanan dan penebaran obat ikan di Kolam Ikan Hutan Mangrove Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, dalam mendukung program ketahanan pangan.

    Bhabinkamtibmas Aiptu Setiyono dalam keterangan di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa pendampingan kepada petani ikan dilakukan agar para petani bisa memanen ikannya lebih segar, sehat dan hasilnya maksimal.

    Selain itu, petani ikan diajarkan cara untuk mencegah kematian pada ikan, pemberian obat ikan untuk memberikan kesuburan terhadap ikan serta menghilangkan hewan lainnya yang berada di sekitar kolam ikan.

    Adapun cara melakukan pengobatan ikan secara langsung ke kolam terbilang paling praktis. Dalam sistem ini, obat bisa langsung ditebar ke kolam tanpa harus memanen ikan terlebih dahulu.

    Pengobatan ini dinilainya cukup efektif untuk menghadang serangan penyakit pada tahap awal, yaitu ketika ikan terlihat kehilangan nafsu makan dan loyo.

    “Wilayah Pelabuhan Muara Angke ini sangat strategis dan memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Tugas kami adalah memberikan sosialisasi dan pendampingan sehingga masyarakat bisa meningkatkan produksi secara mandiri”, ujar Setiyono.

    Di sisi lain, Kapolsek Kawasan Sunda Kelapa AKP Hitler Napitupulu mengungkapkan bahwa ketahanan pangan adalah salah satu pondasi utama ketahanan nasional.

    Oleh karena itu, Polsek Kawasan Sunda Kelapa Polres Pelabuhan Tanjung Priok berupaya memberikan dukungan kepada masyarakat dan para petani ikan agar dapat menjalankan usaha budidaya perikanan dan pertanian mereka dengan aman, lancar dan sukses serta menghasilkan dalam jumlah maksimal.

    Dia menambahkan, dalam mencapai keberhasilan pembesaran benih ikan akan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat.

    “Sehingga, masyarakat akan memenuhi persediaan pangan dan kesejahteraan secara mandiri serta masyarakat pun terjamin kesejahteraannya secara ekonomi,” kata Hitler.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Nenek di Bekasi Tewas dalam Perampokan, Pelaku Diburu, Menantu Korban: Hidup atau Mati, Tangkap – Halaman all

    Nenek di Bekasi Tewas dalam Perampokan, Pelaku Diburu, Menantu Korban: Hidup atau Mati, Tangkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang nenek bernama Bimih (72) tewas di rumahnya yang juga dijadikan toko kelontong, di Desa Sindang Jaya, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.

    Nenek berusia 72 tahun tersebut, diduga menjadi korban perampokan dan pembunuhan pada Senin (11/2/2025).

    Kapolsek Cabangbungin, AKP Basuni, fakta tersebut terkait perusakan CCTV yang dilakukan oleh para terduga pelaku.

    “Saya sampaikan ada CCTV tapi tidak fungsi lagi, pas di lokasi kejadian itu CCTV dirusak oleh pelaku,” kata Basuni, Selasa (11/2/2025), dilansir TribunBekasi.com. 

    Menurut Basuni, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan untuk mencari sejumlah bukti pendukung.

    Lebih lanjut, Kapolsek Cabangbungin mengatakan, telah memeriksa dua saksi dalam kasus ini. 

    Namun, AKP Basuni tak menjelaskan siapa sosok saksi yang telah diperiksa.

    “Dua saksi, masih baru dua,” ungkapnya.

    Adapun terkait motif, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus dugaan perampokan di toko kelontong Bimih ini. 

    “Motif masih dalam lidik,” imbuh Basuni.

    Kronologi Penemuan Jenazah

    Korban meninggal dalam kondisi terikat di rumahnya yang juga dijadikan warung kelontong pada Senin, kemarin.

    Hal tersebut, disampaikan Kasat Reskrim Polres Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar.

    “Korban wanita tewas di rumahnya jualan toko kelontong,” katanya kepada wartawan, Selasa (11/2/2025).

    Berdasarkan keterangan saksi, sebelumnya, ada tiga orang mengendarai dua unit sepeda motor keluar dari toko korban. 

    Mereka kabur dari rumah korban saat ditegur oleh saksi.

    “Saksi menegur satu dari tiga diduga pelaku keluar dari toko milik korban berlari ke arah sepeda motor, mereka melarikan diri menggunakan dua sepeda motor,” katanya. 

    Onkoseno mengatakan, saksi memberitahu pada warga sekitar.

    Bhabinkamtibmas bersama warga sekitar kaget saat mendatangi toko korban. Mereka melihat yang bersangkutan tergeletak.

    Korban ditemukan dalam kondisi terikat di bagian leher, kaki, dan tangan. Ada pula luka pada bagian wajah korban.

    Selanjutnya, jasad nenek telah dievakuasi ke RS (Rumah Sakit) Polri Kramatjati.

    Sementara itu, keterangan soal nenek Bimih yang meninggal dalam kondisi terikat turut diungkap oleh menantunya, Udin. 

    Menurut Udin, ia pertama kali menerima informasi sang ibu meninggal dari putranya sekitar pukul 00.30 WIB. 

    Udin yang telah pisah rumah dengan ibunya itu, lantas menuju toko kelontong.

    Setibanya di lokasi, ia mendapati korban tergeletak tak bernyawa di ruang kamar dengan kondisi leher terikat. 

    Saat itu, Udin melihat lemari rumah dan lemari toko kelontong berantakan. Gembok rolling dor toko juga berhasil dirusak pelaku. 

    Sang pemilik diduga menjadi korban pembunuhan yang disertai perampokan. Hal ini merujuk dari hilangnya kotak penyimpan rekaman empat CCTV di lokasi. 

    Selain itu, uang dan ponsel milik korban lenyap. Meski demikian, Udin tak mengetahui jumlah uang yang hilang diduga dibawa kabur pelaku.

    Pelaku Diduga Empat Orang 

    Udin menduga, pelaku perampokan dan pembunuhan berjumlah empat orang.

    Hal ini diketahui berdasarkan keterangan warga yang sempat melihat beberapa pelaku keluar dari toko kelontong korban.

    Dalam menjalankan aksinya, dua pelaku diduga melakukan perampokan disertai pembunuhan, serta dua lainnya bertugas sebagai joki yang menggunakan dua sepeda motor. 

    “Pelaku ada empat, dua di dalam, dua lagi di motor, di luar,” tutur Udin. 

    Menantu Korban Harap Pelaku Segera Ditangkap

    Terkait kejadian nahas yang menimpa ibu mertuanya ini, Udin berharap, kepolisian dapat mengusut tuntas kasus tersebut. 

    Ia juga berharap, polisi dapat menangkap para pelaku, baik dalam keadaan hidup maupun mati.

    “Hidup atau mati, tangkap kalau bisa hukum mati, tuntaskan. Saya minta ke kepolisian tolong dituntaskan,” ungkap Udin.

    Jenazah Dimakamkan

    Setelah ditemukan  tergeletak tak bernyawa, jenazah nenek Bimih langsung dibawa pihaknya ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Jakarta Timur untuk penyelidikan lebih lanjut.

    Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Pol Hery Wijatmoko, mengatakan telah memeriksa jenazah korban dimulai sekira pukul 09.00 WIB.

    Sekira pukul 13.30 WIB, jenazah korban diserahkan ke keluarga dan sudah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pulorengas Sindang Jaya.

    “Sudah diperiksa dan sudah diserahkan ke keluarga, selanjutnya tengah ditangani penyidik,” terang Hery kepada TribunBekasi. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Perampok yang Beraksi di Rumah Nenek Bimih di Bekasi Merusak CCTV, Polisi Masih Memburunya

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Reynas Abdila, TribunBekasi.com/Rendy Rutama, Kompas.com)