Kementrian Lembaga: Bank of America

  • Menang Besar, Benfica Tekuk Aucland City 6- 0

    Menang Besar, Benfica Tekuk Aucland City 6- 0

    JAKARTA – Benfica meraih kemenangan besar di laga pertamanya di Piala Dunia Antarklub 2025 setelah mengalahkan klub Selandia Baru Auckland City 6-0 pada lanjutan laga Grup C di Stadion Inter & Co, Florida, Amerika Serikat, Jumat.

    Dikutip Antara dari laman FIFA di Jakarta, pada laga yang sempat ditunda selama sekitar dua jam akibat cuaca buruk itu, Benfica melesakkan gol melalui Angel Di Maria (penalti 45+8′, penalti 90+8′), Vangelis Pavlidis (53′), Renato Sanches (63′) dan Leandro Barreiro (76′, 78′).

    Pada pertandingan tersebut, tim asal Portugal tersebut menekan sejak awal. Tendangan gelandang serang Kerem Akturkoglu pada menit kedua masih menyamping.

    Benfica mengancam lagi pertahanan Auckland pada menit kesembilan melalui tendangan salto Nicolas Otamendi yang dapat diamankan kiper lawan, yang baru berusia 20 tahun, Nathan Garrow.

    Benfica sebenarnya mampu mencetak gol pada menit ke-43 melalui Fredrik Aursnes, namun dianulir wasit. Gol yang ditunggu-tunggu Benfica akhirnya tercipta pada menit ke-45+7 melalui tendangan penalti Angel Di Maria.

    Tendangan pemain yang menjuarai Piala Dunia 2022 bersama tim nasional Argentina itu tidak mampu diselamatkan oleh Garrow yang tampil gemilang sepanjang babak pertama denegan melakukan tujuh penyelamatan.

    Laga kemudian dihentikan saat kedua tim memasuki masa jeda. Setelah ditangguhkan, tidak ada perubahan berarti pada jalannya pertandingan. Benfica masih menguasai dan memberikan ancaman bertubi-tubi.

    Pada babak kedua, tim asuhan pelatih Bruno Lage itu tampil dengan penyelesaian akhir lebih baik setelah menambah lima gol dari total 14 tembakan yang mereka lesatkan.

    Lima gol itu dicetak oleh Pavlidis (53′), Renato Sanches (63′), Leandro Barreiro (76′, 78′), dan gol tambahan dari Di Maria melalui titik puh pada menit ke-90+8.

    Kemenangan ini membuat klub berjuluk As Guias itu memimpin klasemen sementara Grup C Piala Dunia Antarklub 2025 dengan empat poin.

    Mereka akan melakoni laga terakhir melawan raksasa Jerman, Bayern Muenchen, pada Rabu (25/6) dini hari WIB di Stadion Bank of America, Carolina Utara.

    Sementara itu, Auckland yang sudah dipastikan gugur karena kalah dua kali dan kebobolan 16 gol (setelah sebelumnya dikalahkan Bayern Muenchen 10-0), menutup perjalanannya di Piala Dunia Antarklub dengan menghadapi Boca Juniors di Geodis Park, Tennessee pada waktu yang sama.

    Berikut susunan pemain kedua tim:

    Benfica: Anatoliy Trubin (pg), Fredrik Aursnes (71′, Tiago Gouveia), Antonio Silva (86′, Adrian Bajrami), Nicolas Otamendi (kapten), Alvaro Carreras (46′, Samuel Dahl), Leandro Barreiro, Orkun Kokcu (61′, Renato Sanches), Angel Di Maria, Gianluca Prestianni (71′, Joao Rego), Kerem Akturkoglu (62′, Andreas Schjelderup), Vangelis Pavlidis.

    Pelatih: Bruno Lage.

    Auckland City: Nathan Garrow (pg), Adam Bell, Adam Mitchell, Michael Den Heijer (79′, Christian Gray), Nikko Boxall, Jerson Lagos, David Yoo (61′, Matthew Ellis), Tong Zhou (46′, Gerard Garriga), Mario Ilich (kapten, 60′, Jackson Manuel), Haris Zeb (60′, Dylan Manickum), Myer Bevan (73′, Ryan De Vries). 

    Pelatih: Paul Sosa.

  • Imbas Konflik Iran-Israel Memanas: Wall Street Anjlok, Emas & Minyak Mentah Meroket

    Imbas Konflik Iran-Israel Memanas: Wall Street Anjlok, Emas & Minyak Mentah Meroket

    Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat terguncang pada Jumat (13/6/2025) setelah Iran dikabarkan meluncurkan serangan balasan terhadap fasilitas nuklir Israel, memperkuat kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah kian tak terkendali.

    Melansir Bloomberg, Sabtu (14/6/2025), indeks acuan S&P 500 merosot lebih dari 1%, menghapus seluruh penguatan yang dibukukan pekan ini. Saham sektor maskapai dan pariwisata anjlok, sebaliknya, saham perusahaan energi dan pertahanan menguat.

    Di sisi lain, Minyak mentah West Texas Intermediate berakhir menguat 7,55% ke US$73,18 per barel, sedangkan minyak mentah patokan Brent menguat 1,28% ke US$75,18 per barel. melejit lebih dari 7%.

    Sementara itu, harga emas menguat mendekati level tertinggi sepanjang masa. Emas di pasar spot berakhir menguat 1,37% ke US$3.432,34 per troy ounce, sedangkan harga emas berjangka Comex di AS menguat 1,48% ke US$3.452,8 per troy ounce.

    Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun karena kekhawatiran akan lonjakan inflasi akibat harga minyak yang melonjak. Adapun indeks dolar AS menguat tipix 0,31% ke 98,138.

    Iran menembakkan ratusan rudal sebagai respons atas serangan udara Israel yang menyasar fasilitas militer dan nuklir di Teheran. Ini menjadi langkah paling ofensif yang diambil Iran sejak serangan Israel sebelumnya menewaskan sejumlah jenderal senior dan merusak infrastruktur militer vital.

    Chief Investment Officer Navellier & Associates Louis Navellier mengatakan harga minyak mentah akan paling terdampak dari melonjaknya ketegangan di Timur Tengah ini.

    “Jika kondisi ini terus berlanjut, dampaknya pada angka inflasi bisa sangat signifikan,” ungkapnya seperti dikutip Bloomberg.

    Serangan Iran terjadi saat pasar berada dalam suasana optimistis, menyusul data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan serta kemajuan dalam pembicaraan dagang antara AS dan China. Namun, lonjakan harga minyak kini menghidupkan kembali kekhawatiran akan tekanan inflasi dari sisi suplai, yang berpotensi mempersulit arah kebijakan suku bunga The Fed.

    Presiden Donald Trump mendesak Iran agar kembali ke meja perundingan nuklir guna menghindari serangan lanjutan. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan bahwa Israel kemungkinan akan melakukan serangan besar dalam beberapa hari ke depan sebagai bagian dari upaya menghentikan program nuklir Iran.

    Analis Plante Moran Financial Advisors Jim Baird mengatakan lonjakan harga minyak mungkin bersifat sementara jika konflik tidak meluas lebih jauh dan tetap terbatas antara Israel dan Iran.

    Namun jika konflik melebar, risiko lonjakan harga minyak yang lebih permanen dan dampaknya terhadap ekonomi global yang sedang melambat bisa semakin besar.

    “Minyak menjadi variabel liar. Kenaikan harga minyak yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global bisa menjadi hambatan baru bagi ekonomi,” jelasnya.

    Sebelum ketegangan meningkat, pasar sudah berspekulasi akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Meski ekspektasi tersebut sedikit melemah, pasar masih memperkirakan dua kali pemangkasan sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun.

    The Fed sendiri dijadwalkan menggelar pertemuan kebijakan pekan depan, di mana mereka diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya. Namun, fokus pasar akan tertuju pada proyeksi ekonomi kuartalan dan peta titik suku bunga terbaru.

    Analis pasar di Barclays Plc menyarankan investor bersiap menghadapi kejutan hawkish dari The Fed, dengan kemungkinan revisi naik pada proyeksi inflasi 2025 dan penurunan estimasi pemangkasan suku bunga.

    Indeks volatilitas VIX yang menjadi indikator kekhawatiran investor menembus level 20, ambang yang menandai pergeseran dari ketenangan ke kegelisahan pasar.

    Sebelum eskalasi geopolitik terbaru ini, reksa dana  saham AS mencatat arus keluar terbesar dalam hampir tiga bulan. Berdasarkan data EPFR Global yang dikutip Bank of America, sekitar US$9,8 miliar ditarik dari pasar saham AS dalam sepekan terakhir hingga Rabu — tertinggi dalam 11 minggu.

    Bahkan reksadana saham Eropa, yang selama ini digemari investor, mencatat arus keluar untuk pertama kalinya tahun ini.

  • Tukar Dolar AS di India Bikin Tambah Kaya, Nilai Tukar Rupee Diprediksi Makin Memburuk

    Tukar Dolar AS di India Bikin Tambah Kaya, Nilai Tukar Rupee Diprediksi Makin Memburuk

    Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupee India terhadap dolar Amerika Serikat tercatat terus melemah. Kondisi ini menyebabkan rupee sebagai salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di Asia pada kuartal ini dan diperkirakan masih akan tertinggal dari mata uang regional lainnya hingga akhir tahun nanti.

    Dikutip dari Bloomberg, Senin (2/6/2025), analis menilai tekanan terhadap rupee seiring upaya bank sentral India, Reserve Bank of India (RBI) berusaha menjaga stabilitas cadangan devisanya. Terpantau net short forwards RBI turun menjadi sekitar US$73 miliar per April, dari posisi tertinggi sepanjang masa US$88,8 miliar pada Februari. Penurunan ini mengindikasikan pembayaran dolar dalam jumlah besar yang dapat menguras cadangan devisa India.

    Net short forwards sendiri adalah data yang yang mencerminkan jumlah dolar AS yang dijadwalkan untuk dijual di masa depan.

    “RBI kemungkinan akan membeli dolar untuk menjaga cadangan devisa, sehingga nilai tukar rupee bisa melemah ke 86,50 per dolar AS pada akhir Desember,” tulis analis IDFC First Bank Ltd. dikutip dari Bloomberg.

    Sementara Commerzbank AG memperkirakan nilai tukar rupee dapat mencapai 87,50 per dolar pada akhir 2025 nanti.

    Pada Senin (2/6/2025), rupee sempat menguat tipis 0,2% ke level 85,40 per dolar, setelah data pemerintah menunjukkan pertumbuhan ekonomi India mencapai 7,4% pada kuartal terakhir, melebihi ekspektasi pasar.

    Namun begitu, rupee tetap tertinggal dibanding mata uang negara berkembang Asia lainnya yang menguat di tengah pelemahan dolar AS. “Rupee berada di jalur untuk berkinerja buruk bahkan ketika dolar melemah,” tulis analis Barclays Bank Plc, termasuk Mitul Kotecha, dalam catatan riset mereka.

    Para analis memperkirakan RBI akan lebih fokus pada menumpuk ulang cadangan devisa dan membiarkan kontrak forward-nya jatuh tempo secara alami, ketimbang mempertahankan posisi aktif di pasar. “Menjaga posisi forward justru berisiko menguras cadangan,” kata Gaura Sen Gupta, kepala ekonom IDFC First Bank.

    Cadangan devisa India saat ini berada di kisaran US$693 miliar per 23 Mei, menurun dari rekor tertinggi US$705 miliar yang tercatat pada September tahun lalu. Data RBI mencatat, posisi short forwards dolar jangka pendek hingga tiga bulan mencapai US$15 miliar, sedangkan untuk tenor tiga bulan hingga satu tahun mencapai US$37,8 miliar.

    Menurut Vikas Jain, kepala perdagangan pendapatan tetap, mata uang, dan komoditas di Bank of America India, otoritas moneter India cenderung hanya akan melakukan intervensi di pasar valuta asing dalam kisaran ekstrem nilai tukar 84–87 per dolar AS.

    Pasar kini menantikan kebijakan suku bunga RBI yang akan diumumkan pada 6 Juni mendatang. Commerzbank AG memperkirakan bank sentral India berpotensi memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam upaya menjaga daya dorong ekonomi.

  • Tarif Trump Sia-sia, Ini Alasan China Tak Bisa Ditinggal

    Tarif Trump Sia-sia, Ini Alasan China Tak Bisa Ditinggal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Usaha Trump untuk memaksa Apple memproduksi iPhone ke Amerika dipandang banyak pihak sebagai upaya yang sia-sia.

    Pasalnya, kompleksitas rantai pasok global Apple dan keunggulan manufaktur di Asia membuat produksi iPhone di AS nyaris mustahil.

    Trump sendiri berambisi membawa lini produksi Apple dari China ke Amerika Serikat, dengan harapan menciptakan lapangan kerja dan menghidupkan kembali manufaktur domestik.

    Namun, upaya serupa pernah gagal ketika Motorola menutup pabriknya di Texas hanya setahun setelah dibuka pada 2013 akibat biaya tinggi dan penjualan yang tidak sesuai target.

    Menurut para ahli rantai pasok, kendala utama bukan hanya jumlah pekerja yang besar di China, tapi juga jaringan suplai global yang telah dibangun Apple selama puluhan tahun.

    Produksi iPhone melibatkan ribuan komponen yang dibuat di berbagai negara Asia dan dirakit di pusat manufaktur seperti China dan India.

    “Awalnya karena biaya tenaga kerja yang rendah, tapi sekarang China unggul karena kecepatan, fleksibilitas, dan kualitas dunia,” jelas Andy Tsay, profesor di Santa Clara University, dikutip dari Financial Times, Selasa (29/4/2025).

    Jika iPhone benar-benar dirakit di AS, harga jualnya bisa melonjak hingga US$3.500 (sekitar Rp56 juta), menurut prediksi sejumlah analis.

    Berkat efisiensi produksi global, Apple berhasil menekan sekitar 36 persen margin bersih untuk setiap iPhone 16 Pro (256GB) misalnya.

    TechInsights memperkirakan saat ini biaya perakitan dan pengujian iPhone hanya sekitar US$10, US$10, baterai US$4, layar dan layar sentuh US$38.

    Apple saat ini sudah mulai mengalihkan sebagian produksi ke India, namun bukan ke Amerika.

    Foxconn, mitra perakitan Apple asal Taiwan, kini memperluas operasi di Asia sesuai kebutuhan Apple mulai dari China ke India dan Asia Tenggara. Ini bisa terjadi berkat insentif seperti subsidi dan potongan pajak.

    Analis menilai, kedekatan jarak antara pemasok dan produsen sangat penting bagi produktivitas Apple.

    Dengan lebih dari 230 juta unit iPhone dikapalkan tiap tahun, setara 438 unit per menit, Apple sangat bergantung pada kedekatan geografis antar pemasok untuk menjaga kelancaran produski. Memindahkan semua ini ke Amerika hanya akan menambah inefisiensi.

    “Ada banyak keuntungan dari penempatan bersama aktivitas dalam rantai pasokan, dalam hal kecepatan dan kualitas komunikasi serta inovasi dalam desain produk dan proses,” ujar Tsay, profesor di Santa Clara’s Leavey School of Business.

    “Ini berarti Anda bisa mendapatkan pengiriman dengan sangat cepat, dan Anda bisa berkomunikasi dengan pemasok dengan sangat mudah. Dan ketika Anda menempatkan lautan di antara pelanggan, dalam hal ini Apple, dan pemasok komponen, maka akan ada kerugian,” tambahnya.

    Ekosistem elektronik ini adalah alasan mengapa memindahkan perakitan ke AS menimbulkan ketidakefisienan.

    “Jika semuanya tidak dibuat dekat, maka akan menjadi rumit,” kata Wamsi Mohan di Bank of America.

    (fab/fab)

  • Efek Perang Dagang, IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,8 Persen – Halaman all

    Efek Perang Dagang, IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,8 Persen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 2,8 persen, turun dari proyeksi awal pada 2024 yang dipatok 3,3 persen.

    “Pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,8 persen pada tahun ini, turun dari 3,3 persen tahun lalu dan jauh di bawah rata-rata historis,” tulis laporan IMF dikutip dari CNN International, Kamis (24/4/2025).

    Pemangkasan ini diungkap IMF dalam laporan bertajuk World Economic Outlook.

    Tepat setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor ke sejumlah negara hingga memicu perang dagang.

    Bagi mitra dagang, bea masuk yang lebih tinggi akan diterjemahkan sebagai guncangan permintaan yang memukul output dan harga  yang mengganggu perdagangan global, hingga berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global.

    Serangkaian tekanan ini yang mendorong IMF untuk memangkas proyeksi pertumbuhan global tahun ini.

    Menjadi ekspansi produk domestik bruto paling lambat sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, jadi yang terburuk kedua sejak 2009.

    Pertumbuhan Ekonomi AS Ikut Amblas

    Tak hanya proyeksi ekonomi dunia yang dipangkas, IMF juga turut memangkas proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS.

    Proyeksi itu dipangkas dari 2,8 persen pada 2024 menjadi 1,8 persen pada 2025.

    Pemangkasan dilakukan lantaran tarif impor yang diberlakukan Trump memicu beberapa mitra dagang untuk melemparkan tindakan balasan terhadap tarif yang pada akhirnya membawa perdagangan dunia di ambang resesi.

    Membuat ekonomi Amerika Serikat (AS) berpotensi jatuh ke jurang resesi.

    Dengan kemungkinan 2 juta warga AS kehilangan pekerjaan, sebagai akibat dari kenaikan tarif yang sedang berlangsung.

    Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan tarif baru yang diberlakukan Trump menyumbang hampir separuh dari penurunan tajam dalam proyeksi pertumbuhan AS tahun ini.

    Ia mencatat bahwa ketidakpastian kebijakan telah menekan permintaan di dalam negeri bahkan sebelum pengumuman tarif terbaru.

    Penurunan proyeksi ini menambah peringatan serupa dari beberapa bank Wall Street dalam beberapa pekan terakhir.

    Di mana JPMorgan Chase & Co dan Goldman Sachs Group Inc sebelumnya telah memperingatkan kemungkinan resesi di AS yang telah meningkat.

    “Dampak jangka panjang dari tarif ini, jika terus diberlakukan, akan bersifat negatif bagi semua kawasan sama seperti dampak jangka pendeknya,” kata Gourinchas.

    Pasar Saham Ditinggal Investor 

    Merespons pemangkasan proyeksi yang dilakukan IMF, investor global berbondong-bondong angkat kaki dari Wall Street, bursa saham AS.

    Dari pantauan hasil survei terbaru Bank of America terhadap para manajer investasi global, menunjukkan bahwa 73 persen investor global mulai mengurangi kucuran duit mereka di AS lantaran keistimewaan AS telah mencapai puncaknya, 

    Kaburnya para investor juga tampak dari hasil survei terbaru American Association of Individual Investor. 

    Hasil poling menunjukkan selama delapan minggu terakhir, lebih dari 50 persen responsden bersikap pesimis terhadap pasar saham AS.

    Mengindikasikan bahwa sentimen investor sedang negatif secara konsisten dalam jangka waktu cukup panjang.

    Hal tersebut berbanding terbalik dengan 15 tahun terakhir, di mana saat itu pasar saham AS menjadi standar emas. dengan S&P 500 terus mengungguli indeks-indeks saham di Eropa dan Asia.

    Namun munculnya karena munculnya DeepSeek sebagai pesaing ChatGPT, serta prospek pertumbuhan yang lebih besar di Eropa menarik perhatian investor.

    Ditambah dengan adanya perang dagang akibat tarif impor Trump tahun ini S&P 500 turun 10 persen, berada di jalur untuk bulan terburuknya sejak 2022. 

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Boeing Lagi Banyak Masalah, Kini ‘Digebuk’ China

    Boeing Lagi Banyak Masalah, Kini ‘Digebuk’ China

    Jakarta

    Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) Boeing tengah mengalami banyak tekanan dalam 6 tahun terakhir. Namun, langkah Presiden Amerika Serikat (AS) mengumumkan tarif resiprokal hingga memicu perang tarif dengan China menjadi pukulan baru bagi perusahaan.

    Dikutip dari CNN Business, Kamis (24/4/2025), harga jet buatan eksportir terbesar AS itu bisa naik hingga jutaan dolar jika negara lain mengenakan tarif balasan. Sedangkan tarif AS yang sudah berlaku bisa membuat biaya pembuatan pesawatnya melonjak karena ketergantungan Boeing pada pemasok luar negeri.

    Kondisi ini diperparah dengan kegagalan kontrol keselamatan dan kualitas Boeing yang telah menyebabkan kecelakaan fatal dan penghentian operasional jetnya dalam setahun terakhir. Ditambah lagi dengan aksi mogok kerja yang menghentikan sebagian besar produksinya selama dua bulan akhir tahun lalu dan anjloknya permintaan pesawat selama pandemi COVID-19.

    “Perang tarif adalah hal terakhir yang dibutuhkan Boeing saat ini,” ujar analis kedirgantaraan di Bank of America, Ron Epstein.

    CEO Boeing Kelly Ortberg mengatakan kepada para investor pada hari Rabu kemarin, mereka yakin bahwa pemerintahan Trump akan membantu meredakan kekhawatiran mereka terhadap tarif. Diskusi Boeing dengan pemerintah telah menunjukkan Trump memahami pentingnya industri kedirgantaraan bagi ekonomi AS dan peran yang dimainkan Boeing sebagai eksportir utama AS.

    Pesawat Dikembalikan China

    Tanda masalah pertama muncul ketika dua pesawat di fasilitas Boeing di China dikembalikan ke fasilitas perusahaan di Seattle alih-alih dikirim ke pelanggan China mereka. Pelanggan China menghadapi tarif 125% atas semua impor AS, yang merupakan balasan atas tarif AS sebesar 145% atas sebagian besar impor China.

    Ortberg telah mengkonfirmasi pengembalian dua pesawat dari China dalam komentarnya kepada investor pada hari Rabu. Ia juga mengatakan, pesawat ketiga akan dikembalikan imbas tarif tersebut.

    Masalah pengembalian jet dari China dikhawatirkan hanya merupakan awal masalah perdagangan Boeing. China sendiri adalah pasar jet komersial terbesar dengan pertumbuhan tercepat. Richard Aboulafia, direktur pelaksana di AeroDynamic Advisory memperkirakan, maskapai penerbangan China diproyeksikan membeli 8.830 pesawat baru selama 20 tahun ke depan, yang mewakili 10% hingga 15% dari permintaan global.

    Namun, ketegangan perdagangan antara Amerika dan China telah menyebabkan Boeing kehilangan pangsa pasar di China terhadap pesaingnya dari Eropa, Airbus. Tercatat pelanggan China memesan 122 pesawat Boeing pada tahun 2017 dan 2018.

    Enam tahun sejak saat itu, jumlah tersebut merosot menjadi hanya 28 pesawat, sebagian besar untuk pesawat kargo atau dari perusahaan leasing China, yang dapat membelinya atas nama maskapai penerbangan di luar China. Boeing belum melaporkan satu pun pesanan untuk jet penumpang dari maskapai penerbangan China sejak 2019.

    Bahan Baku Pesawat Impor

    Menjual dan mengirim pesawat hanyalah sebagian dari masalah bagi Boeing. Produksi pesawat juga bisa menjadi masalah, karena bergantung pada suku cadang buatan luar negeri untuk sekitar 80% isi pesawatnya.

    Sayap pada 787 Dreamliner yakni pesawat Boeing yang paling berharga dan mahal, berasal dari Jepang. Sumbat pintu yang terlepas di udara dari 737 Max pada Januari 2024 berasal dari pemasok di Malaysia.

    Itu berarti suku cadang asing dan tarif yang harus dibayar meningkatkan biaya produksi pesawat yang sudah bernilai US$ 50 juta sampai US$ 100 juta. Boeing belum melaporkan laba setahun penuh sejak 2018 dan mengalami kerugian operasional gabungan sebesar US$ 51 miliar sejak saat itu.

    (acd/acd)

  • China Melawan! Hentikan Pembelian Pesawat dan Suku Cadang Boeing

    China Melawan! Hentikan Pembelian Pesawat dan Suku Cadang Boeing

    Jakarta

    Pemerintah China menginstruksikan maskapai-maskapai nasionalnya untuk tidak menerima pengiriman pesawat Boeing. Instruksi tersebut dilakukan sebagai respons atas keputusan Amerika Serikat yang memberlakukan tarif sebesar 145% terhadap barang-barang asal China.

    Berdasarkan laporan Bloomberg, dikutip dari Reuters, Rabu (16/4/2025), menyebutkan China juga telah meminta maskapai nasionalnya untuk menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan AS. Informasi disampaikan oleh narasumber yang mengetahui tersebut.

    Dari informasi tersebut, diketahui ada tiga maskapai besar China yang melakukan penundaan terhadap pengiriman pesawat Boeing yakni, maskapai Air China, China Eastern Airlines dan China Southern Airlines. Rencananya mereka menerima 45, 53, dan 81 pesawat Boeing antara tahun 2025 hingga 2027.

    Dengan adanya pelarangan tersebut, Pemerintah China kini sedang mempertimbangkan cara untuk memberikan bantuan kepada maskapai yang menyewa pesawat Boeing dan menghadapi kenaikan biayanya.

    Dampak maskapai Nasional China untuk tidak menerima pengiriman tersebut membuat saham Boeing turun 0,5% pada Selasa kemarin. Pasalnya, Boeing menganggap China sebagai salah satu pasar terbesarnya.

    Adanya perang tarif juga ini membuat industri dirgantara global kebingungan, misalnya produsen pesawat, maskapai penerbangan, dan pemasok meninjau kembali kontrak senilai miliaran dolar, setelah pemasok AS, Howmet Aerospace (HWM.N), memicu perdebatan tentang siapa yang seharusnya menanggung biaya tarif tersebut.

    Bahkan beberapa CEO maskapai menyatakan mereka akan menunda penerimaan pesawat baru daripada harus membayar bea masuk.

    Sementara itu, para analis menyebutkan bahwa penghentian sementara pengiriman ke China tidak akan berdampak besar bagi Boeing dalam jangka pendek, karena produsen pesawat tersebut masih bisa mengalihkan pengiriman ke maskapai lain, dan karena Airbus tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi seluruh permintaan China sendirian.

    Sebaliknya, China akan menghadapi kesulitan lebih besar jika melarang impor suku cadang pesawat baru dari AS untuk mendukung armada pesawat yang sudah ada, termasuk program pesawat domestiknya, C919.

    “Jika China berhenti membeli komponen pesawat dari AS, maka program C919 akan terhenti atau mati,” tulis analis Bank of America, Ron Epstein.

    (rrd/rrd)

  • Sejarah Tupperware Indonesia yang Tutup Operasional Setelah 33 Tahun Berdiri – Halaman all

    Sejarah Tupperware Indonesia yang Tutup Operasional Setelah 33 Tahun Berdiri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tupperware Indonesia mengumumkan penghentian bisnisnya di Tanah Air melalui unggahan di akun Instagram resminya @tupperwareid pada 12 April 2025.

    Tupperware telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1991. Selama 33 tahun, berbagai produk alat makan buatan perusahaan asal Amerika tersebut diperjualbelikan di sini.

    “Dengan berat hati, kami mengumumkan bahwa Tupperware Indonesia secara resmi telah menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025. Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan,” ungkap Tupperware melalui Instagram.

    Di Indonesia, perjalanan Tupperware dimulai pada tahun 1991 oleh Distributor Jakarta. Penjualan produk alat makan tersebut terus mengalami peningkatan, hingga pada 2016, Tupperware memiliki 74 distributor di seluruh Indonesia.

    Cara pemasarannya cukup unik, informatif dan menghibur melalui Distributor dan Sales Force dengan Tupperware Party, membuat brand ini banyak diminati.

    Dengan inovasi, Tupperware menghadirkan produk baru berkualitas, inovatif, desain unik dan modern, sehingga menjadi solusi rumah tangga Indonesia.

    Di Amerika, Earl Tupper menjadi orang yang pertama kali mengenalkan Tupperware pada tahun 1946. Tupper merupakan seorang ahli kimia.

    Ia menciptakan wadah penyimpanan makanan berbahan plastik dengan penutup inovatif untuk menjaga makanan tetap segar.

    Menggunakan komponen plastik yang ringan dan tahan lama, menjadikan Tupperware solusi ideal untuk penyimpanan makanan di rumah.

    Konsep penutup burping seal menjadi ciri khas Tupperware menjadi inovasi paling penting brand ini, karena memungkinkan udara dikeluarkan dan mampu menjaga kualitas makanan lebih lama.

    Bangkrutnya Tupperware didasari oleh menurunnya permintaan terhadap produk mereka. Tupperware dan beberapa anak usahanya menyatakan bangkrut usai melayangkan Chapter 11, mengenai permohonan perlindungan kebangkrutan pada Selasa, 16 September 2024.

    Perusahaan yang berpusat di Orlando, Florida, Amerika itu telah mengajukan perlindungan kebangkrutan, dengan utang sebesar 818 juta dolar AS atau setara Rp 214 triliun, dengan rencana mencari pembeli dalam waktu 30 hari.

    Akan tetapi, tiga pemberi pinjaman terbesar, yakni Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners, dan Bank of America, yang membeli utang Tupperware dengan nilai nominal 450 juta pada bulan Juli, menentang rencana perusahaan tersebut.

    Alhasil ketiganya memutus akses perusahaan ke rekening bank bernilai 7,4 juta dolar AS dan mengajukan mosi untuk membatalkan kebangkrutan atau mengubahnya menjadi likuidasi Bab 7 yang akan memungkinkan pemberi pinjaman segera menyita perusahaan tersebut tanpa waktu dan biaya kebangkrutan Bab 11 yang panjang.

    “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap Executive Director, Sales Force dan Masyarakat/Konsumen yang telah menjadi bagian penting Tupperware, atas kepercayaan, dukungan dan kenangan indah yang telah diberikan dan dibagikan bersama Tupperware Indonesia. Harapan terbaik kami untuk Seluruh Sahabat Tupperware Indonesia,” ungkapnya.

  • Tupperware Resmi Tutup di RI Usai 33 Tahun Beroperasi

    Tupperware Resmi Tutup di RI Usai 33 Tahun Beroperasi

    Jakarta

    Produsen wadah penyimpanan makanan asal Amerika Serikat (AS), Tupperware mengumumkan untuk menutup bisnisnya di Indonesia usai 33 tahun beroperasi. Keputusan itu telah dilakukan per 31 Januari 2025.

    Melalui pengumuman resminya, Tupperware Brands Corporation memutuskan untuk menghentikan aktivitasnya di sebagian besar negara, termasuk Indonesia. Keputusan ini merupakan bagian dari langkah global perusahaan.

    “Dengan berat hati, kami mengumumkan bahwa Tupperware Indonesia secara resmi telah menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025. Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan,” tulis pengumuman di Instagram resmi @tupperwareid, Minggu (13/4/2025).

    Perusahaan menyebut sepanjang 33 tahun beroperasi di Indonesia bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu itu, Tupperware telah menjadi bagian dari dapur, meja makan dan momen berharga keluarga Indonesia.

    “Dari bekal si kecil hingga hantaran penuh cinta, kami bangga telah menemani perjalanan Anda dengan produk yang dirancang untuk menginspirasi gaya hidup sehat, praktis dan modern,” ujar Tupperware Indonesia.

    Tupperware Indonesia juga menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini kepada perusahaan.

    “Setiap perjalanan pasti memiliki akhir. Perjalanan luar biasa kami bersama keluarga Indonesia kini tiba di penghujung jalan,” imbuhnya.

    Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, Tupperware Brands sedang mempersiapkan pengajuan pailit. Rencana tersebut menyusul upaya perusahaan selama bertahun-tahun untuk bertahan di tengah pelemahan permintaan.

    Seiring berjalannya proses bisnis, Tupperware Brands tidak jadi bangkrut karena menempuh opsi menjual bisnisnya kepada kreditur senilai US$ 23,5 juta atau setara Rp 369,68 miliar (kurs Rp15.731). Perusahaan juga melepas bisnisnya kepada kreditur dalam bentuk keringanan utang senilai US$ 63 juta atau setara Rp 990,73 miliar.

    Adapun kreditur utama Tupperware itu ialah Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners dan Bank of America. Mereka akan mendapatkan nama merek Tupperware dan asetnya di pasar inti termasuk AS, Kanada, Meksiko, Brasil, Tiongkok, Korea, India dan Malaysia.

    “Perusahaan berencana untuk menghentikan operasinya di pasar tertentu dan beralih ke model bisnis yang mengedepankan teknologi serta tidak terlalu bergantung pada aset,” kata CEO Tupperware Laurie Ann Goldman dikutip dari Reuters, Sabtu (2/11/2024).

    (aid/rrd)

  • Tupperware Resmi Tutup Usai 33 Tahun Beroperasi di Indonesia

    Tupperware Resmi Tutup Usai 33 Tahun Beroperasi di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan peralatan rumah tangga, Tupperware Indonesia mengumumkan resmi menutup bisnisnya di Indonesia usai 33 tahun beroperasi di Tanah Air.

    Melansir dari akun Instagram resmi Tupperware Indonesia @tupperwareid, Minggu (13/4/2025), Tupperware Brands Corporation telah memutuskan untuk menghentikan aktivitasnya di sebagian besar negara, termasuk Indonesia.

    Perusahaan mengumumkan bahwa Tupperware Indonesia secara resmi telah menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025 silam dan merupakan bagian dari keputusan global.

    “Dengan berat hati, kami mengumumkan bahwa Tupperware Indonesia secara resmi telah menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025. Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan,” demikian yang dikutip dari Instagram Tupperware Indonesia,” demikian pengumuman Tupperware Indonesia melalui media sosial Instagram, dikutip Minggu (13/4/2025).

    Perusahaan menyebut sepanjang 33 tahun beroperasi di Indonesia bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu itu, Tupperware telah menjadi bagian dari dapur, meja makan, dan momen berharga keluarga Indonesia.

    “Kami bangga telah menemani perjalanan Anda dengan produk yang dirancang untuk menginspirasi gaya hidup sehat, praktis, dan modern,” ujar Tupperware.

    Tupperware Indonesia juga menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan direktur eksekutif, tim penjualan, hingga konsumen selama ini kepada perusahaan.

    “Kenangan selama 33 tahun ini akan selalu menjadi bagian dari cerita indah kami,” tulisnya.

    Sebelumnya dalam catatan Bisnis, Tupperware Brands dikabarkan tengah mempersiapkan pengajuan pailit. Rencana tersebut menyusul upaya perusahaan selama bertahun-tahun untuk bertahan di tengah pelemahan permintaan.

    Namun, Tupperware Brands tidak jadi bangkrut karena menempuh opsi menjual bisnisnya kepada sekelompok pemberi pinjaman. Penjualan secara tunai itu tercatat senilai US$23,5 juta atau setara Rp369,68 miliar (asumsi kurs Rp15.731 per dolar AS).

    Perusahaan juga melepas bisnisnya kepada pemberi pinjaman dalam bentuk keringanan utang senilai US$63 juta atau setara Rp990,73 miliar. Melansir Reuters, Minggu (3/11/2024), Tupperware Brands mengumumkan kesepakatan tersebut pada sidang pengadilan kepailitan di Wilmington, Amerika Serikat (AS).

    Kesepakatan itu pun sekaligus membatalkan rencana perusahaan untuk melelang asetnya di pasar terbuka. Adapun para pemberi pinjaman yang sekarang siap untuk mengakuisisi Tupperware itu termasuk Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners, dan Bank of America.

    Untuk diketahui, perusahaan memiliki utang lebih dari US$700 juta. Para kreditur sepakat untuk memberikan sedikit ruang atas persyaratan pinjaman yang dilanggar, sayangnya kondisi Tupperware terus memburuk.