Kementrian Lembaga: Bea Cukai

  • Iran Sebut Ledakan yang Terjadi di Pelabuhan Rajaee Tak Ada Kaitannya dengan Aktivitas Militer Iran – Halaman all

    Iran Sebut Ledakan yang Terjadi di Pelabuhan Rajaee Tak Ada Kaitannya dengan Aktivitas Militer Iran – Halaman all

    Iran Sebut Ledakan di Pelabuhan Rajaee Tak Ada Kaitannya dengan Sektor Pertahanan

    TRIBUNNEWS.COM- Pejabat pemerintah Iran mengatakan pada tanggal 27 April bahwa ledakan besar di Pelabuhan Shahid Rajaee tidak terkait dengan aktivitas militer Iran dan bahwa laporan media yang membuat klaim sebaliknya adalah bagian dari operasi psikologis musuh.

    Ebrahim Rezaei, juru bicara Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, mengatakan pada hari Minggu bahwa laporan awal menunjukkan bahwa apa yang terbakar di Pelabuhan Shahid Rajaee dan menyebabkan ledakan tidak ada hubungannya dengan sektor pertahanan Iran.

    Jumlah korban tewas akibat ledakan dahsyat hari Sabtu telah meningkat menjadi 36 orang, sementara lebih dari 1.100 orang terluka.

    Media Israel melaporkan bahwa juru bicara Kementerian Pertahanan Iran juga membantah adanya hubungan dengan kegiatan militer Iran.

     “Tidak ada alat peledak yang digunakan militer di pelabuhan Rajaee. Laporan yang diterbitkan oleh media asing dalam konteks ini merupakan bagian dari operasi psikologis yang dilakukan oleh musuh,” kata juru bicara tersebut.

    Sebelumnya, AP mengutip firma keamanan Ambrey yang mengklaim bahwa kebakaran di Pelabuhan Rajaee mungkin disebabkan oleh penanganan yang tidak tepat terhadap bahan bakar padat yang dimaksudkan untuk digunakan dalam rudal balistik.

    Selain itu, Ambrey mengklaim bahwa pelabuhan tersebut menerima kiriman bahan kimia yang digunakan dalam bahan bakar roket pada bulan Maret lalu. Perusahaan tersebut mengklaim bahwa bahan bakar yang tiba di Pelabuhan Rajaee merupakan bagian dari kiriman amonium perklorat yang diterima Iran dari Cina.

    Pada Sabtu malam, kantor berita milik pemerintah IRNA mengatakan bahwa Administrasi Bea Cukai Iran menyalahkan “tumpukan barang berbahaya dan bahan kimia yang disimpan di area pelabuhan” atas ledakan tersebut.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut dan mengirim Menteri Dalam Negeri Eskandar Momeni ke lokasi bencana.

    Pelabuhan Shahid Rajaee merupakan pusat komersial utama di Iran, menangani lalu lintas kontainer dan juga dilengkapi tangki minyak serta fasilitas petrokimia lainnya.

    Meskipun belum ada bukti yang menunjukkan penyebab ledakan tersebut, pakar Iran Trita Parsi menduga ledakan tersebut mungkin merupakan tindakan sabotase yang dilakukan oleh Israel untuk menggagalkan negosiasi nuklir antara AS dan Iran, yang sedang berlangsung di Oman. 

    “Jika muncul bukti bahwa Israel berada di baliknya, harus dipahami dengan baik bahwa ini bukanlah tindakan yang menargetkan Iran, melainkan menargetkan Trump dan berusaha menyabotase upayanya untuk mendapatkan kesepakatan nuklir damai yang akan mencegah AS terlibat dalam perang abadi di [Asia Barat],” tulis Parsi di X.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Sri Mulyani Ungkap RI akan Tingkatkan Impor Minyak hingga LNG dari AS 

    Sri Mulyani Ungkap RI akan Tingkatkan Impor Minyak hingga LNG dari AS 

    JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan peningkatan impor sejumlah komoditas strategis dari Amerika Serikat, termasuk minyak, gas alam cair (LNG), serta produk pertanian seperti gandum, kedelai, dan jagung.

    Sri Mulyani menegaskan hambatan perdagangan dan non-perdagangan saat ini menjadi fokus Pemerintah Indonesia. Secara berkelanjutan, Indonesia melakukan evaluasi terhadap berbagai hambatan perdagangan, baik tarif maupun non-tarif, guna menciptakan iklim perdagangan yang lebih terbuka dan efisien.

    “Di sisi tarif, sebagian besar tarif Indonesia sebenarnya sangat rendah, tetapi kami akan selalu mengevaluasi dan melihat apakah ada area yang dapat kami tingkatkan di sisi tarif,” katanya dalam keterangannya, dikutip Senin, 28 April.

    Terkait hambatan non-tarif, Sri Mulyani mengakui bahwa Indonesia masih memiliki sejumlah mekanisme yang kerap menjadi perhatian karena dianggap mencegah perdagangan.

    “Baik dalam bentuk proses administrasi, misalnya dalam proses bea cukai saat mengimpor barang, atau dalam hal penilaian, prosedur perpajakan, atau karantina untuk produk pertanian,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Sri Mulyani menyoroti pentingnya produk pertanian asal Amerika Serikat yang memiliki kontribusi besar terhadap ketahanan pangan Indonesia.

    Menurutnya produk seperti gandum, kedelai, dan jagung merupakan produk pertanian yang juga dikonsumsi di Indonesia secara cukup signifikan.

    “Kita mengimpor tidak hanya dari Amerika Serikat tetapi juga dari banyak negara lain. Jadi dalam konteks itu, kita selalu dapat membahas bagaimana kita dapat mempersempit kesenjangan dan menempatkan Amerika Serikat pada posisi yang lebih baik untuk menyediakan jenis produk pertanian ini,” ungkapnya.

    Dalam sektor energi, Sri Mulyani menekankan bahwa meskipun Indonesia merupakan negara penghasil minyak dan gas, kapasitas produksinya masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri.

    Dia menyampaikan Pemerintah Indonesia melihat peluang untuk meningkatkan impor energi, khususnya LNG, dari Amerika Serikat.

    “Jadi ini semua adalah area di mana kita tentu dapat melakukan outsourcing minyak dan gas dari Amerika Serikat, termasuk produk Boeing dan sebagainya. Ada juga beberapa komoditas serta produk manufaktur di mana kita dapat mempersempit, mengurangi, atau bahkan menghilangkan surplus ini,” jelasnya.

  • Gadaikan Laptop untuk Beli Ganja, Mahasiswa di Mataram Ditangkap
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 April 2025

    Gadaikan Laptop untuk Beli Ganja, Mahasiswa di Mataram Ditangkap Regional 28 April 2025

    Gadaikan Laptop untuk Beli Ganja, Mahasiswa di Mataram Ditangkap
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – MMF (23), mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di
    Mataram
    , NTB, ditangkap tim opsnal Satuan Reserse Narkoba Polresta Mataram setelah diduga membeli narkotika jenis ganja yang dikirim melalui jasa ekspedisi.
    Narkotika jenis ganja tersebut dibeli oleh MMF dengan uang dari hasil menggadaikan laptop miliknya.
    Kepala Satuan Reserse Narkoba Polresta Mataram, AKP I Gusti Ngurah Bagus Suputra, mengatakan, penangkapan terhadap mahasiswa itu berawal dari informasi Bea Cukai Mataram yang menginformasikan bahwa ada paket dari luar NTB ke Kota Mataram.
    Setelah berkoordinasi dengan pihak jasa pengiriman ekspedisi, polisi bersama pihak jasa ekspedisi mengantar barang tersebut kepada pemilik paket.
    “Setelah interogasi, pelaku membenarkan bahwa dia memesan paket berupa narkotika jenis ganja bersama rekannya inisial RJ (19), warga Meninting Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat,” kata Gusti.
    Polisi mengamankan pelaku inisial MMF, mahasiswa semester akhir di salah satu perguruan tinggi negeri di Mataram.
    Pelaku ditangkap bersama barang bukti ganja seberat 422,45 gram.
    MMF ditangkap di rumahnya di Monjok, Kota Mataram, pada Minggu (27/4/2025) sekitar pukul 13.00 Wita.
    Dari hasil interogasi, MMF mengakui ganja yang dibeli dengan harga Rp 5,5 juta tersebut adalah miliknya yang dipesan secara patungan dengan rekannya RJ.
    Ganja tersebut dibeli dari hasil menggadaikan laptop milik MMF yang biasa digunakan untuk kuliah.
    Narkotika jenis ganja ini diduga akan dijual kembali oleh pelaku MMF kepada kalangan mahasiswa.
    “Dari hasil interogasi, MMF memang berencana untuk mendistribusikan atau menjual ganja ini kepada teman-temannya di kalangan mahasiswa,” kata Gusti.
    Selain MMF dan RJ, polisi juga menangkap BEJ yang namanya diduga dicatut sebagai penerima paket tersebut, serta ECM (pacar MMF) yang nomor HP-nya tercantum di paket tersebut.
    Saat ini, empat orang bersama barang bukti ganja diamankan di Polresta Mataram guna penyelidikan lebih lanjut.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ngeri Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran, Kebakaran Masih Berkobar

    Ngeri Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran, Kebakaran Masih Berkobar

    Jakarta

    Para petugas pemadam kebakaran di Iran terus berjuang untuk memadamkan kebakaran hebat pada hari Senin (28/4) di pelabuhan komersial terbesar di negara itu. Kebakaran masih terjadi dua hari setelah ledakan dahsyat yang menewaskan sedikitnya 40 orang.

    Ledakan dahsyat itu terjadi pada hari Sabtu lalu di Pelabuhan Shahid Rajaee di selatan Iran, dekat Selat Hormuz yang strategis, jalur perairan yang dilalui seperlima dari produksi minyak global.

    Para pejabat Iran mengatakan, ledakan itu menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang lainnya, setelah memicu ledakan dan kebakaran yang lebih kecil di kontainer di dekatnya.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (28/4/2025), televisi pemerintah Iran menayangkan gambar para petugas pemadam kebakaran yang memadamkan api, dan mengatakan kerusakan akan dinilai setelah api berhasil dikendalikan sepenuhnya.

    Asap tebal mengepul di atas tumpukan kontainer di lokasi kejadian, seperti yang ditunjukkan dalam gambar TV.

    Belum jelas apa yang menyebabkan ledakan tersebut. Namun, kantor bea cukai pelabuhan mengatakan ledakan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan berbahaya.

    Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut untuk menentukan apakah ada “kelalaian atau kesengajaan”.

    Gambar rekaman CCTV di media sosial menunjukkan insiden tersebut dimulai secara bertahap, dengan api kecil dan asap oranye-coklat, sebelum bola api meletus.

    Presiden Masoud Pezeshkian pada hari Minggu (27/4) telah mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk para korban luka di kota terdekat Bandar Abbas.

    Sejak ledakan tersebut, otoritas Iran telah memerintahkan semua sekolah dan kantor di daerah tersebut ditutup. Warga juga diimbau untuk tidak keluar rumah “sampai pemberitahuan lebih lanjut” dan menggunakan masker pelindung.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Kirim Tim Penyelamat Bantu Padamkan Api Akibat Ledakan di Palabuhan Iran

    Rusia Kirim Tim Penyelamat Bantu Padamkan Api Akibat Ledakan di Palabuhan Iran

    Jakarta

    Rusia mengirimkan tim penyelamat ke Pelabuhan Iran yang mengalami ledakan. Tim penyelamat dikirim untuk membantu memadamkan api.

    “Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pengiriman segera beberapa pesawat yang membawa spesialis dari Kementerian Situasi Darurat Rusia,” kata Kedutaan Besar Rusia dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Senin (28/4/2025).

    “Tim penyelamat akan dikirim untuk membantu operasi pemadaman kebakaran di Pelabuhan Shahid Rajaee,” lanjutnya.

    Seperti diketahui, korban ledakan dahsyat di Pelabuhan Iran terus bertambah. Kini total 40 orang dilaporkan meninggal dalam peristiwa tersebut.

    Dilansir AFP, lebih dari seribu orang mengalami luka-luka. Hal itu disamapaikan pejabat provinsi Hormozgan Mohammad Ashouri pada Minggu (27/4/2025) waktu setempat.

    “Untuk saat ini, 40 orang telah kehilangan nyawa akibat cedera yang disebabkan oleh ledakan tersebut,” kata Ashouri kepada televisi pemerintah.

    Dalam sebuah siaran televisi pemerintah, kantor bea cukai pelabuhan menyatakan bahwa ledakan itu mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan berbahaya. Seorang pejabat darurat regional mengatakan beberapa kontainer telah meledak.

    Sementara itu, The New York Times mengutip sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat — bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Kirim Tim Penyelamat Bantu Padamkan Api Akibat Ledakan di Palabuhan Iran

    Korban Tewas Ledakan di Pelabuhan Iran Bertambah Jadi 40 Orang

    Jakarta

    Korban ledakan dahsyat di Pelabuhan Iran terus bertambah. Kini total 40 orang dilaporkan meninggal dalam peristiwa tersebut.

    Dilansir AFP, lebih dari seribu orang mengalami luka-luka. Hal itu disamapaikan pejabat provinsi Hormozgan Mohammad Ashouri pada Minggu (27/4/2025) waktu setempat.

    “Untuk saat ini, 40 orang telah kehilangan nyawa akibat cedera yang disebabkan oleh ledakan tersebut,” kata Ashouri kepada televisi pemerintah.

    Sebelumnya, media lokal Iran melaporkan bahwa korban tewas akibat ledakan dashyat itu mencapai 25 orang. Sedangkan ratusan orang lainnya terluka.

    Adapun ledakan itu terjadi pada hari Sabtu (26/4) di Pelabuhan Shahid Rajaee di Iran selatan, dekat Selat Hormuz, yang dilalui seperlima dari produksi minyak dunia.

    Dalam sebuah siaran televisi pemerintah, kantor bea cukai pelabuhan menyatakan bahwa ledakan itu mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan berbahaya. Seorang pejabat darurat regional mengatakan beberapa kontainer telah meledak.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kemenlu: Tak Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Iran
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 April 2025

    Kemenlu: Tak Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Iran Nasional 27 April 2025

    Kemenlu: Tak Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Iran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Luar Negari (Kemenlu) RI memastikan, tidak ada WNI yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan pelabuhan di Iran yang terjadi pada Jumat (26/4/2025).
    “KBRI Tehran melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan WNI menjadi korban ledakan tersebut,” kata Juru Bicara Kemenlu RI Rolliansyah Soemirat atau biasa disapa Roy dalam keterangan tertulis, pada Minggu (27/4/2025).
    Roy mengatakan, saat ini, terdapat 385 WNI berada di Iran, sebagian besar mahasiswa tinggal di Qom dan banyak WNI lainnya tinggal di Tehran, Ibu Kota Iran, dan tidak ada WNI tinggal di Bandar Abbas.
    Dia mengatakan, Bandar Abbas merupakan daerah pelabuhan penting di Iran yang berbatasan dengan Qatar dan Persatuan Emirat Arab (PEA).
    Ia mengatakan, tahun lalu, terdapat 2 WNI yang menjadi ABK di Bandar Abbas, tetapi keduanya sudah kembali ke Indonesia.
    “KBRI Tehran telah berkoordinasi dengan Otoritas di Iran dan komunitas WNI di berbagai wilayah di Iran untuk memastikan keselamatan mereka,” ujarnya.
    Kemenlu dan KBRI Tehran akan terus memantau kondisi
    WNI di Iran
    secara berkala.
    “Bagi WNI yag membutuhkan bantuan dapat menghubungi Hotline KBRI Tehran melalui nomor +989024668889,” ucap dia.
    Sebelumnya, Ledakan di pelabuhan Iran yang belum diketahui penyebabnya, menewaskan 14 orang dan menyebabkan sekitar 750 korban luka-luka hingga Minggu (27/4/2025).
    Insiden pada Sabtu (26/4/2025) ini terjadi di Shahid Rajaee, Provinsi Hormozgan, Iran selatan, yang merupakan pelabuhan peti kemas tercanggih di negara itu.
    “Sejauh ini, 14 orang tewas dan 750 orang terluka dalam ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee di Bandar Abbas,” kata Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni di Telegram, dikutip dari kantor berita AFP.
    Kebakaran kian memburuk sampai membuat semua sekolah dan kantor di Bandar Abbas, ibu kota Provinsi Hormozgan, ditutup di area dengan radius 23 kilometer dari lokasi kebakaran.
    Stasiun televisi Pemerintah Iran melaporkan, langkah ini diambil agar pihak berwenang dapat memfokuskan upaya mereka pada penanganan darurat.
    Sekitar 10 jam setelah ledakan awal terjadi, intensitas kebakaran dilaporkan terus meningkat.
    Asap tebal yang menyesakkan udara menyebar ke seluruh kawasan pelabuhan dan sekitarnya. Angin kencang turut memperparah situasi dengan menyulitkan upaya pemadaman api, menurut keterangan reporter TV pemerintah di lokasi.
    Shahid Rajaee merupakan pelabuhan komersial terbesar di Iran, terletak strategis di dekat Selat Hormuz, jalur vital yang dilalui sekitar seperlima produksi minyak dunia.
    Jaraknya lebih dari 1.000 kilometer di selatan Teheran dan merupakan pelabuhan peti kemas paling maju di Iran.
    Hingga kini, penyebab ledakan belum diketahui secara pasti. Namun, kantor bea cukai pelabuhan dalam pernyataan yang disiarkan TV pemerintah menduga ledakan dipicu oleh kebakaran di depot penyimpanan bahan kimia dan material berbahaya (hazmat).
    Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengungkapkan simpatinya kepada para korban.
    Ia mengeluarkan perintah untuk menyelidiki situasi dan penyebabnya, serta menugaskan Mendagri Momeni untuk segera turun ke lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • China Siapkan Taktik Baru, Cegah Apple Lari ke India

    China Siapkan Taktik Baru, Cegah Apple Lari ke India

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple mempercepat rencananya untuk memindahkan produksi iPhone ke India setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif tinggi pada Hari Pelantikannya. Namun, China berupaya menghambat proses pemindahan itu.

    Menurut laporan Financial Times, Apple berencana untuk memasok seluruh iPhone yang dijual di Amerika Serikat dari India pada akhir 2026. Langkah ini menunjukkan keseriusan Apple dalam mengurangi ketergantungan terhadap China.

    Berdasarkan data International Data Corporation, Amerika Serikat menyumbang sekitar 28% dari 232,1 juta unit pengiriman global iPhone pada tahun 2024. Artinya, Apple harus memproduksi lebih dari 60 juta iPhone per tahun di India untuk mencapai target tersebut.

    Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Apple perlu menggandakan kapasitas produksi iPhone di India. Selama ini, perusahaan telah membangun fasilitas manufaktur bersama kontraktor Tata Electronics dan Foxconn.

    Dorongan mempercepat produksi di India terjadi setelah Trump memberlakukan tarif hingga 125% terhadap impor dari China. Meskipun Trump mengumumkan penangguhan tarif baru selama 90 hari pekan ini, ancaman pembatasan perdagangan tetap membayangi.

    Apple kini berupaya memperbesar jejak manufakturnya di India lebih agresif dari sebelumnya. Reuters melaporkan bahwa sejak Maret, Apple telah menyewa enam penerbangan kargo untuk mengirimkan sekitar 600 ton iPhone dari India ke Amerika Serikat.

    Untuk mendukung pengiriman tersebut, Apple bekerja sama dengan otoritas India untuk membuka “koridor hijau” di Bandara Chennai. Inisiatif ini memangkas waktu proses bea cukai dari 30 jam menjadi hanya enam jam.

    Apple juga memperluas jam operasional pabrik terbesar Foxconn di India hingga mencakup hari Minggu untuk meningkatkan produksi. Upaya ini menunjukkan betapa pentingnya India dalam strategi diversifikasi Apple.

    Namun, otoritas China tampaknya berusaha menghambat upaya Apple untuk memperluas produksi di India. The Information melaporkan bahwa pejabat China menunda atau bahkan memblokir pengiriman peralatan manufaktur iPhone ke India tanpa alasan yang jelas.

    Waktu persetujuan ekspor peralatan dari China ke India kini melonjak dari dua pekan menjadi hingga empat bulan. Penundaan ini memperlambat proses pemindahan kapasitas produksi Apple.

    Dalam satu kasus, otoritas China dilaporkan menolak izin ekspor mesin yang diperlukan untuk produksi percobaan iPhone 17 ke India. Akhirnya, pemasok Apple tersebut mendirikan perusahaan bayangan di Asia Tenggara untuk mengakali hambatan tersebut.

    Saat ini, sekitar 20% produksi iPhone Apple sudah dilakukan di India. Meski begitu, The Information melaporkan bahwa Apple menargetkan untuk memindahkan sekitar 50% produksi iPhone-nya keluar dari China dalam jangka panjang.

    Perubahan besar ini menjadi langkah bersejarah bagi Apple, yang selama hampir dua dekade membangun basis manufakturnya di China. Basis tersebut sebelumnya menjadi kunci pertumbuhan Apple hingga menjelma menjadi perusahaan bernilai triliunan dolar.

    (pgr/pgr)

  • Iran Sebut Ledakan yang Terjadi di Pelabuhan Rajaee Tak Ada Kaitannya dengan Aktivitas Militer Iran – Halaman all

    Jumlah Korban Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran Melonjak, Bahan Kimia Berbahaya Diduga Jadi Penyebab – Halaman all

    Jumlah Korban Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajaee Iran Melonjak, Bahan Kimia Berbahaya Diduga Jadi Peyebab

    TRIBUNNEWS.COM – Jumlah korban tewas akibat ledakan besar di Pelabuhan Shahid Rajaee, pelabuhan komersial terbesar Iran telah meningkat menjadi 25, media lokal melaporkan pada Minggu (27/4/2025).

    “Jumlah total orang yang tewas sedikitnya 25 orang,” menurut kantor berita Tasnim, yang mengutip kepala pengadilan provinsi Hormozgan, Mojtaba Ghahremani.

    Sabtu, sebuah ledakan besar mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaee Iran dekat Bandar Abbas pada hari Sabtu, yang mendorong Presiden Masoud Pezeshkian untuk memerintahkan penyelidikan atas penyebab bencana tersebut.

    Pelabuhan Shahid Rajaee, yang terletak lebih dari 1.000 km di selatan Teheran, merupakan salah satu pusat pengiriman utama Iran, yang utamanya menangani operasi peti kemas. Pelabuhan ini juga merupakan rumah bagi fasilitas penyimpanan minyak dan infrastruktur petrokimia, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang risiko yang lebih luas yang ditimbulkan oleh kebakaran tersebut.

    Menurut Reuters , sedikitnya 281 orang terluka akibat ledakan tersebut.

    LEDAKAN DAHSYAT – Api melahap sebuah truk di sepanjang jalan raya yang hancur setelah sebuah ledakan di dermaga pelabuhan Shahid Rajaee, Iran Selatan, Sabtu, 26 April 2025. Penyebab diduga karena bahan kimia berbahaya yang ditempatkan di salah satu kontainer tidak terlindungi secara baik.

    Televisi pemerintah mengutip Esmaeil Malekizadeh, pejabat senior di Administrasi Pelabuhan dan Maritim Hormozgan, yang mengonfirmasi bahwa “ledakan terjadi di bagian dermaga pelabuhan Shahid Rajaee, dan kami sedang memadamkan api.”

    Mehrdad Hassanzadeh, kepala badan manajemen krisis provinsi Hormozgan, mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa mereka yang terluka dalam insiden tersebut telah dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Namun, ia tidak menyebutkan jumlah korban.

    Rekaman yang dibagikan di berbagai platform media sosial memperlihatkan kolom asap hitam tebal yang membumbung tinggi dari area pelabuhan.

    Rekaman video tambahan memperlihatkan kerusakan parah pada bangunan dan kendaraan di dekatnya. Sejumlah orang terlihat memeriksa akibat ledakan dahsyat tersebut.

    TERBESAR DI IRAN – Pelabuhan Shahid Rajaee yang menjadi pusat ledakan pada Sabtu (26/4/2025). Pelabuhan ini adalah pelabuhan peti kemas terbesar dan tercanggih di Iran, yang memiliki 12 terminal peti kemas, 30 derek, dan berbagai peralatan modern.

    Bahan Kimia Diduga Jadi Penyebab

    Televisi pemerintah Iran melaporkan dari lokasi kejadian bahwa “api telah dapat dikendalikan tetapi belum sepenuhnya padam,” karena asap hitam tebal terus mengepul dari lokasi tersebut.

    Pihak berwenang terus melakukan upaya pemadaman kebakaran sementara penyelidikan penyebab ledakan masih dilakukan.

    Ledakan itu, yang terdengar dari beberapa kilometer jauhnya, terjadi sekitar tengah hari waktu setempat (08:30 GMT) di Pelabuhan Shahid Rajaee, yang dilalui sekitar 85 persen perdagangan kargo Iran.

    Pelabuhan ini terletak sekitar 23 kilometer di sebelah barat Bandar Abbas, dekat Selat Hormuz yang strategis, rute penting untuk sekitar seperlima pasokan minyak dunia.

    Menurut kantor berita resmi IRNA, Shahid Rajaee adalah pelabuhan peti kemas terbesar dan tercanggih di Iran, yang memiliki 12 terminal peti kemas, 30 derek, dan berbagai peralatan modern.

    Pelabuhan ini memainkan peran penting dalam ekonomi maritim negara tersebut.

    Laporan awal dari Otoritas Bea Cukai Iran menunjukkan ledakan itu kemungkinan disebabkan oleh penyimpanan bahan berbahaya dan kimia yang tidak tepat di pelabuhan.

    (oln/rntv/*)

     

  • Pelabuhan Terbesar Terguncang, Israel Dituding Jadi Dalang

    Pelabuhan Terbesar Terguncang, Israel Dituding Jadi Dalang

    PIKIRAN RAKYAT – Ledakan besar mengguncang pelabuhan terbesar Iran, Bandar Abbas, pada Sabtu 26 April 2025, menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai lebih dari 700 lainnya. Insiden ini terjadi di area pelabuhan Shahid Rajaee, yang merupakan pusat peti kemas terbesar di Iran.

    Menurut laporan media pemerintah Iran, ledakan diduga berasal dari bahan kimia yang disimpan secara tidak aman di dalam kontainer. Juru bicara Organisasi Manajemen Krisis Iran, Hossein Zafari, mengungkapkan bahwa pihaknya sebelumnya sudah memperingatkan soal potensi bahaya ini.

    “Penyebab ledakan adalah bahan kimia di dalam wadah,” ucap Hossein Zafari kepada kantor berita ILNA.

    “Sebelumnya, Direktur Jenderal Manajemen Krisis telah memberikan peringatan kepada pelabuhan ini selama kunjungan mereka dan telah menunjukkan kemungkinan bahaya,” ujarnya menambahkan.

    Meskipun bahan kimia disebut sebagai pemicu utama, seorang juru bicara pemerintah Iran menyatakan penyebab pasti insiden belum dapat dipastikan. Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, langsung memerintahkan investigasi menyeluruh dan mengirim Menteri Dalam Negeri ke lokasi kejadian.

    Rekaman resmi yang disiarkan televisi Iran memperlihatkan awan asap hitam dan oranye mengepul di atas pelabuhan, diikuti kerusakan parah pada gedung-gedung sekitar. Ledakan juga menghancurkan jendela dalam radius beberapa kilometer, bahkan terdengar hingga ke Pulau Qeshm yang berjarak sekitar 26 kilometer dari lokasi.

    Sejumlah korban terluka terlihat tergeletak di jalan, sementara para petugas penyelamat berusaha memadamkan api dan mengevakuasi truk-truk dari area terdampak. Pejabat bea cukai menyebutkan bahwa area kontainer yang meledak kemungkinan menyimpan “barang berbahaya dan bahan kimia.”

    Akibat ledakan ini, seluruh aktivitas di pelabuhan Shahid Rajaee dihentikan sementara.

    Dugaan Keterlibatan Israel Penjajah

    Meski sejauh ini penyebab teknis menjadi fokus penyelidikan, tudingan terhadap Israel penjajah mencuat seiring rekam jejak ketegangan panjang kedua negara. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran kerap mengalami serangkaian insiden mematikan di sektor energi dan industrinya, mulai dari kebakaran kilang, ledakan gas di tambang batu bara, hingga insiden perbaikan darurat di Bandar Abbas pada 2023 yang menewaskan seorang pekerja.

    Iran menuding sebagian insiden tersebut merupakan sabotase oleh Israel penjajah. Termasuk serangan terhadap fasilitas pertahanan udara Iran dan serangan siber terhadap jaringan pelabuhan Shahid Rajaee pada 2020.

    The Washington Post melaporkan bahwa insiden ledakan kali ini kemungkinan besar melibatkan Israel penjajah sebagai bentuk balasan atas serangan siber Iran sebelumnya. Israel penjajah sendiri disebut sangat khawatir terhadap hasil pembicaraan nuklir AS-Iran yang sedang berlangsung di Oman, sehingga diduga berupaya menghambat perkembangan program nuklir Iran.

    Teheran menegaskan program nuklirnya murni untuk tujuan damai, namun para pengamat internasional menilai Iran kian mendekati kemampuan untuk memproduksi bom nuklir.

    Hingga kini, tidak ada komentar resmi dari militer Israel penjajah maupun kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai dugaan keterlibatan Israel penjajah dalam ledakan tersebut.

    Fasilitas Minyak Tidak Terdampak

    Dalam keterangan terpisah, Perusahaan Pemurnian dan Distribusi Minyak Iran Nasional menegaskan bahwa fasilitas minyak di sekitar lokasi ledakan tidak terdampak.

    “Kami tidak memiliki hubungan dengan kilang, tangki bahan bakar, kompleks distribusi, dan pipa minyak di area tersebut,” ujar pernyataan resmi perusahaan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Pihak berwenang Iran memastikan bahwa hingga saat ini upaya pemadaman api dan penanganan korban terus berlangsung, sambil menunggu hasil investigasi lebih lanjut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News