Kementrian Lembaga: Bhabinkamtibmas

  • Ini penegasan Polres Jakarta Pusat terkait premanisme

    Ini penegasan Polres Jakarta Pusat terkait premanisme

    Jakarta harus bebas dari intimidasi

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Pusat menegaskan, premanisme tidak punya tempat di kota itu sehingga penindakan dan patroli serta operasi penertiban secara rutin akan gencar dilakukan.

    “Premanisme tidak punya tempat di Jakarta Pusat. Kami akan hadir di lapangan dan menindak siapa pun yang mencoba mengganggu ketertiban umum,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Kamis.

    Susatyo juga menegaskan bahwa pemberantasan premanisme adalah prioritas utama polisi.

    Selain itu, pihaknya telah memetakan titik-titik rawan premanisme di wilayah hukumnya dan akan terus melakukan patroli serta operasi penertiban secara rutin untuk memastikan ketertiban umum.

    Menurut dia, seluruh jajaran telah diinstruksikan untuk tidak ragu menindak segala bentuk premanisme, termasuk juru parkir liar.

    “Ini bukan hanya soal pelanggaran perda, tapi juga tentang rasa aman masyarakat. Jakarta harus bebas dari intimidasi dan pungutan liar,” ujarnya.

    Pada Kamis ini, Polsek Kemayoran, Jakarta Pusat, menangkap tiga pria yang beraksi sebagai juru parkir liar alias pak ogah. Ketiganya tertangkap tangan meminta uang parkir kepada pengendara di lokasi umum tanpa izin resmi.

    Polisi mengamankan uang tunai sebesar Rp250.000 sebagai barang bukti hasil pungli.

    Kapolsek Kemayoran, Kompol Agung Adriansyah menyebut aksi para pelaku ini merupakan bentuk nyata untuk memberantas premanisme yang merugikan masyarakat.

    “Ini bentuk premanisme berkedok juru parkir. Mereka meminta uang seenaknya di jalan tanpa dasar hukum. Kami tindak tegas,” kata Kompol Agung.

    Ketiga pelaku yakni DP (37), E (38), dan AMI (18), kerap mangkal di kawasan permukiman dan pusat keramaian. Mereka tak mengantongi izin dari Pemprov DKI Jakarta untuk mengelola parkir.

    Setelah ditangkap, ketiga pelaku didata dan dibina, serta diserahkan kepada Bhabinkamtibmas untuk pengawasan lebih lanjut.

    Polisi juga mengimbau masyarakat untuk melapor jika menemukan aktivitas serupa.

    “Jangan takut melapor. Kami butuh partisipasi warga untuk menekan premanisme di wilayah hukum kami,” kata Kompol Agung.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Sidoarjo Ajak Warga Tanam Jagung di Pekarangan, Ternyata Demi Misi Besar Prabowo

    Polisi Sidoarjo Ajak Warga Tanam Jagung di Pekarangan, Ternyata Demi Misi Besar Prabowo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Upaya mendukung program Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di sektor ketahanan pangan nasional tak hanya dilakukan oleh kementerian atau lembaga pusat.

    Di Sidoarjo, gerakan nyata datang dari jajaran kepolisian sektor. Kamis (15/5/2025), Panit Binmas Polsek Balongbendo Polresta Sidoarjo, Aiptu Armaksum, bersama Bhabinkamtibmas Desa Singkalan, Aipda Budi S, turun langsung mengecek kebun jagung milik warga.

    Kegiatan ini dilakukan di pekarangan milik Arifin, warga RT 16 RW 06 Desa Singkalan, Kecamatan Balongbendo. Lahan sempit di samping rumahnya disulap menjadi ladang jagung yang siap panen. Upaya ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan pekarangan bergizi yang didorong kepolisian setempat.

    Aiptu Armaksum menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar ajakan berkebun, tapi bagian dari pembinaan strategis untuk mewujudkan ketahanan pangan berbasis rumah tangga.

    “Kami ingin memastikan bahwa masyarakat benar-benar memanfaatkan pekarangan mereka secara optimal, tidak hanya untuk keindahan, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” ujarnya.

    Aipda Budi S menambahkan bahwa kepolisian tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga menjadi motor penggerak perubahan sosial.

    “Kami selaku Polisi Cinta Petani menyemangati warga untuk menanam tanaman pangan seperti jagung, cabai, sayur-sayuran, agar kebutuhan dapur bisa dipenuhi dari pekarangan sendiri,” jelasnya.

    Langkah Polsek Balongbendo ini sejalan dengan visi Asta Cita Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Pemanfaatan lahan kecil di pekarangan menjadi solusi konkret untuk mendukung swasembada pangan dari tingkat desa.

    Program ini juga menjadi bukti bahwa kolaborasi antara aparat dan warga bisa mendorong perubahan nyata di tengah masyarakat. Rencananya, kegiatan serupa akan diperluas ke desa-desa lain di wilayah Kecamatan Balongbendo, dengan dukungan penuh dari kepolisian sektor. (isa/ian)

  • Polisi Tangkap Pelaku Persetubuhan Anak di Keerom, Korban dan Pelaku Kenalan lewat Medsos
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Mei 2025

    Polisi Tangkap Pelaku Persetubuhan Anak di Keerom, Korban dan Pelaku Kenalan lewat Medsos Regional 7 Mei 2025

    Polisi Tangkap Pelaku Persetubuhan Anak di Keerom, Korban dan Pelaku Kenalan lewat Medsos
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Tim Khusus Polres Keerom bersama Tim Opsnal Satuan Reskrim Polres Keerom serta Bhabinkamtibmas Kampung Yammua menangkap seorang pelaku tindak pidana persetubuhan terhadap
    anak di bawah umur
    , Selasa (06/05/2025).
    Pelaku ditangkap di jalan Jayawijaya no 320 Arso VI, Kampung Yammua, Distrik Arso Barat, Kabupaten Keerom, Papua. 
    Kasat Reskrim Polres Keerom AKP Jetny Leonard Sohilait Mengatakan pelaku berinisial MLK (29) melakukan persetubuhan terhadap korban berinisial OYG (15).
    “Telah kami amankan terduga pelaku berinisial MLK atas kasus persetubuhan anak di bawah umur berdasarkan adanya laporan polisi nomor: LP/B/130/V/2025/SPKT/Polres Keerom/Polda Papua Tanggal 5 Mei 2025,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (7/5/2025). 
    Jetny menjelaskan, kejadian berawal dari perkenalan korban OYG dengan terduga pelaku MLK melalui media sosial hingga terjalin hubungan pacaran.
    “Setelah menjalin hubungan (pacaran), terduga pelaku melakukan aksinya sebanyak enam kali,” ungkapnya.
    Menurut Jetny, persetubuhan ini pertama terjadi pada November 2024, tepatnya di kamar adik pelaku.
    Selanjutnya, untuk yang kedua sampai dengan yang keenam kalinya dilakukan pada setiap pergantian bulan, dari Desember 2024 sampai bulan Maret 2025. Perbuatan tersebut dilakukan di para-para belakang rumah dengan dialasi daun pisang. 
    “Pelaku sempat melarikan diri, namun tim kami terus melakukan penyelidikan dan pengintaian serta berhasil menemukan keberadaan terduga pelaku dan langsung mengamankannya ke Polres Keerom,” katanya.
    Jetny mengatakan, pelaku dijerat dengan Pasal 81 Ayat (1) dan Ayat (2) Jo Pasal 76D  UU RI Nomor 35 Tahun 2014, tentang perubahan atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar.
    “Saat ini, pelaku telah diamankan di Polres Keerom untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut, Kami akan terus melakukan pendalaman kasus ini untuk mengungkap motif dan fakta-fakta lain yang terkait,” ujarnya. 
    “Kami tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan terhadap anak. Kami akan terus berupaya memberikan perlindungan dan keadilan bagi korban,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Inovasi ‘Ngariung’ AKBP Condro Bantu 123 Pengangguran, Tekan 52% Angka Kejahatan

    Inovasi ‘Ngariung’ AKBP Condro Bantu 123 Pengangguran, Tekan 52% Angka Kejahatan

    Jakarta

    Tingkah jenaka dan kesederhanaan Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko perlahan tapi pasti mengubah pola pikir warga terhadap polisi. Lewat program ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’, AKBP Condro membawa pelayanan Polri semakin dekat dengan masyarakat.

    Kesaksian tentang AKBP Condro serta programnya diungkap oleh ustadz Supriyatna, seorang pendidik majelis taklim Darul Kolot di Cikande, Serang. Dia menilai AKBP Condro dan program ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’ mampu mengubah stigma masyarakat terhadap kepolisian menjadi positif.

    “Bagaimana beliau mendekat kepada masyarakat ini memang natural, tidak mengada-ada, memang sifat beliau yang baik seperti itu. Sehingga masyarakat ini dengan beliau tidak canggung berdiskusi, memberikan laporan ataupun curhat,” kata Supriyatna kepada detikcom, Rabu (26/3/2025).

    “Memang beliau ini sosok perubahan di dalam kepolisian, yang tadi mindset kita nih masyarakat dengan polisi ini banyak negatifnya. Ternyata hadirnya beliau di Kabupaten Serang ini berubah, sehingga kita menganggap memang polisi ini ada untuk masyarakat. Jadi bener-bener mengayomi masyarakat,” tambahnya.

    Kapolres Kabupaten Serang AKBP Condro Sasongko Foto: dok. pribadi

    Supriyatna mengatakan bahwa AKBP Condro banyak membantu masyarakat Kabupaten Serang. Menurutnya, dengan program ‘Ngariung Iman, Ngariun Aman’, AKBP Condro menyerap langsung dan menyelesaikan keluh kesah permasalahan warga Serang.

    “Itu dengan adanya program itu, gaya beliau yang suka bercanda itu bikin masyarakat tidak takut untuk menyampaikan terkait gangguan kamtibmas di lingkungan. Alhamdulillah banyak yang laporan masyarakat langsung gerak cepat dari beliau,” ucapnya.

    “Jadi merasa aman kita, karena setiap kita laporan langsung Pak Kapolres turun tindakan cepat, dan wilayah yang ekonominya kekuarangan, kita juga kadang-kadang suka minta tolong beliau, langsung turun untuk memberikan bantuan sosialnya,” ujar Supriyatna.

    “Yang pernah dilakukan (AKBP Condro) ada rumah yang nggak layak huni, dengan birokrasi yang ribet, saya laporan ke Pak Kapolres, hari itu juga beliau langsung datang memberi bantuan. Alhamdulillah sekarang rumahnya sudah diperbaiki,” imbuhnya.

    Kapolres Kabupaten Serang AKBP Condro Sasongko Foto: dok. pribadi

    Artinya angka kejahatan menurun 54,28 persen dan angka penyelesaian kasus naik 6,6 persen. Condro menjabat sebagai Kapolres Kabupaten Serang sejak Januari 2024 hingga kini. Lantas seperti apa program ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’? Condro menjelaskan ngariung memiliki arti berkumpul, dan ngariung sebenarnya tradisi yang melekat di masyarakat Banten.

    “Di sini ada 17 kecamatan, 1.720 desa, target sehari kami datangi dua lokasi sejak pertama kali menjabat. Desa yang kita datangi terutama yang lagi ada masalah, misalnya yang kekurangan air bersih. Kalau padat kegiatan di polres, saya malam jam 01.00 atau 02.00 WIB ke poskamling desanya. Pokoknya yang penting nengok dan warga merasakan saya benar-benar niat ketemu mereka,” ucap Condro kepada detikcom, Kamis (17/10/2024). Dia diusulkan Polda Banten dalam program Hoegeng Corner.

    Dengan Kapolres mengunjungi desa-desa tiap hari, lanjut Condro, dia hendak mencontohkan ke jajaran pentingnya komunikasi dua arah saat bertemu warga. Sehingga kegiatan ngariung dapat berkontribusi dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

    Dia mengatakan hasil pemetaan masalah di wilayah hukum Polres Kabupaten Serang adalah kenakalan remaja, tawuran pelajar, peredaran obat-obat keras, narkoba, geng motor dan pengangguran

    “Contoh warga ngeluh jalan gelap, jalan rusak sehingga rawan kejahatan. Nah kita langsung panggil stakeholders misalnya dari pabrik lampu, Serang ini kan banyak industri-industrinya, kita bilang ‘mau nggak bantu masyarakat?’, dia mau, ya sudah, istilahnya CSR-nya mereka langsung tepat sasaran. Kita harus ‘paksa’ mereka agar tidak acuh tak acuh pada masyarakat sekitar,” sambung Condro.

    Condro menegaskan ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’ bukan ajang penyuluhan warga atau memberi pesan kamtibmas. Menurut Condro, warga akan bosan jika hanya diminta mendengarkan. Condro berpikir sebaliknya.

    “Kami nggak banyak omong, biar mereka sendiri memberikan masukan. Nah untuk yang kasih masukan, saran atau kritik yang paling kritis, yang paling luar biasa kita kasih setrika, kipas angin biar seru. Akhirnya apa, mereka antusias ngariung sama kita karena masalah mereka diselesaikan detik itu juga, mereka pulang bawa hadiah,” jelas Condro.

    “Pertemuan selanjutnya mereka datang sukarela, nggak perlu digalang-galang atau dikondisikan biar kesannya wah gitu, biar foto laporan untuk pimpinan bagus, keren, nggak gitu. Nggak (berdampak) signifikan kalau caranya begitu,” ujar dia.

    Kapolres Kabupaten Serang AKBP Condro Sasongko Foto: dok. pribadi

    1 Hari 2 Masalah Selesai di Polres, 1 Hari 1 Masalah Selesai di Polsek

    Tiga bulan ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’ berjalan, tepatnya pertengahan Maret, Condro menargetkan polres dalam sehari selesaikan dua masalah, baik laporan polisi atau aduan masyarakat. Dan polsek selesaikan satu masalah tiap hari.

    “Sehari selesai 1 masalah untuk tiap polsek, itu berarti selama seminggu polsek harus menyelesaikan 7 masalah, mau itu laporan polisi terkait pidana, aduan masyarakat terkait kamtibmas. Jadi ada target tiap polsek, bukan hanya kumpul-kumpul atau ceprat-cepret saja. Kalau polres itu targetnya dua permasalahan setiap harinya harus selesai,” terang dia.

    Lalu bagaimana Condro memastikan dirinya tak terima laporan ‘asal bapak senang’ alias ABS dari anggotanya?

    “Saya pasti tanyakan betul (ke jajaran) masalahnya seperti apa, bagaimana penyelesaiannya, lalu siapa saja yang terlibat membantu, peran-perannya apa saja, lalu penyelesaiannya seperti apa. Itu bentuk pengawasan untuk memastikan kinerja jajaran,” imbuh Condro.

    Hapus ‘Budaya’ Calo Tenaga Kerja

    Masyarakat yang berstatus pengangguran di 10 desa kini bekerja pada dua perusahaan di wilayah hukum Polres Kabupaten Serang. Jumlah mereka 123 orang.

    Condro menyebut adanya praktik calo membuat orang asli Kabupaten Serang tertutup kesempatannya. Karena, imbuh dia, calo hanya akan membantu warga yang bersedia membayarnya untuk sebuah pekerjaan.

    “Tingkat pengangguran di Banten, khususnya Serang tinggi, kenapa? Karena Perusahaan-perusahaan yang ada di kita itu banyak merekrut orang luar daerah kita. Kenapa kok yang direkrut orang luar Serang? Karena banyak persebaran calo untuk tenaga kerja. Calo tenaga kerja ini terbentuk dari lingkungan,” tutur Condro.

    “Di mana modusnya orang yang mau bekerja harus membayar dia. Misalnya pabrik butuh 100 orang, nah kan orang-orang sekitar dan pihak perusahaan dapat informasi, orang sekitar ini memanfaatkan situasi dengan membantu memasukan orang-orang yang mau membayar ini untuk bekerja. Nah sekat itulah yang kita potong karena kita langsung komunikasi dengan masyarakat yang butuh tenaga kerja langsung kita sambungkan ke perusahaan yang butuh pekerja,” lanjut dia.

    Berikut data warga pengangguran yang akhirnya mendapat pekerjaan:
    1). PT. Nikomas Gemilang
    – Desa Tambak: 27 Orang
    – Desa Cijeruk: 40 Orang
    Jumlah: 67 Orang

    2). PT Lami Packaging Indonesia
    – Desa Julang: 30 orang
    – Desa Bakung: 13 orang
    – Desa Leuwi Limus: 4 orang
    – Desa Situteratai: 4 orang
    – Desa Cikande Permai: 2 orang
    – Desa Cikande: 1 orang
    – Desa Songgom Jaya: 1 orang
    – Desa Parigi: 1 orang
    Jumlah: 56 orang

    Warung Bhabin

    Condro menyampaikan di awal menjabat Kapolres Kabupaten, dirinya merotasi 9 bhabinkamtibmas. Condro menegaskan bhabinkamtibmas adalah ujung tombak di medan ‘pertempuran’.

    “Bhabin harus bisa menjadi polisi untuk dirinya sendiri, tidak bisa orang sembarangan. Jadi kalau sudah terdeteksi malas-malasan, buat gaduh di warga binaannya, kita ganti. Ada 9 bhabin yang saya ganti,” kata Condro.

    Langkah berikutnya untuk memaksimalkan efektivitas peran bhabinkamtibmas, dia bekerja sama dengan pemerintah desa untuk menunjuk satu warung milik warga yang representatif untuk jadi tempat ngariung bhabinkamtibmas dengan warga.

    “Menunjuk satu tempat untuk ngariung dengan warga di wilayah binaan, saya minta kerja sama dengan kepala desa, kita sebut Warung Bhabin. Jadi mereka tidak harus selalu muter kalau lagi sakit atau cape, masyarakat gantian bisa mendatangi Warung Bhabin. Kita kerja sama dengan Bulog dan pabrik-pabrik sehingga kita juga berperan menyuplai sembako-sembako murah di Warung Bhabin itu. Pemilik bayarnya terakhir saja, kalau sudah laku,” ujar Condro.

    (fas/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Sungai di Riau
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Mei 2025

    Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Sungai di Riau Regional 4 Mei 2025

    Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Sungai di Riau
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Warga
    Desa Koto Tibun
    ,
    Kecamatan Kampar
    , Kabupaten Kampar, Riau, dihebohkan dengan penemuan mayat di pinggir sungai, Minggu (4/5/2025).
    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Kampar, AKP Gian Wiatma Jonimandala, mengatakan,
    mayat pria
    itu ditemukan
    tanpa identitas
    .
    “Korban ditemukan tanpa identitas. Saat ini korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara di Pekanbaru untuk dilakukan otopsi,” kata Gian kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu.
    Berdasarkan hasil pemeriksaan luar, kata dia, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
    Dugaan sementara, korban tewas karena tenggelam di sungai kecil tersebut.
    Adapun ciri-ciri korban, mengenakan baju T-shirt kaus warna hitam lengan pendek dan celana panjang sobek warna abu-abu.
    Namun, wajah korban tak dapat dikenali karena sudah tinggal tengkorak. Anggota tubuhnya juga sudah membengkak.
    Penemuan mayat ini berawal dari seorang wanita bernama Herlina Wati yang sedang mencuci pakaian dan mencium bau busuk, Sabtu (3/5/2025) sore.
    Saksi tersebut mencari sumber bau. Dari kejauhan, ia melihat bangkai, namun dikira bangkai binatang.
    Saksi tidak dapat melihat dengan jelas karena hari sudah mau malam. Ia pun pulang ke rumahnya.
    “Keesokannya, saksi kembali ke lokasi dan melihat mayat korban mengapung di pinggir sungai dengan posisi telentang,” kata Gian.
    Setelah itu, Herlina langsung pulang ke rumah untuk memberitahukan hal tersebut kepada keluarganya dan kepala desa.
    Kepala desa kemudian menghubungi Bhabinkamtibmas Desa Koto Tibun, Aiptu Afri Rahman, dan pihak Polsek Kampar.
    Menurut keterangan warga Desa Koto Tibun, korban diduga bukan warga setempat.
    “Warga sekitar lokasi kejadian tidak ada yang merasa kehilangan anggota keluarganya. Diduga korban merupakan orang luar yang sedang melakukan aktivitas memancing di areal penemuan mayat tersebut,” ucap Gian.
    Petugas kepolisian mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga agar melapor ke kantor polisi terdekat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengakuan Siswi di Hadapan KDM Soal Barak Militer, Sukarela Ingin Dibina Usai Terlambat Sekolah – Halaman all

    Pengakuan Siswi di Hadapan KDM Soal Barak Militer, Sukarela Ingin Dibina Usai Terlambat Sekolah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi benar-benar menerapkan kebijakannya mengirim siswa nakal ke barak militer. 

    Bagaimana suasana barak militer untuk pembinaan siswa-siswa nakal yang digagas Gubernur yang biasa disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini?

     

    Simak liputan Tribunnews.com Network. 

     
    Dibina Ala Militer, Siswa Bangun Subuh Dididik Fisik dan Mental

    Sudah tiga hari, suasana barak militer Resimen Armed 1 Sthira Yudha Purwakarta Jawa Barat tampak berbeda. 

    Bukan derap pasukan yang terdengar, tapi lantunan doa dan semangat pelajar yang tengah menjalani hari ketiga pembinaan pendidikan karakter, Sabtu (3/5/2025).

    Sebanyak 39 pelajar SMP ditempa mental, spiritual, dan fisik melalui berbagai materi pembinaan. 

    Dimulai sejak fajar menyingsing, mereka melaksanakan salat Subuh berjamaah, lalu berlanjut dengan materi kerohanian yang menyentuh sisi batin. 

    Setelahnya, fisik mereka diuji dengan olahraga pagi, sebelum menerima pelajaran tentang wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.

    Tak hanya itu, dilihat Tribunjabar.id (Tribunnews.com Network) sejak pukul 10.00 WIB, para pelajar juga mendapatkan pelajaran penting soal budi pekerti dan etika, yang disampaikan langsung oleh anggota TNI. 

    Suasana kelas terasa khidmat, para siswa duduk rapi, menyimak dengan penuh perhatian.

    Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, atau yang akrab disapa Om Zein, menegaskan pentingnya peran TNI dan Polri dalam membantu menangani permasalahan remaja di lingkungan masyarakat. 

    Melalui peran aktif Babinsa dan Bhabinkamtibmas, ia yakin pembinaan seperti ini dapat memberi perubahan nyata bagi generasi muda.

    “Alhamdulillah, tidak ada pelajar yang kabur. Awalnya memang ada 40 pelajar yang direkomendasikan, namun satu di antaranya memutuskan mundur karena sudah berjanji akan berubah dan berperilaku baik,” unjar Om Zein kepada wartawan di lokasi, Sabtu (3/5/2025).

    Ia mengatakan, pada hari ketiga ini, sudah ada sejumlah perubahan positif bagi para anak. Mulai sudah terbiasa dengan bangun pagi hingga fokus untuk belajar.

    “Di hari ketiga ini memang anak-anak sudah menunjukan berbagai hal positif yah, mereka sudah biasa bangun pagi, kemudian ikut salat berjalaah. Terus bisa dilihat mereka juga ikut baris-beberasi dengan rapih juga,” ujarnya.

    Ia menyebutkan, pembinaan ini dirancang bukan sebagai hukuman, tapi sebagai bekal hidup. 

    Para pelajar akan terus menerima berbagai materi dari sejumlah unsur, semua bertujuan membentuk karakter kuat, berakhlak mulia, dan cinta tanah air.

    Pengakuan Siswi di Hadapan KDM Ingin Ikut Dibina di Barak Militer

    Kebijakan Dedi Mulyadi yakni memasukkan siswa nakal ke barak militer rupanya mempengaruhi remaja putri di Jawa Barat.

    Tak cuma siswa, kini siswi juga ingin ikut pendidikan militer di barak.

    Hal itu sontak membuat sang Gubernur Jawa Barat tercengang.

    Dalam kunjungannya , KDM tampak mewawancarai seorang remaja putri SMA.

    Remaja tersebut dikumpulkan karena melanggar aturan sekolah.

    “Kamu masalahnya apa?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Terlambat (sekolah),” kata sang remaja putri.

    “Suka bangun siang?” tanya Dedi lagi.

    “Iya (suka tidur malam),” jawab sang remaja.

    “Problemnya susah tidur,” imbuh Dedi.

    Atas kesalahannya, remaja putri itu mengurai keinginannya untuk ikut pendidikan militer yang digagas Dedi Mulyadi.

    Mendengar hal itu, Dedi pun spontan tepuk tangan.

    “Emang mau ikut pelatihan disiplin tentara?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Mau,” jawab sang remaja.

    “Orangtuanya nyerahin, kenapa nyerahin?” tanya Dedi lagi.

    “Aku,” kata remaja itu.

    “Oh atas kesadaran? tepuk tangan,” pungkas Dedi Mulyadi.

    Atas keberanian para siswi untuk ikut pendidikan militer, Dedi Mulyad mengurai apresiasi.

    “Salut !!! Dibina di barak tentara karena keinginan sendiri,” tulis Dedi Mulyadi dalam unggahannya.

    Viral Warga Terkesima Lihat Siswa Nakal Ikuti Pendidikan Militer 

    Detik-detik warga Jawa Barat melongo menyaksikan momen saat siswa nakal dididik ala militer terekam dalam video viral di media sosial.

    Dalam video tersebut warga dibuat tercengang dengan sikap puluhan siswa yang dicap nakal itu.

    Tak terlihat garang atau nakal, puluhan siswa itu justru tertib dan disiplin mengikuti arahan prajurit TNI.

    Mereka bahkan berbaris rapi dan bersemangat saat menjalani pendidikan militer.

    Sambil bernyanyi keras, para siswa yang mengenakan baju latihan bela diri pun berlarian dengan teratur.

    BARAK MILITER SISWA- Pelajar fokus menyimak materi budi pekerti dan etika yang disampaikan oleh anggota TNI dalam program pembinaan karakter di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Sabtu (3/5/2025).

    Menuju ke lapangan, mereka terus fokus mengikuti arahan pemimpin dari prajurit TNI.

    Melihat anak-anak itu tampak disiplin padahal baru dua hari dilatih militer, netizen ikut senang.

    Khalayak mengapresiasi program dari Dedi Mulyadi tersebut.

    “Setuju sama KDM, untuk merubah pola pikir anak2 ini biar lebih terarah,”

    “Lumayan dapat ilmu militer buat bekal daftar TNI polri,”

    “Menuju Indonesia emas di mulai dari provinsi Jabar,”

     

    dan TribunnewsBogor.com dengan judul VIRAL Warga Melongo Lihat Siswa Nakal Dididik Militer, Dedi Mulyadi Syok Remaja Putri Juga Mau Ikut, 

  • Tidak Berobat Karena BPJS Menunggak, Mahasiswi Unhas Ditemukan Meninggal di Kamar Kos – Halaman all

    Tidak Berobat Karena BPJS Menunggak, Mahasiswi Unhas Ditemukan Meninggal di Kamar Kos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR- Diduga karena sakit, seorang mahasiswi Universitas Hasanuddin (Unhas) bernama Moudita Hernanda Puri ditemukan meninggal dunia di dalam kamar kosnya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (1/5/2025) malam.

    Perempuan asal Palu, Sulawesi Tengah itu tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Sosiologi FISIP Unhas angkatan 2020.

    Kepala Bidang Humas Kantor Sekretariat Rektor Unhas, Ishaq Rahman, membenarkan adanya kabar duka tersebut.

    “Kami konfirmasi bahwa benar telah ditemukan (meninggal dunia) seorang mahasiswa Unhas program studi Sosiologi Angkatan 2020 atas nama Moudita Hernanda Puri,” kata Ishaq.

    Mayat Moudita pertama kali diketahui setelah teman merasa curiga karena Moudita tak kunjung merespon pesan dan panggilan selama tiga hari terakhir.

    “Kronologi kejadian, pada sore hari sekitar pukul 17.45, rekan korban yang bernama Ananda Pratiwi mendapat informasi dari teman lain bahwa korban sudah tiga hari tidak dapat dihubungi,” ungkapnya.

    Merasa khawatir, teman korban kemudian mendatangi kamar kos korban yang berada di Pondok Haji Mandor I, Jalan Sahabat, tepat di samping Kampus Unhas.

    “Dengan dibantu oleh penghuni kost lain, mereka membuka pintu kamar korban yang dalam keadaan tidak terkunci,” ungkapnya.

    Mereka pun masuk dan mendapati Moudita dalam posisi terlentang di atas tempat tidur.

    Tubuhnya tampak membengkak dan mengeluarkan bau menyengat.

    “Korban ditemukan dalam keadaan terlentang, sudah tidak bernyawa, di tempat tidur. Kondisi tubuh agak membengkak dan sudah mengeluarkan bau busuk,” ujarnya.

    Hal senada diungkapkan Kapolsek Tamalanrea Kompol Muhammad Yusuf.

    Menurutnya, setelah diperoleh informasi, Bhabinkamtibmas Kelurahan Tamalanrea Indah segera menerima laporan dan bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan pengecekan.

    Kemudian, personel dari Polsek Tamalanrea tiba di tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan pengamanan awal.

    Setelah itu, Tim Inafis Polrestabes Makassar bersama tim Dokpol Polda Sulsel datang untuk melakukan olah TKP lebih lanjut.

    Setelah olah TKP, mayat Moudita dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk pemeriksaan medis forensik.

    “Identitas korban, Moudita Hernanda Puri, umur 23 tahun,” sebutnya dalam keterangan tertulis.

    Dari hasil penelusuran awal, diketahui bahwa Moudita sebelumnya mengeluhkan kondisi kesehatannya.

    Ia sering mengalami sesak napas namun tak mendapat perawatan medis.

    Polisi masih menyelidiki lebih lanjut untuk memastikan apakah ada unsur lain di balik kematian Moudita.

    Sementara itu, keluarga telah dihubungi untuk proses pemulangan jenazah.

    Terkendala biaya

    Ishaq Rahman mengatakan Moudita sudah lama mengalami sakit sesak napas, namun tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit karena terkendala biaya.

    “Menurut keterangan teman-temannya, almarhumah memang dalam keadaan sakit. Ia disebutkan beberapa lama mengalami sesak napas,” kata Ishaq.

    Akan tetapi, korban tidak berobat ke rumah sakit karena terkendala biaya.

    “Namun yang bersangkutan tidak ke rumah sakit, karena katanya BPJS-nya menunggak,” jelas Ishaq.

    Saat ini, jasad Moudita telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

     

     

     

  • Ahmad Luthfi Minta Kades Jadi Problem Solver Masyarakat

    Ahmad Luthfi Minta Kades Jadi Problem Solver Masyarakat

    Jakarta

    Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meminta para kepala desa (Kades) menjadi problem solver (pemberi solusi) atas persoalan yang dialami oleh masyarakatnya.

    Secara blak-blakan, ia meminta kades agar mengurusi persoalan tukang ngarit (pencari rumput), rondo (janda) hingga saluran air yang bermasalah ke lahan sawah. Ditegaskan Luthfi, tidak boleh ada jarak antara Kades dengan warganya.

    “Di desa, yang tukang ngarit sopo (siapa)? Harus tahu,” ujar Luthfi, dalam keterangan tertulis, Selasa (29/4/2025).

    “Yang menggembala kambing siapa? Ada warganya janda, harus disantuni, harus tahu, irigasi macet harus tahu. Lalu diberikan solusi, itu namanya ngopeni nglakoni,” sambungnya.

    Kedekatan pemimpin dengan yang dipimpin akan menjadi sarana untuk mengetahui problem dan penyelesaiannya. Hal itu sejalan dengan tagline ‘Ngopeni dan Nglakoni’ Jawa Tengah.

    Hal tersebut disampaikan Luthfi saat memberikan arahan di Sekolah Anti Korupsi yang digelar di GOR Indoor Jatidiri Kota Semarang, Selasa (29/4). Dalam membangun desa, lanjut Luthfi, Pemprov Jateng memperlakukan semua desa secara sama dan adil.

    Oleh karenanya, para Kades harus bersegera mungkin menggerakkan potensi-potensi desanya. Mulai dari desa wisata, petani zilenial dan milenial, menggarap produk unggulan desa, mengawal lumbung desa, koperasi merah putih, hingga pelayanan kesehatan warga desa.

    Dalam pembangunan, Luthfi menekankan agar desa menginduk di masing-masing kecamatan. Lantaran Pemprov Jateng telah meluncurkan program Kecamatan Berdaya.

    “Lahan pertanian itu tersebar di desa. Maka desa harus mampu menganalisa dampaknya seperti infrastrukturnya, saluran airnya,” kata Luthfi.

    Untuk mendukung kinerja Kades saat membangun desanya, Luthfi telah menginstruksikan agar mengefektifkan kembali tiga pilar pemerintahan desa. Meliputi Kades/Lurah, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa).

    “Kades harus didampingi dalam rangka ciptaan stabilitas desa. Pulang dari ini (Sekolah Anti Korupsi), Tiga Pilar efektifkan kembali,” kata Luthfi.

    “Tidak boleh kades sedikit-sedikit pidana,” pungkasnya.

    (hnu/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • HRD Perusahaan Kelapa Sawit Sudah 2 Hari Tak Pulang Usai Cairkan Dana Koperasi Ratusan Juta Rupiah – Halaman all

    HRD Perusahaan Kelapa Sawit Sudah 2 Hari Tak Pulang Usai Cairkan Dana Koperasi Ratusan Juta Rupiah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA – Andi Dawam, Bagian Human Resource Development (HRD) PT Perkebunan Kelapa Sawit Minanga Ogan Baturaja dikabarkan hilang.

    Warga Desa Banuayu, Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dilaporkan hilang sejak Kamis (24/4/2025) lalu usai mencairkan uang perusahaan di salah satu bank di Kota Baturaja, Sumatra Selatan.

    Informasi yang beredar di media sosial, Andi Dawam pergi ke Bank Mandiri untuk mencairkan dana koperasi, Kamis (24/4/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. 

    Ia dikabarkan membawa cek senilai lebih kurang Rp 400 juta, yang merupakan dana milik koperasi PT Minanga Ogan.

    Saat pergi ke bank untuk mengambil dana tersebut, Andi Dawam dikabarkan tidak mendapatkan pengawalan dari pihak keamanan perusahaan.

    Hingga Sabtu (26/4/2025) malam, belum ada informasi pasti mengenai keberadaan Andi Dawam. 

    Pihak keluarga telah melaporkan kehilangan Andi Dawam kepada pihak berwajib.

    Kapolsek Lubuk Batang AKP Harianto SE saat dikonfirmasi pada Sabtu (26/4/2025), membenarkan pihak keluarga telah melaporkan kehilangan anggota keluarganya langsung ke Mapolres OKU.

    Sementara itu, Kapolres OKU, AKBP Endro Aribowo SIK MH, melalui Kasi Humas AKP Ibnu Holdon yang dihubungi melalui telepon, menyatakan telah menerima informasi laporan orang hilang tersebut dari Bhabinkamtibmas Polsek Lubuk Batang.

    Sumber internal di PT Perkebunan Sawit Minanga Ogan juga mengonfirmasi bahwa pihak perusahaan telah melaporkan hilangnya karyawan bagian HRD tersebut ke polisi.

    Kabar hilangnya Andi Dawam ini juga telah menyebar luas di berbagai platform media sosial. 

    Berikut isi pesan yang beredar di grup WhatsApp Masyarakat OKU:

    “Assalamualaikum wrwb. Kepada seluruh rekanku Mohon bantuannya apabila rekan rekanku mengetahui keberadaan sdr. Kami Nama : Andi Dawam Jabatan: HRD PT Minanga Ogan Baturaja, Alamat: Desa Banuayu, OKU. Sdh 2 hari tidak pulang ke rumah setelah mengambil uang di salah satu bank di Kota Baturaja. Apabila ada informasi tentang sdr.kami ini silakan hubungi nomor HP 083117091692. Terima kasih.” 

    Pesan tersebut kemudian dibagikan ke berbagai grup lainnya, termasuk juga ke Facebook.

  • Bayi Perempuan Baru Lahir Ditemukan Tewas di Tempat Sampah Kebon Jeruk, Tali Pusar Masih Menempel – Halaman all

    Bayi Perempuan Baru Lahir Ditemukan Tewas di Tempat Sampah Kebon Jeruk, Tali Pusar Masih Menempel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang bayi perempuan ditemukan tidak bernyawa di dalam tempat sampah yang terletak di wilayah RT 15, RW 04 Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (26/4/2025) pagi.  

    Ketua RT setempat, Dudi Ahmad mengatakan, jasad bayi tersebut pertama kali ditemukan oleh petugas kebersihan di lingkungannya saat sedang mengeruk sampah.

    “Ditemukan pukul 08.00 WIB oleh tukang sampah. (Ketika ditemukan) sementara diambil, ditaruh di embernya (gerobak) dia, habis itu dibawa ke gerobaknya, baru ke rumah saya ketuk-ketuk,” kata Dudi, Sabtu, dikutip dari WartaKotalive.com. 

    Ia menuturkan, bayi tersebut dibungkus dengan sweater.

    “Pas itu katanya nemu ada sweater dibuntel, diikat, dia buka ternyata ada bayi,” imbuhnya. 

    Nahas, bayi tersebut terlihat baru lahir karena masih ada tali pusar yang menempel di tubuhnya.

    Dudi langsung melaporkan penemuan jasad bayi tersebut ke Bhabinkamtibmas setempat untuk kemudian diidentifikasi oleh tim Reskrim Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

    “Tidak ada (luka). Belum lama lahirnya. Masih ada tali pusar, masih nempel. Bayinya bersih, enggak ada darah,” kata Dudi.

    Dudi menyatakan bahwa di wilayah tempatnya menjabat, tidak ada warga yang sedang hamil.

    Ia menduga bayi tersebut dibuang oleh orang lain yang kebetulan melintas di wilayahnya.

    “Di warga saya, enggak ada yang hamil. Karena kan sekarang itu ada sistem dawis, jadi selalu terdata siapa yang hamil,” ujar Dudi.

    “Saya curiganya, satu, orang luar yang mungkin lewat atau sengaja gitu kan (buang bayi). Yang kedua, mungkin ada warga saya laki-lakinya, perempuannya di luar gitu,” imbuhnya.

    Namun, ia belum bisa memastikan siapa orang tua dari bayi malang tersebut.

    Jasad bayi perempuan itu telah dibawa oleh tim Inafis Polres Metro Jakarta Barat.

    Polisi Periksa Saksi

    Pihak kepolisian telah memeriksa tiga saksi dalam kasus penemuan jasad bayi di dalam bak sampah itu.

    Tiga saksi tersebut di antaranya adalah RT, petugas kebersihan, dan warga.

    Kepala Unit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, AKP Ganda menyampaikan bahwa bayi malang itu ditemukan oleh petugas kebersihan saat mengeruk sampah.

    Ketika hendak memilah, dia menyadari ada jasad bayi di dalam gerobak untuk mengangkut sampah yang sedang didorongnya.

    “Dari hasil keterangan saksi, jasad bayi ditemukan di tempat sampah,” kata Ganda.

    “Tukang sampah itu memasukkan sampah dari rumah-rumah di gerobak, dan baru dia buka sampah-sampahnya, ternyata ditemukan bayi,” lanjutnya.

    Pihaknya juga tengah menelusuri rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

    “Kami cari juga rekaman CCTV, tapi kendalanya pemukiman padat penduduk, jadi hanya ada satu CCTV,” ucap Ganda.

    Mayat bayi perempuan itu telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat untuk dilakukan autopsi.

    Termasuk, menyelidiki apakah ada bekas kekerasan di tubuh korban atau tidak.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Mayat Bayi Dibuang dalam Bak Sampah di Kebon Jeruk Jakarta Barat, Polisi Periksa Saksi hingga CCTV 

    (Tribunnews.com/Falza) (WartaKotalive.com/Nuri Yatul Hikmah)