Kementrian Lembaga: Bea Cukai

  • Pegawai Bea Cukai Dapat ‘Bonus’ jika Temukan Pelanggaran, Jadi Pertanyaan Warganet

    Pegawai Bea Cukai Dapat ‘Bonus’ jika Temukan Pelanggaran, Jadi Pertanyaan Warganet

    Bisnis.com, JAKARTA — Warganet mempertanyakan kebijakan reward atau ‘bonus’ untuk pegawai Bea Cukai yang berjasa dalam menangani pelanggaran kepabeanan maupun cukai. 

    Keresahan warganet dalam media sosial X tersebut—dulu Twitter—muncul karena menemukan kenyataan bahwa pegawai bea cukai mendapatkan ‘bonus’ yang disebut premi atau penghargaan apabila menangani pelanggaran. 

    Lantas, hal tersebut membuat warganet menyimpulkan kasus-kasus denda barang yang sebelumnya terjadi, semata-mata untuk mendapatkan premi tersebut. 

    “Bisa dilihat bahwa pasal yang mengatur jumlah insentif ini enggak berubah. Pantes becuk [bea cukai] pada cari pelanggaran harga lah, pelanggaran kuantitas lah, pelanggaran macem-macem,” ujar akun @samsarigged yang menyuarakan hal tersebut, dikutip pada Jumat (11/4/2025). 

    Pada dasarnya, memang terdapat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 21/2024 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 243/2011 tentang Pemberian Premi. 

    Dalam belied tersebut, premi diberikan kepada orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau unit kerja yang berjasa dalam menangani pelanggaran kepabeanan dan/atau cukai berhak memperoleh premi. 

    Berjasa yang dimaksud dalam hal ini, yakni berjasa dalam menangani pelanggaran administrasi kepabeanan/cukai, meliputi memberikan infromasi, menemukan baik secara administrasi maupun secara fisik, mempertahankan temuan yang diajukan upaya hukum, sampai dengan menyelesaikan penagihan. 

    Selain itu, premi juga diberikan bagi orang yang menangani pelanggaran pidana kepabeanan/cukai, meliputi memberikan informasi, melakukan penangkapan, penyidikan, dan penuntutan. 

    Dalam Pasal 2 ayat (2a), termasuk dalam cakupan berjasa menangani pelanggaran pidana, berupa berjasa dalam memberikan bantuan hukum kepada unit yang menghadapi permohonan praperadilan sebagai termohon. 

    Kemudian termasuk pula melakukan penelitian dugaan pelanggaran pidana di bidang cukai, mengelola rekening penampungan dana titipan, serta penuntut umum yang melakukan penelitian berkas perkara hingga penyidikan tindak pidana di bidang cukai dihentikan untuk kepentingan penerimaan negara.

    PMK 21/2024 tentang Pemberian Premi. 

    Hal yang membuat warganet kaget pula, ternyata besaran premi yang diatur yakni sebesar 50% dari sanksi administrasi berupa denda, sanksi pidana berupa denda, hingga hasil lelang barang hasil penindakan bea cukai. 

    Di mana besaran premi diberikan paling banyak senilai Rp1 miliar bagi orang maupun kelompok yang menangani pelanggaran tersebut. 

    Untuk itu, kasus-kasus seperti adanya warganet yang mengeluh kena denda Rp31,8 juta untuk sepatu seharga Rp10,3 juta hingga kasus impor hibah barang Sekolah Luar Biasa (SLB), membuat warganet menafsirkan adanya ‘permainan denda’.  

    “Sekarang kasus ini make sense, karena denda bisa sampai besar banget sesuai dengan nilai impornya. Jika nilai impor misal Rp3 miliar, denda yang masuk sebagai insentif ke kantong bisa max Rp1 miliar,” lanjut @samsarigged. 

    Warganet lainnya pun mempertanyakan bahwa penetapan harga barang bawaan/impor dari Ditjen Bea Cukai kerap tidak masuk akal. 

    “Dari dulu kan udah sering dan banyak yang nanya kesahihan sumber penetapan harga dari becuk. Jawabannya selalu template ‘dari internet [baca: random google search]’. Ketika ditanya alasan milih hasil dari web A ketimbang web B pasti langsung menghilang dari lane [tidak ada respons],” tuturnya. 

     Adapun hingga berita ini terbit, pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan belum memberikan keterangan resmi.

  • Geger Tarif Trump, 600 Ton iPhone Langsung Diterbangkan

    Geger Tarif Trump, 600 Ton iPhone Langsung Diterbangkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sekitar 600 ton iPhone diterbangkan dari pusat produksinya di India menuju ke Amerika Serikat (AS). Langkah ini diambil Apple untuk menanggapi kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Donald Trump pekan lalu.

    Ada sekitar 1,5 juta unit yang diboyong India. Reuters menghitungnya mengacu pada berat kemasan iPhone 14 dengan kabel pengisi daya yang mencapai 350 gram.

    Seorang sumber mengatakan Apple melobi otoritas bandara India agar bisa membawa jutaan juta unit iPhone bisa dibawa dengan waktu singkat saat melewati bea cukai, dikutip dari Reuters, Jumat (11/4/2025).

    Perusahaan meminta jutaan produknya bisa keluar dari badara Chennai Tamil Nadu dalam 6 jam. Sebelumnya butuh waktu 30 jam untuk bisa lolos dari bea cukai.

    Apple menggunakan aturan ‘green coridor’ untuk melobi otoritas India. Sebelumnya, sumber itu mengatakan perusahaan melakukan model serupa pada beberapa bandara di China.

    Pengiriman dilakukan bertahap masing-masing 100 ton sejak bulan Maret. Salah satu penerbangan dilakukan pada minggu yang sama saat Trump mengumumkan tarif baru.

    Sumber juga mengatakan Apple meningkatkan 20% produksi dalam pabrik. Perusahaan berupaya dengan menambah pekerja dan memperpanjang operasi di pabrik Foxconn negara itu pada akhir Minggu lalu.

    Namun rencana percepatan bea cukai di Chennai kabarnya telah direncanakan sejak lama. Seorang pejabat senior India mengatakan Apple melakukan perencanaan dan menyiapkannya sekitar delapan bulan lalu.

    Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi juga meminta para pejabat mendukung Apple.

    Tarif yang diumumkan Trump bisa berdampak pada kenaikan drastis harga iPhone yang kebanyakan diproduksi di China dan India. Kedua negara diketahui terdampak tarif baru saat pengumuman pertama.

    China sempat melakukan perlawanan dengan mengumumkan tarif impor pada barang AS sebesar 34%. Kemudian Trump juga menerapkan hal serupa dengan membebankan tarif minimum pada China sebesar 145%.

    Sementara itu, untuk India sebenarnya saat ini tarif ditangguhkan. Trump membuat keputusan terbaru pada Rabu (9/4) waktu setempat untuk menunda tarif resiprokal ke banyak negara selama 90 hari. Hanya China yang tetap lanjut. 

    (fab/fab)

  • China Serang Balik dengan Terapkan Tarif 125 Persen terhadap Barang-Barang AS, Berlaku 12 April – Halaman all

    China Serang Balik dengan Terapkan Tarif 125 Persen terhadap Barang-Barang AS, Berlaku 12 April – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – China membalas kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, dengan menaikkan bea masuk terhadap barang-barang asal AS, dari sebelumnya 84 persen menjadi 125 persen.

    “Bahkan jika AS terus menaikkan tarif, hal tersebut tidak lagi masuk akal secara ekonomi dan akan menjadi lelucon dalam sejarah ekonomi dunia,” ujar Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China dalam sebuah pernyataan, Jumat (11/4/2025) dikutip CNBC.com.

    “Dengan tarif setinggi ini, tidak ada lagi pasar bagi barang-barang AS di China.”

    “Jika pemerintah AS terus meningkatkan tarif terhadap China, Beijing akan mengabaikannya,” lanjut pernyataan tersebut.

    Tarif 125 persen ini akan berlaku mulai 12 April 2025.

    Sebelumnya, pada Kamis, Pemerintahan Trump mengonfirmasi bahwa tarif bea masuk atas impor dari China kini secara efektif 145 persen.

    “Disayangkan bahwa China menolak untuk datang dan bernegosiasi, karena mereka adalah pelanggar terburuk dalam sistem perdagangan internasional,” kata Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, kepada Fox Business, Rabu lalu, setelah China menaikkan tarifnya menjadi 84%.

    “Mereka memiliki ekonomi paling tidak seimbang dalam sejarah dunia modern, dan saya bisa katakan bahwa eskalasi ini justru merugikan mereka,” ujar Bessent.

    Meski ekspor China ke AS hanya menyumbang sekitar 3 persen total PDB China, dampaknya terhadap lapangan kerja tetap signifikan, menurut analisis dari perusahaan perbankan investasi, Goldman Sachs.

    Diperkirakan, sekitar 10 hingga 20 juta pekerja di China terlibat dalam industri ekspor ke AS.

    Apa Itu Tarif dan Siapa yang Menanggungnya?

    Tarif adalah pajak atau bea masuk yang dikenakan terhadap barang impor. 

    Tarif dibayarkan oleh perusahaan dalam negeri yang mengimpor barang dari luar negeri (importir), bukan oleh negara asal barang tersebut.

    Salah satu tujuan dari penerapan tarif adalah untuk menaikkan harga barang impor, sehingga konsumen terdorong untuk memilih produk dalam negeri.

    Dengan demikian, jika AS mengenakan tarif 145% terhadap barang-barang dari China, maka perusahaan-perusahaan AS yang mengimpor produk-produk tersebutlah yang harus membayar tarif kepada Departemen Keuangan AS.

    Sebaliknya, jika China memberlakukan tarif 125% atas barang-barang dari AS, maka perusahaan-perusahaan China-lah yang akan menanggung bea tersebut saat mengimpor barang dari Amerika.

    Namun, tarif tersebut sering kali dibebankan kepada konsumen, karena importir biasanya akan menaikkan harga barang untuk menutupi biaya tarif tersebut.

    Barang Apa Saja yang Diimpor China dari AS?

    Mengutip CBS News, impor utama China dari Amerika Serikat pada 2023 meliputi biji minyak dan biji-bijian, diikuti oleh minyak dan gas alam.

    Biji-bijian yang dimaksud mencakup kedelai, gandum, dan jagung.

    Ekspor AS untuk kategori biji minyak dan biji-bijian menurun sebesar $7 miliar dari tahun 2022 ke 2023, dan angka ini diperkirakan akan terus turun seiring dengan meningkatnya ketegangan tarif antara kedua negara.

    “Setiap kenaikan tarif baru yang dikenakan AS terhadap produk dari China, seperti yang tengah diusulkan banyak anggota parlemen dan pemimpin politik, berpotensi memicu aksi balasan yang merugikan sektor pertanian Amerika,” menurut laporan Dewan Bisnis AS-China tahun 2024.

    Pengiriman minyak dan gas ke China sebagian besar berasal dari negara bagian Texas dan Louisiana, yang juga menyumbang sekitar 96% ekspor AS di sektor ini.

    Selain itu, China juga mengimpor produk farmasi, semikonduktor dan komponennya, produk kedirgantaraan, bahan kimia, serta kendaraan bermotor dari Amerika Serikat.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Krisis Baru Melanda AS, Pedagang China Ramai-ramai Kabur

    Krisis Baru Melanda AS, Pedagang China Ramai-ramai Kabur

    Jakarta, CNBC Indonesia – Langkah Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor China hingga 145% memicu gelombang kepanikan di kalangan pelaku e-commerce Amerika Serikat (AS).

    Para penjual asal China yang selama ini mengandalkan platform seperti Amazon mulai menaikkan harga dan berencana hengkang dari pasar AS. Langkah ini menciptakan potensi krisis bagi raksasa e-commerce negeri Paman Sam.

    Wang Xin, kepala Shenzhen Cross-Border E-Commerce Association, yang mewakili lebih dari 3.000 penjual Amazon, menyebut kenaikan tarif ini sebagai pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Menurutnya, struktur biaya produksi dan distribusi kini terguncang, membuat banyak pelaku usaha sulit bertahan di pasar AS.

    “Ini bukan sekadar soal pajak. Tetapi juga seluruh struktur biaya juga akan terbebani,” jelas Wang, dikutip dari Reuters, Jumat (11/4/2025).

    Ia menambahkan bahwa tarif tersebut juga dapat menyebabkan penundaan bea cukai dan biaya logistik yang lebih tinggi.

    China merupakan sumber dari sekitar setengah penjual di Amazon, dengan lebih dari 100.000 bisnis asal Shenzhen saja menyumbang pendapatan hingga US$ 35,3 miliar per tahun. Namun kini, banyak dari mereka mempertimbangkan untuk hengkang.

    Dari lima penjual yang diwawancarai Reuters, tiga di antaranya berencana menaikkan harga hingga 30% untuk pasar AS, sementara dua lainnya akan menarik diri sepenuhnya dari pasar tersebut.

    Salah satunya, Dave Fong, yang menyatakan dirinya akan membiarkan stok habis dan mengurangi belanja iklan Amazon, yang sebelumnya menyerap hingga 40% dari pendapatan AS-nya.

    Ketergantungan Amazon pada penjual China menempatkannya dalam posisi rentan. Tanpa alternatif pasar dengan daya beli sebesar AS, produsen China menghadapi risiko perang harga yang lebih sengit di wilayah lain, yang bisa berujung pada penurunan profitabilitas secara global.

    Sementara itu, platform lain seperti Shein dan Temu, yang juga mengandalkan basis produksi di China, ikut terkena imbas.

    Menurut data Dewan Negara China, nilai perdagangan e-commerce lintas negara mencapai 2,63 triliun yuan (USD 358 miliar) tahun lalu, ini menunjukkan betapa besar skala ekonomi yang kini terancam.

    (fab/fab)

  • Apple Diam-diam Kirim 600 Ton iPhone Lewat India buat Hindari Tarif Trump

    Apple Diam-diam Kirim 600 Ton iPhone Lewat India buat Hindari Tarif Trump

    Jakarta

    Apple mulai ‘kucing-kucingan’ dari tarif impor tinggi yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Apple mengimpor iPhone produksi India karena menghindari tarif tinggi bila mengimpornya dari China. Pabrik iPhone terbesar sendiri diketahui berada di China.

    Dilansir dari Reuters, Jumat (11/4/2025), Apple telah menyewa penerbangan kargo untuk mengangkut 600 ton iPhone atau sebanyak 1,5 juta ke Amerika Serikat dari India. Apple sebelumnya telah meningkatkan produksi di India dalam upaya untuk mengakali tarif impor tinggi.

    Bila Apple mengimpor iPhone dari China, tarif masuk sebesar 125% sudah membayangi perusahaan. Tentunya, harga iPhone bisa naik dan pada akhirnya kurang laku di pasar. Untuk mengakali hal itu, Apple memfokuskan diri untuk mengimpor iPhone dari India yang cuma kena tarif 26% di mana penerapan tarif itu ditunda hingga 3 bulan.

    “Apple ingin mengalahkan tarif yang ditetapkan Trump,” kata salah satu sumber yang mengetahui perencanaan tersebut.

    Kabarnya, Apple juga telah melobi otoritas bandara India untuk memangkas waktu yang dibutuhkan dalam melewati bea cukai di Bandara Chennai, Tamil Nadu. Waktu dipangkas menjadi 6 jam saja dari awalnya bisa mencapai 30 jam.

    Pengaturan yang disebut ‘koridor hijau’ di bandara yang berada pada pusat manufaktur India tersebut meniru model yang digunakan Apple di beberapa bandara di China. Setidaknya ada enam jet kargo dengan kapasitas masing-masing 100 ton telah terbang sejak Maret, salah satunya minggu ini tepat saat tarif baru diberlakukan.

    Menurut pengukuran Reuters, berat kemasan iPhone 14 dan kabel pengisi dayanya mencapai sekitar 350 gram. Jika total kargo seberat 600 ton, diperkirakan ada sekitar 1,5 juta unit iPhone yang dibawa dari India ke AS.

    Apple menjual lebih dari 220 juta iPhone setahun di seluruh dunia. Lembaga Counterpoint Research memperkirakan seperlima dari total impor iPhone ke Amerika Serikat sekarang berasal dari India, dan sisanya dari China.

    Trump sendiri telah secara konsisten meningkatkan tarif impor terhadap barang dari China, terbaru jumlahnya menjadi 125%.

    (acd/acd)

  • Menkeu Sederhanakan Regulasi untuk Jaga Ekonomi dari Turbulensi Global

    Menkeu Sederhanakan Regulasi untuk Jaga Ekonomi dari Turbulensi Global

    JABAR EKSPRES – Presiden Prabowo meminta pejabat ekonomi untuk bersinergai melakukan langkah deregulasi untuk memperbaiki dan menyederhanakan aturan birokrasi pada lingkungan berusaha.

    Dalam hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berjanji untuk menyederhanakan regulasi di lingkup fiskal sebagai salah satu upaya memperkuat fondasi ekonomi di tengah turbulensi global.

    “Kementerian Keuangan terus menjaga keuangan negara dan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tetap sehat dan kredibel, dengan terus melakukan reformasi deregulasi, debirokratisasi, dan menyederhanakan regulasi,” kata Sri Mulyani melalui Instagram pribadinya @smindrawati.

    BACA JUGA: Solusi Pemerataan Ekonomi, Pemda Bakal Kembangkan Industri Pariwisata di Selatan KBB

    Komitmen tersebut merupakan buah hasil arahan Presiden Prabowo Subianto terhadap tim ekonomi Kabinet Merah Putih.

    Sri Mulyani mengatakan APBN akan terus dikelola untuk menjadi lincah dan fleksibel, namun tetap prudent dan berkelanjutan.

    Koordinasi kebijakan makro fiskal dan moneter pun terus diperkuat dalam menghadapi guncangan besar untuk menjaga stablitas, kepercayaan, dan kesejahteraan.

    Menkeu juga memastikan pihaknya fokus memperbaiki dan menjaga kesejahteraan rakyat dari berbagai guncangan yang terjadi.

    “Kami terus melayani masyarakat dan menjaga ekonomi dengan mengelola keuangan negara secara baik, professional, dan akuntabel,” tambahnya.

    BACA JUGA: Perbankan Daerah dan Syariah: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Inklusif

    Sebelumnya, Sri Mulyani menyebutkan empat langkah deregulasi di bidang pajak dan kepabeanan yang dikatakan bisa memangkas beban tarif yang dirasakan pelaku usaha hingga 14 persen.

    Hal itu disampaikan Menkeu dalam acara Serasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4).

    Langkah tersebut diambil atas respon keputusan pemerintahan Donald Trump yang menetapkan tarif impor terhadap produk Indonesia menjadi 32 persen.

    Langkah pertama, pemerintah Indonesia akan memangkas beban 2 persen yang berasal dari reformasi administrasi perpajakan dan bea cukai. Dengan langkah penyederhanaan administrasi, beban tarif dapat ditekan menjadi 30 persen.

    Langkah kedua, pemangkasan tarif Pajak Penghasilan (PPh) impor dari yang sebelumnya 2,5 persen menjadi hanya 0,5 persen. Hal ini diklaim dapat memangkas beban tarif tambahan sebesar 2 persen sehingga membuat totap beban tarif turun menjadi sekitar 28 persen.

  • Indonesia Bisa Manfaatkan Peluang Tarif Resiprokal AS Lewat Pengalihan Impor – Halaman all

    Indonesia Bisa Manfaatkan Peluang Tarif Resiprokal AS Lewat Pengalihan Impor – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pasar saham Indonesia memiliki ketahanan yang relatif lebih baik dibanding banyak negara lain, terutama di tengah tekanan pasar global akibat tarif balasan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok,

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, IHSG sempat turun hingga 9 persen di sesi pembukaan dan ditutup melemah 7,9 persen ke level 5.996,14. Namun, posisi Indonesia tetap lebih baik dibandingkan banyak negara lain.

    “Kalau kita lihat banyak negara yang indeks harga sahamnya pada tanggal 8 April dibanding 2 April banyak yang koreksinya sangat dalam hingga 14 persen,” ujar Sri Mulyani Indrawati dikutip, Kamis (10/4/2025).

    Verdhana Sekuritas dalam analisisnya menyatakan, Indonesia bisa memanfaatkan tarif resiprokal yang diberlakukan Pemerintah Amerika Serikat sebagai peluang strategis dengan mengalihkan impor ke produk-produk dari AS seperti produk pertanian, energi, teknologi.

    Selain itu insentif fiskal juga akan dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan impor AS dan mempertahankan daya saing ekspor. Adapun kuota, lisensi, dan hambatan impor lainnya akan dihapuskan untuk meningkatkan kemudahan berbisnis.

    “Ini adalah sebuah perkembangan besar yang disambut baik oleh komunitas bisnis. Persyaratan TKDN juga akan beralih dari mandat yang kaku ke kerangka kerja berbasis insentif untuk meningkatkan daya saing,” tulis Verdhana dalam laporan terbarunya, Kamis (10/4/2025).

    Berdasarkan analisis Verdhana, untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS, Indonesia hanya perlu mengalihkan sejumlah kecil impor ke AS, yang berpotensi menurunkan tarif.

    “Sebaliknya, negara-negara seperti Vietnam perlu meningkatkan impor mereka ke AS sebanyak 11 kali (sekitar 30 persen dari PDB).

    Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia dengan tarif yang berpotensi lebih rendah ke pasar AS,: jelas Verdhana.

    Selain itu pemerintah juga akan memberikan perlindungan sektor padat karya dalam negeri, misalnya tekstil, garmen, dan alas kaki, baik terhadap tarif maupun impor ilegal. Akan ada pembentukan gugus tugas khusus untuk mengurangi risiko PHK.

    Kebutuhan untuk mengeksplorasi pasar baru, seperti Uni Eropa dan kawasan lain, juga merupakan bagian dari rencana pemerintah. Terakhir, reformasi bea cukai, administrasi pajak, dan penegakan hukum akan diprioritaskan untuk mengatasi impor ilegal dan praktik dumping.

    “Pertemuan hari ini semakin mendukung pandangan kami bahwa aksi jual di pasar terlalu berlebihan,” sambungnya.

  • BNI Xpora membantu produsen permen jahe ekspansi di pasar global

    BNI Xpora membantu produsen permen jahe ekspansi di pasar global

    Ini menjadi wujud nyata kehadiran BNI dalam membantu UKM Indonesia dapat bersaing di pasar internasional dengan produk yang berkualitas.

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui program BNI Xpora membantu produsen permen jahe, PT Indo Tropikal Group, memperluas jangkauan ekspor di pasar global.

    “Ini menjadi wujud nyata kehadiran BNI dalam membantu UKM Indonesia dapat bersaing di pasar internasional dengan produk yang berkualitas,” kata Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Marketing Ekspor & Impor Indo Tropikal Nuri mengungkapkan bahwa bisnis UKM-nya dapat merambah pasar ekspor berkat pertemuannya dengan seorang pembeli dari Amerika Serikat pada Oktober 2017.

    Setelah proses panjang, pada Februari 2020 Indo Tropikal melakukan pengiriman perdana sebanyak 40 kontainer ke Amerika Serikat, yang menjadi awal dari ekspansi bisnis mereka ke luar negeri.

    ”Sejak saat itu, Indo Tropikal rutin mengirimkan produk ke Amerika Serikat dan Kanada setiap 1,5 hingga 2 bulan sekali,” ujarnya.

    Kemudian, bisnisnya bergabung dengan BNI Xpora pada tahun 2023. Sejak itu bisnisnya makin berkembang berkat berbagai dukungan, mulai dari business matching dengan buyer luar negeri hingga fasilitas pameran di dalam maupun luar negeri.

    Dari business matching yang difasilitasi BNI Xpora, Indo Tropikal mendapatkan beberapa pesanan, termasuk ekspor ke Belanda dan kini sedang menjajaki peluang baru di Kanada.

    Indo Tropikal juga mulai merambah pasar India dengan produk fresh ginger. Ke depannya, Nuri berharap dapat memperluas ekspor ke negara-negara lain di luar kedua negara tersebut.

    “Kami juga sedang dalam tahap negosiasi dengan pembeli di Jepang, Inggris, dan Timur Tengah. Bahkan, kami menargetkan untuk menambah lini usaha baru, seperti air minum oksigen dan sparkling water pada tahun depan,” kata Nuri pula.

    Selain peluang pasar, Nuri juga menyebutkan bahwa BNI Xpora memberikan banyak pembelajaran penting terkait bisnis ekspor.

    “Kami mendapat pembelajaran tentang ekspor, business matching, fasilitas pameran, dan juga dukungan permodalan melalui fasilitas kredit dari BNI. Program ini juga memfasilitasi kerja sama dengan Bea Cukai yang sangat bermanfaat,” kata Nuri lagi.

    Nuri menyarankan pelaku UKM lainnya untuk mengikuti perkembangan informasi dari BNI Xpora serta berinovasi dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas produk agar siap bersaing di pasar internasional.

    Dia meyakini BNI Xpora memberikan banyak peluang dan pembelajaran yang bermanfaat untuk ekspansi pasar global.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI

    Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 13:53 WIB

    Elshinta.com – Pasar global anjlok akibat tarif AS dan retaliasi Tiongkok, mendorong alih investasi ke safe haven assets. Namun demikian, performa pasar Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya dan bahkan Amerika Serikat (AS) sendiri.

    Hal ini tercermin dari data yang dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4).

    Dalam paparan itu, Sri Mulyani mencatat IHSG melemah -7,8% per 8 April 2025 terhadap 2 April , yaitu hari pengumuman tarif Presiden Trump di “Liberation Day.” IHSG sendiri pada full day 8 April ditutup -7,9% ke 5.996,14.

    Performa pasar Indonesia ini lebih baik dari pelemahan pasar di Italia yang -14,2%, Argentina -14% Vietnam -13,8%, Prancis -11,9%, Singapura -11,8%, Jerman -11,6%, dan bahkan indeks market AS sendiri yang merosot -10,7%.

    Indonesia juga lebih baik dari Inggris yang merosot -10,5%, Kanada -9,7%, Thailand -9,1%, dan Jepang dengan -8,2%.

    Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan pasar Indonesia yang lebih baik dari sejumlah negara ini artinya market merespon baik ekonomi Indonesia yang resilien. 

    “Saya akui memang jauh lebih baik, sebab market merespon positif resiliensi perekonomian Indonesia,” kata Nafan kepada wartawan saat diwawancarai, Rabu (9/4).

    Paparan ekspor Indonesia ke AS sendiri hanya 2% dari PDB-terendah di Asia Tenggara (dibanding Thailand 11%, Malaysia 10%).

    Adapun meski produk Indonesia dikenakan tarif 32%, tarif ini masih lebih rendah dibanding negara pesaing seperti Bangladesh, Kamboja, China, Sri Lanka, dan Vietnam yang dikenai bea masuk 37-49%.

    Penerapan tarif resiprokal ke Indonesia oleh AS ini malah bisa memperkuat daya saing Indonesia dalam menarik investasi asing langsung (FDI).

    “Insentif dari pemerintah juga menarik sekali dan ditunggu oleh para pelaku pasar,” kata Nafan.

    Sementara itu, Verdhana Sekuritas dalam catatannya Selasa, menyorot acara Sarasehan yang dihadiri Prabowo yang dilakukan  selama enam jam dengan para pemangku kepentingan utama di sektor bisnis, pasar, dan ketenagakerjaan.

    Acara itu turut dihadiri Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua DEN Luhut Panjaitan, Gubernur BI Perry Warjiyo, dan lain-lain.

    Verdhana mencatat bahwa RI melihat tarif resiprokal AS sebagai peluang strategis dan Indonesia akan menggunakan pendekatan konsiliatif, yaitu mengalihkan impor ke produk-produk AS, seperti pertanian, energi, teknologi. Menurut Verdhana, pendekatan ini sangat dimungkinkan.

    Selain itu insentif fiskal juga akan dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan impor AS dan mempertahankan daya saing ekspor. Adapun kuota, lisensi, dan hambatan impor lainnya akan dihapuskan untuk meningkatkan kemudahan berbisnis.

    “Ini adalah sebuah perkembangan besar yang disambut baik oleh komunitas bisnis. Persyaratan TKDN juga akan beralih dari mandat yang kaku ke kerangka kerja berbasis insentif untuk meningkatkan daya saing,” tulis Verdhana.

    Berdasarkan analisis Verdhana, untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS, Indonesia hanya perlu mengalihkan sejumlah kecil impor ke AS, yang berpotensi menurunkan tarif.

    “Sebaliknya, negara-negara seperti Vietnam perlu meningkatkan impor mereka ke AS sebanyak 11 kali (sekitar 30% dari PDB). Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia dengan tarif yang berpotensi lebih rendah ke pasar AS,” jelas Verdhana.

    Selain itu pemerintah juga akan memberikan perlindungan sektor padat karya dalam negeri, misalnya tekstil, garmen, dan alas kaki, baik terhadap tarif maupun impor ilegal. Akan ada pembentukan gugus tugas khusus untuk mengurangi risiko PHK.

    Kebutuhan untuk mengeksplorasi pasar baru, seperti Uni Eropa dan kawasan lain, juga merupakan bagian dari rencana pemerintah. Terakhir, reformasi bea cukai, administrasi pajak, dan penegakan hukum akan diprioritaskan untuk mengatasi impor ilegal dan praktik dumping.

    “Pertemuan hari ini semakin mendukung pandangan kami bahwa aksi jual di pasar terlalu berlebihan. Meskipun masih banyak yang harus diurai dari kebijakan tarif timbal balik Trump, kami percaya Indonesia — dengan salah satu tingkat paparan ekspor terendah ke AS dan perdagangan eksternal lebih terlindungi daripada kebanyakan negara,” jelas Verdhana.

    “Lebih jauh, tanggapan pemerintah, baik yang bernada mendamaikan maupun berfokus pada reformasi untuk meningkatkan kemudahan berbisnis, tepat waktu,” lanjut laporan itu.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Aksi jual IHSG berlebihan, respons Pemerintah tepat dan Indonesia terlindungi

    Aksi jual IHSG berlebihan, respons Pemerintah tepat dan Indonesia terlindungi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Aksi jual IHSG berlebihan, respons Pemerintah tepat dan Indonesia terlindungi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 14:07 WIB

    Elshinta.com – Aksi jual di pasar Indonesia yang tercermin dalam IHSG dinilai berlebihan saat ini dan respons pemerintah melalui Presiden RI Prabowo Subianto dan jajarannya soal tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) sudah tepat. Selain itu, ekonomi RI juga terlidungi dari dampak kebijakan AS ini.

    Hal ini diungkapkan dalam laporan Verdhana Sekuritas, Selasa (8/4) usai acara Sarasehan yang dihadiri Prabowo yang dilakukan selama enam jam itu dengan para pemangku kepentingan utama di sektor bisnis, pasar, dan ketenagakerjaan.

    Acara itu turut dihadiri Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua DEN Luhut Panjaitan, Gubernur BI Perry Warjiyo, dan lain-lain.

    Verdhana mencatat bahwa RI melihat tarif resiprokal AS sebagai peluang strategis dan Indonesia akan menggunakan pendekatan konsiliatif, yaitu mengalihkan impor ke produk-produk AS, seperti pertanian, energi, teknologi. Menurut Verdhana, pendekatan ini sangat dimungkinkan.

    Selain itu insentif fiskal juga akan dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan impor AS dan mempertahankan daya saing ekspor. Adapun kuota, lisensi, dan hambatan impor lainnya akan dihapuskan untuk meningkatkan kemudahan berbisnis.

    “Ini adalah sebuah perkembangan besar yang disambut baik oleh komunitas bisnis. Persyaratan TKDN juga akan beralih dari mandat yang kaku ke kerangka kerja berbasis insentif untuk meningkatkan daya saing,” tulis Verdhana.

    Berdasarkan analisis Verdhana, untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS, Indonesia hanya perlu mengalihkan sejumlah kecil impor ke AS, yang berpotensi menurunkan tarif.

    “Sebaliknya, negara-negara seperti Vietnam perlu meningkatkan impor mereka ke AS sebanyak 11 kali (sekitar 30% dari PDB). Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia dengan tarif yang berpotensi lebih rendah ke pasar AS,” jelas Verdhana.

    Selain itu pemerintah juga akan memberikan perlindungan sektor padat karya dalam negeri, misalnya tekstil, garmen, dan alas kaki, baik terhadap tarif maupun impor ilegal. Akan ada pembentukan gugus tugas khusus untuk mengurangi risiko PHK.

    Kebutuhan untuk mengeksplorasi pasar baru, seperti Uni Eropa dan kawasan lain, juga merupakan bagian dari rencana pemerintah. Terakhir, reformasi bea cukai, administrasi pajak, dan penegakan hukum akan diprioritaskan untuk mengatasi impor ilegal dan praktik dumping.

    “Pertemuan hari ini semakin mendukung pandangan kami bahwa aksi jual di pasar terlalu berlebihan. Meskipun masih banyak yang harus diurai dari kebijakan tarif timbal balik Trump, kami percaya Indonesia — dengan salah satu tingkat paparan ekspor terendah ke AS dan perdagangan eksternal lebih terlindungi daripada kebanyakan negara,” jelas Verdhana.

    “Lebih jauh, tanggapan pemerintah, baik yang bernada mendamaikan maupun berfokus pada reformasi untuk meningkatkan kemudahan berbisnis, tepat waktu,” lanjut laporan itu.

    Sumber : Elshinta.Com