Kementrian Lembaga: Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)

  • Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Dikebut, Begini Progresnya

    Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Dikebut, Begini Progresnya

    Jakarta

    PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengumumkan progres pembangunan proyek Tol Jakarta-Cikampek II Selatan. Tol ini diharapkan menjadi jalur alternatif bagi pengguna jalan yang hendak ke Bandung melalui sisi selatan.

    Dikutip dalam unggahan resmi akun Instagram Jasa Marga @official.jasamarga, pembangunan proyek tol sepanjang 62 km ini sudah mencapai 72,04%. Kemudian progres pembebasan lahan sudah mencapai 81,53%.

    Proyek ini menghubungkan Tol JORR di Jatiasih dengan Tol Purbaleunyi di Sadang. Jalan tol ini menjadi salah satu proyek strategis nasional (PSN) di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dengan 3 paket dan 6 seksi pekerjaan.

    Hingga 3 Oktober 2025, pengerjaan proyek pada paket 1 mencakup Seksi 1 dan 2 Jatiasih-Bantargebang-Setu sepanjang 7,25 km, tercatat progres pembebasan lahan mencapai 9,84%. Kemudian paket 2A untuk Seksi 3 Setu-Sukaragam sepanjang 10,50 km, progres pembebasan lahan 86,09% dengan progres konstruksi 70,32%.

    Paket 2B mencakup Seksi 4 Sukaragam-Bojongmangu sepanjang 13 km, rogres pembebasan lahan mencapai 97,86% dengan progres konstruksi 68,10%. Sementara paket 3 untuk Seksi 5 dan 6 Bojongmangu-Kutanegara-Sadang sepanjang 31,25 km, progres pembebasan lahan 98,03% dengan progres konstruksi 90,45%.

    Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan dilengkapi dengan 7 simpang susun (SS), di antaranya Jatiasih, Bojongmangu, Bantargebang, Kutanegara, Setu, Sadang, dan Sukaragam.

    “Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan menjadi wujud komitmen Jasa Marga dalam menghadirkan konektivitas untuk negeri. Jalan tol ini diharapkan dapat menjadi jalur alternatif baru untuk pengguna jalan yang ingin pergi ke Kota Priangan lewat jalur selatan,” tulis akun @official.jasamarga, dikutip Minggu (9/11).

    (acd/acd)

  • Kementerian PU Ungkap Alasan Belum Restui JSMR Kerek Tarif Tol Cipularang

    Kementerian PU Ungkap Alasan Belum Restui JSMR Kerek Tarif Tol Cipularang

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkap alasan belum memberikan restu kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) untuk menaikkan tarif Jalan Tol Cikampek – Purwakarta – Padalarang (Cipularang).

    Sekretaris BPJT Kementerian PU, Ni Komang Rasminiati menjelaskan bahwa Tol Cipularang saat ini dalam tahap pemenuhan kriteria terkait kualitas jalan. Apabila usulan tersebut telah dipenuhi BUJT, maka penyesuaian tarif bakal segera dijalankan dalam waktu dekat.

    “Saat ini Cipularang lagi melaksanakan tindak lanjut perbaikan hasil pemeriksaan SPM untuk usulan penyesuaian tarif. Targetnya kalau mereka bisa menindaklanjuti secepatnya, harusnya hak mereka untuk melakukan penyesuaian tarif setiap 2 tahun sekali itu bisa kita tindak lanjuti,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jumat (31/10/2025).

    Untuk diketahui, penyesuaian tarif tol ini telah diatur dalam Pasal 48 ayat (3) Undang-Undang No. 38/2004 tentang Jalan dan Pasal 68 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 15/2005 tentang Jalan Tol.

    Dalam beleid tersebut dijelaskan bahwa evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 tahun sekali oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi.

    Sementara pada kesempatan berbeda, manajemen Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division melalui Representative Office 3 mengaku tengah melaksanakan pemeliharaan jalan di Ruas Tol Cipularang.

    Senior Manager Representative Office 3, Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division, Agni Mayvinna menyebut pemeliharaan ini bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan tetap terjaga.

    Adapun, ruang lingkup perbaikan Tol Cipularang yang saat ini dikerjakan mencakup rekonstruksi perkerasan jalan hingga pengecatan marka.

    “Pekerjaan pemeliharaan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi yang dilakukan berupa rekonstruksi perkerasan, Scrapping Filling Overlay (SFO) dan Pengecatan Marka Jalan. Pekerjaan pemeliharaan jalan ini akan dilaksanakan mulai hari Minggu, 26 Oktober 2025 hingga Sabtu, 01 November 2025,” pungkas Agni. 

  • Jasa Marga (JSMR) Ungkap Progres Konstruksi Tol Japek II Selatan Capai 72,04%

    Jasa Marga (JSMR) Ungkap Progres Konstruksi Tol Japek II Selatan Capai 72,04%

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) mengungkapkan bahwa progres konstruksi Jalan Tol Jakarta—Cikampek II Selatan atau Japek II Selatan telah mencapai 72,04%.

    Direktur Utama PT Jasamarga Japek Selatan, Charles Lendra menuturkan bahwa proyek jalan tol yang akan memiliki total panjang mencapai 62 kilometer itu saat ini tengah dikebut, dengan progres pembebasan lahan telah mencapai 81,53%.

    “Jalan Tol Jakarta—Cikampek II Selatan nantinya akan menghubungkan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) di Jatiasih, Bekasi, dengan Tol Purbaleunyi di Sadang, Purwakarta,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (30/10/2025).

    Dengan adanya jalan tol ini, Charles menambahkan, waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Bandung melalui sisi selatan dapat dipangkas secara lebih cepat.

    Selain itu, Tol Jakarta—Cikampek II Selatan akan mengurangi kepadatan lalu lintas di ruas Jalan Tol Jakarta—Cikampek eksisting, menjadi alternatif perjalanan menuju Bandung dan kawasan Jawa Barat bagian Selatan, mempercepat arus logistik serta mobilitas masyarakat, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Bekasi, Bogor, Karawang, hingga Purwakarta.

    Secara teknis, Jalan Tol Jakarta—Cikampek II Selatan dirancang memiliki tujuh simpang susun, yakni Simpang Susun Jatiasih, Simpang Susun Bantargebang, Simpang Susun Setu, Simpang Susun Sukaragam, Simpang Susun Bojongmangu, Simpang Susun Kutanegara, dan Simpang Susun Sadang.

    Selain mempercepat perjalanan, tol ini juga diklaim akan menurunkan biaya logistik distribusi barang. Jalan Tol Jakarta—Cikampek II Selatan juga disiapkan sebagai jalur alternatif menuju dan dari Jawa Barat, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan investasi di kawasan sekitar.

    “Proyek ini menjadi salah satu proyek prioritas nasional di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT),” tuturnya.

    Adapun, proyek Jalan Tol Jakarta—Cikampek II Selatan terdiri dari tiga paket pekerjaan utama dengan total panjang 62 km, dan terbagi dalam enam seksi.

    Berikut rinciannya:

    Paket 1 (Seksi 1 dan 2 Jatiasih—Bantar Gebang—S etu, 7,25 km)

    Progres pembebasan lahan: 9,84%

    Progres konstruksi: 0,00%

     

    Paket 2A (Seksi 3 Setu—Sukaragam, 10,50 km)

    Progres pembebasan lahan: 86,09%

    Progres konstruksi: 70,770%

     

    Paket 2B (Seksi 4 Sukaragam—Bojongmangu, 13 km)

    Progres pembebasan lahan: 97,86%

    Progres konstruksi: 68,485%

     

    Paket 3 (Seksi 5 dan 6 Bojongmangu—Kutanegara—Sadang, 31,25 km)

    Progres pembebasan lahan: 98,03%

    Progres konstruksi: 90,659%

  • Proyek Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Sentuh Progres 72% – Page 3

    Proyek Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Sentuh Progres 72% – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan (Tol Japek II Selatan) yang memiliki panjang total 62 km saat ini telah mencapai progres konstruksi rata-rata 72,040 persen, dengan pembebasan lahan sebesar 81,53 persen.

    “Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan nantinya akan menghubungkan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) di Jatiasih, Bekasi, dengan Tol Purbaleunyi di Sadang, Purwakarta,” ujar Direktur Utama PT Jasamarga Japek Selatan Charles Lendra, Jumat (24/10/2025).

    Kendati begitu, belum disebutkan kapan proses konstruksi Tol Japek II Selatan ini akan rampung. 

    Adapun proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan terdiri dari tiga paket pekerjaan utama. Dengan total panjang 62 km, terbagi dalam enam seksi. Proyek ini menjadi salah satu proyek prioritas nasional di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

    Jalan Tol Japek II Selatan dirancang memiliki 7 simpang susun (SS), yakni SS Jatiasih, SS Bantargebang, SS Setu, SS Sukaragam, SS Bojongmangu, SS Kutanegara, SS Sadang.

    Berikut rincian terakhir progres paket pekerjaan proyek Tol Jakarta-Cikampek II Selatan:

    • Paket 1 (Seksi 1 dan 2 Jatiasih-Bantar gebang-Setu, 7,25 km)

    * Progres pembebasan lahan: 9,84 persen 

    * Progres konstruksi: 0,00 persen

     

    • Paket 2A (Seksi 3 Setu-Sukaragam, 10,50 km)

    * Progres pembebasan lahan: 86,09 persen

    * Progres konstruksi: 70,770 persen

     

    • Paket 2B (Seksi 4 Sukaragam-Bojongmangu, 13 km)

    * Progres pembebasan lahan: 97,86 persen

    * Progres konstruksi: 68,485 persen

     

    • Paket 3 (Seksi 5 dan 6 Bojongmangu-Kutanegara-Sadang, 31,25 km)

    * Progres pembebasan lahan: 98,03 persen

    * Progres konstruksi: 90,659 persen

     

     

  • HK Ikut Garap Tol Bogor-Serpong, Begini Skema Pendanaannya

    HK Ikut Garap Tol Bogor-Serpong, Begini Skema Pendanaannya

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) atau HK melalui entitas usahanya yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) akan terlibat dalam pembangunan Tol Bogor—Serpong (via Parung) yang telah mengantongi dokumen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).

    Direktur Utama HKI, Aji Prasetyanti menjelaskan portofolio itu akan memperluas lingkup infrastruktur perseroan. Di mana, HKI kini tidak hanya fokus di jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), melainkan turut serta mengembangkan jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR III) melalui konstruksi Jalan Tol Bogor—Serpong (via Parung).

    “Pembangunan proyek jalan tol ini menggunakan skema pendanaan KPBU, yang merupakan kerja sama pemerintah dan badan usaha, di mana skema pembangunan ini dibiayai oleh konsorsium BUJT, dengan pengembalian melalui tarif jalan tol ini,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025).

    Adapun, Jalan tol Bogor — Serpong (via Parung) memiliki total panjang mencapai 32 kilometer (Km). Tol ini terdiri dari 4 (empat) seksi memiliki sejumlah titik akses keluar masuk tol seperti di Serpong, Rumpin, Patuat Nutug, Pondok Udik, dan Salabenda, yang semuanya terhubung ke jalan daerah.

    Proyek Tol Bogor — Serpong (via Parung) ini direncanakan sebagai jalur alternatif strategis yang menghubungkan wilayah Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan, serta menjadi bagian dari sistem jaringan jalan tol yang akan mendukung konektivitas kawasan Jabodetabek. 

    Meski demikian, dari sisi teknis, proyek ini diproyeksi akan menghadapi sejumlah tantangan konstruksi di wilayah urban padat, terutama pada pembangunan Junction (JC) Salabenda dan JC Serpong–Balaraja yang akan menjadi titik temu berbagai ruas jalan tol eksisting maupun rencana. 

    “Kompleksitas konektivitas di area tersebut menuntut koordinasi lintas pihak dan strategi konstruksi yang adaptif agar pelaksanaan tetap aman dan efisien,” tambahnya.

    Sebagai informasi, pemerintah resmi memulai konstruksi jalan tol baru yakni Tol Serpong-Bogor (via Parung). Di mana, ruas ini akan menjadi tol perdana yang dibangun pada masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    Konsesi proyek tersebut digenggam oleh PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS) yang telah melakukan proses penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada hari ini, Jumat (3/10/2025). 

    Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Wilan Oktavian menjelaskan bahwa tol ini memiliki nilai investasi mencapai Rp12,3 triliun. 

    “Dari sisi finansial, investasi dari proyek ini adalah Rp12,351 triliun,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jumat (3/10/2025).

  • Tol Baru Bogor-Serpong Siap Dibangun, Jarak Jauh Terasa Sejengkal

    Tol Baru Bogor-Serpong Siap Dibangun, Jarak Jauh Terasa Sejengkal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Proyek pembangunan Tol Bogor-Serpong via Parung resmi dimulai pada Jumat (3/10/2025). Kehadiran tol ini akan memangkas waktu perjalanan secara signifikan. Jika saat ini perjalanan antara Serpong dan Bogor bisa memakan waktu 2-3 jam, dengan beroperasinya tol baru ini, waktu tempuh diperkirakan bisa dipangkas hingga 45 menit hingga 1 jam saja.

    Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) serta Perjanjian Penjaminan dan Perjanjian Regres dilakukan di kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta, Jumat (3/10/2025) kemarin.

    Acara tersebut disaksikan langsung oleh Menteri PU Dody Hanggodo, bersama sejumlah pejabat penting seperti Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Wilan Oktavian, Dirjen Bina Marga Roy Rizali Anwar, Dirut PT Jasa Marga (Persero) Tbk Rivan Achmad Purwanto, dan Dirut PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi Mukhsan.

    Wilan mengatakan, proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp12,35 triliun dengan panjang 32,03 kilometer (km), terdiri atas 27,83 km di Jawa Barat dan 4,2 km di Banten.

    “Alhamdulillah penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol dapat dilaksanakan hari ini karena salah satu persyaratannya antara perizinan lingkungan yang baru kita dapatkan,” ujar Wilan, dikutip Sabtu (4/10/2025).

    Tol Bogor-Serpong via Parung akan menjadi bagian penting dari jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) III, yang juga mencakup proyek Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg (Kartaraja), Tol Sentul Selatan-Karawang Barat, dan Tol Semanan-Balaraja. Kehadiran ruas baru ini diharapkan mampu mempercepat konektivitas wilayah penyangga Jakarta dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitar.

    Rute jalan tol ini akan menghubungkan persimpangan Selabenda di Bogor dengan persimpangan Serpong melalui wilayah Parung, melintasi Kabupaten Bogor (Kecamatan Kemang, Ciseeng, dan Rumpin) serta sebagian Kabupaten Tangerang. Dalam rencana awal, tol ini akan memiliki 5 simpang susun dan 2 pertigaan utama.

    – Persimpangan Salabenda-Simpang Susun (SS) Pondok Udik sepanjang 3,97 km,

    – SS Pondok Udik-SS Putat Nutug sepanjang 9,27 km,

    – SS Putat Nutug-SS Rumpin sepanjang 8,23 km, dan

    – SS Rumpin-Junction Serpong sepanjang 10,56 km.

    Adapun pengerjaannya dilakukan melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) oleh konsorsium PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS). Komposisi kepemilikannya terdiri dari PT Persada Utama Infra (52%), Jasa Marga (26%), Adhi Karya (12%), dan Hutama Karya (10%).

    “Proyek ini juga mendapatkan dukungan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, sebagai bentuk mitigasi risiko dan jaminan keinginan proyek dalam jangka panjang,” ujar Wilan.

    Menurut data Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) Kementerian PU, nilai konstruksi proyek ini mencapai Rp5,27 triliun dari total investasi Rp12,35 triliun tersebut. Setelah rampung, tol ini akan terintegrasi dengan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR), Tol Depok-Antasari (Desari), Tol Serpong-Pondok Aren, dan Tol Serpong-Balaraja, membentuk jaringan transportasi terpadu di Jakarta Selatan.

    Dengan demikian, Tol Bogor-Serpong via Parung bukan hanya menjadi proyek perdana di era Prabowo, tetapi juga tonggak awal dari pembangunan enam jaringan tol baru yang akan memperkuat konektivitas wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.

     

     

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bakal Ada Tol Baru Bogor-Serpong via Parung, Berapa Tarifnya Nih?

    Bakal Ada Tol Baru Bogor-Serpong via Parung, Berapa Tarifnya Nih?

    Jakarta

    Akhirnya tol pertama era Presiden Prabowo Subianto bakal terwujud. Rencananya tol ini akan menghubungkan kita Bogor-Serpong (Tangerang) via Parung dan akan mulai dibangun pada 2026 besok.

    Dilansir detikFinance, disinyalir jalan tol Bogor-Serpong via Parung ini menggelontorkan dana hingga Rp 12,35 triliun, dan persiapan pembangunan jalan tol baru ini ditandai dengan ditekennya Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dan Perjanjian Regres. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Wilan Oktavian mengatakan, proses pengadaan tanah akan dimulai pada awal tahun 2026 mendatang.

    Proyek Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung rencananya akan memiliki panjang 32,03 km. Jalan tol ini terdiri dari 27,83 km di provinsi Jawa Barat, 4,2 km di provinsi Banten, dan terbagi menjadi 4 seksi. Rinciannya antara lain Seksi 1 Junction Salabenda-Simpang Susun (SS) Pondok Udik sepanjang 3,97 km.

    Lalu Seksi 2 SS Pondok Udik-SS Putat Nutug sepanjang 9,27 km, Seksi 3 SS Putat Nutug-SS Rumpin sepanjang 8,23 km, terakhir ada Seksi 4 SS Rumpin sampai Junction Serpong sepanjang 10,56 km.

    “Diharapkan konstruksinya dapat dimulai pada bulan Oktober 2026 dan ditargetkan selesai pada Agustus 2028. Untuk mencapai target tersebut, insyaallah pengadaan tanahnya akan kita mulai di awal tahun 2026 ini,” kata Wilan, dalam acara Penandatanganan PPJT Tol Bogor-Serpong di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Jumat kemarin.

    Ilustrasi foto udara kendaraan melintas di dekat proyek pembangunan akses tol langsung KM 25 Jakarta-Merak di Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (25/9/2025). Pembangunan akses tol sepanjang 10 kilometer serta Gerbang Tol Bitung 3 tersebut progresnya sudah mencapai 80 persen dan ditargetkan selesai akhir tahun 2025 guna mengurangi kemacetan di Jalan Arteri Bitung. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/rwa. Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar

    Sebagai Catatan, Tol Bogor-Serpong via Parung merupakan proyek prakarsa badan usaha (unsolicited) dengan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Wilan mengatakan, proyek ini menelan anggaran senilai Rp 12,35 triliun yang sepenuhnya didukung oleh badan usaha.

    Badan usaha pemrakarsa proyek tersebut ialah Konsorsium PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS). Adapun BSIS sendiri dibentuk oleh konsorsium dengan porsi saham PT Persada Utama Infra 52%, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 25%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk 12%, dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) 10%.

    Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menilai, dukungan BSIS dalam mendanai proyek tersebut secara penuh menjadi bukti kepercayaan pasar terhadap proyek-proyek di tanah air, termasuk proyek jalan tol.

    Bicara soal tarif tol, jalan bebas hambatan Bogor-Serpong ini memang belum memiliki berapa tarif yang akan diterapkan. Kendati demikian langkah pemerintah ini mampu mempermudah mobilitas masyarakat yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian.

    (shc/lth)

  • Profil Tol Bogor-Serpong, Proyek Perdana Era Prabowo Senilai Rp12,3 Triliun

    Profil Tol Bogor-Serpong, Proyek Perdana Era Prabowo Senilai Rp12,3 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah resmi memulai konstruksi jalan tol baru yakni Tol Serpong – Bogor (via Parung). Di mana, ruas ini akan menjadi tol perdana yang dibangun pada masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    Adapun, konsesi proyek tersebut diganggam oleh PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS) yang telah melakukan proses penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada hari ini, Jumat (3/10/2025).

    Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Wilan Oktavian menjelaskan bahwa tol ini memiliki nilai investasi mencapai Rp12,3 triliun.

    “Dari sisi finansial, investasi dari proyek ini adalah Rp12,351 triliun,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jumat (3/10/2025).

    Secara terperinci, berikut profil Tol Bogor – Serpong yang menjadi tol perdana yang dibangun oleh Presiden Prabowo.

    Tol Bogor – Serpong (via Parung) merupakan salah satu ruas yang tergabung dalam jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) 3. Di mana, kehadiran tol ini  akan memangkas waktu tempuh dari Bogor ke Serpong yang semula mencapai 1 jam lebih menjadi kurang dari 45 menit.

    Tol ini akan membentang di dua provinsi Jawa Barat dan Tangerang Selatan. Perinciannya, melewati 14 desa dari 3 kecamatan di Kabupaten Bogor dan melewati 4 desa dari 2 kecamatan di Tangerang.

    Adapun, total panjang tol ini mencapai 32,03 Km yang terbagi dalam 4 seksi. Di antaranya, Seksi 1 Jc Salabenda – SS Pondok Udik (3,97 Km) Dan Seksi 2 SS Pondok Udik – SS Putat Nutug (9,27 Km).

    Kemudian, Seksi 3 SS Putat Nutug – SS Rumpin (8,23 Km) dan Seksi 4 SS Rumpin – Jc Serpong (10,56 Km).

    Tol Bogor – Serpong dibangun menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan dibidik rampung pada Agustus 2028.

    Secara teknis, jalan tol ini dirancang dengan standar kecepatan 100 km per jam, lebar lajur 3,6 meter, dan konfigurasi 2×2 lajur. Pada tahap awal yang akan dikembangkan menjadi 2×3 lajur pada tahap akhir, sesuai dengan proyeksi ketumbuhan awalitas di masa mendatang. 

    Adapun, konsesi Jalan tol Bogor – Serpong digenggam oleh PT Bogor – Serpong Infra Selaras (BSIS), sebuah konsorsium yang terdiri dari gabungan perusahaan swasta dan BUMN. 

    Mayoritas saham PT BSIS digenggam oleh PT Persada Utama Infra sebanyak 52%, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) sebanyak 25%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) sebesar 12%, dan PT Utama Karya Infrastruktur sebesar 10%.

  • Bocoran Menteri PU soal Diskon Tarif Tol saat Nataru, Ruas Mana Saja?

    Bocoran Menteri PU soal Diskon Tarif Tol saat Nataru, Ruas Mana Saja?

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo memastikan bahwa pemerintah tengah merumuskan pemberian diskon tarif tol pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

    Dody menjelaskan, pemberian diskon tarif tol itu merupakan bagian dari paket ekonomi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2025.

    “Biasanya nanti ada [diskon tarif tol]. Nanti kita diskusikan dengan para Badan Usaha Jalan Tol ya,” kata Dody saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (3/10/2025).

    Meski demikian, Dody Masih belum merinci secara pasti ruas mana saja yang akan diterapkan diskon. Hanya saja, dia membocorkan daftarnya tidak akan jauh berbeda dengan ruas-ruas tol yang pernah memberikan diskon tarif pada Nataru periode sebelumnya.

    “Sama [daftar ruasnya]. Kira-kira sama lah,” jelasnya singkat.

    Sebagai gambaran, pemerintah mengimplementasikan potongan tarif tol yang berlaku untuk semua golongan kendaraan sebesar 10% pada periode Nataru 2024/2025.

    Adapun, diskon itu diberlakukan pada 11 ruas tol baik Trans Jawa maupun Trans Sumatra. Mulai dari Tol Cikampek – Palimanan (Cipali) hingga Tol Semarang Seksi ABC, serta beberapa ruas tol Trans Sumatra Salah satunya Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung.

    Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Wilan Oktavian juga mengungkap hal senada.

    Dia mengatakan telah mengatur waktu dengan Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian untuk membahas hal tersebut. 

    Dia juga menuturkan pada saatnya masih akan melakukan koordinasi dengan BUJT selaku operator tol untuk melakukan evaluasi.

    “Belum [bicara dengan BUJT], baru mau dibahas tapi kita lagi evaluasi juga terkait pemberian diskon,” tambahnya.

  • Proyek Perdana Prabowo, Tol Serpong-Bogor Dibidik Rampung 2028

    Proyek Perdana Prabowo, Tol Serpong-Bogor Dibidik Rampung 2028

    Bisnis.com, JAKARTA — Jalan Tol Serpong-Bogor (Via Parung) resmi telah diteken proses Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada hari ini, Jumat (3/10/2025). Meski demikian, proses konstruksi proyek tol tersebut baru akan dimulai pada Oktober 2026. 

    Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Wilan Oktavian menjelaskan bahwa proses konstruksi itu baru dijalankan pada akhir 2026 lantaran pemerintah akan lebih dahulu menyelesaikan proses pembebasan lahan.

    “Pembangunan tol ini dijadwalkan akan dimulai dengan pengadaan tanah, dan diharapkan konstruksinya dapat dimulai pada bulan Oktober 2026,” kata Wilan saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jumat (3/10/2025).

    Apabila seluruh proses konstruksi berjalan lancar, maka proyek tersebut dibidik rampung pada Agustus 2028.

    Kehadiran Jalan Tol Bogor – Serpong akan memangkas waktu tempuh yang cukup signifikan. Dari wilayah Bogor hingga wilayah Tangerang hanya membutuhkan waktu kurang dari 45 menit.

    “Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat mendukung konektivitas di Jabodetabek, mendorong pengembangan kawasan di sepanjang koridor, menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, serta memberikan dampak multiplier effect yang positif bagi perekonomian regional terutama di Jabodetabek dan sekitarnya,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Tol Serpong – Bogor akan memiliki panjang mencapai 32,02 kilometer (Km) dan melintasi 2 wilayah yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang.

    Di Kabupaten Bogor, jalan tol ini akan melewati 14 desa dari 3 kecamatan, sedangkan di Kabupaten Tangerang jalan tol ini akan melewati 4 desa dari 2 kecamatan. Pembangunan jalan tol ini memiliki nilai investasi sebesar Rp12,351 triliun.

    Konsesi Jalan tol Bogor – Serpong digenggam oleh PT Bogor – Serpong Infra Selaras (BSIS), sebuah konsorsium yang terdiri dari gabungan perusahaan swasta dan BUMN. 

    Mayoritas saham PT BSIS digenggam oleh PT Persada Utama Infra yang merupakan anak usaha UNTR sebanyak 52%, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) sebanyak 25%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) sebesar 12%, dan PT Utama Karya Infrastruktur sebesar 10%.