Kementrian Lembaga: Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)

  • Hore! Diskon Tarif 20% Berlaku di 2 Ruas Tol Trans Sumatra Jelang Nataru

    Hore! Diskon Tarif 20% Berlaku di 2 Ruas Tol Trans Sumatra Jelang Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) kembali memberlakukan diskon tarif tol sebesar 20% bagi pengguna Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) dalam rangka menghadapi lonjakan lalu lintas di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

    Diskon tarif tol ini secara khusus diterapkan pada dua ruas tol jarak terjauh, yaitu pada perjalanan asal hingga tujuan Gerbang Tol (GT) Pangkalan Brandan – GT Sinaksak dan arah sebaliknya, serta GT Kisaran – GT Sinaksak dan arah sebaliknya.

    Direktur Utama Hamawas, Dindin Solakhuddin, menjelaskan bahwa kebijakan potongan tarif tol ini akan berlaku pada dua periode puncak arus lalu lintas. Periode pertama yakni pada 22 Desember 2025 pukul 00.00 WIB hingga 23 Desember 2025 pukul 24.00 WIB.

    Sementara itu, diskon tarif periode kedua akan berlaku pada 31 Desember 2025 pukul 00.00 WIB hingga 24.00 WIB.

    “Atas persetujuan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) potongan tarif tol 20%, ini berlaku untuk seluruh golongan I hingga V perjalanan menerus,” ujar Dindin dalam keterangan resmi, Selasa (16/12/2025).

    Pada saat yang sama, Dindin menjelaskan bahwa kebijakan tersebut dijalankan bertujuan mengoptimalkan kelancaran arus lalu lintas dan mendistribusikan kendaraan secara merata di masa puncak libur Nataru.

    Selain itu, Dindin berharap potongan tarif tol ini dapat mendorong peningkatan volume perjalanan wisata, khususnya menuju kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar.

    Adapun saat ini, Dindin menyebut bahwa arus lalu lintas di Ruas Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (Kutepat) sudah menunjukkan peningkatan.

    “Apalagi dengan sudah dibukanya secara fungsional ruas tol Sinaksak – Simpang Panei yang semakin memudahkan dan mempercepat mobilitas masyarakat menuju ke berbagai tempat wisata yang ada di Kabupaten Simalungun dan Toba,” tutup Dindin.

    Berikut tarif diskon ruas Tol Pangkalan Brandan – Sinaksak serta ruas Tol Kisaran – Sinaksak:

    Tarif Tol Diskon Periode Pertama (22 Desember – 23 Desember 2025)

    Dari GT Pangkalan Brandan menuju GT Sinaksak 

    – Kendaraan Golongan I dari Rp221.000 menjadi Rp195.650

    – Kendaraan Golongan II dan III dari Rp333.500 menjadi Rp295.200

    – Kendaraan Golongan IV dan V dari Rp446.500 menjadi Rp395.100

    Dari GT Kisaran menuju GT Sinaksak

    – Kendaraan Golongan I dari Rp140.000 menjadi Rp130.000

    – Kendaraan Golongan II dan III dari Rp210.000 menjadi Rp195.000 

    – Kendaraan Golongan IV dan V dari Rp280.000 menjadi Rp260.000

    Dari GT Sinaksak menuju GT Pangkalan Brandan

    – Kendaraan Golongan I dari Rp221.000 menjadi Rp198.400

    – Kendaraan Golongan II dan III dari Rp333.500 menjadi Rp299.300 

    – Kendaraan Golongan IV dan V dari Rp446.500 menjadi Rp400.600

    Tarif Tol Setelah Diskon Periode Kedua 31 Desember 2025

    Dari GT Pangkalan Brandan menuju GT Sinaksak 

    – Kendaraan Golongan I dari Rp221.000 menjadi Rp198.400

    – Kendaraan Golongan II dan III dari Rp333.500 menjadi Rp299.300

    – Kendaraan Golongan IV dan V dari Rp446.500 menjadi Rp400.600

    Dari GT Kisaran menuju GT Sinaksak

    – Kendaraan Golongan I dari Rp140.000 menjadi Rp130.000

    – Kendaraan Golongan II dan III dari Rp210.000 menjadi Rp195.000 

    – Kendaraan Golongan IV dan V dari Rp280.000 menjadi Rp260.000

    Dari GT Sinaksak menuju GT Pangkalan Brandan

    – Kendaraan Golongan I dari Rp221.000 menjadi Rp195.650

    – Kendaraan Golongan II dan III dari Rp333.500 menjadi Rp295.200 

    – Kendaraan Golongan IV dan V dari Rp446.500 menjadi Rp395.100

  • JSMR Tak Fungsionalkan Tol Japek II Selatan saat Nataru, Ini Alasannya

    JSMR Tak Fungsionalkan Tol Japek II Selatan saat Nataru, Ini Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) Rivan A. Purwantono mengungkap tidak akan memfungsionalkan Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) II Selatan saat periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

    Rivan menuturkan hal itu dilakukan dalam rangka mengebut konstruksi Tol Japek II Selatan agar dapat difungsionalkan saat periode mudik Lebaran 2026.

    “Lebih baik kita persiapkan Japek II Selatan, ya. Kita perkirakan dalam Lebaran nanti Japek II Selatan akan berfungsi dalam fungsional, tapi dengan lampu yang sudah dipasang. Nah lebih baik persiapan itu jauh lebih baik,” jelasnya saat ditemui di TMII, Jakarta, Senin (15/12/2025).

    Pasalnya, tambah Rivan, dari kajian yang ada trafik lalu lintas saat mudik Nataru tidak terlalu signifikan. Sehingga, tidak diperlukan operasional secara fungsional di ruas Japek II Selatan.

    “Karena Japek II Selatan ini dalam finalisasi. Dan dilihat traffic-nya, trend-nya [saat Nataru] masih belum perlu untuk dilakukan pembukaan Japek II Selatan,” imbuhnya.

    Adapun, pada periode Nataru 2025/2026 JSMR hanya akan memfungsionalkan Jalan Tol Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi (Probosiwangi) ruas Gending – Paiton.

    Hal tersebut sebelumnya juga disampaikan oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Wilan Oktavian menjelaskan bahwa ruas tersebut telah melakukan Uji Laik Fungsi dan Operasi (ULFO) pada 22 – 24 Oktober 2024. 

    “Prioritaskan mutu dan jalan tol yang berkeselamatan. Tetap semangat, dan mari kita pastikan ruas ini selesai serta dapat segera dimanfaatkan untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas masyarakat,” jelasnya dikutip dari Instagram resmi BPJT, Minggu (16/11/2025).

    Untuk diketahui, konstruksi Tol Probosiwangi saat ini difokuskan pada pembangunan tahap I mencakup 3 seksi. Di antaranya Seksi 1 (Gending – Krakasan) dan Seksi 2 (Krakasan – Paiton) telah rampung konstruksi dan sedang menunggu sertifikat laik operasi. 

    Sementara itu, Seksi 3 Tol Probosiwangi mencakup ruas Paiton – Besuki saat ini progresnya telah mencapai 85,23%.

  • Tarif 9 Ruas Tol Trans Jawa Diskon saat Nataru, Cek Jadwal dan Besarannya!

    Tarif 9 Ruas Tol Trans Jawa Diskon saat Nataru, Cek Jadwal dan Besarannya!

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah resmi menggulirkan paket ekonomi berupa diskon tarif tol sebesar 10% hingga 20% selama periode Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Paket ekonomi ini diberikan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional.

    Mengutip informasi yang dibagikan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, setidaknya terdapat sembilan ruas Jalan Tol Trans Jawa yang akan memberlakukan diskon tarif pada periode Libur Nataru kali ini.

    “Untuk meringankan mobilitas masyarakat, BPJT bersama badan usaha jalan tol menghadirkan diskon tarif tol 10–20% di beberapa ruas selama periode Nataru 2025/2026,” jelas manajemen BPJT dalam akun Instagram resminya @pupr_bpjt, dikutip Rabu (10/12/2025).

    Adapun, pemberian diskon tarif tersebut berlaku untuk semua golongan kendaraan yang melakukan perjalanan jarak jauh menerus di waktu-waktu tertentu.

    Dalam informasi yang dilampirkan, diskon tarif akan berlaku pada 23 Desember – 25 Desember 2025 serta 31 Desember 2025.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti juga mengatakan bahwa diskon tarif tersebut juga diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat pengguna jalan tol.

    “Secara umum, pemberlakuan potongan tarif diterapkan untuk tarif terjauh atau barrier to barrier dengan metode pembayaran uang elektronik. diskon tarif tol tidak berlaku apabila saldo tidak cukup atau tidak terdeteksi asal tujuan kendaraan,” jelas Diana.

    Secara terperinci, berikut daftar sembilan ruas Tol Trans Jawa yang akan mengimplementasikan diskon tarif 10% – 20% saat Nataru:

    Daftar diskon tarif Tol Trans Jawa saat Nataru 2025/2026:

    1. Tol Jakarta – Cikampek (diskon 20%)

    2. Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated (diskon 20%)

    3. Jalan Tol Cikampek – Palimanan (diskon 20%)

    4. Jalan Tol Palimanan – Kanci (diskon 20%)

    5. Jalan Tol Kanci – Pejagan (diskon 10%)

    6. Jalan Tol Pejagan – Pemalang (diskon 10%)

    7. Jalan Tol Pemalang – Batang (diskon 10%)

    8. Jalan Tol Batang – Semarang (diskon 20%)

    9. Jalan Tol Semarang ABC (diskon 20%)

  • Tarif Tol Trans Sumatera Diskon Nataru? Ini Bocorannya

    Tarif Tol Trans Sumatera Diskon Nataru? Ini Bocorannya

    Jakarta

    PT Hutama Karya (Persero) buka suara soal diskon tarif tol untuk periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Mardiansyah mengatakan sebagai BUMN akan memberikan keuntungan bagi masyarakat.

    “Di libur Nataru atau libur Idul Fitri, di mana tingkat mudik atau tingkat perjalanan trafik masyarakat tinggi, tentu kita menyadari di situ juga tingginya, expenses yang dilakukan oleh masyarakat. Tingginya expenses itu diharapkan mampu terimbangi dengan BUMN memberikan diskon tarif,” ujar Mardiansyah dalam temu media di Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2025).

    Namun Mardiansyah enggan merinci berapa besaran diskon tarif yang akan diberikan ke masyarakat. Menurutnya, pihaknya masih menunggu persetujuan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

    “Terkait dengan besarannya, tentu kami juga melakukan kajian-kajian yang sekiranya nilai diskon tarif yang akan kami usulkan dan disetujui oleh regulator adalah tidak membebani kami secara finansial pun pendapatan kami. Tapi poin pentingnya adalah kami turut ingin membantu meningkatkan expenses daripada masyarakat,” jelasnya.

    Direncanakan ada 6 ruas tol yang diusulkan menerapkan diskon tarif pada periode Nataru. Namun, belum dijelaskan juga ruas tol mana saja yang dimaksud.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan akan ada diskon tarif tol periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026. Diskon yang akan diberikan berkisar di 10-20%. Airlangga mengatakan diskon tarif tol tersebut akan berlaku selama tiga hari di 26 ruas jalan tol.

    “Dan dari Kementerian PU sudah menyiapkan terkait dengan tarif diskon tarif tol selama tiga hari, yaitu 22, 23, dan 31 Desember. Range-nya 10-20 persen di 26 ruas jalan tol, 2 (ruas tol) Jabodetabek, 9 (ruas tol) Transjawa, 3 (ruas tol) Non Jawa, 12 (ruas tol) Trans Sumatera,” ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (26/11/2025).

    (ily/hns)

  • Hutama Karya (HK) Pastikan Beri Diskon Tarif Tol Saat Nataru, Ini Bocorannya

    Hutama Karya (HK) Pastikan Beri Diskon Tarif Tol Saat Nataru, Ini Bocorannya

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) atau HK memastikan bakal memberikan diskon tarif tol selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). 

    Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah menyebut komitmen pemberian diskon tarif itu dilakukan dalam rangka mendorong laju pertumbuhan ekonomi di akhir tahun.

    “Tapi poin pentingnya [dari pemberian diskon tarif] adalah kami turut ingin membantu meningkatkan expenses daripada masyarakat di high traffic season,” jelasnya dalam Media Briefing di Jakarta, Jumat (28/11/2025).

    Saat dikonfirmasi mengenai berapa besaran diskon tarif yang akan diberikan, Mardiansyah belum merinci. Dia mengatakan, rumusan besaran tersebut masih menunggu persetujuan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

    Meski demikian, manajemen HK memberi bocoran bahwa besarannya akan meningkat 5% dibandingkan dengan periode Nataru 2024/2025.

    “Persentasenya saya belum bisa jawab, saya belum punya data, ini nanti di kesempatan terpisah kami kasihkan,” imbuhnya.

    Meski demikian, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap detail pemberian diskon tarif jalan tol pada periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). 

    Airlangga menuturkan diskon tarif tol tersebut merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi tambahan pada kuartal IV/2025. Kebijakan ini diharapkan mendorong mobilitas masyarakat sekaligus menopang konsumsi akhir tahun.

    Dia menjelaskan diskon tarif tol akan berlaku selama 3 hari, yakni pada 22, 23, dan 31 Desember 2025, dengan besaran potongan 10% hingga 20% di 26 ruas jalan tol. 

    “Perinciannya, 2 ruas tol Jabodetabek, 9 ruas Transjawa, 3 ruas non-Jawa serta 12 ruas Trans-Sumatra,” jelasnya dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Rabu (26/11/2025).

  • Jokowi Beberkan Alasan Genjot Pembangunan Infrastruktur saat Jabat Presiden RI

    Jokowi Beberkan Alasan Genjot Pembangunan Infrastruktur saat Jabat Presiden RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengungkap alasannya masif mendorong pembangunan infrastruktur saat menjabat sebagai Presiden RI.

    Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam pidatonya di agenda Bloomberg New Economy Forum yang digelar pada Jumat (21/11/2025).

    “Ketika saya menjadi Presiden, saya memiliki pertanyaan sederhana. Bagaimana kita bisa membangun ekonomi kuat untuk 280 juta orang? Kami tahu bahwa tidak ada jalan pintas. Itulah sebabnya kami fokus pada hal dasar, seperti infrastruktur jalan, kapal laut, bandara, energi, dan jaringan digital,” jelasnya dikutip Sabtu (22/11/2025).

    Pasalnya, tambah Jokowi, infrastruktur merupakan komponen utama yang dapat menggenjot laju pertumbuhan ekonomi nasional.

    Tak hanya infrastruktur konektivitas, Jokowi menyebut infrastruktur digital juga krusial untuk dikembangkan guna menjawab tantangan ke depan.

    “Indonesia juga telah membuat kemajuan besar dalam infrastruktur digital. Membangun pusat data, memiliki satelit baru, mengembangkan jaringan digital, dan meningkatkan konektivitas di seluruh negara. Kami memperkenalkan regulasi yang mendorong bisnis-bisnis lokal dan startup untuk berkembang,” pungkasnya.

    Berdasarkan catatan Bisnis, selama menjabat 10 tahun sebagai Presiden, total panjang ruas jalan bebas hambatan atau jalan tol yang dimiliki Indonesia bertambah hingga 2.113 kilometer (km).

    Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR mencatat sejak 1978 hingga pertengahan 2024 atau tepatnya 4 bulan menjelang Jokowi lengser, 73 ruas tol telah beroperasi dengan total panjang mencapai 2.893 km. 

    Artinya, selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, Jokowi membangun sekitar 73% dari panjang ruas tol yang saat ini dimiliki Indonesia. Di mana, selama 40 tahun sampai dengan 2014, pembangunan tol RI tercatat sepanjang 780 km.

    Adapun, sejak 2014 hingga saat ini, panjang tol yang dibangun Indonesia telah mencapai 3 kali lipat lebih dari jumlah tersebut.

  • Ruas Tol Sinaksak-Simpang Panei Siap Beroperasi untuk Nataru 2025/2026

    Ruas Tol Sinaksak-Simpang Panei Siap Beroperasi untuk Nataru 2025/2026

    Bisnis.com, MEDAN – PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) yang merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ruas tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (Kutepat) mengumumkan rencana operasi segmen Tol Sinaksak – Simpang Panei pada momen Natal dan Tahun Baru 2025/2026.

    Direktur Utama PT Hamawas Dindin Solakhuddin mengatakan salah satu segmen dalam Seksi 4 Kutepat (Dolok Merawan – Pematang Siantar) tersebut telah menuntaskan serangkaian Uji Laik Fungsi (ULF) untuk memastikan kesiapan jalan tol melayani masyarakat.

    Pelaksanaan ULF merupakan tahap penting sebelum ruas tol dapat beroperasi secara penuh.

    “Seluruh rangkaian ULF telah selesai dilaksanakan, saat ini kami tengah berupaya untuk evaluasi minor yang terdapat di lapangan,” kata Dindin dalam keterangan resmi, Kamis (20/11/2025).

    Adapun kegiatan ULF terhadap ruas tol Kutepat Seksi 4 Dolok Merawan-Pematang Siantar segmen Sinaksak-Simpang Panei dilaksanakan selama tiga hari yakni mulai Senin (17/11) hingga Rabu (19/11). 

    Dindin mengatakan ULF melibatkan sejumlah instansi baik pusat maupun daerah, seperti Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Direktorat Jalan Bebas Hambatan Subdirektorat Keselamatan Keamanan Jalan Jembatan Bina Teknik (KKJJ) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), hingga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatra Utara.

    Rangkaian kegiatan ULF antara lain dengan peninjauan lapangan untuk pemeriksaan teknis dan pengoperasian serta pemeriksaan administratif oleh masing-masing lembaga terkait. Sedangkan lingkup pemeriksaan pada ruas tol ini berada pada jalur A dan B km 131+078 sampai dengan km 143+400. 

    Setelah rangkaian pengujian lapangan dan pengecekan visual dilaksanakan, lanjutnya, dilakukan pembahasan terkait hasil pemeriksaan teknis dari setiap sub tim pada Rapat Pleno Hasil Pemeriksaan yang dilaksanakan pada Rabu (19/11/2025).

    “Kami optimis semua proses ini dapat terlewati dengan baik, sehingga Sertifikat Laik Operasi (SLO) dapat segera terbit, dan ruas tol Sinaksak – Simpang Panei dapat segera beroperasi pada momen Nataru 2025/2026 mendatang,” ujar Dindin.

    Kepala Sub Direktorat PJBH Fahmi Aldiamar menuturkan bahwa ruas tol Sinaksak – Simpang Panei berpotensi menjadi salah satu segmen yang cukup penting karena memiliki fungsi strategis dalam meningkatkan akses antar wilayah.

    Segmen Sinaksak – Simpang diketahui memiliki panjang 13 kilometer. Beroperasinya segmen ini ditarget dapat mengurai kepadatan lalu lintas di Pematang Siantar, kota terbesar kedua di Sumatra Utara terutama pada momen libur panjang dan akhir pekan. 

    Di sisi lain, pengoperasian segmen Sinaksak-Simpang Panei diproyeksikan dapat meningkatkan kelancaran arus kendaraan dan memangkas waktu tempuh dari Medan menuju Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, dari sebelumnya sekitar enam jam menjadi hanya dua jam.

    “Kami berharap dengan segera beroperasinya segmen tol Sinaksak – Simpang Panei ini dapat memberikan manfaat yang baik kepada pengguna jalan mengingat perannya yang signifikan dalam memperkuat dan menghubungkan berbagai kawasan strategis termasuk kawasan wisata Danau Toba,” ujar Fahmi.

    Petugas PT Hamawas tengah melakukan pemeriksaan marka jalan dalam rangkaian kegiatan uji laik fungsi (ULF) terhadap segmen Sinaksak-Simpang Panei dalam ruas Tol Kutepat jelang target pengoperasian segmen dalam Seksi 4 Kutepat, Dolok Merawan-Pematang Siantar ini pada momen Natal dan Tahun Baru 2025/2026 mendatang.

  • PU Perketat Penilaian Kualitas Jalan Tol, Aturan Baru Segera Terbit

    PU Perketat Penilaian Kualitas Jalan Tol, Aturan Baru Segera Terbit

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah merevisi instrumen penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) jalan tol melalui penerbitan Peraturan Menteri PU (PermenPU) baru. Ditargetkan aturan tersebut rampung pada akhir tahun 2025 atau awal 2026 mendatang.

    Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Wilan Oktavian, mengatakan, salah satu poin yang akan menjadi bahan pertimbangan baru dari penetapan SPM ialah pengetatan pengecekan tingkat ketidakrataan jalan melalui International Roughness Index (IRI).

    “SPM-nya terpenuhi kok jalannya bergelombang misalnya. Lubang sih nggak ada, tapi dia bergelombang (tidak rata). Nah, di Permen SPM yang lalu nilai IRI diukur setahun sekali, ketidakrataan,” kata Wilan, ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/11/2025).

    Menurut Wilan, hingga saat ini penilaian SPM terbilang cukup dinamis. Misalnya mengacu pada kondisi jalan berlubang, tidak jarang kondisi jalan tanpa lubang hanya berjalan selama beberapa hari. Sedangkan beberapa hari setelahnya, lubang kembali muncul.

    Kondisi ini disebabkan lantaran pengguna jalannya cukup beragam, termasuk di antaranya kendaraan berat. Kementerian PU juga terus mengimbau agar pemeliharaan rutin bisa terus dilakukan dan inspeksi berjalan secara berkala.

    Namun demikian, kondisi jalan yang tidak rata atau bumpy kerap luput dari penilaian. Sebab, selama ini IRI diukur hanya dalam periode waktu 1 tahun sekali, sehingga kerap kurang menggambarkan kondisi terbarunya.

    “Jadi misalnya dia mengukur di bulan Januari 2025, maka dia berlaku setahun. Kita cek di bulan Juni, kita hanya ngecek lubang dan sebagainya, itu terpenuhi. Tapi jalannya misalnya agak bergelombang atau bumpy. Nah, karena nilai IRI-nya setahun sekali, dia masih pakai data IRI (Januari) itu,” terang Wilan.

    Melalui peraturan yang baru, Wilan mengatakan, rencananya indeks ketidakrataan tidak lagi berlaku 1 tahun, melainkan akan diukur 3 bulan sekali. Dengan demikian, pemantauan kualitas jalan tol menjadi lebih ketat.

    “Itu salah satu upaya, sesuai arahan Pak Menteri (Dody Hanggodo). ‘Isunya bumpy (jalan bergelombang) itu seperti apa?’ Ya, saya bilang, saya jelaskan nilai IRI-nya. Nah, nilainya karena nanti 3 bulan sekali, di draft permen,” ujarnya.

    Wilan mengatakan, saat ini PermenPU tersebut masih dalam bentuk draft. Ditargetkan aturan baru ini rampung pada akhir tahun 2025 ini atau awal tahun 2026 mendatang.

    SPM sendiri menjadi salah satu unsur penting dalam pertimbangan untuk persetujuan kenaikan tarif jalan tol. Meski demikian, Wilan memastikan pemerintah tetap memberi kesempatan bagi operator jalan tol untuk mengajukan kenaikan tarif setiap 2 tahun sekali.

    Adapun evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilaksanakan setiap 2 tahun sekali berdasarkan pada Undang-Undang (UU) No. 02 Tahun 2022. Perubahan bisa mengacu pada pengaruh lajur inflasi dan evaluasi terhadap pemenuhan SPM Jalan Tol.

    “Ada beberapa yang sudah ada jadwalnya (naik tahun 2025 ini). Ada jadwal 2 tahun, mereka mengusulkan, ya kewajiban kita mengecek SPM-nya, kalau haknya itu ya kita sesuaikan,” kata dia.

    (shc/hns)

  • Katanya Jakarta-Bandung Lewat Tol Japeksel Cuma 45 Menit, Ternyata…

    Katanya Jakarta-Bandung Lewat Tol Japeksel Cuma 45 Menit, Ternyata…

    Jakarta

    Klaim fantastis dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang menyebut perjalanan dari Jakarta ke Bandung via Tol Jakarta-Cikampek II Selatan (Japeksel) hanya butuh waktu 45 menit langsung ditanggapi oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo.

    Dody mengakui bahwa hadirnya tol Japeksel yang progresnya sudah mencapai 92,23% per November 2025 ini memang akan memangkas waktu tempuh. Namun, ia menampik klaim durasi 45 menit untuk rute full Jakarta-Bandung.

    Menurut perhitungan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, waktu tempuh 45 menit itu hanya berlaku dari Gerbang Tol (GT) Jatiasih sampai GT Sadang.

    “Itu lagi kita dalami sama-sama Waskita, kayaknya mestinya memangkas itu harusnya sih. Kayanya bukan (45 menit Jakarta-Bandung),” tegas Dody saat ditemui di Kantor Lemhanas Jakarta, Senin (17/11/2025).

    Tol Japeksel sepanjang 31,25 kilometer (km) ruas Bojongmangu-Sadang sendiri ditargetkan Waskita rampung pada pertengahan 2026. Proyek ini diharapkan bisa mengurai kepadatan lalu lintas di jalur Jakarta-Cikampek eksisting dan menjadi jalur alternatif menuju Jawa Barat bagian selatan, termasuk destinasi di Bandung dan sekitarnya.

    Ia mengatakan saat ini BPJT dan Waskita sedang melakukan pembahasan terkait dengan kepastian waktu tempuh dengan adanya tol tersebut. Adapun menurut perhitungan BPJT Kementerian PU, waktu tempuh 45 menit tersebut hanya dari Gerbang Tol (GT) Jatiasih sampai GT Sadang.

    Sebagai informasi, PT Waskita Karya (Persero) Tbk terus mempercepat pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan (Japeksel) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Realisasi proyek sepanjang 31,25 kilometer (km) tersebut kini telah mencapai 92,23% per November 2025.

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menyatakan, Perseroan tengah mengerjakan tol Japeksel ruas Bojongmangu-Sadang. Ditargetkan, jalan yang menghubungkan Jakarta dengan Jawa Barat bagian selatan ini selesai pada pertengahan 2026.

    “Waskita Karya berkomitmen menyelesaikan proyek tersebut secara tepat waktu dan sesuai standar mutu. Perseroan pun menerapkan inovasi Building Information Modeling (BIM), guna membantu proses desain serta identifikasi masalah atau clash analysis,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (9/11/2025).

    Tol Japeksel, sambung dia, sangat dinantikan masyarakat karena memiliki sejumlah manfaat. Salah satunya mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur Jakarta-Cikampek, sehingga perjalanan menjadi lebih lancar dan efisien.

    “Tol tersebut menjadi jalan alternatif bagi pengendara, sekaligus memudahkan akses ke berbagai wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Maka, dapat memperbaiki konektivitas antarwilayah yang semakin berkembang di area Jakarta serta Jawa Barat,” tutur Ermy.

    “Keberadaan Tol Japeksel turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya pada bidang pariwisata. Melalui jalan ini, wisatawan akan semakin mudah merasakan destinasi kuliner dan budaya di Bandung, wisata alam di Lembang maupun di Ciwidey,” jelas dia.

    (riar/rgr)

  • Banyak Tol Sepi, Pakar Infrastruktur Nilai Studi Kelayakan Pemerintah Terlalu Optimistis

    Banyak Tol Sepi, Pakar Infrastruktur Nilai Studi Kelayakan Pemerintah Terlalu Optimistis

    JAKARTA – Meskipun telah beroperasi secara penuh, sejumlah ruas jalan tol di Indonesia menunjukkan volume lalu lintas yang minim. Para ahli di bidang infrastruktur menilai kondisi ini disebabkan oleh dua faktor krusial: mahalnya biaya tarif tol yang berlaku serta kurangnya keterhubungan infrastruktur tersebut dengan jaringan distribusi yang ada.

    Direktur Eksekutif Pusat Kajian Infrastruktur Strategis (PUKIS) MM Gibran Sesunan menyatakan persoalan utama rendahnya penggunaan tol justru terletak pada perencanaan yang dilakukan pemerintah.

    Menurut dia, studi kelayakan (feasibility study) yang menjadi dasar pembangunan tol selama ini terlalu optimistis dan tidak realistis terhadap kondisi ekonomi serta pola mobilitas masyarakat.

    “Optimisme yang berlebihan membuat proyeksi lalu lintas dalam studi kelayakan tidak sesuai dengan kenyataan. Akibatnya, banyak proyek yang akhirnya merugi dan sulit memenuhi standar pelayanan minimum,” ujar dia dari ANTARA, Sabtu, 8 November.

    Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa terdapat 21 ruas jalan tol di Indonesia dengan tingkat trafik di bawah 50 persen dari asumsi yang tercantum dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Data tersebut merujuk pada realisasi tahun 2024.

    Gibran Sesunan menambahkan mahalnya tarif sebagai faktor penghambat utama meningkatkan jumlah pengguna jalan bebas hambatan tersebut. Sebagai contoh, tarif kendaraan golongan 1 di Jalan Tol Manado-Bitung mencapai Rp1.200 per kilometer untuk sekali melintas, angka yang dinilai memberatkan sektor logistik dan transportasi barang.

    Kondisi serupa terjadi di Bengkulu-Taba Penanjung, Krian-Legundi-Bunder-Manyar, Kanci-Pejagan dan sejumlah tol lainnya yang juga dilaporkan sepi pengguna.

    Beberapa contoh tol yang dibangun dengan orientasi logistik tersebut, katanya lagi, menunjukkan bahwa infrastruktur yang telah dihadirkan belum sepenuhnya memberikan nilai tambah untuk rantai pasok nasional.

    “Padahal, peningkatan akses logistik memiliki peran besar sebagai tulang punggung konektivitas ekonomi dan dapat mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi,” katanya pula.

    Potensi ruas tol eksisting yang belum maksimal, menurut dia, menunjukkan lemahnya koordinasi dan pengawasan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) di bawah Kementerian PU.

    Hingga kini, ujarnya pula, belum ada langkah konkret untuk menurunkan tarif atau meninjau ulang desain bisnis tol-tol yang gagal menarik pengguna.

    Padahal permasalahan rendahnya trafik pada 21 ruas jalan tol tersebut, dinilainya, berpotensi menjadi “bom waktu”, seperti kegagalan pengembalian investasi yang dapat menghambat pengembangan dan pembangunan proyek jalan tol baru di masa depan, hingga terhambatnya pertumbuhan ekonomi.

    Sementara itu, upaya Menteri PU yang menyebutkan tengah mendorong integrasi infrastruktur melalui pendekatan koridor logistik nasional, menurut dia, belum menyentuh akar masalah.

    Banyak tol baru dibangun tanpa koneksi memadai ke kawasan industri, pelabuhan, atau pusat ekonomi.

    “Tanpa integrasi wilayah dan kebijakan pentarifan yang berpihak pada pengguna, pembangunan tol hanya menjadi monumen beton,” ujar Gibran Sesunan.

    Dia menegaskan pemerintah perlu segera mengaudit BPJT dan meninjau ulang asumsi bisnis dalam proyek tol agar investasi triliunan rupiah benar-benar memberikan manfaat ekonomi, bukan sekadar menambah daftar panjang jalan tol yang sepi pengguna.