Kementrian Lembaga: Bea Cukai

  • Anak Muda Korsel Siap Perang Jika Korut Menyerang

    Anak Muda Korsel Siap Perang Jika Korut Menyerang

    Jakarta

    Anak muda di Korea Selatan (Korsel) telah menyiapkan diri jika perang pecah dengan Korea Utara (Korut). Salah satunya dilakukan oleh Kim Jung-ho yang telah menyiapkan perlengkapan bertahan hidup di rumahnya.

    Pria berusia 30 tahun itu merasa perlengkapannya cukup untuk bertahan selama 72 jam saat keadaan darurat.

    Selain air dan makanan darurat seperti nasi kering, Kim juga menyiapkan peta dan kompas kalau-kalau infrastruktur dasar seperti jaringan telepon seluler dan transportasi publik gagal berfungsi.

    Kim bahkan mengemas rompi pelindung dan masker gas. Kim berpikir lebih baik dia menyiapkan diri jika saja peralatan pelindung militer Korea Selatan tidak cukup. Apalagi, Kim adalah satu dari 3,1 juta orang pasukan cadangan militer.

    “Saya tinggal di jantung kota Seoul. Membayangkan semuanya bisa hilang dalam sekejap hanya dengan satu misil membuat bulu kuduk ini merinding,” ujar mahasiswa pasca sarjana itu.

    Diketahui, Ibu kota Korsel terletak 30 mil atau sekitar 48 kilometer di utara zona demiliterisasi yang didirikan tahun 1953 ketika perjanjian gencatan senjata Perang Korea ditandatangani.

    Akan tetapi, ketegangan di Semenanjung Korea belakangan ini kian meningkat. Korea Utara yang bersenjata nuklir sudah melakukan empat uji coba rudal balistik untuk tahun ini saja.

    Pada April, Korut mengeklaim berhasil menguji coba rudal hipersonik berbahan bakar padat baru yang dapat mencapai Guam.

    Simak halaman selanjutnya>>

    Lihat juga Video: Seusai Diprotes Netizen, Bea Cukai Serahkan Alat Belajar Hibahan ke SLB

    Kim termasuk ke dalam sekelompok kecil anak muda Korsel yang sudah mempersiapkan diri di tengah potensi perang dengan Korut. Meski kecil, jumlah kelompok ini terus bertambah.

    Sekitar 900 orang sudah bergabung ke setidaknya empat grup di Kakao, aplikasi pesan instan paling populer di Korsel.

    Secara terpisah, komunitas persiapan perang “The Survival School Daum Cafe” yang sudah ada sejak tahun 2010 saat ini jumlah anggotanya lebih dari 25.000 orang.

    Meningkatnya jumlah orang Korsel yang siap berperang baru-baru ini menyoroti berkembangnya kegelisahan tentang hubungan antar-Korea seiring kian agresifnya Korut.

    Januari silam, pemimpin Korut Kim Jong-un melabeli Korsel sebagai musuh utama mereka. Kim Jong-un pun menyatakan bahwa reunifikasi damai kedua Korea menjadi mustahil.

    Nam Sung-wook, dosen ekonomi politik di Universitas Korea, menyebut hal ini “belum pernah terjadi sebelumnya”. Ini berarti Korut bisa jadi menggunakan senjata nuklir terhadap Korsel karena negara itu tak lagi dipandang sebagai saudara seetnis.

    Survei dari Institut Kajian Media Publik KBS menunjukkan lebih dari 75% responden merasa cemas atas situasi keamanan saat ini. Angka ini meningkat 19% dari tahun 2021 saat survei dimulai.

    Berbagai konflik global seperti perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas juga membuat anak muda Korea lebih peka terhadap berkembangnya risiko geopolitik, imbuh Woo Seong-yeop yang menjadi admin “The Survival School – Daum Cafe”.

    Salah satu grup chat yang disebut di awal artikel dibentuk ketika perang Ukraina pecah. Jumlah anggotanya meningkat 10 kali lipat menjadi 500 orang dalam kurun dua tahun.

    “Sebelumnya tidak terbersit di benak saya untuk mempersiapkan diri kalau-kalau perang pecah. Tapi lihatlah keadaan dunia sekarang. Sejumlah perang sudah terjadi,” ujar Park Hwi bin, seorang instruktur kebugaran.

    Sebagian anggota ingin meninggalkan negara sebelum konflik pecah dengan Korut. Beberapa strategi mereka demi mengamankan tempat tinggal di negara-negara yang lebih aman antara lain belajar bahasa asing, menabung, dan melatih keterampilan baru.

    “Saya dengar kita bisa dapat izin tinggal permanen di Paraguay dengan biaya sebesar 10 juta won (sekitar Rp117 juta),” tulis seorang anggota grup.

    Sebagian besar warga Korea menilai orang-orang “siap perang” ini terlalu sensitif. Bahkan Ibu Kim sendiri mengomeli putranya karena “buang-buang uang” untuk perlengkapan bertahan hidup.

    “Walaupun hubungan antara Korea Utara dan Selatan saat ini tidaklah bagus, saya tidak pernah khawatir soal perang dan menjalani hidup seperti biasa,” cetus Lee Young-ah, seorang staf pemasaran berusia 28 tahun kepada BBC.

    Korsel kini berkembang menjadi negara demokrasi yang makmur dan hidup, sekalipun dua Korea secara teknis masih berperang.

    Woo berpendapat bahwa karena sudah berpuluh-puluh tahun hidup dengan damai, kebanyakan orang Korsel “apatis terhadap perang” yang dapat berujung ke “sikap masa bodoh”.

    Dia pun menambahkan bahwa sikap khalayak umum terhadap orang-orang yang “siap perang” perlahan-lahan berubah akibat meningkatnya tensi geopolitik.

    Kim pun membela diri: “Kalau Anda naik pesawat, mereka menyiapkan alat-alat keamanan, kan? Nah, membeli perlengkapan keamanan sama saja seperti mengencangkan tali sabuk pengaman.”

    Park menganalogikan persiapan untuk perang seperti membeli produk asuransi. Namun, seperti halnya banyak bentuk asuransi, tidak ada yang mau menggunakannya.

    Halaman 2 dari 2

    (dwia/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Groundbreaking Pabrik di PIER Pasuruan, Pj Gubernur: Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Jatim

    Groundbreaking Pabrik di PIER Pasuruan, Pj Gubernur: Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono bersama Deputi Kementerian Investasi/BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), Andi Maulana, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Jawa Timur I, Untung Basuki, dan Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono ikut menjadi saksi momen istimewa groundbreaking pabrik pengolahan tembakau tahap dua dan tiga, milik PT Tri Sakti Purwosari Makmur (TSPM/KT&G) di kawasan industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Pasuruan, Jumat (26/4/2024).

    Groundbreaking ini tentunya sangat dinanti setelah pada 19 September 2023 lalu, dilakukan penandatanganan Perjanjian Penggunaan Tanah Industri (PPTI) yang langsung disaksikan Gubernur Jatim waktu itu, Khofifah Indar Parawansa.

    Pabrik ini jika nanti sudah beroperasi, akan menjadi pabrik pengolahan tembakau terbesar di dunia yang dimiliki investor asal Korea Selatan.

    Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur Adhy mengaku, sangat menyambut antusias groundbreaking ini. Sebab investasi dari TSPM/KT&G ini akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang kini terus tumbuh menggembirakan.

    “Kami sangat gembira melihat semakin berkembangnya investasi di Jatim. Kelancaran pembangunan pabrik ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim. Selain tentunya bisa menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu, penting melakukan penjaminan kemudahan investasi agar semakin bagus iklim investasinya. PIER ini dikelola Surabaya Industrial Estete Rungkut (SIER) yang sudah lebih 50 tahun berpengalaman dalam pengelolaan kawasan industri,” papar Pj Gubernur Adhy.

    Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Teknologi Informasi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Andi Maulana menegaskan, peresmian pabrik ini memberikan sinyal positif bagi para investor, utamanya yang berasal dari Korea Selatan.

     

    “PIER sebagai kawasan industri milik pemerintah yang terintegrasi memberikan iklim yang kondusif bagi investor untuk berkembang. Dengan peresmian pabrik ini, kami berharap dapat menarik minat investor lainnya dari Korea Selatan dan negara-negara lainnya,” jelas Andi.

    Groundbreaking pabrik pengolahan tembakau tahap dua dan tiga, milik PT Tri Sakti Purwosari Makmur (TSPM/KT&G) di kawasan industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Pasuruan, Jumat (26/4/2024).

    Sementara itu, CEO KT&G, Kyun-man Bang, mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan semua pihak, yang telah mendukung terealisasinya investasi perusahaannya ke Jawa Timur. Utamanya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Bea Cukai, Kementerian Investasi/BKPM, kepolisian dan tentunya pengelola kawasan industri PIER.

    “TSPM/KT&G akan menanamkan investasinya sebesar Rp 6,9 triliun dan bisa menyerap tenaga kerja mencapai 1.000 orang. Ini adalah bukti keseriusan kami untuk berinvestasi di Indonesia, dan akan menjadi elemen penting dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

    Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, ditemui di sela acara grounbreaking menyambut baik kehadiran pabrik TSPM/KT&G di PIER. Dia optimis beroperasinya pabrik ini nantinya akan memberikan dampak ekonomi positif dan potret kepercayaan investor atas bagusnya iklim investasi di Jawa Timur.

    “Dengan peresmian pabrik ini, diharapkan akan terjadi peningkatan signifikan dalam sektor ekonomi Jawa Timur. Termasuk pembukaan ribuan lapangan pekerjaan baru dan penurunan tingkat pengangguran. Ini juga menandai komitmen kuat dari pemerintah dan sektor swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi di wilayah tersebut,” pungkas Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia ini. (tok/ted)

  • Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan ke Palestina dan Sudan

    Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan ke Palestina dan Sudan

    Jakarta (beritajatim.com) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melepas bantuan obat-obatan dan peralatan menuju Palestina dan Sudan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Rabu (3/4). Bantuan kemanusian ini untuk negara sahabat yang terdampak bencana, baik itu bencana alam maupun krisis kemanusiaan akibat perang.

    Presiden Jokowi mengatakan, pengiriman bantuan ini sebagai bentuk solidaritas dan komitmen pemerintah, salah satunya dalam memelihara perdamaian dunia.

    “Pemerintah Indonesia selalu berkomitmen menjaga perdamaian dunia serta terlibat aktif dalam misi-misi kemanusiaan baik akibat perang maupun karena bencana (alam),” kata Presiden Jokowi.

    “Kita turut prihatin atas persitiwa kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan juga konflik internal di Sudan yang menimbulkan banyak korban,” imbuhnya.

    Bantuan kali ini berisikan bantuan yang merupakan permintaan langsung oleh pemerintah setempat, khusus untuk bantuan ke Palestina akan dikirimkan dari Indonesia melalui Mesir dan selanjutnya akan dikirimkan menuju Palestina.

    “Karena itu, untuk kesekian kalinya, kita kembali melakukan misi kemanusiaan ke Mesir dan Sudan untuk membantu saudara – saudara kita yang membutuhkan bantuan. Bantuan kali ini senilai 30 miliar rupiah. Berupa obat-obatan dan peralatan kesehatan, dan juga bantuan yang lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, sesuai dengan permintaan resmi dari Pemerintah Mesir dan Pemerintah Sudan,” tutur Presiden Jokowi.

    Presiden Jokowi menambahkan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto ditunjuk untuk memimpin pengiriman bantuan kemanusiaan ini.

    “Bantuan ini akan diantar langsung ke Mesir dan Sudan, delegasi dipimpin oleh Pak Suharyanto, Kepala BNPB, yang beranggotakan seluruh unsur kementerian dan lembaga mitra pemerintah. Semoga bantuan ini dapat membantu meringankan saudara-saudara kita yang sedang tertmpa musibah di Gaza dan Sudan,” ujarnya.

    Adapun bantuan ini diterbangkan menggunakan dua pesawat Garuda Indonesia dengan tipe Airbus A330-200 menuju Sudan, sedangkan satu pesawat lainnya menggunakan tipe Airbus A330-900 menuju Mesir. Kedua pesawat tersebut direncanakan akan tiba pada Kamis (4/4) waktu setempat.

    Turut hadir dalam pelepasan bantuan ini yaitu, Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri, Panglima TNI, Kapolri, Wakil Menteri Pertahanan, perwakilan Komisi VIII DPR RI, perwakilan Kementerian Serkretaris Negara, perwakilan BPKP, perwakilan Duta Besar Sudan, Duta Besar Mesir, Kepalat Staf Angkatan Udara, Danlannud Halim, perwakilan Bea Cukai Halim, Direktur Utama Garuda Indonesia dan perwakilan lembaga lain. [hen/beq]

  • Ini Lho 5 Perbedaan iPhone Inter dan iBox, Cek Dulu Sebelum Beli!

    Ini Lho 5 Perbedaan iPhone Inter dan iBox, Cek Dulu Sebelum Beli!

    Jakarta

    Ketika sedang mencari iPhone bekas, kamu mungkin akan mendengar istilah iPhone inter atau eks inter. Apa itu?

    iPhone eks inter mengacu pada iPhone bekas yang diimpor dari luar negeri. Ponsel-ponsel ini masuk ke Indonesia melalui impor unit dalam jumlah besar.

    Umumnya, harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari iPhone second dari reseller resmi produk Apple di Indonesia seperti iBox. Harga yang murah biasanya karena iPhone ini tidak mendaftar IMEI. Sehingga statusnya tidak resmi alias ilegal.

    Namun perlu diingat, tidak semua iPhone yang diperoleh dari luar negeri adalah ilegal ya. Ponsel yang telah didaftarkan dan memiliki nomor IMEI di Bea Cukai terbilang aman dan tidak akan diblokir pemerintah.

    Akan tetapi, masih banyak penjual iPhone bekas yang melakukan kecurangan dengan mengklaim barang miliknya adalah resmi. Padahal, itu adalah produk eks inter yang ilegal sehingga pembeli bisa saja tertipu.

    Maka dari itu, sebelum kamu membeli iPhone bekas, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu perbedaan iPhone inter dan iBox. Dengan begitu, kamu bisa terhindar dari produk yang ilegal.

    Perbedaan iPhone Inter dan iBox

    Perbedaan iPhone eks inter dan yang resmi dari iBox secara fisik produknya mungkin tidak terlihat. Tapi, kamu bisa membedakannya dari sejumlah hal berikut.

    1. Harga

    Perbedaan yang paling kentara terlihat dari segi harga. iPhone dari reseller resmi seperti iBox dilepas dengan harga relatif tinggi, baik kondisi baru maupun bekasnya.

    Sementara iPhone eks inter biasanya punya harga yang lebih miring. Karena itu juga, banyak orang tergiur untuk membeli iPhone versi ini.

    2. Garansi

    Produk yang dibeli dari distributor resmi biasanya memperoleh garansi yang dapat diklaim dalam jangka waktu dan dengan cakupan syarat tertentu.

    Dikutip dari laman resmi iBox, produk Apple seperti iPhone yang dibeli mendapatkan garansi resmi yang mencakup jasa perbaikan serta suku cadang tertentu.

    Garansi pun umumnya hanya berlaku di Indonesia. Garansi juga bisa tidak berlaku apabila tidak memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan.

    Jika saat klaim ada biaya yang tidak masuk dalam kebijakan, makan konsumen perlu menanggung sendiri biaya tersebut.

    Untuk iPhone bekas dari luar negeri mungkin tidak memiliki garansi resmi. Jikalau ada garansi, bisa saja tidak berlaku di Indonesia.

    3. Kode Negara

    Setiap perangkat ponsel memiliki kode negara yang berbeda, tergantung lokasi pemasarannya. iPhone yang masuk ke Indonesia melalui jalur resmi biasanya punya region code khusus, yakni PA/A, ID/A, dan FE/A.

    Apabila memiliki kode negara selain itu, berarti iPhone berasal dari luar negeri dan tidak dipasarkan di Indonesia.

    4. SIM Card

    Agar dapat digunakan untuk berkomunikasi maka handphone membutuhkan kartu SIM atau nomor ponsel. iPhone dari iBox bisa menggunakan SIM card apa saja dari Indonesia.

    Sedangkan iPhone eks inter tidak menjamin dapat memakai kartu SIM dari berbagai provider di Indonesia.

    5. Ketersediaan Produk

    Apple umumnya merilis perangkat terbaru secara internasional lebih dulu. Produk-produk baru dapat sedikit lebih lama masuk ke Indonesia lantaran mesti melewati sejumlah proses administrasi.

    Karena itu, perangkat iPhone ilegal bisa lebih cepat masuk ke Indonesia dibandingkan dari distributor resminya.

    Nah, itu tadi sederet perbedaan iPhone eks inter dan iBox. So, harap berhati-hati dan lakukan pengecekan sebelum membeli iPhone bekas ya.

    (fds/fds)

  • Perdagangan Narkoba Global di Balik Kekerasan di Ekuador

    Perdagangan Narkoba Global di Balik Kekerasan di Ekuador

    Jakarta

    Gelombang kekerasan oleh geng narkoba telah mengubah Ekuador dari negara tujuan wisata yang aman dan tentram, menjadi pemain kunci dalam perdagangan narkoba global. Bagaimana negara ini bisa terjerat ke dalam bisnis jual-beli obat-obatan bernilai miliaran dolar di tingkat dunia?

    Dalam beberapa hari di awal Januari, telah terjadi sejumlah hal di Ekuador: wartawan TV yang ditodong senjata, seorang jaksa ditembak mati, sebuah rumah sakit digerebek, ancaman bom dan staf penjara disandera oleh narapidana setelah seorang mafia terkenal menghilang dari penjara.

    Presiden Ekuador, Daniel Noboa mengumumkan negaranya berada dalam keadaan darurat dan mengatakan kepada BBC bahwa Ekuador “berjuang setiap hari agar tidak menjadi negara narkoba”. Kendati begitu, perekonomian negara itu bergantung pada perdagangan obat-obatan terlarang.

    Namun geng-geng penjual narkoba atau banda, seperti Los Choneros dan Los Lobos, sudah memegang kendali dalam masyarakat.

    Dahulu kala, negara itu lebih dikenal sebagai tujuan berlibur dan pengekspor pisang terbesar di dunia. Namun kini, Ekuador disebut sebagai “jalan tol kokain ke AS dan Eropa” oleh InSight Crime, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Washington D.C, AS, yang khusus meneliti kejahatan terorganisir di benua Amerika.

    Letak geografis menjadi faktor kunci dalam transformasi ini. Ekuador berbatasan dengan Kolombia dan Peru, dua negara produsen koka terbesar di dunia. Koka adalah bahan utama dalam pembuatan kokain.

    BBC

    Tetapi bagian-bagian pembelot dan kelompok-kelompok kejahatan transnasional ikut serta, dan berkat tekanan dari aparat keamanan terhadap Kolombia, geng-geng itu mencari rute baru untuk mengangkut narkoba ke pasar luar negeri.

    Mereka tertarik pada pelabuhan Ekuador di pantai Pasifik, seperti Guayaquil.

    Sekarang, Kolombia menjadi koridor distribusi penting – kokain diangkut keluar dari negara itu menggunakan perahu dan pesawat, bahkan kadang diselundupkan dalam wadah pisang, menuju pasar AS dan Eropa.

    Baca juga:

    Geng-geng Ekuador juga telah membangun hubungan lebih erat dengan para petinggi narkoba di negara lain seperti Meksiko.

    Ketika geng-geng itu menguat, tingkat pembunuhan di Ekuador melonjak hingga empat kali lipat antara 2016 dan 2022, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).

    Statistik pemerintah juga menunjukkan bahwa dalam enam bulan pertama pada 2023, kepolisian Ekuador menangkap lebih dari 1.300 anak berusia antara 12 sampai 17 tahun karena dicurigai melakukan kejahatan termasuk pembunuhan, perdagangan narkoba, dan kepemilikan senjata api.

    BBC

    Pihak aparat mengatakan anak-anak itu putus sekolah demi bergabung dengan banda ternama.

    “Geng-geng itu selalu beroperasi di lingkungan perkotaan yang lebih tinggi kemiskinannya,” kata Felipe Botero, pakar kebijakan narkoba di lembaga wadah pemikir Global Initiative Against Transnational Organized Crime (GI-TOC) yang berbasis di Jenewa.

    “Anak-anak dan remaja tertarik pada kekuatan yang ditawarkan dari kehidupan gangster dan jauh lebih rentan menerima perintah dari bos kejahatan,” tambahnya.

    Getty ImagesAnak-anak yang baru berusia 12 tahun ditarik ke dalam kekerasan geng Ekuador.

    Konsumsi narkoba dunia meningkat

    Keadaan yang terjadi di Ekuador mencerminkan meningkatnya permintaan global untuk kokain dan obat-obatan lainnya, menurut UNODC.

    Dalam laporan terbarunya, dengan data dari 2021, diperkirakan bahwa 296 juta orang berusia 15-64 tahun di seluruh dunia mengonsumsi zat terlarang dalam 12 bulan terakhir.

    Angka itu naik 23% dibandingkan satu dekade sebelumnya.

    PBB mengatakan bahwa obat yang paling umum digunakan adalah ganja, opioid yang ada di dalam obat penghilang rasa sakit hingga heroin – dan amfetamin.

    Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi ledakan produksi kokain yang mencapai “rekor tertinggi”. Di Kolombia misalnya, UNODC memperkirakan produksi kokain naik dari sekitar 400 metrik ton pada 2011 menjadi lebih dari 1.800 pada 2021.

    BBC

    Harga satu kilogram kokain bisa serendah US$2.000 (Rp31,3 juta) di Kolombia, menurut perkiraan para ahli PBB.

    Tetapi harganya menjadi jauh lebih tinggi ketimbang harga aslinya – kilogram yang sama bisa bernilai lebih dari US$220.000 (Rp3,4 miliar) di Australia, misalnya.

    Sama seperti bisnis-bisnis lain, pasar narkoba mencari keuntungan, kata Aileen Teague, seorang ahli kebijakan narkoba di Texas A&M University di AS. Penting juga untuk mengetahui bahwa “di beberapa daerah, pasar gelap itu terikat pada pemerintah setempat”, tambahnya.

    “Seperti yang terlihat di Ekuador, keterikatan ini membuahkan dampak yang tidak terduga dalam hal tata kelola dan keamanan publik.”

    Contoh klasik dari keterikatan itu terlihat di Kolombia selama era 1980-an, ketika raja narkoba Pablo Escobar pernah disebut bernilai US$30 miliar (Rp469 miliar) dan kartel Medellin-nya meneror publik.

    Getty ImagesPablo Escobar sudah meninggal, tetapi Kolombia tetap menjadi produsen kokain top dunia

    Meskipun Escobar sudah meninggal, tetapi kartel-kartel masih aktif di Kolombia.

    Yang terbesar yakni Gulf Clan, yang memiliki hubungan dengan organisasi kriminal internasional dan menyelundupkan narkoba ke negara-negara seperti AS dan Rusia.

    Penangkapan pemimpinnya, Dairo Antonio suga, juga dikenal sebagai Otoniel, pada 2021 melemahkan susunan kelompoknya, tetapi bagian-bagian kecil dari kartel itu terus beroperasi.

    Meksiko selama beberapa dekade menjadi saksi perebutan kekuasaan antara pemerintah dan kelompok-kelompok seperti kartel Sinaloa, yang oleh departemen kehakiman AS dianggap sebagai salah satu organisasi perdagangan narkoba terbesar dan paling kuat di dunia.

    Getty ImagesJoaquin “El Chapo” Guzman, dalam foto yang diambil 2016, adalah pendiri kartel Sinaloa yang terkenal

    Sama seperti Escobar, pemimpin Sinaloa, Joaquin “El Chapo” Guzman menjadi subjek dari banyak buku, film dokumenter, dan bahkan serial Netflix, Narcos.

    Ia sekarang tengah menjalani hukuman seumur hidup di penjara AS dan kartelnya dikabarkan masih beroperasi di bawah kerja sama kedua putranya dan rekan bisnis lama, Ismael Zambada Garcia.

    Geng kuat lainnya di Meksiko termasuk Generasi Baru Jalisco dan Los Zetas, yang didirikan oleh anggota-anggota dari unit elit pasukan khusus Meksiko yang korup.

    BBC

    ‘Negara narkoba pertama’ di Afrika

    Obat-obatan yang diproduksi di Amerika Latin biasanya tidak langsung dikirim ke pasar konsumen utama mereka di Amerika Utara dan Eropa dan untuk menyelinap lewat penjaga perbatasan, rute penyelundupan melalui Afrika menjadi bagian penting dalam rantai distribusi.

    Negara-negara Afrika Barat menjadi titik transit penting untuk pengiriman kokain menuju Eropa. Pengiriman melintasi Atlantik dilakukan melalui pesawat terbang, kapal selam dan kapal nelayan kecil yang ditutupi terpal biru untuk kamuflase. Itu semua dirancang demi menghindari pengawasan satelit.

    “Negara-negara Afrika [letaknya] strategis untuk distribusi narkoba, dan banyak yang telah dikuasai oleh kejahatan terorganisir,” jelas Antonio Maria Costa, mantan direktur eksekutif UNODC.

    “Uang narkoba memutarbalikkan ekonomi dan membusukkan masyarakat.”

    Guinea-Bissau, salah satu negara termiskin di dunia, dipandang oleh AS dan PBB sebagai narco-state (negara narkoba) pertama Afrika pada awal 2000-an. Para politisi dituduh menerima uang dari penjahat sebagai gantinya membantu melindungi perdagangan narkoba.

    Geng narkoba menggunakan metode kreatif untuk mengangkut narkoba, termasuk menggunakan kapal selam artisan, seperti yang ditemukan di Amazon. (Getty Images)

    Ada pula kecurigaan bahwa uang narkoba beredar di kalangan aparat keamanan. Pada 2022, Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embalo menuduh pengedar narkoba membiayai upaya kudeta.

    Bahkan 13 tahun sebelumnya, pembunuhan Presiden Guinea-Bissau Joao Bernardo Vieira oleh tentaranya sendiri dikenal sebagai “kudeta kokain” di tengah perebutan kekuasaan untuk mengendalikan uang narkoba yang mengalir ke negara itu.

    Di negara tetangga Mali, perdagangan narkoba tumpang tindih dengan kelompok-kelompok pemberontak bersenjata yang beroperasi di bagian utara negara itu.

    Mali terletak di koridor yang menghubungkan Afrika Barat ke Mediterania dan Eropa.

    Baca juga:

    Data dari PBB menunjukkan bahwa jumlah kokain yang disita oleh pihak berwenang di wilayah tersebut meningkat dari 13 kg per tahun antara 2015 dan 2020 menjadi 863 kg pada 2022.

    “Perdagangan narkoba adalah sumber pendapatan besar bagi kelompok-kelompok bersenjata,” kata Antonio Maria Costa, mantan kepala UNODC.

    “Narkoba membuat ketagihan tidak hanya dari segi penggunaannya,” tambahnya, “tetapi juga dari keuntungan luar biasa yang dihasilkan bagi mereka yang memperdagangkannya.”

    Jumlah narkoba sitaan meningkat bahkan setelah penangkapan dan dihukumnya pengedar narkoba paling terkenal di Afrika, El Hadj Ahmed Ibn Ibrahim, yang dikenal dengan sebutan “The Malian”, pada 2019.

    Getty ImagesNegara-negara Afrika Barat seperti Guinea-Bissau menjadi titik transit penting untuk pengiriman kokain menuju Eropa.

    Ibrahim, yang sedang menjalani hukuman penjara 10 tahun di Maroko, berasal dari gurun Badui di Mali utara.

    Menurut majalah Jeune Afrique, pria yang dijuluki “Escobar dari Sahara” memulai karirnya dengan menjual mobil bekas dari Eropa di Afrika, yang memberinya keahlian dalam hal rute komersial, bea cukai, dan logistik lainnya.

    Setelah memasuki pasar emas, ia terlibat dalam perdagangan kokain lintas-Atlantik dan pada saat ia ditangkap, orang Mali itu dilaporkan memiliki properti di beberapa negara Brasil, Rusia, Maroko dan lainnya.

    Afrika Timur juga berperan dalam perdagangan narkoba global.

    Pelabuhan seperti Dar es Salaam di Tanzania dan Mombasa di Kenya adalah titik transit untuk narkoba yang hendak dikirim ke Asia Selatan dan Timur.

    Mereka juga menjadi titik masuk krusial bagi heroin, amfetamin dan ganja yang mengalir ke arah lain, menurut UNODC. Selain itu, wilayah ini juga dipadati berbagai bandara internasional utama di Nairobi dan Addis Ababa.

    Pihak penegak hukum prihatin dengan bukti bahwa konsumsi obat-obatan terlarang meningkat di benua itu. Faktanya, UNODC memperkirakan 10% dari orang di Afrika Barat dan Tengah menggunakan ganja pada 2021. Secara global, prevalensinya adalah 4%.

    Sementara di Asia, UNODC mengamati bahwa perdagangan narkoba sintetis telah berkembang pesat sejak pandemi Covid-19, berdasarkan data terkait penyitaan narkoba, penangkapan, dan ketersediaan di jalan.

    BBC

    Area Segitiga Emas, daerah hutan terpencil di mana perbatasan Thailand, Laos dan Myanmar bertemu, masih menjadi salah satu pusat utama dunia untuk perjualan obat-obatan sintetis dan heroin.

    Pada 2023 PBB mengungkapkan bahwa Myanmar adalah produsen terbesar di dunia untuk opium, bahan utama heroin, menyalip Afghanistan, yang opiumnya telah menurun sejak Taliban kembali berkuasa.

    Selama beberapa dekade, hasil penjualan obat-obatan telah mendanai kelompok-kelompok pemberontak yang memerangi pemerintah di Myanmar dan tahun lalu, di tengah perang saudara, produksi telah meningkat.

    Salah satu kelompok paling terkenal yang terkait dengan Segitiga Emas adalah Sam Gor, sindikat geng Asia. Pada 2018, UNODC memperkirakan bahwa Sam Gor memperoleh setidaknya US$8 miliar (Rp125 miliar) per tahun hanya dari penjualan sabu-sabunya.

    Kepolisian Australia menduga Sam Gor bertanggung jawab atas sekitar 70% narkoba yang masuk ke Australia. Mereka mengatakan kelompok itu menyelundupkan sejumlah besar obat-obatan tak hanya metamfetamin, tetapi juga heroin dan ketamin – ke negara itu dalam bungkus teh.

    Pada 2021, pihak berwenang di Belanda menangkap pria yang dituduh sebagai kepala sindikat, pengusaha Tionghoa-Kanada Tse Chi Lop, yang dijuluki “El Chapo Asia”.

    ReutersTse Chi Lop dituduh memimpin operasi sabu-sabu kristal bernilai miliaran dolar.

    Tse Chi Lop diekstradisi ke Australia pada Desember 2022, dan kini masih menunggu persidangan. Ia membantah tuduhan narkoba.

    “Kelompok kriminal di Asia beroperasi dengan cara berbeda dari Amerika Latin,” kata Vanda Felbab-Brown, seorang ahli perdagangan narkoba Asia di Brookings Institution yang berbasis di AS.

    “Negara-negara di kawasan [Asia] sering memiliki pendekatan brutal terhadap narkoba, sehingga kelompok-kelompok ini bertindak dengan lebih tenang,” tambahnya, menjelaskan gembong narkoba cenderung kurang mencolok, dengan menjaga identitas mereka dari mata publik.

    Felbab-Brown juga merupakan salah satu tokoh yang menyebut Suriah sebagai negara narkoba, berkat produksi dan distribusi Captagon stimulan ilegal yang harga jualnya murah sehingga dijuluki “kokain orang miskin”.

    Obat ini sebagian besar dikonsumsi di Timur Tengah, terutama negara-negara Teluk termasuk Arab Saudi.

    Getty ImagesCaptagon, yang dikenal sebagai “kokain orang miskin”, sebagian besar dikonsumsi oleh negara Timur Tengah

    Suriah, yang dilanda perang saudara sejak 2011, diyakini sebagai produsen Captagon terbesar di dunia dan obat itu telah menjadi sumber pendapatan bagi rezim yang terisolasi di negara itu.

    Menurut Felbab-Brown, penjualan Captagon di Timur Tengah diperkirakan bernilai US$5 miliar per tahun dan “sebagian besar” dari pendapatan ini digunakan untuk “menopang rezim Assad”.

    Investigasi yang dilakukan oleh BBC News Arabic bersama jaringan jurnalis investigasi OCCRP, yang diterbitkan pada Juni 2023, menemukan “hubungan langsung antara perdagangan Captagon dan anggota terkemuka Angkatan Bersenjata Suriah dan keluarga Presiden Bashar al-Assad”.

    Pemerintah Suriah belum menanggapi permintaan BBC untuk memberikan komentar. Namun, sebelumnya mereka membantah terlibat dalam perdagangan narkoba.

    China dan fentanyl

    Negara terakhir yang disebutkan adalah Cina. AS menuduh perusahaan-perusahaan China dan orang-orang di sana memproduksi bahan kimia yang digunakan untuk membuat fentanyl, sebuah opioid sintetis yang kuat dan seringkali mematikan.

    Para pejabat Amerika mengatakan bahan kimia dikirim ke Meksiko di mana fentanyl dibuat sebelum dikirim ke AS dan didistribusikan.

    Pemerintah China membantah, dengan mengatakan “tidak ada perdagangan ilegal fentanyl” dari China ke Amerika. Mereka menyalahkan tingginya jumlah kematian terkait pada pengguna Amerika.

    Menghentikan produksi bahan kimia ini rumit, kata Vanda Felbab-Brown karena “itu dilakukan hampir pada tingkat keluarga ketimbang hanya organisasi kriminal besar”.

    “Penyelundupan zat-zat [illegal] itu murah sehingga tidak menghasilkan uang yang sebanding dengan penyelundupan metamfetamin, yang di Asia didominasi oleh kejahatan sindikat yang serius.”

    Namun, pihak berwenang AS mengatakan mereka telah menemukan bukti perusahaan kimia China menawarkan bantuan teknis kepada kartel Meksiko dalam produksi fentanyl mereka.

    Pada April tahun lalu, sebuah pengadilan di New York mendakwa empat warga negara China (yang tidak hadir) dengan penyelundupan fentanil. Salah satu terdakwa, pengusaha Kun Jiang, ada dalam daftar buronan paling dicari dari Administrasi Penegakan Narkoba AS.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Malaysia Operasi Besar-besaran, 1.000 Imigran Ilegal Ditangkap!

    Malaysia Operasi Besar-besaran, 1.000 Imigran Ilegal Ditangkap!

    Kuala Lumpur

    Lebih dari 1.000 warga negara asing (WNA) yang tidak memiliki dokumen sah ditangkap dalam operasi besar-besaran di Malaysia. Operasi yang melibatkan lebih dari 1.000 personel lintas lembaga itu bertujuan memberantas aktivitas kriminal, terutama yang melibatkan WNA yang menjadi imigran ilegal di Negeri Jiran.

    Seperti dilansir Malay Mail dan The Star, Sabtu (23/12/2023), operasi besar-besaran itu difokuskan di area bernama Jalan Silang dan area sekitar Kota Raya — keduanya sama-sama ada di ibu kota Kuala Lumpur — pada Kamis (21/12) waktu setempat.

    Kepala Kepolisian Kuala Lumpur Komisioner Datuk Allaudeen Abdul Majid menyatakan bahwa lebih dari 60 lokasi di kedua area tersebut menjalani inspeksi dalam operasi gabungan, yang dipelopori Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Ketertiban Umum Bukit Aman.

    Operasi itu dilakukan oleh 1.138 personel, termasuk dari Brigade Pusat Pasukan Operasi Umum, Unit Cadangan Federal, Departemen Bea Cukai, Departemen Imigrasi dan Balai Kota Kuala Lumpur.

    “Kami menahan lebih dari 1.101 warga negara asing yang tidak memiliki dokumen sah dari berbagai negara, termasuk dua anak-anak,” sebut Allaudeen dalam konferensi pers, seperti dilaporkan kantor berita Bernama.

    Dia menyebut beberapa orang berusaha melarikan diri, namun berhasil ditangkap karena pemblokiran dengan baik telah dilakukan terhadap area tersebut.

    “Mereka ditahan karena berbagai pelanggaran imigrasi,” ujarnya, sembari menyatakan bahwa para WNA yang ditangkap akan diserahkan kepada Departemen Imigrasi untuk ditindaklanjuti.

    Disebutkan Allaudeen bahwa kebanyakan WNA yang ditahan bekerja dan tinggal di area tersebut, sedangkan beberapa lainnya ada di area itu untuk tujuan lainnya. Dia menyebut operasi itu bertujuan menerbitkan aktivitas kriminal di sekitar area itu dan kompleks Kota Raya, terutama yang melibatkan WNA.

    “Operasi ini juga fokus untuk membatasi aktivitas tidak sehat di area tersebut. Polisi akan selalu melakukan operasi terpadu serupa dari waktu ke waktu untuk memastikan Kuala Lumpur bebas dari imigran ilegal,” tegasnya.

    Dalam pernyataannya, Allaudeen menambahkan bahwa penyitaan juga dilakukan terhadap barang-barang selundupan yang nilai totalnya mencapai 104.530 Ringgit atau setara Rp 347,2 juta. Barang-barang selundupan itu mencakup 100 karton rokok, 80 karton minuman beralkohol, dan obat-obatan ilegal yang dibawa masuk ke Malaysia tanpa persetujuan Kementerian Kesehatan.

    “Obat-obatan ilegal itu sebagian besar berasal dari Nepal dan Bangladesh, yang dibawa masuk tanpa izin Kementerian Kesehatan. Kami akan menyelidiki lebih lanjut bagaimana mereka menyelundupkan barang-barang itu ke negara kita,” sebut Allaudeen.

    Dia menambahkan bahwa obat-obatan ilegal itu dijual kepada WNA lainnya dan disita dari tempat yang diubah menjadi klinik-mini untuk warga asing.

    Pedagang Lokal Malaysia Sebut Imigran Legal Sering Bikin Masalah

    Para pedagang lokal yang memiliki bisnis di area Jalang Silang menyambut baik operasi besar-besaran tersebut. Beberapa pedagang bahkan menyerukan lebih banyak operasi semacam itu demi menjaga area tersebut tetap bersih dan aman.

    Salah satu pedagang lokal menyalahkan para imigran ilegal sebagai penyebab masalah dan memicu kerusakan properti, yang membuat pedagang-pedagang lokal ketakutan.

    “Beberapa warga asing sering ribut dan berkelahi … saat mereka mabuk. Salah satu perkelahian mereka bahkan merusak kios saya,” tutur Alona Passio (42), salah satu pedagang lokal di area Jalan Silang.

    Dia menyebut hampir semua bisnis di area itu mempekerjakan imigran, yang kebanyakan berasal dari Bangladesh dan Nepal.

    Seorang pedagang lokal lainnya, Anuar Shari (69), yang sudah berbisnis di area itu selama lebih dari 10 tahun terakhir, menceritakan bahwa para WNA yang ada di area Jalan Silang seringkali tidak menghormati masyarakat lokal.

    “Saya melihat warga negara asing, khususnya Rohingya, mengambil alih tempat ini seperti desa mereka sendiri. Mereka tidak menghormati masyarakat lokal,” sebutnya.

    “Karena jumlah mereka yang banyak, mereka menjadi tidak sopan. Mereka suka meludah ke mana-mana, tanpa menjaga kebersihan dan sering memicu masalah,” tutur Anuar saat berbicara kepada Bernama.

    Menurut seorang pedagang lokal lainnya bernama Amir Ahmad (58), gelombang warga asing di area itu meningkat sejak tahun 2015 dan area tersebut dijuluki “Mini Dhaka” karena banyaknya warga Bangladesh di sana.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kejari Tuban Musnahkan Barang Bukti Ribuan Narkotika

    Kejari Tuban Musnahkan Barang Bukti Ribuan Narkotika

    Tuban (beritajatim.com) – Ribuan narkotika jenis sabu, pil double L, karnopen, Hexymer telah dimusnahkan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Tuban.

    Ribuan narkotika yang di musnahkan tersebut merupakan barang bukti yang tercatat selama satu tahun 2023. Selain, narkotika juga rokok ilegal dan handphone ikut dihancurkan.

    Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tuban Armen Wijaya mengatakan, pihaknya melakukan pemusnahan barang bukti dalam kurun waktu satu tahun dengan diikuti oleh stakeholder terkait perwakilan dari Polres Tuban, Bea Cukai Bojonegoro, Lapas Tuban dan BNNK Tuban.

    “Hari ini pemusnahan barang bukti yang telah memiliki kekuatan hukum tetap atau inkrah dalam perkara dengan total perkara 47 tindak perkara umum dan 2 tindak perkara khusus,” tutur Armen Wijaya. Kamis (21/12/2023).

    Lanjutnnya, 2 perkara khusus tersebut yaitu rokok ilegal dengan total barang bukti 47.350 (empat puluh tujuh ribu tiga ratus lima puluh) bungkus rokok ilegal atas nama terdakwa Hilmi yang kedua terdakwa atas nama Abdul Syukur.

    “Adapun barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 11,58 gram juga ikut kita musnahkan,” ucap dia.

    Armen Wijaya menambahkan, terkait dengan rokok ilegal yang telah dimusnahkan tersebut merupakan hasil sitaan dari Bea Cukai Bojonegoro.

    Menurutnya, dengan adanya rokok ilegal ini mempengaruhi peredaran rokok yang notabenenya memiliki pembayaran cukai sedangkan rokok ilegal ini tanpa pembayaran cukai yang dapat berimbas mengurangi pendapatan negara.

    “Selain karnopen, ada juga sabu, pil double L dan Hexymer,” imbuhnya.

    Berdasarkan data dari Kejaksaan Negeri barang bukti yang dimusnahkan yaitu sabu 11,58 gram, pil double L 37,808 butir, pil karnopen 47,696 butir, pil Hexymer 250 butir, rokok ilegal 47,350 bungkus dan handphone 18 unit.

    Sementara itu, Kepala Bea Cukai Bojonegoro Kunawi menyampaikan, rokok ilegal yang dimusnahkan tersebut hasil dari penindakan 2 kasus dengan total 47,350 bungkus di wilayah Kabupaten Tuban.

    “Wilayah kerja kami di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban yang memang juga dibantu oleh Satpol PP Tuban dalam penindakannya,” tutur Kunawi.

    Menurut Kunawi, banyaknya peredaran rokok ilegal sebab di daerah Kabupaten Tuban merupakan wilayah perlintasan dan kebanyakan kasus yang di tindak hasil temuan saat melintas di wilayah Tuban.

    “Termasuk kasus yang sudah kita ungkap itu, kalau rokok ilegal yang kita dapat ini pabriknya ada di Madura,” terang dia.

    Adapun kerugian negara yang dialami sekitar Rp 300 juta dari 2 kasus peredaran rokok ilegal di Kabupaten Tuban. “Terkait dengan sosialisasi kita terus gencarkan dan bekerjasama dengan Pemkab Tuban, utamanya Satpol PP Tuban,” pungkasnya. [ayu/ted]

  • Bea Cukai Kanwil Jatim l Musnahkan Jutaan Batang Rokok

    Bea Cukai Kanwil Jatim l Musnahkan Jutaan Batang Rokok

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Bea Cukai Kanwil Jatim I kembali memusnahkan jutaan batang rokok dan miras ilegal dari sitaan di beberapa di Sidoarjo dan Surabaya. Pemusnahan ini melanjutkan pemusnahan BKC Ilegal bulan November 2023 lalu.

    Penindakan dan pemusnahan ini bagian dari konsistensi Bea Cukai Kanwil Jatim l dalam memberantas barang kena cukai (BKC) ilegal.

    “Bulan ini dilanjutkan kembali pemusnahan terhadap BKC Ilegal yang telah berstatus sebagai Barang yang Menjadi Milik Negara (BMMN) dan telah mendapat keputusan penetapan peruntukannya yaitu untuk dimusnahkan,” kata Kepala Seksi Penyidikan dan BHP Bea Cukai Kanwil Jatim I Susetia melalui rilisnya, Sabtu (16/12/2023).

    Susetia menjelaskan upaya penindakan kali ini difokuskan pada crawling e-commerce dan jasa ekspedisi pada periode Semester 1, tahun 2023 dengan wilayah penindakan adalah Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya.

    Penindakan dan pemusnahan BKC Ilegal ini bagian komitmennya untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif barang kena cukai, menciptakan persaingan usaha yang sehat serta mengamankan penerimaan negara dari sektor cukai.

    Minuman keras dari berbagai jenis merek dimusnahkan dengan alat berat

    Proses pemusnahan rokok dilakukan dengan cara dibakar dalam tungku insinerator, sedangkan untuk minuman beralkohol dengan cara merusak kemasan menggunakan alat berat. “Kami memastikan barang kena cukai ilegal tersebut benar-benar telah rusak sehingga tidak dapat digunakan atau dikonsumsi lagi,” terangnya.

    Dalam pemberantasan peredaran BKC llegal, Bea dan Cukai juga senantiasa membangun sinergi yang baik dengan aparat penegak hukum dan pemerintah daerah serta masyarakat salah satunya dalam kerangka pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) serta operasi Gempur Rokok Ilegal yang dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan.

    Ia juga menyampaikan total barang kena cukai ilegal yang dimusnahkan mulai pekan ke-4 bulan November hingga pekan ke-1 bulan Desember ini adalah sebanyak 9,29 ribu liter miras dan 9,38 juta batang rokok. “Untuk nilai barang keseluruhan adalah Rp 12.212.881.000. Adapun potensi cukai dari BKC Ilegal tersebut sebesar Rp 7 miliar,” papar Susetia merinci. [isa/but]

  • Bea dan Cukai Pasuruan Gagalkan Pengiriman Rokok Ilegal di Gempol

    Bea dan Cukai Pasuruan Gagalkan Pengiriman Rokok Ilegal di Gempol

    Pasuruan (beritajatum.com) – Tim Bea Cukai Pasuruan berhasil menggagalkan upaya pengiriman rokok ilegal di wilayah Pasuruan Raya dengan mengamankan sebuah mobil Isuzu Panther di Jalan Tol Gempol – Pasuruan KM 777. Dalam mobil tersebut, tim berhasil menyita 316.800 batang rokok dari 12 merek yang tidak memiliki pita cukai.

    Rokok-rokok ini memiliki nilai mencapai Rp. 401.504.000, dengan potensi kerugian keuangan negara mencapai Rp 277.301.816. Kepala Kantor Bea Cukai Pasuruan, Hatta Wardhana, menjelaskan bahwa penindakan ini dimulai dari informasi masyarakat yang dilaporkan kepada pihak bea cukai.

    “Informasi tersebut dikembangkan oleh unit intelijen kami dan menghasilkan penindakan. Dua orang diamankan, JIE sebagai sopir dan RM sebagai kenek,” ungkap Hatta, Kamis (23/11/2023).

    Kedua tersangka ini mengakui menerima rokok dari seseorang berinisial MZ di Pamekasan, namun tidak pernah bertemu langsung dengan MZ atau S, penerima barang. “Pemuatan dan pembongkaran rokok ini dilakukan di lokasi yang berbeda, mungkin sebagai upaya mengelabui petugas,” tambah Hatta.

    Keduanya mengaku telah melakukan pengiriman rokok ilegal tanpa cukai sebanyak tiga kali dan menerima upah sebesar Rp 250.000 setiap kali pengiriman.

    Meskipun menyadari bahwa barang yang mereka kirimkan adalah ilegal, mereka tetap melakukannya. Keduanya akan dijerat dengan pasal Pasal 54 Jo. 56 Undang-Undang No 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

    Hatta menegaskan bahwa pihaknya bersama tim dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pasuruan akan terus melakukan penyidikan terpadu. “Kami akan terus mengembangkan kasus ini, termasuk koordinasi dengan bea cukai di Madura atau Situbondo,” urainya.

    Dimas Rangga, Kasubsi penuntutan eksekusi dan upaya hukum luar biasa, menegaskan bahwa upaya pembongkaran rokok ilegal harus menjadi pembelajaran hukum bagi pelaku. “Kita akan terus kejar asetnya, terutama terkait Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU),” tambahnya. (ada/kun)

    BACA JUGA: Bea Cukai Pasuruan Bantah Adanya Pabrik Rokok Ilegal

  • Tim Gabungan Tuntaskan Sita Rokok Ilegal Sumenep Bulan Ini

    Tim Gabungan Tuntaskan Sita Rokok Ilegal Sumenep Bulan Ini

    Sumenep (beritajatim.com) – Tim gabungan pemberantasan rokok ilegal di Sumenep terus menggencarkan razia guna menekan peredaran rokok tanpa cukai tersebut.

    “Tim sudah 10 kali turun ke lapangan sejak bulan lalu. Dijadwalkan masih sekitar 5 kali lagi razia yang akan kami lakukan,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sumenep, Ach. Laili Maulidy, Kamis (23/11/2023).

    Ia menjelaskan, razia yang dilakukan timnya sebagai upaya menekan peredaran rokok ilegal akan dituntaskan pada bulan November ini.

    “Jadwal turunnya tim itu dikendalikan oleh bea cukai. Kami di Pemda hanya mendampingi dan mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh bea cukai,” terangnya.

    BACA JUGA:
    Satpol PP Sumenep Optimis Penyitaan Produk Tekan Peredaran Rokok Ilegal

    Tim gabungan tersebut terdiri dari Satpol PP, Bagian Prekonomian, Bagian Hukum Setkab Sumenep, TNI – Polri, Bea Cukai, dan Kejaksaan Negeri Sumenep.

    Tim gabungan sejak Juni turun ke sejumlah toko di desa-desa, melakukan pendataan dan sosialisasi bahaya mengedarkan rokok ilegal. Dari hasil pendataan tim gabungan, tercatat ada 1.031.597 batang rokok ilegal dari 473 merk. Rokok tanpa cukai itu ditemukan di 450 toko di 190 desa.

    “Setelah sosialisasi dan pendataan, sekarang sudah masuk pada masa pemberantasan peredaran rokok ilegal. Selama 2 bulan ini, kami melakukan penyitaan produk rokok ilegal yang dijual di toko-toko,” ujarnya.

    BACA JUGA:
    FKUB Sumenep Bagikan Sembako ke Masyarakat Lintas Iman

    Ia menambahkan, toko yang didapati menjual rokok ilegal akan diberi surat pernyataan oleh bea cukai. Surat pernyataan tersebut berisi kesanggupan untuk tidak lagi menjual rokok tanpa cukai.

    “Rokok yang dijual di toko itu disita, kemudian pemilik toko diminta menandatangani surat pernyataan. Langkah tim tidak akan berhenti sampai disini. Kami akan terus gencarkan pemberantasan peredaran rokok tanpa cukai itu,” tukasnya. [tem/beq]