Kementrian Lembaga: Bhabinkamtibmas

  • Polisi telusuri CCTV buru pembuang jasad bayi dalam karung di Cipayung

    Polisi telusuri CCTV buru pembuang jasad bayi dalam karung di Cipayung

    Jakarta (ANTARA) – Polisi menelusuri rekaman kamera pengawas (CCTV) untuk mengungkap pelaku yang membuang jasad bayi dalam karung di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (30/7) sore.

    “Pelaku belum (diketahui), masih kita cari dari CCTV siapa yang membuang. Semalam kita cari dan cek CCTV di lokasi,” kata Kanitreskrim Polsek Cipayung Iptu Edy Handoko saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Edy menyebut, pihak kepolisian masih mencari titik terang pelaku dari keterangan beberapa warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

    “Petunjuk-petunjuknya dari warga, barangkali tahu pakai motor apa atau orang mencurigakan. Insya Allah nanti ada titik terang,” ujar Edy.

    Penemuan jasad bayi tersebut berawal dari laporan warga yang mencurigai bau menyengat dari sebuah bungkusan di lokasi tersebut.

    “Warga awalnya melihat bungkusan yang dicurigai, kaya bau tapi kan beda bau sampah sama jasad, lalu melapor ke petugas Bhabinkamtibmas, ke Polsek. Setelah dicek, ternyata isinya jasad bayi dalam karung,” jelas Edy.

    Saat ditemukan, kondisi bayi belum membusuk, namun kulitnya telah membiru. Hal itu menandakan bahwa bayi tersebut diduga telah meninggal lebih dari satu hari.

    Jenis kelamin bayi juga belum dapat dipastikan karena jasad langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Kalau bayi baru lahir kelihatan ya, ini sudah biru. Kami tidak membuka bungkusan, langsung kami bawa ke RS Polri untuk identifikasi,” ucap Edy.

    Hingga kini, kepolisian masih menunggu hasil autopsi dari RS Polri Kramat Jati dan mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait agar segera melapor.

    Sebelumnya, Sekretaris RT 06/RW 06 Kuswantoro (52) mengatakan ada ada dua orang tak dikenal yang sempat terlihat masuk ke area pemakaman beberapa waktu sebelum ditemukan jasad bayi di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (30/7) sore.

    “Belum ada yang dicurigai, tapi memang ada laporan dari warga katanya dua orang masuk ke lokasi pemakaman. Area itu buntu, pas keluar mereka ditegur warga, tapi jawabnya cuma ‘dari dalam’ lalu pergi,” katanya.

    Kuswantoro mengatakan, dirinya mendapat laporan dari warga sekitar pukul 17.30 WIB terkait dugaan penemuan bayi.

    Selain itu, lokasi penemuan berada di area kebun yang juga menjadi bagian dari lahan pemakaman keluarga milik warga.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polsek Sentani Timur bantu pasarkan produk mama perajin kulit kayu

    Polsek Sentani Timur bantu pasarkan produk mama perajin kulit kayu

    Sumber foto: Aman Hasibuan/elshinta.com.

    Polsek Sentani Timur bantu pasarkan produk mama perajin kulit kayu
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 28 Juli 2025 – 18:45 WIB

    Elshinta.com – Polsek Sentani Timur melalui Bhabinkamtibmas membantu mama-mama pelaku UMKM perajin kulit kayu yang berada di Kampung Asei Besar, Kabupaten Jayapura, dalam mengembangkan pemasaran produksinya kepada masyarakat.

    Kapolsek Sentani Timur Iptu Susana Tercuari mengatakan, pemberian pendampingan pada mama-mama perajin kulit kayu di Kampung Asei Besar ini dibantu Bhabinkamtibmas Polsek Sentani Timir yang dipimpin Aipda Aris Haryanto bersama anggota lainnya. 

    “Anggota kami dari Bhabinkamtibmas terus melakukan pendampingan kepada mama-mama perajin kulit kayu ini untuk bisa memasarkan hasil produksinya lewat pameran atau stand UMKM yang dilaksanakan di halaman Aquatik Kompleks Stadium Lukas Enembe, hari ini. Ada 12 orang mama-mama binaan Polsek Sentani Timur ikut menjual hasil produksi lukisan kulit kayu yang mereka sudah buat selama ini,” ujar Kapolsek Sentani Timur Iptu Susana Tercuari, Sabtu (26/7/2025). 

    Kapolsek menuturkan, program kedepan bagi mama-mama ini dalam mengembangkan hasil perajin, pihaknya sudah mengajukan ke Polres Jayapura dan Bupati Jayapura agar hasil-hasil produksi ukiran mereka ini bisa masuk atau ditampilkan ke perusahaan-perusahaan, perhotelan, bandara dan tempat lainnya, sehingga bisa meningkatkan ekonomi mereka. 

    “Apabila produk lukisan mama-mama bisa lebih banyak dikenal masyarakat akan dapat memotivasi mereka untuk dapat berkarya terus. Ini salah satu wujud dari kami Polsek Sentani Timur khususnya Babinkamtibmas dalam membantu masyarakat di Kampung Asei Besar,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Aman Hasibuan, Senin (28/7). .  

    Lanjut Iptu Susana, kedepan mama-mama ini akan dibuatkan gerobak sagu dan kami beri nama gerobak sagu Hale. Gerobak sagu ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan dan ekonomi mama-mama perajin kulit kayu di Kampung Asei Besar dengan jumlah keluarga sebanyak 25 KK. 

    “Mama-mama ini sudah lama membuat lukisan kayu pulau Asei Besar, tetapi mereka kesulitan menjangkau ke kota. Dan untuk penjualan mereka hanya menunggu saja kalau ada wisata yang datang ke kampung. Kami dari Polsek Sentani Timur ingin turut membantu mereka kedepan untuk mengembangkan usahanya untuk peningkatan pendapatan keluarga mereka masing-masing.” ucap dia. 

    Sementara itu salah satu mama-mama Adianti mengaku senang ikut dalam acara pameran lukisan kulit kayu yang dibantu Polsek Sentani Timur sehingga ia bisa menjual hasil kerajinan pada masyarakat. 

    “Selama ini kami hanya bisa berjualan di Kampung Asei Besar saja. Tapi hari ini kami diberikan kesempatan sama Polsek Sentani Timur untuk memamerkan dan menjual hasil kerajinan tangan kami di sini. Kami mama-mama senang bisa hadir di pameran ini jual lukisan kulit kayu, noken, topi khas Papua, dan lainnya,” aku Andianti. 

    Ia berharap kedepan ada lagi pameran-pameran seperti ini dan kami bisa terlibat dalam menjual hasil lukisan kulit kayu dengan berbagai motif. 

    “Kami harapan pemerintah bisa membantu para UMKM dalam mengembangkan usaha pemasarannya  agar bisa menambah ekonomi masyarakat yang ada di kampung-kampung kedepan,” tuturnya. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Warga Pontianak Terlantar di Pelabuhan Priok, Dipulangkan Polisi-Dinsos Jakut

    Warga Pontianak Terlantar di Pelabuhan Priok, Dipulangkan Polisi-Dinsos Jakut

    Jakarta

    Solihin, warga Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), ditemukan terlantar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Solihin mengaku tak punya ongkos untuk kembali ke kampung halamannya.

    Dia ditemukan kebingungan di Terminal Pelni Nusantara Pura II, Pelabuhan Tanjung Priok, pada Minggu (27/7/2025), oleh Ps Bhabinkamtibmas Satbinmas Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Aiptu Agus Subekti. Kepolisian lalu berkoordinasi dengan Dinas Sosial Jakut untuk membantu Solihin.

    “Saat saya tanya mau ke mana, beliau bilang ingin pulang ke Pontianak tapi tidak punya uang untuk beli tiket. Kami lalu berkoordinasi dengan Dinsos agar dengan cepat bapak ini terbantu,” kata Agus kepada wartawan.

    Agus mengatakan Solihin sempat diajak untuk beristirahat di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Anggota SPKT lalu mengambil inisiatif memfasilitasi Solihin pulang kampung dengan kapal laut.

    Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Martuasah H Tobing mengapresiasi inisiatif Agus dan menekankan komitmen kepolisian hadir di tengah masyarakat. Khususnya, lanjut Martuasah, kelompok rentan.

    (aud/fas)

  • Pabrik Plastik di Cirebon Terbakar, Api Hanguskan Mesin dan Tumpukan Limbah
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        27 Juli 2025

    Pabrik Plastik di Cirebon Terbakar, Api Hanguskan Mesin dan Tumpukan Limbah Bandung 27 Juli 2025

    Pabrik Plastik di Cirebon Terbakar, Api Hanguskan Mesin dan Tumpukan Limbah
    Editor
    CIREBON, KOMPAS.com –

    Kebakaran
    hebat melanda sebuah pabrik daur ulang plastik di Jalan Arya Salingsingan Nomor 26, Desa Warukawung, Kecamatan Depok, Kabupaten
    Cirebon
    , Minggu (27/7/2025) siang.
    Insiden bermula sekitar pukul 11.45 WIB saat warga setempat melihat kepulan asap pekat disertai kobaran api yang keluar dari bagian dalam bangunan.
    Melihat kejadian tersebut, seorang warga bernama Agus segera melaporkan peristiwa itu ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Cirebon.
    “Saat menerima laporan pukul 11.50 WIB, kami langsung mengerahkan satu armada dari Sektor Sumber,” kata Kepala Bidang Kedaruratan DPKP Kabupaten Cirebon, Eno Sudjana, dikutip Tribun Cirebon, Minggu (27/7/2025).
    Tim pemadam tiba di lokasi lima menit kemudian dan segera melakukan penyekatan agar api tidak menjalar ke bangunan lainnya.
    Namun, karena api cepat membesar dan suplai air terbatas, DPKP kemudian meminta dukungan tambahan dari Sektor Palimanan dan Sektor Weru.
    “Pemadaman berhasil dilakukan hingga tuntas pada pukul 13.08 WIB, dan dilanjutkan dengan proses pendinginan hingga pukul 13.27 WIB,” lanjut Eno.
    Pemilik usaha mengungkapkan bahwa saat kejadian, pabrik sedang dalam kondisi tidak beroperasi karena libur. Meski demikian, sejumlah material mudah terbakar seperti tumpukan plastik daur ulang dan mesin produksi masih berada di dalam area pabrik.
    “Kami masih menyelidiki sumber api secara pasti, tetapi dugaan sementara api berasal dari tumpukan barang-barang mudah terbakar seperti plastik daur ulang,” ujar pemilik.
    Kebakaran ini menghanguskan sekitar 166 meter persegi dari total luas bangunan 208 meter persegi. Sementara itu, area seluas 42 meter persegi berhasil diselamatkan.
    Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini, namun kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 70 juta. Api membakar sejumlah mesin seperti pencacah plastik, mesin dompleng, serta tumpukan bahan plastik siap olah.
    Dalam proses pemadaman, sejumlah unsur ikut terlibat, termasuk warga, personel Babinsa, Bhabinkamtibmas Polsek Depok, BPBD Kabupaten Cirebon, serta Tagana dari Desa Warukawung.
    “Setelah dilakukan pemeriksaan bersama oleh regu gabungan dan pihak terkait, area dinyatakan aman dan semua armada kembali ke pos masing-masing,” ujar Eno
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Praktik Beras Oplosan Terbongkar di Riau, Begini Modusnya

    Praktik Beras Oplosan Terbongkar di Riau, Begini Modusnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap praktik pengoplosan beras yang terjadi di Jalan Sail, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau.

    Dalam kasus tersebut, polisi telah menyita 9 ton beras oplosan dari seorang pengusaha atau distributor lokal berinisial R yang kini sudah ditetapkan tersangka.

    Oknum tersebut menjual beras di kisaran Rp5.000–Rp7.000 per kilogram, atau lebih mahal dari yang seharusnya. Bahkan, diperkirakan selisihnya dapat mencapai Rp9.000 jika dioplos menjadi beras premium. Selain itu, kualitas beras juga diduga berada di bawah standar mutu.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran menyebut praktik pengoplosan beras telah merusak program SPHP yang diatur dalam Undang-Undang No. 18/2012 tentang Pangan. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk memastikan akses masyarakat terhadap beras berkualitas dengan harga terjangkau.

    “Pengungkapan ini menunjukkan komitmen nyata untuk melindungi masyarakat dari kecurangan pangan, sesuai arahan yang kita diskusikan,” kata Amran dalam keterangan tertulis, Minggu (27/7/2025).

    Padahal, Amran menjelaskan bahwa program SPHP untuk membantu daya beli masyarakat dan menjaga inflasi.

    “Praktik pengoplosan adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat. Program SPHP didukung subsidi dari uang rakyat untuk membantu daya beli masyarakat dan menjaga inflasi. Saya bangga Polda Riau bergerak cepat pasca diskusi kita,” ujarnya.

    Dia menjelaskan bahwa pemerintah memperketat pengawasan distribusi beras SPHP yang berlangsung di seluruh Indonesia dengan melibatkan Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan jajaran kepolisian di daerah.

    Selain itu, Amran juga menyinggung temuan sebelumnya bahwa 212 merek beras di 10 provinsi bermasalah, dengan kerugian masyarakat mencapai Rp99,35 triliun per tahun akibat praktik serupa.

    “Kami akan terus bersinergi dengan Satgas Pangan Mabes Polri dan aparat penegak hukum lainnya untuk memastikan tidak ada lagi oknum yang bermain-main dengan pangan rakyat. Pelaku harus dihukum berat untuk efek jera,” ujarnya.

    Modus Operandi Beras Oplosan

    Untuk diketahui, operasi yang dipimpin Direktorat Reskrimsus Polda Riau di bawah Kombes Ade Kuncoro mengungkap dua modus operandi yang dilakukan tersangka R.

    Pertama, pelaku mencampur beras medium dengan beras berkualitas buruk atau reject kemudian dikemas ulang (repacking) menjadi beras SPHP.

    Kedua, pelaku membeli beras murah dari Pelalawan dan mengemasnya ulang dalam karung bermerek premium seperti Aira, Family, Anak Dara Merah, dan Kuriak Kusuik untuk menipu konsumen.

    Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengatakan bahwa barang bukti yang disita meliputi 79 karung beras SPHP oplosan, 4 karung bermerek premium berisi beras rendah, 18 karung kosong SPHP, timbangan digital, mesin jahit, dan benang jahit.

    “Negara sudah memberikan subsidi, tapi dimanipulasi oknum untuk keuntungan pribadi. Ini bukan sekadar penipuan dagang, tapi kejahatan yang merugikan anak-anak kita yang membutuhkan pangan bergizi,” ujar Herry.

    Herry menyampaikan bahwa tersangka dijerat dengan Pasal 62 ayat (1) jo Pasal 8 ayat (1) huruf e dan f, serta Pasal 9 ayat (1) huruf d dan h UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, dengan ancaman pidana 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp2 miliar.

    Respons Bulog soal Beras Oplosan di Riau

    Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani memastikan beras yang dioplos dalam bentuk kemasan SPHP di Riau bukanlah beras SPHP. Adapun, oknum ini telah diringkus oleh Direktorat Pinwil Khusus Polda Riau pada 24 Juli 2025.

    Rizal menuturkan, modus operasi yang dilakukan oknum ini adalah dengan membeli kantong beras SPHP bekas dengan mengisinya dengan beras seharga Rp8.000 per kilogram di Pelalawan.

    “Kemudian dengan beras yang Rp8.000 [per kilogram] itu ditambah lagi beras reject yang pecahan-pecahan itu, dimasukkan ke dalam beras SPHP, dimasukkan ke dalam kantong beras packing SPHP,” ujar Rizal saat ditemui di Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (27/7/2025).

    Setelahnya, lanjut Rizal, oknum tersebut menjahit kemasan SPHP bekas dan menjualnya di pasar seharga Rp13.000 per kilogram.

    “Nah hasil pemeriksaan dan hasil penelitian bahwa yang bersangkutan mengaku itu [melakukan repacking]. Jadi bukan beras Bulog yang dijadikan oplosan, tapi kantongnya yang dipakai untuk jualan SPHP itu,” terangnya.

    Atas kejadian ini, Perum Bulog telah menerjunkan tim ke seluruh wilayah untuk mengontrol beras SPHP di pasaran, termasuk melibatkan Bintara Pembina Desa/Samudera/Angkasa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).

    Di samping itu, Bulog juga akan mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang menyediakan karung SPHP bekas dan melakukan repacking beras SPHP.

    “Dan kemudian juga kami libatkan teman-teman Koperasi Merah Putih juga untuk bantu-bantu ngawasin. Kalau ada yang nakal kasih tahu, laporin ke Satgas Pangan biar ada tindakan,” tandasnya.

  • Bos Bulog Geram, Karung Beras SPHP Dijual Bebas di Shopee dan TikTok-Tokopedia

    Bos Bulog Geram, Karung Beras SPHP Dijual Bebas di Shopee dan TikTok-Tokopedia

    Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog mengaku geram dengan adanya  karung beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) bekas yang dijual secara bebas di platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee.

    Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan penjualan karung beras SPHP merupakan tindakan ilegal, 

    “Bahaya itu. Nah ini makanya saya perintahkan Direktur Pengadaan hari ini untuk bertindak, jangan sampai ada jual-jual karung yang ilegal,” kata Rizal saat ditemui di Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (27/7/2025).

    Rizal menyatakan Bulog akan mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang menyediakan karung SPHP bekas dan melakukan repacking beras SPHP.

    Berdasarkan pantauan Bisnis, terdapat beberapa penjual di Tokopedia yang menjual karung plastik beras SPHP laminasi ukuran 5 kilogram. Selain karung beras SPHP, penjual juga menjual karung plastik beras merek lain.

    Bisnis juga menemukan praktik penjualan karung SPHP di platform e-commerce Shopee, dengan harga satuan lebih murah. 

    Adapun Shopee dan TikTok-Tokopedia merupakan dua e-commerce terbesar di Indonesia saat ini dengan pangsa pasar di atas 20%. 

    Karung SPHP di Tokopedia

    Karung SPHP di Shopee

    Lebih lanjut, Rizal menuturkan, nantinya Bulog akan menambahkan hologram hingga identitas khusus yang menandakan bahwa beras tersebut merupakan beras SPHP asli. Dengan begitu, diharapkan masyarakat percaya dengan beras SPHP yang dipasarkan Bulog.

    “Nanti dari Direktur Pengadaan akan menambahkan hologram kah, atau id-id khusus kah, atau semacam kalau dulu ada semacam kertas yang ditempel di dalam itu. Sehingga nanti para pembeli beras SPHP itu yakin, oh ini beras betul-betul asli, berasnya Bulog. Kalau nggak ada tanda gini, berarti bukan beras Bulog nih, nah gitu,” tuturnya.

    Dia menyampaikan rencana penambahan hologram dan identitas khusus ini seiring dengan temuan beras oplosan yang dikemas ulang (repack) ke dalam kantong beras SPHP bekas di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau.

    Adapun, oknum ini telah diringkus Direktorat Pinwil Khusus Polda Riau pada 24 Juli 2025. Rizal mengungkap modus operasi yang dilakukan oknum ini adalah dengan membeli kantong beras SPHP bekas dengan mengisinya dengan beras seharga Rp8.000 per kilogram.

    “Kemudian dengan beras yang Rp8.000 [per kilogram] itu ditambah lagi beras reject yang pecahan-pecahan itu, dimasukkan ke dalam beras SPHP, dimasukkan ke dalam kantong beras packing SPHP,” tuturnya.

    Setelahnya, sambung Rizal, oknum bakal menjahit kemasan SPHP bekas dan menjualnya di pasar seharga Rp13.000 per kilogram.

    “Nah hasil pemeriksaan dan hasil penelitian bahwa yang bersangkutan mengaku itu [melakukan repacking]. Jadi bukan beras Bulog yang dijadikan oplosan, tapi kantongnya yang dipakai untuk jualan SPHP itu,” terangnya.

    Adapun, Rizal menyatakan Perum Bulog telah menerjunkan tim ke seluruh wilayah untuk mengontrol beras SPHP di pasaran, termasuk melibatkan Bintara Pembina Desa/Samudera/Angkasa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).

    “Dan kemudian juga kami libatkan teman-teman Koperasi Merah Putih juga untuk bantu-bantu ngawasin. Kalau ada yang nakal kasih tahu, laporin ke Satgas Pangan biar ada tindakan,” pungkasnya.

  • Sejumlah Siswa Sekolah Rakyat Solo Alami Kesurupan, Malam Minggu 26 Juli 2025

    Sejumlah Siswa Sekolah Rakyat Solo Alami Kesurupan, Malam Minggu 26 Juli 2025

    Liputan6.com, Solo – Sejumlah siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17 Solo mengalami  kesurupan pada Sabtu malam (26/7/2025). Akibat kejadian tersebut para orang tua ramai-ramai mendatangi sekolah berasrama yang berlokasi di Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso, Jebres, Solo.

    Pantauan Liputan6.com, puluhan orang tua siswa tampak berdatangan ke komplek sekolah rakyat yang baru diresmikan pada Senin 14 Juli 2025 lalu.

    Mereka memarkir kendaraannya di depan pintu gerbang masuk Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso. Sebagain besar dari mereka mengaku bingung karena khawatir anaknya menjadi salah satu siswa yang mengalami kesurupan.

    Pihak pengelola SRMA 17 Solo mengizinkan para orang tua untuk masuk ke dalam komplek Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso untuk melihat dari dekat kondisi putra-putrinya.

    Para siswa yang mayoritras perempuan mengalami kesurupan dikumpulkan di masjid di dalam komplek tersebut. Sejumlah tokoh agama dan tenaga medis tampak ikut membantu insiden tersebut.

    Bahkan, Kepala Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso, Nova Dwiyanto Suli, Kelpala Sekolah SRMA 17 Solo, Septhina Shinta Sari hingga Plt Kepala Dinas Sosial Solo, Heri Mulyadi mendatangi sekolah tersebut untuk melihat dari dekat insiden sejumlah siswi yang mengalami kesurupan pada Sabtu malam. Tak hanya itu, mereka juga memberikan penjelasan kepada orang tua terkait peristiwa itu.

    “Di Sekolah Rakyat Menengat Atas 17 Kota Surakarta (Solo) memang ada anak-anak bapak ibu yang karena kelelahan, karena satu dan lain hal sehingga meluapkan ekspresinya,  meluapkan emosinya,” kata Nova di depan wali siswa yang mendatangi SRMA 17 Solo pada Sabtu malam (26/7/2025).

    “Dan ada beberapa siswa perempuan karena satu menangis, satu berteriak jadi ikut-ikutan, jadi tidak ada apa-apa, semua situasi sudah terkendali,” sambung dia. 

    Untuk mengatasi kejadian tersebut, lanjut dia, sejumlah pihak mulai dari OPD Pemerintah Kota Solo hingga Sekda Kota Sola juga hadir di lokasi untuk ikut membantu menenangkan para siswa yang mengalami kesurupan tersebut.

    Setelah dilakukan penanangan, para murid-murid yang mengalami kesurupan itu telah kembali ke asramanya masing-masing sekitar pukul 23.00 WIB.

    “Tadi dari Dinas Sosial Kota Surakarta, dari Babinsa, dari Bhabinkamtibmas yang ada di sini bersama-sama dengan kita, dari Satpol PP, bahkan dari Pak Sekda Kota Surakarta sendiri hadir di sini membantu dalam proses menenangkan anak-anak bapak ibu sekalian,” ucap Nova.

    “Saat ini sudah masuk ke asrama. Yang putra dan putri sudah persiapan untuk istirahat karena waktu ini sudah jam 12.00 WIB malam. Kiranya bapak ibu bisa istirahat di rumah,” harapnya.

    Perbarui informasi Anda bersama Fokus edisi (14/7) dengan pilihan topik-topik sebagai berikut, Mak-Mak Rebutan Bangku Sekolah, Suasana Haru Melepas Anak di Sekolah Rakyat, Festival Bunga Bandungan, Jalan Amblas Akibat Curah Hujan.

  • Polisi Gadungan di Lampung Tipu Warga Ratusan Juta

    Polisi Gadungan di Lampung Tipu Warga Ratusan Juta

    GELORA.CO -Pria asal Kagungan Ratu, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung, berinisial IFY (22), harus berurusan dengan hukum karena menjadi polisi gadungan dan menipu warga hingga ratusan juta rupiah.

    Kapolres Tubaba AKBP Sendi Antoni, melalui Kasat Reskrim Iptu H. Tosira, menjelaskan, kasus bermula pada Rabu 28 Agustus 2024, saat IFY mendatangi rumah korban berinisial DR (32) dengan mengenakan seragam lengkap rompi bertuliskan Polisi, pangkat Bripda, borgol, hingga jaket satuan khusus.

    IFY kemudian menawarkan bantuan agar adik korban, DRS, bisa masuk menjadi anggota Polri lewat jalur koneksi di Polda. Korban yang semula ragu akhirnya menyerahkan uang secara bertahap hingga total mencapai Rp170 juta.

    Kebohongan IFY terbongkar setelah korban mendapat informasi dari Bhabinkamtibmas bahwa IFY bukan anggota Polri. Korban pun langsung melaporkan kasus ini ke Polres Tubaba.

    IFY ditangkap pada Rabu 23 Juli 2025, di rumahnya. Polisi mengamankan seragam dinas, sepatu, dasi berlogo, borgol, dan sejumlah atribut lainnya sebagai barang bukti.

    “IFY telah ditetapkan sebagai tersangka dan masih dalam penyidikan. Tidak menutup kemungkinan ada korban lain,” ujar Iptu Tosira dikutip dari RMOLLampung, Sabtu 26 Juli 2025.

    Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap penipuan yang mengatasnamakan institusi negara. Jika menemukan kejanggalan, masyarakat diminta segera melapor ke pihak berwajib.

    IFY dijerat dengan Pasal 372 dan/atau 378 KUHP tentang penggelapan dan penipuan, dengan ancaman maksimal empat tahun penjara. 

  • Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Buru Selatan Tewas Diserang Buaya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Juli 2025

    Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Buru Selatan Tewas Diserang Buaya Regional 20 Juli 2025

    Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Buru Selatan Tewas Diserang Buaya
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Tahu Tasane (40), warga Desa Lena, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, Maluku, ditemukan tewas dengan tubuh penuh luka di muara Sungai Poli, Minggu (20/7/2025) sore.
    Korban diduga tewas diserang buaya saat sedang mencari ikan di muara sungai tersebut.
    “Korban meninggal dunia karena dimangsa buaya,” kata Kepala Polsek Waesama Ipda Novi Abraham Waelauruw kepada wartawan, Minggu.
    Abraham mengatakan, sebelum ditemukan tewas, korban sempat berpamitan ke istrinya untuk pergi memanah ikan di sungai pada Sabtu malam (19/7/2025) pukul 20.00 WIT.
    Namun setelah itu, korban tidak juga kembali hingga keesokan harinya.
    Karena khawatir, istri korban kemudian melaporkan kejadian itu kepada keluarganya, selanjutnya dilaporkan ke pemerintah desa dan polisi.
    Menurut Abraham, setelah menerima laporan tersebut, polisi bersama keluarga dan warga setempat langsung mendatangi muara Sungai Poli untuk mencari Tahu.
    “Saat melakukan pencarian, adik korban bernama Oleng Tasane melihat seekor buaya sedang menggigit dan membawa korban ke bagian tengah sungai dan menuju kaki air.”
    “Informasi tersebut kemudian disampaikan ke warga yang sedang melakukan upaya pencarian,” ungkap dia.
    Saat itu, warga kemudian menyisir muara sungai tersebut dan menemukan jasad Tahu mengembang di tepi muara sungai.
    Warga lalu mengangkat jasad itu ke rumah duka. “Setelah ditemukan, keluarga bersama Bhabinkamtibmas dan warga Desa Lena mengevakuasi korban menuju ke rumah duka untuk disemayamkan,” ujar Novi.
    Terkait kejadian itu, pihak keluarga menolak otopsi. Pihak keluarga, kata Novi, menerima dengan ikhlas kematian Tahu. Selanjutnya, Tahu langsung dimakamkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • "Sound Horeg" Bisa Picu Masalah Sosial, Kapolres Situbondo: Jangan Merugikan Orang Lain demi Hiburan Sesaat
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        20 Juli 2025

    "Sound Horeg" Bisa Picu Masalah Sosial, Kapolres Situbondo: Jangan Merugikan Orang Lain demi Hiburan Sesaat Surabaya 20 Juli 2025

    “Sound Horeg” Bisa Picu Masalah Sosial, Kapolres Situbondo: Jangan Merugikan Orang Lain demi Hiburan Sesaat
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com
    – Polres
    Situbondo
    , Jawa Timur, mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan
    sound system
    bertegangan tinggi atau
    sound horeg
    dalam berbagai kegiatan.
    Kapolres Situbondo AKBP Rezi Darmawan menyatakan, larangan tersebut bertujuan menjaga kenyamanan dan ketertiban masyarakat agar tidak terjadi konflik horizontal.
    “Penggunaan
    sound horeg
    bukan hanya soal musik keras. Ini menyangkut kenyamanan dan keamanan lingkungan. Jangan sampai kita merugikan orang lain hanya demi hiburan sesaat,” kata Rezi saat dikonfirmasi, Minggu (20/7/2025).
    Rezi menyebut pihaknya kerap menerima aduan dari warga terkait penggunaan
    sound horeg
    pada berbagai kegiatan, mulai dari hajatan, arak-arakan, hingga acara komunitas.
    “Kami sudah perintahkan jajaran Polsek dan Bhabinkamtibmas untuk melakukan patroli dan edukasi kepada masyarakat soal potensi gangguan dari penggunaan
    sound horeg
    . Bila perlu, tindakan penertiban akan dilakukan. Kami tidak ingin ada konflik horizontal yang bermula dari suara bising,” ujarnya.
    Penggunaan
    sound horeg
    secara sembarangan dapat dikategorikan sebagai pelanggaran
    ketertiban umum
    . Karena itu, polisi tidak akan segan melakukan penertiban jika ditemukan dampak negatif di masyarakat.
    “Mari kita jaga bersama situasi kamtibmas di Situbondo ini agar tetap sejuk dan harmonis. Hormati warga lain yang membutuhkan ketenangan, apalagi yang tinggal di dekat lokasi kegiatan. Sound system untuk kegiatan masyarakat tidak dilarang asal bijak penggunaannya. Jangan jadi pemicu masalah sosial,” ucap Rezi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.