Kementrian Lembaga: Bareskrim Polri

  • Iris Leher Gue kalau Arsin Ketangkap!

    Iris Leher Gue kalau Arsin Ketangkap!

    GELORA.CO – Sosok Arsin bin Asip masih menjadi sorotan karena tiba-tiba menghilang setelah kasus Pagar Laut memulai penyelidikan.

    Dugaan paling jelas yang menyeret Arsin adalah melakukan pemalsuan sertifikat lahan pagar laut di perairan Tangerang tersebut.

    Namun hingga kini Arsin belum juga menampakkan batang hidungnya.

    Sosok para pasukan pengaman desa (paspamdes) yang disebut warga menjaga rumah Arsin pun ikut jadi perbincangan.

    Pasalnya seorang Kepala Desa namun memiliki sosok ‘bodyguard’ adalah hal yang tak lazim.

    Penasihat hukum warga korban pagar laut, Henri Kusuma menerangkan betapa angkuhnya Arsin dan para pengikutnya.

    Arsin dan para anteknya nyatanya pernah menemui Henri dan bersuara tak akan ada yang bisa memenjarakan Kades Kohod tersebut.

    “Dia bilang sambil tangan sambil menepuk dada kiri, ‘Enggak ada yang bisa penjarain gue, sekalipun presiden.’ Itu yang dia katakan,” ujar Henri menirukan ucapan Arsin.

    Seruan keangkuhan ditirukan pengawal Arsin.

    Secara angkuh bodyguard Arsin menyebut rela diiris lehernya jika Kades Kohod tersebut ditangkap.

    “Bodyguard-nya bilang begitu juga, ‘Iris kuping gue kalau Arsin (bisa) ketangkap. Eh, jangan kuping deh, tapi leher aja, kalau kuping gue belum mati’. Itu kata paspamdesnya tuh,” kata Henri sembari menirukan ucapan anak buah Arsin.

    Sosok Arsin memang dikenal sangat arogan. Terlebih setelah menjabat sebagai Kepala Desa pada 2021 silam.

    Jika tidak diikuti, Arsin tak segan mengerahkan preman hingga tukang pukul.

    “Di mata warga Kohod, Arsin seperti monster. Apa pun yang dia bilang harus diikuti warga. Arogan,” terang Henri Kusuma.

    Henri menyebut Arsin bak memandang rendah warga Desa Kohod.

    “Ke anak-anak buahnya juga. Ini uang Rp200 ribu nih, diselipin di jempol kaki, terus disuruh ambil. Ada juga kalau dia ngelawak harus pada ketawa.”

    “Kalau ketawa dikasih uang, kalau enggak, ya enggak dapat uang. Itu banyak saksinya,” kata Henri Kusuma, kuasa hukum warga Desa Kohod.

    Senada dengan Henri, Ketua Kelompok Gerakan Tangkap Arsin (Getar), Aman Rizal juga menyebut Arsin adalah sosok yang arogan.

    Tak hanya arogan, Aman menyebut Arsin suka pamer.

    “Arsin setahu saya dia terkenal orang yang arogan. Arogan yang selalu pamer apabila dia memberi,” terang Aman Rizal kepada Tribunnews.com, di Desa Kohod, Tangerang, Banten, Rabu (12/2/2025).

    Secara eksklusif Tribunnews masih mencari keberadaan Arsin di Desa Kohod untuk melakukan konfirmasi keterangan Aman Rizal dan Henri.

    Namun, keberadaannya belum diketahui meski telah mendatangi Kantor Desa Kohod di Jalan Kohod Kalibaru Km 2 hingga rumah pribadinya yang berjarak sekitar 1 Kilometer dari kantor desa itu.

    Kuasa hukum Arsin, Yunihar, pun telah dihubungi dan dikirimkan pesan singkat.

    Namun, hingga berita ini ditayangkan, Yunihar tak kunjung memberikan respons.

    Sebelumnya Yunihar menyebut Arsin masih berada di Indonesia.

    Saat penggeledahan dilakukan, kata Yunihar, Arsin tidak ada di rumah karena sedang menghadiri agenda di luar kota.

    “Kemungkinan sih beliau sedang ada agenda di luar kota,” ujar Yunihar kepada wartawan di Kawasan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (11/2/2025).

    Sedangkan menurut  Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro, Arsin sudah melakukan pemeriksaan.

    “Sudah, sudah diperiksa sebagai saksi sesuai haknya kita akan tetap mengedepankan praduga tak bersalah, kita sudah memeriksa Kepala Desa,” kata Djuhandani,  Senin (10/2/2025).

    Selain Arsin, istri dan kerabatnya diketahui juga menjalani pemeriksaan.

    Dari pemeriksaan tersebut, Djuhandani mengatakan pihaknya mendapatkan informasi soal modus operasi Arsin dan kawan-kawannya dalam membuat dan menggunakan surat palsu untuk melakukan permohonan pengukuran dan permohonan pengajuan ke kantor pertanahan Kabupaten Tangerang.

    “Kemudian selanjutnya ada peran-peran yang membantu yang tentu saja dari peran-peran pembantu dan lain sebagainya, ini akan kita lengkapi alat buktinya lebih lanjut,” ucapnya.

    Setelah pemeriksaan Arsin itu, Djuhandani enggan menerka-nerka apakah hasilnya nanti akan menaikkan status sang kades sebagai tersangka atau tidak.

    Menurut Djuhandani, hal tersebut akan terjawab setelah Bareskrim selesai menggelar pemeriksaan dan melengkapi alat bukti yang cukup.

    Lalu, setelah pemeriksaan saksi dan pengumpulan bukti selesai, nantinya akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan tersangka kasus yang sudah naik ke penyidikan tersebut.

    “Selanjutnya nanti kalau alat bukti ataupun pemeriksaan-pemeriksaan sudah selesai kami akan segera menggelarkan, apakah ini patut ditingkatkan sebagai tersangka atau keterlibatan-keterlibatan lainnya untuk dikembangkan dalam proses penyidikan lebih lanjut,” kata dia. (*)

  • Polisi Mulai Selidiki Kasus Razman yang Dilaporkan PN Jakut karena Bikin Gaduh di Persidangan

    Polisi Mulai Selidiki Kasus Razman yang Dilaporkan PN Jakut karena Bikin Gaduh di Persidangan

    loading…

    Pengacara Razman Arif Nasution menggelar konferensi pers di Episentrum Kuningan, Jakarta pada Sabtu (8/2/2025). FOTO/ARI SANDITA

    JAKARTA – Polisi mulai menyelidiki laporan yang dilayangkan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara terhadap Razman Arif Nasution . Razman dilaporkan Ketua PN Jakut Ibrahim Palino terkait kericuhan saat sidang dengan pengacara Hotman Paris Hutapea .

    “Laporan polisi kemarin baru masuk ke Tipidum (Direktorat Tindak Pidana Umum). Artinya kemarin kami mulai melakukan penyelidikan,” kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro kepada wartawan, Jumat (14/2/2025).

    Setelah ini, kata Djuhandani, pihaknya bakal melakukan klarifikasi terhadap pelapor terlebih dahulu, dalam hal ini adalah Ketua PN Jakut Ibrahim Palino.

    “Selanjutnya penyidik akan memeriksa klarifikasi pelapor,” katanya.

    Sebagai informasi, PN Jakut secara resmi melaporkan Razman dan kawan-kawan (dkk) ke Bareskrim Mabes Polri. Adapun laporan itu teregister dengan nomor LP/B/70/II/2025/SPKT/BARESKRIM POLRI.

    “Jadi atas nama lembaga, atas kejadian pada hari kamis tanggal 6 kemarin, menuai pro dan kontra. Namun demikian, sikap dari lembaga kami sudah melaporkan kejadian tersebut. Sudah kita laporkan,” kata Humas PN Jakut, Maryono di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2025).

    “Betul, (dilaporkan atas) kegaduhan yang terjadi di ruang sidang. baik yang selama diskors maupun saat sidang berjalan,” sambungnya.

    Maryono memerinci, pihaknya turut melaporkan rekan-rekan Razman yang terlibat dalam kericuhan di persidangan pada 6 Februari 2025.

    “Yang dilaporkan adalah Dr. Haji Razman Arif Nasution dan kawan-kawan. Kita belum bisa menghitung ya karena tidak tahu jumlahnya juga. Tetapi, sudah, setidak-tidaknya lebih dari dua,” ucapnya.

    (abd)

  • Plafon Kamar Bolong dan Suara Benda Jatuh, Bocah Usia 6 Tahun Jadi Korban Peluru Nyasar – Halaman all

    Plafon Kamar Bolong dan Suara Benda Jatuh, Bocah Usia 6 Tahun Jadi Korban Peluru Nyasar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang bocah berinisial M berusia 6 tahun jadi korban peluru nyasar di rumah orangtuanya yang merangkap bengkel sepeda di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa malam (11/2/2025) pukul 22.15 WIB.

    Peluru nyasar tersebut menembus paha M saat sedang tidur pulas bersama kedua orang tuanya.

    Peristiwa ini bermula ketika pada malam tersebut terdengar suara keras yang diikuti dengan suara benda jatuh. Tak lama setelah itu, M menangis histeris. 

    Orangtuanya terbangun dan mendapati darah mengalir deras dari paha kiri anak mereka, tepat di atas lutut. 

    Kedua orang tua korban langsung membawa M ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kedua orang tua korban yakni ayah inisial E (46) dan ibunya, J (41) langsung sigap mengevakuasi sang anak.

    “Menurut dokter, korban mengalami luka pada bagian paha sebelah kiri, di atas lutut,” kata Ade Ary kepada wartawan, Kamis (13/2/2025).

    Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    “Setelah dilakukan cek TKP, ditemukan plafon kamar bolong terkena peluru. Saat korban sudah ada di rumah,” ucapnya.

    Selain lubang pada plafon rumah korban, polisi turut menemukan sebuah proyektil peluru.

    Ade Ary menuturkan, proyektil sudah diamankan anggota Polsek Cengkareng. “Ada satu  buah peluru kaliber 9 mm, sudah diamankan oleh anggota Polsek Cengkareng,” ucap Ade Ary.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan pihaknya telah mengamankan proyektil peluru yang diduga menjadi penyebab luka korban. 

    Peluru tersebut kini sedang menjalani uji balistik di Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri guna mengetahui jenis senjata serta asal tembakan.  

    Pihaknya saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi untuk mengungkap asal-muasal peluru yang melukai korban.  

    “Terhadap kasus ini, kami masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan bukti dan keterangan saksi,” ujar Arfan kepada wartawan.

    “Kami sudah mengamankan proyektil peluru dan saat ini sedang dilakukan uji balistik di Labfor Bareskrim Polri untuk mengetahui dari mana asal peluru tersebut,” jelas AKBP Arfan.  

    Kasus peluru nyasar serupa juga pernah terjadi di Jakarta Utara.

    Seorang gadis berinisial NSS (17) mendadak terkena peluru nyasar di bagian pahanya saat sedang bermain ponsel di kamarnya.

    Dia kaget saat ada yang menyentuh paha kanannya. Ternyata hal itu datang dari peluru nyasar.

    Insiden tersebut terjadi di rumah NSS di kawasan Koja, Jakarta Utara pada Jumat (17/1/2025) malam.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kejadian itu bermula ketika NSS sedang asyik bermain ponsel di kamarnya sekitar pukul 20.00 WIB.

    “Tiba-tiba (korban) mendengar suara yang jatuh dari atap genteng, ternyata paha korban terkena peluru dari atas genteng yang menembus plafon rumah,” kata Ade dalam keteranganya, Minggu (19/1/2025).

    Terkait hal ini, Ade menjelaskan, bahwa berdasarkan keterangan saksi dan korban, sebelum kejadian tidak ada suara tembakan di sekitar lokasi.

    Selain itu di tempat kejadian kata dia, korban juga tidak mendengar adanya suara bising seperti keributan dan lainnya.

    “Korban mengalami luka memar ringan di bagian paha kanannya,” jelasnya.

    Kendati demikian perihal insiden ini, Ade tak menjelaskan apakah pihaknya turut mengamankan peluru yang diduga nyasar hingga mengakibatkan NSS mengalami luka ringan.

    Ia hanya menerangkan bahwasanya korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Utara.

    “Kejadian tersebut dilaporkan ke Restro Jakarta Utara dan kasus ditangani Restro Jakarta Utara,” pungkasnya.

    Sementara itu, kasus peluru nyasar lainnya juga pernah terjadi di Bandar Lampung.

    Seorang nenek bernama Rohani (64) sampai harus dilarikan ke rumah sakit usai terkena peluru nyasar di Bandar Lampung.

    Diketahui peluru nyasar tersebut mengenai pergelangan tangan nenek Rohani saat sedang memasak di rumhanya di Kedaton Bandar Lampung.

    Menurut Rohani peluru nyasar tersebut datang dari atas menembus asbes hingga kena tangannya.

    Atas peluru nyasar itu Nenek Rohani dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

    Nenek Rohani merupakan warga Gedung Meneng, Kedaton, Bandar Lampung. Dia terkena peluru nyasar, Sabtu (28/7/2024).

    “Menurut laporan korban, peluru nyasar ini menembus asbes ruangan dapur saat dirinya tengah memasak,” kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik.

    Adapun peluru nyasar datang dari arah atas.Peluru tersebut menembus atap dapur sebelum mengenai tangan Rohani.

    Namun, peluru itu tidak menembus kulitnya. Meski demikian, luka akibat timah panas itu tetap menyertai.

    “Tembus dari atap yang terbuat dari asbes baru mengenai tangannya,” kata dia.

    Usai terkena peluru nyasar itu, lanjut Umi, Rohani dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.

    “Tidak menembus, tapi memang ada luka akibat peluru itu. Tadi langsung dibawa ke rumah sakit,” ucap dia.

     

  • 41 Orang dari Kalangan Nelayan hingga Pejabat Daerah Diperiksa KKP soal Pagar Laut Tangerang

    41 Orang dari Kalangan Nelayan hingga Pejabat Daerah Diperiksa KKP soal Pagar Laut Tangerang

    TANGERANG – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan ada 41 orang nelayan, sejumlah kepala desa (kades) hingga pejabat pemerintahan dilakukan pemanggilan untuk pemeriksaan kasus pagar laut Tangerang sepanjang 30,16 Km di Kabupaten Tangerang.

    Direktur Pengawasan Sumber Daya Kelautan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sumono Darwinto mengatakan, dari puluhan saksi yang dilakukan pemanggilan hanya 23 orang yang memenuhi pemanggilan.

    “Sesuai dengan kewenangan masing-masing, dari pihak Bareskrim Mabes Polri itu dari sisi pemalsuan SHGB dan SHM, kami (KKP) dari sisi pemanfaatan ruang lautnya. Dan total dalam pemanggilan 41 orang, namun yang hadir 23 orang,” kata Sumono kepada wartawan di Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Kamis, 13 Februari.

    “Ini jumlah keseluruhan dari berbagai macam peran dalam pemeriksaan kasus pagar laut,” tambahnya.

    Sumono menyebut hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait pagar laut di Kabupaten Tangerang ini. Oleh sebab itu, ia meminta waktu untuk mengungkapkan kasus ini secara terang benderang.

    “Saat ini masih berlangsung, mohon bersabar. Pada prinsipnya sesuai dengan kewenangan yang ada di KKP, dalam hal ini PDSKP itu tetap melangsungkan pemeriksaan terkait dengan pemanfaatan ruang lautnya,” ujarnya.

    Lebih lanjut, apabila nanti terbukti ditemukan adanya dugaan pelanggaran, KKP akan menindaklanjuti dengan memberikan sanksi administrasi, namun tidak menutup kemungkinan terdapat unsur pidana.

    “Untuk sanksi, kita masih lihat apakah itu nanti sesuai ketentuan, apakah dikenakan sanksi administrasi ataupun memang bisa kolaborasi dari sisi pidana dari pihak kepolisian,” ungkapnya.

    Sumono menyebut, bila proses penyelidikan pengungkapan kasus pagar laut ini dilakukan kolaborasi dengan pihak aparat penegak hukum (APH), seperti contoh yang dilakukan oleh Bareskrim Polri yang sudah melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap pemalsuan pengajuan sertifikat HGB/SHM.

  • Ada, tapi di Mana Saya Tak Tahu

    Ada, tapi di Mana Saya Tak Tahu

    GELORA.CO – Kuasa Hukum Kades Kohod Arsin bin Asip, Yunihar, mengatakan kliennya tak menghilang. Sebelumnya, Arsin diduga menghilang saat penyidik Bareskrim menggeledah rumahnya, kantor Desa Kohod dan kediaman Sekretaris Desa Ujang Karta.

    “Beliau tidak menghilang, dia ada,” katanya, Kamis, (13/2).

    Namun, saat ditanya di mana keberadaan Arsin, Yunihar tidak bisa menjelaskan. Sebab ia mengaku belum berkomunikasi lagi dengan Arsin.

    “Kalau di mananya saya juga belum tahu, belum ada komunikasi lagi, tapi beliau ada mungkin sedang agenda di luar,” ujarnya.

    Dia mengatakan, Arsin sudah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri pada 6 Februari 2025 untuk dimintai keterangan terkait dengan kasus SHGB dan SHM di wilayah perairan Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

    “Iya, sudah pemanggilan tanggal 6 Februari 2025, sudah diperiksa dan sudah menyampaikan keterangan,” ujarnya.

    Sebelumnya, Bareskrim Polri menggeledah kantor Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Senin (10/2).

    Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, mengatakan penggeledahan ini dilakukan terkait kasus pagar laut di wilayah Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

    “Personel ada 20 orang untuk melakukan penggeledahan terkait dengan kasus pagar laut di wilayah Pakuhaji, Kabupaten Tangerang,” katanya.

    Djuhandhani mengatakan pihaknya mengamankan berapa dokumen sebagai barang bukti tambahan dalam proses penyelidikan kasus pagar laut dan sertifikat Hak Guna Bangun di perairan laut Tangerang.

    “Personel 20 orang dibagi ke 3 lokasi. Kita mengambil beberapa dokumen,” ungkapnya.

    Polisi sudah memeriksa 44 saksi di kasus ini, namun belum ada penetepan tersangka.

  • Bocah 6 Tahun di Cengkareng Terkena Peluru Nyasar saat Tidur di Rumahnya

    Bocah 6 Tahun di Cengkareng Terkena Peluru Nyasar saat Tidur di Rumahnya

    JAKARTA – Seorang bocah berinisial M (6) terluka akibat tembakan peluru nyasar saat sedang tidur di rumahnya di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

    Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 11 Februari 2025, sekitar pukul 22.15 WIB. Namun kasus tersebut sampai Kamis, 13 Februari, masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat.

    Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, membenarkan kejadian tersebut.

    Pihaknya saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi untuk mengungkap asal-muasal peluru yang melukai korban. Perlu diketahui, korban tinggal di rumah yang dijadikan bengkel sepeda.

    “Ya benar, kejadian tersebut terjadi di sebuah bengkel sepeda di Cengkareng. Korban seorang bocah laki-laki berinisial M (6). Terhadap kasus ini, kami masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan bukti dan keterangan saksi,” ujar AKBP Arfan saat dikonfirmasi, Kamis, 13 Februari.

    Peristiwa berawal terjadi ketika korban sedang tidur bersama kedua orangtuanya di dalam rumah yang sekaligus bengkel sepeda.

    Sekitar pukul 22.15 WIB, tiba-tiba terdengar suara keras yang diikuti dengan suara benda jatuh. Tak lama setelah itu, bocah tersebut menangis histeris.

    Saat selimutnya dibuka, orang tua korban terkejut melihat darah mengalir deras dari paha kiri anak mereka, tepat di atas lutut.

    Panik dan khawatir akan kondisi anaknya, kedua orang tua korban langsung melarikannya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

    Menanggapi kejadian ini, pihak kepolisian telah mengamankan proyektil peluru yang diduga menjadi penyebab luka korban.

    Belum diketahui jenis peluru yang melukai korban. Polisi juga belum menjelaskan secara pasti terkait kaliber proyektil tersebut.

    Sementara, peluru tersebut kini sedang menjalani uji balistik di Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri guna mengetahui jenis senjata serta asal tembakan.

    “Kami sudah mengamankan proyektil peluru dan saat ini sedang dilakukan uji balistik di Labfor Bareskrim Polri untuk mengetahui dari mana asal peluru tersebut,” katanya.

  • Bocah Mendadak Nangis, Pahanya Bersimbah Darah setelah Kena Peluru Nyasar saat Tidur

    Bocah Mendadak Nangis, Pahanya Bersimbah Darah setelah Kena Peluru Nyasar saat Tidur

    TRIBUNJATIM.COM – Nestapa seorang bocah berusia 6 tahun jadi korban peluru nyasar di Cengkareng, Jakarta Barat.

    Peristiwa peluru nyasar itu terjadi di rumah M yang juga bengkel sepeda di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (11/2/2025) pada pukul 22.15 WIB.

    Saat itu, bocah tersebut sedang tidur dengan kedua orang tuanya di rumah.

    Namun ketika pukul 22.15 WIB, terdengar suara keras yang diikuti dengan suara benda jatuh.  

    Tak lama setelah itu, bocah tersebut menangis histeris. 

    Saat selimutnya dibuka, orang tua korban terkejut melihat darah mengalir deras dari paha kiri anak mereka, tepat di atas lutut.  

    Panik dan khawatir akan kondisi anaknya, kedua orang tua korban langsung melarikannya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kedua orang tua korban yakni ayah inisial E (46) dan ibunya, J (41) langsung sigap mengevakuasi sang anak.

    “Menurut dokter, korban mengalami luka pada bagian paha sebelah kiri, di atas lutut,” kata Ade Ary kepada wartawan, Kamis (13/2/2025).

    Polisi pun langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    “Setelah dilakukan cek TKP, ditemukan plafon kamar bolong terkena peluru. Saat korban sudah ada di rumah,” ucapnya.

    Selain lubang pada plafon rumah korban, polisi turut menemukan sebuah proyektil peluru.

    Ade Ary menuturkan, proyektil sudah diamankan anggota Polsek Cengkareng.

    “1 buah peluru kaliber 9 mm, sudah diamankan oleh anggota Polsek Cengkareng,” ucap Ade Ary.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan pihaknya telah mengamankan proyektil peluru yang diduga menjadi penyebab luka korban. 

    Peluru tersebut kini sedang menjalani uji balistik di Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri guna mengetahui jenis senjata serta asal tembakan.  

    Pihaknya saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi untuk mengungkap asal-muasal peluru yang melukai korban.  

    “Terhadap kasus ini, kami masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan bukti dan keterangan saksi,” ujar Arfan kepada wartawan.

    “Kami sudah mengamankan proyektil peluru dan saat ini sedang dilakukan uji balistik di Labfor Bareskrim Polri untuk mengetahui dari mana asal peluru tersebut,” jelas AKBP Arfan.  

    Sementara itu, kasus peluru nyasar lainnya juga pernah terjadi di Jakarta Utara.

    Seorang gadis berinisial NSS (17) mendadak terkena peluru nyasar di bagian pahanya.

    Saat itu gadis tersebut sedang bermain ponsel di kamarnya.

    Tapi gadis ini kaget saat ada yang menyentuh paha kanannya.

    Ternyata hal itu datang dari peluru nyasar.

    Insiden tersebut terjadi di rumah NSS di kawasan Koja, Jakarta Utara pada Jumat (17/1/2025) malam.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kejadian itu bermula ketika NSS sedang asyik bermain ponsel di kamarnya sekitar pukul 20.00 WIB.

    “Tiba-tiba (korban) mendengar suara yang jatuh dari atap genteng, ternyata paha korban terkena peluru dari atas genteng yang menembus plafon rumah,” kata Ade dalam keteranganya, Minggu (19/1/2025).

    Terkait hal ini, Ade menjelaskan, bahwa berdasarkan keterangan saksi dan korban, sebelum kejadian tidak ada suara tembakan di sekitar lokasi.

    Selain itu di tempat kejadian kata dia, korban juga tidak mendengar adanya suara bising seperti keributan dan lainnya.

    “Korban mengalami luka memar ringan di bagian paha kanannya,” jelasnya.

    Kendati demikian perihal insiden ini, Ade tak menjelaskan apakah pihaknya turut mengamankan peluru yang diduga nyasar hingga mengakibatkan NSS mengalami luka ringan.

    Ia hanya menerangkan bahwasanya korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Utara.

    “Kejadian tersebut dilaporkan ke Restro Jakarta Utara dan kasus ditangani Restro Jakarta Utara,” pungkasnya.

    Sementara itu, kasus peluru nyasar lainnya juga pernah terjadi di Bandar Lampung.

    Seorang nenek bernama Rohani (64) sampai harus dilarikan ke rumah sakit usai terkena peluru nyasar di Bandar Lampung.

    Diketahui peluru nyasar tersebut mengenai pergelangan tangan nenek Rohani saat sedang memasak di rumhanya di Kedaton Bandar Lampung.

    Menurut Rohani peluru nyasar tersebut datang dari atas menembus asbes hingga kena tangannya.

    Atas peluru nyasar itu Nenek Rohani dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

    Nenek Rohani merupakan warga Gedung Meneng, Kedaton, Bandar Lampung. Dia terkena peluru nyasar, Sabtu (28/7/2024).

    “Menurut laporan korban, peluru nyasar ini menembus asbes ruangan dapur saat dirinya tengah memasak,” kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik.

    Adapun peluru nyasar datang dari arah atas.

    Peluru tersebut menembus atap dapur sebelum mengenai tangan Rohani.

    Namun, peluru itu tidak menembus kulitnya.

    Meski demikian, luka akibat timah panas itu tetap menyertai.

    “Tembus dari atap yang terbuat dari asbes baru mengenai tangannya,” kata dia.

    Usai terkena peluru nyasar itu, lanjut Umi, Rohani dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.

    “Tidak menembus, tapi memang ada luka akibat peluru itu. Tadi langsung dibawa ke rumah sakit,” ucap dia.

    Lakukan Uji Balistik

    Polisi akan melakukan uji balistik peluru nyasar yang mengenai seorang nenek di Bandar Lampung.

    Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik menjelaskan, pelaksanaan uji balistik untuk mengetahui proyektil peluru nyasar yang mengenai pergelangan tangan nenek Rohani (64).

    Nenek Rohani, merupakan warga Labuhan Ratu, Kedaton, Bandar Lampung.

    “Pada peristiwa peluru nyasar kemarin, anggota dari Polresta Bandar Lampung telah mengamankan proyektilnya sebagai barang bukti,” kata dia, , Minggu (28/7/2024).

    Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan jenis senjata api yang digunakan sesuai dengan peluru yang sudah diamankan.

    “Masih akan diselidiki dahulu dari jenis senjata apa dan akan dilakukan uji balistik terlebih dahulu,” terusnya.

    Pulang ke Rumah Usai Dirawat

    Nenek Rohani yang merupakan istri pensiunan Polisi Kehutanan di Kelurahan Gunung Terang, Bandar Lampung, telah pulih pasca jari jempol kiri tangannya tertembak peluru nyasar, Sabtu (27/7/2024). 

    Ketua RT 4 Lingkungan 2 Gunung Terang, Rodison membenarkan warganya bernama Rohani (63) istri dari pensiunan Polhut tertembak peluru nyasar. 

    “Kemarin pasca kejadian sudah pulang dari rumah sakit dan tidak menginap, langsung ditangani oleh medis dan disuruh pulang,” ujarnya, Minggu (28/7/2024). 

    Ia mengatakan, nenek Rohani telah pulang ke rumah dan kondisinya juga sudah membaik. 

    Terkait apakah sebelumnya ada penggerebekan kepolisian, Rodison mengaku, tidak ada kegiatan apapun yang terjadi di wilayahnya saat peristiwa terjadi. 

    “Tahu-tahu sudah banyak polisi di rumah pensiunan Polhut tersebut,” kata Rodison. 

    Sementara Lurah Gunung Terang Abizar juga membenarkan adanya warganya atas nama Rohani tertembak peluru nyasar.

    Adapun kejadian tersebut berada di Jalan Purnawirawan atau di depan rumah makan padang. 

    “Korban juga kemarin siang sudah pulang dari RS Advent, kejadian sekitar pukul 10.00 WIB dan dua jam setelahnya pukul 12.00 WIB korban pulang,” bebernya.

    Ia mengatakan, peluru kecil telah menembus atap rumah.

    “Terkait peluru dari mana kami belum tahu, dan pihak kepolisian tengah menyelidiki peluru tersebut,” kata Abizar. 

    Ia menambahkan, dalam rumah korban tersebut ada tiga orang, termasuk suami yang merupakan pensiunan PNS. 

    Polisi Dalami Kasus Peluru Nyasar

    Polisi tengah mendalami kasus nyasar yang mengenai Kenidi (56) warga Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung. 

    Kapolsek Sukarame Kompol M Rohmawan mengatakan, polisi saat ini masih melakukan penyelidikan kasus dugaan peluru nyasar tersebut.

    “Benar ada warga Sukarame yang menjadi korban dugaan peluru nyasar Minggu (4/8/2024) pukul 10.30 WIB, korban mengalami luka lecet pada punggung sebelah kanan,” kata Kapolsek Sukarame Kompol M Rohmawan saat diwawancarai Tribun Lampung, Senin (5/7/2024). 

    Kapolsek mengatakan, korban sebelum kejadian memang duduk di depan rumahnya dan tiba-tiba kejatuhan benda. 

    Polisi menginterogasi korban dan menerangkan bahwa terdengar suara letusan sekali.

    Korban tidak mengetahui sumbernya dari mana, karena yang terpikir bahwa suara tersebut suara letusan.

    “Kemudian setelah itu banyak warga yang berdatangan menuju rumah kontrakan korban,” ujar Kompol Rohmawan. 

    “Jadi saat diinterogasi dan menjelaskan bahwa ada benda tersebut diduga ada batu atau benda apa yang jatuh,” terangnya.

    Korban lalu melihat dan ternyata benda tersebut merupakan proyektil peluru. 

    “Proyektil itu diambil alih oleh Polresta, dan Kanit Reskrim kami telah berkoordinasi dengan Kasat Reskrim untuk melakukan penyelidikan,” Kata Kompol Rohmawan.

    Ia mengatakan, peluru yang mengenai warga Sukarame tersebut masuk lewat genteng dan terkena tembok, dan polisi sudah melakukan pengecekan.

    “Saat ini korban sudah sehat tidak ada apa-apa, korban hanya tersandung dan hanya biru gitu di badan korban,” kata Kompol Rohmawan. 

    “Jadi tidak ada luka-luka dan jenis peluru masih dilakukan penyelidikan oleh polisi,” pungkas Kompol Rohmawan, mantan Kasat Lantas Polresta Bandar Lampung ini.

  • Masa Lalu Kades Kohod Dibongkar Warga, Ternyata Mantan Bank Keliling Hingga Buruh Tambak

    Masa Lalu Kades Kohod Dibongkar Warga, Ternyata Mantan Bank Keliling Hingga Buruh Tambak

    GELORA.CO – Warga Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang mengungkapkan bahwa Arsin bin Asip disebut-sebut sebagai bank keliling hingga buruh tambak, sebelum menjadi Kepala Desa Kohod.

    “Oh iya (sebagai bank keliling). Yang saya denger gitu dan saya dengar cerita dari teman-teman bahkan lebih dari itu ya. Dia sebagai kuli buruh tambak, segala macam ya,” ujar warga inisial AR kepada Disway.id, Kamis, 13 Februari 2025.

    Setelah menjadi bank keliling, kata AR, Arsin lalu menjadi pegawai desa dan juga sebagai makelar tanah. Hingga sekarang akhirnya menjadi Kepala Desa Kohod.

    “Mungkin karena keterbiasaan dia buruk, ya berlaku dia buruk terus. Sampai detik ini. Kalau dia punya perilaku baik, enggak ada salahnya lah. Dia datang kan, ‘saya menyerahkan diri’,” tuturnya.

    Menurut AR, keberanian Arsin bakal membela dirinya ketika memang itu tidak bersalah. Namun bukan berati dia pergi tanpa pesan dan meninggalkan tanggung jawab sebagai Kepala Desa.

    “Sehingga banyak orang yang dikorbankan. Jadi harapannya masyarakat itu, usut untas dari hulu hingga hilir. Dari si perancang, si pelaku, skenario dan lain sebagainya, pendana diusut. Itu baru kami puas,” ungkapnya.

    Kendati demikian, Warga Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang merasa sedikit lega usai Bareskrim Mabes Polri menggeledah Kantor Desa, Rumah Kepala Desa (Kades) Kohod Arsin dan Kediaman Sekretaris Desa (Sekdes) Ujang Karta.

    Warga mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi kinerja dari Bareskrim Polri. Pasalnya, paling tidak keluhan atau pernyataan yang mereka suarakan didengar.

    “Kami mengapresiasi dengan kinerjanya Bareskrim dan Bareskrim Polri bahwa dengan kesigapan mereka kami merasa lega,” ujar AR kepada Disway.id, Rabu, 12 Februari 2025.

    Meski sedikit lega, kata dia, para warga Kohod belum sepenuhnya puas. Sebab, kepuasaan mereka ada pada penanganan dari hulu ke hilir, sampai tersangka itu tertangkap.

    “Karena kalau memang tersangka dari hulu hingga hilir tidak kenanya akan menjamur lagi.Bahkan mungkin akan lebih sadis ceritanya nanti ya,” imbuhnya.

    Dengan adanya penggeledahan maupun sidak dari Kementerian ATR/BPN, Aman berharap, kegiatan itu dapat dijadikan barometer bahwa pemerintah sangat serius menangani polemik pagar laut.

    “Adanya sidak dari mabes Polri ini dijadikan satu barometer bahwa keseriusan pemerintah untuk mengurus kejahatan di Indonesia sudah mulai serius seperti itu,” harapnya.

    Sebelumnya diberitakan, Bareskrim Polri melaukan penggeledahan di rumah Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip, Jalan Kalibaru Kohod, pada Senin malam, 10 Februari 2025.

    Berdasarkan pantauan Disway.id di lokasi, Senin, 10 Februari, pukul 19.56 WIB, Penyidik Bareskrim Polri mendatangi rumah Kades Kohod. Nampak 10 pengawal berjaga di rumah milik Arsin.

    Sebelum melakukan penggeledahan, penyedik memanggil RT-RW setempat  untuk menyaksikan secara langsung.

    Selanjutnya, penyidik Bareskrim Polri menjelaskan soal tujuan dari kegiatannya hari ini.

    “(Pengadilan Negeri Tangerang) Menetapkan memberikan izin kepada penyidik untuk melakukan penggeledahan. Rumah tertutup atau alat angkut terhadap terlapor Arsin bin Asib (dan) Ditandatangani secara elektronik (oleh Ketua PN Tangerang,” ucap penyidik Bareskrim Polri di lokasi, Senin, 10 Februari.

    Setelah itu penyidik meminta awak media menunggu di halaman. Lantaran hanya orang-orang yang berkepentingan yang diperbolehkan masuk ke dalam rumah Kades Kohod di Kali Baru, Kabupaten Tangerang.

    Terlihat Mobil Honda Civic Turbo dengan pelat nomor B-412 SIN. Mobil Avanza berwana abu-abu dengan pelat dinas. Nampak sejumlah motor juga terpakir di halaman Rumah Kades Kohod tersebut.

  • Ayah Korban Ungkap Kondisi Terkini Bocah yang Terkena Peluru Nyasar di Jakbar – Halaman all

    Ayah Korban Ungkap Kondisi Terkini Bocah yang Terkena Peluru Nyasar di Jakbar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bocah berinisial M (5), tertembak peluru nyasar di rumahnya, Jalan Utama 2, Cengkareng, Jakarta Barat (Jakbar).

    Akibat peristiwa tersebut, ayah korban, Elmanto (45), mengatakan bahwa anaknya kini berjalan pincang.

    Saat menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Hermina, Daan Mogot, Jakarta Barat, korban mendapatkan tiga jahitan.

    “Dibawa ke IGD rumah sakit pukul 22.15 WIB, penanganannya dijahit tiga jahitan sama disuntik tetanus sama dirontgen,” kata Elmanto saat ditemui di rumahnya, Jalan Utama 2, Cengkareng, Kamis (13/2/2025), dikutip dari Tribun Bekasi.

    Setelah sang anak memperoleh perawatan, Elmanto membawa korban pulang karena hasil rontgen tidak menunjukkan adanya indikasi serius di tulangnya.

    Namun, korban sering menangis dan menahan nyeri ketika memperoleh perawatan atas luka yang dialaminya.

    “Harus nyeret kaki gitu, pincang, soalnya kan diperban juga,” jelas Elmanto.

    Saat ini, putranya itu perlu melakukan rawat jalan untuk memantau apakah ada infeksi atau tidak.

    “Namanya luka bisa jadi ada infeksi atau gimana, udah ada obatnya. Tiga hari kontrol lagi. Obatnya antibiotik,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Ermanto berujar bahwa anak bungsunya itu tidak mengalami trauma pasca-kejadian itu. 

    Hanya saja, dirinya tak menampik jika korban menangis saat pertama kali peluru jatuh mengenai lututnya.

    Sementara itu, Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, membenarkan kejadian tersebut. 

    Menurutnya, insiden itu terjadi di sebuah toko sepeda yang juga ditinggali sebagai rumah di Jalan Utama 2, Cengkareng, pada Selasa (11/2/2025).

    Pihaknya kini masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi untuk mengungkap asal-muasal peluru yang melukai korban.  

    “Ya benar, kejadian tersebut terjadi di sebuah bengkel sepeda di Cengkareng. Korban seorang bocah laki-laki berinisial M,” kata Zulkan saat dikonfirmasi, Kamis.

    “Terhadap kasus ini, kami masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan bukti dan keterangan saksi,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pihaknya sudah mengamankan proyektil peluru yang diduga menjadi penyebab luka korban. 

    Peluru itu, sedang menjalani uji balistik di Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri guna mengetahui jenis senjata serta asal tembakan.  

    “Kami sudah mengamankan proyektil peluru dan saat ini sedang dilakukan uji balistik di Labfor Bareskrim Polri untuk mengetahui dari mana asal peluru tersebut,” pungkasnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBekasi.com dengan judul: Nasib Bocah 5 Tahun di Cengkareng Jakbar Tertembak Peluru Nyasar Kini Berjalan Pincang.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunBekasi.com/Nuri Yatul Hikmah)

  • Kortastipidkor Polri Usut Indikasi Korupsi terkait Pagar Laut Tangerang

    Kortastipidkor Polri Usut Indikasi Korupsi terkait Pagar Laut Tangerang

    Bisnis.com, JAKARTA — Kortastipidkor Polri ikut mengusut dugaan korupsi terkait dengan polemik penerbitan dokumen SHM dan SHGB area pagar laut Tangerang.

    Kakortastipidkor Polri, Irjen Cahyono Wibowo mengatakan pengusutan itu dimulai setelah pihaknya menerima laporan indikasi korupsi dari Dirtipidum Bareskrim Polri.

    “Kemarin kami sudah jadi kami terima surat dari Pidum [pidana umum] menjelaskan bahwa ada indikasi korupsi,” ujar Cahyono, di kantornya, Kamis (13/2/2025).

    Dia menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengkaji laporan itu untuk menemukan adanya perbuatan korupsi dalam polemik pagar laut di Tangerang.

    Oleh karenanya, jenderal polisi bintang dua ini menyatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan kasus ini bisa ditingkatkan ke penyidikan.

    “Nah kemudian Pidum sudah kami undang kemarin dan sudah berdiskusi ada memang fakta itu tapi kami juga perlu dalamin dan sekarang berproses kami masih telaah,” tambahnya.

    Adapun, Cahyono juga menyampaikan pihaknya bakal memanggil Kepala Desa Kohod, Arsin untuk dimintai klarifikasi terkait persoalan itu.

    “Jelas pasti bisa [Kades Kohod] dimintai keterangan, diklarifikasikan,” pungkas Cahyono.