Kementrian Lembaga: Bea Cukai

  • Video WNA Selipkan Rp 500.000 di Paspor, Kementerian Imipas: Cek Kebenaran Hoaks atau Tidak

    Video WNA Selipkan Rp 500.000 di Paspor, Kementerian Imipas: Cek Kebenaran Hoaks atau Tidak

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) sedang memverifikasi kebenaran video viral yang memperlihatkan seorang warga negara asing (WNA) asal China menyelipkan uang Rp 500.000 di paspor. Hal itu dilakukan untuk menghindari pemeriksaan Bea Cukai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.

    Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Imigrasi Saffar Muhammad Godam menyatakan pihaknya sedang mengecek apakah video tersebut benar atau hanya hoaks.

    “Kami sedang cek kebenarannya, apakah itu hoaks atau tidak karena dari konten tersebut tidak terlihat jelas,” kata Saffar saat ditemui di Plaza Timur, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/1/2025).

    Saffar mengungkapkan pihaknya telah memeriksa rekaman CCTV di dalam dan luar ruangan yang terhubung ke layar monitor di lokasi kejadian. Namun, hasil pengecekan belum dapat diumumkan karena masih membutuhkan klarifikasi dari pihak terkait.

    “Kami sudah cek CCTV, tinggal klarifikasi dari orangnya,” tambahnya.

    Saat ditanya mengenai tanggal pasti kejadian dalam video tersebut, Saffar menyebut bahwa video itu diunggah pada Jumat (17/1/2025), tetapi tanggal kejadian sebenarnya masih belum diketahui.

    “Harinya belum tahu pasti, yang jelas kontennya diunggah tanggal 17 Januari,” ujarnya.

    Video tersebut awalnya diunggah oleh pengguna TikTok dengan nama akun @stellaroptics888. Kemudian disebarluaskan oleh akun X (Twitter) @boediantar4. Hingga kini, video tersebut telah menjadi perbincangan hangat di media sosial.

    Kemen Imipas berkomitmen untuk menyelesaikan penyelidikan kasus video WNA selipkan Rp 500.000 di paspor secara transparan dan menyampaikan hasilnya kepada publik.

  • Ditjen Imigrasi Bantah WN China Sogok Petugas Bea Cukai di Bandara

    Ditjen Imigrasi Bantah WN China Sogok Petugas Bea Cukai di Bandara

    JAKARTA – Direktorat Jenderal Imigrasi buka suara soal viralnya video seorang warga negara asal China yang diduga menyogok petugas untuk mendapat jalur hijau bea cukai di bandara.

    Dalam akun X resminya, Ditjen Imigrasi membantah narasi penyogokan yang diungkap WN China tersebut.

    “Kami sampaikan bahwa video ini tidak benar,” tulis akun @ditjen_imigrasi, dikutip Minggu, 19 Januari.

    Ditjen Imigrasi menegaskan tindakan sogok-menyogok warga negara asing dengan petugas Bea Cukai di Bandara Soekarno Hatta seperti di video tersebut tidak benar.

    “Sudah terkonfirmasi langsung bahwa petugas tidak meminta atau menerima imbalan apapun dari WNA tersebut. Dalam video juga sama sekali tidak ada bukti bahwa petugas melakukan hal tersebut,” ujarnya.

    Dari hasil pengecekan, Ditjen Imigrasi menegaskan dua WN China dalam video itu melintas pada Terminal 2 kedatangan dengan autogate, sehingga tidak melalui konter manual dengan petugas imgrasi.

    “Data kronologi sudah disesuaikan dengan rekaman CCTV, yang membuktikan bahwa petugas tidak meminta dan menerima apapun dari yang bersangkutan,” urainya.

    Sebagai informasi, dalam video tersebut, seorang pria asal China tiba di Bandara Soekarno Hatta dan memperlihatkan uang Rp500 ribu yang diselipkan di paspornya.

    WN China itu mengaku melakukan hal tersebut untuk mendapat jalur hijau dan tak perlu diperiksa saat tiba di Indonesia.

  • Menteri Imipas Ancam Beri Sanksi Pegawai Imigrasi Usai Viral Terima Suap WNA China

    Menteri Imipas Ancam Beri Sanksi Pegawai Imigrasi Usai Viral Terima Suap WNA China

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto mengancam akan menindak anak buahnya yang diduga menerima suap WNA asal China untuk menghindari petugas bea dan cukai.

    Agus mengakui bahwa video penyuapan itu sempat viral di media sosial, di mana ada seorang WNA asal China menyelipkan uang sebesar Rp500.000 di paspornya dan diberi ke petugas imigrasi agar lolos pemeriksaan bea cukai di Bandara Soekarno-Hatta.

    “Sedang kita cari dan klarifikasi, kalau benar pegawai, ya pasti kita tindak,” tuturnya saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (19/1/2025).

    Menurut Agus, sanksi tidak hanya diganjar ke anak buahnya saja, tetapi juga WNA asal China yang telah melakukan suap bakal dideportasi dan ditangkal agar tidak boleh masuk ke Indonesia lagi.

    “Terhadap WNA itu juga akan kita deportasi dan tangkal,” katanya.

    Dia menegaskan pihaknya tengah memburu petugas imigrasi yang diduga menerima suap tersebut beserta WNA asal China yang diduga memberikan suap ke petugas.

    “Kita tidak akan kasih kompromi terhadap pegawai yang melakukan penyimpangan. Kami tidak rela bangsa ini dipermalukan,” ujarnya.

  • Bank Dunia Peringatkan Ekonomi RI & Negara Berkembang Terancam Bahaya

    Bank Dunia Peringatkan Ekonomi RI & Negara Berkembang Terancam Bahaya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Negara-negara berkembang dinilai akan memiliki tantangan berat pada 25 tahun mendatang. Beban utang dan perubahan iklim menjadi tantangan utamanya.

    “Sebagian besar kekuatan yang pernah membantu kebangkitan mereka telah menghilang. Sebagai gantinya, muncul hambatan yang menakutkan: beban utang yang tinggi, pertumbuhan investasi dan produktivitas yang lemah, dan meningkatnya biaya perubahan iklim,” kata Indermit Gill, Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior untuk Ekonomi Pembangunan Grup Bank Dunia dikutip Minggu (19/1/2025).

    Dia melihat dalam beberapa tahun mendatang, negara-negara berkembang akan membutuhkan ‘buku pedoman baru’ yang menekankan reformasi domestik untuk mempercepat investasi swasta, memperdalam hubungan perdagangan, dan mempromosikan penggunaan modal, bakat, dan energi yang lebih efisien.

    Meski demikian, Bank Dunia menegaskan negara-negara berkembang lebih penting bagi ekonomi global dibandingkan pada awal abad ini.

    “Mereka menyumbang sekitar 45% dari PDB global, naik dari 25% pada tahun 2000. Saling ketergantungan mereka juga telah tumbuh: lebih dari 40% ekspor barang mereka ditujukan ke negara-negara berkembang lainnya, dua kali lipat dari porsi pada tahun 2000,” ungkap laporan Bank Dunia.

    Negara-negara berkembang juga telah menjadi sumber penting aliran modal global, remitansi, dan bantuan pembangunan bagi negara-negara berkembang lainnya: antara tahun 2019 dan 2023, mereka menyumbang 40% dari remitansi global-naik dari 30% pada dekade pertama abad ini.

    Akibatnya, Bank Dunia melihat ekonomi-ekonomi ini sekarang memiliki pengaruh yang lebih besar pada pertumbuhan dan hasil pembangunan di negara-negara berkembang lainnya.

    Misalnya, peningkatan 1 poin persentase dalam pertumbuhan PDB dari tiga negara berkembang terbesar-Tiongkok, India, dan Brasil-cenderung menghasilkan peningkatan PDB kumulatif hampir 2% di negara-negara berkembang lainnya setelah tiga tahun.

    Namun, efek tersebut hanya sekitar setengah dari efek pertumbuhan di tiga negara ekonomi terbesar: Amerika Serikat, kawasan euro, dan Jepang. Singkatnya, kesejahteraan ekonomi negara berkembang masih sangat terkait dengan pertumbuhan di tiga negara maju besar.

    M. Ayhan Kose, Wakil Kepala Ekonom Bank Dunia dan Direktur Prospects Group, mengatakan di dunia yang dibentuk oleh ketidakpastian kebijakan dan ketegangan perdagangan, negara berkembang akan membutuhkan kebijakan yang berani dan berjangkauan luas untuk memanfaatkan peluang yang belum dimanfaatkan untuk kerja sama lintas batas.

    Awal yang baik adalah mengejar kemitraan perdagangan dan investasi strategis dengan pasar negara berkembang lainnya yang berkembang pesat. Memodernisasi infrastruktur transportasi dan menstandardisasi proses bea cukai merupakan langkah penting untuk memangkas biaya yang tidak perlu dan mendorong efisiensi perdagangan yang lebih besar.

    “Akhirnya, kebijakan ekonomi makro yang baik di dalam negeri akan memperkuat kapasitas mereka untuk menavigasi ketidakpastian prospek global,” ungkapnya.

    (haa/haa)

  • Imigrasi Tindak Lanjut Video Viral Diduga WN China Selipkan Uang di Paspor untuk Lolos Bea Cukai Bandara Soetta – Page 3

    Imigrasi Tindak Lanjut Video Viral Diduga WN China Selipkan Uang di Paspor untuk Lolos Bea Cukai Bandara Soetta – Page 3

    Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) menyiapkan langkah dalam meningkatkan kualitas paspor Indonesia. Sejauh ini, Singapura menjadi negara dengan paspor terkuat, disusul Jepang dan Finlandia.

    “Kita merencanakan akan mengubah paspor, akan merilis paspor baru pada bulan Agustus. Mudah-mudahan inovasi yang kita lakukan ini bisa meningkatkan standar kualitas daripada paspor Indonesia,” tutur Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto di Plaza Parkir Timur GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (19/1/2025).

    Menurut Agus, bahan pembuatan paspor Indonesia nantinya akan memenuhi standar International Civil Aviation Organization (ICAO).

    “Jadi mudah-mudahan nanti bulan delapan kita bisa rilis dan mudah-mudahan ini bisa meningkatkan indeks,” jelas dia.

    Plt Direktur Jenderal Imigrasi Saffar M Godam menambahkan, penerbitan paspor dengan desain dan material standar internasional akan dilaksanakan pada 17 Agustus 2025 mendatang.

    “Salah satu permasalahannya adalah standar internasional, oleh karena itu direncanakan pada tanggal 17 Agustus ini kita akan meresmikan paspor baru,” ujarnya.

    “Paspor dengan desain baru, di mana di dalam desainnya kita akan memenuhi standar internasional. Harapannya itu dapat meningkatkan kepercayaan internasional kepada paspor Republik Indonesia,” sambung Godam.

     

  • Kisah Korban “Brad Pitt” yang Tertipu Rp 13,9 Miliar

    Kisah Korban “Brad Pitt” yang Tertipu Rp 13,9 Miliar

    Jakarta

    Malang betul nasib Anne, wanita 53 tahun asal Prancis. Ia ditipu oleh “Brad Pitt”, dan menyerahkan uang sebesar USD 850 ribu, atau sekitar 13,9 miliar.

    Wanita yang berprofesi sebagai desainer interior itu dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai Jane Etta Pitt, ibu dari artis tenar Brad Pitt. Ia dihubungi oleh si penipu ini setelah memposting foto liburannya di Instagram.

    “Dia bilang kalau anaknya membutuhkan orang seperti saya,” kata Anne, seperti dikutip detikINET dari France 24, Jumat (17/1/2025).

    Pada awalnya, ia menganggap akun yang mengirimi pesan itu adalah penipu. Namun sehari kemudian ada akun lain, yang mengaku sebagai Brad Pitt, menghubungi Anne dan menceritakan kalau ibunya bercerita banyak soal Anne.

    Agar lebih meyakinkan, si penipu ini juga mengirimkan foto dan video — yang kemudian diketahui adalah hasil editan Photoshop dan AI. Foto dan videonya itu, menurut Anne yang mengaku tidak terlalu fasih menggunakan media sosial, terlihat meyakinkan.

    Keduanya kemudian terlibat hubungan asmara online selama dua tahun. Sampai akhirnya si penipu mulai meminta uang ke Anne. Caranya pun bermacam, salah satunya adalah dengan mengaku mengirim tas mewah ke Anne, namun ia harus menebusnya dengan membayar biaya bea cukai yang nilainya adalah USD 9.272.

    Kemudian si penipu juga mengaku kalau dirinya mengidap kanker ginjal. Brad Pitt gadungan ini mengaku tak bisa membayar biaya pengobatan karena rekeningnya masih diblokir karena kasus perceraian dengan Angelina Jolie yang belum selesai.

    Ujungnya bisa ditebak, si penipu meminta Anne untuk membantu pembayaran biaya pengobatan itu. Untuk meyakinkan Anne, si penipu mengirimkan gambar hasil AI yang menunjukkan Brad Pitt sedang dirawat di rumah sakit.

    Anne pun luluh dan mengirimkan uang dalam jumlah besar ke penipu itu.

    “Sangat sedikit pria yang mau menulis hal seperti itu. Saya suka dengan pria yang saya ajak bicara dan dia tahu bagaimana cara berbicara dengan wanita,” jelas Anne saat diwawancara.

    Penipuan ini kemudian berlanjut saat Brad Pitt gadungan mengajak Anne untuk menikah. Namun kemudian Anne sadar kalau ia sedang ditipu karena melihat berita soal hubungan Brad Pitt dengan Ines de Ramon.

    Akhirnya Anne pun melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Namun uang yang sudah terlanjur ditransfer ke Brad Pitt gadungan itu, yang jumlahnya mencapai USD 850 ribu, sudah tidak terselamatkan.

    Anne kemudian mengalami depresi dan sampai dirawat di rumah sakit. Dan, dia bukan satu-satunya korban Brad Pitt gadungan ini. Pada September 2024, ada lima orang yang ditangkap di Spanyol karena mengaku-ngaku sebagai Brad Pitt dan menipu dua orang wanita untuk berinvestasi di proyek palsu.

    (asj/rns)

  • 60 Karton Kardus Berisi 1,4 Juta Batang Rokok Ilegal Diamankan di Kabupaten Kolaka – Halaman all

    60 Karton Kardus Berisi 1,4 Juta Batang Rokok Ilegal Diamankan di Kabupaten Kolaka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bea Cukai Kendari mengamankan 60 karton kardus berisi  1,4 juta batang rokok ilegal dengan nilai Rp1.987.200.000.

    Penyitaan ini merupakan hasil tindak pengawasan pada bidang cukai di wilayah Latambaga, Kabupaten Kolaka.

    Kepala Kantor Bea Cukai Kendari, Tonny Riduan P. Simorangkir menyampaikan, ada dua orang yang ditetapkan tersangka dalam kasus ini dengan inisial R dan AA.

    “Selain barang bukti, dalam kasus ini juga ditetapkan 2 orang tersangka berinisial R dan AA alias A,” kata Tonny dalam keterangannya, Jumat (17/1/2025).

    Adapun potensi kerugian negara yang ditimbulkan dari penyelundupan ini mencapai Rp1.394.294.000.

    Selain penindakan tersebut, sepanjang 2024, Bea Cukai Kendari juga telah melakukan 187 kali penindakan dengan jenis barang berupa 4.538.136 batang rokok dan 163,2 liter MMEA ilegal.

    Seluruh barang ilegal itu diperkiraan bernilai Rp6.551.741.000 dan potensi kerugian negara sebesar Rp4.341.174.400.

    Dalam kesempatan itu, Kepala Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel), Djaka Kusmartata menyatakan pihaknya yang berkomitmen untuk terus melakukan penindakan terhadap barang kena cukai (BKC) ilegal.

    Hal ini bertujuan untuk mengamankan penerimaan negara dari sektor cukai.

    “Tujuannya agar dapat menciptakan persaingan usaha yang sehat serta mengamankan penerimaan negara dari sektor cukai,” katanya.

    Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan juga mencatat sepanjang tahun 2024 telah melakukan 1.912 penindakan di bidang cukai, dengan potensi kerugian negara yang diamankan sebesar Rp19,5 miliar.

  • Perluasan Implementasi NLE dan Pengembangan Ceisa 4.0 Jadi Kunci Perbaikan Layanan Kepabeanan – Halaman all

    Perluasan Implementasi NLE dan Pengembangan Ceisa 4.0 Jadi Kunci Perbaikan Layanan Kepabeanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bea Cukai sebagai salah satu institusi strategis dalam mendukung perdagangan internasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi proses kepabeanan.

    Sejumlah langkah transformasi digital pun telah diinisiasi, di antaranya melalui perluasan implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) dan pengembangan Customs Excise Information System and Automation (CEISA) 4.0.

    “Perluasan implementasi NLE dan pengembangan CEISA 4.0 mencerminkan komitmen Bea Cukai dalam mendukung transformasi digital untuk pelayanan publik yang semakin baik.

    Dengan inovasi ini, Bea Cukai berupaya memperkuat daya saing Indonesia di kancah perdagangan internasional,” ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo.

    1. Perluasan Implementasi NLE

    NLE merupakan ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang, informasi, dan dokumen internasional dan domestik.

    NLE berorientasi pada kerja sama antarinstansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, serta penghapusan repetisi dan duplikasi.

    NLE didukung sistem teknologi informasi yang mencakup seluruh proses logistik terkait dan menghubungkan sistem-sistem logistik yang telah ada.

    Terdapat empat pilar dalam NLE, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, yaitu simplifikasi proses bisnis pemerintah, kolaborasi platform logistik, kemudahan pembayaran, dan tata ruang (penataan infrastruktur).

    “Percepatan penataan sistem logistik nasional terus kami upayakan melalui perluasan implementasi NLE.

    Sampai dengan 2024, telah terealisasi 53 pelabuhan dan 7 bandara internasional di Indonesia yang menerapkan NLE.

    Dengan implementasi NLE, pengguna jasa mampu mengefisiensi waktu dan biaya untuk pengeluaran peti kemas dari pelabuhan,” kata Budi.

    Hal ini, menurutnya merupakan jawaban dari tantangan perbaikan arus logistik nasional agar semakin efisien dan sistematis.

    Berdasarkan hasil survei Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (Prospera) pada tahun 2023 diketahui bahwa kehadiran layanan NLE mampu mendorong efisiensi waktu dan biaya.

    Lebih jauh lagi, layanan NLE mampu mendorong peningkatan efisiensi ekosistem logistik nasional untuk daya saing perekonomian tingkat global.

    Hal ini dibuktikan dengan data s.d. Desember 2024 bahwa dalam pelaksanaan impor, realisasi durasi dwelling time bersifat fluktuatif pada lima tahun terakhir, dengan 3,52 hari di tahun 2024.

    Namun, proses clearance kepabeanan mengalami percepatan selama lima tahun berturut-turut, hingga s.d. Desember 2024 telah mencapai 0,49 hari.

    Pelayanan ekspor juga mengalami percepatan dari semula 20 menit kini menjadi ±15 menit.

    Bahkan, pada tahun 2024 implementasi NLE mendapat penghargaan World Customs Organization (WCO) Certificate of Merit dan penghargaan Indonesia Logistics Award (ILA) 2024 sebagai Government of the Year.

    “Ini menegaskan peran penting Indonesia dalam komunitas logistik global dan daya saing perdagangan lintas batas,” imbuh Budi. (*)

    2. Pengembangan Ceisa 4.0

    Selain perluasan implementasi NLE, pengembangan Ceisa 4.0 juga jadi kunci sukses Bea Cukai dalam perbaikan layanan kepabeanan.

    “Pengembangan Ceisa 4.0 merupakan perwujudan salah satu strategi pelayanan Bea Cukai dalam memfasilitasi perdagangan dan industri, yaitu perbaikan proses bisnis ekspor, impor, dan layanan pemeriksaan,” sebut Budi.

    Pengembangan Ceisa 4.0 sendiri terdiri dari tiga strategi.

    Pertama, menjaga keandalan sistem, yaitu dengan pemutakhiran arsitektur dan quality control, perbaikan bug dari optimalisasi sistem, dan monitoring room melalui command center.

    Kedua, digitalisasi dan modernisasi proses bisnis melalui revenue forecasting analytics untuk mendukung penerimaan; optimalisasi pengawasan dengan profiling, smart targetting, passenger risk management (PRM), dan lainnya; serta pengembangan fraud detection dan hit rate, dan optimalisasi sistem pendukung.

    Ketiga, pencegahan, perbaikan, dan penguatan kemanan informasi.

    Hasilnya, tingkat downtime Ceisa mengalami penurunan.

    Kecepatan waktu sistem merespons juga mengalami percepatan, yang semula 6 detik menjadi 18,8 milidetik.

    Ceisa berperan penting dalam revenue forecasting analytics dan joint proses bisnis teknologi informasi untuk mendukung penerimaan negara.

    “Ceisa juga berperan dalam mengoptimalkan kegiatan operasional dan layanan. Bahkan, dapat mengurangi risiko adanya intervensi pengguna jasa dalam pelayanan kepabeanan,” papar Budi.

    Ia juga menegaskan bahwa Bea Cukai akan terus menunjukkan komitmen yang kuat dalam menciptakan layanan kepabeanan dan logistik yang terintegrasi, modern, dan efisien melalui transformasi digital.

    “Perbaikan layanan kepabeanan akan selalu kami upayakan demi peningkatan daya saing Indonesia di pasar global,” tutup Budi.

  • Bea Cukai-BNN Gagalkan Penyelundupan Narkoba Modus Ditelan, 7 Pelaku Ditangkap

    Bea Cukai-BNN Gagalkan Penyelundupan Narkoba Modus Ditelan, 7 Pelaku Ditangkap

    loading…

    Bea Cukai Soekarno-Hatta (Soetta) Direktorat Interdiksi Narkotika (DIN) Bea Cukai bersama BNN menggagalkan dua upaya penyelundupan narkotika. Foto/istimewa

    JAKARTA – Joint Analysis dan Joint Operation Bea Cukai Soekarno-Hatta (Soetta) Direktorat Interdiksi Narkotika (DIN) Bea Cukai bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan dua upaya penyelundupan narkotika dengan modus barang kiriman yang disisipkan dan ditelan.

    Dalam operasi ini, Bea Cukai mengamankan tujuh tersangka dan barang bukti berupa lebih kurang 4.005 gram cathinone dan lebih kurang 928,73 gram methampetamine.

    Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo mengatakan, penindakan pertama terjadi pada 31 Desember 2024 terhadap sebuah barang kiriman asal Singapura tujuan Jakarta di gudang sebuah perusahaan jasa pengiriman barang. Penindakan berawal dari atensi terhadap sebuah barang kiriman dengan pemberitahuan dried molokhia leaves yang dicurigai berisi narkotika.

    Dalam pemeriksaan mendalam oleh Bea Cukai, dalam paket tersebut ditemukan lebih kurang 4.005 gram daun kering yang diduga narkotika. “Dari hasil pemeriksaan laboratorium BLBC Soekarno-Hatta, paket tersebut positif narkotika golongan I yang mengandung cathinone, benzaldehyde, dan bahan-bahan terlarang lainnya,” katanya, Kamis (16/1/2025).

    Gatot menyebut, paket tersebut kemudian diserahterimakan ke BNN untuk dilakukan control delivery bersama tim gabungan DIN Bea Cukai dan Bea Cukai Soekarno-Hatta. Hasilnya, tim gabungan mengamankan dua tersangka berkewarganegaraan Yaman berinisial AS dan MM yang selanjutnya diamankan di Kantor BNN bersama seluruh barang bukti untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Penindakan kembali dilakukan Bea Cukai pada 1 Januari 2025 terhadap dua penumpang pesawat rute Thailand-Jakarta berinisial BP dan CN yang membawa lebih kurang 928,73 gram jenis methampetamine. Penindakan bermula dari hasil atensi analis penumpang serta pemeriksaan barang dan badan oleh petugas. Berlanjut dengan pemeriksaan mendalam oleh Bea Cukai, keduanya diketahui membawa narkotika jenis methampetamine dengan modus insert dan swallower dalam badan.

    Dari hasil pemeriksaan, Bea Cukai menemukan methamptemine masing-masing sebanyak ±595,54 gram dari tubuh BP dan ±333,19 gram dari tubuh CN. BP membawa 36 bungkus kecil yang ditelan (swallower), 9 bungkus insert ke dalam dubur, dan 1 bungkus besar insert ke dalam vagina. Sedangkan CN membawa 9 bungkus kecil insert ke dalam dubur dan 1 bungkus besar ke dalam vagina.

    “Jadi total ada lebih kurang 928,73 gram jenis methamphetamine dari kedua penumpang. Selanjutnya kedua pelaku beserta barang bukti segera kami serahterimakan kepada BNN untuk dilakukan pengembangan,” jelas Gatot.

  • Dongkrak Ekspor, Industri Sepatu di Tangerang Kantongi Fasilitas KITE Pembebasan – Halaman all

    Dongkrak Ekspor, Industri Sepatu di Tangerang Kantongi Fasilitas KITE Pembebasan – Halaman all

    PT Kreasi Sakti Mandiri dapat mengimpor bahan baku tanpa dikenai bea masuk serta bebas dari PPN dan PPnBM.

    Tayang: Rabu, 15 Januari 2025 22:47 WIB

    handout

    PT Kreasi Sakti Mandiri menerima fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) Pembebasan. 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Kreasi Sakti Mandiri menerima fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) Pembebasan, setelah perusahaan selaku pemohon melakukan pemaparan proses bisnis dan pemenuhan kriteria.

    Melalui fasilitas ini, PT Kreasi Sakti Mandiri dapat mengimpor bahan baku tanpa dikenai bea masuk serta bebas dari PPN dan PPnBM, dengan syarat bahan baku tersebut diolah, dirakit, atau dipasang untuk tujuan ekspor.

    “Apabila perusahaan telah lolos penilaian kelayakan pemberian izin, maka persetujuan izin dapat diberikan paling lambat satu jam kerja terhitung setelah pemaparan selesai dilakukan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Banten, Nirwala Dwi Heryanto dikutip Rabu (15/1/20250.

    Diketahui, Kreasi Sakti Mandiri merupakan perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Tangerang dan bergerak di bidang industri sepatu untuk keperluan industri.

    Nirwala menjelaskan, pemberian fasilitas KITE Pembebasan kepada PT Kreasi Sakti Mandiri menunjukkan dukungan pemerintah terhadap industri yang berorientasi ekspor.

    Dengan kemudahan impor bahan baku, diharapkan perusahaan dapat lebih kompetitif di pasar internasional, mendorong ekspor, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

    “Saya berharap penerima fasilitas untuk selalu memenuhi kewajibannya sesuai peraturan yang berlaku,” tuturnya.

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini